You are on page 1of 6

Khutbah Idul Fitri : MENJADI MUKMIN YANG MENGAGUMKAN

Oleh: Ust. Ahmad Yani

3 ‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬X

ُ‫ت َأ ْع َمالِنَا َم ْن يَ ْه ِد هللا‬ ِ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْينَ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُرهُ َونَتُوْ بُ ِإلَ ْي ِه َونَعُوْ ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو َسيَِّئا‬
ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬ َ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد‬ ِ ‫فَالَ ُم‬
ْ
‫ص ْي ُك ْم َونَف ِسي‬ ‫ُأ‬
ِ ْ‫ و‬: ِ‫اعبَا َد هللا‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ِ َ‫^ فَي‬:‫ اَ َّما بَ ْع ُد‬.‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى نَبِيِّنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى لِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ِإلَى يَوْ ِم ال ِّد ْي ِن‬ َّ ‫َوال‬
َّ ‫ يَآاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح‬:‫آن ْال َك ِري ِْم‬
َّ‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن اِال‬ ِ ْ‫ر‬ُ ‫ق‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ ِ ‫ف‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ع‬َ ‫ت‬
َ ُ َ ‫هللا‬ ‫ال‬ َ ‫ق‬ . َ‫ن‬ ‫ح‬
ْ‫ُو‬ ‫ل‬ ْ
‫ف‬ ُ ‫ت‬
ِ ْ َ ِِ ‫م‬ ُ
‫ك‬ َّ ‫ل‬ ‫ع‬َ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ت‬‫ع‬َ ‫ا‬َ ‫ط‬ َ ِ َ ‫بِتَ ْق‬
‫و‬ ‫هللا‬ ‫و‬
ُ
َ‫َوانت ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬ْ َ

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.


Jamaah Sekalian Rahimakumullah.

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kenikmatan
kepada kita dalam jumlah yang banyak, salah satunya adalah nikmat Iman dan Islam
sehingga bisa kita nikmati ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati dan ibadah shalat
Idul Fitri pada pagi ini. Semoga apa yang kita laksanakan selalu mendapat ridha dari
Allah Swt, amin.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada
keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.

Berakhirnya bulan Ramadhan kemarin sore membuat pada jiwa kita muncul dua perasaan
sekaligus yakni sedih dan gembira. Kita sedih karena Ramadhan terasa begitu cepat
berlalu, padahal belum banyak rasanya amal shalih yang seharusnya kita lakukan.
Sedangkan tahun depan belum tentu Ramadhan bisa kita masuki kembali, bukan karena
dia tidak akan datang lagi, tapi persoalannya belum tentu usia kita sampai pada
Ramadhan tahun yang akan datang.

Meskipun demikian kita juga gembira karena dengan ibadah Ramadhan yang kita
laksanakan, ada harapan besar yang bisa kita raih, yakni ampunan dosa dari Allah dan
dikembalikan kita seperti saat baru dilahirkan sehingga bukan hanya dosa terhapus, tapi
juga memiliki tauhid atau aqidah yang mantap.

Pada pagi ini, kita pun bertekad untuk memanfaatkan sisa waktu dalam kehidupan ini
untuk meningkatkan ketaqwaan dan pengabdian kepada Allah Swt, hari ini 1 Syawal
yang artinya peningkatan merupakan start atau saat memulai kembali langkah-langkah
peningkatan itu.

Sejak merdeka hingga hari ini, bangsa kita selalu dihantui oleh berbagai persoalan. Satu
masalah belum selesai diatasi sudah muncul masalah baru yang lebih banyak dan lebih
berat mengatasinya. Berbagai bangsa di dunia juga mengalami begitu banyak masalah,
baik negara kecil maupun negara besar, bahkan negara miskin maupun negara kaya.

1
Berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir hingga badai
serta Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) diakui bahkan dirasakan sebagai
persoalan amat berat dari sisi ekonomi, orang yang miskin menjadi bertambah miskin dan
orang yang semula tidak tergolong miskin bisa jadi akan terasa menjadi orang miskin.

Kemiskinan yang semakin besar dikhawatirkan akan menimbulkan masalah-masalah


baru, termasuk penurunan kualitas iman yang tercermin dalam bentuk munculnya
kepribadian dengan akhlaq yang rendah dan kekhawatiran ini sudah mulai kita rasakan.
Di samping itu, di antara kita juga masih banyak orang yang mampu dan berkecukupan,
ini pun tidak boleh membuatnya menjadi orang yang hanya mementingkan diri sendiri
dan melupakan orang lain.

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.


Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah.

Ibadah Ramadhan yang baru saja kita lewati pada hakikatnya adalah tarbiyah untuk
imaniyah (pembinaan iman) agar keimanan itu menjelma menjadi ketaqwaan kepada
Allah Swt, karenanya ibadah Ramadhan khususnya ibadah puasa diwajibkan kepada
mereka yang beriman sebagaimana firman-Nya:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ن‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫يَآَأيُّهَا الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).

Di dalam Al-Qur�an, Allah Swt menyebut dan memuji umat Islam yang telah beriman
kepada-Nya sebagai umat yang terbaik. Namun yang perlu kita renungi lagi adalah
apakah sudah sesuai antara sebutan terhadap kita dengan kenyataan sehari-hari. Rasanya
masih terjadi kesenjangan yang sangat tajam antara idealita seorang mukmin dengan
realitanya.

Di samping itu, di dalam hadits, Rasulullah Saw juga memuji umat yang beriman kepada
Allah Swt sebagai orang yang mengagumkan atau menakjubkan.
Oleh karena itu, kita pun harus merenungi lagi, apakah sebutan dari Rasul yang mulia itu
telah nampak dalam kepribadian kita sehari-hari. Menjadi seorang mukmin merupakan
sebuah pilihan yang tepat, persoalannya adalah bagaimana agar kita dapat menunjukkan
kepribadian diri kita yang mengagumkan.

Ibadah Ramadhan yang baru kita lalui sebenarnya mendidik kita untuk menjadi mukmin
yang mengagumkan itu. Lebih lanjut Rasulullah Saw menyebutkan ciri-ciri mukmin yang
mengagumkan sehingga hal ini harus kita miliki, beliau bersabda:

ُ‫ك َِأل َح ٍد ِإالَّ لِ ْل ُمْؤ ِم ِن ِإ ْن َأصاَبَ ْتهُ َسرَّا ُء َش َك َر َو َكانَ خَ ْيرًا لَهُ َواِ ْن َأصاَبَ ْته‬ َ ‫ِإن َأ ْم َرهُ ُكلَّهُ لَهُ َخ ْي ٌر َولَي‬
َ ِ‫ْس َذال‬ َّ ‫َع َجبًا َِأل ْم ِر ْال ُمْؤ ِم ِن‬
ُ‫صبَ َر فَ َكانَ خَ ْيرًا لَه‬َ ‫ضرَّا ُء‬ َ

2
Menakjubkan urusan orang beriman, sesungguhnya semua urusannya baik baginya dan
tidak ada yang demikian itu bagi seseorang selain bagi seorang mu�min. Kalau ia
memperoleh kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya. Kalau ia tertimpa kesusahan,
ia sabar dan itu baik baginya (HR. Ahmad dan Muslim).

Dari hadits di atas, ada tiga sifat yang harus kita miliki agar pribadi kita sebagai mukmin
bisa menjadi pribadi yang mengagumkan, dan situasi serta kondisi sekarang amat
menuntut lahirnya pribadi-pribadi seperti ini.

Pertama, Berorientasi Pada Kebaikan. Pada dasarnya, setiap manusia senang pada
kebaikan dan mereka pun telah mengenalnya, karenanya Al-Qur�an menyebutkan satu
istilah untuk kebaikan yang disebut dengan ma�ruf.

Namun meskipun manusia sudah mengetahui tentang kebaikan, ternyata mereka masih
belum mau juga berbuat baik, karenanya harus ada upaya memerintah manusia untuk
melakukan kebaikan, inilah yang disebut dengan amar ma�ruf.

Manakala manusia telah menjadi mukmin yang sejati, maka manusia akan sangat senang
melakukan kebaikan, dia akan memberi kontribusi dalam kebaikan bahkan berlomba-
lomba dalam kebaikan dan selalu ingin menjadi yang terbaik, ini semua disadari karena
hidup di dunia hanyalah salah satu fase kehidupan, sedangkan fase akhirnya adalah
kehidupan akhirat, Allah Swt berfirman:

ِ ‫ت َأ ْينَ َماتَ ُكوْ نُوْ ا يَْأ‬


‫ت بِ ُك ُم هللاُ َج ِم ْيعًا ِإ َّن هللاَ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬ ِ ‫َولِ ُك ٍّل ِّوجْ هَةٌ هُ َو ُم َولِّ ْيهَا فَا ْستَبِقُوا ْال َخ ْي َرا‬

Dan tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat kebaikan). Dimana saja kamu berada, pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha
kuasa atas segala sesuatu (QS 2:148).

Manakala seorang mukmin telah berorientasi pada kebaikan, maka seluruh aktivitas yang
dijalaninya tidak akan mengandung kesia-siaan, semua memberi manfaat, baik bagi
dirinya, keluarga maupun orang lain, bahkan bermanfaat bagi alam semesta, mukmin
seperti inilah yang akan memperoleh banyak keberuntungan dalam hidupnya di dunia
maupun di akhirat, Allah Swt berfirman:

َ ‫ الَّ ِذ ْينَ هُ ْم فِى‬. َ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُوْ ن‬


ِ ‫صالَ تِ ِه ْم خَا ِشعُوْ نَ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم ع َِن اللَّ ْغ ِو ُمع‬
َ‫ْرضُوْ ن‬

Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang


khusyu dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna (QS 23:1-3).

Allahu Akbar 3X Walillaahilhamdu.


Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ciri kedua dari mukmin yang mengagumkan adalah selalu Bersyukur Atas Kesenangan

3
yang diperolehnya. Bersyukur kepada Allah Swt atas kesenangan, kebahagiaan dan
kenikmatan yang diperoleh merupakan sikap yang sangat mulia.

Hal ini karena dengan begitu, seorang mukmin menyadari bahwa segala kenikmatan
merupakan anugerah atau pemberian dari Allah Swt. Manusia memang seharusnya
menyadari bahwa usaha yang dilakukannya sebenarnya tidak seberapa besar, tapi Allah
Swt memberikan balasan dengan balasan yang besar.

Sifat seorang mukmin yang menunjukkan rasa syukur atas segala kenikmatan itu
menunjukkan bahwa ia tidak akan lupa diri bila kenikmatan diperolehnya dalam
kehidupan ini.

Cara bersyukur yang ditunjukkan oleh seorang mukmin adalah. Pertama, bersyukur
dengan hati, yakni mengakui bahwa kenikmatan yang diperolehnya berasal dari Allah
Swt, apa yang dilakukannya hanyalah sebab untuk mendapatkan kenikmatan yang
banyak.

Kedua, bersyukur dengan lisan, yakni mengucapkan hamdalah atas segala kenikmatan
yang telah diperoleh, karenanya hamdalah itu diucapkan seorang mukmin yang
mengagumkan saat sesudah makan, bangun tidur hingga buang air besar, karena semua
itu merupakan kenikmatan.

Ketiga, bersyukur dengan amal, yakni apapun yang dilakukannya merupakan wujud dari
rasa syukurnya sehingga amal itu dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah
Swt.

Dengan menunjukkan rasa syukur itulah, kenikmatan yang diperoleh seorang mukmin
akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sehingga kenikmatan itu tidak hanya
dirasakan oleh diri dan keluarganya, tapi juga oleh orang lain sehingga kenikmatan itu
bertambah banyak, baik dari segi jumlahnya atau paling tidak rasanya, Allah Swt
berfirman:

‫لَِئ ْن َشكَرْ تُ ْم ََأل ِز ْي َدنَّ ُك ْم َو لَِئ ْن َكفَرْ تُ ْم ِإ َّن َع َذابِى لَ َش ِد ْي ٌد‬


Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS 14:7).

Ketiga yang merupakan ciri mukmin yang mengagumkan adalah Bersabar Atas
Kesusahan. Sabar atas segala musibah atau kesusahan yang menimpa merupakan ciri
yang melekat pada pribadi orang yang beriman, karenanya seorang mukmin itu menjadi
manusia yang mengagumkan.

Kesabaran seorang mukmin dalam menghadapi kesusahan membuatnya menjadi tidak


mudah berputus asa, sesulit apapun keadaan yang menimpa dirinya, dia tetap optimis
akan ada hari esok yang lebih baik, baginya yang penting adalah berusaha dan bertawakal
kepada Allah Swt.

4
Orang yang berputus asa bukan hanya menjadi apatis, tidak memiliki semangat hidup
hingga bunuh diri, tapi juga orang yang menghalalkan segala cara dalam meraih sesuatu,
karena ia merasa menggunakan cara yang wajar untuk mendapatkan sesuatu hanya akan
memperpanjang kesusahan.

Berbagai kasus dalam kehidupan masyarakat dan bangsa kita menunjukkan bahwa
kesabaran telah hilang dari kepribadian kita. Karena itu, dalam kehidupan ini kesabaran
merupakan sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan dan kebaikan hidup yang kita
jalani. Kesabaran akan membawa kegembiraan dalam kehidupan di dunia maupun di
akhirat, Allah Swt berfirman:

ِ ُ‫ص ِّمنَ اَْأل ْم َوا ِل َواَْأل ْنف‬


ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
َ‫ت َوبَ ِّش ِر الصَّابِ ِر ْين‬ ِ ْ‫ف َو ْالجُو‬
ٍ ‫ع َونَ ْق‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْى ٍء ِّمنَ ْال َخو‬

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar (QS 2:155).

Dari uraian di atas, bisa kita ambil sebuah pelajaran bahwa bagi seorang mukmin,
kesenangan dan kesengsaraan hidup merupakan ujian dari Allah Swt, senang tidak akan
membuatnya menjadi lupa diri dan susah tidak akan membuatnya menjadi putus asa, ini
merupakan bekal yang amat penting untuk kembali kepada Allah Swt sebagaimana
firman-Nya:

َ‫ت َونَ ْبلُوْ ُك ْم بِال َّشرِّ َو ْالخَ ي ِْر فِ ْتنَةً َوِإلَ ْينَا تُرْ َجعُوْ ن‬
ِ ْ‫س َذآِئقَةُ ْال َمو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬

Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada
Kamilah kamu dikembalikan (QS 21:35).
***

Akhirnya marilah kita tutup shalat dan khutbah Id kita hari ini dengan sama-sama berdoa:

‫ك َخ ْي ُر ْالغَافِ ِر ْينَ َوارْ َح ْمنَا فَاِنَّكَ خَ ْي ُر‬


َ َّ‫ك َخ ْي ُر ْالفَاتِ ِح ْينَ َوا ْغفِرْ لَنَا فَاِن‬َ َّ‫ص ِر ْينَ َوا ْفتَحْ لَنَا فَاِن‬ َ َّ‫اَللَّهُ َّم ا ْنصُرْ نَا فَاِن‬
ِ ‫ك َخ ْي ُر النَّا‬
َ ْ َّ َ ْ ْ
َ‫َّازقِ ْينَ َواه ِدنَا َونَ ِّجنَا ِمنَ القوْ ِم الظالِ ِم ْينَ َوالكافِ ِر ْين‬ ِ ‫ك َخ ْي ُر الر‬ َّ َ ْ ُ
َ ‫الرَّا ِح ِم ْينَ َوارْ زقنَا فاِن‬.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi


pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi
ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.
Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rezki. Tunjukilah
kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

‫اَللَّهُ َّم َأصْ لِحْ لَنَا ِد ْينَنا َ الَّ ِذى ه َُو ِعصْ َمةُ َأ ْم ِرنَا َوَأصْ لِحْ لَنَا ُد ْنيَانَ الَّتِى فِ ْيهَا َم َعا ُشنَا َوَأصْ لِحْ لَنَا آ ِخ َرتَنَا الَّتِى فِ ْيهَا َم َعا ُدنَا‬
ٍّ‫َواجْ َع ِل ْال َحيَاةَ ِزيَا َدةً لَنَا فِى ُك ِّل خَ ي ٍْر َواجْ َع ِل ْال َموْ تَ َرا َحةً لَنَا ِم ْن ُك ِّل شر‬

5
Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan
kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbaikilah
akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai
tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan
bagi kami dari segala kejahatan.

‫ك َما تُبَلِّ ُغنَابِ ِه َجنَّتَكَ َو ِمنَ ْاليَقِي ِْن َماتُهَ ِّونُ بِ ِه َعلَ ْينَا‬
َ ِ‫طا َعت‬ َ ‫ك َو ِم ْن‬ ِ ‫ك َماتَحُوْ ُل بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ َم ْع‬
َ ِ‫صيَت‬ َ ِ‫اَللَّهُ َّم ا ْق ِس ْم لَنَا ِم ْن خَ ْشيَت‬
َ‫ث ِمنَّا َواجْ َع ْلهُ ثَْأ َرنَا َعلَى َم ْن عَاداَنَا َوال‬ َ ‫ار‬ ِ ‫ارنَا َوقُ َّوتِنَا َما َأحْ يَ ْيتَنَا َواجْ َع ْلهُ ْال َو‬
ِ ‫ص‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم َمتِّ ْعنَا بَِأ ْس َما ِعنَا َوَأ ْب‬.‫ب ال ُّد ْنيَا‬
َ ‫صاِئ‬
َ ‫َم‬
ْ ِّ ْ ْ ‫َأ‬
‫َاوالَ تَجْ َع ِل ال ُّد ْنيَا كبَ َر هَ ِّمنَا َوالَ َم ْبلَ َغ ِعل ِمنَا َوالَ تُ َسلط َعلَ ْينَا َم ْن الَ يَرْ َح ُمنَا‬ َ ‫ص ْيبَتَنَا فِى ِد ْينِن‬ِ ‫تَجْ َعلْ ُم‬

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami
dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang
mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan
menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan
kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selama kami
masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah
atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita
kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-
orang yang tidak mengasihi kami.

ِ ‫ت اََألحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َواَأل ْم َوا‬


َ َّ‫ت ِان‬
ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َوا‬
‫ت‬ ِ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
ِ ‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik
yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.

‫ار‬ َ ‫ربَّنَا اَتِنَا فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى اَأل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬.
ِ َّ‫اب الن‬ َ

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang
baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

You might also like