You are on page 1of 19

MAKALAH

ECHINODERMATA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
“ZOOLOGI INVERTEBRATA”
Dosen Pengampu : Tika Mayang Sari, M.Pd

Disusun :
Kelompok 4
Abel Lavanie Revita Putri 2201080001
Era Fauzira 2201080012
Novi Antika 2201080027

Kelas : A

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga, kami berhasil menyelesaikan makalah yang
berjudul “ECHINODERMATA” terselesaikannya dalam penyusunan makalah ini
merupakan berkat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini
penyusun menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Tika Mayang Sari, M.Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Zoologi Invertebrata
yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga, kami termotivasi untuk
menyelesaikan makalah ini.

2. Secara khusus Penyusun juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta, yang
telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Dan kami
menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Metro, 07 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Echinodermata.........................................................................3
B. Struktur Tubuh Echinodermata.................................................................4
C. Ciri-ciri Echinodermata.............................................................................4
D. Morfologi dan Fisiologi Echinodermata...................................................4
E. Cara Hidup dan Habitat Echinodermata....................................................5
F. Sistem Pencernaan Echinodermata............................................................5
G. Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata.......................................6
H. Sistem Peredaran Darah Echinodermata...................................................6
I. Sistem Reproduksi Echinodermata............................................................6
J. Sistem Saraf Echinodermata......................................................................7
K. Sistem Gerak Echinodermata....................................................................7
L. Sistem Pembuluh Air Echinodermata.......................................................7
M. Klasifikasi Echinodermata.........................................................................8
N. Peranan Echinodermata.............................................................................14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filum Echinodermata ( dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah
filum hewan laut yang mencakup bintang laut. Echinodermata adalah filum hewan
terbesar yang tidak memiliki anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-
hewan ini juga mudah dikenali dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri
radial, khususnya simetri radial pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif,
Echinodermata adalah filum yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di
dalamnya tercakupVertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder.
Larva bintang laut misalnya, masih menunjukkan keserupaan yang cukup besar
dengan larva Hemichordata.
Banyak di antara anggotanya yang berperan besar dalam ekosistem laut,
terutama ekosistem litoral pantai berbatu, terumbu karang, perairan dangkal, dan
palung laut. Spesies bintang laut Pisaster ochraceus misalnya, menjadi predator
utama di ekosistem pantai berbatu di pesisir barat Amerika Utara, spesifiknya
mengendalikan populasi tiram biru (Mytilus edulis) sehingga spesies yang lain dapat
menghuni pantai tersebut dan bivalvia tersebut tidak mendominansi secara berlebihan.
Contoh lain adalah Acanthaster planci yang memakan polip karang di perairan Indo-
Pasifik. Kendati sering dianggap desktruktif, ada beberapa teori yang mengatakan
bahwa A. planci sebenarnya adalah predator yang penting untuk ekosistem terumbu
karang, sehingga terjadi rekruitmen karang baru yang menggantikan koloni-koloni
tua, juga mengurangi tekanan kompetisi antara satu spesies karang dengan yang lain.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Echinodermata?
2. Bagaimana struktur tubuh Echinodermata?
3. Bagaimana ciri-ciri Echinodermata?
4. Bagaimana morfologi dan fisiologi Echinodermata?
5. Bagaimana cara hidup dan habitat Echinodermata?
6. Bagaimana sistem pencernaan Echinodermata?
7. Bagaimana sistem pernafasan dan ekskresi Echinodermata?
8. Bagaimana sistem peredaran darah Echinodermata?
9. Bagaimana sistem reproduksi Echinodermata?
10. Bagaiana sistem saraf Echinodermata?
11. Bagaimana sistem gerak Echinodermata?
12. Bagaimana sistem pembuluh darah Echinodermata?

iv
13. Bagaimana klasifikasi Echinodermata?
14. Bagaimana Peranan Echinodermata?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Echinodermata.
2. Untuk mengetahui struktur tubuh Echinodermata.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Echinodermata.
4. Untuk mengetahui morfologi dan fisiologi Echinodermata.
5. Untuk mengetahui cara hidup dan habitat Echinodermata.
6. Untuk mengetahui sistem pencernaan Echinodermata.
7. Untuk mengetahui sistem pernafasan dan ekskresi Echinodermata.
8. Untuk mengetahui sistem peredaran darah Echinodermata.
9. Untuk mengetahui sistem reproduksi Echinodermata.
10. Untuk mengetahui sistem saraf Echinodermata.
11. Untuk mengetahui sistem gerak Echnodermata.
12. Untuk mengetahui sistem pembuluh air pada Echinodermata.
13. Untuk mengetahui klasifikasi Echinodermata.
14. Untuk mengetahui peranan Echinodermata.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Echinodermata
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya
kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Hewan ini
memiliki kemampuan autotomi serta regenerasi bagian tubuh yang hilang, putus atau
rusak. Semua hewan yang termasuk dalam kelas ini bentuk tubuhnya radial simetris
dan kebanyakan mempunyai endoskeleton dari zat kapur dengan memiliki tonjolan
berupa duri. Echinodermata adalah hewan invertebrata yang memiliki duri pada
permukaan kulitnya. Filum Echinodermata terdiri atas 5 kelas, yaitu Asteroidea
(bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu babi), holothuroidea
(timun laut), dan Crinoidea (lili laut). Masing- masing dari kelas tersebut memiliki
peranan tersendiri terhadap ekologi laut.
Asteroidea (bintang laut) dan Ophiuroidea (bintang mengular) memiliki
peranan sebagai pelindung karang dari pertumbuhan alga yang berlebihan.
Holothuroidea dan Echinoidea memiliki peranan sebagai pendaur ulang nutrien.
Echinodermata disebut sebagai kunci ekologi yang berperan dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Hewan ini dapat dijumpai di perairan laut Indonesia
dengan jumlah berlimpah karena keberadaannya dipengaruhi oleh ekosistem terumbu
karang yang merupakan salah satu habitat bagi Echinodermata. Selain pada ekosistem
terumbu karang. hewan ini juga dapat ditemukan pada zona pertumbuhan alga,
padang lamun dan zona tubir.
Walaupun terlihat primitif, Echinodermata diketahui berkerabat dekat dengan
filum chordate yang didalamnya tercakup Subfilum vertebrata, dengan simetri
radialnya berevolusi secara sekunder. Larva Bintang Laut misalnya menunjukan
kesamaan yang cukup besar dengan larva hemichordata.
Pada Echinodermata dewasa memiliki bagian tubuh berbentuk simteri radial
yaitu bagian tubuh yang mendistribusikan dalam susunan melingkar disekitar poros
tengah. Sedangkan pada bagian larvanya memiliki tubuh yang simeteri bilateral yaitu
bagian tubuh yang satu berdampingan dengan bagian tubuh yang lain dan jika ditarik
garis dari depan ke belakang terlihat bagian tubuh sama antara kiri dan kanan. Larva
Echinodermata merupakan hewan mikroskopis transparan, bersilia dan umumnya
berenang bebas di laut.

Gambar: Phylum Echinodermata

vi
Sumber: Heru triyanda (2012)
B. Struktur Tubuh Echinodermata
Echinodermata memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima
lengan berbentuk seperti jari dan organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima.
Pada umumnya hewan ini bertubuh kasar karena terdapat tonjolan kerangka dan duri
di tubunya. Untuk bentuk tubuh Echinodermata ini pada umumnya seperti bintang
bulat, pipih, bulat memanjang dan seperti tumbuhan. Sedangakan pada bagian
tubuhnya oral (yang memiliki mulut) dan aboral (tidak memiliki mulut ). Pada
permukaan tubuh Echinodermata umumnya berduri, baik pendek tumpul maupun
panjang berduri. Echinodermata tidak memiliki otak dan memiliki Ambulakral yang
berfungsi dalam mengatur pergerakan.

Gambar: Struktur Tubuh Echinodermata


Sumber: Edubio.info

C. Ciri-ciri Echinodermata
1. Tubuh Echinodermata terdiri atas 3 lapisan dan memiliki rongga tubuh atau
disebut dengan tripoblastik.
2. Memiliki bentuk tubuh yang simetri bilateral pada saat masih larva dan disaat
dewasa bentuk tubunya simteri radial.
3. Memiliki kulit tubuh yang terdiri atas zat kitin.
4. Bergerak dengan ambulakral yaitu kaki tabung dengan lubang-lubang kecil yang
berfungsi untuk menghisap.
5. Memiliki sistem pencernaan sempurna kecuali bintang laut yang tidak memiliki
anus.
6. Tidak memiliki sistem eksresi.
7. Perkembangbiakan secara seksual.
8. Pada permukaan tubuh terdiri atas tonjolan-tonjolan yang menyerupai duri.
9. Memiliki sistem tabung jaringan hidrolik.

D. Morfologi Dan Fisiologi Echinodermata


Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau
kelipatannya. Di samping itu, hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut

vii
sistem ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk
membuka mangsanya yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu
masih larva tubuhnya berbentuk simatris bilateral dan hidup sebagai plankton
kemudian bermetamorfosa menjadi simetris radial ketika dewasa, tidak berkepala,
tubuh tersusun dalam sumbu oval aboral.
Echinodermata tidak mempunyai sendi ataupun rangka untuk bergerak
(walaupun Echinodermata mempunyai rangka luar), melainkan bergerak
menggunakan sistem hidrolik saluran air (water vascular system) yang membantunya
dalam pergerakan. Sistem saluran air mempunyai banyak tonjolan-tonjolan yang
disebut sebagai kaki tabung (tube feet) pada bagian ventral lengan yang membantunya
dalam pergerakan dan makan. Tubuh tertutup epidermis tipis yang menyelubungi
rangka messodermal (rangka di dalam). Rangka terdiri atas ossicle atau pelat-pelat
kapur yang dapat digerakkan atau tidak.

E. Cara Hidup dan Habitat Echinodermata


Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah
kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya di dasar air laut, di daerah
pantai hingga laut dalam. Habitat Echinodermata dapat ditemui hampir semua
ekosistem laut. Namun ekosistem yang paling tinggi terdapat pada terumbu karang di
zona intertidal. Hal ini dipengaruhi oleh faktor fisik dan kimia pada masing-masing
daerah.
Sebagian besar anggota filum Echinodermata beradaptasi untuk hidup di atas
batuan dan substrat keras lainnya. Jenis Echinodermata yang hidup di daerah terumbu
karang berbeda dengan yang hidup di daerah berpasir, karena memiliki perbedaan
daya adaptasi pada habitat dan lingkungannya. Echinodermata yang hidup di terumbu
karang biasanya dihuni oleh berbagai bintang mengular seperti marga Ophiotrix,
Ophiocoma, bintang laut jenis Linkia laevigata dan beberapa jenis bulu babi serta lili
laut jenis Stephanometra indica. Sedangkan pada daerah berpasir banyak terdapat
jenis teripang, bintang laut jenis Archaster typicus dan Astropectens polychanthus dan
dolar pasir (Laganum laganum). Jenis tersebut beradaptasi dengan cara
membenamkan diri ke dalam pasir yang merupakan salah satu upaya menghindari
kondisi kekeringan dan sengatan matahari.

F. Sistem Pencernaan Echinodermata


Sistem pencernaan pada Echinodermata sudah sempurna. Sistem pencernaan
dimulai dari mulut yang berada di bagian ventral atau oral (menghadap ke bawah),
kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan
terakhir di anus. Pada sebagian Echinodermata lambung ini bercabang lima dan
masing-masing menuju ke arah lengan.
Anus terletak di bagian dorsal (permukaan aboral) dan pada sebagian hewan
Echinodermata tidak berfungsi sehingga bahan-bahan makanan yang tidak tercerna
dikeluarkan lagi melalui mulut. Makanan echinodermata beragam mulai dari kerang,
plankton, sampai organisme yang mati. Dengan ini bisa dikatakan sistem pencernaan
rata-rata hewan Echinodermata cukup berkembang.

viii
Gambar: Sistem Pencernaan Echinodermata
Sumber: materiipa.com

G. Sistem Pernafasan dan Ekskresi Echinodermata


Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae
(Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan
menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh
akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchide untuk
selanjutnya dilepas ke luar tubuh.

Gambar: Sistem Respirasi


Sumber: krisnasuryanti (2015)
H. Sistem Peredaran Darah Echinodermata
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati.
Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.

I. Sistem Reproduksi Echinodermata


Echinodermata bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara

ix
aseksual dengan pembelahan fisi, yaitu penyekatan dan pemisahan pisin pusat
(piringan kecil di pusat tubuh), kemudian masing-masing bagian tubuh yang
terpisahakan melakukan regenerasi menjadi individu yang lengkap. Kebanyakan
anggota filum Echinodermata dioceus, bersaluran reproduksi sederhana, fertilisasi
berlangsung eksternal dan hewan ini memiliki sistem digesti lengkap walaupun anus
tidak berfungsi. Reproduksi seksual anggota filum Echinodermata pada umumnya
melibatkan individu jantan dan betina yang terpisah (dioceus) dan membebaskan
gametnya ke dalam air.

J. Sistem Saraf Echinodermata


Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-
lengannya.

Gambar: Sistem Saraf Echinodermata


Sumber: materiipa.com

K. Sistem Gerak
Pada sebagian hewan dari filum Echinodermata bergerak dengan
menggunakan kaki ambulakral (kaki pembuluh). Gerakan pada kaki ambulakral dapat
terjadi akibat perbedaan tekanan air. Kaki ambulakral memiliki rongga dan
merupakan kelanjutan dari sistem pembuluh air yang berfungsi untuk bergerak atau
bahkan bernapas dan membuka cangkang mangsa buruannya.

L. Sistem Pembuluh Air


Sistem pembuluh air terdiri dari bagian-bagian berikut:
1. Madreporit, merupakan lempeng dorsal yang berlubang-lubang sebagai tempat
masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
2. Madreporikus (saluran batu), yaitu saluran penghubung antara madreporit dengan
saluran cincin.
3. Sirkomolaris (saluran cincin), merupakan saluran melingkar yang mengelilingi
mulut.
4. Saluran radialis, yaitu cabang dari saluran cincin yang menuju ke setiap lengan
dan berujung pada kaki.

x
5. Setiap kaki ambulakral (kaki tabung) berhubungan dengan gelembung otot yang
disebut ampula.
Pada sebagian hewan echinodermata yang pergerakannya tergantung pada kaki
ambulakral seperti bintang laut jika ampulanya berkontraksi, maka air akan tertekan
masuk kedalam kaki ambulakral, yang berakibat kaki ambulakral berubah menjulur
panjang, dan apabila bintang laut akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki
ambulakral di sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya sementara kaki lain
bebas. Selanjutnya ampula akan mengembang kembali dan air akan bergerak
berlawanan dengan arah masuk sehingga kaki ambulakral yang memegang benda tadi
memendek dan menyeret tubuh hewan ini kearahnya. Disamping kaki ambulakral
pergerakan bintang laut dalam air dibantu oleh lengan-lengannya.

M. Klasifikasi Echinodermata
1. Kelas Asteroidea

Gambar: Bintang Laut


Sumber: Rizka zakiya (2021)
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya,
yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut. Bintang
laut umumnya memiliki lima lengan, tetapi kadang-kadang lebih yang memanjang
dari suatu cakram pusul Permukaan bagian bawah lengan itu memiliki kaki tabung
yang dapat bertindak seperti cakram untuk menyedot.
Bintang laut mengkoordinasi kaki tabung tersebut untuk melekat di batuan dan
merangkak secara perlahan-lahan sementara kaki tabung tersebut memanjang.
mencengkeram. berkontraksi, melemas, memajang, kemudian mencengkeram
lagi. Bintang laut menggunakan kaki tabungnya untuk menjerat mangsanya seperti
remis dan tiram. Lengan bintang laut mengapit bivalvia yang menutup, kemudian
mengeluarkan lambungnya melalui mulut dan memasukkannya ke dalam celah
sempit bivalvia kemudian mengekresikan getah pencernaan dan mencema bivalvia
di dalam cangkangnya.

xi
Sesuai dengan namanya, maka tubuh berbentuk bintang dengan lima atau
bagian radial. Terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran pada permukaan kulit
tubuh baik oral maupun aboral dan pada sekitar dasar duri terdapat bentuk jepitan
pada ujungnya yang disebut pedicellaria. Pada salah satu bagian antara dua bagian
tubuh radial atau lengan terdapat lempeng saringan madereporit sebagai tempat
masuknya air dalam sistem vascular air atau ambulakral. Anus terdapat di tengah
bagian dorsal sedang mulut di bagian oral. Penyokong tubuh tersusun dari
lembaran kapur atau ossicullus.
Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang
termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebut Pediselaria. Fungsi
pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh
dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan
bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral
selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat
pada suatu dasar.
Sistem ambulakral Asteroidea terdiri dari Medreporit adalah lempengan
berpori pada permukaan cakram pusat dibagian dorsal tubuh. Saluran cincin
terdapat di rongga tubuh cakram pusat. Saluran radial merupakan cabang saluran
cincin ke setiap lenga. Kaki ambulakral merupakan juluran saluran radial yang
keluar. Asteroidea juga terdapat papilla derma yaitu penonjolan rongga tubuh
yang berguna untuk pertukaran gas. Asteroidea dapat beregenerasi jika tangannya
patah, contoh Allostichaster polyplax dan Coscinasterias calamaria.
Beberapa spesies asteroidea dari tangan yang patah dapat membentuk individu
yang baru, contoh Linkia multifora dan Echinaster luzonicus Asteroidea berdifat
dioecius dengan fertilisasi eksternal. Biasanya terdapat 10 gonad (2 dalam 1
tangan). Perkembangan tubuhnya mengalami dua tahap larva, yaitu bilpinaria
(tahap larva pertama) dan brachiola Kemampuan bintang luat untuk beradaptasi
dengan salinitasi ditunjukkan oleh beberapa spesies, misalnya Asterias rubens
hanya tahan terhadap salinitas rendah, sedangkan luidia clathrata mempunyai
toleransi tertentu terhadap salinitas di alam, hewan ini hidup pada salinitas sekitar
27%.

xii
2. Kelas Ophiuroidea

Gambar: Bintang ular (Ophiothrix)


Sumber: jenis.net
Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular
(Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio ular) berbentuk seperti
asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel Cakram pusatnya kecil
dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berdun tumpul.
Ophiuroidea tidak memiliki pediselania Cakram pusat berbatasan dengan lengan
lengannya. Bintang ular merupakan echinodermata yang paling aktif dan paling
cepat gerakannya. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi eksternal, mengalami tahap
larva yang disebut pluteus. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi. Beberapa
spesies ophiuroidea merupakan hewan pemakan suspensi, dan yang lain adalah
predator atau pemakan bangkai.
Bintang mengular memiliki cakram tengah yang jelas terlihat dari lengannya
yang panjang sehingga memudahkannya bergerak. Kaki tabung (kaki ambulakral)
tidak memiliki alat isap dan bintang mengular bergerak dengan mencambukkan
lengannya. Hidup di perairan dangkal dan dalam, bersembunyi di bawah batuan
atau rumput laut, mengubur diri di pasir, aktif di malam hari.
Bintang ular mempunyai tubuh seperti bola cakram kecil dengan lima lengan
panjang. Di bagian seperti lateral terdapat duri, sedangkan bagian dorsal serta
ventral tidak terdapat duri. Bagian dalam dari ruas sebagian besar terisi ossicula
yang silindris sehingga memungkinkan lengan dapat di bengkokkan. Pada lengan
juga terdapat kaki ambulakral kecil yang sering disebut sebagai teritakel yang
terletak secara ventro lateral dengan alat hisap atau ampullac yang beralat sensoris
dan juga membantu pernafasan yang memungkinkan makanan dapat masuk ke
mulut.
Mulut terletak di pusat tubuh yang dikelilingi lima kelompok lempeng kapur
dan tidak memiliki anus. Madreporit terletak di daerah permukaan dekat mulut.
Bersifat biseksual dan fertilisasi terjadi di luar dengan larva bersilia. Bintang ular
yang hidup di daerah tropis pada umumnya hidup pada perairan dengan suhu
antara 27-300 C, namun daya tahan terhadap suhu ini tergantung kedudukan
geografis dan ke dalaman.

xiii
3. Kelas Echinoidea

Gambar: Bulu babi (Diademna saxatile)


Sumber: Rizka zakiya (2021)
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan. Echinoidea yang
berbentuk bola misalnya bulu babi (Diademna saxatile) dan landak laut (Arabcia
punctulata), Hidup pada batuan atau lumpur di tepi pantai atau dasar perairan.
Makanannya adalah rumput laut, hewan yang telah mati, biasanya nocturnal.
Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang.
Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang
disebut lentera aristoteles. Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling
makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme. Echinoidea yang
bertubuh pipih misalnya dolar pasit (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral
tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh
duri yang halus dan rapat. Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan
melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di
sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
Hewan-hewan yang masuk kelas Echinoidea berbentuk bundar, tidak
berlengan, tetapi memiliki duri-duri yang dapat digerakkan. Pada umumnya
Landak Laut memiliki jarohan atau viscera yang tersimpan dalam cangkok. Bulu
babi memiliki lima jalur kaki ambulakral yang terselang oleh daerah
interambulakral yang agak lebar tanpa kaki. Beberapa jenis Echinoidea memiliki
kelenjar racun. Di antara dun- duri terdapat pedicellaria yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dan tuntuk menangkap makanan kecil. Anus terletak di pusat
tubuh pada permukaan aboral. Sedangkan mulut yang dilengkapi oleh lima buah
gigi terletak di daerah oral dan madreporit terletak di daerah aboral.
Pada landak laut terdapat sebuah pembuluh sirkular, lima buah pembuluh
tabung telapak dengan ampula. Terdapat cincin saraf dengan lima buah cabang
dan sebuah pleksus saraf. Jenis kelamin terpisah, fertilisasi terjadi di dalam air.
Larva yang terbentuk bersimetri bilateral, berenang bebas dan disebut larva
pluteus. Batas toleransi salinitas kelompok bulu babi penghuni laut sejati antara
30-34 %. Reproduksi echinoidea dengan fertilisasi eksternal dan bersifat
hermafrodit. Telur echinoidea yang menetas akan berkembang menjadi larva yang
xiv
disebut larva echinoploteus. Melimpahnya jumlah landak laut menandakan
kondisi air yang tidak bagus.

4. Kelas Holothuroidea

Gambar: Ketimun Laut


Sumber: Rizka zakiya (2021)
Tubuh memanjang seperti ketimun. Kelompok hewan ini biasa disebut
teripang. Ada juga yang menyebut ketimun laut karena bentuknya. Mulut di ujung
yang satu dan anus di ujung yang lain. Ada kaki tabung di tiga bagian ventral yang
digunakan untuk berjalan dan mempunyai mangkuk penghisap seperti binyang
laut. Kaki tabung juga didapatkan di dua bagian dorsal, tetapi biasanya digunakan
untuk merasa dan pernapasan. Tak ada pediselari dan duri, tetapi mempunyai
tentakel berbentuk kaki tabung sekeliling mulut, serupa dengan hewan lain. Tubuh
seperti kulit dan dapat memanjang dan mengerut. Sebagian besar teripang
bernapas melalui pohon respirasi, sebuah alat bercabang terdiri dari banyak
tabung.
Mentimun laut mempunyai tubuh bulat memanjang dengan garis oral ke
aboml sebagai sumbu, tubuh terlipat oleh kulit yang mengandung ossicula yang
mikroskopis. Di bagian anterior mulut terdapat 10 -13 tentakel yang dapat di
jalurkan dan ditarik kembali. Holothuroidea meletakkan diri dengan bagian dorsal
di sebelah atas. Kaki ambulakral dapat berkontraksi dan berfungsi sebagai alat
respirasi.
Daerah ventral terdapat tiga daerah kaki ambulakral yang memiliki alat hisap,
yang berfungsi untuk bergerak dan tiga baris ada posisi dorsal dipakai untuk
bernafas. Madreporit terletak dalam coelom. Pada hewan ini terdapat suatu cincin
saraf dan saraf-saraf radier. Teripang cepat bereaksi terhadap rangsangan.
Biasanya jenis kelamin terpisah namun ada juga yang hermaprodit dengan larva
bersimetri bilateral.

xv
5. Kelas Crinoidea

Gambar: Lili Laut


Sumber: Rizka zakiya (2021)
Kelompok hewan ini dinamakan lili laut atau bintang bulu. Sebagian besar
dari mereka hidup di laut dalam dan beberapa jenis lagi mendiami laut dangkal,
seperti di terumbu karang. Ukurannya panjangnya tidak lebih dari 40 cm dan
berwarna mencolok. Tubuhnya terdiri dari cakram sentral dengan lima lengan
bermula dari cakram. Setiap lengan bercabang dua atau lebih. Setiap cabang
mempunyai ranting- ranting melintang disebut pinul (pinnule). Cakram sentral
bentuknya seperti mangkuk dengan mulut terletak di dasar. Hewan ini berbentuk
seperti tumbuhan. Habitatnya pada garis pantai sampai kedalaman 12000 kaki.
Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai.
Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak
bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah
Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus
benneffit dan Ptilometra australis.
Beberapa crinodea ada yang sesil dan ada yang berenang bebas. Sampai saat
ini di perkirakan terdapat 630 spesies crinoidea yang telah diketahui. Sebagian
crinoidea bersifat dioecious, tetapi ada yang monoecious. Crinoidea mengeluarkan
larva yang disebut doliolaria. Crinoidea dapat beregenerasi. Tangannya di
namakan pinula yang di tutupi oleh zat yang lengket untuk membantu menangkap
makanan. Jumlah tangnan (pinula) antara 5-200. Hewan kelas Crinoidea
mempunyai bentuk seperti bunga lili yang bisa hidup di dalam laut dengan ke
dalaman 3,648 m. Tubuh berbentuk seperti cangkir yang disebut calyx yang
tersusun dan lempengan kapur. Dari calyx itu tersembul lima lengan yang lentur
dengan tentakel yang pendek dimana masing-masing memiliki pinulle yang
banyak sekali sehingga seperti bulu burung yang terurai beberapa jenis Lili laut
memiliki stalk atau tangkai yang berfungsi untuk melekat pada dasar laut atau
substrat. Mulut terletak pada daerah oral. sedangkan anus pada daerah aboral.
Pada bagian oral terdapat lekukan ambulakral yang berisi tentakel seperti kaki

xvi
bulu, fertilisasi berlangsung secara internal, bahkan zigot berkembang di dalam
tubuh.

N. Peranan Echinodermata
Untuk peranan pada Echinodermata ada yang menguntungkan dan ada pula yang
merugikan sebagai berikut ini.
Peran Echinodermata Yang Menguntungkan :
1. Bulu babi dapat diambil gonadnya untuk dikonsumsi. Di Jepang memiliki
petemakan bulu babi yang luas, di wilayah Indonesia terdapat di Nusa Tenggara
Timur (NTT) dan Kendari.
2. Holothuria ( mentimun laut) diperdagangkan sebagai teripang kering atau kerupuk
teripang. Hongkong merupakan pusat perdagangan teripang dunia. Di negeri
China mentimun laut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan.
3. Echinodermata memakan bangkai-bangkai sehingga pantai menjadi bersih.

Peran Echinodermata Yang Merugikan:


1. Bintang laut sering memakan kerang mutiara di tempat budidaya kerang mutiara.
2. Achanbasther merupakan hama pada terumbu karang karena memakan polip
Coelenterata.

xvii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Echinodermata berasal dari bahasa Yunani Echinos artinya duri, derma artinya
kulit. Secara umum Echinodermata berarti hewan yang berkulit duri. Echinodermata
memiliki kulit keras yang tersusun dari zat kapur dengan lima lengan berbentuk
seperti jari dan organ-organ tubuh yang berjumlah/kelipatan lima. Ciri-ciri
Echinodermata, antara lain: tubuh tripoblastik, bentuk tubuh yang simetri bilateral
pada saat masih larva dan disaat dewasa bentuk tubunya simteri radial, memiliki kulit
tubuh yang terdiri atas zat kitin. Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.
Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Echinodermata
bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu
penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Sistem peredaran darah
Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Echinodermata bereproduksi
secara seksual dan aseksual. Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada
bagian lengan-lengannya. Pada sebagian hewan dari filum Echinodermata bergerak
dengan menggunakan kaki ambulakral (kaki pembuluh). Filum Echinodermata terdiri
atas 5 kelas, yaitu Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular),
Echinoidea (bulu babi), holothuroidea (timun laut), dan Crinoidea (lili laut). Untuk
peranan pada Echinodermata ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan.

B. Saran
Pada penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritikan
yang bersifat membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan
dimasa mendatang. Kami juga berharap semoga makalah ini bisa memberikan suatu
manfaat bagi kami penyusun dan para pembaca.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo. (1993). Zoologi Dasar. Erlangga : Jakarta.

Campbell, N. d. (2003). Biologi, Jakarta: Erlangga.

Dahuri. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut. Jakarta : Gramedia.

Jasin, M. (1992). Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata, Sinar Wijaya. Surabaya.

Kastawi. (n.d.). Zoologi avertebrata, Malang: UMPress.

Nybakken. (1992). Biologi laut suatu pendekatan biologis, Gramedia: Jakarta.

Rusyana, A. (n.d.). Zoologi Invertebrata. Alfabeta. Bandung.

Yusuf, K. (n.d.). Zoologi Avertebrata. Malang:FMIPA UM.

xix

You might also like