You are on page 1of 19

MAKALAH

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd

Oleh Kelompok 1:

Abel Lavanie Revita Putri 2201080001

Ajeng Rimadhani Ratri 2201081001

KELAS A

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas nikmat, taufik, dan karunia-Nya yang tiada
habisnya, sehingga memungkinkan penulis makalah Kepemimpinan Pendidikan
menyelesaikan penyusunannya. Makalah ini merupakan salah satu prasyarat yang
diperlukan untuk berhasil menyelesaikan tugas mata kuliah dengan dosen pengampu:
Dr. Ratu Vina Rohmatika, M.Pd. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Penulis menyadari bahwa karya
tulis ini mengandung beberapa kekurangan. Ini karena penulis memiliki informasi dan
keterampilan yang terbatas untuk menulis sebuah maka.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati akan mempertimbangkan setiap dan
semua komentar serta saran yang diberikan oleh audiens untuk memperbaiki isi
makalah. Sebagai penutup, saya sangat berharap makalah ini, yang tidak sempurna,
akan bermanfaat.

Metro, 10 September 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................3

C. Tujuan dan Manfaat............................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan...............................................................4

B. Gaya Kepemimpinan..........................................................................................6

C. Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional...............8

D. Peranan Kepala Sekolah...................................................................................10

E. Keterampilan Kepala Sekolah..........................................................................11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memegang peranan penting dalam majunya pertumbuhan
suatu bangsa. Pendidikan memainkan peran penting dalam membekali
generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk
menjadi individu yang cakap dan kompetitif dalam dunia kerja. Oleh karena
itu, kehadiran kepemimpinan yang kuat dan efisien sangat penting bagi
pengelolaan lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pendidikan mencakup kapasitas untuk mengarahkan
pelaksanaan inisiatif pendidikan dengan sukses dan efisien, sehingga
memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pemimpin
pendidikan dituntut untuk memiliki kapasitas untuk memberikan pengaruh,
menginspirasi, dan membimbing individu menuju upaya kolaboratif yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan.Kepemimpinan pendidikan
mempunyai arti penting karena alasan-alasan berikut:Kepemimpinan
pendidikan memegang peranan penting dalam aktualisasi visi dan misi
pendidikan. Visi dan misi pendidikan mencakup prinsip-prinsip dan tujuan
yang ingin dicapai oleh lembaga pendidikan. Kepemimpinan pendidikan yang
kokoh dan efisien mampu mewujudkan visi dan misi pendidikan.
Kepemimpinan dalam pendidikan adalah bagian yang sangat penting
untuk menjadikan sekolah lebih baik. Pemimpin pendidikan yang efektif dapat
mendukung tingkat pendidikan yang lebih tinggi melalui beberapa cara,
misalnya dengan membuat kurikulum baru, meningkatkan keterampilan guru,
dan melakukan perbaikan pada gedung dan infrastruktur sekolah.
Kepemimpinan pendidikan merupakan bagian penting dalam menjadikan
sekolah sebagai tempat yang baik untuk belajar. Lingkungan belajar yang baik
akan memudahkan pengajaran dan pembelajaran serta membantu siswa
mencapai tujuan pendidikannya. 1 Pemimpin pendidikan yang efektif mampu

Husaini Usman, Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan


1

Pendidikan: Teori Dan Praktik (Bumi Aksara, 2021).

1
menciptakan lingkungan belajar terbaik dengan melakukan hal-hal seperti
menciptakan lingkungan kerja yang positif, memotivasi siswa, dan mendorong
kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Meskipun
kepemimpinan sekolah merupakan sebuah konsep penting, ada sejumlah
masalah yang terus muncul. Permasalahan yang sudah ada terkait dengan
buruknya kepemimpinan sekolah. Namun, jelas bahwa sebagian besar
pemimpin sekolah tidak memiliki keterampilan, karakter, dan pengetahuan
yang setara.
Terdapat kekurangan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Kepemimpinan pendidikan mencakup peran kolektif yang dimiliki bersama
oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah, anggota
masyarakat, dan sektor korporasi. Namun demikian, terdapat lembaga-
lembaga tertentu yang belum memberikan bantuan yang paling efektif kepada
kepemimpinan pendidikan, untuk menjaga relevansi Islam di tengah
perubahan zaman.
Beberapa negara telah melakukan inisiatif untuk meremajakan sistem
pendidikan mereka sebagai respons terhadap kesulitan yang ditimbulkan oleh
globalisasi, yang ditandai dengan persaingan global yang intens dan sengit.
Proses revitalisasi ini mencakup pergeseran paradigma kepemimpinan
pendidikan, khususnya struktur komando-hirarki hubungan atasan-bawahan.
Pergeseran ini memerlukan transisi menuju model kemitraan kolaboratif.
Dalam struktur komando yang hierarkis, terdapat kecenderungan bawahan
diposisikan sebagai individu yang memiliki kekuasaan dan keagenan terbatas.
Pemanfaatan paksaan dan pragmatik mewakili sikap dan perilaku umum
yang umumnya dikaitkan dengan kepemimpinan komando-birokrasi-hierarki.
Sayangnya, pendekatan-pendekatan ini pada akhirnya memberikan hasil yang
merugikan dengan menghambat pengembangan pola pikir inventif dan kreatif
di kalangan bawahan. Ketika memenuhi tanggung jawabnya, individu sering
kali menunjukkan perilaku apriori, hanya mengandalkan arahan dari
atasannya. Mengingat keadaan ini, pada akhirnya, mencapai kinerja luar biasa
akan menjadi sebuah tantangan. Menyadari pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, maka penting untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan

2
kepemimpinan pendidikan yang memiliki kapasitas untuk memberdayakan
mereka yang berada pada posisi inferior.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditarik rumusan masalahnya,
yakni:
1. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Pendidikan?
2. Bagaimana yang dimaksud dengan Gaya Kepemimpinan?
3. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Tranformasional?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan Transaksional?
5. Bagaimana Peran Kepala Sekolah?
6. Bagaimana Keterampilan Kepala Sekolah?

C. Tujuan dan Manfaat


Berikut adalah beberapa poin tujuan dan manfaat yang terkait dengan
rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya:

a. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Gaya
Kepemimpinan.
3. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Tranformasional.
4. Untuk mengetahui bagaimana yang dimaksud dengan Kepemimpinan
Transaksional.
5. Untuk mengetahui bagaimana Peran Kepala Sekolah.
6. Untuk mengetahui bagaimana Ketrampilan Kepala Sekolah.

b. Manfaat
Meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi dalam
kepemimpinan pendidikan dan menawarkan solusi untuk mengatasi
tantangan dalam kepemimpinan pendidikan.

3
BAB II
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Kepemimpinan Pendidikan


1. Definisi Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan adalah kapasitas yang dimiliki oleh individu untuk
memberikan pengaruh pada orang lain, memotivasi mereka untuk
berkolaborasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan. Konseptualisasi alternatif kepemimpinan berkaitan dengan
kapasitas dan kesiapan individu untuk memberikan pengaruh,
memberikan bimbingan, dan melakukan kontrol atau administrasi
terhadap orang lain, sehingga memupuk motivasi intrinsik mereka
untuk mencapai tujuan bersama.2
Menurut Wiles (Burhanuddin), kepemimpinan mencakup berbagai
bentuk dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh seorang individu
untuk memastikan dan mencapai tujuan kolektif. Kendala-kendala ini
menyoroti gagasan bahwa kepemimpinan atau kegiatan memimpin
melibatkan individu yang memanfaatkan seluruh kemampuan mereka
untuk mengerahkan pengaruh, menginspirasi, membimbing, dan
memobilisasi mereka yang dipimpin, sehingga menumbuhkan kemauan
untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya diri menuju
pencapaian tujuan bersama.
Kepemimpinan Pendidikan adalah suatu rasa kemampuan dan
kesiaoan dalam diri seseorang untuk melaksanakan fungsi dan tujuan
dari kepemimpinan itu sendiri, yaitu dapat mempengaruhi,
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan, mengarahkan dan
jika perlu memaksa orang lain dalam kelompok yang dipimpinnya agar
mampu menerima dengan baik pengaruh yang ia berikan atau tilarkan
tersebut. Kepemimpinan adala power yang mana intinya
kepemimpinan itu tidak bisa semena mena harus didasarkan pada nilai
nilai dan norma yamg berlaku.

2
Besse Marhawati, Kepemimpinan Pendidikan (Deepublish, 2021).

4
Menurut definisi di atas, kepemimpinan pendidikan mengacu pada
kesiapan dan kapasitas seseorang untuk memberikan pengaruh,
motivasi, bimbingan, pengarahan, dan mobilisasi pada individu yang
terkait dengan pelaksanaan dan kemajuan pendidikan dan petunjuk.
Tujuannya adalah untuk menjamin berjalannya seluruh kegiatan secara
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Selain itu, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai praktik
terampil dalam memberikan pengaruh terhadap perilaku manusia,
memungkinkan seseorang untuk secara efektif mengelola dan
mengatur tindakan beberapa individu menuju tujuan dan sasaran
tertentu. 3

2. Fungsi Kepemimpinan Pendidikan


Menurut Soetopo (1988:4-7) seperti yang dijelaskan oleh
Prasetyo (2014:2-3), ada dua aspek utama dari kepemimpinan
pendidikan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai.
a. Memikir
Dalam konteks ini, seorang pemimpin perlu memiliki
kemampuan untuk secara cermat merumuskan tujuan kelompok dan
menjelaskannya dengan jelas kepada anggota kelompok. Hal ini
bertujuan agar anggota kelompok selalu dapat berfokus dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Memberi Dorongan
Seorang pemimpin juga harus memberikan dorongan kepada
anggota kelompok serta menjelaskan situasi yang dimaksudkan
untuk membantu merumuskan rencana kegiatan kepemimpinan
yang dapat memberikan harapan positif untuk masa depan.
c. Membantu Anggota Kelompok
Selain itu, pemimpin juga perlu membantu anggota kelompok
dalam mengumpulkan informasi yang diperlukan dan mengambil

3
H. Masduki Duryat, Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi
Dalam Berkontestasi Di Bidang Pendidikan (Penerbit Alfabeta, 2021).

5
pertimbangan-pertimbangan yang sehat untuk mengorganisir
maksud dan tujuan kelompok dengan baik.
Bantuan dalam mengorganisir ini harus berlangsung sepanjang
kepemimpinan untuk memahami administrasi kelompok serta
perasaan dan pengalaman anggota, agar masalah yang timbul dapat
diatasi secara optimal.

Selain fungsi-fungsi tersebut, kepemimpinan pendidikan juga berperan


dalam menciptakan suasana kerja yang sehat. Hal ini meliputi: Memupuk
dan memelihara semangat kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan
bersama. Mendorong dan menghargai usaha individu anggota kelompok.
Menyediakan lingkungan kerja yang nyaman, baik dari segi fisik maupun
fasilitas, serta kondisi keseluruhan. Memanfaatkan kelebihan
kepemimpinan untuk memberikan kontribusi positif dalam mencapai
tujuan bersama kelompok.
Dengan demikian, kepemimpinan pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam merumuskan tujuan, memberikan dorongan,
membantu dalam pengorganisasian, serta menciptakan suasana kerja yang
sehat untuk mencapai tujuan bersama dalam konteks pendidikan.

B. Gaya Kepemimpinan
1. Definisi Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan pada dasarnya mengacu pada cara seorang
pemimpin bertindak dan mengarahkan. Biasanya, cara ini membentuk
suatu pola atau bentuk khusus. Konsep gaya kepemimpinan ini sejalan
dengan pandangan yang diungkapkan oleh Davis dan Newstrom dalam
Aspizain Chaniago (2015). Menurut keduanya, pola tindakan
pemimpin secara keseluruhan, yang dilihat atau dipahami oleh
bawahannya, dikenal sebagai gaya kepemimpinan.4

4
Wahyudin Nur Nasution, “Kepemimpinan pendidikan di sekolah,” Jurnal
Tarbiyah 22, no. 1 (2016).

6
Gaya kepemimpinan, atau sering disebut sebagai "Leadership
style", mengacu pada bagaimana seorang pemimpin menjalankan peran
kepemimpinannya dengan seluruh filsafat, keterampilan, dan sikapnya.
Gaya ini dapat beragam tergantung pada motivasi, kekuasaan, atau
fokus terhadap tugas atau individu tertentu. Di antara berbagai gaya
kepemimpinan, ada pemimpin yang memiliki pengaruh positif dan ada
yang memiliki pengaruh negatif. Perbedaan ini didasarkan pada cara
dan usaha mereka dalam memotivasi karyawan.
Dengan gaya kepemimpinan, orang-orang dapat bekerja sama, dan
tujuan bersama organisasi dapat dicapai dengan visi dan tujuan
bersama. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara bertindak yang
memadukan tujuan organisasi dengan tujuan seseorang untuk
mencapai tujuan tertentu.Bahwa lembaga pendidikan khususnya dinas
pendidikan cenderung dipimpin secara demokratis. Hal ini semakin
jelas terlihat dari adanya tingkat kelancaran yang tinggi dalam
penyampaian informasi dan tingginya tingkat kepemimpinan dalam
memenuhi kebutuhan spesifik. Sebaliknya di sekolah, gaya
kepemimpinan otoriter cenderung menjadi hal yang lumrah.

2. Jenis Gaya Kepemimpinan


Berikut adalah beberapa jenis gaya kepemimpinan :
a. Gaya kepemimpinan Demokratis: Gaya kepemimpinan demokratis
adalah kemampuan untuk membujuk orang lain agar bekerja sama
dengan Anda untuk mencapai tujuan Anda. Hal ini dapat dilakukan
dengan beberapa cara atau melalui sejumlah aktivitas yang Anda
dan rekan kerja putuskan bersama.5
b. Gaya Kepemimpinan Delegatif: Pada gaya kepemimpinan
delegatif, atasan tidak terlalu sering memberikan arahan.
Sebaliknya, keputusan diserahkan kepada bawahan, dan setiap

5
Karine Rizkita dan Achmad Supriyanto, “Komparasi kepemimpinan
pendidikan di Indonesia dan Malaysia dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan,” Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan 8, no. 2 (2020): 155–
64.

7
orang dalam organisasi diharapkan mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri.
c. Gaya kepemimpinan birokratis: Memimpin berdasarkan aturan”
adalah ungkapan yang menggambarkan cara memimpin yang
formal. Cara seorang pemimpin bertindak ditentukan oleh seberapa
ketat dia mengikuti aturan yang telah ditetapkan untuk dirinya dan
para pengikutnya. Secara umum, pemimpin birokrasi akan
mengambil pilihan berdasarkan aturan yang selalu ada. Tidak ada
lagi ruang untuk perubahan.
d. Gaya Kepemimpinan Otoriter: Merupakan gaya pemimpin yang
telah menentukan segala pilihan dan menetapkan segala kebijakan
yang ingin diambilnya terhadap dirinya sendiri. Pemimpin yang
memiliki gaya otoriter akan memutuskan bagaimana tugas dan
tugasnya dipecah. Orang-orang yang berada di bawahnya hanya
akan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

C. Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksional


1. Definisi Kepemimpinan Transformasional
Keinginan akan harga diri tidak hanya menjadi landasan
kepemimpinan transformasional, namun juga meningkatkan kesadaran
individu akan perlunya melakukan yang terbaik sesuai dengan gagasan
manajemen dan pertumbuhan kepemimpinan. Menurut teori ini, faktor
manusia, kinerja, dan perluasan suatu organisasi semuanya mempunyai
pengaruh timbal balik satu sama lain.6 Kepemimpinan yang mengacu
pada gaya atau metode yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk
mempengaruhi pengikut atau bawahannya agar bekerja sama mencapai
tujuan organisasi yang telah ditentukan, dan transformasional yang
menggambarkan kemampuan untuk mengubah sesuatu dari satu
bentuk ke bentuk lain, adalah dua kata yang menyusun konsep
kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan mengacu pada gaya
6
Marselius Sampe Tondok dan Rita Andarika, “Hubungan antara persepsi
gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja
karyawan,” Psyche 1, no. 1 (2004): 35–48.

8
atau cara yang digunakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi
pengikut atau bawahannya agar bekerja sama mencapai tujuan
organisasi yang telah ditentukan.Asal kata "transformasional" berasal
dari kata "to transform," yang berarti mengubah sesuatu menjadi
berbeda dari yang sebelumnya.
Ciri-ciri lain dari seorang pemimpin transformasional meliputi
kemampuan untuk selalu menghadapi dan mengatasi hambatan atau
rintangan yang mungkin muncul di dalam organisasi, kecenderungan
untuk berbagi kekuasaan dengan para pengikutnya, memberikan
pelatihan, nasihat, dan panduan untuk kemajuan organisasi serta
perkembangan karier para pengikutnya.

2. Definisi Kepemimpinan Transaksional


Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada hasil yang berfokus pada menginspirasi orang-
orang dalam suatu organisasi untuk bekerja secara maksimal guna
memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan harapan pemimpin. Oleh
karena itu, gaya kepemimpinan transaksional mengandung nilai-nilai,
namun nilai-nilai yang dibahas di sini adalah nilai-nilai yang sesuai
dengan situasi. Penting untuk menghindari kontak langsung dengan
konten perubahan yang dimaksud di antara prosedur pertukaran dan
penyelesaiannya.
Seorang pemimpin yang menganut model atau gaya kepemimpinan
yang bercirikan kepemimpinan transaksional juga memiliki ciri-ciri
yang menandakan kepemimpinan transaksional. Berikut ini adalah
daftar ciri-ciri yang berhubungan dengan kepemimpinan transaksional:
a) Terdapat kontrak pertukaran atas hasil yang dicapai anggota
dengan pemenuhan kebutuhan yang dilakukan oleh pimpinan
sebagai bentuk penghargaan terhadap kinerja anggota. Apresiasi ini
diwujudkan dalam bentuk pemimpin memenuhi kebutuhan
anggotanya.

9
b) Pimpinan bertanggung jawab memantau kinerja seluruh anggota
kelompok, dan apabila ditentukan bahwa pekerjaan anggota tidak
sesuai dengan ketentuan perjanjian kerja sebelumnya, maka
Pimpinan berwenang mengambil tindakan. tindakan disipliner
yang tegas terhadap anggota yang kinerjanya dianggap di bawah
standar.
c) Pemimpin hanya turun tangan ketika benar-benar diperlukan.7

D. Peranan Kepala Sekolah


Kepala sekolah merupakan salah satu aspek pendidikan yang
memainkan peran paling penting dalam menentukan kualitas pengalaman
pendidikan siswa secara keseluruhan. Untuk itu, prinsipal perlu menyadari
tanggung jawab yang diharapkan darinya. Adapun fungsi kepala sekolah
yang menjalankan jabatannya sebagai manajer di samping tanggung jawab
lainnya. Kepala sekolah selalu melakukan observasi terhadap lingkungan
sekitar karena ada kemungkinan memperoleh ilmu yang dapat
memberikan pengaruh bagi sekolah. Adapun peran kepala sekolah sebagai
berikut:
a. Peran yang dimainkan oleh hubungan antar orang.
b. Peran yang dimainkan oleh informasi.
c. Peran pengambil keputusan dalam kelompok. Kepala sekolah dalam
kapasitasnya sebagai pemimpin pendidikan memikul tanggung jawab
utama atas mutu pendidikan yang diselenggarakan di lembaganya.
Kepala sekolah terkait dengan kualitas kepemimpinan dalam
pelaksanaan tugas serta hubungan antarmanusia. Oleh karena itu, syarat-
syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang dipilih atau diangkat
menjadi pengurus sekolah adalah mempunyai kemampuan melaksanakan
tugasnya dan kemampuan membina hubungan baik dengan seluruh warga
sekolah. Ini adalah salah satu persyaratan yang harus dipenuhi.

7
Bagus Rachmad Saputra, “Kepemimpinan Transaksional dalam Bidang
Pendidikan,” Revitalisasi Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Era
Revolusi Industri 4.0, 2019.

10
Kepala sekolah merupakan pemimpin di bidang pendidikan yang
mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kinerja staf pengajar
secara keseluruhan. Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk
meningkatkan kinerja guru berkaitan dengan perannya sebagai pemimpin
pendidikan di sekolah. Secara spesifik upaya tersebut antara lain:
1) memaksimalkan fokus peningkatan kompetensi guru;
2) mengalokasikan anggaran yang cukup untuk meningkatkan
profesionalisme guru;
3) memberikan nasihat dan bimbingan profesional kepada guru;
4) menciptakan budaya organisasi sekolah yang kondusif;
5) menciptakan pembaharuan dan keunggulan; dan
6) pemberian penghargaan bagi guru yang berhasil.

Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk


memastikan bahwa lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang
kondusif bagi pembelajaran bagi seluruh siswa, staf, dan dosen. Untuk
memastikan guru mempunyai kesan bahwa pekerjaan yang dilakukannya
dihargai dan diapresiasi, maka pengelola harus mampu berperan sebagai
sosok yang dapat membelanya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka peran prinsip sangat
penting pada semua jenjang dan jenis pendidikan, guna menjamin peserta
didik mampu melaksanakan tanggung jawab yang diharapkan darinya.
Fungsi yang mereka emban diyakini akan menunjang atau menunjang
tugas dan kewajiban mereka sebagai pendidik, manajer, administrator,
pengawas, pemimpin, dan inovator pendidikan. Dalam kemajuan
selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
zaman, kepala sekolah juga harus mampu bekerja dalam kapasitas sebagai
pendidik, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator. 8

E. Keterampilan Kepala Sekolah


8
I. Gusti Ngurah Santika, “Kepala sekolah dalam konsep kepemimpinan
pendidikan: Suatu kajian teoritis,” Widya Accarya 7, no. 1 (2017).

11
Tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer pendidikan adalah
menjamin kelancaran penyelenggaraan pendidikan dengan memastikan
terlaksananya seluruh aspek administrasi sekolah. Sebagai pemimpin suatu
lembaga pendidikan, kepala sekolah diharapkan memiliki paling sedikit
kemampuan manajerial dasar sebagai berikut:
a) Kemampuan Teknis (Capabilities Techniques)
Kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan
menggunakan informasi, metode, dan prosedur tertentu memerlukan
keterampilan tertentu. Dalam situasi aktual, jumlah keterlibatan
seorang pemimpin dalam berbagai bentuk keterampilan teknis
diperhitungkan ketika menentukan seberapa besar keterlibatan
pemimpin tersebut.
b) Keterampilan Manusia (Human Skill)
Keterampilan ini merupakan keterampilan yang menampilkan
kemampuan seorang pemimpin untuk bekerja secara efektif dengan
orang lain dan berkolaborasi dengan orang lain. Selain kapasitas
seorang pemimpin untuk berkolaborasi, kemampuan ini merupakan
satu-satunya faktor terpenting dalam menentukan siapa yang akan
sukses.Kompetensi ini akan menunjukkan bagaimana seorang
pemimpin memperlakukan bawahannya dalam hal kemampuan mereka
untuk terlibat dan berkomunikasi.
c) Keterampilan Konseptual (Conceptual)
Bakat terakhir ini menunjukkan kemampuan berpikir seorang
pemimpin, seperti melalui penilaian suatu situasi, pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah secara efektif.

Untuk dapat memanfaatkan talenta-talenta tersebut, seorang


pemimpin perlu memiliki pemahaman tentang organisasi secara
keseluruhan, disebut juga secara holistik, dan utuh. Menjadi seorang
pemimpin yang dapat beroperasi secara konsisten dengan tujuan
organisasi adalah tujuannya.9
9
Anisa Aulia Fitri dan Tirta Permatasari, “Kepemimpinan Kepala
Sekolah,” Innovative: Journal Of Social Science Research 2, no. 1 (2022): 669–

12
77.

13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
a. Kepemimpinan pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk
kualitas pendidikan. Seorang kepala sekolah yang efektif dapat
memengaruhi budaya sekolah, kebijakan, dan praktik pengajaran yang
berdampak positif pada prestasi siswa. Fungsi kepemimpinan
pendidikan yaitu; memikir, memberi dorongan ,membantu anggota
kelompok.
b. Gaya kepemimpinan, atau sering disebut sebagai "leadership style",
mengacu pada bagaimana seorang pemimpin menjalankan peran
kepemimpinannya dengan seluruh filsafat, keterampilan, dan sikapnya.

Jenis gaya kepemimpinan: gaya kepemimpinan demokratis, gaya

kepemimpinan delegatif, gaya kepemimpinan birokratis dan gaya


kepemimpinan otoriter.
c. Definisi Kepemimpinan Transformasional: Kepemimpinan yang
mengacu pada gaya atau metode yang digunakan oleh seorang
pemimpin untuk mempengaruhi pengikut atau bawahannya agar
bekerja sama mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.
Definisi Gaya Kepemimpinan Transaksional: Gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada hasil yang berfokus pada menginspirasi orang-
orang dalam suatu organisasi untuk bekerja secara maksimal guna
memenuhi tanggung jawabnya sesuai dengan harapan pemimpin.
d. Adapun peran kepala sekolah sebagai berikut: Peran yang dimainkan
oleh hubungan antar orang, peran yang dimainkan oleh informasi dan
peran pengambil keputusan dalam kelompok.
e. Sebagai pemimpin suatu lembaga pendidikan, kepala sekolah
diharapkan memiliki paling sedikit kemampuan manajerial dasar yaitu:
Kemampuan Teknis (Capabilities Techniques), Keterampilan Manusia
(Human Skill) dan Keterampilan Konseptual (Conceptual).

14
DAFTAR PUSTAKA

Duryat, H. Masduki. Kepemimpinan Pendidikan: Meneguhkan Legitimasi Dalam

Berkontestasi Di Bidang Pendidikan. Penerbit Alfabeta, 2021.

Fitri, Anisa Aulia, dan Tirta Permatasari. “Kepemimpinan Kepala Sekolah.”

Innovative: Journal Of Social Science Research 2, no. 1 (2022).

Marhawati, Besse. Kepemimpinan Pendidikan. Deepublish, 2021.

Nasution, Wahyudin Nur. “Kepemimpinan pendidikan di sekolah.” Jurnal

Tarbiyah 22, no. 1 (2016).

Rizkita, Karine, dan Achmad Supriyanto. “Komparasi kepemimpinan pendidikan

di Indonesia dan Malaysia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.”

Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan 8, no. 2 (2020).

Santika, I. Gusti Ngurah. “Kepala sekolah dalam konsep kepemimpinan

pendidikan: Suatu kajian teoritis.” Widya Accarya 7, no. 1 (2017).

Saputra, Bagus Rachmad. “Kepemimpinan Transaksional dalam Bidang

Pendidikan.” Revitalisasi Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

di Era Revolusi Industri 4.0, 2019.

Tondok, Marselius Sampe, dan Rita Andarika. “Hubungan antara persepsi gaya

kepemimpinan transformasional dan transaksional dengan kepuasan kerja

karyawan.” Psyche 1, no. 1 (2004).

Usman, Husaini. Administrasi, Manajemen, dan Kepemimpinan Pendidikan:

Teori Dan Praktik. Bumi Aksara, 2021.

15

You might also like