Professional Documents
Culture Documents
Subarsyah Sumadikara
Pengantar
Filsajat Imu
LoGoz
T. Subarsyah Sumadikara
Pengantar
C
oitsafat u
LoGOZ
Publish Ing
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
T. Subarsyah Sumadikara
Copyright 0 2013
All right reserved
Office Residence:
Soreang Indah V-20 Bandung 40911
Telp/Fax:022-85874472
e-mail: logoz_publishing@gmail.com
ISBN978-602-9272-24-6
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
isi buku ini izin tertulis dari
tanpa penerbit.
Kata Pengantar
ii
membangkitkan budinya atau jiwanya (niti.
manusia mampu
dari keadaan menerima secara
kemauan dan perasaan) pasif,
suatu pencarian yang
aktit, sehingga tidak han.
menjadi dia tahu). nam
memperoleh pemahaman (mengenai apa yang amun
20)
suatu ajaran, sebagai petunjuk hidup
Filsafat merupakan
untuk menangkap makna
refleksi (perenungan)
dengan jalan
manusia dengan sedalam-dalamnya
gejala-gejala pengalaman
kebijaksanaan. Ajaran dalam kerangka
untuk sampai pada
salah satu bidang kehidupan,
filsafat tidak terbatas pada
berpikir
memberikan suatu pandangan hidup yang
melainkan hendak
Karenanya filsafat mengenai arti hidup yang
menyeluruh. (Theo Huijbers,
yaitu makna hakiki dari hidup.
sebenarnya,
1995: 11-15). Jadi sebagai
Hukum dalam Lintasan Sejarah,
Filsafat adalah suatu ajaran
dikatakan bahwa filsafat
kesimpulan dapat
melalui jalan refleksi hendak
metodis dan sistematis, yang
makna yang hakiki dari hidup dan dari gejala-gejala
menangkap
kehidupan sebagai bagian dari padanya.
filsafat dalam kepustakaan
Pandangan mengenai pengertian
Barat (begitu pula kepustakaan Indonesia) sangatlah
di dalam
filsafat tersebut dapat berupa
beragam, keberagaman pengertian
pengertian yang berbeda secara radikal dan malahan saling
filsafat itu,
bertentangan mengenai apa (definisi) sesungguhnya
bahkan pertentangan tersebut telah berkembang dan menjurus
iv
pembagiannya menjadi cabang-cabang yang bermacam-
macam. Tampaknya tidak ada ukuran yang tertib diberikan pada
pembagian itu dan tidak ada tatacara metodik baku dipakai untuk
mengelompokkan cabang-cabang yang timbul,. Sebagian besar
hanyalah kesemena-menaan yang berlaku dalam pembagian
filsafat, justru karena beragamnya "selera".
Iv
manusia mampu membangkitkan budinya atau jiwanya (pikiran.
iran,
kemauan dan perasaan) dari keadaan menerima secara pasif,
menjadi suatu pencarian yang aktit, sehingga tidak hanya
memperoleh pemahaman (mengenai apa yang dia tahu), namun
juga mendalami pemahaman maupun pandangannya mengenai
yang dia tahu. (The Liang Gie, alih bahasa oleh Ali Mudhofir,
Suatu Konsepsi ke arah Penertiban Bidang Filsafat, 1977: 18
20).
Filsafat merupakan suatu ajaran, sebagai petunjuk hidup
dengan jalan refleksi (perenungan) untuk menangkap makna
gejala-gejala pengalaman manusia dengan sedalam-dalamnya
untuk sampai pada kebijaksanaan. Ajaran dalam kerangka
berpikir filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang kehidupan,
melainkan hendak memberikan suatu pandangan hidup yang
menyeluruh. Karenanya filsafat mengenai arti hidup yang
sebenarnya, yaitu makna hakiki dari hidup. (Theo Huijbers,
Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, 1995: 11-15).Jadisebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahwa filsafat adalah suatu ajaran
metodis dan sistematis, yang melalui jalan refleksi hendak
menangkap makna yang hakiki dari hidup dan dari gejala-gejala
kehidupan sebagai bagian dari padanya.
iv
pembagiannya menjadi cabang-cabang yang bermacam-
macam. Tampaknya tidak ada ukuran yang tertib diberikan pada
pembagian itu dan tidak ada tatacara metodik baku dipakai untuk
mengelompokkan cabang-cabang yang timbul. Sebagian besar
hanyalah kesemena-menaan yang berlaku dalam pembagian
filsafat, justru karena beragamnya "selera".
kesimpulan.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat ilmu. Bidang
ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari
vi
ilmu, yang temasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu
sOsial. Di sini, filsafat ilmu berkaitan erat dengan epistemologi;
ontologi serta aksiologi. Filsafat ilmu berusaha menjelaskan
masalah-masalah seperti: apa dan bagaimana suatu konsep dan
pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep
tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, mem-
vii
filsatat dengan ilmu, walaupun
filsafat
ilmu
Kaian antara pengetahuan (ilmu penge.
sama-sama
keduanya
objek kajian filsatat pengetahuan
namun terdapat perbedaan,
tahuan), termas1l
dalam arti seluas-luasnya,
pengetahuan
mengkaji filsafat ilmu pengetahuan
sehari-hari. Sedangkan
pengetahuan bersifat khusus dan bersifat ilmiah
yang
mengkaji pengetahuan sehari-hari. Selain itu
dari pengetahuan
membedakannya
untuk membahas tentang batas, sumber,
filsafat pengetahuan juga
sedangkan filsafat ilmu
keabsahan pengetahuan
struktur dan pengetahuan
keilmiahan suatu ilmu
membahas ciri
pengetahuan lain, filsafat penge-
ilmiah. Perbedaan yang
dengan cara kerja hakikat ilmu pengetahuan
untuk mencapai
tahuan bertujuan mencoba mene-
hanya
filsafat ilmu pengetahuan
sedangkan
secara
ilmiah.
rangkan gejala-gejala
rasional
untuk bersikap
ilmu pengetahuan
Filsafat membantu
Pertanggung
mempertanggung
jawabkan ilmunya.
dalam
bahwa setiap langkah-
secara
di sini berarti
rasional
jawaban
terbuka terhadap segala pertayaan dan sangkalan
langkah harus dengan
s e c a r a argumentatit, yaitu
dan harus dipertahankan secara
viii
dapatkan adalah dari istri dan anak-anak penulis, yang selalu
menyemangati untuk tetap selalu berusaha berkarya.
Banyak waktu yang tersita untuk keluarga: Istriku Yani
Afriliani Suganda dengan tiga mutiara Difasyah Halilintar
Sumadikara, Dzikrisyah Antariksa Sumadikara dan Dhyaalma
ix
tegur sapa yang sifatnya membangun, insya alloh akan penulis
terima dengan senang hati, sebab menurut penulis itulah yang
merupakan hal yang sangat esensial, silaturahim bil ilmi. Bukan
saja untuk mendekati kesempurnaan dan meniadakan kesalahan,
namun yang lebih penting agar menjadi pendorong kuat bagi
penulis untuk terus mengembangkan potensi keingintahuan
(kuriositas), keluasan wawasan berpikir, memperkokoh akar
kearifan; dan kebijaksanaan sebagai bukti pengabdian kepada-
Nya. Aamiin.
Penulis
Bandung, Januari 2013
X
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
BAGIAN SATU
DARI MANUSIA MENUJU PENGETAHUAN.
A. Memaknai Kita sebagai Manusia...
B Makna Berpikir dalam Kehidupan . 20
1. Definisi Berpikir 22
2. Berpikir lImiah. .. 28
a. Bahasa .31
b. Logika. ****. 4 0
C. Matematika ... 50
d. Statistika... e*****************. ..... 51
C. Dari Pengetahuan Menuju Alam Berpikir... ... 54
BAGIAN DUA
MENUJU ALAM PENGETAHUAN;
SEBUAH TELAAH FILOSOFIS.. .... 59
A. Redefenisi Antara Filsafat dan Pengetahuan.. .59
1. Berpikir Secara Filosofis . . 59
2. Sasaran Berpikir Filosofis .. . 61
3. Cabang Filsafat. ***°°°* .64
4. Pendekatan Dalam Mempelajari Filsafat . ***°***** . 68
xi
Filsafat. 70
B. Sejarah . 71
1. Massa Yunani-Kuno.
**.... /74
2. Massa Abad Pertengahan .
***. 8
3. Massa Modern..
Filosofis... . . 85
C. Memulai Berpikir Secara
.. 87
1. Sumber llmu Pengetahuan . . .
...91
2. Kesan dan Gagasan . .
96
Batas-batas lIImu Pengetahuan
. . .
3 ... 103
4. Struktur lImu Pengetahuan.
. 117
5 Keabsahan..
dan Pengetahuan . 1200
D. Perbedaan lImu Pengetahuan 120
1. Defenisi Awal TentanglImu..
123
2.
2. Melihat Ciri lImu Pengetahuan. .
. . 125
3.
3. Paradigma lImu Pengetahuan Moderen..
Perbedaan Pragmatik Antara lImu
A.
4.
..... 128
dengan Pengetahuan..
. . 137
5.
5. Definisi lImu Pengetahuan.
BAGIAN TIGA
MENGENAL FILSAFAT ILMU.. . 147
A. Pemahaman Awal Terhadap Filsafat lmu.. . . 147
xii
Pengantar
5lsaarm
ekembangan lmu pengetahuan semakin lama semakn maju dengan munculnya
mu-lmu beru dengan berbagal disipliri yang alkhimya memúnculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru keareilmupengetahuan yang lebih khususlagiseperti spesialisasi-
spesialisasi. Ilmu pengetahuanhakekatnya dapatdililhat sebagai suatu sistem yang
jalin-menjalin dan taat asas (konslsten) dar ungkapan-ungkapan yang sifat benar-
tidaknya dapat ditentukan dengan patokan-patokan serta tolok ukur yang mendasari
kebenaran masing-masing bidang Dalam kajian sejarah dapat dijelaskan bahwa
perjalanan manusia telah mengantarkan dalam berbagai fase kehidupan. Sejak zaman
kuno, pertengahan dan modern sekarang ini telah melahirkan sebuah cara pandang
terhadap gejala alam dengan berbagai variasinya. Dalam buku ini, pembaca akan
disunguhkan kepada sejarah ilmu, lahirnya, sampai imu itu bernmanfaat tak terlepas dari
ontologi, axiologi hingga epistemologi, namun terlepas dari itu penulis dalam buku ini
selain menjelaskannya, juga membongkar secara mentah-mentah apa yang
sungguhkan dalam filsafat ilmu (melakukan dekonstruksi) secar besara-besaran, hingg
akhirnya penulis dalam buku ini menawarkan sebuah paradigma untuk kemajuan ilmu
yang holisitik.
ISBN 978-602-9272-24-6