Professional Documents
Culture Documents
Laporan Perkembangan - E003
Laporan Perkembangan - E003
Oleh :
Ketua Tim:
M. Setiawan Kusmulyono, M.M.
Anggota Tim:
Alvyn Langundo ( 13112010143 )
Muhammad Rafi Al Rasyid ( 13112010493 )
Joselyn Halim ( 13422010042 )
Joseline Nathania Winata ( 13112010041 )
Grant Brandon Koo ( 13132010013 )
Nixon Hermanto ( 13112010195 )
Devina Martina Sidarahardja ( 13132010045 )
Melvin Valentino ( 13412010023 )
DAFTAR ISI 1
BAB 1 2
PENDAHULUAN 2
1.1 Analisis Situasi 2
1.1.1 Hasil Observasi 2
1.1.2 Hasil Wawancara 3
1.2 Rumusan Permasalahan 4
1.3 Keterkaitan Program-Program Kerja dengan SDGs 8
1.3.1 Pendidikan Desa Berkualitas (SDGs 4) 8
1.3.2 Pertumbuhan Ekonomi Desa yang Merata (SDGs 8) 8
BAB 2 9
PERKEMBANGAN PROGRAM KERJA 9
2.1 Program Kerja Primer 9
2.2 Program Kerja Sosial 9
2.2.1 Program Kewirausahaan Masyarakat 9
2.2.2 Program Sosial Kemasyarakatan 11
2.2.3 Lembar Monitoring Program Kerja 13
BAB 3 15
LAPORAN KEUANGAN PROGRAM KERJA 15
BAB 4 16
RENCANA KE DEPAN KELOMPOK 16
4.1 Rencana Tindak Lanjut 16
LAMPIRAN 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kami dari kelompok E003 sudah melihat kondisi langsung dari objek yang dijadikan sebagai
target perubahan melalui Program Comdev 2023 selama kurang lebih 20 hari. Untuk analisis situasi di
sana ternyata bisa dibilang cukup kondusif dimana objek tersebut dapat dijangkau oleh kami dan dapat
melihat langsung aktivitas yang dilakukan di tempat tersebut serta juga kita dapat berinteraksi dengan
pemilik dan juga para pekerja di sana. Objek yang dijadikan target perubahan adalah Daringan Wisata
Kuliner yang terletak di Desa Kesongo, Kec. Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kami
melakukan riset dengan dua metode yaitu observasi dan juga wawancara. Ketika melakukan observasi,
kami mengamati aktivitas yang terjadi di Daringan. Kami melihat interaksi antara para pekerja dan juga
konsumen yang mengunjungi Daringan. Aktivitas di Daringan juga berjalan dengan lancar tanpa adanya
komplain dari pengunjung. Lalu, yang kedua adalah wawancara. Pada metode ini, kami berkesempatan
melakukan wawancara dengan pemilik dan para pekerja di Daringan. Beruntungnya, narasumber cukup
kooperatif dalam wawancara tentang Daringan jadi kami dapat memiliki banyak insight dari berbagai
narasumber yang kami wawancara. Berikut merupakan hasil observasi dan wawancara yang kami
lakukan selama 20 hari:
Kuliner Daringan Kalah di Akses dan juga Penanda Jalan ke Daringan yang Kurang Terlihat
Saat kami berjalan dari tempat tinggal kami di Kesongo ke Daringan. Kami mendapati
bahwa kurangnya penanda jalan menuju ke Daringan. Hal ini menyebabkan orang-orang yang
ada di sekitar tersebut kurang mengetahui adanya tempat yang bernama Daringan di Desa
Kesongo, apalagi wisatawan dari luar desa tersebut. Hal ini sangat fatal karena Daringan sendiri
merupakan salah satu sumber pendapatan Desa dari segi Pariwisata. Karena itu, Daringan kurang
dikenal oleh orang banyak. Selain itu, ada penanda jalan ke Daringan yang posisi nya kurang
bagus sehingga membuat Daringan kalah saing dengan pesaingnya yang penanda jalannya lebih
jelas. Lalu, dari segi akses juga sangat kalah dengan pesaingnya. Aksesnya termasuk cukup sulit
untuk dijangkau karena tempatnya berada di pelosok dan untuk ke sana lebih baik menggunakan
motor ketimbang mobil atau jenis kendaraan roda empat lainnya karena tempatnya sangat kecil.
Tidak ada jalanan besar hingga itu sangat menyulitkan bagi pemilik kendaraan roda empat.
2
seperti kopi yang kebanyakan air, selain itu ayam geprek yang cabainya tidak sebanding dengan
ayamnya dan kurang sesuai request dari konsumen. Pihak mereka juga suka salah memberi
informasi tentang makanan sehingga membuat bingung konsumen. Lalu untuk fasilitas bakar dan
menu sate-satean angkringan yang sedikit dan tempat bakar yang sedikit kotor sehingga
membuat konsumen jadi tidak nyaman dan kurang menikmati makananya.
3
dari struktur manajemen agar Daringan bisa bekerja secara optimal. Daringan juga tidak bisa
memakai struktur profesional dikarenakan keterbatasan pengetahuan dari para pekerjanya
Melalui program Community Development di Desa Kesongo terutama pada Daringan, kelompok
menemukan permasalahan utama yang menjadi target program primer dan sosial, yaitu:
1. Pemrograman Keuangan Daringan, Lumbung Padi, dan Pasar Desa yang masih tidak
terstruktur
Setelah kelompok mengamati sistem keuangan daringan, kelompok menemukan bahwa
sistem daringan sudah cukup baik dengan adanya cashier yang didalamnya telah menyimpan
data pemasukkan secara detail. Daringan dapat melakukan pencarian pemasukkan berdasarkan
kalender yang ada menurut bulan dan hari, sehingga mudah untuk diakses. Namun, kendalanya
adalah pelaporan pemasukan sehari-hari tersebut masih tradisional dengan melakukan
pencatatan yang kemudian akan di input oleh Ketua Bumdes di program excel miliknya.
Kelompok telah menawarkan untuk membuat program yang langsung otomatis terinput di excel
Bumdes, namun beliau mengatakan bahwa lebih mudah untuk input sendiri karena akan
dikelompokkan sesuai dengan kolom akuntansinya. Maka dari itu, disini kami menanyakan
kebutuhan program keuangan seperti apa yang dapat mempermudah Bumdes untuk melakukan
pencatatan. Akhirnya, beliau meminta untuk dibuatkan program keuangan melalui excel yang
mencangkup kas masuk, kas keluar, laporan laba rugi, neraca dan inventaris pada usaha
Daringan, Lumbung Padi, dan Pasar Desa. Kemudian, laporan masing-masing usaha tersebut
akan dikonsolidasikan dalam satu laporan keuangan bernamakan neraca dan laporan laba rugi
konsolidasi. Setelah kelompok membuat laporan keuangan tersebut, kami memberikannya
kepada Bumdes dan setelah beberapa kali revisi akhirnya Bumdes sepakat dan mengatakan
bahwa beliau sangat terbantu dengan program tersebut karena lebih mudah, rapi, dan
komprehensif.
4
yaitu Baloeng Gadjah. Hal tersebut membuat kami ingin mengetahui lebih lanjut apa yang
menjadi penyebab dari sepinya pengunjung. Awal mula, kami melakukan survey lokasi ke
Baloeng Gadjah (kompetitor) yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Daringan. Ketika sampai
disana, kami mengamati bahwa Baloeng Gadjah memiliki tempat yang sederhana, rapi, bersih,
dan menyajikan beraneka ragam sate angkringan serta nasi bungkus dengan harga yang murah
dan memiliki citarasa yang nikmat. Lalu, kemudian ketika kelompok tiba di lokasi Daringan dan
mengamati sekeliling, kelompok menemukan bahwa tempat dari Daringan jauh lebih bagus
karena lebih luas, terdapat taman dan view yang menarik langsung ke pegunungan dan Rawa
Pening. Tidak hanya itu, tempat makan Daringan juga dikelilingi oleh saung-saung (seperti
pendopo rumah kecil) dan terdapat spot untuk berfoto yang menarik. Hanya saja, saat kami ingin
memesan makanan kami menyadari bahwa pilihan dari sate angkringan jauh lebih sedikit dari
kompetitornya, serta saat kami melakukan testing rasa pada makanan di Daringan, rasanya
memang berbeda jauh dari Baloeng Gadjah. Dari situ, kami ingin melakukan survey lebih lanjut
terhadap kepuasan konsumen dan apa saja yang dapat dikembangkan untuk Daringan agar
dapat bersaing dan memiliki kualitas yang lebih baik lagi.
5
BCG Matrix
Melalui analisa produk makanan yang ada di Daringan, kelompok melakukan analisis
BCG Matrix untuk melihat potensi menu makanan di Daringan yang dapat dikembangkan. Pada
pendataan menu makanan diatas, tidak semua menu kelompok tulis dikarenakan tidak semua
menu makanan kami coba. Kami hanya mendata makanan yang pernah kami coba dan
mengkategorikannya ke dalam 4 kelompok di atas.
1. Stars (High Growth, High Share): pada kategori ini menu makanan sate angkringan,
indomie, dan minuman sachet dapat diinvestasikan oleh Daringan lebih lanjut lagi.
Daringan dapat menyediakan kuantitas dari menu tersebut lebih banyak lagi dikarenakan
minat konsumen yang cukup laku. Secara keseluruhan, pendapatan makanan dan
minuman dari Daringan di dominasi oleh tiga menu diatas.
2. Question Marks (High Growth, Low Share): pada kategori ini Daringan dapat
memutuskan untuk tetap melakukan investasi (mempertahankan) atau melakukan
penghentian produksi berdasarkan pertimbangan apakah produk tersebut dapat
menjadi kategori stars. Pada kategori question marks, kelompok menuliskan air kelapa
karena minuman tersebut memiliki rasa yang enak hanya saja peminatnya tidak terlalu
banyak. Namun, terkadang produk minuman ini juga dicari oleh pembeli.
3. Cash Cows (Low Growth, High Share): kategori ini Daringan dapat terus melanjutkan
investasinya pada menu makanan ayam geprek, soto ayam/sapi, dan tongseng. Hal
tersebut dikarenakan selain rasa yang enak, harga yang terjangkau, peminatnya pun juga
banyak. Sehingga, dengan terus melakukan investasi pada ketiga menu ini dapat
meningkatkan pendapatan Daringan.
6
4. Dogs (Low Growth, Low Share): pada kategori ini Daringan dapat memutuskan untuk
mencairkan, menghilangkan, atau reposisi pada menu roti bakar dan jagung susu. Hal
tersebut dikarenakan rasa yang dimiliki menu tersebut sedikit kurang dan peminatpun
tidak terlalu banyak. Sehingga, Daringan dapat memutuskan untuk melakukan
penghilangan menu atau melakukan pembaharuan agar produknya dapat terus
berlanjut.
- Memiliki harga makanan yang terjangkau - Akses jalan menuju wisata kuliner
- Tempat yang bersih dengan daringan masih cukup sulit
pemandangan yang indah - Marketing usaha yang masih kurang
- Cocok bagi wisatawan maupun - Kebersihan tempat makan yang masih
masyarakat lokal yang ingin berkumpul kurang (berdasarkan google review
dengan suasana alam pembeli)
- Memiliki spot foto yang menarik - Pengetahuan akan bisnis yang kurang
dari pengelolanya
- Tempat yang terpelosok, kurang
diketahui oleh orang banyak
- Keuangan belum berbentuk digital
dan tidak terstruktur
- Infrastruktur kurang terawat
- Manajemen internal Daringna masih
tidak teratur
7
1.3 Keterkaitan Program-Program Kerja dengan SDGs
Kelompok bisa mengaitkan antara program kerja (primer & sosial) yang sudah ditetapkan dengan
tujuan-tujuan yang ada di SDGs.
Target utama dari tujuan ini adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)
desa. Pendidikan merupakan bentuk investasi yang menentukan masa depan bangsa. Pendidikan
menjadi syarat peningkatan kualitas dan daya saing sumber daya manusia (SDM) desa. Melalui
workshop yang akan diberikan mengenai kewirausahaan, kami berusaha memberikan
pengetahuan mengenai bisnis terkhusus dalam bidang kuliner. Dengan adanya workshop ini,
diharapkan bisa meningkatkan kualitas SDM yang ada di Kuliner Daringan.
8
BAB 2
PERKEMBANGAN PROGRAM KERJA
Dalam Program Kerja Primer, kami melakukan pembagian kuesioner survei kepuasaan konsumen
antara Baloeng Gadjah dan juga Kuliner Daringan. Dengan pembagian kuesioner yang dibagikan, kami
dapat menganalisa beberapa orang yang puas atau tidak dalam service yang diberikan oleh setiap
tempatnya. Dari kuesioner ini, kami juga menganalisa barang-barang yang dibutuhkan oleh Daringan
kedepannya agar tetap bisa bertahan dan bersaing dengan Baloeng Gadjah. Kami juga menganalisa
tentang harga yang ditetapkan oleh Baloeng Gadjah dan juga Kuliner Daringan apakah sesuai dengan
harga pasaran di daerah Kesongo dan sekitarnya. Tidak hanya itu, kami juga melihat dari aspek jenis dan
varian dari makanan yang ada disana.
Kami juga sempat berdiskusi mengenai kebutuhan Kuliner Daringan. Kuliner Daringan
membutuhkan proyektor untuk menarik perhatian pengunjung. Proyektor tersebut diperlukan
mengadakan workshop atau event yang akan dilaksanakan di Kuliner Daringan. Menurut kami, ini
merupakan kesempatan untuk Kuliner Daringan itu sendiri untuk meningkatkan penjualan mereka
kedepannya, sehingga ini merupakan kesempatan dan ide yang ideal.
Dari survei yang telah kami buat untuk Baloeng Gadjah, semua responden menjawab puas
dengan pelayanan yang ada di Baloeng Gadjah. Dari kalangan anak muda dan juga kalangan yang sudah
berkeluarga juga memilih Baloeng Gadjah karena tempatnya yang nyaman dan mempunyai pelayanan
yang cukup baik serta harga yang cukup ramah untuk mereka. Lalu, survei yang dilakukan di Kuliner
Daringan menunjukkan hasil yang berbeda dari Baloeng Gadjah. Karena Kuliner Daringann hanya di
kunjungi oleh orang-orang yang hanya kebetulan lewat di daerah Kesongo, jumlah pengunjung per hari
nya sangatlah sedikit. Kepuasan pelanggan di Daringan tidak sebaik di Baloeng Gadjah, karena akses
serta pelayanan yang kurang baik dan memuaskan untuk mereka.
9
datang. Dengan menambahkan dekor maupun beberapa pencahayaan tentu akan lebih
meningkatkan awareness masyarakat tentang Kuliner Daringan dan mengundang lebih banyak
konsumen. Masalah terakhir adalah mengenai akses. Akses jalan yang sempit dan rusak sehingga
menyulitkan konsumen untuk datang dan juga mengingat lokasi Daringan yang cukup jauh dari
kota dan terletak di bagian dalam Desa Kesongo bawah. Ini bisa diatasi dengan menambahkan
arah petunjuk pada jalan-jalan besar menuju Kuliner Daringan dan juga melakukan perbaikan
jalan.
Selain itu, terlihat bahwa design dan font yang digunakan untuk brand image Kuliner
Daringan masih berbeda-beda atau tidak seragam. Ini membangun kesan dimana Kuliner
Daringan masih kurang profesional sekaligus tidak rapi dalam melakukan pemasarannya. Tentu
hal ini menjadi perhatian kami juga untuk kedepannya, maka dari itu kami juga melakukan
rencana untuk menyeragamkan design dan juga font yang digunakan Kuliner Daringan. Hal-hal
terkait seluruh program usulan infrastruktur dan branding secara lebih detail telah dilampirkan
pada lampiran 7.
Selain dari infrastruktur dan branding dari kuliner Daringan itu sendiri, kami juga
memutuskan untuk merombak dari sisi struktur operasionalnya. Dimana apa yang kami pantau
yaitu operasional dari kuliner Daringan itu sendiri belum maksimal dan perlu ditingkatkan lagi
seiring berjalannya waktu. Kami juga menganalisa, jika operasional yang saat ini dijalankan terus
- menerus akan menghambat flow dari kuliner Daringan itu sendiri. Oleh sebab itu kami akan
merubah dan menyarankan struktur operasionalnya menjadi lebih baik dan profesional, agar
tidak menghambat flow dari kuliner Daringan itu sendiri. Kami menyusun struktur secara
sistematis seiring dengan job description dan requirements yang sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Hal-hal terkait seluruh program usulan infrastruktur, struktur organisasi, dan
branding secara lebih detail telah dilampirkan pada lampiran 7.
10
2.2 Program Kerja Sosial
Pendataan UMKM
Pendataan UMKM dilakukan pada 7 dusun yang berada di Desa Kesongo yang meliputi,
Dusun Ngentaksari, Dusun Krajan, Dusun Kesongo Lor, Dusun Ngreco, Dusun Sejambu, Dusun
Widoro, dan Dusun Banjaran. Pendataan dilakukan secara serentak dengan membagi 4 sampai 5
orang di setiap dusun. Sebelum menjalankan program, kami menyiapkan rangkaian pertanyaan
yang bertujuan untuk menggali informasi UMKM terkait, seperti lama berdirinya usaha, kondisi
pasar, kesulitan yang dialami, hingga harapan di masa depan. Berdasarkan hasil pendataan yang
dilakukan secara langsung melalui wawancara, umumnya kesulitan atau keterbatasan yang
dimiliki oleh para UMKM adalah modal yang terbatas. Dengan adanya keterbatasan dalam
modal, para UMKM sulit untuk melakukan ekspansi. Walaupun ada juga beberapa UMKM yang
merasa sudah cukup puas dengan pencapaiannya saat ini. Selain modal, kami juga melihat
adanya kekurangan dalam segi pemasaran, terutama pemasaran secara digital. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan para UMKM terkait platform digital, membuat mereka hanya
mengandalkan konsumen secara fisik offline dan transaksi hanya bisa dilakukan di sekitar
lingkungan desa. Harapan kedepannya para UMKM tentunya untuk bisa memperbesar skala
usaha dan menjangkau lebih banyak konsumen. File berisikan hasil pemetaan dan pendataan
UMKM Desa Kesongo terdapat pada link berikut;
11
Dusun Kesongo Lor: 4 UMKM
https://docs.google.com/document/d/1HLPlZdukJEn3lDTCgBWASug9vOeDZUFdTmz8MAs-tGY/e
dit?usp=sharing
Penerapan program sosial kemasyarakatan kami adalah hasil dari kolaborasi ketiga
kelompok explorer, dimana didalamnya terdapat rangkaian acara yang berisikan penyuluhan
mengenai sampah, karena kami rasa perlu untuk melakukan edukasi sampah sejak dini bagi
siswa/i SDN 01 Kesongo. Diharapkannya dengan pembinaan ini para siswa/i ini lebih sadar
mengenai pengelolaan sampah di Desa Kesongo. Para siswa/i ini diharapkan kedepannya bisa
menjadi pilar-pilar kebersihan dan pengolahan Desa kesongo untuk mewujudkan Desa Eduwisata
12
Kesongo berbasis pengelolaan lingkungan yang baik. Kegiatan ini mencakup penyuluhan sampah
dan kegiatan bersih bersih lingkungan sekolah. Tak hanya hal yang berhubungan dengan sampah,
kelompok juga melakukan kegiatan senam pagi bersama dengan modifikasi. Senam dilakukan
dengan mengikuti gerakan bebas oleh pemimpin dan akhirnya pemimpin akan ditunjuk lagi
secara acak.
13
berada di daerah Rawa Pening. Tujuan dari kegiatan ini diadakan supaya para nelayan di Rawa
Pening merasakan kedatangan kami di Desa Kesongo dan membantu nelayan Rawa Pening.
14
2.2.3 Lembar Monitoring Program Kerja
2. Mana- Pembukuan Pembuatan File excel File excel 28 Februari 2023 80%, file sudah
jemen untuk pelaporan pembukuan memuat konsolidasia diberikan dan dijelaskan
Keuangan unit BUMDes yang terpusat seluruh n dapat kepada Pak Haryono
termasuk Kuliner bagi setiap unit laporan unit digunakan sekalu direktur
Daringan tidak usaha BUMDes usaha setiap bulan BUMDes, hanya perlu
terpusat sehingga dalam satu file BUMDes untuk masa pembimbingan
harus membuka excel yang dalam satu file yang akan
banyak file excel sama datang
sekaligus
15
Pembayaran di Penambahan Durasi Terdapat Rabu, 10 Mei 2023 0%
kasir hanya pembayaran transaksi QRis yang Dikarenakan Kuliner
cash/transfer menggunakan menjadi lebih fungsional di daringan yang sedang
rekening BRI QRis singkat bagi kasir dalam renovasi sehingga
konsumen libur dan dalam
perubahan struktur
kepengurusan, dan
belum ada nomor
rekening aktif bagi
kelanjutan Kuliner
Daringan
3. Kegiatan Media dan Memberikan Media sosial 1.Pemakaian Waktu penyelesaian* 25%
Promosi kegiatan usulan kegiatan Instagram Google Ads Lokasi penempatan
pemasaran yang pemasaran yang lebih 2.Pemasanga signage sudah
terbatas. offline dan aktif dan n signage ditentukan, tetapi
online engagement penempatan signage
yang lebih akan dilakukan setelah
tinggi. renovasi selesai
dilakukan.
1. Program Mitra UMKM Melakukan Mitra UMKM Lembar Minggu, 26 Februari 100%
Kewira- Desa Kesongo workshop/ Desa Kesongo analisa 2023 Mitra UMKM sudah
usahaan belum memiliki penyuluhan. memiliki SWOT memiliki dan mengisi
Masya- ilmu dasar terkait analisa SWOT lembar SWOT tentang
rakat business. terhadap UMKM mereka.
UMKM
mereka.
2. Program Belum ada Memulai SDN Kesongo Jadwal rutin Jumat, 24 Februari 50%
Sosial kesadaran untuk gerakan Jumat 01 melakukan Jumat Bersih 2023 SDN Kesongo 01 sudah
Kemasy- melakukan Bersih Jumat Bersih sukses melakukan Jumat
arakatan rutinias Jumat secara berkala Bersih, tetapi belum ada
Bersih laporan pelaksanaan
secara rutin.
16
BAB 3
LAPORAN KEUANGAN PROGRAM KERJA
Dari total dana Rp2.900.000 yang dipercayakan kepada kami, sebesar Rp900.000 telah kami gunakan dan
Rp2.000.000 sisanya akan segera direalisasikan untuk digunakan bagi kepentingan mitra.
Berikut adalah penjabaran dari dana yang telah kami pergunakan. Sebesar Rp500.000 digunakan
sebagaimana mestinya untuk biaya sewa rumah, biaya listrik dan air yang kami gunakan semasa singgah
di rumah penduduk. Kemudian sebesar Rp300.000 yang seharusnya digunakan untuk biaya transportasi
menuju rumah tempat tinggal kami, kami pergunakan untuk biaya konsumsi perpisahan dengan anggota
Karang Taruna. Lokasi drop-off dari bus yang tidak jauh menuju tempat tinggal kami membuat tidak
diperlukannya biaya untuk menuju ke tempat tinggal kami, sehingga dana dapat digunakan bagi
keperluan lain, yaitu untuk perpisahan dengan anggota Karang Taruna yang banyak membantu proses
kerja kami selama berada di Desa Kesongo, dimana bantuannya meliputi; arahan ketika melakukan
pemetaan lokasi UMKM, mendapatkan gambaran dan sudut pandang dari masyarakat mengenai
pemerintahan desa, dan bantuan lainnya. Untuk dana sebesar Rp100.000 yang kami dapatkan untuk
menjalankan program sosial, kami gunakan untuk membeli hadiah berupa snack yang akan diberikan
kepada kelas dengan ruangan kelas paling bersih dalam rangkaian acara jumat bersih bersama anak-anak
SD Negeri Kesongo 01.
Kemudian dana program kerja primer yang kami dapatkan sebesar Rp2.000.000 memang belum
dapat kami realisasikan dalam bentuk barang, namun perealisasian dana akan kami gunakan sehubungan
dengan rencana renovasi bangunan Kuliner daringan yang akan segera dilaksanakan (terencana pada
bulan puasa tahun 2023). Kami akan membantu menyuplai cat tembok dan vernish kayu demi
pengindahan kembali Kuliner Daringan, menjadi lebih asri dan bersih sehingga dapat memberi
kenyamanan dan kepuasan estetika bagi konsumen yang akan datang.
17
BAB 4
RENCANA KE DEPAN KELOMPOK
Dari perumusan masalah pada bab 1.2 Penyusunan rencana tindak lanjut (RTL) akan dilakukan
dengan tujuan untuk mempersiapkan kuliner Daringan sebagai tempat makan Food Court yang dapat
menjadi venue dengan target jangka panjang.
Berikut juga kami agendakan roadmap selama tahun 2023, seperti berikut:
Maret Pemberian usulan pembuatan Pembenahan agar lebih Manajemen Struktur usulan sudah
struktur operasional profesional dan Kuliner Daringan dibuat dan menunggu
peningkatan operasional sosialisasi
serta kepemimpinan
April Konsultasi financing dari kuliner Mengolah data terkait Kasir dan Mengolah data dan
daringan kas masuk keluar manajemen mengetahui berapa
menjadi informasi Kuliner Daringan banyak dana yang dapat
penting bagi diolah kembali
perkembangan Kuliner
Daringan
Mengadakan zoom meeting Penyuluhan data dan Susunan baru Mengusulkan struktur
dengan struktur organisasi baru informasi penting terkait manajemen management baru
Daringan pengembangan yang Kuliner Daringan
telah kami lakukan
Juni Usulan untuk branding kuliner Mengusulkan brand branding Membantu mencari brand
daringan daringan ingin menjadi daringan, identity yang pas sesuai
seperti sebuah restoran menemukan dengan potensi yang
yang bagaimana font dan dimiliki daringan
template
18
konsisten
Juli Perencanaan mengubah Mengusulkan dan Business B2B Menjadikan daringan tidak
jaringan menjadi business membantu membuat hanya restoran namun
foodcourt dengan target alur bisnis daringan juga gedung serba guna
market B2B untuk menjadi business
food court dan venue
acara
Konsultasi financing dari kuliner Mengolah data terkait Kasir dan Mengolah data dan
daringan kas masuk keluar manajemen mengetahui berapa
menjadi informasi Kuliner Daringan banyak dana yang dapat
penting bagi diolah kembali
perkembangan Kuliner
Daringan
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Laporan kas masuk BUMDes sebelum perubahan
20
Lampiran 5. Neraca unit usaha Kuliner Daringan setelah dan sebelum perubahan
21