Professional Documents
Culture Documents
Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Daerah Pada Generasi Muda Di Lingkungan Pasar B
Penggunaan Bahasa Indonesia Dan Bahasa Daerah Pada Generasi Muda Di Lingkungan Pasar B
1. Pengertian bahasa
Pengertian Bahasa secara umum adalah system lambang bunyi ujaran yang
digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa (berasal dari
Bahasa sansekerta Bhasa) adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk
dapat memperoleh serta menggunakan system komunikasi yang kompleks, serta
sebuah Bahasa adalah contoh spesifik dari system tersebut.
Bahasa Indonesia lahir pada 28 oktober 1928. Pada saat itu para pemuda
dipelosok nusantara sedang berkumpul dalam rapat pemuda. Dalam rapat tersebut
menghasilkan tiga ikrar yang diberikan nama sumpah pemuda. Tiga ikrar tersebut,
yakni bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia. Menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Indonesia. Ikrar yang ketiga
merupakan tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan Bahasa persatuan bangsa
Indonesia. Pada waktu itulah Bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukan sebagai
Bahasa nasional.
Ritonga(Mailani dkk, 2010:3) Bahasa adalah suatu bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Ketika sedang berkomunikasi Bahasa
mempunyai peran yang penting. Bahasa menjadi sebuah alat dalam komunikasi
yang mana Bahasa dan komunikasi ini memiliki hubungan yang tidak dapat
dipisahkan, karena Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain. Penggunaan
Bahasa yang baik itu akan memudahkan orang yang kita ajak berkomunikasi
mengerti dengan apa yang kita bicarakan dan itu akan berdampak pada jalannya
komunikasi yang dilakukan. Pengertian Bahasa itu meliputi dua bidang. Pertama,
bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap dan arti atau makna yang terkandung dalam
bunyi itu sendiri. Bunyi itu merupakan getaran yang mendorong alat pendengaran
kita. Kedua, arti atau makna yang terkandung didalam arus bunyi itu mengakibatkan
adanya seaksi terhadap suatu hal yang di dengarkannya. Untuk selanjutnya, arus
bunyi itu disebut dengan arus ujaran.
Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan
Bahasa bila tidak terkandung makna di dalamnya. Apakah setiap arus ujaran
mengandung makna atau tidak, haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok
masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat Bahasa, baik kecil maupun besar
secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan
mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian, terhimpunlah bermacam-macam
susunan bunyi yang satu berbeda dengan yang lain, masing-masing mengandung
suatu maksud tertentu didalam suatu masyarakat Bahasa.
2) Gaya atau ragam resmi (formal). Gaya atau ragam resmi adalah variasi bahasa
yang biasa digunakan pada pidato kenegaraan, rapat dinas, dan lain sebagainya.
3) Gaya atau ragam usaha (konsultatif). Gaya atau ragam usaha atau ragam
konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam pembicaraan biasa di
sekoiah, rapat- rapat, atau pembicaraan yang berorientasi pada hasil atau
produksi.
4) Gaya atau ragam santai (casual). Gaya bahasa ragam santai adalah ragam
bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak resmi untuk berbincang-
bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu istirahat dan sebagainya.
5) Gaya atau ragam akrab (intimate). Gaya atau ragam akrab adalah variasi
bahasa yang biasa digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab.
Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan tidak jelas.
Salah satu pemakaian ragam Bahasa terjadi pada kegiatan jual beli di pasar
B.srikaton. Pasar tersebut selalu ramai pengunjung karena berada di jalan Jend.
Sudirman. Pedagang di pasar B.srikaton pada umumnya adalah warga Tugumulyo yang
dalam kesehariannya menggunakan Bahasa jawa. Akan tetapi, para pembeli umumnya
berasal dari luar daerah. Hal tersebut menyebabkan Bahasa yang digunakan dalam
transaksi jual beli di pasar B.srikaton menjadi semakin beragam.
Berdasarkan beberapa ujaran diatas, secara umum dapat diketahui ragam tutur
yang digunakan oleh pembeli di pasar B.srikaton adalah ragam tidak baku. Sementara
Bahasa yang digunakan dalam memunta jenis barang dan meminta harga berupa
campuran Bahasa Palembang dan Bahasa jawa. Hal tersebut terjadi karena pembeli
yang Bahasa asalnya adalah Bahasa jawa, mengikuti ragam turur yang digunakan oleh
pedagang yang menggunakan takformal seperti jual beli di pasar. Bahasa tak baku
memang sengaja dipilih untuk menunjukan ketakformalan interaksi dan untuk membuat
penjual dan pembeli tidak berjarak. Selain itu, Bahasa takbaku juga lebih mudah
dipahami oleh penjual dan pembeli di pasar.
Bahasa yang Digunakan Oleh Pedagang Di Pasar B.srikaton
Berdasarkan hasil analisis terhadap tata cara jual beli di pasar B.srikaton, dapat
diketahui bahwa Bahasa yang digunakan oleh pedagang berupa ragam tutur penawaran.
Penawaran yang dilakukan pedagang adalah penawaran barang dan penawaran harga.
Pedagang menawarkan barang daganagan kepada para pengunjung pasar B.srikaton
yang berkedudukan sebagai pembeli atau calon pembeli. Setelah pembeli tertarik
kepada barang dagangan tersebut pedagang akan menawarkan harga pertama. Tidak
hanya selesai sampai disitu, pedagang biasanya juga menawarkan barang dagangan
yang lain. Berikut ini adalah bahas Bahasa yang digunakan oleh pedagang dalam
menawarkan barang dagangannya.
[1]
Pedagang 8: Cari apa, Mbak? Yang panjang apa tiga perempat?
Pedagang 5 : Mau yang gimana, Mbak?
Pedagang 5:Yang begini? Yang ungu itu?Atau mau yang sutra?
Pedagang 5 : Ini warna-warna yang lain. Yang pake kerah nggak, Mbak?
Pedagang7 : Ini panjang ini? Tiga perempat? Itu juga panjang.. Kalau yang ini
agak panjang.
Pedagang7 : Warna lain orange. Kalau yang ini masih komplet yang ini. Ada
biru dongker (Ngoko Lugu: 'biru tua'), merah, ijo enom (Ngoko Lugu hijau
muda).
[2]
Pedagang5 : Yang itu, tujuh lima, Mbak. Bisa kurang.
Pedagang7: Itu batik cap, Mbak. Tujuh puluh.
Pedagang7: Belum dapat 'e, Mbak. Kalau cap emang mahal. Enam lima biar
jadi.
Pedagang7 : Belum dapat e, Mbak. Sampeyan (Ngoko Alus: Anda) tambahi lima
ribu ya?
Pedagang8 : Yang ini? Itu tujuh lima, bisa kurang.
Pedagang8 : Tambah lima ribu ya?
Berdasarkan kedua contoh di atas, secara umum dapat diketahui ragam tutur yang
digunakan oleh pedagang di Pasar Beringharjo adalah ragam tidak baku. Sementara
bahasa yang digunakan dalam menawarkan barang dan menawarkan harga berupa
campuran bahasa Indonesia dan bahasa Jawa.
Dari sedikit contoh percakapan di atas antara penjual dan pembeli yang
menggunakan bahasa jawa halus dalam interaksi jual beli hal tersebut terjadi karena
pedagang dan pembeli memiliki usia yang sudah tua dan mereka sudah terbiasa
menggunakan bahasa tersebut ketika berkomunikasi dengan usia yang sebaya. Di zaman
sekarang mungkin langka anak muda yang mengerti dan paham akan bahasa tesebut
karena anak zaman sekarang lebih menggunakan bahasa-bahasa yang lebih mudah di
mengerti dan bahasa-bahasa gaul.
“sadean sarung nopo boten geh mbk ( jual sarung apa tidak ya mbk)” “geh enten mbk
mriki mlebet,warni ne seng kados nopo(iya ada mbk,mari masuk mbk mau yang warna
apa) “warna abret enten nopo mboten mbk(warna merah ada gak ya mbk)” “geh
enten,ajeng tumbas pinten(iya ada mau beli berapa)” “setunggal mawon ( satu aja).
Walaupun banyak sekali berbagai macam-macam bahasa daerah yang ada di
indonesia dan banyak masyarakat yang lebih sering menggunakan bahasa daerah dalam
berkomunikasi tetapi masyarakat yang ada di ligkungan pasar B.Srikaton juga
menggunakan bahasa Indonesia untuk berinteraksi dengan pembeli-pembeli tertentu
yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah tertentu. Sehingga para pembeli atau
pedagang mengguanakan bahasa indonesia menggunakan bahasa Indonesia untuk
mempermudah jalannya interaksi jual beli antara pedagang dan penjual tersebut.
Sebagai sebuah subjek kajian bahasa daerah merupakan suatu fenomena
penciptaan bahasa yang berbeda namun berlaku dalam penggunaan bahasa karena
seperti yang kita ketahui bahwa bahasa memliki salah satu sifat yang arbitrer bisa
diartikan sewenang-wenang ,berubah ubah,tidak tetap dan mana suka.
Dihari terakhir observasi yang kami lakukan banyak anak-anak muda yang
sedang berkumpul dan berbincang-bincang di lingkungan pasar B.Srikaton mereka
sedang berkumpul dan saling berinteraksi satu sama lain, mereka menggunakan bahasa
campuran untuk berinteraksi baik itu bahasa Jawa,bahasa gaul, dan juga bahasa
indonesia.dari pengamatan yang kami lakukan ada beberapa orang yang berasal dari
luar daerah sehingga mereka yang berasal dari luar daerah menggunakan bahasa
indonesia untuk berinteraksi suapaya tidak membuat bingung teman ngobrolnnya.
Tetapi ada juga yang mengobrol menggunakan bahasa jawa karena mereka berasal dari
suku jawa sehingga mereka menggunakan bahasa jawa untuk ngobrol.
Bisa kita lihat dari beberapa proses interaksi jual beli yang ada di pasar
B.Srikaton masyarakatnya menggunakan beberapa jenis bahasa untuk melakukan
interaksi jual beli mulai dari campuran,bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Di indonesia
sendiri memang sangat banyak keberagaman bahasa nya jadi masyarakatnya
menggunakan bahasa yang beragam juga. Tetapi hal iyu tidak mempengaruhi
penggunaan bahasa indonesia sebagai bahasa baku yang ada di indonesia sendiri. Begitu
pula yang terjadi di pasar B.Srikaton walaupun masyrakatmya menggunakan bahasa
daerah dalam berinteraksi jual beli tetapi ada kalnya mereka menggunakan bahasa
indonesia untuk berinteraksi jual beli.
Memang bahasa daerah harus perlu terus di jaga agar tidak hilang dengan seiring
perkembangan zaman dan maraknya penggunaan bahasa gaul yang dilakukan anak
muda tetapi kita jangan sampai lupa juga kalau kita mempunyai bahasa satu kesatuan
bangsa Indonesia yaitu bahasa indonesia yang semua warga indonesia harus bisa
menggunakanya.jangan sampai masyarakat indonesia tidak bisa berbahasa nya sendiri
karena dengan adanya bahasa-bahasa gaul yang masuk di negara indonesia terkhusus
anak-anak muda milenial yang sangat begitu mudah terpengaruh oleh hal-hal yang baru
yang mungkin disebarkan oleh warga dari luar sehingga menyebabkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa indonesia jadi kita sebagai anak muda harus menjaga dan
melestarikan bahasa daerah kita maupun bahasa satu kesatuan bangsa kita bahasa
indonesia.
Setelah beberapa hari melakukan pengamatan dan observasi di pasar B.Srikaton
kami bisa mengambil sedikit kesimpulan tentang penggunaan bahasa daerah dan bahasa
indonesia yang terjadi pasar B.Srikaton bahwa penggunaan bahasa dalam proses
interaksi jual beli di pasar B.Srikaton menggunakan beberapa bahasa mulai bahasa
campuran, bahasa Jawa, bahasa Indonesia hal tersebut dipengaruhi dengan asal daerah
dan suku masyarakat tersebut dan juga di pengaruhi oleh kasta ekonomi.
1 Bahasa
Ribuhan bahasa yang ada di dunia menyebabkan bahasa di setiap negara atau pun
setiap wilayah berbeda - beda hal ini di sebakan oleh sifat bahasa yang arbitrt atau
man suka sependapat dengan bloomfield( dalam sumarsono 2013: 18 ) “ bahasa
adalah system lembaga berupa bunyi yang bersifat sewenang –wenang ( arbitrer)
yang dipakai oleh anggota masyarakat untuk saling berkomunikasi , saling
berhubungan dan saling berkomunikasi
2 Hakika Bahasa
Manusia menggunakan bahsa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya , karena pada
dasarnya manusia makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutukan
orang lain . Hal tersebut bertemali dengan kridaksana ( dalam chaer ,2012;33) . sifat
atau ciri bahasa ada 13 butir antara lain sebagai berikut :
1 ) bahasa sebagai sistem
2) bahasa sebagai lambang
3) bahasa adalah bunyi
4) bahasa itu bersifat arbiter
5) bahasa itu bermakna
6) bahasa itu bersifat konvesional
7 ) bahas itu bersifat unik
8) bahasa itu bersifat universal
9) bahasa bersifat produktif
10) bahasa itu bervariasi
11) bahasa itu bersifat dinamis
12) bahasa itu berfungsi sebagai alat interakis sosial
13) bahasa merupakan identitas penuturnya
3 Fungsi bahasa