You are on page 1of 23

MAKALAH

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA SEJAK ZAMAN


PURBA HINGGA ZAMAN KOLONIAL

Disusn Oleh : Kelas R7B


Kelompok I

Muhammad Rifqi Yasa 202044500141


Muhammad Irfan Hidayat 202044500166
Adam Bintang Perdana 202044500178
Albertus Magnus Reynaldi 202044500186

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TAKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq

serta hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing manusia ke

jalan yang lurus dan diridhoi Allah SWT. Syukur Alhamdulillah, kami dapat

menyelesaikan makalah dengan judul “Sejarah Pendidikan Di Indonesia”.

Makalah ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh nilai tugas dalam

mata kuliah Sejarah pendidikan dan PGRI. Kami ucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya makalah

ini. Untuk terwujudnya penulisan makalah ini sudah tentu kami mendapat

bantuan, bimbingan, dan nasihat dari berbagai pihak.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para cendekiawan yang

ilmunya telah kami petik dalam penulisan makalah ini. Kami merasa dalam

penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena

keterbatasan sumber. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Akhir kata kami mohon maaf atas kekurangan serta kejanggalan baik isi maupun

dalam teknik penyusunannya.

Jakarta, 20 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah................................................................ 1

C. Rumusan Masalah................................................................... 2

D. Tujuan Penulisan.................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................. 3

A. Sejarah pendidikan dari masa purba sampai modern.................. 4

1. Masa Prasejarah ................................................................ 4

2. Masa Hindu – Budha.......................................................... 5

3. Masa Pra Islam................................................................... 10

4. Masa Kolonial.................................................................... 12

BAB V PENUTUP....................................................................................18

A. Simpulan................................................................................. 18

B. Saran ...................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah atau history adalah keadaan masa lampau dengan segala

macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu.

Sejarah penuh dengan informasi yang mengandung kejadian, model, konsep,

teori, praktik, moral, cita-cita dan sebagainya. (Pidarta, 2007: 109).

Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang

merupakan bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada

pembuat sejarah apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau

sebakliknya. Hingga sampai saat ini pun sebenarnya kita juga sedang

membuat sejarah tentang kehidupan kita untuk generasi penerus kita baik itu

untuk anak dan cucu kita dan semua orang yang terlibat dalam aktivitas

kehidupan kita. Secara tidak langsung kita ada pada saat ini merupakan

sejarah dari orang tua kita, orang tua kita ada dari orang tua kita sebelumnya

dan begitulah seterusnya.

Peristiwa sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia semua bidang

manusia salah satunya adalah landasan sejarah dalam bidang pendidikan yang

merupakan pembahasan makalah ini. Pendidikan merupakan hasil sejarah

orang – orang sebelum kita yang berjasa dalam bidang sejarah, oleh karena itu

dengan adanya landasan sejarah pendidikan di masa lalu bisa dijadikan

gambaran untuk melakukan pendidikan dimasa sekarang. Sehingga dalam

pelaksannan pendidikan dapat mengarah pada tujuan sebenarnya pendidikan


1
itu.Indonesia sendiri telah mengalami berbagai perubahan dan salah satunyadi

bidang pendidikan. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor. Untuk memajukan pendidikan suatu bangsa maka kita perlu

mempelajari sejarah pendidikan itu sendiri, baik yang bersifat nasional maupun

internasional. Karena dengan mernpelajari sejarah pendidikan maka kita dapat

mengetahui apa yang sudah dikerjakan oleh pendahulu kita serta hasil yang

diperoleh

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa

berproses dan berinteraksi di dunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya.

Pendidikan juga menjadi salah satu bekal terpenting di masa depan. Pendidikan

itu sudah kita kenal sejak zaman sebelum Negara Indonesia merdeka hingga

saat ini. Pendidikan menjadi salah satu hal pokok yang harus dipehatikan

karena pendidikan mampu membentuk karakter pribadi setiap orang apabila

sungguh-sungguh dalam menekuninya. Pendidikan adalah proses pembelajaran

tentang akhlak, ilmu pengatahuan dan keterampilan yang menjadi kebiasaan

turun-temurun sekelompok orang untuk melakukan pengajaran, pengamatan,

pelatihan atau penelitian. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1), pengertian

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. endidikan saat ini

2
secara umum mungkin sudah dilakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

B. Indentifikasi Masalah

Dalam membuat makalah ini, kami mengidentifikasi beberapa masalah

sebagai berikut :

1. Belum diketahui sejarah pendidikan dari masa ke masa.

2. Belum diketahui tujuan pendidikan dari dari masa ke masa.

C. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi masalah dalam penulisan

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui sejarah pendidikan dari masa ke masa?

2. Bagaimana mengetahui tujuan pendidikan dari dari masa ke masa ?

D. Tujuan Pembahasan

Tujuan yang ingin dilakukan pada makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui sejarah pendidikan dari masa ke masa.

2. Untuk mengetahui tujuan pendidikan dari dari masa ke masa.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah pendidikan dari masa purba sampai modern

1. Masa Prasejarah

Masa prasejarah atau yang biasa di kenal zaman praaksara, ialah

masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara adalah

zaman pertama kali manusia mencoba mengembangkan berbagai

kemampuanya baik di bidang ekonomi, religius, teknologi pembangunan,

teknologi pertanian, pembuatan alat, dan pembagian sosial dalam keluarga.

Semua itu berusaha dikembangkan dari titik nol. Pada zaman ini belum ada

lembaga pendidikan formal (sekolah). Pendidikan dilaksanakan di dalam

lingkungan keluarga dan dalam kehidupan keseharian masyarakat ilmiah.

Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai mengenai

kepercayaan melalui upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah

nenek moyang, pendidikan keterampilan mencari nafkah (khususnya bagi

anak laki-laki) dan pendidikan hidup bermasyarakat serta bergotong royong

terhadap kelompoknya.

Guru dalam pendidikannya terutama adalah adalah para orang tua

(ayah dan ibu), secara tidak langsung juga orang dewasa dalam

kelompoknya, dan alam juga sebagai guru mereka (Sumiatie,2015;1). Sejak

mereka tercipta melalui jenis Meganthropus Paleojavanicus, manusia jenis

pertama ini hanya berkapasitas 350cc yang otaknya minim sekali digunakan

untuk bisa berpikir. Jenis ini belum memiliki kebudayaan, pendidikan yang

4
diterima hanya seputar menghasilkan keturunan, cendrung nomaden

(berpindah tempat), dan food gathering (mengambil makanan dari alam).

Manusia kedua, jenis Pithecanthropus Erectusber-ras negroid, mongoloid,

dan kaukasoid yang menyebar dari Afrika ke seluruh dunia. Jenis ini

memiliki kapasitas otak 900cc dengan budaya mesolithikum (zaman batu),

yang mulai memiliki kepercayaan kepada sang pencipta. Di masa ini sudah

mengalami perkembangan mulai dari pembagian sosial di keluarga, anak-

anak yang di ajarkan berburu, membuat peralatan berburu seperti kapak,

serta menanam sesuatu untuk kehidupan masa mendatang.

Manusia ketiga, adalah Homo sapien, habilis, africanus, floreinsis,

soloensis, dimana manusia masa ini dianggap paling sempurna di antara

jenis manusia praaksara lainya. Bisa dikatakan bahwa pendidikan yang

diterima manusia praaksara kala itu sudah mencapai tahap puncak, mulai

dikenalnya teknik pembuatan pakaian, bangunan-bangunan besar, teknik

penguburan, dan lainya (Slamet,2013:29). Masa ini lah pendidikan pertama

kalinya manusia belajar tenatang keterampilan hidup, mengolah

pengetahuan di masa lalu untuk kepentingan generasi di masa depan.

(Rifa’i,2016:15).

2. Masa Hindu – Budha

Pada masa Hindu-Budha perkembangan pendidikan sudah mulai

menampakan suatu gerakan pendidikan dengan misi penyebaran ajaran

agama dan cara hidup yang lebih universal dibandingkan dengan pendidikan

sebelumnya. Pendidikan masa Hindu-Budha yang ada di Indonesia

5
membawa perubahan besar bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

Sebenarnya masyarakat Indonesia telah memiliki kemampuan dasar yang

dibanggakan sebelum masuknya Hindu-Budha. Setalah Hindu-Budha

berkembang di Indonesia kemampuan masyarakat Indonesia semakin

berkembang karena berakulturasi dan berinteraksi dengan tradisi Hindu-

Budha (Kamajaya,1995).

Hindu-Budha di Indonesia sangat berbeda tidak seperti di India, di

Indonesia Hindu dan Budha saling hidup berdampingan. Begitu juga dengan

pendidikanya yang tidak begitu ketat menerapkan golongan, walaupun

penggolongan masih tetap dilakukan oleh para kerajaan serta bangsawan

yang ada di Indonesia. Pendidikan masa Hindu ini lebih tepat dikatakan

sebagai ‘perguruan” dimana para murid berguru kepada para cerdik

cendekia. Lembaga pendidikan masa ini dikenal dengan

padepokan/pesantren. Sistem pergruan ini terus berkembang sampai

pengaruh Budha, bahkan masa Islam dan sampai sekarang (pesantren

tradisional).

Pada abad ke-6 berkembanglah di sumatra kerajaan Sriwijaya di

kota Palembang, lam-kelamaan menjadi pusat agama Budha. Raja-raja

Sriwijaya keturunan Syailendra dan beragama Budha. Batu bertulis

peninggalan kerajaan ini di dapati di Palembang, Jmabi, dan Bangka.

Semuanya di tulis dalam huruf pallawa di dalam bahasa melayu tua

bercampu sanskerta(Bernadib,1983:11).

Pada masa Budha pendidikan berkembang pada kerajaan

6
Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan sudah terdapat perguruan

tinggi Budha. Perguruan tinggi ini memiliki murid - murid yang berasal

dari Indocina, Jepang dan Cina.

Adapun guru yang terkenal pada saat itu ialah Dharmapala

berasal dari India. Perguruan-perguruan Budha tersebut menyebar

keseluruh wilayah kekuasaan kerajaan Sriwijaya (Waini,2007:34).

Pada abad ke-7, Dharmapala datang ke sumatra untuk

memeberikan pelajaran agama Budha Mahayana kepada penduduk di situ

yang menganut Hinayana. Dari sini jelas bahwa pendidikan pada waktu itu

memusatkan perhatianya kepada agama.Kerajaan pertama di Indonesia

yang telah menaruh perhatian terhadap dunia pendidikan, khususnya

pendidikan Budha, adalah kerjaan Sriwijaya.

Catatan I-Tsing menyebutkan, Sriwijaya merupakan pusat agama

Budha yang cocok sebagai tempat para calon rahib untuk menyiapkan

diri belajar Budha dan tata bahasa sansekerta sebelum berangkat ke

India. Di Sriwiwjaya. Menurut I-Tsing, terdapat guru Budha yang

terkenal, yaitu Sakyakerti yang menulis buku undang-undang berjudul

Hastadandasarta. Buku tersebut oleh I-Tshing dialih bahasakan ke

dalam bahasa Cina, yaitu Wajraboddhi yang berasal dari India Selatan,

dan Dharmaketi. Menurut seorang penjelajah Budh dari Tibet bernama

Atica, Dharmakerti memiliki tiga orang murid yang terpandang, selain

belajar ilmu agama, para calon rahib dan biksu belajar pula filsafat,

ketatanegaraan, dan kebatinan. Bahkan istilah guru yang digunakan

7
oleh masyarakat Indonesia sekarang berasal dari bahasa Sansekerta,

yang artinya “kaum cendekia”(Kemendikbud,2017:12).

Kemudian pada abad ke-8 di Jawa Tengah berdiri Kerajaan

Kalingga dengan Raja Sanjaya. Setelah masa Raja Sanjaya, kemudian

di pimpin oleh Raja Rakai Panangkaran dari wangsa Syailendra yang

beragama Budha. Ketika raja ini berkuasa, di bangunlah Candi

Borobudur, Candi Sari, dan Candi Kalasan. Di dekat Candi Borobudur

di bangun suatu tempat pendidikan agama Budha, yang dipimpin oleh

seorang pendeta terkenal bernama Janabadra. Sekolah ini memakai

sistemasrama (biara), akan tetatpi muridnya hanya berasal dari keluarga raja

dan pendeta. Rakyat biasa sama sekali tidak bisa mengenyam

pendidikan ini (Rifa’i,2016:20).

Tujuan pendidikan pada masa itu identik dengan tujuan hidup yaitu

manusia hidup untuk mencapai moksa bagi agama Hindu, dan manusia

mencapai nirwana bagi agama Budha. Karena itu secara umum tujuan akhir

adalah mencapai moksa atau nirwana. Secara khusus dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Bagi kaum Brahmana (kasta tertinggi), pendidikan berujuan untuk

menguasai kitab suci (Weda untuk Hindu dan Triitaka untuk Budha)

sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang universal.

b. Bagi golongan Ksatria, pendidikan bertujuan untuk memiliki

penegtahuanteoritis yang berkaitan tentang pengaturan pemerintahan.

c. Bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar masyarakat memiliki

8
keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, sesuai dengan pekerjaan

yang secara turun temurun

Selain tujuan terdapat sifat pendidikan masa itu, yaitu berpusat

pada religi, karena kehidupan atas dasar kepercayaan dan

keagamaan meguasai segalanya, penghormatan yang tinggi kepada guru,

dan pendidikan hanya diikuti oleh segolongan masyarakat saja.

Adapun jenis - jenis pendidikan masa itu sebagai berikut:

a. Pendidikan intelektual

Kegiatan pendidikan ini dikhusukan untuk menguasai kitab-

kitab suci. Weda dipelajari oleh penganut Hindu yaitu Brahmana, dan

kitab Tripitaka di pelajari oleh penganut Budha.

b. Pendidikan kesatrian

Kegiatan pendidikan ini dilakukan untuk mendidik kaum

bangsawan keluarga istana kerajaan, agar memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang berkaitan dengan mengatur pemerintahan, dan belajar

untuk berperang.

c. Pendidikan keterampilan

Kegiatan ini ditujukan bagi masyarakat biasa berlangsung

dalamkeluarga sesuai dengan keterampilan yang dimiliki orang tuanya.

Seorang pemahat akan diwariskan kepada anaknya, begitu juga dengan

lainya.

Bentuk pendidikan pada waktu itu masih bersifat informal, belum

ada pendidikan formal dalam bentuk sekolah seperti yang kita kenal

9
sekarang ini. Namun dengan demikian ada beberapa tempat yang bisa

dijadikan sebagai lembaga pendidikan, antara lain:

a. Pura Merupakan tempat yang berada di istana. Tempat ini diperuntukan

bagi putra-putri raja belajar.

b. Pertapaan Karena orang yang bertapa dianggap memiliki pengetahuan

kebatinan yang sangat tinggi. Oleh karena itu para pertapa menjadi

tempat bertanya segala hal yang berkaitan akan hal gaib.

c. Keluarga Di keluarga lah menjadi tempat belajar bagi anak-anak kepada

orang tuanya (Sumiatie,2015:5-9).

Kurikulum pendidikan pada masa Hindu Budha meliputi agama,

bahasa sanksekerta termasuk membaca dan menulis, keterampilan memahat

atau membuat candi, dan bela diri atau ilmu berperang (Arta,2015:37).

Kurikulum pada masa itu disesuaikan dengan kondisi dan keadaan pada

masanya dimana agama lebih diutamakan dari pada ilmu yang lain.

Pada sekitar abad ke-14 sampai abad ke-16 menjelang jatuhnya

kerajaan hindu di Indonesia, kegiatan pendidikan tidak lagi dilakukan secara

meluas seperti sebelumnya tetapi dilakukan oleh para guru kepada siswanya

yang jumlahnya terbatas dalam suatu padepokan. Kelompok bangsawan,

ksatria dan kelompok elit lainya mengirimkan anaknya kepada guru untuk

ididik atau guru di undang untuk datang mengajar anak mereka.

3. Masa Pra Islam

Corak pendidikan pada masa pra Islam dipengaruhi oleh agama yang

telah ada pada masa tersebut. Pada masa pra Islam di Indonesia telah ada

10
kerajaan-kerajaan yang masyarakatnya mayoritas menganut agama Hindu.

Seperti kerajaan Kutai dan kerajaan Majapahit. Corak pendidikan berbentuk

wetonan atau halaqah, dan sorongan ada kemiripan dengan sistem yang

berlangsung di lingkungan kerajaan tersebut.

Pada hakekatnya pendidikan Islam mulai berkembang sejak

terjadinya kontak dagang antara pedagang-pedagang muslim dengan

penduduk pribumi, nilai dan hukum dagang yang dianut dalam sistem

perdagangan internasional pada saat itu adalah nilai-nilai Islam, sehingga

yang dapat membina hubungan dagang adalah mereka yang telah menerima

dan mengamalkan hukum dagang Islam tersebut.

Bahwa pendidikan Islam berlangsung tidak terbatas pada satu tempat

dan waktu tertentu, namun dimana dan kapan saja berlangsung kontak

antara pedagang muballig dengan penduduk pribumi, pada saat itu pula

terjadi dan berlangsung pendidikan Islam. Adapun materi pendidikan

mengenai syahadat, membaca al-Qur'an, nilai-nilai moral dan akhlak yang

baik, kemudian diajarkan cara-cara shalat lengkap dengan syarat-syaratnya

dan seterusnya.

Tempat-tempat pengajian ini kemudian ada yang berkembang menjadi

sistem pendidikan sebagai berikut :

a. Sistem pendidikan Surau

Pada awal perkembangan Islam di Indonesia, pendidikan Islam

dilaksanakan secara informal, para muballig melaksanakan penyiaran

agama Islam kapan dan dimana saja pada setiap kesempatan dengan cara

11
yang mudah diterima oleh masyarakat. Mereka mendirikan masjid

sebagai tempat beribadah dan mengerjakan shalat Jum'at di setiap desa

yang dominan penduduknya muslim, mereka mendirikan surau (di

Sumatera Barat) atau langgar untuk mengaji, membaca al-Qur'an dan

sebagai tempat untuk mendirikan shalat lima waktu.

b. Sistem pendidikan pesantren.

Sejarah telah membuktikan bahwa kehadiran kerajaan Bani

Umayyah menjadikan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan,

sehingga masyarakat Islam tidak hanya belajar di masjid tetapi juga pada

lembaga pendidikan lainnya seperti Kuttab. Kuttab inilah yang kemudian

lebih dikenal di Indonesia dengan istilah pondok pesantren dengan

karakternya sendiri yaitu adanya kyai, santri, masjid dan pondok.

c. Sistem Pendidikan Madrasah

Bentuk madrasah yang dikenal dari sistem pendidikan Islam di

Timur Tengah sebagai lembaga pendidikan setelah Kuttab dan halaqah di

masjid agaknya berbeda dengan madrasah yang dikenal dalam konteks

keindonesiaan, mengingat bahwa madrasah itu belum dikenal pada awal-

awal penyebaran Islam di Indonesia,39 tapi istilah itupun kemudian

muncul setelah adanya pembaharuan yang dilakukan oleh kalangan

modernis di Indonesia dengan memasukkan sistem pendidikan modern

pada madrasah itu sendiri.

4. Masa Kolonial

a. Belanda

12
Masa ini berlangsung dari abad ke XVI sampai kira-kira

pertengahan abad XX. Selama periode ini bangsa Indonesia berkenalan

dan terkena pengaruh peradaban Barat dan pada umumnya kebudayaan

Belanda pada khususnya. Ilmu pengetahuan dan teknologi Barat, agama

Kristen dan Katolik, memberikan corak lain dari cara kehidupan menurut

rasa “ketimuran”. Akibatnya sering kali terjadi konfrontasi, tetapi juga

terjadi adaptasi, integrasi, konvergensi, dan saling pemanfaatan antara

kedua belah pihak. Hal inilah yang menyebabkan kebudayaan Indonesia

berangsur-angsur maju ke arah “modernisasi”, yang tidak sama dengan

“westernisasi”. Dengan kata lain kebudayaan Indonesia ingin menjadi

modern, dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai bangsa

Indonesia (Soemaryo, tt : 1 – 2).

Pengaruh barat terhadap Indonesia lewat : pendidikan/pengajaran

umum-kejuruan, pendidikan/agama Kristen, pendidikan/pengajaran yang

pernah diberikan secara cuma-cuma, dan komunikasi yang diusahakan

lebih mudah.

Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah : menyiapkan tenaga

rendah/murahan, mengabdi kepentingan penjajah melaksanakan politik

memecah belah, dipertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajah.

Pada zaman VOC, Inggris dan Hindia Belanda, pendidikan untuk

rakyat Nusantara sangat terlantar. Setelah adanya tanam paksa (cultuur

Stelsel 1830), Belanda menjadi kaya raya, maka muncullah suatu usul

dari Van Deventer tahun 1848, yang disebut “Politik Etis” (politik balas

13
jasa), yang isinya agar Belanda membalas budi kepada rakyat Indonesia

dalam bentuk educasi (pendidikan), irigasi (pengairan dan kolonisasi

(transmigrasi) ).

Usul tersebut memang diterima oleh DPR Belanda, tetapi

pelaksanaannya adalah sangat timpang. Sekolah-sekolah dibuka lebih

banyak untuk melayani orang-orang Belanda sendiri, sedangkan untuk

orang-orang pribumi hanya sebagian kecil saja.

Sekolah-sekolah rendah yang dibuka antara lain : ELS (Europese

Lager School), HCS (Holands Inlandse School), Schakel School

(Sekolah sambungan), Sekolah Keputrian, Sekolah Ambon, Sekolah

angka satu, Sekolah angka dua, dan sebagainya.

Sejak Budi Utomo didirikan (1908), maka terdapat perubahan

dalam penyelenggaraan sekolah, antara lain :

1) Sekolah angka satu (5 th) ditingkatkan menjadi 6 th. Dan pada tahun

1914 diubah menjadi HIS (7 th) dengan bahasa pengantar bahasa

Belanda.

2) Sekolah angka dua (3 th) ditingkatkan menjadi 5 tahun.Setelah tahun

diseleksi dengan kalsifikasi:

a) Yang kurang cerdas, melanjutkan ke kelas 4 dan 5.

b) Yang cerdas, melanjutkan ke Schakel School (5 th, dan berbahasa

Belanda) dan boleh melanjutkan ke MULO (Meer Uitgebreid Lager

Onderwijs).

14
3) Dari MULO (SMP 3 th) dapat melanjutkan ke AMS (Al-Gemene

Middlebbare School).

4) Dari AMS (SMA 3 th) dapat melanjutkan ke :

a) GHS (Geneeskudige Hoge School) = Kedokteran

b) RHS (Rechtskundige Hoge School) = Sekolah Tinggi Hukum

c) THS (Technische Hoge School) = Sekolah Tinggi Teknik.

Sekolah-sekolah lain yang timbul stelah Budi Utomo antara lain :

1.)Sekolah-sekolah Muhammadiyah 1912, yang didirikan oleh K.H

Ahmad Dahlan, yang berpusat di Yogyakarta.

2.)Sekolah-sekolah yang didirikan oleh misi Katholik yang berpusat di

Muntilan oleh Pastor Van Lith, dan sekolah-sekolah yang didirikan

oleh Zending (sekolah Kristen).

3.)Taman Siswa : 3 Juli 1922

Sekolah ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro dan berpusat di

Yogyakarta Azas Taman Siswa adalah Panca Dharma : Kemanusiaan,

kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, dan kebudayaan.

4.)Sekolah Kerja di Kayu Tanam

Sekolah ini didirikan oleh Moh. Syafei dan berpusat di Kayu

Tanam, Sumatera Barat. Tujuan pendidikannya ialah, berdiri di atas

kaki sendiri, sedangkan mata pelajaran yang dimaksudkan untuk

membantu tercapainya tujuan tersebut ialah : seni keterampilan,

pertanian, dan koperasi.

15
Tujuan pendidikan adalah hidup tertib dan damai. Sedangkan isi

pendidikannya mengutamakan kebudayaan sendiri, yaitu kebudayaan

Indonesia, dengan prinsip “trikon” : konsentris, kontinuitas, dan

konvergensi. Metode pendidikannya adalah “Tut Wuri Handayani”

dengan sistem “Among”, dan macam sekolah yang didirikannya ialah :

Taman Indria (TK), Taman Putra (SD), Taman Dewasa (SMP), Taman

Madya (SMA), Taman Guru (SPG), dan Sarjana Wiyata (Universitas).

Pada tahun 1938 atas usul Ki Hajar Dewantoro diadakan Kongres

Pendidikan Nasional (KPN) dengan tugas pokok : mencari sistem

pendidikan nasional. Tetapi sayang sebelum tugas pokok KPN selesai

pecah perang dunia II. Indonesia lepas dari penjajahan Belanda (1942),

tetapi jatuh ke tangan Jepang/Dai Nippon.

Sesudah Budi Utomo ini sesungguhnya masih banyak sekolah-

sekolah yang bertumbuhan, seperti Sekolah Kartini, Sekolah Dewi

Sartika, dan sebagainya. Namun karena sempitnya ruangan ini (hanya

dasar-dasar) terpaksa hal tersebut tidak dapat dituliskan di dalam buku ini

seluruhnya.

b. Jepang

Masa penjajahan Jepang ini relatif pendek (3,5 tahun). Tetapi

penderitaan bangsa Indonesia lebih mengerikan bila dibandingkan

dengan zaman penjajahan Belanda yang 3,5 abad lamanya.

Landasan idiil dari penjajahan Jepang ini ialah Indonesia adalah

sumber bahan mentah, tenaga manusia murah, politik ekspasi,

16
menanamkan ideologi “kemakmuran bersama” di Asia Timur Raya

(Hakko Ichiu), dan kelangsungan perah pasifik.

Tujuan pendidikan adalah pembentukan militerisme dan menang

dalam perang melawan sekutu.

Sistem pendidikan dan pengajarannya ialah Sekolah Rakyat 6

tahun, Sekolah Menengah 3 tahun, dan Sekolah Menengah Tinggi 3

tahun. Untuk mendidik guru terdapat tiga jenis sekolah yaitu sebagai

berikut :

1) Sekolah Guru 2 tahun (Syoto Sihan Gakko)

2) Sekolah Guru 4 tahun (Guto Sihan Gakko)

3) Sekolah Guru 6 tahun (Koto Sihan Gakko).

Semua Perguruan Tinggi ditutup, kecuali : Sekolah Tinggi

Kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta, Sekolah Tinggi Teknik (Kogyo

Dai Gakko) di Bandung, Sekolah Tinggi Pamongpraja (ini PT yang baru

di Jakarta), dan Sekolah Tinggi Kedokteran Tinggi di Bogor.

Kesempatan belajar terbuka lebar bagi semua golongan penduduk

di Indonesia. Jalur-jalur sekolah menurut penggolongan keturunan

bangsa/status sosial sudah dihapus. Oleh karena itu semua mendapat

kesempatan yang sama (Depdikbud, 1979 : 89)

Keberatan yang diderita oleh anak didik pada umumnya antara

lain : kerja bakti (kinrohosi) pada hari-hari tertentu, mencari iles-iles (ubi

bunga bangkai), menanam jarak, cari besi tua, membersihkan asrama-

asrama militer jalan raya, dan latihan kemiliteran.

17
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pendidikan berperan penting terhadap kebudayaan manusia. Mulai dari

zaman purba, pendidikan secara tidak langsung berperan penting dalam proses

kehidupannya, hingga akhirnya masa Hindu dan Budha masuk ke Indonesia,

pendidikannya berubah menjadi lebih terstruktur. Setiap masa atau periode,

memiliki karakteristik pendidikan yang berbeda pula, baik dari segi

pengajarannya, objek yang dipelajarinya, pola belajarnya bahkan tujuan

pendidikannya pun tidak sama.

Pendidikan zaman prahindu masih mengandung kepercayaan animism

dan dinamisme sebagai ciri khasnya. Zaman hindu dan budha mulai dikenal

adanya kasta yang menandakan status social dalam masyarakat. Kasta

Brahmana, Ksatria, Sudra dan Waisya muncul dan berkembang di lapisan

masyarakat pada periode Hindu Budha. Persamaan hak di hadapan Tuhan


18
mulai dikembangkan pada masa islam masuk ke Indonesia. Pesantren dan

langgar menjadi tempat masyarakat menuntut ilmu pada zaman tersebut.

Paham Eropa mulai merasuk ke Indonesia seiring colonial Belanda hadir di

negeri ini. Paham kristiani mulai diajarkan ke dalam system pendidikannya.

B. Saran

Dari beberapa periode pendidikan yang berkembang dan masuk di

Indonesia, semuanya memiliki peran penting dalam adanya kebhinekaan di

negeri kita ini. Kesemuanya memberikan dampak yang besar pula bagi system

pendidikan yang ada sekarang ini di Indonesia. Sebagai calon guru, kita

seyogyanya mampu mengembangkan system pendidikan yang lebih baik lagi

dari masa-masa sebelumnya guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

Karena maju mundurnya sebuah bangsa adalah tergantung dari sumber daya

manusianya juga. Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam

penyusunan makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata

sempurna.

Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan

makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik

yang bisa membangun dari para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arta, S . 2015. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Media Akademi.

Barnadib, S, I. 1983. Sejarah Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset

Hadi, Soedama. 1983. Pendidikan Nasional dan Pengembangan Masyarakat.

Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma. Hal. 5 dan 21.

Patricia, C. O. S. (2021). PENDIDIKAN INDONESIA PADA MASA PRASEJARAH

DAN HINDU-BUDHA. 3(2), 6.

Rifa’i, M. 2016. Sejarah Pendidikan Nasional: Dari Masa Klasik Hingga Modern.

Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Soemartoyo, tt., Pengantar Perkembangan Pendidikan dan Kebudayaan di

Indonesia. Yogyakarta. IKIP Sanata Dharma. Hal. 1-5

Sumiatie. 2015. Sejarah Pendidikan Indonesia. Palangka Raya: Universitas PGRI

Palangka Raya.

Waini, R, dkk. 2007. Landasan Pendidikan. Bandung: CV Ilmu Bandung.

http://formadiksi.um.ac.id/sejarah-pendidikan-indonesia-dari-masa-ke-masa-

membentuk-karakter-pribadi-pribumi-bangsa/

20

You might also like