You are on page 1of 18

INGKAR SUNNAH

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits Pada

Program Studi Hukum Keluarga Islam Kelompok 3 Semester 1 Fakultas Syariah

Dan Hukum Islam IAIN Bone

Oleh :

Kelompok 3

SAPRIADI

NIM.742302023064

DOSEN PENGAJAR : WILDANA, S.Pd.I., M.Pd

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM

IAIN BONE

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kami panjatkan kepada Allah yang maha Esa yang telah

memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Tanpa pertolongannya kami tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Selwat serta salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa kami dari alam kegelapan menuju alam yang penuh cahaya.

penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

nikmat, baik itu nikmat kesehatan maupun nikmat akal, sehingga penulis mampu

menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah islam moderat dengan judul

“INGKAR SUNNAH”

Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak khususnya dosen

mata kuliah Ulumul Hadist yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah

ini serta teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat.Terimah kasih

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Watampone, 24 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Ingkar Al- Sunnah 3

B. Sejarah Ingkar Al- Sunnah 4

C. Bantahan Para Ulama Terhadap Ingkar Al- Sunnah 7

D. Kriteria Ingkar Al- Sunnah 11

E. Upaya Mengantisipasi Ingkar Al- Sunnah 11

BAB III PENUTUP 12

A. Kesimpulan 12

B. Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nabi saw telah disepakati oleh mayoritas ulama dan umat Islam

sebagai sumberkedua ajaran Islam setelah kitab suci al- Qur’an. Berbeda

dengan al - Qur’an yang semua ayat -ayatnya disampaikan oleh Nabi saw

secara mutawatir dan telah ditulis serta dikumpulkansejak zaman Nabi saw

masih hidup, serta dibukukan secara resmi sejak zaman khalifah AbuBakar

al-Shiddiq, sebagian besar hadis Nabi saw tidaklah diriwayatkan secara

mutawatir dan pengkodifikasiannya pun baru dilakukan pada masa khalifah

Umar bin Abdul Azis, salahseorang khalifah Bani Umayyah. Hal yang

disebutkan terakhir, didukung oleh beberapafaktor lainnya, oleh

sekelompok kecil (minoritas) umat Islam dijadikan sebagai alasan

untukmenolak otoritas hadis-hadis Nabi saw sebagai hujjah atau sumber

ajaran Islam yang wajibditaati dan diamalkan.

Dalam wacana ilmu hadis, dikenal dangan kelompok inkar al-

sunnah.Secara paradigma pemikiran dan pemahaman, sejarah inkar Sunnah

memang sangat eratdengan golongan Khawarij, Muktazilah, dan Syiah .

Dan dari segi benih kemunculan, merekasudah tampak sejak masa sahabat.

Bahkan, kabar tentang akan adanya orang yangmengingkari Sunnah sudah

pernah disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi waSallam. Untuk

mempermudah, dalam makalah ini akan dibahas satu persatu, yaitu

dariPengertian Ingkar al- Sunnah, Sejarah ingkar al- Sunnah, Argumentasi

dan Bantahan Para Ulama Terhadap Ingkar al- Sunnah, Kriteria Ingkar al-

Sunnah, Upaya mengantisipasi Ingkaral- Sunnah.

1
2

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat di ambil suatu perumusan masalah

yaitu :

1. Bagaimana pengertian ingkar al- sunnah ?

2. Bagaimana sejarah ingkar al- sunnah ?

3. Bagaimana bantahan para ulama terhadap ingkar al- sunnah ?

4. Bagaimana kriteria ingkar al- sunnah ?

5. Bagimana upaya mengantisipasi ingkar al- sunnah ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan yaitu :

1. mengetahui pengertian ingkar al- sunnah.

2. Untuk mengetahui sejarah ingkar al- sunnah.

3. Untuk mnegetahui bantahan para ulama terhadap ingkar al-

sunnah.

4. Untuk mengetahui kriteria ingkar al- sunnah,

5. Untuk mengetahui upaya mengantisipasi ingkar al- sunnah.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ingkar Sunnah

1. Arti menurut bahasa

Kata “Inkar al - sunnah” terdiri dari dua kata yaitu “inkar” dan

“Sunnah”. Kata “inkar” secara etimologis diartikan menolak, tidak

mengetahui, dan tidak menerima sesuatu, baik lahir dan batin yang

dilatar belakangi oleh faktor ketidaktahuannya atau fakor lain. Dan


“Sunnah” adalah hadits-hadits Rosulullah SAW.

2. Arti menurut istilah

a. Paham yang timbul dalam masyarakat Islam yang menolak hadis

atau sunnah sebagaisumber ajaran Islam kedua setelah Al- qur’an.

b. Suatu paham yang timbul pada sebagian minoritas umat Islam yang

menolak dasar hukumIslam dari sunnah shohih baik sunnah praktis

atau yang secara formal dikodifikasikan paraulama, baik secara

totalitas mutawatir maupun ahad atau sebagian saja, tanpa ada alasan

yangdapat diterima.

Paham Ingkar Sunnah bisa jadi menolak keseluruhan sunnah

baik sunnah muttawatir dan ahad atau menolak yang ahad saja dan atau

sebagian saja. Demikian juga penolakan sunnah tidak didasari alasan

yang kuat, jika dengan alasan yang dapat diterima oleh akal yangsehat,

seperti seorang muktahid yang menemukan dalil yang lebih kuat dar

pada hadis yang iadapatkan, atau hadis itu tidak sampaikepadanya, atau

karena kedhaifannya, atau karena adatujuan s yar’i yang lain, maka tidak

digolongkan Ingkar Sunnah.

3
4

Ingkar as-sunnah adalah sebuah sikap penolakan terhadap

sunnah Rasul, baik sebagianmaupun keseluruhannya. Mereka membuat

metodologi tertentu dalam menyikapi sunnah. Halini mengakibatkan

tertolaknya sunnah, baik sebagian maupun keseluruhannya. Penyebutan

Ingkar as-sunnah tidak semata-mata berarti penolakan total terhadap

sunnah. Penolakanterhadap sebagian sunnah pun termasuk dalam

kategori ingkar as-sunnah , termasuk didalamnya penolakan yang

berawal dari sebuah konsep berpikir yang janggal atau

metodologikhusus yang diciptakan sendiri oleh segolongan orang baik

masa lalu maupun sekarangsedangkan konsep tersebut tidak dikenal dan

diakui oleh ulama hadis dan fiqh.1

B. Sejarah Ingkar Al-Sunnah

Sejarah perkembangan Ingkar Sunnah hanya terjadi dua masa,

yaitu masa klasik dan masamodern, diantaranya sebagai berikut:

1. Ingkar Sunnah klasik

Sejarah perkembangan Ingkar Sunnah hanya terjadi dua masa,

yaitu masa klasik dan masamodern, diantaranya sebagai berikut:1.

Ingkar Sunnah klasikterjadi pada masa Imam Asy- Syafi’i (wafat 204

H) yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak sunnah sebagai

sumber hukkum Islam baik muttawatir atau ahad. Imam Asy- Syafi’i

yang dikenal sebagai Nashir As-Sunnah (pembela Sunah) pernah

didatangi oleh seseorangyang disebut sebagai ahli tentang mazhab

teman-temannya yang menolak seluruh sunnah, baik muttawatir

maupun ahad . Ia datang untuk berdiskusi dan berdebat dengan Asy-

Syafi’i secara panjang lebar dengan berbagai argumentasi yang ia

1
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 27-29
5

ajukan. Namun, semuaargumentasi yang dikemukakan orang tersebut

dapat ditangkis oleh Asy- Syafi’i dengan jawaban yang argumentatif,

ilmiah, dan rasional sehingga akhirnya ia mengakui danmenerima

sunnah Nabi.

Secara garis besar, Muhammad Abu Zahrah berkesimpulan

bahwa ada tiga kelompok pengingkar sunah yang berhadapan denga

Asy- Syafi’i, yaitu sebagai berikut:

a. Menolak sunnah secara keseluruhan, golongan ini hanya

mengakui Alquran saja yang dapatdijadikan hujjah.

b. Tidak menerima sunnah kecuali yang semakna dengan Alquran.

c. Hanya menerima sunnah muttawatir seja dan menolak selain

muttawatir yakni sunnah ahad.

Kesimpulannya, ingkar sunnah klasik diawali akibat

konflik internal umat Islam yangdikobarkan oleh sebagian kaum

Zindik yang berkedok pada sekte-sekte dalam Islam,kemudian

diikuti oleh para pendukungnya, dengan cara saling mencari

para sahabat danmelemparkan hadis palsu. Penolakan sunnah

secara keseluruhan bukan karakteristik umatIslam. Semua umat

Islam menerima kehujjahan sunnah. Namun, mereka berbeda

dalammemberikan kriteria peresyaratan kualitas sunnah. Ingkar

sunnah klasik hanya terdapat di Bahrah Irak karena

ketidaktahuannya tentang kedudukan sunnah dalam syari’ah

Islam, tetapi setelah diberikan penjelasan akhirnya menerima

kehujahannya.2

2. Ingkar Sunnah Modern

2
Ibid , hlm 30-32
6

Sebagaimana pembahasan di atas, bahwa Ingkar Sunnah

Klasik lahir di Irak (kurang lebihabad 2 H/7 M), kemudian menetas

kembali pada abad modern di India (kurang lebih abad 19M/ 13 H),

setelah hilang dari peredarannya kurang lebih 11 abad. Baru muncul

ingkar sunnahdi Mesir (pada abad 20 M). Sebab utama pada awal

timbulnya Ingkar Sunnah modern iniialah akibat pengaruh kolonialisme

yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di duniaIslam, terutama di

India setelah terjadinya pemberontakan melawan kolonial Inggris 1857

M.Berbagai usaha-usaha yang dilakukan kolonial untuk perdangkalan

ilmu agama dan umum, penyimpangan aqidah melalui pimpinan-

pimpinan umat Islam dan tergiurnya merekaterhadap teori-teori Barat

untuk memberikan interpretasi hakekat Islam. Seperti yangdilakukan

oleh Ciragih Ali, Mirza Ghulam Ahmad Al-Qadliyani dan tokoh-tokoh

lain yangmenghindari hadis-hadis jihad dengan pedang, dengan cara

mencela-cela hadis tersebut. Disamping ada usaha dari pihak umat Islam

menyatukan berbagai Mazhab hukum Islam, Syafi’i, Hanbali, Hanafi,

dan Maliki ke dalam satu bendera y aitu Islam, akan tetapi pengetahuan

keislaman mereka kurang mendalam.3

a. Pokok-Pokok Ajaran Ingkar SunnahDi antara ajaran-ajaran

pokoknya adalah sebagai berikut:

1) Tidak percaya kepada semua hadis Rasulullah. Menurut

mereka hadis itu karangan Yahudiuntuk menghancurkan

Islam dari dalam.

2) Dasar hukum Islam hanya Alquran saja.

3) Syahadat mereka; Isyhadu bi anna muslimin .

3
Ibid, hlm 33-35
7

4) Shalat mereka bermacam-macam, ada yang shalatnya dua

rakaat – dua rakaat dan ada hanyafelling saja (ingat).

5) Puasa wajib hanya bagi orang yang melihat bulan saja, kalu

seorang saja yang melihat bulan,maka dialah yang wajib

berpuasa.

6) Haji boleh dilakukan selama 4 bulan haram yaitu Muharram

Rajab, Zulqai’dah, dan Zulhijjah.4

7) Pakaian ihram adalah pakaian Arab dan membuat repot.

Oleh karena itu, waktu mengerjakanhaji boleh memakai

celana panjang dan baju biasa serta memakai jas/dasi.

8) Rasul tetap diutus sampai hari kiamat.

9) Nabi Muhammad tidal berhak menjelaskan tentang ajaran

Alquran (kandungan isi Alquran).

10) Orang yang meninggal dunia tidak dishalati karena tidak ada

perintah Alquran.Demikian di antara ajaran pokok ingkar

sunnah yang intinya menolak ajaran sunnah yangdibawa

Rasulullah dan hanya menerima Alquran saja secara

terpotong-potong.

C. Argumentasi dan Bantahan Para Ulama Terhadap Ingkar al- Sunnah

1. Argumentasi Ingkar al- Sunnah

Argumen-argumen naqli :

a) Agama Bersifat Konkret dan Pasti

Mereka berpendapat bahwa agama harus dilandaskan

pada suatu hal yang pasti. Apabila kitamengambil dan memakai

Sunnah, berarti landasan agama itu tidak pasti. Sementara

4
Agus Solahudin, Ulumul Hadis, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm 219-220
8

apabilaagama Islam itu bersumber dari hadis – khususnya hadis

Ahad- bersifat dhanni (dugaan yangkuat), dan tidak sampai pada

peringkat pasti. Karena itu, apabila agama Islam berlandaskan

hadis di samping Al-Quran Islam akan bersifat ketidak pastian.

b) Al-Quran Sudah Lengkap

Dalam syari’at Islam, tidak ada dallil lain, kecuali Al

-Quran. Jika kita berpendapat Al-Quranmasih memerlukan

penjelasan berarti kita secara tegas mendustakan Al-Quran

dankedudukan Al-Quran yang membahas segala hal secara

tuntas. Oleh karena itu, dalam syari’at Allah tidak mungkin

diambil pegangan lain, kecuali Al-Quran. Argumen ini

dipakaioleh Taufiq Sidqi dan Abu Rayyah.

c) Al-Quran Tidak Memerlukan Penjelas

Al-Quran tidak memerlukan penjelasan, justru

sebaliknya Al-Quran merupakan penjelasanterhadap segala hal.

Allah berfirman: Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran)

untukmenjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan

kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (Q.S. An-

Nahl [16]: 89). Dan Dialah yang telah menurunkan Al-Kitab(Al-

Quran) kepadamu dengan terperinci. (Q.S. Al- An’am [6]: 114).

Ayat-ayat ini dipakaidalil oleh para pengingat Sunnah, baik dulu

maupun kini. Mereka menganggap Al-Qurans udah cukup

karena memberikan penjelasan terhadap segala masalah. Mereka

adalah orang- p\orang yang menolak hadis secara keseluruhan,

seperti Taufiq Sidqi dan Abu Rayyah.

Argumen-argumen Non Naqli :


9

Argumen yang tidak berupa ayat Al- Qur’an dan atau hadis -

hadis diantaranya:

a) Al- Qur’an diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad

(melalui malaikat Jibril) dalam bahasa Arab. Orang-orang yang

memiliki pengetahuan bahasa Arab mampu memahami Al-

Qur’an secara langsung, tanpa bantuan penjelasan dari hadis

Nabi.

b) Dalam sejarah, umat Islam mengalami kemunduran. Umat Islam

mundur karena umat Islamterpecah-pecah. Perpecahan itu

terjadi karena umat Islam berpegang kepada hadis Nabi.

c) Asal mula hadis Nabi yang dihimpun dalam kitab-kitab hadis

adalah dongeng-dongengsemata.

d) Menurut dokter Tauqif Sidqi, tiada satupun hadis nabi yang

dicatat pada zaman Nabi.Pencatatan hadis terjadi setelah Nabi

wafat. Dalam masa tidak tertulisnya hadis itu, manusia

berpeluang untuk mempermainkan dan merusak hadis

sebagaimana yang telah terjadi.5

2. Bantahan Ulama

Abd Allah bin Mas’ud berpendapat bahwa orang yang

menghindari sunnah tidaktermasuk orang beriman bahkan dia orang

kafir. Hal ini sesuai dengan hadits RasulullahSAW. Yang diriwayatkan

oleh Abu Dawud, sebagai berikut:

“Jika kamu bersembahyang di rumah -rumah kamu dan kamu

tinggalkan masjid-masjidkamu, berarti kamu meninggalkan sun nah

Nabimu, dan berarti kamu kufur.” (H.R. AbuDawud :91).

5
Agus Solahudin, Ulumul Hadis, Pustaka Setia, Bandung, 2009, hlm 220-221
10

Allah SWT telah menetapkan untuk mentaati Rsul, dan tidak

ada alasan dari siapa pun untukmenentang perintah yang diketahui

bearsal dari Rasul. Allah telah membuat semua manusia(beriman)

merasa butuh kepadanya dalam segala persoalan agama dan

memberikan bukti bahwa sunnah menjelaskan setiap makna dari

kewajiban-kewajiban yang ditetapkan Allahdalam kitabnya. Sunnah

Rasul mempunyai tugas yang amat besar, yakni untuk memberikan

pemahaman tentang Kitabullah , baik dari segi ayat maupun hukumnya.

Orang yang inginmempedalam pemahaman Al-Quran, ia harus

mengetahui hal-hal yang ada dalam sunnah , baik dalam maknanya,

penafsiran bentuknya, maupun dalam pelaksanaan hukum-

hukumnya.Contoh yang paling baik dalam hal ini adalah masalah ibadah

shalat.

Tegasnya setiap agian Sunnah Rasul SAW. Berfungsi

menerangkan semua petunjukmaupun perintah yang difirmankan Allah

di dalam Al-Quran. Siapa saja yang bersedia menerima apa yang

ditetapkan Al-Quran dengan sendirinya harus pula menrima petunjuk-

petunjuk Rasul dalam Sunnahnya. Allah sendiri telah memerintahkan

untuk selalu taat dansetia kepada keputusan Rasul. Barang siapa tunduk

kepada Rasul berarti tunduk kepadaAllah, karena Allah jugalah yang

menyuruh untuk tunduk kepadaNya. Menerima perintahAllah dan Rasul

sama nilainya, keduanya berpangkal kepada sumber yang sama (yaitu

AllahSWT). Dengan demikian, jelaslah bahwa menolak atau

mengingkari sunnah sama saja dengan menolak ketentuan-ketentuan

Al-Quran, karena Al-Quran sendiri yangmemerintahkan untuk

menerima dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW.


11

D. Kriteria Inkar al-Sunnah

1. Mendahulukan ketetapan hukum berdasar nash yang zhahir, disertai

keyakinan bahwaSunnah tidak memiliki kekuatan hukum sedikit pun.

2. Menolak hadis Nabi, baik seluruhnya maupun sebagian.

3. Menyalahi faham mayoritas ulama dan umat.

4. Hanya mengambil dasar hukum dari Al-Quran saja.

5. Berbeda dalam cara pelaksanaan ibadah tertentu.6

E. Upaya Mengantisipasi Inkar al- Sunnah

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi paham inkar

as-sunnahdiantaranya:

1. Lebih mendalami ilmu agama agar tidak mudah terpengaruh aliran

sesat.

2. Memahami isi kandungan Al- Qur’an dan Hadits.

3. Waspada terhadap pendapat-pendapat yang muncul, yang tidak sesuai

dengan Al- Qur’an dan Hadits.

4. Meyakini bahwa sunnah dan hadits adalah sumber kedua hukum Islam.

5. Menjauhi aliran-aliran yang menganggap bahwa sunnah dan hadits tidak

benar.

6. Pihak berwajib melarang penyebaran paham inkar al-sunnah di

wilayahnya.7

6
M. Noor. Sulaiman, Antologi Ilmu Hadits, Gaung Persada Press, Jakarta, hlm 206-211
7
Ibid, hlm 212-213
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengertian Inkar al- Sunnah

Kata “Inkar al - sunnah” terdiri dari dua kata yaitu “inkar” dan

“Sunnah”. Kata “inkar” secara etimologis diartikan menolak, tidak

mengetahui, dan tidak menerima sesuatu, baik lahir dan batin yang

dilatar belakangi oleh faktor ketidaktahuannya atau fakor lain. Dan

“Sunnah” adalah hadits-hadits Rosulullah SAW.

a. Sejarah Ingkar al- Sunnah

Ingkar Sunnah klasikterjadi pada masa Imam Asy- Syafi’i

(wafat 204 H) yang menolak kehujjahan sunnah dan menolak

sunnah sebagai sumber hukkum Islam baik muttawatir atau ahad.

Imam Asy- Syafi’i yang dikenal sebagai Nashir As-Sunnah

(pembela Sunah) pernah didatangi oleh seseorangyang disebut

sebagai ahli tentang mazhab teman-temannya yang menolak seluruh

sunnah, baik muttawatir maupun ahad .Ingkar al- Sunnah

modernSebagaimana pembahasan di atas, bahwa Ingkar Sunnah

Klasik lahir di Irak (kurang lebihabad 2 H/7 M), kemudian menetas

kembali pada abad modern di India (kurang lebih abad 19M/ 13 H),

setelah hilang dari peredarannya kurang lebih 11 abad. Baru muncul

ingkar sunnahdi Mesir (pada abad 20 M). Sebab utama pada awal

timbulnya Ingkar Sunnah modern iniialah akibat pengaruh

kolonialisme yang semakin dahsyat sejak awal abad 19 M di

duniaIslam.

b. Argumentasi dan Bantahan Para Ulama Terhadap Ingkar al- Sunnah

12
13

Argumen-argumen naqli :

1. Agama Bersifat Konkret dan Pasti,

2. Al-Quran Sudah Lengkap,

3. Al-Quran Tidak Memerlukan Penjelas.

c. Bantahan Ulama

Abd Allah bin Mas’ud berpendapat bahwa orang yang

menghindari sunnah tidak termasuk orang beriman bahkan dia orang

kafir.Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW. Yang

diriwayatkan oleh Abu Dawud, sebagai berikut: “Jika kamu

bersembahyang di rumah -rumah kamu dan kamu tinggalkan masjid

masjid kamu, berarti kamu meninggalkan sunnah Nabimu, dan

berarti kamu kufur.” (H.R.Abu Dawud :91).

d. Kriteria Inkar al-Sunnaha.

1. Mendahulukan ketetapan hukum berdasar nash yang zhahir,

disertai keyakinan bahwa Sunnahtidak memiliki kekuatan

hukum sedikit pun.

2. Menolak hadis Nabi, baik seluruhnya maupun sebagian.

e. Upaya Mengantisipasi Inkar al- Sunnah

1. Lebih mendalami ilmu agama agar tidak mudah

terpengaruh aliran sesat.

2. Memahami isi kandungan Al- Qur’an dan Hadits.

3. Waspada terhadap pendapat-pendapat yang muncul, yang

tidak sesuai dengan Al- Qur’an dan Hadits.

B. Saran

Demikianlah isi dari makalah ini, namun kritik dan saran yang

bersifat membangun sangat kami butuhkan guna memperaiki keselahan


14

yang baik disengaja ataupun tidak disengaja dalam penulisan makalah yang

akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon. 2010. Ulumul Hadis. Jakarta: Bumi Aksara

.Agus Solahudin. 2009. Ulumul Hadis . Bandung: Pusataka Setia.

M.Noor. Sulaiman.2008. Antologi Ilmu Hadits . Jakarta: Gaung Persada

Press.

15

You might also like