You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

KOMPETISI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 INDRALAYA :

ANGGELA (06091182126007)
DEA TRISANDINI (06091282126039)
HASLINDA (06091082126044)
KEZIA ARDIAN ANJALI (06091282126051)
LISNA NEPRIANI (06091282126046)
PUTRI AYU NUR ROHMAH (06091282126054)
TRI SEPTIANA (06091182126002)

DOSEN PENGAMPU :

Drs. KHOIRON NAZIP, M.Pd


Drs. DIDI JAYA SANTRI, M.Si
NIKE ANGGRAINI, S.Pd., M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ekologi
Tumbuhan dengan judul “Kompetisi” tepat pada waktunya guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Praktikum Ekologi Tumbuhan.

Kelncaran penulisan dan penyusunan Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini tidak
terlepas dari bantuan pihak lain, yang ikut mengarahkan sekaligus mendukung proses
pembuatan Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini hingga selesai. Oleh karena itu, kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam terkhusus kepada :
1. Kepada Drs. Khoiron Nazip, M.Pd., Drs. Didi Jaya Santri, M.Si., Nike Anggraini,
S.Pd., M.Sc., selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum Ekologi Tumbuhan
yang telah membantu dan memberikan pengarahan seputar pelaksanaan praktikum
serta pembuatan dan penyusunan laporan.
2. Kepada orang tua kami yang selalu mendoakan dan mendukung segala kegiatan yang
kelompok 2 lakukan dalam pelaksanaan praktikum serta pembuatan laporan ini
sehingga terselesaikan dengan baik.
3. Dan seluruh anggota kelompok 2 yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan
praktikum dan penyusunan laporan ini hingga selesai.

Demikian Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan ini kami buat dengan sepenuh hati.
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat ketidaksempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan adanya kritik maupun saran yang membangun dari Bapak/ibu dosen
maupun pembaca. Kami berharap semoga ini dapat bermanfaat dan memotivasi kita semua.

Indralaya, 24 Maret 2023

Kelompok 2 Indralaya
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di alam organisme tidak hidup sendiri tetapi berdampingan dan saling berinteraksi
dengan organisme yang lainnya. Begitupun yang terjadi terhadap tumbuhan, interaksi ini
bisa terjadi antara tumbuhan yang sejenis ataupun tidak sejenis. Interaksi yang terjadi
antara organisme-organisme tersebut dapat bersifat positif-positif, positif-netral, positif-
negatif, netral-netral, dan negatif- negatif. Namun dalam praktikum ini yang diteliti
adalah kompetisi yang terjadi antara tanaman jagung dan kacang hijau. Kompetisi
tersebut dapat berbentuk perebutan sumber daya yang terbatas (resource competition)
atau saling menyakiti antar individu yang sejenis dengan kekuatan fisik (interference
competition). Kompetisi yang terjadi antara individu sejenis disebut sebagai kompetisi
intraspesifik sedangakan interaksi antara individu yang tidak sejenis disebut interaksi
interspesifik (Naughton, 1973).
Interaksi spesies anggota populasi merupakan suatu kejadian yang wajar di dalam
suatu komunitas, dan kejadian tersebut mudah dipelajari (Irwan,1992). Interaksi yang
terjadi antarspesies anggota populasi akan memengaruhi terhadap kondisi populasi karena
tindakan individu dapat memengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun kehidupan
populasi. Menurut Odum (1971), setiap anggota populasi dapat memakan anggota-
anggota populasi lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang
merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun
dua arah atau timbal balik. Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat berupa interaksi yang positif,
negatif dan nol.
Kompetisi berasal dari kata competere yang berarti mencari atau mengejar sesuatu
yang secara bersamaan dibutuhkan oleh lebih dari satu pencari. Persaingan (kompetisi)
pada tanaman menerangkan kejadian yang menjurus pada hambatan pertumbuhan
tanaman yang timbul dari asosiasi lebih dari satu tanaman dan tumbuhan lain. Persaingan
terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama
sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup.
Persaingan ini akan berakibat negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu
yang terlibat (Wirakusumah, 2003).
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hubungan sesama tanaman yaitu
adanya kompetisi yang disebabkan kekurangan sumber energy atau sumber daya lainnya
yang terbatas seperti sinar matahari, unsur hara, dan air. Kompetisi ini disebut juga
alelospoli. Tumbuhan tertentu baik masih hidup atau sudah mati menghasilkan senyawa
kimia yang dapat mempengaruhi tumbuhan lain. Senyawa kimia tersebut disebut
allelopati. Adanya pengaruh baik fisik maupun maupun biologis lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jenis-jenis tumbuhan yang bertindak
sebagai tuan rumah atau inang (Irwan, 1992).
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompettisi didefinisikan sebagai
interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka.
Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies
yang sama atau interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk
interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia
terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut,
contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Elfidasari, 2007).
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda
(interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar
jenis yang berbeda. Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan
menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan
ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu
yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang
sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan
(misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil,
serta komponen dan daya hasil (Clapham, 1973).
Praktikum ini penting dilaksanakan agar kita dapat mengetahui faktor penentu apa
saja yang berpengaruh terhadap tanaman Cyperus rotundus dan Allium cepa yang di
amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada praktikum ini meliputi :
1. Bagaimana kompetisi antar tumbuhan terjadi?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka laporan praktikum ini ditulis dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Mengetahui bagaimana kompetisi antar tumbuhan terjadi
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kompetisi antar tumbuhan

1.4 Manfaat
Dari praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu mengevaluasi sejauh
mana terjadi kompetisi antar tanaman Cyperus dan Allium serta interaksi yang
terjadi diantara keduanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan
akan sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan
(survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompetisi didefinisikan sebagai interaksi
antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat
terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau
interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan
dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah
satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2,
dan ruang tumbuh (Odum, 1983).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila (1) suplai
sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau (2)
kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih
banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber
yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati
tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk
hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Noughton,1973).
Secara teoritis apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies, maka akan
terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah
satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua
organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan
suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya
dan hidupnya secara merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies
yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian
kompetitif (competitive exclusion principles). Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi
menjadi dua, yaitu kompetisi sumber daya (resources competition atau scramble atau
(exploitative competition), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama
sumber daya yang terbatas Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu
usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun
sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain
(Gardner, 1990)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik
pada tumbuhan, yaitu yang pertama jenis tanaman. Faktor ini meliputi sifat biologi tumbuhan,
sistem perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman
ilalang yang memiliki sistem perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan
persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Kedua kepadatan tumbuhan, jarak yang
sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat
makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman
(Harter, 1961).
Ketiga penyebaran tanaman, untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan
penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan
rimpang. Waktu, lamanya periode tanaman sejenis hidup bersama dapat memberikan
tanggapan tertentu yang mempengaruhi kegiatan fisiologis tanaman. Periode 25-30 % pertama
dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan
oleh kompetisi (Harter, 1961).
Konsep yang menyatakan bahwa suatu tanaman dapat menimbulkan pengaruh buruk
atau keracunan atau hambatan pada tanaman dikenal dengan allelopati. Allelopati ini
ditemukan oleh Candolle sejak tahun 1832. Setelah itu menyusul ahli-ahli seperti Pickering,
pada tahun 1917, Molisch pada tahun 1937, Bonner pada tahun 1950, Grummer pada tahun
1957, Evenari pada tahun 1949 dan lain-lainnya (Wirakusumah, 2003).
Allelopati merupakan interaksi antara tanaman yang ditimbulkan oleh hasil metabolism
tanaman. Muller mengemukakan bahwa allelopati adalah pengaruh buruk atau merusak yang
ditimbulkan oleh dapa satu tanaman pada tanaman lain melalui prodiksi senyawa-senyawa
kimia penghambat yang lepas ke lingkungan hidup tanaman itu. Sedangkan Moral dab Gates
menyatakan bahwa allelopati hambatan pada perkecambahan, pertumbuhan atau pada
metabolisme suatu tanaman yang disebabkan pelepasan senyawa-senyawa organik oleh
tumbuhan lain (Fuller, 1964).
Persaingan merupakan pemindahan atau pengurangan satu atau beberapa faktor
lingkungan seperti air, hara lingkungan, dan cahaya yang diperlikan suatu tanamanoleh
tanaman lain, sedangkan allelopati merupakan pengaruh merugikanyang disebabkan oleh
senyawa-senyawa kimia. Menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tertentu. Mekanisme allelopati mencakup semua tipe interaksi kimia antar tumbuhan,
antar mikroorganisme atau antar tumbuhan dan mikroorganisme (Fuller, 1964).
Rumput teki (Cyperus rotundus) merupakan tanaman yang biasanya tumbuh secara
liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari seperti di tanah kosong,
tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau lahan pertanian dan tumbuh sebagai gulma.
Cyperus rotundus termasuk dalam family Cyperaceae. Rumput teki mempunyai batang
segitiga hidup sepanjang tahun karena ketinggian 10–75 cm bunganya berwarna hijau
kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helaian benang sari berwarna kuning
jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu payung. Pada
rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau
hitam dalamnya berwarna putih kemerahan. Umbinya berumpun dan bentuknya bulat telur
sebesar kacang tanah sampai beberapa cm. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi
(Risyanti, 2009)
Tanaman bawang merah (Allium cepa L.) termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini
banyak tumbuh semusim di tanah yang banyak mendapat sinar matahari. Tumbuhan ini dapat
dikembangbiakkan melalui umbinya. Bunga bawang merah merupakan bunga majemuk
berbentuk tandan yang bertangkai dengan 50-200 kuntum bunga. Pada ujung dan pangkal
tangkai mengecil dan dibagian tengah menggembung, bentuknya seperti pipa yang berlubang
didalamnya. Tangkai tandan bunga ini sangat panjang, lebih tinggi dari daunnya sendiri dan
mencapai 30-50 cm (Soejono, 2009)
Di alam beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan tanaman antara lain cahaya, tunjangan mekanik, suhu udara, air dan unsur
hara. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap walaupun kompetisi
tumbuhannya berbeda. Apabila ketersediaan air dan hara telah cukup dan pertumbuhan
berbagai tumbuhan subur, maka faktor pembatas berikutnyaa adalah cahaya matahari yang
redup di musim penghujan berbagai pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari.
Tumbuhan yang berhasil bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu,
oleh karena itu tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya (Wirakusumah,
2003).
Untuk mendapatkan faktor lingkungan yang optimal, sehingga memungkinkan
tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik, dapat dilakukan dengan pengaturan jarak tanaman.
Pengaturan jarak tanam berkaitan erat dengan radiasi, pengaturan tanaman maupun kerapatan
populasi memegang peranan penting, sehingga persaingan terhadap radiasi surya dapat
dikurangi dan tanaman dapat menggunakan radiasi surya secara efisien. Di samping itu
kerapatan populasi jufa mempengaruhi persaingan di antara tanaman dalam menggunakan
lenggas tanah dan unsur hara (Naugton,1973).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di lingkungan sekitar Laboratorium Kebun Botani
Kampus FKIP UNSRI Inderalaya. Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 02
Februari 2023 pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Alat ukur
2. Scrap

3.2.2 Bahan
1. Tanah kebun
2. Polybag
3. Umbi Cyperus sp
4. Umbi Allium cepa

3.3 Langkah Kerja


1. Masukkan tanah ke dalam 4 buah plot plastik dengan jumlah tanah yang
sama banyak.
2. Tanam pada setiap plot plastil itu dua buah bawang. (Allium cepa). Jika
tanaman sudah tumbuh buang satu buah bawang.
3. Selanjutnya diberi perlakuan sebagai berikut :
a. pot pertama : 1 Allium cepa
b. pot kedua : 1 Allium cepa + 2 Cyperus sp
c. pot ketiga : 1 Allium cepa + 4 Cyperus sp
d. pot keempat : 1 Allium cepa + 8 Cyperus sp
4. kemudian pada tiap-tiap pot disiram dengan air setiap hari
5. Amati perlakuan tersebut. Catat pertambahan panjang tanaman Allium
cepa dan Cyperus sp dengan mengukurnya setiap minggu selama 6 kali
pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


 Polybag 1 ( 1 Allium cepa )
Panjang Daun (cm)
Minggu ke-
Allium cepa Cyperus sp.
1 1,8 cm -
2 9 cm -
3 21,6 cm -
4 28 cm -
5 32,1 cm -
6 35 cm -

 Polybag 2 ( 1 Allium cepa, 2 Cyperus Sp )


Panjang Daun (cm)
Minggu ke-
Allium cepa Cyperus sp.
Cyperus sp (1) = 3,5cm
1 3.5 cm
Cyperus sp (2) = 3,5 cm
Cyperus sp (1) = 7 cm
2 21 cm
Cyperus sp (2) = 7,5 cm
Cyperus sp (1) = 9,1cm
3 23 cm
Cyperus sp (2) = 8 cm
Cyperus sp (1) = 10,5cm
4 27 cm
Cyperus sp (2) = 9,5 cm
Cyperus sp (1) = 11cm
5 29,2 cm
Cyperus sp (2) = 10,2 cm
Cyperus sp (1) = 12, 1cm
6 32 cm
Cyperus sp (2) = 11 cm
 Polybag 3 ( 1 Allium cepa, 4 Cyperus sp )
Panjang Daun (cm)
Minggu ke-
Allium cepa Cyperus sp.
Cyperus sp (1) = 6 cm
Cyperus sp (2) = 6 cm
1 6 cm
Cyperus sp (3) = 6 cm
Cyperus sp (4) = 6 cm
Cyperus sp (1) = 13 cm
Cyperus sp (2) = 6,5 cm
2 7 cm
Cyperus sp (3) = 11 cm
Cyperus sp (4) = 7 cm
Cyperus sp (1) = 12,5 cm
Cyperus sp (2) = 25cm
3 19 cm
Cyperus sp (3) = 7,5cm
Cyperus sp (4) = - m
Cyperus sp (1) = 14 cm
Cyperus sp (2) = 27 cm
4 22 cm
Cyperus sp (3) = 9 cm
Cyperus sp (4) = - m
Cyperus sp (1) = 16,7 cm
Cyperus sp (2) = 28.5 cm
5 25,5 cm
Cyperus sp (3) = 10,8 cm
Cyperus sp (4) = - m
Cyperus sp (1) = 18 cm
Cyperus sp (2) = 30,5 cm
6 30 cm
Cyperus sp (3) = 13 cm
Cyperus sp (4) = - m
 Polybag 4 ( 1 Allium cepa, 8 Cyperus sp. )
Panjang Daun (cm)
Minggu ke-
Allium cepa Cyperus sp.
Cyperus sp (1) = 9,8 cm
Cyperus sp (2) = 9,8 cm
Cyperus sp (3) = 9.8 cm
Cyperus sp (4) = 9,8 cm
1 9,8 cm
Cyperus sp (5) = 9,8 cm
Cyperus sp (6) = 9,8 cm
Cyperus sp (7) = 9,8 cm
Cyperus sp (8) = 9,8 cm
Cyperus sp (1) = 14 cm
Cyperus sp (2) = 15 cm
Cyperus sp (3) = - 10 cm
Cyperus sp (4) = 9,5cm
2 24,5 cm
Cyperus sp (5) = 13 cm
Cyperus sp (6) = 13 cm
Cyperus sp (7) = 10 cm
Cyperus sp (8) = 11 cm
Cyperus sp (1) = - cm
Cyperus sp (2) = 12 cm
Cyperus sp (3) = 10 cm
Cyperus sp (4) = - cm
3 28.5 cm
Cyperus sp (5) = - cm
Cyperus sp (6) = - cm
Cyperus sp (7) = - cm
Cyperus sp (8) = - cm
Cyperus sp (1) = - cm
Cyperus sp (2) = -cm
Cyperus sp (3) = - cm
4 32 cm
Cyperus sp (4) = - cm
Cyperus sp (5) = - cm
Cyperus sp (6) = - cm
Cyperus sp (7) = - cm
Cyperus sp (8) = - cm
Cyperus sp (1) = - cm
Cyperus sp (2) = -cm
Cyperus sp (3) = - cm
Cyperus sp (4) = - cm
5 38 cm
Cyperus sp (5) = - cm
Cyperus sp (6) = - cm
Cyperus sp (7) = - cm
Cyperus sp (8) = - cm
6 30 cm
Catatan : (-) = mati

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dengan tujuan mengetahui bagaimana kompetisi antar
tumbuhan terjadi, pada praktikum ini tumbuhan yang diamati yaitu Allium cepa dan
Cyperus sp. Dari hasil percobaan minggu pertama sampai minggu terakhir yaitu minggu
keenam dengan 4 buah polybag yang berisi 1 Allium cepa dan perlakuan Cyperus sp yang
berbeda-beda. Pada polybag 1 tidak terdapat Cyperus sp, polybag 2 terdapat 2 Cyperus sp,
polybag 3 terdapat 4 Cyperus sp dan polybag 4 terdapat 8 Cyperus sp.
Seluruh organisme hidup termasuk tumbuhan pasti melakukan interaksi.
Interaksi tersebut dapat bersifat negatif maupun positif. Interaksi yng bersifat negatif
adalah kompetisi. Kompetisi terjadi apabila pada area atau daerah yang ditumbuhi oleh
beberapa individu tumbuhan. Kompetisi ini terjadi sebagai akibat dari penggunaan secara
bersamaan akan sumber daya alam yang terbatas jumlahnya. Adanya kompetisi ini
tentunya akan menghambat pertumbuhan dari tumbuhan itu sendiri. Hal ini dikarenakan
individu tumbuhan yang terlibat dalam kompetisi atau persaingan ini harus rela berbagi
sumber daya. Sumber daya yang diperebutkan merupakan kebutuhan untuk melakukan
reproduksi, pertumbuhan dan perkembangannya. Kompetisi pada tumbuhan akan
berdampak negatif bagi individu yang terlibat.
Kompetisi terjadi pada individu sejenis maupun yang berbeda jenis. Kompetisi
pada individu yang sejenis disebut kompetisi interspesifik. Sedangkan kompetisi yang
terjadi pada individu yang berbeda jenis disebut kompetisi intraspesifik. Kompetisi
interspesifik pada praktikum ini terjadi pada tumbuhan Cyperus sp. dan Allium cepa.
Sedangkan kompetisi intraspesifik terjadi antar tumbuhan Cyperus sp.
Allium cepa merupakan tumbuhan herba, yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk berbagai kebutuhan. Biasanya umbi Allium cepa ini di gunakan sebagai
bumbu masakan, sedangkan daunnya sebagai campuran sayur untuk memberikan bau
khas dan menambah selera makan. Tumbuhan ini juga telah banyak digunakan sebagai
obat-obatan tradisional misalnya untuk masuk angin, perut kembung, dan lain-lain.
Banyaknya penggunaan Allium cepa dimasyarakat ini membuat tumbuhan maupun umbi
tumbuhan ini menjadi mudah ditemukan. Umbi tumbuhan ini sangat mudah untuk
tumbuh menjadi individu baru. Oleh sebab itu, pada praktikum ini, digunakan tumbuhan
Allium cepa.
Tumbuhan Cyperus sp. merupakan tumbuhan jenis rumput-rumputan yang
tumbuh secara liar di berbagai daerah terestrial. Bahkan, dapat pula tumbuh di daerah
yang agak berlumpur. Tumbuhan ini sering dianggap sebagai gulma. Tumbuhan ini
sangat merugikan apabila tumbuh disekitar tanaman pokok. Tumbuhan gulma mampu
menghambat pertumbuhan tanaman yang hidup disekitarnya, sehingga tanaman yang
akhirnya akan mengalami kematian akibat kalah berkompetisi. Tumbuhan ini digunakan
pada praktikum ini untuk melihat pengaruh kerapatannya terhadap pertumbuhan Allium
cepa.
Pada umumnya, kompetisi terjadi karena memperebutkan nutrisi atau unsur
hara, cahaya matahari, air dan ruang tumbuh. Individu yang kalah dalam kompetisi ini
kemungkinan besar akan mengalami kematian. Setelah melaksanakan praktikum dan
pengamatan selama enam minggu diperoleh data. Berdasarkan data-data yang diperoleh
dari pengamatan menunjukkan bahwa semakin besar kerapatan tumbuhan Cyperus sp.
maka pertumbuhan Allium cepa menjadi semakin terhambat. Selain itu, kompetisi antara
Allium cepa dan Cyperus sp. juga terjadi kompetisi intraspesifik yaitu kompetisi yang
terjadi pada tumbuhan yang sejenis yang pada praktikum ini terjadi antar tumbuhan
Cyperus sp. sehingga mengakibatkan beberapa tumbuhan tersebut mengalami kematian.
Hal ini sesuai dengan Indriyanti (2006) mengatakan bahwa adanya persaingan
gulma dapat mengurangi kemampuan tanaman lain untuk bereproduksi. Persaingan atau
kompetisi antar sesama gulma di dalam menyerap unsur-unsur hara dan air dari dalam
tanah serta penerima cahaya matahari untuk proses fotosimtesis dapat menimbulkan
kerugian-kerugian dalam jumlah kuantitas. Hal ini tidak sesuai dengan hasil akhir dari
pengamatan kompetisi antara rumput teki dengan bawang merah, dimana rumput teki
mengalami kekalahan dalam kompetisi karena bawang merah lebih memiliki daya tahan
yang baik terhadap faktor-faktor dalam kompetisi.
Selain itu, kompetisi antara Cyperus sp. dengan cara Allium cepa juga
dipengaruhi oleh adanya zat kimia yang dihasilkan oleh Cyperus sp. yang disebut juga zat
aleopaty. Zat ini dihasilkan Cyperus sp. sebagai bentuk pertahanan diri, yang dapat
mengakibatkan tanaman yang tumbuh disekitarnya mengalami hambatan untuk tumbuh
sehingga akhirnya mati.
Hal ini sesuai dengan pendapat Triyono (2009), bahwa Cyperus sp.
merupakan jenis tanaman yang memiliki zat aleopaty yang dikeluarkan melalui organ
bawah tanah. Rumput teki memiliki sifat kompetitif yang kuat sehingga akan
menghasilkan zat kolin yang bersifat aleopaty dan mendominasi sumber daya alam yang
ada di lingkungannya dalam jumlah terbatas.
Pada praktikum kali ini terlihat bahwa Allium cepa memiliki kekuatan
bertahan lebih kuat dan tidak terpengaruh dengan tumbuhan lain yang tumbuh di tempat
yang sama. Sehingga praktikum ini sesuai bahwa pasti akan ada kompetisi diantara kedua
tumbuhan tersebut yaitu tumbuhan mana yang mampu tetap hidup.
Sesuai dengan Kastono (2005) yang menyatakan bahwa kompetisi atau
persaingan juga sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling
memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama
yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2 dan
ruang tumbuh.
Adanya kompetisi yang terjadi pada tanaman yang berbeda jenis ini sesuai
dengan hukum Gause yang menyatakan bahwa tidak ada spesies dapat secara tidak
terbatas menghuni tempat yang sama serentak. Salah satu dari spesies-spesies itu akan
hilang atau setiap spesies menjadi makin bertambah efisien dalam memanfaatkan atau
mengolah bagian dari lahan tersebut, dengan demikian keduanya akan mencapai
keseimbangan (Michael, 1994).
Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan
tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen,
unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun
faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal
biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari
spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
tumbuhan (Setiadi, 1989).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada pratikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kompetisi pada individu yang sejenis disebut kompetisi interspesifik.
Sedangkan kompetisi yang terjadi pada individu yang berbeda jenis disebut
kompetisi intraspesifik. Kompetisi interspesifik pada praktikum ini terjadi pada
tumbuhan Cyperus sp. dan Allium cepa. Sedangkan kompetisi intraspesifik
terjadi antar tumbuhan Cyperus sp.
2. Pada praktikum kali ini terlihat bahwa Allium cepa memiliki kekuatan
bertahan lebih kuat dan tidak terpengaruh dengan tumbuhan lain yang tumbuh di
tempat yang sama. Sehingga praktikum ini sesuai bahwa pasti akan ada
kompetisi diantara kedua tumbuhan tersebut yaitu tumbuhan mana yang mampu
tetap hidup.

5.2 Saran
Dianjurkan kepada anggota kelompok masing-masing untuk bertanggung jawab
melakukan penyiraman secara teratur selama pengamatan dan mengukur setiap
minggu pertumbuhan Allium cepa dan Cyperus. Lalu, membuang semua gulma
penganggu yang tidak termasuk ke dalam perlakuan selama praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Budi, G.P. dan O.D. Hajoenitijas. 2009. Kemampuan kompetisi beberapa varietas kedelai
(Glicyne max) terhadap gulma alang-alang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus
rotundus). Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah 7: 127-129.

Clapham, W. B. 1973. Natural Ecosystem. Mc.Millan Publishing, Inc. New York.

Elfidasari, D. 2007. Jenis interaksi intraspesifik dan interspesifik pada tiga jenis kuntul saat
mencari makan di sekitar cagar alam Pulau Serang Dua, Provinsi Banten. Jurnal
Biodiversitas 8: 266-269.

Fuller, J. H. and L. B. Caronthus. 1964. The Plant World (4rd edition). Holt, Ricard Winston,
Inc. USA.

Gardner, J. N., Baldridge, W. S., Gribble, R., Manley, K., Tanaka, K., Geissman, J. W.,
Gonzalez, M., and Baron, G., 1990, Results from Seismic Hazards Trench #1 (SHT-1).
Los Alamos Seismic Hazards Investigations; Los Alamos National Laboratory
unpublished report EES1.

Harter,H. L. 1961. Expected values of normal order statistics. Bwmetrika, 48, 151-165.

Irwan, Z. O.1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem, Komunitas, Dan


Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press. Yogyakarta.

Odum, E. P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B).


Penerbit Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. United States of America.

Risyanti. 2009. Emping Rumput Teki (PKM-K). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Setiadi, Dedi, Muhadiono, dan Ayip, Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi. PAU Ilmu
Hayat IPB. Bogor.

Soejono, A.T. 2009. Ilmu Gulma. Diakses pada tanggal 7 April 2013.

Wirakusumah, S. 2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press. Jakarta.
LAMPIRAN

Alat dan Bahan

Proses praktikum
Anggota kelompok 2
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dengan kompetisi?
2. Berikan contoh-contoh kompetisi intraspesifik dan interspesifik.

Jawaban :
1. Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan
sumber daya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival),
pertumbuhan dan reproduksi individu kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar
individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat
terjadi antar individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau
interspesifik.
2. Kompetisi terjadi pada individu sejenis maupun yang berbeda jenis. Kompetisi pada
individu yang sejenis disebut kompetisi interspesifik. Sedangkan kompetisi yang terjadi
pada individu yang berbeda jenis disebut kompetisi intraspesifik. Kompetisi interspesifik
pada praktikum ini terjadi pada tumbuhan Cyperus sp. dan Allium cepa. Sedangkan
kompetisi intraspesifik terjadi antar tumbuhan Cyperus sp.

You might also like