You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

GAMETOGENESIS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 11
1. Anggela (06091182126007)
2. Haslinda (06091082126044)
3. May Liza Anggraini (06091282126023)
4. Reni Angelina (06091182126001)
5. Suri Handayani (06091282126031)

MATA KULIAH :
Praktikum Perkembangan Hewan

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Riyanto, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023

I. Judul Praktikum : Gametogenesis


II. Tujuan Praktikum : Mempelajari proses pembentukan sel kelamin jantan dan
betina melalui proses pengamatan preparat histologis.
III. Landasan Teori

Gametogenesis adalah proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses


pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan
gamet betina disebut oogenesis. Keseluruhan gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap
yaitu: tahap perbanyakan (proliferasi), tumbuh, dan pematangan.

Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada sel germinativum untuk
menghasilkan gamet pria dan wanita yaitu masing-masing sperma dan sel telur. Meiosis
memerlukan dua pembelahan sel yaitu meiosis I dan meisis II untuk mengurangi jumlah
kromosom menjadi jumlah haploid 23. Sel-sel germanitivum pria dan wanita (spermatosit
dan oosit primer) pada awal meiosis I mereplikasi DNA nya sehingga sel benih
mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal dan tiap-tiap dari 46
kromosomnya digandakan menjadi sister kromatid (Nelly.2015 :5-6)

Selama meiosis I oosit primer menghasilkan empat sel anak, masing-masing dengan
22 kromosom plus 1 kromosom x. Namun hanya satu dari sel anak ini berkembangn
menjadi gamet dewasa (oosit), tiga sisanya (badan polar) hanya mendapat sedikit
sitoplasma dan mengalami degenerasi pada perkembangan selanjutnya. Demikian juga satu
spermatosit primer menghasilkan empat sel anak, dua dengan 22 kromosom plus satu
kromoso x dan 22 kromosom plus sau kromosom y dan keempat sel tersebut berkembang
menjadi gamet matang. (Nelly. 2015:8)

Secara keseluruhan gametogenesis secara berurutan dapat dibagi menjadi tiga


periode yaitu periode perbanyakan, tumbuh dan pematangan. Fase perbanyakan yaitu bakal
sel kelamin bermigrasi ke gonad dengan melakukan beberapa kali pembelahan untuk
membentuk spermatogonia atau oogenesis. Fase dimana gametosit primer mengalami dua
kali pembelahan meiosis pertama menghasilkan gametosit sekunder sedang membelah
melosis kedua menghasilkan gamet yang haploid disebut fase pertumbuhan. Fase
pemasakan yaitu individu baru yang akan berkembang dari sel telur yang sudah dibuahi
akan mempunyai kromosom yang sama jumlahnya dengan kromosom induk. Gamet yang
haploid ini disebut ootid atauovum dan spermatid (Gani, 1989:283).

Spermatogenesis terjadi di dalam tubulus seminiferus dalam testis.. Proses tersebut


berlangsung mulai dari lapisan di tepi sampai ke lumen tubulus seminiferus. Tingkatan
perkembangan sel-sel germa di dalam tubulus seminiferus adalah sebagai berikut.

a. Spermatogonium: ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti terwarna kuning
terang, terletak berderet di dekat/melekat membrana basalis
b. Spermatosit I: ukuran paling besar, bentuk bulat, inti terwarna kuat, letak agak
menjauh dari membran basalis
c. Spematosit II: ukuran agak kecil (1/2 x spematosit I), bentuk bulat, warna inti lebih
kuat, letak makin menjauhi membran basalis (mendekati lumen)
d. Spermatid: ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang- kadang
piknotis, letak di dekat lumen.
e. Spermatozoa: Spermatozoa mudah melekat secara bergerombol pada sel Sertoli,
yang terdapat di dalam lumen.

Oogenesis terjadi di dalam ovarium dan diselesaikan di dalam oviduk jika terjadi
penetrasi oleh sperma. Sel germa berkembang di dalam folikel telur, dengan tingkatan
sebagai berikut.

a) Folikel primordial: merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir, terdiri
atas sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
b) Folikel tumbuh, terdiri dari beberapa tahapan yaitu seperti uraian ini. a. Folikel
primer:, terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel
granulosa) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulosa dipisahkan oleh
zona pelusida.
c) Folikel sekunder: terdiri dari sebuah oosit yang dilapisi oleh beberapa lapis sel
granulosa
d) Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah
besar/banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulosa. Jaringan
ikat stroma yang terdapat di luar stratum granulosa menyusun diri membentuk teka
interna dan eksterna.
e) Folikel matang (folikel de Graaf): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah
rongga besar, berisi cairan folikel (liquor folliculi).
Oosit II dikelilingi oleh sel granulosa yang disebut korona radiata, dihubungkan
dengan sel-sel granulosa tepi oleh tangkai penghubung yang disebut kumulus ooforus.
Oosit II diovulasikan dari folikel Graaf dalam tahap metafase meiosis II.

Jika di dalam oviduk terjadi penetrasi oleh sperma, maka terjadi penyelesaian
meiosis II, sehingga oosit II berkembang menjadi ovum matang.

IV. Perangkat Observasi


Alat dan bahan :
1. Mikroskop
2. Preparat histologis tesis
3. Preparat ovarium mencit

V. Prosesur Kerja
1. Amati preperat testis dengan mikroskop P. 100X, lalu 400X.
2. Gambarlah sebuah tubulus seminiferus beserta sel-sel germa yang berkembang
di dalamnya; gambar pula sel-sel intertisial (sel Leidyg) yang terdapat di ruang
keterangannya. Antar tubulus, tuliskan
3. Amati preparat ovarium gunakan mikroskop P. 100X, 400X.
4. Gambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan
tuliskan keterangannya.

VI. Hasil Pengamatan

Gambar Praktikum Gambar Seharusnya


VII. Referensi
https://www.academia.edu/36721582/Laporan_Pratikum_Gametogenesis
VIII. Daftar Pustaka
Gani, yarnelly, 1989. Embriologi Dasar. FMIPA UNAND: Padang
Karlinah, Nelly, 2015. Bahan Ajar Embriologi Manusia. Deepublish Yogyakarta

You might also like