You are on page 1of 12

POLITIK HUKUM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN


KABUPATEN LAYAK ANAK SEBAGAI UPAYA PERLINDUNGAN
ANAK DI KABUPATEN KARAWANG

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Politik Hukum
Dosen Pengampu : DR. Hernadi Affandi SH, MH.

PAPER

Oleh :

NAMA : FATH RIZKY ADISTHA GARWAN


NPM : 1810632010005
PROGRAM STUDI : S-2 MAGISTER HUKUM

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2019
A. PENDAHULUAN

Anak merupakan generasi penerus bangsa Indonesia, mempunyai


hak dan kewajiban ikut serta membangun negara dan bangsa Indonesia.
Anak adalah modal pembangunan, yang akan memelihara dan
mempertahankan serta pengembangan hasil pembangunan bangsa.1
Darwan Prinst mengatakan bahwa anak adalah bagian dari generasi muda,
sebagai salah satu sumber daya manusia, merupakan potensi dan penerus
cita-cita bangsa. Anak memiliki peranan startegis dalam rangka menjamin
pertumbuhan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan
seimbang.2
Kehidupan anak-anak merupakan cerminan kehidupan bangsa dan
negara, oleh karena itu kehidupan anak-anak yang diwarnai dengan
keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan jaminan kepada
anak-anak untuk dapat hidup dan berkembang sesuai dengan dunia anak-
anak itu sendiri.3
Mengingat pentingnya peran anak, hak anak secara tegas telah
diatur didalam undang-undang, bahwa negara menjamin setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.4 Perlindungan anak,
adalah suatu usaha yang mengadakan kondisi dimana setiap anak dapat
melaksanakan hak dan kewajibannya. Adapun perlindungan anak
merupakan perwujudan adanya kedilan dalam suatu masyarakat, dengan
demikian maka perlindungan anak harus diusahakan dalam berbagai
bidang kehidupan bernegara dan bermasyarakat.5
Salah satu bentuk perlindungan anak ialah menerapkan Kota Layak
Anak (KLA) disetiap Kota/Kabupaten sesuai dengan amanat Keputusan
Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang pengesahan konvensi tentang

1
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Pressindo, Jakarta, 1985, hal 123.
2
Darwan Prinst, Hukum Anak di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal 2.
3
RF Maulany, Dunia Yang Layak Bagi Anak-Anak, UNICEF, Jakarta, 2004. Hal 12
4
Undang-undang Dasar 1945, pasal 28 B ayat (2)
5
Arif Gosita, Op.Cit, hal 18
Hak-hak anak, mewajibkan pemerintah membuat aturan-aturan bagi
peningkatan kesejahteraan anak dan pemenuhan hak anak. Kota Layak
Anak merupakan istilah yang diperkenalkan pertama kali oleh
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan tahun 2005 melalui
Kebijakan Kota Layak Anak. Untuk mengakomodasi pemerintahan
kabupaten, belakangan istilah Kota Layak Anak menjadi Kabupaten atau
Kota Layak Anak dan kemudian disingkat menjadi KLA.6
Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Pengembangan Kabupaten atau Kota Layak Anak mendefinisikan bahwa:7
“Kabupaten/Kota Layak Anak yang selanjutnya disingkat KLA
adalah kabupaten/kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan
sumber daya pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang
terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam
kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhinya
hak anak”

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa


kota layak anak merupakan kota yang mempunyai sistem pembangunan
berbasis kota hak anak dan di dalamnya terdapat jaminan untuk
perlindungan terhadap anak.8 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota, perlindungan anak merupakan urusan pemerintahan yang
wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Maka Pemerintah Kabupaten
Karawang menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 Tentang
Penyelengggaraan Kabupaten Layak Anak. Akan tetapi Pemerintah
Daerah Kabupaten Karawang tidak mengeluarkan Peraturan Bupati terkait
tentang Peraturan Daerah tersebut.

6
Fedri Apri Nugroho, “Realitas Anaka jalanan Dikota Layak Anak Tahun 2014 (Studi Kasus Anak
Jalanan di Kota Surakarta)”, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2014
7
Ibid
8
Ibid
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti akhirnya ingin mengkaji :
1. Bagaimana politik hukum pengaturan Kabupaten/Kota layak anak
(KLA)?
2. Faktor-faktor apasaja yang berpeluang menghambat implementasi
Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak ?

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian


hukum kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.9

D. PEMBAHASAN
1. Politik Hukum Pengaturan Kota Layak Anak (KLA)
Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan
hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar
kelak mampu bertanggung jawab dalam keberlangsungan bangsa dan
negara, setiap Anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental, maupun
sosial. Untuk itu, perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan
kesejahteraan Anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan
hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif.10
Negara menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk di
dalamnya hak asasi Anak yang ditandai dengan adanya jaminan
perlindungan dan pemenuhan Hak Anak dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan beberapa ketentuan peraturan

9
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif; Suatu Tinjauan Singkat, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hal 13
10
Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
perundang-undangan baik yang bersifat nasional maupun yang bersifat
internasional. Jaminan ini dikuatkan melalui ratifikasi konvensi
internasional tentang Hak Anak, yaitu pengesahan Konvensi Hak Anak
melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Convention On The Rights Of The Child (Konvensi Tentang Hak-Hak
Anak).
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga
dan Orang Tua berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan
menjamin terpenuhinya hak asasi Anak sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya. Perlindungan terhadap Anak yang dilakukan selama
ini belum memberikan jaminan bagi Anak untuk mendapatkan perlakuan
dan kesempatan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam berbagai bidang
kehidupan, sehingga dalam melaksanakan upaya perlindungan terhadap
Hak Anak oleh Pemerintah harus didasarkan pada prinsip hak asasi
manusia yaitu penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan atas Hak
Anak.11
Menurut Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Pengembangan Kabupaten atau Kota Layak Anak bahwa setiap anak
mempunyai hak hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk itu urusan
pemerintahan di bidang perlindungan anak berupa kebijakan, program, dan
kegiatan untuk menjamin terpenuhinya hak anak agar anak dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, merupakan urusan wajib pemerintahan daerah
kabupaten/kota.
Untuk menjamin terpenuhinya hak anak diperlukan upaya yang
sungguh-sungguh dari pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha melalui

11
Ibid
pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. Surakarta atau Solo sebagai
salah satu Kota Layak Anak (KLA) sejak tahun 2006 dengan predikat
Madya hingga sekarang mendapat predikat Nindya menjadi rujukan studi
banding bagi kabupaten/kota lain. Sebagai percontohan KLA, Kota
Surakarta telah dianggap mampu memenuhi standar yang ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 12 Tahun 2011 tentang Indikator Kota Layak
Anak Kabupaten/Kota.12
Di Kabupaten Karawang pemerintah daerah telah mengeluarkan
atau membuat Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, perlindungan anak merupakan
urusan pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Peraturan Daerah tersebut sebagai perwujudan Pemerintah Daerah
Kabupaten Karawang dalam upaya perlindungan anak di Kabupaten
Karawang.

2. Faktor-Faktor Yang Berpeluang Menghambat Implementasi


Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak
Dunia saat ini sudah bergerak sangat maju. Setiap bangsa kini
berlomba-lomba menyiapkan dunia yang lebih baik bagi masa depan
warganya dan juga bagi kepentingan bersama umat manusia. Bumi ini
hanya satu, sementara perilaku yang tidak menghargai tempat tinggal
bersama adalah pelanggaran moralitas yang berpegang kepada norma-
norma hak asasi manusia sebagai pedomannya, lebih khusus lagi kepada

12
Feddy Suryanto HP, Surakarta Kota Layak anak Hanya Formalitas, Jurnal Serambi Hukum,
No.02, Vol. 08, Agustus 2014 – Januari 2015, hal 152
pengakuan dan penerapan hak anak sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari hak asasi manusia.
Salah satu momen penting yang menguatkan komitmen bersama
untuk mewujudkan sebuah dunia yang layak bagi anak sebagai wujud
terpenuhinya hak anak adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa pada tanggal 10 Mei 2002 yang mengadopsi laporan
Komite Ad Hoc pada Sesi Khusus untuk Anak. Dokumen itulah yang
kemudian dikenal dengan judul "A World Fit for Children". Judul
dokumen tersebut menunjukkan gaung puncak dari rangkaian upaya dunia
untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap masalah masa
depan bumi, kelangsungan kehidupan umat manusia dan lebih khusus lagi
upaya untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik melalui
anak-anak yang hidup pada masa sekarang ini dan pada masa-masa
selanjutnya.13
Mengingat keterlibatan Indonesia yang sudah sangat awal dan
begitu intens tentang pemenuhan hak anak melalui KHA, dan mengingat
Dunia Layak Anak merupakan komitmen global, maka Pemerintah
Indonesia segera memberikan tanggapan positif terhadap rekomendasi
Majelis Umum PBB tahun 2002 tersebut. Keikutsertaan Indonesia dalam
komitmen Dunia Layak Anak merupakan bagian tujuan Indonesia
sebagaimana terumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar.
Setelah melakukan persiapan dan menguatkan institusi, Indonesia
bergerak cepat dan memulai fondasi untuk mengembangkan
Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) sejak tahun 2006. Penetapan
„kabupaten‟ adalah adaptasi yang juga dilakukan Indonesia mengingat
bahwa pembagian wilayah administrative di Indonesia terbagi ke dalam
dua jenis satuan berupa Kabupaten dan Kota, sementara tantangan yang
dihadapi anak bukan hanya ada di kota namun juga dapat ditemukan di
kabupaten. Untuk itu, maka perhatian pun diberikan kepada kabupaten

13
Latar Belakang Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI
Nomor 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak
yang memiliki tantangan tersendiri yang tidak kalah kompleksnya dengan
yang dihadapi oleh kota.
Dalam perkembangannya, antusiasme terhadap pengembangan
Kabupaten/ Kota Layak Anak terus berkembang dari tahun ke tahun.
Semula hanya beberapa kabupaten/kota yang tergerak dan terlibat. Namun
seiring dengan waktu, muncul kebutuhan dan inisiatif dari kabupaten/kota
untuk ikut membangun dunia yang layak anak tersebut di daerahnya.
Untuk menjawab tingginya antusiasme Pemerintah Daerah dan tantangan
perubahan jaman yang berdampak serius terhadap anak, maka dirasakan
mendesak untuk menyusun Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak (KLA).14
Perkembangan anak tersebut ditentukan secara genetik,
dipengaruhi dan dimodifikasi oleh berbagai faktor lingkungan-seperti
nutrisi, kondisi hidup dan segala hal yang dialami pada setiap tahap
kehidupan.15 Guna menjadikan anak sebagai sumberdaya manusia yang
berkualitas tentu diperlukan trobosan-trobosan baru untuk menuntun anak
supaya menjadi generasi yang bermartabat. Anak-anak mempunyai hak
untuk memperoleh perlindungan khusus, dan harus memperoleh
kesempatan dan fasilitas yang dijamin oleh hukum dan sarana lain
sehingga secara jasmani, mental, akhlak, rohani dan sosial, mereka dapat
berkembang dengan sehat dan wajar dengan keadaan bebas dan
bermartabat.16
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang telah mengeluarkan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Kabupaten Layak Anak. Kabupaten Karawang mendapatkan Penghargaan
Menuju Kabupaten Layak Anak Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
yang sebelumnya sudah mendapatkan Penghargaan dari Kementrian

14
Ibid
15
Carolyn Meggitt, Understand Child Development, Diterjemahkan Oleh Agnes Theodora W,
2013, Memahami Perkembangan Anak, Jakarta, 2012, hal. 1.
16
Shanti Dellyana, Wanita dan Anak di Mata Hukum, Yogyakarta, Liberty, 1988, hal 10
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai Kabupaten
Layak Anak tingkat Nasional yang acaranya diadakan di Provinsi Riau.17
Adapun beberapa faktor yang menghambat implementasi
Peraturan Daerah tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor Hukum
Yang menjadi faktor penghambat implementasi Peraturan
daerah Kabupaten Karawang Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak anak adalah dari faktor
hukum itu sendiri, Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang
belum mengeluarkan Peraturan Bupati terkait teknis
pelaksanaan atau implementasi dari Peraturan Daerah tersebut.
Dengan demikian dapat dikatakan pemerintah daerah
Kabupaten Karawang tidak serius dalam pembuatan Peraturan
Daerah Tersebut.
b. Faktor Anak Jalanan
Abu Huraerah menyebutkan ada beberapa penyebab
munculnya anak jalanan, antara lain:18
1. Orang tua mendorong anak bekerja dengan alasan untuk
membantu ekonomi keluarga;
2. Kasus kekerasan dan perlakuan salah terhadap anak oleh
orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan;
3. Anak terancam putus sekolah karena orang tua tidak
mampu membayar uang sekolah;
4. Makin banyak anak yang hidup di jalanan karena biaya
kontrak rumah mahal/meningkat;
5. Timbulnya persaingan dengan pekerja dewasa di jalanan,
sehingga anak terpuruk melakukan pekerjaan berisiko
tinggi terhadap keselamatannya dan eksploitasi anak oleh
orang dewasa di jalanan;
6. Anak menjadi lebih lama di jalanan sehingga timbul
masalah baru; atau
7. Anak jalanan jadi korban pemerasan, dan eksploitasi
seksual terhadap anak jalanan perempuan.
17
https://jabarprov.go.id/index.php/news/24266/2017/07/30/Karawang-dapat-Penghargaan-
Menuju- Kabupaten-Layak-Anak, diakses pada 08 April 2019, Pukul 22.07 WIB
18
Abu Huraerah, Kekerasan Pada Anak, Penerbit Nuansa, Bandung, 2006, hal 78
c. Faktor Lingkungan
Adapun yang dimaksudkan dalam faktor lingkungan adalah
masih maraknya poster atau iklan-iklan yang tidak seharusnya
ada dipusat kota yaitu seperti Rokok. Selain itu juga minimnya
sarana dan prasarana untuk mencapai Kabupaten Layak Anak
belum dimaksimalkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Karawang.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Di Kabupaten Karawang pemerintah daerah telah mengeluarkan
atau membuat Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak, berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, perlindungan anak
merupakan urusan pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah. Peraturan Daerah tersebut sebagai perwujudan
Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang dalam upaya
perlindungan anak di Kabupaten Karawang.
b. Faktor-faktor yang berpeluang menghambat implementasi
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Kabupaten Layak Anak adalah sebagai berikut :
- Faktor Hukum
- Faktor Anak Jalanan
- Faktor Lingkungan
2. Saran
a. Dalam implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Karawang
Nomor 4 Tahun 2016 sebaiknya terus diawasi dan di maksimalkan
secepat mungkin, dan perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat
Kabupaten Karawang sehingga dapat saling bersinergi untuk
mewujudkan Kabupaten Karawang sebagai Kabupaten Layak
Anak.
b. Sebaiknya Peraturan Bupati terkait Peraturan Daerah Nomor 4
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak
dapat segera dikeluarkan agar teknis dari Peraturan Daerah tersebut
dapat dicermati oleh masyarakat khususnya Kabupaten Karawang.
serta menertibkan kembali anak jalanan dan mensterilkan kembali
lingkungan agar Kabupaten Karawang dapat menjadi Kabupaten
Layak Anak sesuai dengan indikator-indikator yang telah
ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Dellyana, Shanti. 1988. Wanita dan Anak di Mata Hukum, Yogyakarta :
Liberty.
Gosita, Arif. 1985. Masalah Perlindungan Anak, Jakarta : Akademika
Pressindo.
Huraerah, Abu. 2006. Kekerasan Pada Anak, Bandung : Penerbit Nuansa.
Maulany, RF. 2004. Dunia Yang Layak Bagi Anak-Anak, Jakarta :
UNICEF.
Meggitt, Carolyn. 2012. Understand Child Development, Diterjemahkan
Oleh Agnes Theodora W, 2013, Memahami Perkembangan Anak,
Jakarta.
Nugroho, Fedri Apri. 2014. Realitas Anaka jalanan Dikota Layak Anak
Tahun 2014 (Studi Kasus Anak Jalanan di Kota Surakarta),
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Prinst, Darwan. 2003. Hukum Anak di Indonesia, Bandung : Citra Aditya
Bakti.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2003. Penelitian Hukum Normatif;
Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

B. Jurnal

HP, Feddy Suryanto. 2015. Surakarta Kota Layak anak Hanya


Formalitas, Jurnal Serambi Hukum, No.02, Vol. 08, Agustus
2014 – Januari 2015.

C. Sumber Lain

https://jabarprov.go.id/index.php/news/24266/2017/07/30/Karawang-
dapat-Penghargaan-Menuju- Kabupaten-Layak-Anak, diakses pada 08
April 2019, Pukul 22.07 WIB

D. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 11 Tahun 2011
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 12 Tahun 2011

You might also like