You are on page 1of 5

NAMA : Yurika Fadilla Ramdhani

NIM : 142200178

KELAS : EA-E

BAB 7

ASET

A. DEFINISI ASSETS

IASB (AASB) Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statement/Kerangka
Dasar Penyususnan dan Penyajian Laporan Keuangan (paragraf 49) mendefinisikan aset sebagai
sumber daya yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu dan di mana ada
manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan mengalir ke entitas. Tiga karakteristik yang
berhubungan dengan aset:

1. Memberikan manfaat ekonomi masa depan


2. Dikendalikan oleh entitas
3. Didapat dari kejadian masa lalu

 Future Economic Benefits

Manfaat ekonomis di masa depan di dalam aset adalah potensi yang dapat dikontribusikan secara
langsung maupun tidak langsung yang mengalir ke kas entitas. Dapat juga disebut sebagai manfaat
yang membantu entitas untuk mencapai tujuannya. Bentuknya adalah dari kegiatan operasi yang
menghasilkan pendapatan dari entitas atau dari kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas
seperti mengurangi biaya produksi. Konsep aset ini membedakan antara objek dengan manfaat
yang diwujudkan di dalamnya. Saat gedung dinyatakan sebagai aset, pada dasarnya aset yang
dimaksudkan adalah manfaat tempat pada gedung itu, bukan batu bata dan semen yang
membangung gedung tersebut.

 Control by an Entity

Manfaat ekonomi harus dikendalikan oleh entitas yang bersangkutan. Kepemilikan hanyalah hak
untuk menggunakan atau mengontrol aset. Kontrol pemilik memiliki properti itu tidaklah mutlak
dimana ruang lingkup kepentingan pribadi selalu tunduk pada hak-hak umum negara. Kepemilikan
biasanya sesuai dengan pengendalian, tetapi ini bukan merupakan karakteristik aset yang penting.
Sebagai contoh adanya agen yang mempunyai kewajiban menjual barang milik prinsipal. Barang
tersebut bukan aset dari agen tetapi aset prinsipal. Tapi karena agen yang mengendalikan, maka
itu adalah kepemilikan agen. Tidak bergantung pada penegakan hukum.

 Past Events

Pengendalian sebagai hasil kejadian masa lalu. Aset yang masih direncanakan tidak termasuk aset.
Misalnya, mesin sudah diperoleh oleh perusahaan adalah aset, tapi mesin yang akan diperoleh
sesuai dengan anggaran bukanlah aset sampai telah aset itu diperoleh, karena kejadian transaksi
pembelian belum terjadi. Kejadian dapat diinterpretasikan dengan cara yang berbeda-beda.

 Exchangeability

Beberapa peneliti berpendapat bahwa definisi dari aset harus mengikutsertakan kondisi bahwa aset
itu harus dapat dipertukarkan, artinya suatu item terpisah dari entitas dan nilai penghapusan
terpisah dari nilai entitas. Suatu barang yang tidak memiliki exchangeability pastilah tidak
memiliki nilai ekonomi. Namun, goodwill menjadi dipertanyakan dengan adanya syarat ini karena
goodwill tidak bisa dipertukarkan apabila tidak melekat pada suatu barang. Chambers berpendapat
agar goodwill dipisahkan dari aset karena sangat rawan terhadap variasi yang tidak memiliki
kualitas jangka panjang. Chambers juga berpendapat bahwa dalam penentuan neraca diperlukan
pengukuran terhadap aset dan kewajiban, tapi goodwill menggunakan evaluasi bukan pengukuran.
Nilai yang ditetapkan dari goodwill tidak sama dengan jenis nilai aset dan kewajiban lain.

B. ASSET RECOGNITION

Pengakuan melibatkan aturan pengakuan, ada yang formal maupun informal. Contoh informal
adalah pengakuan piutang ketika penjualan secara kredit terjadi. Contoh formal adalah pengakuan
financial leases sebagai aset. Seberapa besar dan waktu pengakuan aset penting karena dapat
menimbulkan konsekuensi ekonomi bagi para penyusun dan pengguna laporan keuangan.
Mengakui aset di neraca terikat dengan aturan pengakuan. Kriteria pengakuan ada dua, yaitu
dimungkinkan adanya manfaat ekonomi masa depan harus dan aset dapat diukur dengan andal.
Contoh pedoman pengakuan asset yang resmi ditetapkan adalah pedoman yang digunakan untuk
pengakuan sewa pembiayaan sebagai aset. Tidak semua kriteria pengakuan asset diformalkan
dalam sebuah standar, misalnya ketergantungan pada hukum, substansi ekonomi, dan
konservatisme.

C. ASSET MEASUREMENT
 Tangible Asset

Terdapat dua jenis pengkuran yang dikenal, yaitu historical cost dan fair value. Untuk historical
cost, aset diukur pada saat akuisisi dan dikurangi akumulasi depresiasi dan penurunan nilai.
Pendukung model ini berpendapat bahwa biaya pada saat akuisisi ini menyediakan tujuan dan
bukti-bukti bahwa pengukuran depresiasi dan penurunan nilai yang telah dihitung merefleksikan
nilai yang sesungguhnya dalam balance sheet.

 Intangible Asset

Karena intangible asset tidak memiliki pasar, maka yang biasa yang digunakan adalah cost
(dikurangi oleh akumulasi amortisasi dan impairment). IAS 38 melarang pengakuan atas internally
generated intangible asset karena hanya dapat dimunculkan di balance sheet hanya atas
capitalization of development cost nya saja.

 Financial Instrument

Model pengukuran yang paling dominan adalah historical cost. Namun, banyak yang menentang
karena tidak relevan. Contohnya derivatif yang telah diatur untuk diukur dalam fair value.
Sehingga, meskipun harga pasar lebih dianjurkan, namun perkiraan manajemen juga boleh
digunakan (untuk fair value). Untuk membuat standar yang baku, IASB telah menetapkan
penggunaan fair value guna menyediakan informasi yang relevan bagi pengguna laporan
keuangan. Beberapa pihak menentang karena akan menghasilkan laporan yang tidak relevan, tidak
dapat diandalkan, tidak dapat dimengerti, dan tidak dapat dibandingkan. Pengukuran ini sangat
kompleks. Belum ada sebuah model pengukuran yang disetujui oleh pembuat standar di IAS 39.
Financial instrument kemudian dibagi menjadi 4 tipe dengan pengukuran yang berbeda-beda.
D. CHALLEGES FOR STANDARD SETTERS

 Which Measurement Model?

Permasalahannya adalah memilih metode pengukuran apakah menggunakan harga jual masa lalu,
modifikasi dari kejadian masa lalu, harga sekarang atau harga keseimbangan pasar, nilai guna masa
depan atau harga jual masa depan. Standard setter akan mengevaluasi dasar pengukuran melalui
metode pemberian peringkat yang diurutkan tentang sejauh mana pengukuran dapat memberikan
karateristik kualitatif informasi keuangan. Penggunaan pengukuran nilai wajar kian meluas. IFRS
telah memperkenalkan pengukuran nilai wajar untuk derivatif pada setiap tanggal neraca dan
beberapa aset keuangan lainnya, kewajiban, serta sebagai persyaratan untuk mengukur
pembayaran berbasis saham kepada karyawan sebesar nilai wajar. Dukungan oleh IASB dan FASB
untuk penggunaan yang lebih besar dari pengukuran nilai wajar, misalnya untuk semua instrumen
keuangan.

 How to Calculate Fair Value Measurement

Dalam SFAS 157 terdapat contoh dari teknik penilaian yang digunakan untuk memperkirakan nilai
wajar, termasuk di dalamnya:

a. Pendekatan pasar, Penggunaan dari harga observasi dan informasi dari transaksi aktual
untuk aset dan kewajiban yang identik, mirip, atau sebanding.
b. Pendekatan pendapatan, Konversi dari nilai masa depan ke nilai sekarang.
c. Pendekatan biaya, Nilai yang dibutuhkan untuk mengganti kapasitas dari sebuah jasa.

Tiga kategori untuk input yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:

1. Tingkat 1
Menggunakan harga terpilih untuk aset dan kewajiban yang identik di pasar yang aktif
yang direkomendasikan kapan pun informasi tersebut tersedia. Harga tersebut tidak perlu
disesuaikan.
2. Tingkat 2
Jika harga terpilih untuk aset dan kewajiban yang identik di pasar yang aktif yang
direkomendasikan tidak tersedia, maka nilai wajar harus diestimasikan berdasarkan harga
yang terpilih untuk aset dan kewajiban yang hampir sama di pasar aktif. Dibutuhkan
adanya penyesuaian pada beberapa perbedaan.
3. Tingkat 3
Jika tingkat 1 dan 2 tidak tersedia, atau jika perbedaan antara set dan kewajiba yang hampir
sama tidak dapat ditentukan secara objektif, maka nilai wajar dapat diestimasi
menggunakan beberapa teknik penilaian yang konsisten dengan pendekatan pasar,
pendapatan dan biaya.

Pertanyaan
1. Dari ketiga pendekatan dalam SFAS 157 Fair Valeu Measurement, pendekatan mana yang
paling biasa digunakan di Indonesia? Berikan alasannya?
2. Pada tangible assets ada 2 jenis pengukuran berdasar pada historical cost dan fair value,
pengukuran mana yang paling akurat dan efektif?

You might also like