You are on page 1of 4

A.

Definisi
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Kondisi ini
dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap lingkunga
sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan metabolisme, dan
seringkali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-50 tahun.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak nyaman/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik yaitu berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi lambung kini tidak lagi termasuk dyspepsia. Batasan dyspepsia terbagi
menjadi dua yaitu, dyspepsia organic dan dyspepsia non organic. Dyspepsia organic
bila diketahui adanya kelainan organic sebagai penyebabnya, sedangkan dyspepsia
non organic bila tidka diketahui penyebab jelasnya.
Gejala-gejala yang timbul disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup,
merokok, alkohol, berat badan berlebih, stress, kecemasan dan depresi yang relevan
dengan terjadinya dispepsia.

B. Etiologi
Berdasarkan penyebab, dyspepsia dibedakan menjadi 2 jenis yaitu dyspepsia
organic dan dispepsia fungsional.
1. Dispepsia organic
a. Dispepsia tukak, gejala yang ditemuka biasnaya nyeri ulu hati pada waktu,
tidak makan/perut kosong.
b. Dyspepsia tidak tukak, gejalanya sama dengan dyspepsia tukak bis aterjadi
pada pasien gastritis, duodenis, tetapi pada pemeriksaan tidak ditemukan
tanda-tanda tukak.
c. Refluks gastroesofagus, gejala berupa rasa panas di dada dan regurgitasi
terutama setelah makan.
d. Penyakit saluran empedu, keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan atas
atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung.
e. Karsinoma, kanker esofagus, kanker lambung, kanker pancreas, kanker hepar
f. Pankreatitis, keluhan berupa nyeri mendadak menjalar ke punggung, perut
terasa tegang dan kencang.
g. Gangguan malabsorpsi, keluhaan berupa nyeri perut, nausea, anoreksia, sering
flatus dan perut kembung.
h. Gangguan metabolisme
2. Dspepsia fungsional
a. Faktor asam lambung pasien, pasien biasanya sensitif terhadap kenaikan
produksi asam lambung dan hal tersebut menimbulkan nyeri.
b. Kelainan psikis, stress, faktlor lingkungan.
c. Gangguan motilitas, mekanisme timbulnya gejala dyspepsia dipengaruhi oleh
susunan saraf pusat, gangguan motilitas di antaranya pengosongan lambung
lambat, abnormalitas kontraktif, refluks gastroduodenal.

C. Manifestasi klinis
1. Adanya gas di perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, dan perut terasa panas.
2. Rasa penuh, cepat kenyang, kembung, mual muntah, nyeri ulu hati dan dada, tidak
nafsu makan, sering bersendawa, regurgitasi asam lambung ke mulut.
3. Gejala dispepsai akut dan kronis berdasarkan jangka waktu 3 bulan meliputi :
a. Rasa sakit atau tidak nyaman di ulu hati
b. Perih, mual, muntah, sering bersendawa dan regurgitasi
c. Keluhan dirasakan terutama dengan timbulnya stress
d. Berlangsung lama dan sering kambuh
e. Sering disertai ansietas dan depresi.

D. Patofisiologi
E. Pathway Dispepsia

F. Pemeriksaan Penunjang
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya
pada sindrom dispepsia, oleh karena dyspepsia hanya merupakan kumpulan gejala
dan penyakit di saluran cerna maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan.
1. Laboratorium, pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak,
ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organic lainnya, seperti
pankreatitis, diabetes mellitus dan lainnya. Pada dyspepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologis, pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu
penyakit di saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis terhadap saluran makan bagian atas dan sebaiknya menggunakan
kontras ganda.
3. Endokospi (Esofagus-Gastro-duodenoskopi), biasanya pada pasien dyspepsia
fungsional, gambaran endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik
4. USG (Ultrasonografi)
5. Waktu pengosongan lambung dapat di lakukan dengan scinitigafi atau dnegan
palet radioopak. Pada dyspepsia fungsional terdapat pengosongan lambung
pada 30-40%.

G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obat
yang berlebihan, nikotin, rokok dan stress
c. Mengatur pola makan.
2. Penatalaksanan Farmakologis
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan tertuama
dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti Karena proses
patofisiologinya pun belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70% kasus dyspepsia
fungsional response terhadap placebo. Obat-obat yang diberikan meliputi antacid
(menetralkan asam lambung), golongan antikolinergik, (menghambat pengeluaran
asam lambung) dan rokinetik (mencegah terjadinya muntah).

H. Konsep Asuhan Keperawatan Dispepsia


1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Data Biografi : Nama, Alamat, Umur, Jenis Kelamin
2) Keluhan Utama : Alasan utama pasien datang ke pelayanan kesehatan
3) Riwayat kesehatan saat ini : yang mungkin dikeluhkan pasien dyspepsia
saat ini
4) Riwayat Kesehatan Dahulu :
5) Riwayat Kesehatan Keluarga :
b. Pola AKtivitas

2. Diagnosa
A. Identitas Klien
1. Nama : Ny. A
2. Usia : 37 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : MS. BARAT002/017 RT RW Kel DESA MEKARSARI
5. No RM : 01-5050-01 Bpjs
6. No Telepon : -
7. Agama : Islam
8. Pendidikan : SMA
9. Pekerjaan : IRT

B. Status Kesehatan Saat ini


1. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk
2. Keluhan lainnya : Mual, muntah, perut kembung dan lemas sudah 2 hari
3. Diagnosa medis : Dispepsia

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini


1. Data Subjektif :
Pasien datang ke puskesmas tanggal , dengan keluhan nyeri ulu hati seperti
ditusuk-tusuk, mual, muntah, perut kembung dan lemas sudah 2 hari. Pasien
mengatakan 3 hari yang lalu telat makan dan makan-makanan yang pedas.
Pasien mengatakan belum minum obat.
2. Data Objektif :
Pasien tampak meringis kesakitan dan memegang perut, pasien tampak
pucat dan lemas.
TTV pasien :
Tekanan Darah : 134/80
Nadi : 100x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
Suhu : 36, 5
GCS : Composmentis,

D. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit dispepsia.

You might also like