Professional Documents
Culture Documents
Modul Ajar Fisika 10.1 Pengukuran - Wulyo
Modul Ajar Fisika 10.1 Pengukuran - Wulyo
FASE E KELAS X
Ditulis Oleh:
Wulyo Slamet
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
A. INFORMASI UMUM 1
1. Identitas 1
2. Profil Pelajar Pancasila 1
3. Sarana dan Prasarana 1
4. Target Peserta Didik 1
5. Model dan Metode Pembelajaran 2
B. KOMPONEN INTI 2
1. Tujuan Pembelajaran 2
2. Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran 2
3. Pengetahuan Prasarat 2
4. Pemahaman Bermakna 3
5. Pertanyaan Pemantik 3
6. Materi Ajar 3
7. Kegiatan Pembelajaran 4
a. Pertemuan ke – 1 dan 2 4
b. Pertemuan ke – 3 dan 4 6
c. Pertemuan ke – 5 dan 6 8
d. Pertemuan ke – 7 dan 8 10
8. Asesmen 12
9. Refleksi Guru dan Peserta Didik 12
C. LAMPIRAN 15
1. Uraian Materi Ajar 15
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 26
a. LKPD-1.1 26
b. LKPD-1.2 30
c. LKPD-1.3 35
d. LKPD-1.4 37
3. Instrumen Asesmen
a. Asesmen Formatif 40
1) Penilaian Aktivitas dan Sikap 40
2) Penilaian Kinerja 40
3) Penilaian Presentasi 40
b. Asesmen Sumatif (Tes Tertulis) 43
1) Kisi-kisi Soal 43
2) Naskah Soal 46
3) Pedoman Penskoran 53
4. Pengayaan dan Remedial 55
5. Sumber Referensi Belajar Guru dan Peserta Didik 57
6. Glosarium 58
7. Daftar Pustaka 59
iii
1
PENGUKURAN
1. IDENTITAS
Nama Penulis : Wulyo Slamet, S.Pd
Asal Instansi : SMA Negeri 2 Samarinda
Tahun Penyusunan : 2022
Fase/Kelas : E/X
Kode Perangkat : FIS.E.P.10.1.SMAN2.2023
Perkiraan Peserta Didik : 34 – 36
Jumlah Pertemuan : 8 Pertemuan (8 x 3JP)
Kata Kunci : Pengukuran Besaran Fisis, Besaran dan Satuan,
Angka Penting
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
10.1 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan penyelidikan ilmiah
dengan menggunakan alat ukur panjang serta menyajikan hasil penyelidikan
3. PENGETAHUAN PRASARAT
Peserta didik telah memahami konsep dan cara melakukan pengukuran sederhana
seperti pengukuran panjang dengan menggunakan mistar dan melakukan
percobaan sederhana dengan metode ilmiah, sebagaimana yang pernah dipelajari
di SMP terkait materi hakikat sains, pengukuran dan metode ilmiah.
3
4. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti proses pembelajaran melalui diskusi, praktikum dan penyelidikan
ilmiah, peserta didik dapat memahami arti penting pengukuran dalam kehidupan
sehari-hari dan metode ilmiah dalam sebuah penyelidikan. Peserta didik mampu
melakukan pengukuran dengan benar sesuai ketelitian alat ukur, mampu menuliskan
hasil pengukuran dengan angka penting dan notasi ilmiah serta mampu melakukan
penyelidikan sesuai langkah-langkah dalam metode ilmiah.
5. PERTANYAAN PEMANTIK
Pertemuan pertama
Perhatikan gambar berikut!
Pola baju Menimbang gula Mengukur diameter mesin Mengukur diameter mata bor
https://www.google.com/
Keterangan: Pertanyaan pemantik untuk pertemuan selanjutnya tersaji dalam kegiatan pembelajaran
6. MATERI AJAR
Pertemuan Alokasi wkt Materi Ajar
1–2 2 x 3 JP Macam-macam alat ukur, besaran dan satuan (terlampir)
3–4 2 x 3 JP Penggunaan alat ukur panjang (terlampir)
5–6 2 x 3 JP Aturan angka penting dan notasi ilmiah; Nilai
ketidakpastian pada pengukuran berulang (terlampir)
7–8 2 x 3 JP Penerapan metode ilmiah dalam penyelidikan mencari
massa jenis material baut (terlampir)
4
KEGIATAN INTI
Stimulus 1) Untuk pertemuan pertama, guru menampilkan 10
gambar sebagaimana tertuang dalam kolom menit
pertanyaan pemantik.
PENUTUP
1) Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum 10
dipahami. menit
2) Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran dan menugaskan
peserta didik untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya
6
KEGIATAN INTI
Stimulus 1) Guru kembali menunjukkan gambar alat ukur panjang, 10
dan meminta peserta didik untuk mengamatinya. menit
PENUTUP
1) Peserta didik mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum 10
dipahami. menit
2) Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran dan menugaskan
peserta didik untuk mempelajari materi untuk pertemuan berikutnya
dan mencermati lembar kerja pada buku siswa yakni aktivitas 1.5 dan
aktivitas 1.6.
3) Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
8
KEGIATAN INTI
Stimulus 1) Guru menyajikan bahan kajian / fakta berupa gambar 10
truk mengalami kecelakaan karena baut roda patah, dan menit
meminta siswa mengamati dan memberikan tanggapan
atau pertanyaan terhadap gambar tersebut.
Kegiatan dilanjutkan pada pertemuan kedelapan (2 JP). Bila ada hal-hal yang 5
perlu didiskusikan dapat dilakukan di rumah melalui WA grup, dan mengakhiri menit
pertemuan dengan salam.
Guru membuka pertemuan delapan dengan salam, mengabsensi peserta 15
didik, menanyakan progres pekerjaan dilanjutkan dengan mempersilahkan menit
peserta didik melanjutkan pekerjaannya.
Menganalisis 1) Peserta didik berkerja sama mengola data hasil 25
data dan praktikum untuk mendapatkan kesimpulan melalui menit
menarik kegiatan diskusi kelompok.
kesimpulan 2) Guru berkeliling untuk memberikan bimbingan.
12
8. ASESMEN
No Bentuk Penilaian Instrumen Penilaian Waktu Penilaian
1. Formatif a. Penilaian aktivitas dan sikap Selama proses
b. Penilaian kinerja (Praktikum) Pembelajaran
c. Presentasi
2. Sumatif Tes tertulis Setelah proses
Pembelajaran
Keterangan : Format dan rubrik penilaian serta naskah soal tes terlampir
a. Refleksi Guru
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah pembelajaran yang saya lakukan sudah sesuai rencana
pembelajaran? Bagian mana dari rencana pembelajaran yang sulit
dilakukan. Apa yang saya dapat lakukan untuk mengatasi hal
tersebut?
2. Apakah peserta didik mengikuti pembelajaran dengan secara aktif,
gembira dan menyenangkan? Bila belum mengapa? Apa yang bisa
saya lakukan untuk mengatasi hal tersebut?
3. Apa yang menjadi kesulitan peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran? Apa langkah yang harus saya lakukan
untuk membantu mengatasi kesulitan peserta didik?
4. Berapa % peserta didik yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Tujuan Pembelajaran (KKTP):
- 0 – 40 %
- 41 – 60 %
- 61 – 80 %
- 81 – 100 %
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah saya sudah mengerti konsep pengukuran, besaran dan
satuan, angka penting dan metode ilmiah?
2. Apakah saya sudah bisa melakukan pengukuran, bisa membaca
hasil pengukuran dan bisa melakukan percobaan?
3. Apakah saya merasa berminat, aktif, gembira dan senang
dalam mengikuti pembelajaran ?
4. Apakah selama mengikuti proses pembelajaran dan melakukan
percobaan saya merasa kesulitan?
Pertanyaan Isian
5. Bagian mana dari proses pembelajaran yang membuat saya merasa berminat,
aktif, gembira dan senang dalam mengikuti pembelajaran ?
………………………………………………………………………………………………………………………………
6. Hal apa yang perlu saya lakukan agar saya merasa berminat, aktif, gembira dan
senang dalam mengikuti pembelajaran?
………………………………………………………………………………………………………………………………
7. Bagian mana dari proses pembelajaran dan kegiatan percobaan yang membuat saya
merasa kesulitan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
14
8. Hal apa yang perlu saya lakukan agar saya tidak mengalami kesulitan selama
proses pembelajaran dan kegiatan percobaan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
9. Berapa % kira-kira ketercapaian proses pembelajaran saya sebagaimana tujuan
pembelajaran yang ingin saya capai?
………………………………………………………………………………………………………………………………
10. Hal apa yang perlu saya lakukan agar ketercapaian proses pembelajaran saya
dapat ditingkatkan?
………………………………………………………………………………………………………………………………
15
A. PETA KONSEP
B. Uraian materi
menggunakan berbagai alat ukur dalam pembelajaran fisika, karena sangat membantu
siswa Anda dalam menganalisis konsep fisika baik pada kegiatan di laboratorium atau
penelitian yang siswa kembangkan.
b. JANGKA SORONG
Jika pada rahang geser terdapat 11 garis skala (skala 0-10), maka setiap 1 mm skala
utama dibagi menjadi 10 skala nonius. Hal ini berarti skala terkecil jangka sorong
tersebut adalah 1mm : 10 = 0,1 mm. Umunya jangkas sorong dengan skala terkecil 0,1
mm, banyak beredar dipasaran pada saat ini, tetapi ada juga jangka sorong dengan nilai
skala terkecil yang lebih kecil dari 0,1 mm, misalnya 0,05 mm dan 0,02 mm. untuk jangka
sorong dengan nilai skala terkecil 0,05 mm, maka pada rahang geseranya terdapat 21
skala sehingga skala terkecilnya dapat ditentukan dengan 1mm : 20 = 0,05 mm.
Jika kita cermati secara umum bentuk jangka sorong analog maupun digital memiliki
banyak kesamaannya; yaitu terdiri dari skala utama, skala nonius, rahang tetap, rahang
geser, batang pengukur kedalaman, dan pengunci. Seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini.
Jangka sorong yang paling sering digunakan dalam kegiatan pengukuran adalah jangka
sorong analog. Jangka sorong analog dapat dibedakan berdasarkan ketelitian yang
dimilikinya. Perbedaan ketelitian dari jangka sorong ditentukan oleh pembagian skala
noniusnya.
(a)
Pada gambar a terbaca 9 Skala Utama = 10 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala nonius =
1/10 x 9. Skala Utama: 0,9 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong tersebut: 1
– 0,9 = 0,1 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian skala utama itu dibagi
sebanyak jumlah skala nonius: 1/10 = 0,1 mm.
2)
(b)
Pada gambar b terbaca 39 Skala Utama = 20 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala nonius =
1/20 x 39. Skala Utama: 1,95 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong tersebut: 2
– 1,95 = 0,05 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah
1 bagian Skala utama itu dibagi sebanyak jumlah skala nonius: 1/20 = 0,05 mm.
(c)
Gambar a.2 Bentuk jangka sorong analog
dengan berbagai ketelitian
Pada gambar c terbaca 49 Skala Utama = 50 Skala Nonius, jadi besarnya 1 skala nonius
= 1/50 x 49. Skala Utama: 0,98 Skala Utama, maka ketelitian dari jangka sorong tersebut:
1 – 0,98 = 0,02 mm, atau ketelitian jangka sorong itu adalah 1 bagian skala utama itu,
dibagi sebanyak jumlah skala nonius: 1/50 = 0,02 mm.
18
= 16 mm + 0,35 mm
= 16,35 mm
19
c. MIKROMETER SEKRUP
Dibandingkan dengan jangka sorong, mikrometer sekrup mempunyai ketelitian
yang lebih baik namun berbeda fungsi penggunaan. Ketelitian mikrometer adalah
0,01 milimeter. Adapun jenis-jenis mikrometer sekrup dapat dibedakan menjadi
mikrometer sekrup analog dan mikrometer sekrup digital. Adapun bentuk kedua
mikrometer sekrup tersebut ditunjukkan pada gambar 3.1.
Micrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda yang lebih
teliti dari pada mistar maupun jangka sorong. Hal ini karena micrometer sekrup
mempunyai skala terkecil 0,01 mm. Mikrometer memiliki dua bagian skala mendatar
sebagai skala utama (SU) dan skala putar (SP) sebagai skala nonius. NST micrometer
sekrup dapat ditentukan dengan cara yang sama prinsipnya dengan jangka sorong,
yaitu:
Contoh:
Tentukan hasil pengukuran dari setiap mikrometer sekrup yang ditunjukkan gambar
berikut ini!
a. BESARAN POKOK
Dalam kehidupan dijumpai berbagai macam besaran dan satuan yang digunakan,
karena itu diupayakan untuk menyederhanakannya. Penyederhanaan ini tentunya harus
secara umum atau diterima secara internasional. Anda ambil contoh pada kegiatan
olimpiade. Prestasi seorang peloncat ditentukan oleh ukuran sampai sejauh mana atau
setinggi berapa dapat meloncat. Satuan ukuran jarak loncatannya dipergunakan meter dan
ukuran detik atau sekon dipergunakan untuk mengukur prestasinya. Contoh lainnya
kebolehan seorang olahragawan angkat besi ditentukan oleh besar massa beban yang
diangkatnya. Besaran panjang, massa, dan waktu sering digunakan, dan menjadi dasar dari
berbagai pengukuran, jadi disepakati merupakan besaran penting. Karena itu besaran
tersebut dijadikan besaran pokok atau besaran dasar.
22
b. BESARAN TURUNAN
Besaran turunan merupakan besaran yang satuannya diturunkan dari beberapa
satuan besaran pokok. Sebuah benda yang sedang bergerak, misalnya mobil dikatakan
memiliki kecepatan atau kelajuan. Kecepatan adalah jarak yang ditempuh setiap satuan
waktu. Secara matematis dituliskan:
v = s/t
Satuan kecepatan yaitu m/s, diperoleh dari besaran panjang (jarak) yaitu meter dibagi
dengan satuan waktu yaitu sekon. Kecepatan termasuk besaran turunan sebab satuan
kecepatan yaitu m/s berasal dari satuan-satuan besaran pokok yaitu meter dan sekon.
23
Selain kecepatan masih banyak besaran turunan lainnya, yaitu antara lain
gaya, percepatan, luas, tekanan, energi, massa jenis, dan sebagainya.
Besaran Sistem
MK CG
P Panjang m Cm
O Massa kg Gr
Waktu s S
K Kuat arus listrik ampere Miliampere
O Temperatur K K
K Intensitas cahaya cd Cd
Jumlah zat mol Mol
Luas m2 cm2
T
Volume m3 cm3
Gaya Newton (N) Dyne
U
R
Tekanan N / m2 Dyne / cm2
U Massa Jenis Kg/m3 gr/cm3
N Berat jenis N/m3 Dyne/cm3
A Kecepatan m/s cm/s
N Percepatan m/s cm/s2
2
Energi (Usaha) Joule (J) Erg
Daya Joule/s Erg/s
Muatan Elektron Coulumb Stat Coulumb
Selama ini memang berbagai ragam satuan yang dipergunakan, tentu keadaan ini sangat
menyulitkan. Apabila Negara Indonesia mempunyai undang-undang yang mengatur
tentang hal itu, lebih baik dipergunakan sistem satuan SI,
Satu keunggulan sistem metrik yang juga diadopsi dalam satuan SI adalah mirip dengan
sistem bilangan kita, yaitu sistem desimal. Satuan tiap besaran fisika dapat dinyatakan
dengan satuan pokok SI, yaitu m, kg, dan s hanya dengan menggunakan awalan. Awalan
menyatakan kelipatan yang semuanya merupakan pangkat dari 10 (10n dengan n adalah
24
bilangan bulat), persis seperti sistem desimal. Awalan-awalan ini ditunjukkan [ada tabel
1.2 di bawah ini.
0,000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 000 9,11 kg
angka yang ditampilkan sebelum orde besar termasuk angka penting. Dengan demikian,
jika 1300 gram ditulis :
Aturan-aturan angka penting yang dapat kita gunakan untuk menentukan banyak angka
penting pada suatu hasil pengukuran, seperti di bawah ini :
1. Semua angka bukan nol adalah angka penting
2. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka penting
3. Semua angka nol yang terletak pada deretan akhir dari angka-angka yang ditulis di
belakang koma desimal termasuk angka penting.
4. Angka-angka nol yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal adalah
angka bukan angka penting.
5. Angka sebelum orde (pada notasi ilmiah) termasuk angka penting.
Pada perkalian dan pembagian harus memiliki jumlah angka penting paling sedikit yang
digunakan dalam perkalian atau pembagian. sedangkan angka- angka penting dalam
penjumlahan dan pengurangan ditentukan berdasarkan tempat titik desimal.
Contoh :
Pada penjumlahan, jika
17,356 + 9,12 = …? (yang dicetak tebal adalah angka taksiran) Pada angka
17,356 angka 6 adalah angka taksiran Pada angka 9,12 angka 2 adalah angka taksiran
Berdasarkan perhitungan dengan kalkulator hasilnya 26,476 (angka
7 dan 6 adalah angka taksiran) Jika ditulis dengan satu angka taksiran maka
22,476 menjadi 22,48
Setelah kalian mengamati gambar 1.4 salin tabel dalam LKPD 1 ini ke buku latihan kalian lalu
diskusikan dan isi tabel tersebut dengan benar!
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
28
Petunjuk Tambahan :
- Besaran yang diukur, artinya besaran apa yang diukur oleh alat ukur tersebut, misal
panjang, massa, waktu dan seterusnya
- Jenis besaran, artinya besaran yang diukur tersebut tergolong besaran apa, misal
Panjang termasuk besaran pokok.
- Satuan dalam SI, merupakan satuan dalam Sistem Internasional misal Panjang satuannya
meter (m), dan seterusnya.
- Dimensi, untuk mengisi kolom tersebut
No Nama Alat Ukur Besaran yang Jenis Besaran* Satuan dalam Dimensi
diukur SI
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
*) isilah dengan pilihan : Besaran pokok atau besaran turunan
29
2. Perhatikan gambar berikut (sebagaimana tertuang dalam buku siswa halaman 3, Gambar
1.3a dan 1.3b)
Alat ukur tersebut mengukur besaran yang sama. Lihat pula tabel pada soal no 1 aktivitas
1.2, dalam tabel tersebut terdapat alat ukur lain yang memiliki dimensi yang sama.
Jelaskan pendapatmu, mengapa harus ada kedua alat ukur yang berbeda untuk besaran
yang sama?
30
A. JANGKA SORONG
1. Komponen-komponen alat ukur jangka sorong
Diskusi dan carilah informasi kemudian tuliskan nama komponen -komponen jangka
sorong berikut fungsinya pada tabel berikut!
B. MIKROMETER SEKRUP
1. Komponen-komponen alat ukur mikrometer sekrup
1. Kalian akan mengukur satu benda yang sama dengan menggunakan tiga alat ukur yang
berbeda. Menurut pendapat kalian apakah hasil pengukurannya akan mendapatkan
hasil yang sama atau berbeda? Jelaskan alasannya!
2. Salin tabel berikut di buku Latihan kalian. Lakukan pengukuran bersama teman dalam satu
kelompok dengan menggunakan ketiga alat ukur tersebut, lalu isikan hasil pengukuran
dalam tabel!
3. Berdasarkan aktivitas yang kalian lakukan adakah besaran yang diukur dengan alat
ukur yang tidak sesuai?
Besaran apa saja yang diukur dengan alat ukur yang tidak sesuai?
Jelaskan mengapa alat ukurnya tidak sesuai?
35
1. Apa perbedaan antara angka penting dan angka eksak? Terdapat aturan yang disebut
sebagai aturan/kaidah angka penting. Carilah informasi mengenai aturan/kaidah angka
penting. Berikan masing-masing satu contoh dari setiap aturan/kaidah tersebut!
3. Dalam suatu pengukuran diperoleh nilai 125,5 mm dan 2,2 mm. Berdasarkan aturan
angka penting, tentukanlah jumlah dan hasil perkalian dari kedua bilangan tersebut
36
4. Tuliskan angka hasil pengukuran berikut sesuai penulisan notasi ilmiah:
Contoh :
Panjang jari-jari neutron kira-kira = 0,000 000 000 000 00137 m
Penulisan sesuai notasi ilmiah = 1,37 x 10-15 m atau 1,37 fm (1,37 femtometer)
5. Sebagaimana kalian ketahui bahwa dalam setiap pengukuran tentu ada factor
kesalahan. Carilah informasi factor kesalahan apa saja yang menyebabkan kesalahan
dalam pengukuran.
6. Tugas : melalui diskusi dengan teman dalam 1 kelompok, pahami pengukuran berulang dan
pengolahan datanya (lihat hal. 16-18 buku siswa), untuk dapat melakukan penyelidikan
kasus pada aktivitas 1.7
37
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1.4
MENENTUKAN MASSA JENIS MATERIAL BAUT
1. Observasi
- Amati gambar 1.11 berikut.
- Berdasarkan pengamatan kalian pada baut, besaran turunan fisika apa yang dapat
digunakan untuk mengetahui jenis baut? Cari tahu persamaan besaran turunan yang
dapat digunakan untuk mengetahui jenis baut tersebut!
- Identifikasi besaran fisika apa saja yang harus diukur?
- Dengan melihat wujud baut sebagaimana gambar, pertimbangkan alat ukur yang
dapat digunakan. Tulis dan jelaskan dalam laporan, alat ukur apa yang kalian gunakan,
mengapa kalian menggunakan alat ukur tersebut dan bagaimana cara mengukurnya.
2. Klasifikasi
- Hubungan sebab akibat antara besaran yang diteliti disebut sebagai variable.
Terdapat variable bebas (variable yang diubah-ubah), dan variable kontrol
(variable yang nilainya dijaga agar tidak berubah dan tidak berpengaruh pada
hasil)
- Silahkan klasifikasikan dan tulis dalam laporan, besaran-besaran apa saja yang
merupakan variable bebas dan variable kontrol
3. Interprestasi
- Silahkan disksikan dengan teman dalam satu kelompok, dalam percobaan ini
varabel apa yang ikut berubah karena adanya perubahan variable bebas. Besaran
ini disebut variable terikat/variable respon.
4. Rumusan masalah
- Bagaimana hubungan antara variable bebas dan variable terikat, buatlah rumusan
masalah dalam percobaan kalian (dalam kalimat tanya: apakah, bagaimana).
38
5. Hipotesis
- Berdasarkan rumusan masalah tresebut, rumuskan hipotesis (dugaan sementara)
percobaan.
6. Merencanakan Eksperimen
Untuk membuktikan hipotesis kalian lakukan percobaan, dengan Langkah -langkah:
- Siapkan alat dan bahan (alat ukur panjang dan massa serta 5 jenis baut yang
diukur)
- Ukur panjang baut dan diameternya untuk menentukan volume baut
- Tuliskan hasil pengukuran dan penghitungan volume dalam table percobaan.
- Lakukan pengolahan data sebagaimana dalam format laporan berikut:
8. Analisis Data
- Bandingkan dengan nilai massa jenis hasil pengolahan data yang kalian
dapatkan. Apakah nilai massa jenis hasil pengolahan data sama atau mendekati
atau berbeda jauh dengan nilai massa jenis yang kalian cari pada tabel? Jelaskan
mengapa demikian?
- Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan nilai pengukuran
dengan nilai yang sudah ada?
- Periksalah apakah hipotesis kalian rumuskan terbukti?
9. Kesimpulan
Menurut kalian, baut mana yang sebaiknya digunakan untuk ban truk?
40
1.
….
36.
Kriteria Penskoran
Kategori Skor Keterangan
Empat indikator terpenuhi 4 Sangat baik
Tiga indikator terpenuhi 3 Baik
Dua indikator terpenuhi 2 Cukup
Satu indikator terpenuhi 1 Kurang
Rubrik Penilaian
Presentasi
No Aspek Skor Indikator
1. Gestur 3 Sikap badan tegap menghadap pendengar dan tidak over
(Skor maks = 3) gerakan
2 Sikap badan tegap menghadap pendengar atau tidak over
Gerakan
1 Sikap badan tegap namun kurang menghadap pendengar
dan agak over Gerakan
0 Sikap badan tidak menghadap pendengar dan over
Gerakan
2. Sistematika 3 Sistematika penyajian runtut dari pembuka hinga penutup
penyajian 2 Sistematika penyajian kurang runtut
(Skor maks = 3) 1 Sistematika penyajian tidak runtut
0 Tidak memiliki sistematika penyajian
3. Penguasaan 3 Menguasai materi dengan baik dan tidak membaca buku
materi 2 Menguasai materi dengan baik atau tidak membaca buku
(Skor maks = 3) 1 Kurang menguasai materi dengan baik dan membaca buku
0 Tidak bisa menjelaskan materi
4. Media Presentasi 3 Membuat media presentasi power point dan alat peraga
(Skor maks = 3) sederhana
2 Membuat media presentasi power point atau alat peraga
sederhana
1 Membuat media presentasi word dan tidak ada alat
peraga sederhana
0 Tidak membuat media presentasi dan tidak ada alat
peraga sederhana
5 Kerja sama 3 Bekerjasama dengan baik dan menghargai pendapat
(Skor maks = 3) 2 Bekerjasama dengan baik atau menghargai pendapat
1 Kurang bekerjasama dan kurang menghargai pendapat
0 Tidak ada Kerjasama dan tidak menghargai pendapat
Total Skor 15
43
2. Asesmen Sumatif
a. Kisi-kisi Penulisan Soal Penilaian Sumatif
KISI-KISI PENULISAN SOAL PENILAIAN SUMATIF
Satuan Pendidikan : SMAN 2 Samarinda Mata Pelajaran : Fisika
Fase/Kelas : E/X Penyusun : Wulyo Slamet, S.Pd
Semester : Ganjil Tahun Pelajaran : 2022/2023
CP elemen Pemahaman Fisika :
Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan
proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran
lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.
Agar proses pengukuran dapat berjalan efektif maka setiap kelompok wajib
membawa ketiga jenis alat ukur tersebut. Untuk maksud tersebut guru mewajibkan
peserta didik untuk meminjam atau membeli alat ukur roll meter, namun untuk jangka
sorong dan mikrometer sekrup dapat meminjam di laboratorium fisika masing-masing
kelompok 1 jenis alat ukur.
Pengukuran dilakukan diluar kelas yakni di halaman sekolah. Masing-masing
kelompok wajib melakukan pengukuran 2 (dua) benda yang berbeda di setiap jenis alat
ukur. Pengukuran dilakukan secara presisi sesuai ketelitian masing-masing alat ukur.
Benda-benda yang dijadikan sebagai obyek ukur adalah tinggi pohon pucuk merah,
panjang kaleng, diameter paku, tebal mistar, luas meja, diameter dalam baut,
sebagaimana tampak pada gambar berikut:
47
3. Sesuai dengan wacana tersebut di atas, pasangkanlah alat ukur (kolom kedua) yang tepat
untuk digunakan mengukur besaran pada benda/obyek ukur (kolom pertama) sesuai
tingkat ketelitian masing-masing alat ukur. Setiap benda/obyek ukur dapat dipasangkan
lebih dari 1 (satu) alat ukur.
A.
2.
48
3.
4.
B.
5.
C.
6.
4. Untuk melakukan pengukuran dengan hasil ukur yang presisi maka perlu digunakan
alat ukur dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi. Dengan demikian untuk mengukur
luas meja sebagaimana tertuang dalam wacana tersebut dengan hasil pengukuran
yang lebih presisi, maka sangat tepat jika digunakan alat ukur mikrometer sekrup.
Menurut kalian apakah hal tersebut tepat? Berikan alasan dari jawaban kalian!
Pak Amir sendiri juga membawa parang untuk menebas ilalang ataupun ranting-
ranting pohon yang banyak tumbuh di tanah perkebunan tersebut.
5. Tentukan setiap pernyataan berikut sesuai isi wacana ataukah tidak sesuai!
6. Sebagaimana uraian dalam wacana, menurut kalian bagaimana cara tepat pak Badu dan
pak Amir untuk dapat melakukan pengukuran dengan hasil yang lebih cepat dan lebih
akurat?
A. Pak Badu mengukur tanah secara perlahan-lahan dengan menggunakan
mistar plastik skala 30 cm dengan harapan hasilnya lebih akurat.
B. Pak Badu mengukur slang timbang sepanjang 10 m menggunakan mistar
plastik, dan dengan tali rafia ini pak Badu mengukur tanahnya, dengan
harapan dapat mengukur lebih cepat.
C. Pak Badu dan dan pak Amir memutuskan kembali ke Samarinda untuk membeli
roll meter. Dan pada hari itu juga keduanya kembali ke lokasi untuk melakukan
pengukuran dengan harapan hasil pengukuran dengan lebih
akurat.
D. Pak Badu mengukur ranting pohon yang lurus menggunakan mistar dan
dengan sebilah parang menebangnya sepanjang 2 m. Dengan ranting inilah
pak Badu mengukur tanahnya.
E. Pak Badu dan pak Amir sepakat melakukan pengukuran dengan menggunakan
jengkal langkah kakinya.
7. Berdasarkan wacana tersebut di atas menurut kalian alat ukur apakah yang tepat
digunakan agar pengukuran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih akurat ?
Berikan alasan dari jawaban kalian!
50
8. Lengkapi tabel berikut dengan cara mengisi titik-titik, agar besaran turunan tersebut
memiliki satuan dan lambang dimensi dengan tepat!
10. Momentum merupakan hasil kali antara massa dan kecepatan sebuah benda.
Sedangkan impuls merupakan hasil kali antara gaya dan selang waktu sentuhnya.
Tunjukkan bahwa kedua besaran tersebut memiliki kesetaraan dimensi!.
benda
Bila kamu hendak melakukan pengukuran panjang benda dengan mikrometer sekrup,
maka langkah-langkah yang harus kamu lakukan adalah :
51
12. Seorang anak mengukur ketebalan sebuah pipa. Untuk tujuan tersebut ia
menggunakan jangka sorong untuk mengukur diameter dalam dan diameter luar pipa
tersebut. Hasil pengukuran didapatkan sebagai berikut :
13. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis
dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang
2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka
penting adalah ....
A. 80 cm2
B. 80,28 cm2
C. 80,80 cm2
D. 80,2 cm2
E. 81 cm2
14. Muatan sebuah elektron adalah 0,00000000000000000016 C. Angka tersebut bila ditulis
dalam notasi ilmiah adalah….
A. 0,16 x 10-18 C
B. 1,6 x 10-18 C
C. 1,6 x 10-19 C
D. 0,16 x 10-19 C
E. 1,6 x 10-20 C
52
Wacana berikut ini untuk soal nomor 15 - 18, bacalah dengan teliti!
Beberapa kelompok peserta didik melakukan suatu eksperimen/penyelidikan
ilmiah di dalam laboratorium Fisika. Tujuan eksperimen adalah untuk mengetahui
perubahan suhu pada air dan es ketika keduanya dicampurkan. Berdasarkan tujuan ini
guru mengintruksikan kepada peserta didik untuk menentukan rumusan masalah dan
hipotesisnya.
Alat/bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, air ½ gelas, es
batu secukupnya, dan thermometer. Sebelum melakukan eksperimen guru memberikan
pengarahan agar peserta didik dalam melakukan eksperimen dapat memperhatikan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel yang hendak diukur. Dengan demikian
maka kesimpulan dapat diperoleh dengan benar dan tepat sesuai tujuan eksperimen.
15. Berdasarkan wacana tersebut maka urutan langkah-langkah metode ilmiah yang tepat
dalam melakukan eksperimen adalah ....
A. Merumuskan hipotesis → menetapkan variabel eksperimen→merumuskan
masalah → melakukan eksperimen → membuat kesimpulan
B. Merumuskan hipotesis → melakukan eksperimen → menetapkan variabel
eksperimen→ merumuskan masalah → membuat kesimpulan
C. Melakukan eksperimen → merumuskan hipotesis → menetapkan variabel
eksperimen→ merumuskan masalah → membuat kesimpulan
D. merumuskan masalah → merumuskan hipotesis → menetapkan variabel
eksperimen→ melakukan eksperimen → membuat kesimpulan
E. merumuskan masalah → menetapkan variabel eksperimen → melakukan
eksperimen → merumskan hipotesis → membuat kesimpulan
16. Rumusan masalah yang paling tepat pada eksperimen tersebut adalah ….
A. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es?
B. Apakah es tidak akan mengalami perubahan suhu?
C. Bagaimana bentuk es ketika dicampur dengan air?
D. Suhu pada air akan naik dan suhu pada es akan menurun.
E. Terjadi perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan air panas.
17. Hipotesis yang paling tepat untuk menjawab rumusan masalah dari eksperimen
tersebut adalah ….
A. Apakah es tidak akan mengalami perubahan suhu?
B. Terjadi pertukaran kalor antara es dan air ketika di campur.
C. Suhu pada air akan naik dan suhu pada es akan menurun.
D. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es?
E. Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan air panas?
Dimensi p = [M][L][T-1]
• Dimensi Impuls :
Impuls (I) = Gaya (F) x selang waktu sentuh (t)
Dimensi I = massa x percepatan x selang waktu sentuh
= [M][L][T-2][T]
= [M][L][T-1]
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kedua besaran
-1
11. memiliki
E (1), dimensi
(3), (2), (5) danyang
(4) setara yakni : [M][L][T ] 1
12. A. 0,62 cm 1
13. A. 80 cm 1
14. C 1,6 x 10-19 C 1
15. D. merumuskan masalah → merumuskan hipotesis → menetapkan 1
variabel eksperimen→ melakukan eksperimen → membuat
kesimpulan
16. A Bagaimana perubahan suhu pada air ketika dicampur dengan es? 1
17. B Terjadi pertukaran kalor antara es dan air ketika di campur. 1
18. C Perubahan suhu 1
Total Skor 34
Kriteria penilaian
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100
Skor maksimum
55
Sebagaimana tertuang dalam naskah Panduan Pembelajaran dan Asesmen maka bagi
peserta didik yang berpencapaian tinggi diberikan pengayaan mengenai pengetahuan dan
keterampilan “Pengukuran dalam Kegiatan Kerja Ilmiah”. Peserta didik yang berpencapaian
tinggi juga dapat dijadikan sebagai mentor/teman sebaya bagi peserta didik lain yang memiliki
kesulitan belajar. Sedangkan untuk kegiatan remedial dilakukan untuk peserta didik yang
kesulitan dalam belajar melalui pembelajaran tambahan dan mentoring sesama peserta.
Adapun kriteria peserta didik yang mendapat pengayaan dan remedial sesuai
ketuntasan tujuan pembeajaran adalah sebagai berikut:
No % Ketuntasan Individu Tindak lanjut
1. 0 – 40% remedial seluruh bagian
2. 41 – 65% remedial dibagian yang diperlukan
3. 66 – 85% sudah mencapai ketuntasan tidak perlu remedial
4. 86 – 100% sudah mencapai ketuntasan perlu pengayaan atau
tantangan lebih
1. Kegiatan Pengayaan
a. Mengorganisasikan peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 orang
yang sudah mencapai ketuntasan 86 – 100 %
b. Setiap kelompok melakukan penyelidikan/percobaan untuk melakukan pengukuran
benda/obyek ukur disekitar lingkungan tempat tinggal mengunakan mistar, jangka
sorong dan mikrometer sekrup.
c. Setiap kelompok dapat meminjam jangka sorong dan mikrometer sekrup di
laboratorium Fisika SMAN 2 Samarinda dengan ketentuan/kesepakatan yang
ketat.
d. Pengukuran dilakukan berulang sebanyak 4x setiap obyek kemudian peserta didik
diminta menuliskan nilai ketidakpastian hasil pengukuran dan menuliskan angka/nilai
hasil pengukuran.
e. Selain pengayaan terhadap peningkatan keterampilan peserta didik, pengayaan juga
diberikan dengan berlatih mengerjakan beberapa soal terpilih sebagaimana
tercantum dalam buku: “Fisika Universitas edisi kesepuluh jilid I, Sears dan Zemansky
halaman 24 – 25”
2. Kegiatan Remedial
a. Mengorganisasikan peserta didik menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5
orang, bagi yang memiliki ketuntasan 0 – 40 % dilakukan remidial seluruh bagian,
dan yang memiliki ketuntasan 41 – 65 % remedial bagian yang diperlukan.
Namun pada prinsipnya semua peserta didik di kedua interval diperbolehkan
mengikuti proses diskusi/pembelajaran ulang.
b. Membimbing setiap kelompok untuk melakukan diskusi terkait konsep besaran dan
satuan, bagaimana melakukan pengukuran, membaca hasil pengukuran dan
bagaimana menerapkan metode ilmiah.
56
2) Mikrometer sekrup
0 5 45
40
35
GLOSARIUM
Angka eksak : Bilangan yang sudah pasti, bulat, dan didapat dari hasil
membilang.
Angka penting : Bilangan yang dihasilkan dari pengukuran, terdiri dari angka
pasti dan angka taksiran.
Besaran : Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan satuan.
Besaran pokok : Besaran dasar yang menjadi patokan, telah ditentukan satuan
& dimensinya.
Besaran turunan : Besaran yang satuan & dimensinya diturunkan dari besaran
pokok.
Dimensi : Cara sebuah besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok.
Jangka sorong Salah satu alat ukur dengan ketelitian 0,1 – 0,05 mm yang dapat
digunakan untuk mengukur panjang, diameter luar, dan
diameter dalam sebuah bentuk benda tertentu.
Mikrometer sekrup : Salah satu alat ukur dengan ketelitian 0,01 mm yang dapat
digunakan untuk mengukur diameter benda kecil dan/atau
ketebalan benda-benda tipis.
Menghitung : Menentukan jumlah/membilang, tanpa menggunakan alat
ukur.
Mengukur : Membandingkan sesuatu yang diukur (besaran) dengan
sesuatu yang ditetapkan sebagai patokan (satuan), mengukur
itu membandingkan dengan alat ukur.
Metode ilmiah : Suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan
menggunakan langkah- langkah yang telah tersusun secara
sistematis.
Notasi ilmiah : Suatu cara penulisan angka hasil pengukuran yg nilainya terlalu
besar/terlalu kecil untuk memudahkan penulisan dalam bentuk
Notasi Desimal Standar.
Satuan : segala sesuatu yang digunakan untuk menyatakan hasil
pengukuran.
59
DAFTAR PUSTAKA
Aip Sarupudin dkk. Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Ayuk Ratna dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta: Kemendikbudristek
Pusat Perbukuan.
Dudi Indrajid. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk Kelas X SMA/MA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sears dan Zemansky. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Terjemahan Patur
Silaban, Ph.D. Jakarta: Erlangga.
Wulyo Slamet. 2016. Cerdas Fisika SMA/MA Jilid 1. Samarinda: SMA Negeri 2 Samarinda