Professional Documents
Culture Documents
Duvan Oktavianus Doloksaribu - 1904112866 - PSP19 (Perbaikan)
Duvan Oktavianus Doloksaribu - 1904112866 - PSP19 (Perbaikan)
OLEH
DUVAN OKTAVIANUS DOLOKSARIBU
1904112866
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Dengan judul Analisis
Antrian Kapal di pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo Banda Aceh.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih Kepada Ibu Asmika
Harnalin Simarmata sebagai dosen yang memberi tugas tersebut, Kakak dan abang yang telah
banyak memberikan masukkan dan arahan Kepada penulis, serta kepada rekan-rekan yang
telah membantu penulis Dan orangtua yang selalu mendoakan dan memberi semangat dalam
Menyelesaikan penyusunan Proposal Penelitian ini.
Dalam penulisan Proposal Penelitian ini penulis menyadari bahwa Masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat Mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun sebagai koreksi Dan acuan dalam perbaikan penulisan pada masa
yang akan datang.
Isi Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………… I
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. II
I. PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
II.TINJAUANPUSTAKA……………………………………………………. 3
III.METODE PENELITIAN………………………………………………… 5
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Halaman
1. Gambar Aktivitas………………………………………………………… 9
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan dengan luas laut mencapai 5.8 juta
kilometer persegi, terdiri atas lebih dari 17504 pulau dan panjang garis pantai
mencapai 104 ribu kilometer (Noegroho). Kenyataan tersebut membuka peluang
yang sangat besar bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya
dengan memanfaatkan sebaik mungkin potensi sumberdaya perikanan yang ada.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya yaitu operasi penangkapan ikan, dalam operasi ini dibutuhkan fasilitas
berupa kapal dan alat penangkapan ikan. Selain itu, dibutuhkan juga sarana lain
sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan oleh kapal untuk di distribusikan yaitu
sebuah pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan suatu wilayah yang
menjadi kontak antara dua bidang sirkulasi yang berbeda, yaitu laut dan daratan.
Pelabuhan perikanan menjadi pusat perpaduan antara aktivitas penangkapan ikan
di laut dan aktivitas pendistribusian ke daerah konsumen (Lubis, 2012). Pelabuhan
perikanan akan berfungsi sebagai tambat labuh kapal perikanan, tempat
pendaratan ikan dan aktivitas lainnya yang berhubungan dengan sistem perikanan
tangkap. Pelabuhan perikanan juga menjadi gambaran kemajuan sektor perikanan
di suatu daerah karena menjadi pintu gerbang dari kegiatan perikanan, apabila
pelabuhan perikanannya berjalan dengan efektif dan efisien maka hampir dapat
dipastikan bahwa sektor perikanannya berjalan dengan baik.
Tahun 2010, Indonesia memiliki 816 pelabuhan perikanan, 24 diantaranya
merupakan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) (Lubis, 2012). Salah satu PPP yang punya
potensi untuk dikembangkan yaitu PPP Lampulo Banda Aceh. Posisi geografis kota Banda Aceh yang
berada di ujung barat Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan jalur pelayaran internasional
yaitu Samudera Hindia dan Selat Malaka, dapat menjadi faktor penting dalam mendukung
pengembangan PPP Lampulo. Pelabuhan perikanan Lampulo menjadi gambaran kemajuan sector
perikanan di Aceh pada umumnya karena pelabuhan tersebut merupakan satu- satunya pelabuhan
perikanan terbesar yang terdapat di Aceh. Menurut UPTD PPP Lampulo (2013), jumlah rata-rata per
bulan kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP Lampulo cenderung meningkat. Tahun 2008
jumlah kapal yang mendaratkan hasil tangkapannya mencapai 227 unit, tahun 2009 mencapai 238 unit,
tahun 2010 mencapai 285 unit, tahun 2011 mencapai 228 unit dan pada tahun 2012 mencapai 324 unit.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kepercayaan pemilik kapal untuk mendaratkan hasil
tangkapannya di PPP Lampulo relatif meningkat meskipun menurut statistik KKP 2012 jumlah kapal
perikanan laut di Aceh cenderung berfluktuasi. Tahun 2008 kapal perikanan laut di Aceh mencapai
17376 unit, tahun 2009 mencapai 16520 unit, tahun 2010 mencapai 14949 unit dan pada tahun 2011
mencapai 15797 unit.
Menurut Murdiyanto (2004), masalah yang umum dihadapi oleh pengelola pelabuhan
perikanan dalam memberikan pelayanan terhadap pengguna pelabuhan adalah meningkatnya
pemanfaatan pelabuhan oleh kapal penangkapan ikan terutama pada musim penangkapan ikan.
Demikian juga hal nya dengan PPP Lampulo, meskipun jumlah kapal rata-rata per bulan yang
melakukan bongkar muat hasil tangkapan cenderung meningkat, tetapi hal tersebut tidak terjadi setiap
saat, ada saat dimana kapal yang datang untuk pembongkaran hasil tangkapan sedikit, sehingga
mengakibatkan pengangguran dari fasilitas pelayanan pembongkaran. Pengangguran fasilitas
pelayanan bongkar muat hasil tangkapan juga terjadi karena banyak armada penangkapan yang
melakukan bongkar muat diluar PPP Lampulo sehingga pendapatan pelabuhan menjadi berkurang.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan
aktivitas perikanan tangkap khususnya bagi pihak PPP Lampulo sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan pelayanan bongkar kapal ikan yang optimal bagi pelanggan yang melakukan
pembongkaran hasil tangkapan di pelabuhan tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Posisi geografis Kota Banda Aceh yang berada di ujung Barat Pulau Sumatera, dan
berhadapan langsung dengan jalur pelayaran internasional yaitu Samudera Hindia dan Selat
Malaka, dapat menjadi faktor penting dalam mendukung pengembangan Pelabuhan Perikanan
(PP) Lampulo menjadi pelabuhan perikanan bertaraf internasional dan sebagai Outer Ring
Fishing Port Development (ORFPoD). PP ini dirintis pembangunannya sejak tahun 2003
dengan studi kelayakan untuk relokasi. Pembangunannya dimulai sejak tahun 2006 dan
dilakukan setiap tahun secara bertahap hingga kini dengan cakupan pekerjaan mulai dari
pembebasan lahan, penyusunan DED (Detail Engineering Design), Amdal, hingga konstruksi
TPI, kolam dan dermaga.
PP Lampulo Banda Aceh terletak pada posisi geografis 5,576336 N dan 95,323058 E, secara
tata kelola operasional merupakan salah satu UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) yang
berada dibawah Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh (Peraturan Gubernur NAD Nomor 27
Tahun 2009), dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo adalah salah satu pelabuhan perikanan
terbesar dan memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap sektor perikanan tangkap di Aceh.
Lokasi PPP Lampulo berada di Utara Sumatera memiliki daerah penangkapan ikan (fishing
ground) di Selat Malaka dan Samudera Hindia. Perairan ini memiliki potensi ikan pelagis
besar seperti tuna dan cakalang yang cukup potensial untuk dieksploitasi. Hal ini terlihat dari
peningkatan produksi tuna dan cakalang yang dihasilkan yaitu sebesar 17,3% atau 6.823,158
ton pada tahun 2012 dibandingkan dengan produksi tahun 2010 yaitu sebesar 5.638,270 ton.
Jumlah kapal di PPP Lampulo meningkat, pada tahun 2010 sebanyak 241 unit dan meningkat
menjadi 307 unit pada tahun 2012 (DKP Aceh, 2012). Pengamatan bulan Agustus-September
tahun 2012, memperlihatkan bahwa kondisi dermaga terlihat belum mencukupi melayani
kapal-kapal yang melakukan pendaratan hasil tangkapan. Hal ini terlihat adanya antrian kapal
yang terjadi pada saat pendaratan hasil tangkapan. Menurut Haiyar pada musim penangkapan
ikan, antrian kapal di PPP Lampulo bisa mencapai 3-4 jam melewati batas waktu pendaratan
hasil tangkapan untuk pelaksanaan pelelangan ikan; biasanya dilakukan dari pukul 05:00-
09:00 WIB. Adanya dua fungsi kegiatan; yaitu pendaratan hasil tangkapan dan pemuatan
bahan kebutuhan melaut pada satu dermaga diatas, semakin memperjelas alasan terjadinya
kepadatan aktifitas dan antrian kapal di dermaga tersebut. Kedua hal diatas mengindikasikan
diperlukan pengembangan fasilitas pokok antara lain, dermaga pendaratan hasil tangkapan dan
dermaga pemuatan bahan kebutuhan melaut di PPP Lampulo. Tujuan dari penelitian ini: (1)
Mengetahui pendapat nelayan mengenai fasilitas pokok dan keadaan PPP Lampulo saat ini (2)
Menentukan kebutuhan dermaga, dan kolam pelabuhan, untuk saat ini dan kebutuhan 15 tahun
kedepan (3) Menentukan strategi pengembangan pelabuhan yang berkaitan dengan
pengembangan fasilitas pokok pelabuhan yaitu; dermaga dan kolam pelabuhan untuk 15 tahun
kedepan. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Analisis kebutuhan fasilitas pokok PPP
Lampulo untuk saat ini dan 15 tahun kedepan menggunakan: data statistik perikanan PPP
Lampulo, serta pengukuran dan pengamatan langsung terhadap objek penelitian di PPP
Lampulo. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif, meliputi perhitungan
proyeksi volume produksi hasil tangkapan, pertumbuhan kapal, panjang dermaga, luas kolam,
dan kedalaman kolam yang dibutuhkan untuk 15 tahun mendatang. Analisis dilakukan secara
deskriptif kepada nelayan terhadap pendapat mereka akan fasilitas pokok yang tersedia di PPP
Lampulo saat ini seperti kecukupan panjang dermaga, fasilitas penunjang pendaratan hasil
tangkapan dan bahan kebutuhan melaut. Analisis deskriptif juga dilakukan terhadap arah
pengembangan PPP Lampulo mengunakan analisis Strengths Weakness Opportunity and
Thread (SWOT). Saran arahan strategi yang dapat disimpulkan yaitu; pengembangan fasilitas
PPP Lampulo, pengembangan pelayanan PPP lampulo, dan pengembangan kebijakan usaha ke
arah pelabuhan industri. Hasil penelitian menunjukan nelayan PPP Lampulo menginginkan
penambahan perbaikan fasilitas pokok seperti ukuran dermaga dan kedalaman kolam PPP
Lampulo, nelayan juga membutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang dan kelengkapan pelabuhan
lainnya untuk menjaga kualitas hasil tangkapan dan efisiensi waktu pendaratan hasil
tangkapan dan pemuatan bahan kebutuhan melaut. Pemberdayaan nelayan buruh perlu
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan buruh. Berdasarkan proyeksi produksi
hasil tangkapan dan proyeksi jumlah kapal yang meningkat, maka perlu dilakukan
penambahan ukuran dermaga dan kedalaman kolam yang dibutuhkan untuk jangka panjang 15
tahun mendatang. Perlu adanya penambahan ukuran dermaga pendaratan menjadi 831 m dan
dermaga pemuatan 638 m, juga diperlukan penambahan luas kolam pelabuhan menjadi
224.582 m2 dan kedalaman kolam -4 m. Strategi pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai
Lampulo bersifat progresif artinya PPP Lampulo dalam kondisi prima dan mantap, sehingga
sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih
kemajuan secara maksimal. Peluang pengembangan sangat besar dan pesat. Strategi
pengembangan difokuskan kedalam tiga aspek yaitu; fasilitas, pelayanan, dan kebijakan
pengelola PPP Lampulo dan pemerintah Aceh.
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai April 2014 di Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Lampulo, Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap.
Tahap pertama adalah kajian literatur mengenai analisis antrian, pencarian informasi mengenai
lokasi penelitian dan pembuatan usulan penelitian. Tahap kedua adalah pelaksanaan penelitian
dan pengambilan data di lapangan yang dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013. Tahap
ketiga adalah pengolahan data yang dilakukan pada Februari sampai April 2014.
Sistem antrian dicirikan oleh lima komponen, yaitu pola kedatangan costumers, pola
pelayanan, banyaknya server, kapasitas sistem dan disiplin antrian. Karakteristik antrian
ditentukan dengan melihat distribusi kedatangan kapal dan distribusi waktu pelayanan kapal di
dermaga bongkar muat hasil tangkapan. Setelah itu, ditentukan model yang digunakan. Tiap
model memiliki rumus yang berbeda dalam menghitung variabel tingkat keefisienan suatu
fasilitas.
b.Uji pola distribusi data dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excell. Uji pola
distribusi harus menunjukkan tingkat kedatangan kapal menyebar Poisson dan tingkat
pelayanan pembongkaran hasil tangkapan menyebar eksponensial.
c.Apabila tingkat kedatangan kapal dan tingkat pelayanan tidak berdistribusi poisson dan
eksponensial maka digunakan metode.
DAFTAR PUSTAKA
Cooper RB. 1981. Introduction to Queueing Theory. New York (US): North-Holland.
Dinas Perikanan dan Kelautan NAD. 2003. Potensi Produksi Perikanan Tangkap Nanggroe
Aceh Darussalam. Banda Aceh (ID): Dinas Perikanan dan Kelautan NAD.
Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh . 2012. Laporan Tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan
Aceh Tahun 2012. Banda Aceh (ID): Dinas Perikanan dan Kelautan Aceh.
Gordon G. 1980. Sistem Simulation. New Delhi (IN): Prentice Hall of India Private Limited
Heizer J, Render B. 2005. Operation Management (terjemahan). Jakarta (ID): Salemba Empat.
Heizer J, Render B. 2008. Manajemen Operasi Buku 2. Jakarta (ID): Salemba Empat.
[KKP] Kementerian Kelautan dan Perikanan.2012. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia,
2011. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lubis E. 2012. Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Press.
Machfud. 1999. Diktat Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Departemen Teknologi
Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Jakarta (ID): Erlangga.
Medhi J. 1991. Stochastic Model in Queueing Theory. California (US): Academic Departemen
Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor
Mc Clave JT, Bendon PG, Sincich T. 2010. Statistik Untuk Bisnis dan Ekonomi. Press, inc.
Murdiyanto B. 2004. Pelabuhan Perikanan. Bogor. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID): Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor
Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.
Noegroho. A. 2013. Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia Terbesar di Dunia. [internet].
[diunduh pada tanggal 9 Juni 2014] tersedia pada kkp.go.id/index.
Php./Arsip/c/9822/Keanekaragaman-Hayati-Indonesia-Terbesar-di
Dunia/?category_id=. Jakarta (ID): Kementerian Kelautan dan Perikanan
Osaki S. 1992. Applied Stochastic System Modelling. Germany (DE): Springer-Verlag.
Prawirosentono S. 2003. Riset Operasi dan Ekonofisika. Jakarta (ID): BumiAksara.
[UPTD] Unit Pelaksana teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo. 2012. Data
Produksi Ikan. Banda Aceh (ID): UPTD
[UPTD] Unit Pelaksana teknis Daerah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Lampulo. 2013. Data
Jumlah Kapal yang Melakukan Bongkar Muat Hasil Tangkapan. Banda Aceh (ID) : UPTD
Siswanto. 2007. Operation Research Jilid 2. Jakarta (ID): Erlangga.
Spiegel MR. 1988. S haum’ Outline of Theory and Problem of Statistics 2/ed. Jakarta (ID) :
Erlangga.
Sutalaksana I. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung.
Taha HA. 1982. Operation Research. New York (US): McMillan Publishing Co.Inc.
Taha HA. 2003. Operation Research An Introduction Seventh Edition. New jersey (US):
Prentice Hall Inc.
LAMPIRAN