You are on page 1of 2

STRUKTUR, FUNGSI DAN SINTETIS PEPTIDA

Jawaban:
Struktur
 Peptida terdiri dari asam amino yang merupakan unit dasar. Ada 20 jenis asam amino
yang berbeda dalam protein.

 Asam amino dihubungkan bersama oleh ikatan peptida, yang terbentuk melalui reaksi
antara gugus karboksil (-COOH) dari satu asam amino dan gugus amino (-NH2) dari
asam amino lainnya.

fungsi peptida:
Peptida dapat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh, tergantung pada urutan asam amino
mereka. Beberapa contoh fungsi peptida meliputi:

 Peptida Memberikan Reaksi Kimia Yang Khas

Seperti molekul organik lainnya, peptida memberikan reaksi kimia yang bersifat
khas, bukan hanya bagi gugus fungsional seperti gugus amino dan karboksil
bebas, tetapi juga bagi gugus R yang terkandung.
Terdapat dua reaksi peptida yang penting. Ikatan peptida dapat dihidrolisa dengan perebusan di
dalam asam kuat atau basa kuat untuk menghasilkan komponen asam amino dalam bentuk bebas.

Hidrolisa ikatan peptida secara ini merupakan tahap yang diperlukan dalam penentuan komposisi
asam amino dan sekuens protein. Ikatan peptida dapat juga dihidrolisa oleh nzim tertentu, seperti
tripsin dan khimotripsin, yakni enzim-enzim proteolitik (pelarut rotein) yang disekresikan ke
dalam usus untuk membantu pencernaan, yakni, hidrolisa protein makanan. Walaupun perebusan
di dalam asam atau basa menghidrolisa semua ikatan peptida, tanpa dipengaruhi oleh sifat dan
sekuens unit-unit asam amino yang menyusun protein, tripsin dan khimotripsin bersifat selektif
dalam mengkatalisa hidrolisa eptida. Tripsin hanya menghidrolisa ikatan peptida pada gugus
karboksil dari residu lisin tau arginin. Khimotripsin di lain pihak menerang hanya ikatan peptida
pada gugus arboksil pada fenilalanin, triptofan, dan tirosin. Seperti akan kita lihat, hidrolisa enzi-
natik yang selektif ini amat berguna dalam menganalisis deret asam amino.
Reaksi kimia penting lain pada peptida yang juga dipergunakan di dalam penentuan ekuen asam
amino adalah dengan 1-fluoro-2,4-dinitrobenzen. Kita telah melihat (Gambar
5- 17) bahwa pereaksi ini bereaksi dengan gugus a-amino dari asam amino bebas untuk
nenghasilkan suatu asam 2,4-dinitrofenilamino. Pereaksi ini juga bereaksi dengan gugus
2-amino pada residu terminal dari peptida pendek atau panjang untuk membentuk suatu senyawa
dinitrofenilpeptida. Dengan adanya reaksi ini, residu terminal amino dari peptida dicirikan
("dilabel**). (Gambar 5-22). Dalam Bab 6 kita akan melihat bagaimana hal ini dan reaksi lain
untuk mencirikan residu terminal amino pada peptida, dipergunakan dalam penentuan deret asam
amino pada rantai polipeptida.

You might also like