You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepahlawanan bukan hanya untuk karakter heroik. Kepahlawanan tidak

tergantung pada usia, status sosial, atau jenis kelamin. Demikian pula, pahlawan

mirip dengan konsep pahlawan dalam teori perjalanannya (Chambell, 2004, 15)

bahwa pahlawan adalah orang yang tunduk pada aktualisasi diri. Keluaran isu dapat

berarti visi dan misi, tujuan, dan gaya hidup seseorang. Dengan demikian, karakter

pahlawan tidak mudah terguncang karena mereka benar-benar memperjuangkan

apa yang mereka yakini benar.

Kisah pahlawan ada berbagai jenis alur, ada beberapa yang sudah

mempunyai kekuatan dari lahir, atau ada juga yang harus melalui banyak rintangan

untuk mencapai kekuatan tersebut. Tiap tiap pahlawan memiliki ceritanya sendiri

dan petualangannya sendiri. Salah satu teori untuk menganalisis pahlawan adalah

teori Hero’s Jouney. Seperti yang dikemukakan oleh Joyce (dalam Champbell,

2004, 28)

Hero’s Journey biasa dipakai oleh peneliti dalam menganalisis suatu film

atau manga fiksi yang menceritakan perjalanan seorang pahlawan. Film atau manga

yang menceritakan kepahlawanan ini adalah suatu karangan fiksi. Adapun

pengertian prosa fiksi menurut Altenberg dan Lewis (1966, dalam Nurgiyantoro,

2002, 2) dapat diartikan sebagai “prosa naratif, bersifat imajinatif tetapi biasanya

rasional dan mengandung kebenaran yang mendramatisir hubungan antarmanusia.


Peneliti mengusulkan untuk mengalami dan mengamati berdasarkan kehidupan ini.

Namun dilakukan secara selektif dan terarah, yang secara bersamaan memadukan

unsur hiburan dan informasi dengan pengalaman hidup manusia.”

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek data dari sebuah manga (漫

画) atau komik dalam bahasa Indonesia yang berjudul “One Punch Man” karya

Yusuke Murata. Manga atau komik sebagai gambar dan teks secara tradisional

menjadi bagian penting dari budaya populer, hiburan, seni, dan "sastra" Jepang.

Secara umum, Manga dapat dibagi menjadi beberapa kategori seperti: kartun

editorial, kartun olahraga, komik humor harian, komik iklan, komik spot, panel

sindikasi, lelucon majalah, karikatur, kartun, dll. (Mizuno, 1991, dalam Kinko Ito).

Manga yang akan dijadikan analisis oleh peneliti adalah termasuk karya

sastra. Dalam bahasa barat, istilah sastra secara etimologis berasal dari bahasa latin

literal (litera = menulis huruf). Sastra kata Latin mengacu pada tata bahasa dan

puisi. Pada saat yang sama, istilah Sastra Inggris, Sastra Jerman, dan Sastra Prancis

merujuk pada semua jenis penggunaan bahasa dalam bentuk tertulis. Dalam bahasa

Indonesian, kata sastra diturunkan dari bahasa Sansekerta. Menurut Teeuw (1988,

23) menyatakan bahwa sastra berasal dari akar kata sas yang dalam kata kerja

turunan berarti “mengarahkan, mengajarkan, memberi petunjuk, atau intruksi”,

sedangkan akhiran tra menunjukkan “alat atau sarana”. Dengan demikian, kata

sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku intruksi,

atau pengajaran yang baik dan indah, misalnya silpasastra (buku petunjuk tentang

arsitektur), kamasastra (buku petunjuk mengenai seni cinta).


Manga (漫画) memiliki beberapa alur cerita / tema seperti, aksi, romantis,

fantasi, horor, drama dan lain sebagainya, Manga (漫画) sekarang juga sudah

banyak yang mengangkat cerita bertema Heroism / Kepahlawanan salah satunya

seperti Manga “One Punch Man” (ワンパンマン).

One-Punch Man (ワンパンマン) adalah versi manga dari webcomic

dengan nama yang sama. Diilustrasikan oleh Yusuke Murata, mengikuti

petualangan Saitama. Meskipun setnya hampir identik dalam konten, ada sedikit

perbedaan dan karya seni telah dibuat ulang sepenuhnya dengan gaya yang lebih

profesional. Manga ini diterbitkan oleh Young Jump Next Shueisha dan memiliki

beberapa volume dengan namanya.

Awal cerita dimulai dari seorang pemuda bernama Saitama yang memiliki

hobi unik menjadi pahlawan sejak kecil. Untuk mewujudkan mimpinya, Saitama

bekerja keras, berlatih dan belajar terus menerus selama tiga tahun. Saat Saitama

mencapai puncak mimpinya, dia melakukan banyak hal dan dia ingin merelakan

rambutnya untuk mengubah penampilannya. Seiring waktu, Saitama menjadi

sangat kuat sehingga dia bahkan bisa melawan banyak musuh dengan satu pukulan.

Kekuatannya sepertinya tak tertandingi, jadi tidak ada yang bisa melawan. Di sisi

lain, lambat laun ia kehilangan semangatnya dan tidak menikmati perasaan

berkelahi karena bosan.

Suatu hari, kehidupan monoton Saitama mulai berubah setelah bertemu

dengan cyborg. Genos yang berusia 19 tahun ini tertarik dengan kekuatan Saitama

dan ingin menjadi muridnya. Pengenalan ini mendorong Genos untuk menawarkan

Saitama agar mereka berdua bergabung dengan Asosiasi Pahlawan. Klub tersebut
bersertifikat resmi dan berdampak positif bagi masyarakat, sehingga Saitama

memiliki peluang bagus untuk diakui secara luas sebagai pahlawan. Terkejut karena

dia adalah pahlawan yang kurang dikenal, dia dengan cepat menerima undangan

Genos untuk bergabung dengan asosiasi tersebut. Bergabung dengan Heroic

Society, Saitama seperti memulai perjalanan baru untuk menghadapi segerombolan

musuh baru. Pertarungan yang awalnya membosankan kini terasa menantang lagi

dan Saitama merasa mendapatkan kekuatan baru.

Perubahan Saitama dari bukan siapa-siapa menjadi seorang pahlawan

merupakan fenomena unik yang bukan tidak mungkin dapat terjadi di kehidupan

sehari-hari kita. Hal ini yang membuat peneliti tertarik meneliti repesentasi

kepahlawanan manga “One Punch Man” (ワンパンマン). Dari Manga “One

Punch Man” (ワンパンマン), peneliti ingin menggali unsur-unsur intrinsik yang

membangun cerita dan kepahlawanan karakter Saitama yaitu Perjalanan karakter

Saitama menjadi pahlawan dan mencari musuh yang kuat. dengan menggunakan

teori Hero's Journey

B. Rumusan dan Fokus Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang, peneliti menetapkan

sebuah rumusan masalah yaitu :

a. Bagaimana unsur intrinsik pada manga “One Punch Man”?


b. Bagaimana tokoh utama Saitama pada manga “One Punch Man”

menjadi pahlawan berdasarkan teori tahapan perjalanan pahlawan

(Hero’s Journey)?

2. Fokus Masalah

Penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai representasi

kepahlawanan tokoh Saitama pada manga “One Punch Man” karya Yusuke

Murata sebagai objek material. Unsur intrinsik yang dieksplorasi dalam

manga “One Punch Man” (ワンパンマン) adalah tema, plot, karakter, dan

penokohan. Karena unsur-unsur inilah yang paling bermanfaat bagi peneliti

saat menganalisis menggunakan teori Hero’s Journey.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dalam penelitian ini adalah :

a. Mendeskripsikan unsur intrinsik dalam manga “One Punch Man” (ワン

パンマン).

b. Mendeskripsikan tokoh utama Saitama pada manga “One Punch Man”

menjadi pahlawan berdasarkan teori tahapan perjalanan pahlawan

(Hero’s Journey).

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara

teoretis maupun secara praktis. Manfaat yang dimaksud yaitu sebagai berikut:

a. Manfaat teoretis
Manfaat teoritis dari penelitian ini, yaitu penelitian ini diharapkan

dapat memberi kontribusi pemikiran dalam bidang pengembangan teori

sastra, khususnya teori Hero’s Journey, dalam menganalisis sebuah karya

sastra komik atau manga melalui analisis isi.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadikan referensi ilmu

pengetahuan untuk pecinta maupun penikmat sastra dan kebudayaan

Jepang, khususnya untuk Jurusan Sastra Jepang di STBA JIA Bekasi.

D. Definisi Operasional

Sebagai acuan bagi peneliti dan pembaca, berikut definisi operasional

dari judul yang peneliti tulis :

1. Kepahlawanan

Menurut Champbell (2004, 15), pahlawan adalah orang yang tunduk pada

realisasi diri. Prestasi yang dimaksud bisa berarti visi dan misi, tujuan, gaya

hidup seseorang. Oleh karena itu karakter hero tidak mudah terguncang karena

mereka benar-benar memperjuangkan apa yang menurut mereka benar.

2. Teori Hero’s Journey

Champbell (2004) menggunakan istilah monomyth untuk dia kembangkan

menjadi 17 buah teori tentang Hero’s Journey. Ketujuh belas itu antara lain:

The Call to Adventure, Refusal of the Call, Supernatural Aid, The Crossing of

the First Threshold, The Belly of the We, The Road of Trials, The Meeting with

the Goddess, Woman as the Temptress, Atonement with the Father, Apotheosis,
The Ultimate Boon, Refusal of the Return, The Magic Flight, Rescue from

Without, The Crossing of the Return Threshold, Master of the Two Worlds, dan

Freedom to Live. Teori Hero’s Journey inilah yang akan dipakai oleh penulis

untuk menganalisis manga “One Punch Man”.

3. Manga

Menurut Gravett (2004, 8), manga adalah komik yang dibuat di jepang

atau oleh orang jepang, dengan bahasa jepang, sesuai dengan gaya yang

dikembangkan di jepang pada akhir abad sembilan belas.

E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terbagi menjadi lima bab sebagai berikut:

Bab I terdiri dari lima sub-bab, yaitu latar belakang masalah, dua rumusan

masalah dan fokus masalah yang membatasi masalah yang akan diteliti, tujuan

serta manfaat penelitian ini dilakukan, definisi operasional yang menjelaskan

mengenai istilah-istilah yang digunakan agar terdapat kesamaan penafsiran dan

terhindar dari kekaburan, dan sistematika penelitian. Bab II menjabarkan beberapa

landasan teori dari para ahli yang terkait untuk membantu peneliti dalam proses

penyusunan instrumen penelitian yang akan dipakainya dalam kegiatan

pengumpulan data pada bab IV. Bab III, peneliti menjabarkan metode yang

digunakan dalam meneliti beberapa rumusan masalah di bab ini. Bab IV, Berisikan

hasil dari penelitian berupa penerapan representasi berdasarkan teori teori Hero’s

Journey yang terdapat dalam manga One Punch Man karya Yusuke Murata. Bab
V, bab terakhir pada penelitian ini berisikan kesimpulan dari keseluruhan

penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya.

You might also like