You are on page 1of 11

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/2023
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
Mata uji : Epidemiologi Penyakit Menular Hari / Tanggal : Sabtu/ 15 Juli 2023
Semester/Kls : II / Alih Jenis (Semua Peminatan) Jam : 08.00 – 08.30
Penguji : Dewi Puspito Sari, S.KM.,M.K.M Waktu : 30 menit

Sifat : Take Home

Petunjuk Mengerjakan Soal


a. Berdoalah sebelum mengerjakan soal!
b. Bacalah soal dengan teliti!!
c. Jawaban diperkenankan untuk diketik.
d. Dilarang meng copy paste jawaban teman.
e. Jawaban dikumpulkan dalam bentuk PDF pada aplikasi SPADA sesuai jadwal UAS
f. Just do it by your self!!!

1. Penyakit menular dapat dikelompokkan menjadi 3 diantaranya penyakit yang sangat berbahaya karena
kematiannya cukup tinggi, penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian atau cacat,
walaupun akibatnya lebih ringan dibanding dengan pertama, penyakit menular yang jarang
menimbulkan kematian atau cacat, tetapi dapat mewabah sehingga dapat menimbulkan kerugian waktu
maupun materi/biaya. Jelaskan dan sebutkan 1 (satu) contoh penyakit pada masing-masing kelompok
tersebut mengenai epidemiologi penyakitnya, proses perjalanan penyakitnya, sumber penularannya,
cara penularannya, hingga manifestasi klinik secara umum! (Point 10)

2. Jelaskan dengan memberikan contoh 1 (satu) penyakit menular bagaimana strategi pencegahan dan
penanggulangan kelompok penyakit menular berikut:
a. Vektor Born Disease;
b. Water & Food Borne Disease;
c. Air Borne Disease
d. Sexual Transmitted Diseases / Blood & fluid Borne Diseases

Jawaban No.2 (point 20)

3. Jelaskan dan berikan contoh salah satu jenis penyakit Neglected Diseases, jelaskan secara singkat
bagaimana Epidemiologi penyakit tersebut, mengapa penyakit tersebut sampai saat ini masih ada di
Indonesia, dan bagaiamana upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit nya! (Point 10)

4. Jelaskan epidemiologi penyakit dibawah ini berdasarkan kesimpulan dari persentasi penugasan
kelompok:
a. Jelaskan epidemiologi penyakit diare berdasarkan agent, host dan faktor lingkungan serta
bagaimana Upaya/strategi pencegahan dan pengendalinnya!
b. Jelaskan epidemiologi penyakit Tuberculosis berdasarkan agent, host dan faktor lingkungan serta
bagaimana Upaya/strategi pencegahan dan pengendalinnya!
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================

c. Jelaskan epidemiologi penyakit HIV/AIDS berdasarkan agent, host dan


faktor lingkungan sertabagaimana Upaya/strategi pencegahan dan
pengendalinnya!
d. Jelaskan epidemiologi penyakit Chikungunya berdasarkan agent, host dan
faktor lingkungan sertabagaimana Upaya/strategi pencegahan dan
pengendalinnya!

Jawaban No.4 (point 40)

5. Sebagai Calon sarjana Kesehatan Masyarakat, jelaskan strategi yang tepat dalam
pencegahan PenyakitKusta kepada masyarakat!

Jawaban No.5 (point 10)

6. Sebagai Calon sarjana Kesehatan Masyarakat, jelaskan strategi yang tepat


dalam Pencegahan danPengendalian Penyakit Malaria di Daerah Endemis
Penyakit Malaria!

Jawaban No.6 (point 10)


PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================

Jawaban UAS Epidemiologi Penyakit Menular

Nama : Luthfi Nur Fitriani

NIM : 2251700143

Mata uji : Epidemiologi Penyakit Menular

1. a. Penyakit yang sangat berbahaya karena kematiannya cukup tinggi


Indonesia sendiri, 34,11% populasi dewasa mengalami hipertensi. Secara global,
diperkirakan lebih dari 1 miliar orang mengalami peningkatan tekanan darah yang masuk kriteria
hipertensi. Prevalensi hipertensi yang tinggi ini konsisten pada seluruh golongan sosioekonomi,
dengan prevalensi yang meningkat seiring pertambahan usia. Angka prevalensi hipertensi dapat
mencapai 60% pada populasi dengan usia lebih dari 60 tahun. Diperkirakan jumlah pasien
dengan hipertensi dalam skala global akan meningkat sekitar 15-20% hingga mencapai 1,5
miliar pada tahun 2025. Sedangkan di Indonesia Berdasarkan Laporan Nasional Riset Kesehatan
Dasar 2018 terhadap 658.201 subjek penelitian dari seluruh provinsi di Indonesia, prevalensi
hipertensi menurut diagnosis dokter pada populasi dewasa berada pada angka 8,36%. Angka ini
terlampau jauh dari prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah yang
berada pada angka 34,11%.Data tersebut menunjukkan tingginya prevalensi hipertensi yang
belum terdeteksi di masyarakat Indonesia. Selain itu, kepatuhan minum obat secara rutin pada
subjek yang telah didiagnosis hipertensi hanya berada pada 54,40%. Proses perjalanan penyakit
hipertensi mekanisme yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi.Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah,
yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan
curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 )

b. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian atau cacat


Tuberculosis adalah penyakit menular mematikan yang disebabkan oleh
bakteri Myocabacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar melalui udara, sehingga
saat Anda menghirup udara yang sama dengan penderita TBC, kemungkinan Anda
terjangkit bakteri ini akan lebih besar. Infeksi yang disebabkan bakteri ini bisa
disembuhkan meski prosesnya tidak mudah. Kondisi dari TBC dibedakan menjadi dua
kelompok:
TB Laten Bakteri ini akan menginfeksi tubuh, namun ia akan menetap di
dalam tubuh sebagai bakteri yang tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala apapun.
TB Aktif Pada kondisi ini, infeksi sudah menimbulkan berbagai gejala dan
dapat menular ke orang lain. Bakteri aktif ini dapat menimbulkan gejala seperti batuk
dan demam lebih dari 3 minggu, penurunan berat badan, sesak napas, nyeri dada, dan
keringat malam. Jika tidak diobati dapat menimbulkan batuk darah hingga kematian.
Di Indonesia, kasus baru yang disebabkan bakteri TB bertambah sebanyak
420.994 pada tahun 2017. Bahkan menurut WHO, ada 300 orang yang meninggal
setiap harinya karena penyakit ini. Jumlah laki-laki yang menderita penyakit ini 1,4
kali lebih besar dibandingkan perempuan. Menurut Kementerian Kesehatan RI,
penyebabnya karena jumlah laki-laki sebagai perokok aktif lebih besar dibanding
wanita. Selain itu, laki-laki cenderung tidak mengonsumsi obat secara rutin
dibandingkan wanita. Bakteri TB dapat diatasi dengan vaksin Bacillus Calmette-
Guerin (BCG), yaitu vaksin yang biasanya diberikan kepada bayi dan anak-anak.
Namun, jika Anda merasa sudah terjangkit bakteri TB, Anda dapat memulai
perawatan yang disebut kemoprofilaksis, yaitu terapi pengobatan yang dilakukan
untuk mencegah perkembangan penyakit menular mematikan ini. Semakin lama
dibiarkan begitu saja, semakin susah penyakit ini untuk diobati. Semakin susah
penyakit ini diobati, semakin serius kondisi penderita. Jika sudah seperti ini,
kemungkinan penyakit ini menyebabkan kematian akan semakin tinggi.

c. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian atau cacat


Epidemiologi penyakit Diare yakni merupakan penyakit yang ditularkan
melalui berbagai media, yangmana media penularan tersebut dapat berbasis air, tanah
maupun melalui makanan. Segala hal yang terinfeksi dengan bakteri atau virus dan
parasite yang akan masuk ke dalam pencernaan.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).

2. a. Vektor Borne Disease (Malaria)


• Melindungi Diri : Perlindungan pribadi dan pengelolaan lingkungan dari nyamuk
sangat penting dalam mencegah penyakit ini.

• Konsultasi dengan Tim Medis Temui ahli kedokteran perjalanan sebelum kamu pergi
untuk mendapatkan saran khusus tentang tempat-tempat yang akan kamu kunjungi.

• Menggunakan Losion Anti Nyamuk Selalu gunakan obat profilaksis malaria persis
seperti yang diresepkan, namun tetap waspada terhadap efek sampingnya.

• Mengetahui Informasi Mengenai Bahaya Malaria secara JelasKetahuilah bahwa tidak


ada tindakan pencegahan yang 100 persen efektif, jadi selalu mencari perhatian medis
segera jika kamu terserang demam saat bepergian atau setelah kembali dari negara
tempat malaria terjadi.

• Membatasi Aktivitas di Luar, Cara terbaik mencegah malaria adalah melindungi diri
dari gigitan nyamuk. Ini termasuk membatasi aktivitas luar ruangan selama sore dan
pagi hari, yaitu saat nyamuk lebih aktif. Kenakan pakaian berwarna terang juga bisa
membantu melindungi diri dari gigitan nyamuk. Ibu hamil dan anak kecil harus
menghindari bepergian ke daerah endemi malaria.

b. Water & Food Borne Disease (Kolera)


• Pastikan Anda minum dari sumber air yang bersih.

• Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

• Mengonsumsi makanan yang sudah matang dengan baik.

• Cuci bersih buah dan sayur sebelum mengonsumsinya, usahakan memilih buah yang
dapat dikupas.

• Hindari produk susu yang tidak dipasteurisasi atau tidak disterilkan.

c. Air Borne Disease (Influenza)


Menggunakan respirator atau masker, memperhatikan sanitasi diri seperti
mencuci tangan dengan baik dan benar, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga
sirkulasi udara di ruangan tetap lancar, termasuk juga pembatasan jarak atau phisical
distencing.

d. Sexual Transmitted Disease/Blood & fluid Borne Diseases (HIV)


• Melakukan Hubungan Seksual yang Aman
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
Disarankan untuk melakukan hubungan seksual menggunakan kondom sebagai upaya
pencegahan penularan HIV/AIDS. Selain itu, hindari juga melakukan hubungan
seksual dengan bergonta-ganti pasangan.

• Menghindari Penggunaan Alat Pribadi Bersama Orang Lain


Alat pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur, sebaiknya tidak digunakan bersama
dengan orang lain. Hal ini bertujuan untuk menghindari resiko penularan berbagai
penyakit dan infeksi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain yang
tidak diketahui riwayat penyakitnya.

• Menghindari Penggunaan Jarum Suntik Bersama


Penggunaan jarum suntik bersama dapat menjadi jalur penularan HIV/AIDS.
Pasalnya, jarum suntik yang sempat digunakan oleh orang lain akan menyisakan
darah. Apabila jarum suntik tersebut telah digunakan oleh orang dengan HIV/AIDS,
tentu risiko penularan HIV/AIDS menjadi lebih tinggi. Apabila Anda sedang
melakukan donor darah, sebaiknya perhatikan penggunaan jarum suntiknya. Pastikan
bahwa jarum suntik yang digunakan baru dikeluarkan dari pembungkus bersegel agar
bisa dipastikan kesterilannya.

• Melakukan Sunat untuk Pria


Cara mencegah HIV/AIDS selanjutnya adalah melakukan sunat untuk pria. Ya, sunat
yang dilakukan untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria tersebut diketahui juga
dapat mencegah terjadinya infeksi HIV/AIDS. Hal ini telah dipastikan oleh Lembaga
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC dari Amerika Serikat. CDC
Amerika Serikat menyatakan bahwa sunat yang dilakukan oleh pria dapat mengurangi
risiko infeksi HIV/AIDS hingga 60 persen.

• Menghindari Penggunaan Obat-Obatan Terlarang


Cara mencegah HIV/AIDS berikutnya yaitu dengan menghindari penggunaan obat-
obatan terlarang. Penggunaan obat-obatan terlarang dapat memicu seseorang untuk
bertindak kompulsif. Penggunaan obat-obatan terlarang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang dalam mengontrol tindakannya. Apabila tidak mampu
mengontrol tindakannya, maka dapat menyebabkan orang tersebut melakukan
tindakan berisiko, seperti berhubungan seksual yang tidak aman. Karena itulah,
menghindari penggunaan obat-obatan terlarang dapat dilakukan sebagai upaya
mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS.

• Penggunaan Antiretroviral (ARV)


Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dilakukan dengan rutin
mengonsumsi antiretroviral atau ARV. Apabila ibu hamil mengidap HIV, sebaiknya
konsumsi obat ARV berdasarkan anjuran dokter.

• Rutin Melakukan Skrining HIV


Cara mencegah HIV/AIDS yang sangat penting untuk dilakukan. Anda yang sudah
aktif secara seksual sangat disarankan untuk skrining HIV setidaknya 6 bulan sekali.
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
Skrining HIV ini juga dapat membantu seseorang mendeteksi infeksi penyakit
tersebut sedini mungkin. Pasalnya, infeksi HIV yang terdeteksi sedini mungkin dapat
mencegah terjadinya komplikasi penyakit serius lain dan tidak berkembang menjadi
AIDS.

• Terbuka dengan Pasangan


Langkah berikutnya untuk mencegah HIV/AIDS yaitu terbuka dengan pasangan.
Anda lebih baik berdiskusi dan menjelaskan riwayat penyakit masing-masing bersama
pasangan. Dengan begitu, Anda dan pasangan bisa menangani penyakit yang dimiliki
terlebih dahulu sebelum melakukan hubungan seksual.

3. CACINGAN
• Epidemiologi penyakit
Epidemiologi kecacingan adalah gambaran tentang distribusi (tempat, orang
dan waktu) dan determinan (faktor utama) terjadinya penyakit kecacingan dalam
suatu populasi. Berdasarkan etiologi (kausa) suatu penyakit infeksi dan penyakit non
infeksi, penyakit kecacingan ini diklasifikasikan sebagai penyakit infeksi atau
merupakan mikroorganisme penyebab penyakit yang dapat ditularkan
(Communicable Diseases-biological agents). Dan berdasarkan durasi kejadian akut,
sub akut-sub kronik dan kejadian kronik, penyakit kecacingan ini biasanya
digolongan sebagai penyakit kronik yaitu diatas 3 bulan baru ditahu gejalagejalanya,
sehingga spektrum penyakitnya atau luas penyakitnya biasa endemik. Penyebaran
karakteristik manifestasi penyakit kecacingan dengan gejala kliniknya lebih banyak
ditemukan tampa gejala, namun kejadiannya sudah masuk dalam kondisi akut maka
manifestasi kliniknya akan semakin jelas.

• Mengapa masih ada di Indonesia


Kondisi tanah yang lembab dengan bertumpuknya banyak sampah 11
merupakan habitat yang tepat untuk nematoda hidup dan berkembang biak. Tesktur
tanah yang sangat bervariasi yang terdiri dari tanah pasir, debu dan liat sangat
memungkinkan hidup dan berkembang biak telur-telur cacing hingga menjadi cacing
yang infektif menularkan penyakit kecacingan, ditambah dengan kesadaran
masyarakat yang masih kurang mengenai proses penularan penyakit cacingan dan
penyebab pasti penyakit tersebut.

• Upaya Pencegahan
➢ Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
➢ Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
➢ Buang air besar di jamban
➢ Menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya dengan tudung saji
➢ Memakai alas kaki
➢ Minum obat cacing 6 bulan sekali
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 5752 1
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================
4. Epidemiologi penyakit Chikungunya berdasarkan agent, host dan faktor lingkungan serta
Upaya/strategi pencegahan dan pengendalinnya

Vektor penular penyakit demam Chikungunya adalah Nyamuk A. aegypti dan A.


africanus. A. aegypti yang paling berperan dalam penularan penyakit demam
Chikungunya karena hidup dalam dan sekitar tempat tinggal manusia sehingga
banyak kontak dengan manusia. Nyamuk ini berkembang biak di dalam air bersih dan
tempat – tempat gelap yang lembab, baik di dalam maupun di dekat rumah. Tempat
yang sering dijadikan sarang untuk bertelur adalah drum, batok kelapa, kaleng-kaleng
bekas, pot bunga, ember, vas bunga, tangki air tempat penampungan air pada lemari
es, ban-ban bekas dan botol-botol kosong serta salah satu yang lain adalah talang atap
rumah yang tergenang sisa air hujan. Nyamuk ini aktif pada siang hari dan menggigit
di dalam dan diluar rumah. Mempunyai dua puncak aktifitas dalam mencari mangsa
yaitu mulai pagi hari dan petang hari yaitu antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00.
Program pengendalian Penyakit Chikungunyah Diwilayah Kerja Puskesmas
Polanharjo :
1. Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan
melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dengan
demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-tempat
penampungan air minimal seminggu sekali atau menaburinya dengan bubuk abate
untuk membunuh jentik nyamuk Aedes aegypti, menutup rapat-rapat tempat
penampungan air agar nyamuk Aedes aegypti tidak bisa bertelur di tempat itu,
mengubur/membuang pada tempatnya barang-barang bekas seperti ban bekas,
kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.
2. Pelacakan Kasus Oleh Dinas Kesehatan
Tujuannya adalah mengendalikan populasi nyamuk, sehingga penularan
chikungunya dapat dicegah dan dikurangi. Keberhasilan PSN diukur dengan
Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan
penularan chikungunya dapat dicegah atau dikurangi. Serta melaksanakan
pemeriksaan jentik berkala yaitu pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara teratur.
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================

3. Peningkatan Kemitraan Berwawasan Bebas dari Penyakit Chikungunya


Jaringan kemitraan diselenggarakan melalui pertemuan berkala, guna
memadukan berbagai sumber daya yang tersedia di masing-masing mitra.
Pertemuan berkala sejak dari tahap perencanaan sampai tahap pelaksanaan,
pemantauan dan penilaian.
Beberapa cara untuk memutuskan rantai penularan penyakit demam Chikungunya
yaitu:
a. Melenyapkan virus dengan cara mengobati semua penderita dengan obat anti virus.
b. Solusi penderita agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain
c. Mencegah gigitan nyamuk /vektor.
d. Immunisasi terhadap orang sehat.
e. Membasmi /memberantas sarang nyamuk.

5. Strategi pencegahan penyakit Kusta diantaranya :

• Menjaga daya tahan tubuh. Menjaga daya tahan tubuh adalah langkah awal yang
harus Anda lakukan. Mulai dari mengatur pola makan dan memperhatikan jenis
makanan yang dikonsumsi, menjaga tubuh agar dapat beristirahat cukup, dan rutin
melakukan olahraga 3-4 kali dalam seminggu. Agar lebih optimal, Anda juga bisa
mengonsumsi suplemen vitamin untuk mendukung kesehatan Anda.

• Perhatikan ventilasi lingkungan sekitar. Kuman lepra bertahan hidup di luar tubuh
manusia selama 24-48 jam atau bisa lebih, tergantung pada suhu di sekitarnya. Karena
semakin panas udara di luar, semakin cepat kuman lepra akan mati. Perhatikan
ventilasi di rumah atau tempat kerja Anda. Pastikan sinar matahari bisa masuk ke
dalam rumah, terutama ke daerah yang lembap.

• Hindari berpergian ke daerah endemik kusta. Apabila Anda berencana melakukan


perjalanan, perhatikan keadaan daerah yang Anda kunjungi.

• Jika ada keluarga yang mengalami kusta, ingatkan untuk mengonsumsi obat hingga
sembuh. Mengonsumsi obat dan kontrol ke dokter atau fasilitas kesehatan secara rutin
dapat memutus rantai penularan kusta. Pengobatan yang rutin ini bisa mencegah
terjadinya kecacatan yang permanen pada penderita kusta.
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2022/20223
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
Jl. LETJEND.Soejono Humardani No.1, Kampus Jombor, Sukoharjo, 57521
. Telp. (0271) 593 156 Sukoharjo Jawa Tengah
==========================================================================

• Pakai masker dan jaga kebersihan. Menggunakan masker apabila kontak dengan
penderita dapat membantu Anda untuk mencegah penularan kuman lepra. Selain itu,
jangan lupa untuk menjaga kebersihan seperti cuci tangan setelah melakukan kontak
dengan penderita penyakit kusta.

6. Strategi pencegahan penyakit malaria di daerah Endemis malaria diantaranya :Melakukan

Promosi kesehatan :
• Tidur di dalam kelambu
• Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (Repelent)
• Membersihkan tempat-tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang
nyamuk
• Membunuh nyamuk dewasa dengan menyemprot rumah-rumah dengan racun
serangga
• Membunuh jentik-jentik nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik
• Membunuh jentik nyamuk dengan menyempot obat anti larva (jentik) pada genangan
air

You might also like