You are on page 1of 6

Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)

Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76


e-ISSN: 2830-1048

Case Study Approach in Community Empowerment Research in


Indonesia

Miftah Faridl Widhagdha1*, Suryo Ediyono2


1
S3 Penyuluhan Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret,
2
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret
*Email Korespondensi: arjuna.miftah@gmail.com

Abstract

Case study is one approach in qualitative research that was developed from the
traditions of anthropology, sociology, and psychology. The case study approach focuses on
the study of specific programs, events, activities, processes or units in a particular or
contemporary context. This article is a literature review conducted on five dissertation
articles that discuss the topic of community empowerment published by the Development
Extension / Community Empowerment Doctoral Study Program, Graduate School, Sebelas
Maret University in the period 2013-2020. As a result, the five dissertation articles reviewed
used a case study approach as an analytical tool in dissecting community empowerment
activities. A case studies must be supported by a deep understanding of the characteristics
of the findings so that these approaches could have a large scientific impact.

Keywords: Case Study; CSR; Community Empowerment

Pendekatan Studi Kasus dalam Penelitian Pemberdayaan


Masyarakat di Indonesia

Abstrak

Studi kasus merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang
dikembangkan dari tradisi antropologi, sosiologi, serta psikologi. Pendekatan studi kasus
menitikberatkan pada kajian tentang program, kejadian, aktivitas, proses atau unit-unit
yang spesifik dalam konteks tertentu atau kontemporer. Artikel ini merupakan kajian
literatur yang dilakukan terhadap lima artikel disertasi yang membahas tentang topik
pemberdayaan masyarakat yang diterbitkan oleh Program Studi Doktor Penyuluhan
Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sebelas
Maret pada periode tahun 2013-2020. Hasilnya, kelima artikel disertasi yang dikaji
menggunakan pendekatan studi kasus sebagai pisau analisis dalam membedah aktivitas
pemberdayaan masyarakat. Pendekatan studi kasus harus didukung oleh pemahaman
yang mendalam tentang karakteristik temuan sehingga temuan pendekatan ini dapat
memberikan dampak keilmuan yang besar.

Kata Kunci: Studi kasus; CSR; Pemberdayaan masyarakat

71
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)
Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76
e-ISSN: 2830-1048

Pendahuluan
Studi kasus merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian kualitatif yang
dikembangkan dari tradisi antropologi, sosiologi, serta psikologi. Dalam bidang Psikologi,
pendekatan Studi Kasus yang diperkenalkan oleh Sigmun Freud menjadi salah satu tokoh
yang mempopulerkan pendekatan ini. Kemudian dalam bidang sosiologi dan antropologi,
pendekatan ini ditelusuri asal muasalnya oleh Hamel, Dufour dan Fortin dalam Creswell
(2015) sebagai kasus ilmu pengetahuan sosial yang modern. Beberapa temuan
penelusurannya seperti studi kasus tentang kepulauan Trobriand, studi kasus tentang
keluarga, studi kasus dari Jurusan Sosiologi Universitas Chicago turut mempopulerkan
pendekatan ini dalam penelitian kualitatif di Ilmu Sosial.
Pendekatan studi kasus menitikberatkan pada kajian tentang program, kejadian,
aktivitas, proses atau unit-unit yang spesifik dalam konteks tertentu atau kontemporer.
Denzin & Lincoln (1994, 2005, 2011) telah mengkategorikan pendekatan Studi Kasus
sebagai salah satu pendekatan kualitatif untuk melakukan penelitian di bidang Ilmu-ilmu
pengetahuan sosial (Creswell, 2015). Meskipun banyak terjadi perdebatan antara para
tokoh mengenai apakah Studi Kasus termasuk dalam metodologi atau bukan, tokoh-tokoh
seperti Stake (2005), dan Pawito (2007) mengemukakan bahwa Studi Kasus bukan
merupakan sebuah metodologi, namun Denzin & Lincoln (2005), Merriam (1998), Yin
(2009), Patton (2002) melihat Studi Kasus sebagai strategi penelitian, metodologis,
strategi riset yang komprehensif, atau upaya untuk mengumpulkan, mengorganisir,
kemudian menganalisis temuan tertentu berkaitan dengan kasus-kasus yang spesifik
(Creswell, 2015; Pawito, 2007).
Studi Kasus sebagai sebuah strategi penelitian kualitatif kemudian didefinisikan
oleh Creswell (2016) sebagai sebuah strategi kualitatif dimana peneliti mengkaji sebuah
program, kejadian, aktivitas, proses atau satu atau lebih individu dengan lebih mendalam.
Kasus-kasus tersebut dibatasi oleh waktu dan aktivitas, sehingga peneliti harus
mengumpulkan informasi yang detail dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama periode waktu tertentu. Miller dalam Pawito (2007)
mengungkapkan bahwa Studi Kasus disebutkan sebagai analisis mendalam terhadap satu
atau lebih komunitas, organisasi, atau individu tentang bagaimana mereka memahami
sebuah peristiwa dalam hidupnya. Sedangkan Qudsy dalam Creswell (2015)
mengungkapkan Studi Kasus merupakan pendekatan kualitatif yang menelaah kasus
tertentu dalam konteks kehidupan nyata. Penekanan pada batasan-batasan yang sangat
spesifik juga dikemukakan oleh Bryman (2016) melalui contoh-contoh yang diberikan
terutama objek penelitian seperti komunitas tunggal, sekolah tunggal, keluarga tunggal,
organisasi tunggal, individu, kegiatan tunggal, dan batasan tunggal dalam objek penelitian
yang disampaikan oleh Bryman semakin menegaskan bahwa penelitian Studi Kasus lebih
cocok diterapkan pada kajian level mikro.
Meski banyak tokoh yang beranggapan bahwa penelitian studi kasus lebih cocok
dilakukan dalam level mikro, namun Yin mengatakan bahwa dengan melakukan
generalisasi teoritis, penelitian studi kasus dapat untuk menjelaskan teori dan fenomena
yang lebih luas dalam tradisi induktif (Bryman, 2016; Creswell, 2016). Pada akhirnya,
penelitian studi kasus dapat memberikan gambaran yang mendalam mengenai

72
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)
Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76
e-ISSN: 2830-1048

permasalahan penelitian dan dideskripsikan secara detail baik dalam level mikro-individu
maupun makro melalui pendekatan struktur/proses.

Jenis Pendekatan Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif


Beberapa tipe penelitian studi kasus dapat dikategorikan dalam tiga tipe, yaitu:
Studi Kasus Instrumental Tunggal yang berfokus pada satu isu tertentu; Studi Kasus
Kolektif/Majemuk yang memanfaatkan beragam kasus untuk mengilustrasikan satu kasus
utama dari berbagai sudut pandang; dan Studi Kasus Intrinsik yang berfokus pada kasus
itu sendiri karena keunikannya dan karakteristiknya (Qudsy dan Stake dalam Creswell,
2015)
Yin dalam Bryman (2016) mengelompokkan Studi Kasus dalam lima kategori yang
lebih spesifik, antara lain: 1) Kasus Kritikal (Critical Case); 2) Kasus Ekstrem/Unik (Extreme
/ Unique Case) ; 3) Kasus Representatif (Representative Case); 4) Kasus Pernyataan
(Revelatory Case); 5) Kasus Jangka Panjang (Longitudinal Case). Pendekatan studi kasus
dapat melihat masing-masing kategori Yin tersebut, namun juga dapat juga berupa
gabungan dari beberapa kategorisasi Yin dalam waktu bersamaan. Sebuah penelitian studi
kasus kritikal dapat juga merupakan kasus ekstrim dan jangka panjang setelah hasil
penelitian disimpulkan. Pendekatan Studi Kasus dapat juga berupa Multi-Studi Kasus
(Multiple Case Study) yang meneliti beberapa objek spesifik secara bersamaan dengan
melakukan perbandingan (komparasi), penekanan dalam melakukan Studi Kasus
Komparatif adalah pada adanya persamaan kasus yang spesifik di antara beberapa lokasi
penelitian, sehingga dapat disimpulkan persamaan dalam kasus tertentu. Dengan
melakukan komparasi, peneliti dapat dengan lebih jelas dalam menentukan apakah suatu
teori dapat diaplikasikan dalam kasus tertentu atau tidak (Bryman, 2016).

Metode Penelitian
Metode penelitian menggunakan kajian literatur pada artikel disertasi dengan
topik pembahasan pada CSR dan Pemberdayaan Masyarakat yang diterbitkan oleh
Program Studi Doktor Penyuluhan Pembangunan / Pemberdayaan Masyarakat, Sekolah
Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret pada periode tahun 2013-2020.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


A. Implementasi Pendekatan Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif
Dalam menentukan apakah sebuah penelitian akan dieksplorasi
menggunakan Studi Kasus, maka terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi,
antara lain: Kasus terbatas pada individu, kelompok, organisasi, gerakan, kegiatan,
atau unit geografi; peneliti fokus pada satu atau dua kasus saja dengan variasi pada
faktor penyebabnya; studi kasus sering kali dilakukan dalam level mikro; kasus yang
diteliti terbatas pada dimensi ruang dan waktu (kasuistik); melibatkan beberapa
informan melalui berbagai sumber data seperti wawancara, observasi, dokumentasi
dan bahan audiovisual; mempunyai deskripsi dan tema yang spesifik (Creswell, 2015;
Subejo, 2013).

73
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)
Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76
e-ISSN: 2830-1048

Selain itu, penelitian studi kasus juga mempunyai ciri-ciri seperti yang
diungkapkan Creswell (2015) antara lain: 1) Riset studi kasus dilakukan dengan
mengidentifikasi kasus yang spesifik dari entitas yang konkret, seperti individu,
kelompok kecil, organisasi, komunitas, dan bisa juga sebuah relasi yang spesifik. Pada
intinya, spesifikasi kasus yang dapat diangkat dalam penelitian studi kasus adalah
batasan-batasan dan parameter yang jelas, seperti waktu dan tempat; 2) Tujuan dari
studi kasus dapat berupa mengilustrasikan kasus tertentu yang spesifik dengan
terperinci untuk memahami isu atau problem tertentu dengan sangat mendalam.
Pemahaman yang mendalam ini didapatkan dari berbagai sumber data, seperti
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Akan sulit untuk memahami temuan dalam
studi kasus secara mendalam apabila hanya bersumber dari satu sumber data saja. 3)
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian studi kasus dapat berupa unit tunggal
dan beberapa unit (konteks). Untuk melakukan analisis dalam studi kasus, biasanya
menggunakan analisis deskriptif sehingga dapat lebih lengkap dalam memberikan
gambaran mengenai apa yang terjadi dalam kasus tertentu; 4) Penelitian studi kasus
sering diakhiri dengan kesimpulan peneliti yang membentuk pola tertentu atau
penegasan tertentu sebagai penjelasan atas temuan dalam studi kasus.

B. Contoh Pendekatan Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif


Beberapa contoh penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan studi
kasus adalah penelitian yang dilakukan Widhagdha (2015 dan 2019) yang meneliti
secara mendalam pendekatan yang dilakukan untuk program peningkatan
kemandirian masyarakat pada kelompok nelayan di Kota Bontang, Provinsi
Kalimantan Timur dan modal sosial pada kelompok masyarakat penerima program
CSR di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Pada penelitian pertama, kasus yang
diteliti dibatasi oleh misalnya kelompok, wilayah dan program yang spesifik secara
mendalam. Pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi
dan bahan audiovisual untuk mendapat gambaran yang lengkap mengenai program
tersebut. Analisa mendetail dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
menjalankan program dan berdampak pada kemandirian mereka.
Pada penelitian kedua, kasus yang diteliti dibatasi pada relasi dan modal sosial
yang ada pada kelompok penerima manfaat program CSR perusahaan secara
mendalam. Pengumpulan data sama-sama menggunakan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Namun Analisa tidak hanya dilakukan pada satu kelompok target saja,
melainkan pada tiga kelompok target untuk dilakukan komparasi karakteristik di
masing-masing kelompok penerima manfaat.
Pratama (2020) menggunakan pendekatan studi kasus untuk melihat konsep
pemberdayaan masyarakat pada program CSR Indigo Creative Nation yang
dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan
Wibowo (2019) menggunakan studi kasus untuk melihat kelembagaan sosial ekonomi
lokal dan kearifan lokal yang dilaksanakan pada program CSR perusahaan air minum
dalam kemasan di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Pendekatan studi kasus
juga digunakan oleh Purwanto (2018) untuk mengembangkan model pemberdayaan
masyarakat di sekitar hotel di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah.
Kemampuan pendekatan studi kasus untuk melihat realitas dan secara
spesifik membuat rencana aksi yang nyata dalam penyusunan rekomendasi juga
digunakan pada dua penelitian pada program CSR perusahaan semen di Kabupaten

74
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)
Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76
e-ISSN: 2830-1048

Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Nurjanah (2018) misalnya, menggunakan pendekatan


studi kasus untuk melihat peran gender dalam program pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh perusahaan ini. Kemudian Hadi (2013) juga menggunakan studi
kasus untuk melihat proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
perusahaan.
Pada topik penelitian lain, Qudsy dalam Creswell (2015) melalui penelitian
studi kasus tentang respons masyarakat Desa Kasuran terhadap mitos tertentu.
Penelitian ini dibatasi pada ruang dan waktu di Desa Kasuran, tempat mitos ini
terjadi. Peneliti melakukan analisis yang holistik dengan mendeskripsikan pola yang
terjadi, setting kejadian, dan respons masyarakatnya.
Selain itu, penelitian yang dilakukan Asmussen dan Creswell (1995) tentang
respons kampus terhadap seorang mahasiswa bersenjata sangat fokus dan terbatas
pada aksi yang dilakukan mahasiswa bersenjata di salah satu kampus di Midwestern.
Penelitian ini mengungkap narasi realis dari informan yang mengetahui kejadian
tersebut secara mendetail. Pengumpulan datanya dilakukan melalui wawancara,
observasi, dokumen dan bahan audiovisual untuk mendapatkan deskripsi yang
mendalam tentang respons yang diberikan kampus terhadap kasus mahasiswa
bersenjatanya.
Sedangkan contoh multi-studi kasus diberikan oleh Benson & Jackson dalam
Bryman (2016) yang meneliti rasa keterikatan antar masyarakat dalam perumahan
kelas menengah dengan meneliti dua masyarakat London dan empat masyarakat
Skotlandia sebagai informannya. Pendekatan multi-studi kasus ini dapat dilakukan
dengan terlebih dulu menentukan variabel yang menjadi persamaan (spesifik) antara
informan yang dipilih meski terletak pada wilayah yang berbeda.

Kesimpulan
Pendekatan studi kasus sebagai salah satu pendekatan kualitatif memiliki
karakteristik pada kemampuannya untuk mendeskripsikan dan menitikberatkan kajian
pada kejadian, aktivitas, proses atau unit spesifik dalam konteks tertentu (kontemporer).
Hal ini mengakibatkan pendekatan studi kasus banyak digunakan dalam penelitian
kualitatif di rumpun ilmu sosial terutama yang ditujukan untuk menganalisis strategi,
mengorganisasi pertemuan hingga temuan tertentu terkait kasus-kasus yang spesifik.
Selanjutnya, pendekatan studi kasus harus didukung oleh pemahaman yang mendalam
tentang karakteristik temuan sehingga meskipun bersifat kasuistik, temuan pendekatan
ini dapat memberikan dampak keilmuan yang besar.

Daftar Pustaka
Bryman, A. (2016). Social Research Methods Fifth Edition. Oxford: Oxford University Press.
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih diantara Lima
Pendekatan Edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2016). Research Design Pendekatan Metode Kualitatif Kuantitatif dan
Campuran Edisi ke-4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

75
Indonesian Journal of Social Responsibility Review (IJSRR)
Vol.1 No.1 (2022) pp. 71-76
e-ISSN: 2830-1048

Hadi, P. (2013). Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan tanggung jawab sosial


perusahaan (Kasus PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant). Surakarta: UNS.
Nurjanah, A. (2018). Pemberdayaan masyarakat melalui sinergitas peran gender pada
program CSR bank sampah mandiri PT Holcim Indonesia Tbk Cilacap Plant.
Surakarta: UNS.
Pawito. (2007). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS.
Pratama, M. A. (2020). Pemberdayaan masyarakat melalui program indigo creative nation
(studi kasus corporate social responsibility PT Telkom Indonesia di Jogja Digital
Valley). Surakarta: UNS.
Purwanto. (2018). Model pemberdayaan masyarakat sekitar kusuma sahid hotel dan pose in
hotel surakarta melalui corporate social responsibility (CSR). Surakarta: UNS.
Subejo. (2013). Bahan Ajar Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Prodi Penyuluhan dan
Komunikasi Pembangunan UGM.
Wibowo, A. (2019). Kelembagaan sosial ekonomi lokal dan kearifan lokal di bidang
lingkungan dalam penerapan corporate social responsibility (Studi kasus CSR PT
Tirta Investama Aqua Lestari). Surakarta: UNS.
Widhagdha, M. F. (2015). Strategi Komunikasi Program CSR Konservasi Kawasan Laut
Badak LNG dan Peningkatan Kemandirian Masyarakat. Jurnal Komunikasi
Massa.
Widhagdha, M. F., Wahyuni, H. I., & Sulhan, M. (2019). Bonding, bridging and linking
relationships of the csr target communities of PT pertamina refinery unit II
sungai pakning. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 470-
483.

76

You might also like