You are on page 1of 79

LAPORAN KELOMPOK PRAKTIK PROFESI NERS UMI

MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANGAN BAJI ATEKA


RSUD LABUANG BAJI KOTA MAKASSAR

Oleh : Kelompok 7
NAMA : NIM :
Amelia Hartika Rani 14220180074
Widyastuti 14220180060
Ainun Annisha 14220180044
Tamiya Wulandari M 14220180035
Sitti Aulia Putri 14220180003
Adetya Eka Pratama 14220180077
Abd Majid Rudin 14220180036
La Andriawan 14220180059

Preceptor :
1. Preceptor Klinik
Irmawati, S.Kep.,Ns ( )
2. Preceptor Institusi
Sajekti Tcahya, S.Kep., Ns.M.Kep ( )

DEPARTERMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya penyusun
dapat menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan yaitu membuat Laporan Praktikum Manajemen
Keperawatan yang disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Manajemen Keperawatan. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini dengan
baik dan lancar, juga kepada kepala ruangan dan perawat pelaksana di Ruang Perawatan Jantung RSUD
Labuang Baji Kota Makassar yang telah membantu terlaksananya praktikum manajemen keperawatan
ini.
Tujuan suatu pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk sumber
daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial, berbudaya, berakhlak
dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi. Tugas ini dibuat
oleh penyusun untuk membantu memahami materi tersebut. Mudah-mudahan tugas ini memberikan
manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pencapaian yang telah direncanakan.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu, segala
kritikan dan saran yang membangun akan diterima dengan lapang dada sebagai wujud koreksi atas diri
penyusun yang masih belajar. Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, 9 Maret 2023

Tim Penyusun

Kelompok 7
DAFTAR ISI

Sampul....................................................................................................................
Kata pengantar......................................................................................................
BAB I. Pendahuluan..............................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Tujuan penulisan........................................................................................
C. Manfaat penulisan.....................................................................................
BAB II. Pengkajian dan Analisa Masalah..........................................................
A. Gambaran umum Rumah Sakit.................................................................
B. Visi Misi Rumah Sakit................................................................................
C. Jumlah Tenaga……………………………………………………………
D. Gambaran Umum Ruang Perawatan……………………………………...
BAB III. Analisis Situasi dan Alternatif Penyelesaian.........................................
A. Analisis Situasi Ruangan.............................................................................
1. Pengkajian.............................................................................................
2. Identifikasi Masalah..............................................................................
B. Alternatif Penyelesaian...............................................................................

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari
pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Keberadaan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dalam situasi yang kompleks selain 24 jam
secara berkesinambungan melibatkan klien keluarga maupun tenaga kesehatan yang lain.

Hubber (2019) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, sedangkan
menurut Gillies (2017) sekitar 40%-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan.
Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih dan
menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra rumah sakit.

Nursalam (2015) mengatakan untuk mewujudkan pelayan kegawatan yang berkualitas sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan suatu
pendakatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.

Manajemen tersebut mencakup kegiatan planing, organizing, actuating, controlling (POAC)


terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai organisasi. Manajemen keperawatan
merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan
menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan objektifitas asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses
manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksanaan serta
mengelola kegiatan keperawatan. Sebagaimana proses keperawatan terdiri atas pegumpulan data,
identifikasi masalah, perencanaan pelaksanaan dan evaluasi. (Nursalam, 2015).

Karena manejemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga


daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit
dibandingkan dengan proses keperawatan. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang
pengolaan bahan, konsep manajemen keperawatan, perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya pelaksanaan model asihan keperawatan. (Nursalam, 2015)
Berdasarkan hasil pengkajian awal pada tanggal 6 sampai 8 Maret 2023 di Ruang
Perawatan Jantung RSUD Labuang Baji Kota Makassar didapatkan sistem manajemen dalam
keperawatan profesional sudah dilaksanakan namun belum optimal.
Pelayanan asuhan keperawatan yang profesional akan terus sebagai tuntunan bagi
organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan saat ini melibatkan pengetahuan,
keterampilan dan perilaku dari para praktisi, klien keluarga dan dokter. Saat mendefenisin
kualitas keperawatan, perlu diperhitugkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara
mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas dalam
mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan
keperawatan yang hilostik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan
prosesur dan teknik bukannya interporsonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.
Salah satu cara untuk mendapatkan keterampilan manajemen keperawatan yang handal
selain didapatkan dibangku perkuliahan juga harus mulai pembelajaran ditempat praktik
manajemen di RSUD Labuang Baji Kota Makassar dengan arahan pembimbing rumah sakit dan
pembimbing institusi. Dengan Adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan ilmu yang didapatkan dan mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses
manajemen.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek mananajemen selama 2 minggu di Ruang Perawatan Jantung RSUD
Labuang Baji Kota Makassar diharapkan mahasiswa mampu mengelola pelayanan dan asuhan
keperawatan serta bimbingan praktek klinik keperawatan diruang rawat inap menggunakan
keterampilan manajemen dan kepemimpinan keperawatan.
b. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengkajian yang meliputi profil umum Ruang Perawatan Jantung RSUD Labuang
Baji Kota Makassar
2. Mengidentifikasi masalah manajemen di Ruang Perawatan Jantung RSUD Labuang Baji Kota
Makassar
3. Mengimplementasikan masalah manajemen sesuai standar manajemen keperawatan di Ruang
Perawatan Jantung RSUD Labuang Baji Kota Makassar
4. Mengevaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan di Ruang Perawatan Jantung RSUD
Labuang Baji Kota Makassar
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners dalam aplikasi
konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara langsung.
2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Perawatan Jantung RSUD
Labuang Baji Kota Makassar untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang
mengaju kepada model praktek keperawatan profesi (MPKP)

BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH

A. Sejarah Rumah Sakit RSUD Labuang Baji Kota Makassar


RSUD LABUANG BAJI PROV. SULSEL Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji didirikan
oleh Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang dan Semarang sebagai Rumah Sakit Zending,
yang diresmikan pada tanggal 12 Juni 1938 dengan kapasitas 25 buah tempat tidur. Tahun 1946-
1948 Rumah Sakit lUmum Daerah Labuang Baji mendapat bantuan dari Pemerintah Indonesia
Timur (NIT), dengan merehabilitasi gedung-gedung yang hancur akibat perang, dan digunakan
untuk penampungan korban akibat perang tersebut. Pada tahun 1949-1951, Zending mendirikan
bangunan permanen, sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 170 buah. Pada tahun 1952-1955, oleh
Pemerintah Daerah Kotapraja Makassar diberikan tambahan beberapa bangunan ruangan sehingga
kapasitas tempat tidur menjadi 190 buah.

Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dibiayai oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960 oleh Zending, Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat | Sulawesi Selatan dan dikelola oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Sulawesi Selatan dengan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C
Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I Sulawesi Selatan
Nomor.: 2 Tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit Kelas C menjadi Rumah
Sakit Kelas B Non Pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non pendidikan tersebut Direktur sebagai Pimpinan
Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi
struktur tersebut dilantik dan dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.

B. Visi Dan Misi Rumah Sakit Labuang Baji


Visi :

1. Menjadi Rumah Sakit Unggulan Provinsi yang inovatif dan kompetitif

Misi :

1. Mewjudkan pelayanan prima yang inovatif


2. Mewjudkan profesionalisme SDM yang kompetif
3. Mewujudkan saran dan prasarana yang berkualitas
4. Mewujudkan efetifitas dan efisiensi anggaran Rumah Sakit
C. Jumlah Tenaga Kerja
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit LAbuang Baji Makassar didukung oleh tenanga perawat, tenaga
kesehatan, dan tenaga non kesehatan. Ruangan Baji Ateka terletak dilanta 3 yang merupakan rang
rawat inap perawatan jantung yang teridir dari 10 kamar
(301,302,303,304,305,306,307,308,309,310), dengan jumlah 17 tempat tidur masing-masng kamar
terdapat 2 tempat tidur dan ada juga yang terdapat 1 tempat tidur, ruang nurse station, ruang perawat,
ruang dokter, dan 1 ruang tindakan.

Ruangan Baji Ateka memiliki 13 petugas perawat terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 11
perawat pelaksana .

D. Gambaran Umum Ruang Perawatan Baji Ateka


1. Sketsa Ruangan Baji Ateka
2. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Perawat
3. Struktur Organisasi
BAB III

A. Analisis Situasi Ruangan


1. Pengkajian
Dari hasil pendataan yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap 13 perawat
termasuk kepala ruangan dan 1 katim sebagai responden serta perawat pelaksana, mengobservasi
dan wawancara di dapatkan data sebagai berikut :
a. Denah Ruangan

TERLAMPIR
DENAH RUANGAN PERAWATAN BAJI ATEKA RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
MAKASSAR

WC
ALAT
MEDIS

RUANG PERAWAT
TEMPAT
OBAT

311 NERS STATION

309 308

307 306

305 304

303 302

301
CATH LAB
= Tempat Obat dan Alat Medis = Ruang Perawat

= Kamar Pasien = Cath Lab

= Ners Station = Pintu Masuk

= Tempat Sampah = Kamar Mandi

= Tangga

Keterangan analisa denah ruang Perawatan Baji Ateka Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar :

Setelah masuk ruang perawatan Baji Ateka disamping kiri terdapat ruang rawat 301,
303, 305, 307, 309, 310. yang terdiri dari 10 kamar tempat tidur masing-masing kamar terdapat
dua tempat tidur dan satu tempat tidur, sedangkan disamping kanan terdapat ruang rawat 302, 304,
306, 308. yang terdiri dari 7 tempat tidur masing-masing kamar terdapat dua tempat tidur dan satu
tempat tidur didalamnya. Setelah berjalan melintasi ruang rawat terdapat tempat yang berhadapan
dengan Nurse station, disamping nurse station terdapat ruang perawat. Dan didepan terdapat
ruangan tempat penyimpanan alat medis dan obat-obatan, di depan ruangan tempat penyimpanan
alat terdapat kamar mandi.
b. MI-Man (Ketenagaan)
Komposisi ketenagaan Keperawatan di Ruang Baji Ateka
RSUD Labuang Baji Makassar
Pend. Lama
No Nama Perawat PK 1-5
Terakhir Bekerja/Tahun
1. Irmawati, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 12
2. Army Arif Sahnan, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 16
3. Ramlah S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 17
4. Wahidah, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 2 16
5. Murniati, AMK D3 PK-2 2
6. Jumriah, S.Kep S1 PK-2 14
7. Asmawati, AMK D3 PK-2 14
8. Andi Kurniawati, AMK D3 PK-2 10
9. Jira, S.Kep. Ns S1, Ns PK-2 10
10. Mirnayanti S.Kep. Ns S1, Ns PK-2 10
11. Sinar, S.Kep.Ns S1, Ns PK-2 10
12. Riska Ashari, S.Kep. Ns S1, Ns PK-1 2,5
13. Suriani, AMK D3 PK-2 12

Ket :
1 Kepala Ruangan + Ketua Tim + Perawat Pelaksana
Pra PK = D-III : 0-1 Thn & Ners : 0-1 Thn
PK 1 = D-III : 3-6 Thn & Ners : 2-4 Thn
PK 2 = D-III : 6-9 Thn & Ners : 4-7 Thn
PK 3 = D-III : 9-12 Thn & Ners : 6-9 Thn & Ners sp I : 2-4 Thn
PK 4 = Ners : 9-12 Thn & Ners Sp I : 6-9 Thn
PK 5 = Hingga masa pension

Berdasarkan hasil pengkajian di ruangan Baji Ateka sebanyak 8 orang telah menyelesaikan
pendidikan profesi Ners, 1 orang telah menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan, 4 orang telah
menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan.

Untuk menentukan tingkat ketergsntungan pasien, kelompok nmenggunakan klasifikasi dan


kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Dpuglos (1984) serta dalam menentukan jumlah
tenaga yang dibutuhkan menggunakan perhitungan tenaga. Diruangan perawatan jantung lantai 3 atau
biasa disebut Baji Ateka pada tanggal 06 hingga 09 maret 2023 terdapat jumlah pasien yang dirawat
yaitu 11 pasien dengan tingkat ketergantungan parsial care sebanyak 2 pasien.
STRUKTUR ORGANISASI
RUANG PERAWATAN LANTAI III BAJI ATEKA RSUD LABUANG BAJI

KETUA INSTALASI
DR. BOGIE P. PALINGGI, Sp.JP FIHA

KEPALA RUANGAN
IRNAWATI, S.Kep. Ns
NIP. 19891101 2010012001

KETUA TIM
ARMY ARIF SAHNAN, S.Kep.Ns
NIP . 19820709 200710 1009

PERAWAT
PELAKSAN
A
RAMLAH S.Kep. Ns WAHIDA, S.Kep. Ns
NIP . 19771122 200604 2021 NIP . 198111103200604 2009

JUMRIAH, S.Kep MURNIAWATI,AMK


NIP . 19940622 202012 2008 NIP . 19980313 2011012014

ANDI KURNIAWATI, AMK. ASMAWATI, AMK


NIP . 19940622 202012 2008 NIP . 109740828201

MIRNAYANTI S.Kep. Ns JIRA S.Kep. Ns


NIP . 19940622 202012 2008 NIRA. 73710296701

RISKA ASHARI, S.Kep.Ns A.md.Kep SINAR S.Kep. Ns


NIP . 19940622 202012 2008 NIRA. 737102 96722

SURIANI , AMK
NIRA. 737 10296778
Dari hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan selama 3 hari didapatkan data jumlah pasien
berdasarkan tingkat kebutuhan tenaga perawat tiap shift, dan BOR untuk 4 hari perawatan, sebagai
berikut :
1. Kebutuhan tenaga perawat
Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan douglas, perawatan minimal memerlukan waktu 1-2
jam/24 jam, perawatan intermediet/partial memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, perawatan
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dalam penelitian douglas (1975)

a. Kebutuhan tenaga perwat tiap shift berdasarkan tingkat ketergantungan, menurut


Douglas 1984

Hari pertama selasa, 7 maret 2023

Klasifikasi pasien Kebutuhan Tenaga perawat


Pagi Siang Malam
Minimal care 10x0,17=1,7 10x0,14=1,4 10x0,07=0,7
Parsial care 2x0,27=0,5 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Jumlah 2,2 (2 orang) 1,7 (2 orang) 0,9 ( 1 orang )

Bertugas
Pagi :2 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :5 orang
Jumlah tenaga perawat lepas dinas per hari

78
x 5= 1,4 ( di bulatkan menjadi 1 perawat)
278

Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 5
orang +1 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=8 orang

Hari ke-dua Rabu, 8 maret 2023

Klasifikasi pasien Kebutuhan Tenaga perawat


Pagi Siang Malam
Minimal care 11x0,17=1,87 11x0,14=1,54 11x0,07=0,77
Parsial care 2x0,27=0,5 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Jumlah 2,9 (3 orang) 1,9 (2 orang) 0,97 ( 1 orang )

Bertugas
Pagi :3 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :6 orang

Jumlah tenaga perawat lepas dinas per hari

78
x 6= 1,6 ( di bulatkan menjadi 2 perawat)
278

Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 6
orang +2 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=10 orang

Hari ke-tiga Kamis, 9 maret 2023

Klasifikasi pasien Kebutuhan Tenaga perawat


Pagi Siang Malam
Minimal care 11x0,17=1,87 11x0,14=1,54 11x0,07=0,77
Parsial care 2x0,27=0,5 2x0,15=0,3 2x0,10=0,2
Jumlah 2,9 (3 orang) 1,9 (2 orang) 0,97 ( 1 orang )

Bertugas
Pagi :3 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :6 orang

Jumlah tenaga perawat lepas dinas per hari

78
x 6= 1,6 ( di bulatkan menjadi 2 perawat)
278

Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 6
orang +2 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=10 orang
b. Perhitungan BOR ( angka penggunaan tempat tidur )
a. Hari senin, 6 Maret 2023
Rumus BOR :
Jumlah hari perawatan rumah sakit (HP)
X 100 %
Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah dari dalam satu periode

10
= x 100 %
17 x 1
= 59%
Keterangan :
Nilai BOR pada hari senin 6, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 59% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )

b. Hari selasa, 7 Maret 2023


Rumus BOR :
Jumlah hari perawatan rumah sakit (HP)
X 100 %
Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah dari dalam satu periode
11
= x 100 %
17 x 1
= 64%

Keterangan :
Nilai BOR pada hari selasa 7, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )

c. Hari rabu, 8 Maret 2023


Rumus BOR :
Jumlah hari perawatan rumah sakit (HP)
X 100 %
Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah dari dalam satu periode
11
= x 100 %
17 x 1
= 64%

Keterangan :
Nilai BOR pada hari rabu 8, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )

d. Hari Kamis, 9 Maret 2023


Rumus BOR :
Jumlah hari perawatan rumah sakit (HP)
X 100 %
Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah dari dalam satu periode

10
= x 100 %
17 x 1
= 59%
Keterangan :
Nilai BOR pada hari kamis 9, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 59% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )
c. Perhitungan BOR dan LOS ( lama Perawat )
Rumus los : tanggal keluar- tanggal masuk
a. Hari selasa 7/maret/2023

Nama 06/3/23 07/3/23 08/3/23 9/3/23 LOS


Ny.R M K 1
Ny. Y M K 2
Tn.M M -
Tn. F M -
Ny.M M K 2
Ny.M M K 1
Ny. S M K 2
Ny. R M K 1
Ny. A M K 3
Ny. B M K 3
Tn. D M -
Tn.K M K 2
Tn. P M -
Tn. M M K 2
Tn. G M -
Ny. H M -
Tn. G M -
Ny.S M -
Tn. F M -
Ny. D M -
Hari 10 11 11 10 Los = 19 hari
perawatan ALOS = 19/10 = 1,9 hari
BOR 59% 64% 64% 59%

c. M2-Material (Sarana dan Prasarana)

Dalam manajemen keperawatan dibutuhkan adanya pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung
dan penunjang terlaksaannya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan unutk pelayanan keperawatan
adalah semua bentuk alat kesehatan yang di pergunakan dalam melaksanakan tindakan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga di peroleh tujuan keperawatan yang dan efektif
Identifikasi Data Alat Dan Bahan Diruangan yang didapatkan dengan berpedoman pada
“Standar Peralatan Keperawatan Disarana Kesehatan” menurut Standar Permenkes 2014 dan
Depkes 2001
A. Alat Keperawatan Diruang Rawat Inap

Jumla
Jumlah Standar
No Nama Barang Alat h Kebutuhannya
baik Alat
Rusak
1. Tensi meter 1 1 - - 1/Ruangan
2. Stetoscop 1 1 - - 1/Ruangan
Tabung oksigen + flow -
3. 2 2 - Sesuai kebutuhan pasien
meter
- Sesuai kebutuhan petugas
4. handskoon sterill 7 7 -
kesehatan
- Sesuai kebutuhan dalam
5. Gunting verband 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
6. Bak instrumen besar 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
7. Bak instrumen sedang 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
8. Bak instrumen kecil 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
9. Blas spuit 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
10. Under pad 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
11. Bengkok 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
12. Pispot 6 6 -
melakukan tindakan
13. Termometer 2 2 - - 1/Ruangan
14. Masker O₂ 2 2 - - Sesuai kebutuhan pasien
15. Nasal Kateter 4 4 - - Sesuai kebutuhan pasien
16. Nasal kanul 4 4 - - Sesuai kebutuhan pasien
17. Tensi meter 1 1 - - 1/Ruangan
B. Alat Dan Bahan Perawatan Pada Pasien

No Nama Barang Alat Jumlah Jumlah Standar Kebutuhannya


baik Rusak Alat
1. Manset dewasa - - - - -
2. Waslap - - - - -
3. Masker 1 dos 1 dos - Tergantung tindakan
4. Sarung bantal 56 56 - Jika ada pasien masuk
5. Selimut biasa 56 56 - Jika ada pasien masuk
6. Sprei besar 56 56 - Jika ada pasien masuk
7. Selimut wool - - - -
8. Tutup alat - - - -
9. Sarung O2 - - - -
10. Kimono/baju pasien - - - -

C. Peralatan Ambulasi

Jumlah Jumlah Standar


No Nama Barang Alat Kebutuhannya
baik Rusak Alat
- Sesuai kebutuhan
1. Kursi roda 2 2 -
pasien
- Sesuai kebutuhan
2. Lemari obat emergency 2 2 -
diruangan
3. Standard infus 14 14 - - 2/Ruangan
- Sesuai kebutuhan
4. Lampu sorot 1 1 - dalam melakukan
tindakan
- Sesuai kebutuhan
5. Lampu senter 1 1 - dalam melakukan
tindakan
6. Tempat tidur fungsional 12 12 - - 2/Ruangan
- Sesuai kebutuhan
7. Troly pispot 2 2 - dalam melakukan
tindakan
- Sesuai kebutuhan
8. Troly suntik 2 2 - dalam melakukan
tindakan
- Sesuai kebutuhan
9. Timbangan BB/TB 1 1 - dalam melakukan
tindakan
- Sesuai kebutuhan
10. Dorongan O2 1 1 -
pasien
- Sesuai kebutuhan
11. Kran air 2 2 - setelah melakukan
tindakan
12. Tempat sampah pasien 16 16 - - 2/Ruangan
Tempat sampah besar - 1/kebutuhan
13. 6 6 -
tertutup diruangan perawatan
D. Alat Pencatatan Dan Pelaporan Di Ruang Baji Ateka

No Nama Alat Keterangan


1. Formulir pengkajian awal 1/lembar Tergantung pemenuhan pasien
2. Formulir rencana keperawatan 1/lembar Tergantung pemenuhan pasien
3. Formulir catatan perkembangan pasien 1/lembar Tergantung lama pasien di RS
4. Formulir observasi 1/lembar Tergantung lama pasien di RS
5. Formulir resume keperawatan 1/lembar Tergantung lama pasien di RS
6. Formulir catatan pengobatan 1/lembar Tergantung lama pasien di RS
7. Formulir medik lengkap 1/lembar Tergantung lama pasien di RS
8. Formulir laboratorium lengkap 1/lembar Sesuai pemenuhan pasien
9. Formulir rontgen 1/lembar Sesuai pemenuhan pasien
10. Formulir permintaan darah 1/lembar Tergantung kebutuhan pasien
Tergantung adanya pasien
11. Formulir keterangan kematian 1/lembar
meninggal
12. Resep 1/lembar 4 blok/bulan
13. Formulir konsul 1/lembar Permintaan kebutuhan pasien
14. Formulir permintaan makanan 1/lembar Permintaan kebutuhan pasien
15. Formulir permintaan obat 1/lembar Permintaan kebutuhan pasien
16. Buku ekspidisi 1/lembar Permintaan kebutuhan pasien
17. Buku register pasien 1/lembar Permintaan kebutuhan pasien
18. Buku folio 6/buah Digunakan selama sebulan
19. White board 1/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
20. Perforator 1/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
21. Steples 2/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
22. Pensil 2/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
23. Pensil merah/biru 1/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
24. Spidol whiteboard 2/Ruangan Sesuai kebutuhan diruangan
d. M3- (Method)
1. Penerapan Model Aushan Keperawatan Profesional (MAKP)

Dari hasil analisa data yang dimulai pada tanggal 6 – 9 Maret 2023 dapat di simpulkan bahwa ruang
perawatan Baji Ateka menggunakan model M A K P TIM yang terdiri dari : satu kepala ruangan
dan 1 orang penanggung jawab (KetuaTim) serta 11 perawat pelaksana.

a) Timbang Terima

Berdasarkan hasil kuesioner dan observasi di ruang perawatan Baji Ateka di dapatkan hasil bahwa
secara umum perawat memiliki pengetahuan tentang kegiatan timbang terima yang cukup baik.
Sebelum melakukan operan dinas, perawat melakukan pre conference di ruang ners station
dilanjutkan dengan operan dinas di ruang pasien dengan menggunakan komunikasi SBAR dan
post conference di ners station. Pada saat operan dinas, kepala ruangan tidak ikut serta dalam
kegiatan, namun ketua Tim memimpin jalannya operan dinas.

b) Ronde Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara beberapa perawat di dapatkan bahwa perawat di ruang Baji Ateka
dalam kegiatan ronde keperawatan hanya dilakukan ketika ada pasien yang terindikasi berdasarkan
lama hari rawat perawatan yang tidak sesuai lagi dengan ketentuan di RS yaitu lebih dari 3 hari, dan
pengetahuan perawat mengenai ronde keperawatan cukup baik

c) Pre dan Post Conference

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan
kepala ruangan dan juga beberapa perawat pelaksanan didapatkan bahwa Pre dan Post conference di
ruangan sudah berjalan, namun tidak setiap hari dilakukan dan ada beberapa perawat yang tidak ikut
dalam pre dan post conference di ruangan, dan kadang post conference tidak dilakukan

d) Sentralisasi Obat

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa seluruh perawat diberikan wewenang mengenai
sentralisasi, hasil observasi juga menunjukkan sudah ada terpasang daftar nama obat dan fungsi nya
di dekat troli obat dan lemari obat.

e) Supervise

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa kegiatan supervisi
dilaksanakan

f) Dokemntasi Askep

Pendokumentasian di ruang perawatan Baji Ateka sudah berjalan dengan baik dimana perawat
mengetahui dan tahu tentang pendokumentasian keperawatan seperti buku laporan KetuaTim
evaluasi SOAP, dan sensus per hari
Proses manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana masing-
masing komponen saling berhubungan, berinteraksi diri dan dipengaruhi oleh lingkungan terdiri
dari :

a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Proses adalah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan dalam pelayanan keperawatan.
c. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah asuhan keperawatan pengembangan
staf dan riset.
Untuk mengetahui semua masalah manajemen dalam proses keperawatan, tahap awal yang
dilakukan adalah melakukan pengkajian. Pada praktek manajemen keperawatan saat ini dilakukan
pengkajian yang berfokus pada fungsi manajemen keperawatan.

Pada prsoes pengkajian manajemen keperawatan di ruang perawatan lantai 3 Baji Ateka RS
Labuang Baji Makassar mengacu pada metode kuesioner yang divalidasi dengan observasi dan
wawancara serta melibatkan kepala ruangan, perawat primer dan perawat asiciate serta pasien dan
keluarga yang ada di ruang perawatan pada tanggal 06-09 Maret 2023.

Analisa dilaksanakan dengan metode distribusi frekuensi data primer yang diperoleh dari
kuesioner serta observasi. Untuk mendukung kesimpulan, dilakukan pembagian kuesioner yang
divalidasi dengan observasi langsung dan wawancara dengan kepala ruangan.

1. Output `
1. Kepuasan kerja perawat

Kepuasan kerja perawatan sangat dibutuhkan bagi perawat untuk meningkatakan pelayanan
kesehatan. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang
dihasilkan penilaian pekerjaan dari seseorang atau pengalaman kerja.

Wawancara :

- Kepala ruangan mengatakan selama ini belum ada insentif untuk para ketua perawat
primer (PP) sehingga perlu adanya insentif karena beban kerja perawat primer (PP)
melebihi perawat assosiative (PA).
- Perawat primer (PP) mengatakan tidak ada perbedaan insentif antara perawat primer (PP)
dan perawat assosiative (PA).
- perawat assosiative (PA) mengatakan selama ini tidak ada kompensasi ataupun jenjang
karir yang pasti.
- Perawat assosiative (PA) juga mengatakan tidak mampu mengungkapkan pendapat
tentang keutusan yang dikeluarkan oleh atasan

Kuesioner :
- Gaji yang diterima sesuai pekerjaan dari 12 perawat ( 100%) mengatakan tidak setuju;

- Gaji yang diterima sesuai harapan dari 12 perawat (100%) mengatakan tidak setuju;

- Gaji yang diterima dapat memenuhi kebutuhan hidup dari 12 perawat (100%)
mengatakan setuju

- Puas dengan gaji yang diperoleh dari 11 perawat (100%) mengatakan tidak setuju

- Kuesioner pengembangan karir yang diperoleh dari 12 perawat (100 %) mengatakan tidak
adanya pengembangan karir yang jelas di rumah sakit ini

- Kuesioner komunikasi yang diperoleh dari 12 perawat (100 %) mengatakan tidak ada
wadah pengaduan untuk menyampaikan keluhan kepada atasan

2. Input
a. Fasilitas
Wawancara : Sarana dan prasarana di ruang Perawatan baji ateka masih belum cukup
memadai, meskipun menurut kepala ruangan sudah membuat perencanaan fasilitas dan sarana
dalam menunjang pelayanan keperawatan
Observasi:
- Ruangan Baji ateka memiliki jumlah kamar perawatan yaitu sebanyak 10 kamar dengan
jumlah bad sebanyak 17 buah.
- Berdasarkan hasil perhitungan BOR pada tanggal 6-9 Maret 2023, BOR tidak ideal dengan
persentase 59-64% dengan acuan nilai BOR ideal yaitu 75-85 % (Herlambang,S. Marwani,
A,2012), sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR di ruangan Baji ateka belum cukup
ideal.
Masalah : Sarana dan prasarana di ruang Perawatan baji ateka belum cukup memadai.

b. Informasi
Observasi : Dari hasil observasi tanggal 6-9 Maret 2023 menunjukkan pelaksanaan universal
precaution tergolong optimal pada saat penerimaan pasien baru, keluarga pasien dan pasien
diorientasi tentang pencegahan infeksi atau universal precaution tentang cuci tangan untuk
mencegah infeksi nasokomial baik dari pasien ke penjenguk atau penjenguk ke pasien.
Masalah : Telah optimal komunikasi efektif tentang pencegahan infeksi pada saat penerimaan
pasien baru.
2. Proses
a. Fungsi perencanaan
Perencaan merupakan langkah awal dalam manajemen keperawatan dimana dengan
perencanaan yang baik dan tetap sasaran dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapakan
adapun permasalahan utama yang ditemukan pada fungsi perencanaan diruang rawat inap
LT.3 Baji ateka RSUD Labuang Baji.
1) Visi dan misi organisasi
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan tidak ada Visi dan Misi Ruangan namun yang
ada yaitu visi dan misi Rumah Sakit Labuang Baji, yang mana visi dan misi ruangan Baji
ateka mengacu pada visi dan misi rumah sakit.
Observasi : Hasil pengamatan diruang Baji ateka terpajang visi dan misi RS Labuang
Baji.
Masalah : Tidak ada masalah
2) Perencanaan SDM
Kuesioner : Kepala ruangan telah melakukan perencanaan SDM tiap tahun.
Observasi : Kepala ruangan menjalankan tugas mengelola tenaga perawat diruang
perawatan dengan mengatur jadwal dinas sesuai dengan jumlah kuota pasien.
Masalah : Jumlah perawat masih belum sesuai dengan kebutuhan tenaga perawat di
ruangan. Sesuai data pengkajian yang kami dapatkan yaitu terjadi peningkatan pasien
sebanyak 20 pasien pada tanggal 6-9 Maret 2023. Berdasarkan perhitungan tenaga
perawat menggunakan rumus Douglas di dapatkan kurangnya tenaga perawat atau tenaga
perawat tidak sesuai
b. Fungsi perorganisasian
Fungsi pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua. Pengorganisasian adalah
rangkaian untuk mewujudkan proses kerja yang berfungsi sebagai total system agar bergerak
kearah tujuan yang sama adapun fungsi manajemen pengorganisasian diruang Perawatan baji
ateka yaitu:
1) Struktur organisasi

Wawancara : Struktur organisasi telah terbentuk dengan metode MAKP TIM.


Observasi: Struktur organisasi yang terpajang sudah sesuai dengan formasi yang ada.
Masalah : Struktur organisasi di ruangan Baji ateka sudah sesuai dengan yang terpajang
diruangan.
2) Metode pemberian asuhan keperawatan

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan metode pemberian asuhan keperawatan yang


digunakan di ruang Baji ateka yaitu metode MAKP TIM karena metode ini lebih efektif
dan efisien
Observasi : Hasil pengamatan asuhan keperawatan yang digunakan metode MAKP TIM.
Masalah : Tidak ada masalah.

3) Uraian tugas

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa uraian tugas yang diberikan sudah
sesuai batas wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas dan job deskripsinya
masing-masing.
Observasi : di ruangan belum terdapat tugas dan fungsi atau uraian tugas secara tertulis
Kuesioner : Pembuatan jadwal dinas melibatkan semua staf perawat.

Masalah : Uraian tugas masih dalam bentuk penyampaian atau lisan bukan dalam bentuk
tulisan

c. Fungsi ketenagaan

Ketengaan adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan dan menggaji
personil atau karyawan dukungan efektif dalam penjualan dalam organisasi. Dalam
keperawatan ketenagaan adalah pemilihan, pelatihan. memotivasi, dan mempertahankan
personil dalam organisasi.
2. Kebutuhan tenaga

Wawancara: Kepala ruangan mengatakan kebutuhan tenaga kerja di ruangan Baji ateka
belum tercukupi dikarenakan ketika ada perawat yang cuti atau sakit tidak ada tenaga
perawat lain yang bisa menggantikan.
Observasi : Menurut hasil perhitungan tenaga kerja dengan menggunakan rumus
Douglas didapatkan hasil bahwa kebutuhan tenaga di ruangan Baji ateka belum cukup
terpenuhi,

Masalah : Kebutuhan tenaga perawat di ruangan Baji ateka belum tercukupi.


3. Kompetensi

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan pengoptimalan kompetensi tenaga perawat di


ruang Perawatan baji ateka telah dilakukan semaksimal mungkin melalui pelatihan-
pelatihan. Perawat pelaksana diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan .
Observasi : Tenaga perawat pelaksana di ruangan Baji ateka masih ada yang memiliki
jenjang pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 5 orang, perawat dengan jenjang
pendidikan S1 Keperwatan dan perawat ahli (Ners) sebanyak 9 orang sehingga harus ada
peningkatan jenjang pendidikan pada perawat DIII.

Kuesioner : Perawat yang cukup terlatih

Masalah : Kompetensi perawat diruangan Baji ateka belum optimal dan masih
membutuhkan pelatihan dan melanjutkan pendidikan .

d. Fungsi pengarahan
1) Memotivasi kepada perawat

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan peningkatan motivasi dilakukan dalam bentuk


lisan setiap perawat melakukan pencapaian dan memberikan reward.
Kuesioner : Dilakukan pemberian motivasi dalam bentuk lisan oleh kepala ruangan
kepada perawat pelaksana dalam bentuk lisan setiap melakukan pencapaian dan
memberikan reward.
Masalah: tidak ditemukan masalah

2) Program ronde keperawatan

Wawancara : Kepala ruangan mengatakan tidak mempunyai program ronde keperawatan.

Observasi : Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 6-9 Maret 2023, di ruang Baji
ateka dilakukan ronde keperawatan.

Masalah : Ronde keperawatan di ruang Perawatan baji ateka sudah optimal

2. Identifikasi Masalah dengan Analisis SWOT

1) M1-Ketenagaan (SDM)
Berdasarkan hasil kuesioner 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 13
perawat pelaksana didapatkan data :

Kekuatan :
a) Perawat mengatakan pembagian tugas sesuai dengan tugasnya
b) Perawat mengatakan kepala ruangan sudah optimal dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
c) Menggunakan model asuha keperawtan tim yang di yakini lebih
efisien
d) Jumlah tenaga perawat tidak tercukupi

Kelemahan :
a) Jika pembagian tugas dalam tim tidak jelas maka tanggung jawab
tim juga tidak jelas
Ancaman :
a) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dalam hal pelayanan keperawatan
profesional
b) Kerja sama tim belum maksimal sehingga komunikasi yang tercipta
kurang efektif dan dapat berdampak pada kualitas asuhan
keperawatan yang di berikan

2) M2-Sarana dan Prasarana


Kekuatan :
a) Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien,
tenaga kesehatan dan keluarga pasien
b) RS Pemerintah tipe B
c) Tersedianya nurse station
d) Pemeliharaan dan perawatan dari sarana dan prasarana penunjang
kesehatan sudah ada
Kelemahan :
a) Tidak adanya SOP setiap alat
b) Hasil pengkajian inventaris ruangan jantung secara kuantitas dan
kualitas sebagian besar fasilitas diruangan perawatan sudah
memadai tetapi ada sebagian alat-alat yang tidak tersedia atau masih
ada bed yang belum cukup sesuai dengan perhitungan BOR
c) Hasil pengkajian inventaris ruangan jantung terdapat beberapa
alat yang sudah rusak serta ada pula beberapa alat yang kurang /
tidak sesuai standar Depkes
Peluang :
a) Adanya program pelatihan khusus tentang pengoperasian dan
perawatan alat.
b) Perlunya penambahan alat dan pemberian SOP pada alat inventaris
Ancaman :
a) Keinginan klien terhadap kualitas sarana dan prasarana yang lebih

3) M3-Metode
Kekuatan :
a) Rumah Sakit memiliki visi dan misi sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
b) Ketua tim dan perawat pelaksana melakukan tugasnya sesuai dengan
pembagian tugas dari kepala ruangan
c) Dilakukan operan jaga
Kelemahan :
a) Pendokumentasian hanya dilakukan secara manual
b) Tidak dilakukannya prsentasi kasus setiap bulan
c) Tidak mempersentasekan kondisi klien dan tindakan yang
dilakukan saat ronde / timbang terima
Peluang :
a) Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MPKP
b) Adanya keinginan perawat untuk memperbaiki dan belajar tentang
MAKP
Ancaman :
a) Persaingan dengan rumah sakit yang semakin tinggi sehingga
mempengaruhi kualitas asuhan yang di berikan
b) Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang pelayanan yang
berkualitas
c) Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan rumah sakit yang
professional

4) M4-Money

Kekuatan :
a) Sumber keuangan dalam ruangan jantung lantai 3 RSUD Labuang
Baji didukung dari keuangan RSUD Labuang Baji. Namun
dikarenakan kurangnya dana sehingga kepala ruangan berinisiatif
untuk melengkapi kekurangan dengan mengadakan sendiri.
Kekurangan :
a) Kerugian yang dirasakan dari setiap individu
b) Tidak tercapainya fasilitas / kebutuhan yang diinginkan
karena sumber dana yang tidak memadai
c) Pembagian sumber dana yang tidak merata di lingkup rumah sakit
Peluang :
a) Sumber keuangan ruangan perawatan jantung seharusnya di
dukung oleh pihak rumah sakit
b) Selain dari pihak rumah sakit sumber keuangan juga bisa dari
asuransi kesehatan, apotik, kantin, koperasi dll
Ancaman :
a) Ketidakadilan dan ketidakberhasilan dalam mengelola sumber
pendapatan akan berujung pada kemunduran status keuangan
rumah sakit
5) M5-Mutu
Kekuatan :
a) Ruangan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
keselamatan pasien
b) Perawat memberikan terapi medikasi sesuai dengan instruksi dokter
c) Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien
d) Perawat bersikap sopan dan ramah dalam melayani pasien
e) Perawat selalu memperhatikan dan menanggapi keluhan yang dirasakan
pasien

Kelemahan :
a) Kurangnya eduksi yang diberikan terhadap tindakan yang akan
dilakukan oleh pasien

b) Masih kurangnya wadah bagi perawat untuk menunjang


pengembangan karir

c) Masih kurangnya wadah pengaduan bagi perawat yang ingin


menyampaikan keluhan selama bekerja
Peluang :
a) Tercapainya pelayanan yang kondusif terhadap pasien
b) Proses penyembuhan pasien lebih cepat
Ancaman :
a) Adanya tuntutan tinggi dari pasien dan keluarga tentang jaminan
keselamatan pasien
b) Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih
professional
Setelah dilakukannya analisis manajemen keperawatan menggunakan analisis
SWOT di ruang perawatan Baji Ateka selama 4 hari (6-9 Maret 2023), didapatkan
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Kurangnya jumlah tenaga perawat di ruangan.
b. Kurangnya Komunikasi Efektif yang dilakukan oleh perawat.
c. Kurangnya sarana dan prasarana di ruangan (BOR)
d. Minimnya wadah pengembangan karir bagi tenaga perawat
e. Tidak ada wadah pengaduan /keluhan bagi perawat di ruangan
f. belum ada insentif untuk para ketua perawat primer (PP) sehingga perlu
adanya insentif karena perbedaan beban kerja
3. Alternatif penyelesaian Masalah
No. Data Masalah Rencana/Intervensi
1. M1-Man (Ketenagaan)
Dari hasil pengkajian serta Jumlah tenaga Memberikan
wawancara yang dilakukan kepada perawat yang masih pengusulan untuk
kepala ruangan dan perawat di kurang melakukan penambahan
dapatkan data bahwa kebutuhan jumlah tenaga perawat
tenaga perawat di ruangan masih sesuai
belum tercukupi., berdasarkan hasil kompetensi/keahlian
wawancara yang dilakukan kepala dan kebutuhan.
ruangan mengatakan bahwa ketika
ada perawat yang cuti atau sakit
tidak ada tenaga perawat lain yang
bisa menggantikan
Dari hasil pengkajian dan Pemaparan tugas Mengoptimalkan
wawancara yang dilakukan kepada dan fungsi pemaparan tugas dan
kepala ruangan dan perawat di (TUPOKSI) perawat fungsi perawat secara
dapatkan data bahwa tugas dan masih belum optimal tertulis dan terstruktur
fungsi perawat di ruangan masih
dalam bentuk lisan atau hanya
sekedar penyampaian.

2. M2- Material
Dari hasil pengkajian dan Sarana dan Mengusulkan
wawancara yang dilakukan kepada prasarana di ruang pengadaan bed dalam
kepala ruangan dan perawat di Perawatan baji ateka ruangan seseuai
dapatkan data bahwa hasil belum cukup kebutuhan atau
perhitungan BOR pada tanggal 6-9 memadai (BOR) perhitungan BOR
Maret 2023, BOR tidak ideal dengan
persentase 59-64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 %
(Herlambang,S. Marwani, A,2012),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
BOR di ruangan Baji ateka belum
cukup ideal.

3. M3-Method
Dari hasil pengkajian dan Masih kurangnya Meningkatkan
wawancara yang dilakukan kepada penerapakan komunikasi dua arah
kepala ruangan dan perawat di komunikasi efektif secara efektif untuk
dapatkan data bahwa masih terapat atau terapeutik yang mengatasi masalah
masalah koordinasi hubungan dilakukan perawat penyampaian informasi
perawat dengan keluarga pasien serta lebih
serta perawat dan pasien dalam mengefienkan
melakukan asuhan keperawatan penerapan model MPKP
4. M4-Money (Keuangan)
Dari hasil pengkajian dan Gaji yang diterima Pengadaan kompensasi
wawancara yang dilakukan kepada oleh perawat tidak bagi perawat sesuai
kepala ruangan dan perawat di sesuai dengan dengan beban kerja
dapatkan data bahwa Selama ini pekerjaan dan yang di hadapi
belum ada insentif untuk para ketua harapan
perawat primer (PP) sehingga perlu
adanya insentif karena beban kerja
perawat primer (PP) melebihi
perawat assosiative (PA)
5. M5-Mutu
Dari hasil pengkajian dan Kurangnya RS Menyediakan wadah
wawancara yang dilakukan kepada pengembangan karir pengembangan karir
kepala ruangan dan perawat di bagi tenaga perawat bagi para perawat sesuai
dapatkan data bahwa Masih dirumah sakit untuk dengan kempetensi
minimnya fasilitas pengembangan menunjang keahliannya
karir bagi perawat sehingga dapat kompetensi yang
mempengaruhi penerapan skill dimilki
ataupun imu-ilmu terbaru di RS
Dari hasil pengkajian dan kurangnya wadah Ruangan dapat
wawancara yang dilakukan kepada atau tempat bagi memfasilitasi perawat
kepala ruangan dan perawat di perawat yang ingin untuk menyampaiakan
dapatkan data bahwa Tidak adanya memberikan kesan keluhan, kesan, saran
wadah pengaduan untuk ataupun saran selama bekerja.
menyampaikan keluhan kepada selama bekerja
atasan
A. Implementasi Kegiatan
Tahap implementasi merupakan kegiatan penyelesaian masalah sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.
Adapun implementasi yang telah dilakukan, yaitu:
1. Kebutuhan tenaga perawat belum tercukupi
Implementasi : Memberikan saran kepada kepala ruangan untuk penambahan perawat diruang Baji Ateka
2. Adanya prasarana atau fasilitas yang belum memadai baik yang perlu ditambah ataupun perlu perbaikan
Implementasi: Memberikan saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun yang belum ada
B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dari implementasi masalah yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan tenaga perawat belum tercukupi
Evaluasi struktur:
Koordinasi dengan kepala ruangan untuk penambahan jumlah tenaga perawat diruang Baji Ateka
Evaluasi proses:
Mahasiswa berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala ruangan untuk penambahan jumlah tenaga perawat
Evaluasi hasil:
Telah berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala ruangan mengenai penambahan tenaga perawat
2. Adanya prasarana atau fasilitas yang belum memadai baik yang perlu ditambah ataupun perlu perbaikan.
Evaluasi struktur:
Koordinasi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun yang belum
ada dan peningkatan pemanfaatan tempat tidur yang lebih
Evaluasi proses:
Mahasiswa berkoordinasi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun
yang belum ada
Evaluasi hasil:
Mahasiswa telah melakukan diskusi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang
kurang maupun yang belum ada
C. Rencana Tindak Lanjut
1. Diharapkan perawat di ruang perawatan Baji Ateka dapat menjaga SOP pada setiap Tindakan keperawatan
yang dilakukan
2. Diharapkan perawat di ruang perawatan Baji Ateka ada penambahan jumlah tenaga perawat untuk mengurangi
beban kerja agar meningkatkan pelayanan
3. Diharapkan agar fasilitas sarana dan prasana dapat tercukupi dan peningkatan pemanfaatan sarana yang
jumlahnya lebih.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek profesi departemen manajemen keperawatan di Ruangan Baji Ateka RSUD
Labuang Baji pada tanggal 6-18 Maret 2023, disimpulkan bahwa :

1. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan diruang Baji Ateka RSUD Labuang Baji yakni
model MPKP TIM dimana ada kepala ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standar operasional prosedur dengan rutinitas
kegiatan antara lain timbang terima, pre dan post conference dan ronde keperawatan
3. Telah diterapkannya asuhan keperawatan spiritual namun belum maksimal di ruang Baji Ateka
4. Telah diusulkannya sarana dan prasaran dari kepala ruangan kepada pihak rumah sakit.
B. Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan perawat selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai SOP yang ada
b. Kerjasama dan peningkatan kualitas dari staf keperawatan dan manajer lebih ditingkatkan lagi
demi suksesnya penerapan MPKP di ruang perawatan Baji Ateka RSUD Labuang Baji
2. Institusi
Diharapkan pihak institusi memberikan pembekalan kembali kepada mahasiswa terkait
target pencapaian yang akan dikerjakan mahasiswa sebelum mahasiswa turun di lahan, agar target
yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.
3. Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa mencari referensi tentang manajemen keperawatan sebelum masuk
praktik manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
b. Diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam praktik manajemen keperawatan.
c. Diharapkan mahasiswa lebih aktif melakukan role model MPKP sebagai contoh kepada
perawat ruangan.
Skenario Hand Over / Timbang Terima

1. Pre Timbang Terima


di nurse station kepala ruangan membuka timbang terima dan sekaligus
mendata perawat dinas pagi dan siang
Karu (Adit) : Assalamuaalaikum Wr.Wb pertama-tama marilah kita
ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena
rahmat .serta karunianya kita dapat berkumpul di ruang
Baji Ateka ini hari selasa 14 Maret 2023 dalam
keadaan sehat untuk melakukan timbang terirna
Sholawat serta salam semua ssehingga tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta pengikutnya
sampai akhir zaman.
Pada hari ini akan dilakukan kegiatan timbang terima
yang rutin kita lakukan pada setiap pergantian shift,
namun sebelumnya saya akan mendata Perawat terlebih
dahulu.
Untuk yang dinas Pagi Perawat Amel, Perawat Widya,
Perawat Majid ?
PP (Majid) Ada semua Pak
Karu (Adit) baik sekarang kita akan melakukan timbang terima,
selanjutnya kepada katim yang dinas pagi dipersilahkan
untuk menjelaskan dan kondisi masing-masing pasien
saat ini , kepada katim dipersilahkan. Perawat yang
berdinas pagi menyampaikan data-data pasien sesuai
dengan keadaan yang ada dan sesuai dengan keadaan
yang ada dan sesuai dengan data yang dicatat, dan
perawat yang berdinas siang mencatat apa yang
disampaikan terkait data pasien.
KATIM (Widya) Assalanualaikum Wr.Wb terimakasih untuk
kesempatan yang diberikan kepada kami untuk
menjelasskan kondisi pasien saat ini. Jumlah pasien
saat ini adalah 12 orang dengan ketergantungan
minimal care 9 orang, partial care 3 orang, dan untuk
total care tidak ada
ldentitas pasien dengan tingkat ketergantungan
minimal care Nama Ny M dengan diagnosa medis HT,
pasien mengeluh nyeri Kepala, kesadaran
composmentis, terpasang infus, injeksi obat Ranitidin 1
amp/12 jam/IV, ketorolac 1 amp/ 12 jam, Implementasi
sudah dilakukan adalah pemberian obat dengan care
injeksi intervensi yang belum dilakukan adalah
melakukan tindakan relaksasi
Pasien dengan partial care dengan nama Tn. K dengan
diagnosa STEMI, pasien mengeluh mual
muntah ,composmentis terpasang infus, , sudah
diberikan injeksi ranitidin 1 amp/IV, ketorolac 1
amp/IV,

Implementasi yang telah dilakukan yaitu


menganjurkan pasien minum air hangat dan mengatur
posisi nyaman (semi fowler/fowler)

Karu (Adit) Apakah ada yang perlu ditanyakan atau ditambahkan ?

PP Amel Untuk mengfollowed up kepada dr, apakah kateternnya


Tn I masih dipertahankan ?

KATIM A (Nisa) Tadi dpjp mengatakan kateter tn i sudah dapat di aff


2. Pelaksana
Selanjutnya karu, katim, dan perawat pelaksana menuju ke pasien. Saat berada di
ruaaangan pasien, karu nenyiapkan pasien dan bersaama dengan katim serta perawat
pelaksana untuk melakukan timbang terima.
Karu (Adit) Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat siang Ny. M seperti

biasa ibu disini kita akan melakukan kegiatan


tinbang terima dilakukan setiap Pergantian shift
tujunmya mengkomunikasikan keadaan pasien
sekarang. Dan menyampaikan informasi penting.
Perawat pelaksana yang akan betugas di dinas siang
ada perawat ainun dan perawat tami, perawat ayu dan
perawat ade yang akan bertugas menggantikan perawat
pagi . perawat ade sebagai katim a, , dan perawat ainun,
perawat ayu dan perawat tami sebagai perawat
pelaksana.

Karu Adit) Kepada perawat ainun, perawat ayu dan perawat tami,
silahkan mengecek pasien.

Di tempat tidur pasien perawat pelaksanaa ayu dan tami melakukan


validasi terhadap pasien.

PP Amel (Pagi) Assalamu'aiaikum ibu, selamat pagi perkenalkan


nama perawat Amel yang shift pada pagi akan
melakukan operan shift ke dinas siang, apa benar ini
dengan ibu Ny. M. Ibu ini perawat Ayu dan perawat
tami,perawat tami yang akan shif dari jam 14.00
sampai jam 21.00.
Bagaimana perasaannya ibu ?

Pasien iya sus, sekarang saya masi merasa nyeri di daerah


kepala dan dada

PP Amel (Pagi) jika saya memberika angka dari 1 sampai 10 kira-kira


diangka berapa nyeri yang ibu rasakan ?

Pasien 6 Ners

PP Ayu (Siang) iya ibu, untuk mengurangi rasa nyeri ibu bisa
melakukan relaksasi nafas dalam dengan cara tarik
nafas melalui hidung tahan 3 detik kemudian
hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut. Ibu
bisa melakukan cara ini sampai ibu nyeri yang ibu
rasakan berkurang. Bisa ibu lakukan cara yang sudah
saya ajarkan tadi ?

Pasien ( mempraktekkan teknik relaksasi) trimakasih suster..

3. Post Timbang Terima


Post kegiatan timbang terima sudah selesai dan selanjutnya kepala ruangan , katim
dan Perawat pelaksana mereka menuju ke nurse station .

Karu (Adit) Baik terimakasih atas kerjasamanya telah melakukan


timbang terima, saya harap dengan adanya kegiatan
ini, tugas dapat terstruktur. Demikian timbang terima
ini, semoga apa yang dilakukan ini dapat bermanfaat
dan diberi kelancaran dalam melaksanakan tugas
masing-masing. wassalamualaikum wr.wb .

NASKAH RONDE KEPERAWATAN


Pasien datang ke RSUD Labuang Baji pada tanggal 10 Maret 2023 pukul 17.00
dengan keluhan pasien mengalami nyeri pada daerah kepala dan dada pada, nyeri di
rasakan sekitar 3 hari yang lalu.. Kemudian pasien dipindahkan dari ruangan IGD ke
ruangan Baji Ateka lantai tiga. Pada tanggal 13 oktober dilakukan pengkajian pada
pasien, pasien juga mengatakan gelish dan megalami perubahan pola tidur. Adapun
diagnosa keperawatan yang muncul adalah nyeri akut, penurunan curah jantung,
gangguan pola tidur,. sehingga membutuhkan proses penyelesaian masalah bersama
kepala ruangan dan seluruh anggota tim

 Tahap pra ronde keperawatan : pemberikan informed concent untuk persetujuan


tindakan ronde keperawatan terhadap pasien
PP 1 Assalamu’alaikum. Perkenalkan saya Ners Ainun dan Ners Tami
Ners ayu dan Ners Ade yang akan merawat Istri bapak pada hari ini,
bagaimana keadaan Ny M hari pak?
Walaikumsalam.. begini suster tadi ibu mengalami nyeri pada di daerah
Keluarga pasien
kepala dan dada .

PP 1 Baiklah pak, apa ada keluhan lainnya selain dari yang disebutkan tadi?

Keluarga pasien Sudah tidak ada suster, sementara itu saja.

PP 2 Begini, saya mau meminta persetujuan ibu dan keluarga.

Keluarga pasien Persetujuan apa ya Suster?

PP 2 Begini bu, untuk menindak lanjuti masalah keperawatan yang bapak rasakan
maka saya berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah keperawatan yang belum
terselesaikan yang nantinya pemasalahan ini akan diberikan solusi. Tujuan
tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan
yang masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada
kelurga untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon bapak
untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.

Keluarga pasien Oh, begitu ya.. terus saya harus bagaimana Suster?

PP 2 bapak ya tidak harus bagaimana – bagaimana, bapak tinggal menyetujui saja.


Dengan ronde keperawatan ini, nanti masalah Ny. M In syaa Allah
akan bisa diatasi.
Keluarga pasien Benar begitu Suster?

PP 2 In syaa Allah Bu. Bagaimana? bersedia ya bu?

Keluarga pasien Oh, kalau begitu saya bersedia Suster.


PP 1 Baik, kalau begitu silakan Ibu tanda tangan disini. (sambil memberikan surat
izin persetujuan dan balpoint).

Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian PP menuju ke ruang perawat untuk memberikan
tugas kepada perawat pelaksana.
Di Nurse Station

PP 1 Assalamu’alaikum untuk perawat pelaksana, Seperti yang sudah direncanakan,


hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien yang
akan kita pilih adalah Ny M 48 Tahun dengan diagnose medis HT.

PA 1 Ia ners, saya rasa memang bagus kalau Ny M yang menjadi pasien yang
akan di ronde kan.

PP 1 Maka dari itu, nanti tolong ya kepada perawat pelaksana untuk mengkaji lebih
lanjut masalah yang ada pada pasien.

PA 1 Baik ners.

Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.

Di ruang pasien
PA 1 Selamat pagi Pak? Perkenalkan saya perawat pelaksana. Disini saya yang akan
merawat ibu pada hari ini bersama teman saya. Bagaimana kabarnya hari ini
Ny “M” bu?
Iya suster, nyeri kepala dan dada yang ibu rasakan sudah berkurang .
Keluarga pasien

Oh, begitu ya pak. Baik, kami disini, akan melakukan pengkajian pada ibu,
PA 1
untuk mengetahui masalah apa yang ada pada ibu ya pak?.

Keluarga pasien Oh, iya silahkan suster.

PA pun melakukan pengkajian kepada pasien. Ternyata didapatkan hasil bahwa pasien mengalami
Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan dengan
adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami kelelahan dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur. TD: 180/108mmHg, RR: 20x/mnt, Nadi : 114x/menit,
Suhu : 36,5oC, Spo2 : 98%. Sekarang pasien terpasang cairan infuse RL dan. Setelah mendapatkan
data yang dirasa cukup, kemudian PA melaporkan hasil pengkajiannya kepada PP.
PA 2 : Ners, pengkajian sudah kami lakukan.

PP 2 : Oh, bagaimana hasilnya?

PA 2 : Ternyata didapatkan hasil bahwa pasien mengalami Nyeri akut b/d agen
pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan dengan
adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami kelelahan dan
gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur. TD: 180/108mmHg,
RR: 20x/mnt, Nadi : 114x/menit, Suhu : 36,5oC, Spo2 : 98%. Sekarang pasien
terpasang cairan infuse RL.
Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke pasiennya
PP 2 :
saja ya..

PA 2 : Baik ners..

PP dan PA melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan validasi data, PP melakukan kontrak
waktu esok hari untuk ronde keperawatan.

Di ruang pasien.

PP 2 Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kita ketemu lagi besok ya Pak,
untuk melakukan ronde keperawatan.

Keluarga pasien Oh, iya. Terima kasih Sus..

PP 2 + PA 2 Iya, sama – sama Pak.. Kami permisi dulu ya.. Assalamu’alaikum

Keluarga pasien Wa’alaikumsalam.

Keesokan harinya Jam 8.30 menit di Ruang Baji Ateka lantai 3 saat konfrence.
Karu: rekan-rekan sekalian sesuai kontrak kita hari ini kita akan mengadakan ronde keperawatan
pada Ny M pada jam 10.00. Yang akan melakukan ronde keperawatan adalah Perawat Penanggung
jawab dan Perawat pelaksana (Asosiet) . Jam 10.00 tepat di adakan ronde keperawatan di ruang
pasien kamar 306
Kegiatan ronde diikuti oleh: kepala ruangan sebagai pemimpin ronde keperawatan, PP yang akan
sebagai pemberi materi ronde keperawatan, dan Perawat pelaksana (Asosiet).

Tahap Pelaksanaan Ronde Keperawatan


Di Nurse Station
Karu : Assalamu’alaikum, selamat pagi Ners. Di pagi hari ini, kita akan
melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah dijadwalkan
sebelumnya. Saya perkenalkan dulu ini Ners Widya dan Ners Majid,Ners
Ade, Ners Amel sebagai ketim di ruang ini, dan 4 orang perawat
pelaksana. Langsung saja, silahkan membacakan data pasien atas nama
Ny. M.

Katim 1 : Baik, terima kasih..

Selamat pagi semuanya... pasien dalam ronde keperawatan kita kali ini
adalah Ny M, usia 48 tahun dengan diagnose medis HT. Ternyata saat
pengkajian didapatkan hasil bahwa pasien mengalami Nyeri akut b/d
agen pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan
dengan adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami
kelelahan dan gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
TD: 185/100 mmHg, RR: 20x/mnt, Nadi : 90x/menit, Suhu : 36,5 oC, Spo2 : 98%.
Sekarang pasien
terpasang cairan infuse RL.

Karu : Sampai disini ada yang mau ditambahan untuk katim dan perawat pelaksanan?

PP : Saya ingin menambahkan sedikit ners.. dari hasil pengkajian kesadaran CM 15

Karu : Bagaimana, apakah ada tambahan lagi ?

Semua : Tidak ada ners..

Karu : Baiklah jika tidak ada yang ingin ditambahkan, kita langsung saja menuju
ruangan pasien untuk memvalidasi data.
Tim ronde keperawatan bersama karu, katim, dan perawat pelaksana melakukan Validasi Data..

Di Ruangan Pasien…

Karu Assalamualaikum.. Selamat pagi. Gimana keadaannya ibu hari ini pak?

Keluarga pasien Selamat pagi Ners. Ibu merasakan nyeri.

Karu Ada keluhan lainnya lagi?

Keluarga pasien Sementara itu saja suster


Baiklah bu.. Laporannya kami terima. Nanti untuk keberlaanjutannya kam
Karu
informasikan kembali. Kami permisi dulu ya pak.. Selamat pagi..

Keluarga pasien Iya ners.. Selamat pagi.


 Post Ronde Keperawatan di Nurse Station
Setelah melakukan Validasi data di ruangan pasien, Tm Ronde keperwatan akan melanjutkan ke
tahap diskusi, rekomendasi dan kesimpulan di nurse station

Karu : Baik, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan pasien tersebut,

bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul tambahan selain yang telah

diungkapkan tadi?

PA 1 : Menurut saya, untuk nyeri akut, penurunan curah jantung dan gangguan pola
tidur intervensi yang diberikan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI.

Karu : Oke, baiklah kira-kira apakah ada tambahan lain?

Semua : Tidak ada..

Karu : Baiklah sesuai hasil ronde kita hari ini saya akan menyimpulkan. Intervensi yang
dapat dilakukan pada Ny “M” adalah intervensi yang diberikan sesuai standar
SDKI, SLKI, dan SIKI. Apakah ada yang ingin menambah

kesimpulan?

Semua : Tidak adaa..

Karu : Baiklah kalau tidak ada kita tutup saja ronde keperawatan hari ini.. Terima kasih
kepada katim dan perawat pelaksana . Selamat siang. Assalamalaikum

Wr. Wb...

Semua : Iya sama-sama.. Waalaikum salam Wr. Wb...


Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, semua tim ronde keperawatan kembali
menjalani tugasnya masing-masing..

SKENARIO PRE DAN POST CONFERENCE


HARI PERTAMA ( 14-03-2023)
Pemeran:
Kepala ruangan : Adetya Eka Pratama
Ketua Tim A :Widyastuti
Perawat Pelaksana :
1. Amelia Hartika Rani
2. Abd. Majid Rudin
Ketua Tim B : La Andriawan

Perawat Pelaksana:
1. Tamiyah Wulandari
2. Sitti Aulia Putri
3. Ainun Annisha

 PRE CONFERENCE

Waktu kegiatan : Setelah operan shift pagi ke siang


Tempat : Ruang perawatan
Penanggung jawab : : Ketua tim
Kegiatan :

1. Kepala ruangan membuka acara.


2. Ketua tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana.
3. Ketua tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan
asuhan yang diberikan saat itu.
4. Ketua tim menutup acara.

Setelah operan shift pagi ke siangdi ruang perawatan melakukan pre conference dan
kepala ruangan membuka acara pre conference.

 Karu : “assalamualaikum wr. wb. Selamat siang semua” “Puji syukur


kita ucapkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan
kepada kita
sehingga kita masih bisa menjalankan tugas kita sebagai seorang
Perawat. Baiklah untuk memulai aktivitas kita awali dengan sama-sama
membaca doa. Selanjutnya saya serahkan kepada perawat Widyastuti
selaku ketua tim B dan La andiawan selaku ketua tim A, seperti
biasanya untuk memandu pre conference kita pada Siang hari ini.
 Katim A : Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, saya akan melaporkan jumlah pasien
di pada pagi hari ini berjumlah 12 orang

1 Ny. Marya Ulfa 308 S Ds : POH , APP

B ku lemah, infus (+)

A bantu mobilisasi dan duduk


R THERAPHY :

Terpasang IVFD RL
Injeksi ceftriaxone 1gr/12jam
Metronidazole i flc/8 jam/IV
Injeksi Ranitidin 1ampl/8 jam
Injeksi ketorolac 1amp/8jam

 Katim B (Ina Arliana Sari) : Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, saya akan
melaporkan jumlah pasien di pada pagi hari ini berjumlah 12 orang.
1 Ny. Mahdania 306 S HT on Treatment + Dyspepsia

B ku lemah, infus (+)

A Bedrest
R THERAPHY :

Terpasang IVFD RL
ISDN 5 mg
Amlodipin 10 mg
Ranitidin 1 amp/12 jam/IV
Ketorolac 1 amp/IV
Puyer 3x1

 Katim A : Ya, Baiklah saya kembalikan kepada kepala ruangan


 Karu : Terima Kasih kepada Katim A dan B dan rekan-rekan semua atas laporannya.
Langsung saja kita semua melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan .
sekali lagi diharapkan, kerjasamanya dari semua rekan-rekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. H. (2011). Manajement personalia dan semberdaya Manusia (2nd ed.).Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Muhasidah, 2014. Managemen Keperawatan Makasar.

Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan (aplikasi dalampraktik keperawatan profesional) (4th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. 2016. Managemen Keperawatan (aplikasi dalam praktik keperawatan profesional) (5th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Notoadmodjo, S. 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatann Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.
Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
LAMPPIRAN 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HAND HYGIENE

Disusun Oleh :
KELOMPOK VII

WIDYASTUTI 14420221060
AMELIA HARTIKA RANI 14420221074
AINUN ANNISHA 14420221044
TAMIYA WULANDARI M 14420221035
SITTI AULIA PUTRI 14420221003
ADETYA EKA PRATAMA 14420221077
ABD.MAJID RUDIN 14420221036
LA ANDRIAWAN 14420221059

CI LAHAN CI INSTITUSI

(Irmayanti S.Kep.,Ns) (Hj. Sajekti Tcahya S.Kep.,Ns.,M.Kep)

DEPARTEMEN MANAJEMEN KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
(HAND HYGIENE)

I. Identitas
Topik : Hand Hygiene
Sub pokok bahasan : Penyuluhan Tentang Cuci Tangan
Sasaran : Keluarga pasien ganguan jiwa di ruang Wijaya Kusuma
Waktu : 10.30 WITA-selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Maret 2023
Tempat : Ruang Perawatan Jantung Baji Ateka
Penyuluhan : 1. Moderator : Amelia Hartika Rani,S.Kep

2. Pemateri : 1. Ainun Annisha,S.Kep


2. Adetya Eka Pratama,S.Kep
3. Fasilitator : 1. Widyastuti,S.Kep

2. Tamiya Wulandari,S.Kep

3. Abd. Majid Rudin,S.Kep

4. Sitti Aulia Putri,S.Kep

4. Observer : 1..La Andriawan,S.Kep

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Keluarga pasien mampu memahami tentang pentingnya melakukan Hand Hygiene

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah penyuluhan, keluarga pasien dapat :
1. Menjelaskan defenisi cuci tangan
2. Menjelaskan tujuan cuci tangan
3. Menjelaskan manfaat mencuci tangan
4. Menjelaskan dampak jika tidak cuci tangan
5. Menjelaskan kapan waktu cuci tangan
6. Menjelaskan Enam langkah cuci tangan
IV. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
V. JOB DESCRIPTION
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya
penyuluhan

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media


Pendahuluan 5 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah
Menit 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan tanya
3. Menjelaskan tujuan 3. Menjawab jawab
penyuluhan dan pertanyaan
pokok materi yang
akan disampaikan
4. Mengkaji
Pengetahuan
Tentang
Cuci tangan 6
langkah yang benar
Penyajian 10 1. Menjelaskan Mendengarkan dan Ceramah Leaflet
menit Materi memperhatikan dan
a. Defenisi cuci Mempraktekan tanya
Tangan mencuci tangan jawab
b. Tujuan cuci
Tangan
c. Manfaat
mencuci tangan
d. Dampak jika
tidak cuci
Tangan
e. Kapan waktu
cuci tangan
f. Enam langkah
cuci tangan
2. Penyuluh
mencontohkan
cara mencuci
tangan yang benar
3. Memberikan sesi
untuk bertanya
Penutup 1. Meminta peserta 1. Mengajukan Tanya Leaflet
15 menit untuk menjelaskan pertanyaan jawab
kembali materi 2. Menjawab
yang telah di pertanyaan yang
berikan dengan di berikan oleh
singkat. penyuluh
2. Meminta peserta 3. mempraktekan
mempraktekan cuci cuci tangansalam
4. Menjawab
tangan yang benar 3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Menutup acara
dengan salam
penutup
VII. MEDIA
Leaflet
VIII. SETTING TEMPAT

D A

E B
Keterangan :
A : Pemateri

E C B : Moderator
C : Fasilitator

IX. MATERI
terlampir
X. EVALUASI
A. Kriteria Pemantauan
Pemantauan

1. Input
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 9 peserta
b. Media penyuluhan yang digunakan adalah Leaflet
c. Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
d. Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
e. Tempat penyuluhan adalah diruang tunggu Wijaya Kusuma
f. Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
2.Proses
a.Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan

b. Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan

c. Narasumber menguasai materi dengan baik

3. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan

4. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik
MATERI

CUCI TANGAN 6 LANGKAH


1.1 Defenisi cuci tangan
Menurut DEPKES 2017, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis
melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir untuk menghindari
penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan benar-benar hilang.

1.2 Tujuan Mencuci Tangan


1. Menjaga Kebersihan diri

2. Mencegah infeksi silang

3. Sebagai pelindung diri

1.3 Manfaat Cuci Tangan


1. Untuk menghindarkan penularan penyakit melalui tangan.
2. Untuk menjaga kebersihan diri (perorangan).
3. Untuk membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar.
4. Supaya tidak menjadi agen penular bibit penyakit kepada orang lain

1.4 Dampak Jika Tidak Cuci Tangan


1. Keracunan Bakteri Salmonella

Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat. Potensi ini
juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri
salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk
mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan dokter.

2. Keracunan Bakteri E. Colli

Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci tangan.
Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan
setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli bisa
masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan diare
yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka
bisa menyebabkan gagal ginjal. (baca juga : bahaya gagal ginjal – gejala dan
pencegahannya)

3. Resiko Tertular Flu atau Pilek


Tertular flu atau pilek menjadi resiko yang paling sering terjadi secara umum. Penularan
ini terjadi ketika Anda baru saja menggunakan fasilitas umum atau bersentuhan dengan
orang lain. Kemudian ketika Anda makan secara langsung maka bisa menyebabkan
virus segera berpindah tangan. Virus akan menyebar sangat cepat, tidak hanya masuk ke
dalam tubuh tapi juga berpindah lewat saluran pernafasan.

4.Tertular Penyakit Infeksi Tenggorokan

Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang sudah
melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke
saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir. Kemudian bakteri akan
tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa
menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya
radang tenggorokan kronis)

5.Diare

Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena penyakit
diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya sudah ada di
tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan
langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan
bisa menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat
reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter
Anda.

6.Infeksi Penyakit Hepatitis B

Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis B. Penyakit
hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan penderita sulit untuk
memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis penyakit yang mudah menular.
Salah satu cara untuk mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan
sebelum makan bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan
mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat
endemi hepatitis B. (baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis hepatitis yang
perlu diwaspadai)

7.Resiko Infeksi Shigellosis

Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi akibat jenis
bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan
karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor
setelah melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang bersarang
dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan itu sendiri atau tangan
yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam, diare yang parah, diare bisa disertai
darah dan dehidrasi.
8.Resiko Infeksi Botulisme

Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena infeksi penyakit
botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan tangan yang kotor.
Ini termasuk jenis infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.

Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi potensi bahaya
yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah seperti diare, sakit perut, mual,
muntah, demam, pandangan kabur dan hilang kesadaran.

9. Resiko Infeksi Amoebiasis

Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan karena tidak
mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan penderita mengalami
disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica.
Infeksi ini tidak hanya menyerang pada saluran pencernaan namun juga berbagai organ
lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam tubuh dan membutuhkan perawatan
darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa mencegah kondisi yang lebih berbahaya.

10. Resiko Radang Pernafasan

Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk,
flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang
dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
membuat penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja
berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar
dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.
11. Resiko Radang Pernafasan

Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk,
flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang
dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
membuat penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja
berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar
dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.

1.5 Kapan waktu cuci tangan

1. Menurut Handayani , dkk (2020) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai berikut:

a. Sebelum dan setelah makan.

b. Setelah ganti pembalut.

c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang
bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.

d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.

e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

f. Sebelum dan setelah mengiris sesuatu.

g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.

h. Setelah menangani sampah.

i. Sebelum memasukkan atau mencopot lensa kontak.

j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain).

k. Pulang bepergian dan setelah bermain.

l. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.


A. Bagi petugas medis/tenaga kesehatan

1. Sebelum menyentuh pasien

2. Sebelum melakukan tindakan aseptik/steril

3. Setelah melakukan tindakan/terpapar cairan tubuh pasien

4. Setelah menyentuh pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien

1.6 Enam langkah cuci tangan

1. Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan


2. Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan
sebaliknya
3. Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin
4. Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci
5. Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya
6. Gosok memutar, kearah belakang dan kearah depan dengan jari-jari tangan kanan
mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.

5
9
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta


JNPK_KR. (2017). Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan
Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. (2020). KapitaSelektaKedokteran, ED : 3 jilid : 1.
Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Tarwoto & Wartonah. (2020). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Jakarta.

6
0
LAMPIRAN 2

Proposal Ronde Keperawatan

Topik : Asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah hipertensi

Sasaran : pasien Ny. M

Hari/tanggal : senin, 13 maret 2023

Waktu : 11:00 WITA

A. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan : Adetya Eka Pratama
2. Katim : Ainun Annisha
3. PP : Widyastuti
4. PP : Amelia Hartika Rani Putri
5. PP : Abdul Majid Rudin
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu nyeri akut, penurunan curah
jantung dan gangguan pola tidur. Yang jika tidak diatasi dengan segera akan
menyebabkan masalah pasien tidak teratasi
2. Tujuan khusus

b. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi;

c. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan lain;


d. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien;

Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

6
1
Laporan Pendahuluan

HIPERTENSI

Di susun oleh:

KELOMPOK VII

WIDYASTUTI 14420221060
AMELIA HARTIKA RANI 14420221074
AINUN ANNISHA 14420221044
TAMIYA WULANDARI M 14420221035
SITTI AULIA PUTRI 14420221003
ADETYA EKA PRATAMA 14420221077
ABD. MAJID RUDIN 14420221036
LA ANDRIAWAN 14420221059

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
6
2
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS

1. Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan


abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus
menerus lebih dari suatu periode. Hal ini terjadi bila arteriole-arterio
lekonstriksi.Konstriksi arteriole membuat darah sulit mengalir dan
meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah
beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat dan arteri yang
bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
darah.Hipertensi juga didefenisikan sebagai tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan atau tekanan darah diastolik> 90mmHg (Yin et al., 2021).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik
sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetap
ijuga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan semakin
tinggi tekanan darah, semakin besar resikonya (Yin et al., 2021)
2. Etiologi

Menurut (Beshay et al., 2021) berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi


menjadi 2 golongan:
a. Hipertensi Primer (Esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.


Faktor yang mempengaruhinya yaitu genetik,lingkungan,hiperaktifitas
saraf simpatis system renin. Faktor yang meningkatkan resiko yaitu
obesitas, merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi Sekunder

Disebabkan oleh penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom


cushing dan kehamilan.

6
3
3. Klasifikasi

Secara klinis derajat hipertensi dikelompokkan sebagai berikut:

AHA Guadelines 2017

Classification Systolik Dyastolik


Normal LESS THAN 120 And LESS THAN 80
Elevated 120-129 And LESS THAN 80
High Blood Pressure 130-139 Or 80-89
Hypertension Stage 1
High Blood Pressure 140 OR HIGHER Or 90 OR HIGHER
Hypertension Stage 2
Hypertensive Crisis HIGHER THAN And/For HIGHER THAN 120
180
(AHA, 2017)

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh


darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor Ini bermula saraf simpatis, yang berlanjut berlanjut ke bawah
kekorda spinalis dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui sistem saraf
simpatis keganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah
terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistemsimpatis merangsang pembuluh darah


sebagai respon rangsangan emosi. Kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal

6
4
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yanng mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2,saat vasokonstriktor kuat,yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air ditubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan keadaan
hipertensi (Kirsti & Sax, 2018)

6
5
Pathway

Faktor predisposisi : usia, jenis


kelamin,merokok,stress,genetic,alcohol,obesitas

HIPERTENSI

Kerusakan vaskuler
pembuluh darah Respon RAA Merangsang aldosteron

Retensi Na
Blood Flow↓
Perubahan struktur
Edema
Vasokontriksi
Penyumbatan
pembubuluh darah Hipervolemia
Pembuluh darah
ginjal

Suplai O2 ke otak↓
Vasokontriksi Gangguan sirkulasi
Afterload↑ Fatigue
Retensi pembuluh
darah otak↓

Penurunan Curah Intoleransi


Jantung Aktivitas Nyeri Kepala

Gangguan Pola
Nyeri akut
Peningkatan kerja Tidur
jantung
Infark miokard
Gangguan
Perfusi
Nyeri dada

6
6
5. Manifestasi Klinik

Menurut (County, 2019) tanda dan gejala Hipertensi adalah:

a. Mengeluh sakit kepala, pusing

b. Lemas, kelelahan

c. Sesak Nafas

d. Gelisah

e. Mual

f. Muntah

g. Epitaksis (mimisan)

h. Kesadaran menurun

6. Komplikasi

Komplikasi hipertensi menurut (Lee et al., 2019) adalah:

a. Penyakit jantung

Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris,dan gagal jantung

b. Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat


tekanan tinggi pada kapiler-kapiler ginjal glomelurus. Rusaknya
membran glomelurus ,protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.
c. Otak

Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat


terjadipada hipertensi kronik apabila arteri - arteri yang memperdarahi
otak mengalami hipertrofi dan menebal sehingga aliran darah ke
daerah yang diperdarahi berkurang.
d. Mata

Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan, hingga


kebutaan.
6
7
e. Kerusakan pada pembuluh darah arteri

Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan


penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan ateroklorosis dan
arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah).

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume


cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagubilita, anemia.
2) BUN /kreatinin : memberikaan informasi tentang perfusi / fungsi
ginjal.
3) Glukosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
dan ada DM.
b. CTscan: Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati

c. EKG: dapat menunjukkan pola rengangan, dimana luas, peninggian


gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
d. IUP: mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti: Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada: menujukkan destruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
(Beshay et al., 2021)

8. Penatalaksanaan

Menurut (Palo & Barone, 2020) penanganan hipertensi dibagi menjadi


dua yaitu secara nonfarmakologis dan farmakologi.
a. Terapi non farmakologi

Terapi non farmakologi merupakan terapi tanpa menggunakan obat,


terapi non farmakologi diantaranya memodifikasi gaya hidup dimana
termasuk pengelolaan stress dan kecemasan merupakan langkah awal
yang harus dilakukan. Penanganan nonfarmakologis yaitu

6
8
menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi nonfarmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.

b. Terapi farmakologi

Terapi farmakologi yaitu yang menggunakan senyawa obat obatan


yang dalam kerjanya dalam mempengaruhi tekanan darah pada pasien
hipertensi seperti : angiotensin receptor blocker (ARBs), beta blocker,
calcium chanel dan lainnya. Penanganan hipertensi dan lamanya
pengobatan dianggap kompleks karena tekanan darah cenderung tidak
stabil.

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengkajian Umum

Identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan


format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku
bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya,
hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan Utama: Perawat memfokuskan pada hal-hal yang


menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan.
2) Alasan Masuk RS.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggua ktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada


6
9
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
klien. Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau
penyakit keturunan.

e. Riwayat Penyakit Dahulu

Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali


atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
f. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual

1) Pernafasan

2) Nutrisi

3) Eliminasi

4) Aktivitas

5) Istirahat tidur

6) Personal Hygiene

7) Rasa Aman Nyaman

8) Komunikasi

9) Spiritual

10) Pengetahuan

g. Data Pengkajian Fisik

1) Keadaan Umum Pasien

Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit,


warna kulit.
2) Gejala Kardial

Meliputi suhu, tensi,nadi, dan napas.

3) Keadaan fisik

Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata,


hidung, mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen,dan
ekstermitas.

(Kirsti & Sax, 2018)


7
0
2. Diagnosis Keperawatan

Menurut (Beshay et al., 2021) diagnosis yang biasa muncul pada penderita
hipertensi sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi ventrikuler,iskemia miokard
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan iskemia.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

7
1
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosis Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi(SIKI,2018) Rasional
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
jantung berhubungan intervensi keperawatan
1) Monitor aritmia. 1) Mengetahui irama jantung.
dengan peningkatan 3x24 jam diharapkan
2) Monitor elektrolit yang 2) Mengetahui penyebab
afterload, vasokontriksi, curah jantung normal
dapat meningkatkan risiko risiko aritmia
hipertrofi ventrikuler, dengan criteria hasil:
aritmia. meningkat
iskemiamiokard 1) Tekanan darah
3) MonitorsaturasiO2. 3) Mengetahui suplai
menurun
Terapeutik: oksigen.
2) Nadi menurun
1) Pertahankan tirahbaring Terapeutik:
3) Tidak mengeluh lelah
minimal 12jam. 1) Meningkatkan istirahat dan
4) Dyspnea menurun 2) Pasang akses intravena. ketenangan.
2) Untuk pemberian cairan dan
3) Berikan terapi relaksasi
elektrolit.
untuk mengurangi stress
3) Memberikan ketenangan
dan cemas.
dan kenyamanan klien.
Edukasi:
Edukasi:
1)Anjurkan segera melaporkan
1)Mengetahui kualitas nyeri
nyeri dada.
yang dirasakan klien.
Kolaborasi:
Kolaborasi:

72
1) Kolaborasi pemberian 1) Membantu mengencerkan
anti platelet,jika darah.
perlu. 2) Penunjang dalam
2) Kolaborasi pemeriksaanX- menetapkan diagnosis dan
Ray dada, jika perlu. intervensi.
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
dengan peningkatan intervensi keperawatan
1) Identifikasi lokasi, 1) Mengetahui nyeri dan
tekanan vaskuler serebral 3x24 jam diharapkan
karakteristik, durasi, membantu perencanaan
dan iskemia nyeri akut berkurang
frekuensi, kualitas tindakan keperawatan
dengan criteria hasil:
dan intensitas nyeri. yang tepat.
1) Klien tidak mengeluh
2) Identifikasi skala nyeri. 2) Mengetahui skala nyeri.
nyeri
3) Identifikasi factor yang 3) Mengetahui factor yang
2) Klien tidak
memperberat dan mempengaruhi nyeri.
menunjukkan ekspresi
memperingan nyeri. Terapeutik:
nyeri
Terapeutik:
3) Skala nyeri berkurang 1) Membantu meredakan
1) Berikan teknik non nyeri.
4) Tekanan darah
farmakologis untuk 2) Membantu menjaga kualitas
menurun
mengurangi rasanyeri.
5) Nadi menurun tidur
2) Fasilitasi istirahat dan tidur.

73
Edukasi: Edukasi:

1) Jelaskan penyebab, 1) Untuk menginformasikan


periode dan pemicu nyeri. kepada klien agar bisa
2) Anjurkan memonitor meminimalisir penyebab.
nyeri secara mandiri 2) Agar klien mandiri
Kolaborasi: .Kolaborasi:
1).Kolaborasipemberian 1)Membantu meredakan nyeri
analgetik , jikaperlu. dengan farmakologis.
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan intervensi Observasi: Observasi:
berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam
1) Identifikasi gangguan 1) Mengetahui bagian tubuh
kelemahan, diharapkan intolerasi
fungsi tubuh yang yang bermasalah.
ketidakseimbangan aktivitas membaik dengan
mengakibatkan 2) Mengetahui kualitas
suplai dan kebutuhan criteria hasil:
kelelahan. tidur klien.
oksigen. 1) Klien tidak mengeluh
2) Monitor pola dan jam Terapeutik:
lemah
tidur.
1) Agar kliennya aman
2) Klien dapat melakukan
Terapeutik:
dan stimulus
aktivitas secara mandiri
1) Sediakan lingkungan
berkurang.
nyaman dan rendah
2) Agar klien merasakan
stimulus.
kenyamanan dan
2) Berikan aktivitas distraksi
ketenangan.
yang menenangkan.

74
3)Tekanan darah Edukasi: Edukasi:
menurun
1) Anjurkan tirah baring. 1) Memulihkan energy klien.

2) Anjurkan melakukan 2) Agar energy yang


aktivitas secara digunakan efisien.
bertahap. Kolaborasi:
Kolaborasi: 1)Membantu menambah gizi
1)Kolaborasi dengan ahli gizi yang menambah energy
tentang cara meningkatkan agar dapat beraktivitas.
asupan makanan.

75
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang di harapkan (Syafawani,2020).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan criteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum untuk memudahkan
mengevaluasi atau memantau klien digunakan komponen SOAP
(Syafawani,2020).

76
DAFTAR PUSTAKA

American Hearth Assosiation (2017) Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. J
Am Coll Cardiol 2018;71:e127-e248

Beshay, S., Guha, A., & Sahay, S. (2021). Evaluation , Diagnosis , and Classification of
Pulmonary Hypertension. 17(2), 86–91. https://doi.org/10.1183/13993003.01913-2018.

County, B. (2019). Risk factors for hypertension among young adults (18-35) years attending in
Tenwek Mission Hospital, Bomet County, Kenya in 2018. 8688, 1–8.
https://doi.org/10.11604/pamj.2019.33.210.18407

Kirsti, U., & Sax, M. (2018). Awareness of hypertension and depressive symptoms : a cross-
sectional study in a primary care population. 36(3), 323–328.
https://doi.org/10.1080/02813432.2018.1499588

Lee, J., Kim, K., & Cho, M. (2019). Current status and therapeutic considerations of
hypertension in the elderly. 687–695.

Syafawani,N.A.(2020). Langkah-Langkah Perencanaan Dalam Asuhan Keperawatan. OSFP


reprints.

Palo, K. E. Di, & Barone, N. J. (2020). Hypertension and H ear t F a i l u re Prevention ,


Targets , and Treatment Hypertension Heart failure Risk reduction Pharmacotherapy. Heart
Failure Clinics, 16(1), 99–106. https://doi.org/10.1016/j.hfc.2019.09.001

Yin, R., Yin, L., Li, L., Silva-nash, J., Tan, J., Pan, Z., Zeng, J., & Yan, L. L. (2021).
Hypertension in China : burdens , guidelines and policy responses : a state-of-the-art
review. July. https://doi.org/10.1038/s41371-021-00570-z

77
Lampiran 6

DOKUMENTASI (Role play Post Conference, Operan dan Pre Conference)

Operan keperawatan di Nurse Station

Operan Keperawatan di ruang pasien

78
DOKUMENTASI EDUKASI HAND HYGIENE

79

You might also like