Professional Documents
Culture Documents
Laporan Manajemen Keperawatan KLP 7-1
Laporan Manajemen Keperawatan KLP 7-1
Oleh : Kelompok 7
NAMA : NIM :
Amelia Hartika Rani 14220180074
Widyastuti 14220180060
Ainun Annisha 14220180044
Tamiya Wulandari M 14220180035
Sitti Aulia Putri 14220180003
Adetya Eka Pratama 14220180077
Abd Majid Rudin 14220180036
La Andriawan 14220180059
Preceptor :
1. Preceptor Klinik
Irmawati, S.Kep.,Ns ( )
2. Preceptor Institusi
Sajekti Tcahya, S.Kep., Ns.M.Kep ( )
Tim Penyusun
Kelompok 7
DAFTAR ISI
Sampul....................................................................................................................
Kata pengantar......................................................................................................
BAB I. Pendahuluan..............................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................
B. Tujuan penulisan........................................................................................
C. Manfaat penulisan.....................................................................................
BAB II. Pengkajian dan Analisa Masalah..........................................................
A. Gambaran umum Rumah Sakit.................................................................
B. Visi Misi Rumah Sakit................................................................................
C. Jumlah Tenaga……………………………………………………………
D. Gambaran Umum Ruang Perawatan……………………………………...
BAB III. Analisis Situasi dan Alternatif Penyelesaian.........................................
A. Analisis Situasi Ruangan.............................................................................
1. Pengkajian.............................................................................................
2. Identifikasi Masalah..............................................................................
B. Alternatif Penyelesaian...............................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan menjadi bagian terdepan dari
pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Keberadaan
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan dalam situasi yang kompleks selain 24 jam
secara berkesinambungan melibatkan klien keluarga maupun tenaga kesehatan yang lain.
Hubber (2019) mengatakan pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, sedangkan
menurut Gillies (2017) sekitar 40%-60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan.
Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang lebih dan
menyeluruh karena pelayanan keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra rumah sakit.
Nursalam (2015) mengatakan untuk mewujudkan pelayan kegawatan yang berkualitas sesuai
dengan visi dan misi rumah sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan suatu
pendakatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.
Sebagai sumber informasi khususnya bagi mahasiswa program profesi ners dalam aplikasi
konsep kepemimpinan dan manajemen keperawatan secara langsung.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan bagi perawat khususnya di Ruang Perawatan Jantung RSUD
Labuang Baji Kota Makassar untuk meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang
mengaju kepada model praktek keperawatan profesi (MPKP)
BAB II
PENGKAJIAN DAN ANALISA MASALAH
Sejak tahun 1955 Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji dibiayai oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sulawesi Selatan. Pada tahun 1960 oleh Zending, Rumah Sakit Umum Daerah Labuang
Baji diserahkan dan menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat | Sulawesi Selatan dan dikelola oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Sulawesi Selatan dengan klasifikasi Rumah Sakit Kelas C
Terhitung mulai tanggal 16 Januari 1996 melalui Peraturan Daerah Provinsi Dati I Sulawesi Selatan
Nomor.: 2 Tahun 1996 kelas Rumah Sakit ditingkatkan dari Rumah Sakit Kelas C menjadi Rumah
Sakit Kelas B Non Pendidikan. Peraturan Daerah tersebut disahkan oleh Menteri Dalam Negeri pada
tanggal 7 Agustus 1996. Untuk struktur kelas B non pendidikan tersebut Direktur sebagai Pimpinan
Rumah Sakit dilantik dan dikukuhkan pada tanggal 13 Juni 1998, sedang personalia yang mengisi
struktur tersebut dilantik dan dikukuhkan pada tanggal 12 Maret 1999.
Misi :
Ruangan Baji Ateka memiliki 13 petugas perawat terdiri dari 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 11
perawat pelaksana .
TERLAMPIR
DENAH RUANGAN PERAWATAN BAJI ATEKA RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
MAKASSAR
WC
ALAT
MEDIS
RUANG PERAWAT
TEMPAT
OBAT
309 308
307 306
305 304
303 302
301
CATH LAB
= Tempat Obat dan Alat Medis = Ruang Perawat
= Tangga
Keterangan analisa denah ruang Perawatan Baji Ateka Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar :
Setelah masuk ruang perawatan Baji Ateka disamping kiri terdapat ruang rawat 301,
303, 305, 307, 309, 310. yang terdiri dari 10 kamar tempat tidur masing-masing kamar terdapat
dua tempat tidur dan satu tempat tidur, sedangkan disamping kanan terdapat ruang rawat 302, 304,
306, 308. yang terdiri dari 7 tempat tidur masing-masing kamar terdapat dua tempat tidur dan satu
tempat tidur didalamnya. Setelah berjalan melintasi ruang rawat terdapat tempat yang berhadapan
dengan Nurse station, disamping nurse station terdapat ruang perawat. Dan didepan terdapat
ruangan tempat penyimpanan alat medis dan obat-obatan, di depan ruangan tempat penyimpanan
alat terdapat kamar mandi.
b. MI-Man (Ketenagaan)
Komposisi ketenagaan Keperawatan di Ruang Baji Ateka
RSUD Labuang Baji Makassar
Pend. Lama
No Nama Perawat PK 1-5
Terakhir Bekerja/Tahun
1. Irmawati, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 12
2. Army Arif Sahnan, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 16
3. Ramlah S.Kep. Ns S1, Ns PK- 3 17
4. Wahidah, S.Kep. Ns S1, Ns PK- 2 16
5. Murniati, AMK D3 PK-2 2
6. Jumriah, S.Kep S1 PK-2 14
7. Asmawati, AMK D3 PK-2 14
8. Andi Kurniawati, AMK D3 PK-2 10
9. Jira, S.Kep. Ns S1, Ns PK-2 10
10. Mirnayanti S.Kep. Ns S1, Ns PK-2 10
11. Sinar, S.Kep.Ns S1, Ns PK-2 10
12. Riska Ashari, S.Kep. Ns S1, Ns PK-1 2,5
13. Suriani, AMK D3 PK-2 12
Ket :
1 Kepala Ruangan + Ketua Tim + Perawat Pelaksana
Pra PK = D-III : 0-1 Thn & Ners : 0-1 Thn
PK 1 = D-III : 3-6 Thn & Ners : 2-4 Thn
PK 2 = D-III : 6-9 Thn & Ners : 4-7 Thn
PK 3 = D-III : 9-12 Thn & Ners : 6-9 Thn & Ners sp I : 2-4 Thn
PK 4 = Ners : 9-12 Thn & Ners Sp I : 6-9 Thn
PK 5 = Hingga masa pension
Berdasarkan hasil pengkajian di ruangan Baji Ateka sebanyak 8 orang telah menyelesaikan
pendidikan profesi Ners, 1 orang telah menyelesaikan pendidikan S1 Keperawatan, 4 orang telah
menyelesaikan pendidikan DIII keperawatan.
KETUA INSTALASI
DR. BOGIE P. PALINGGI, Sp.JP FIHA
KEPALA RUANGAN
IRNAWATI, S.Kep. Ns
NIP. 19891101 2010012001
KETUA TIM
ARMY ARIF SAHNAN, S.Kep.Ns
NIP . 19820709 200710 1009
PERAWAT
PELAKSAN
A
RAMLAH S.Kep. Ns WAHIDA, S.Kep. Ns
NIP . 19771122 200604 2021 NIP . 198111103200604 2009
SURIANI , AMK
NIRA. 737 10296778
Dari hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan selama 3 hari didapatkan data jumlah pasien
berdasarkan tingkat kebutuhan tenaga perawat tiap shift, dan BOR untuk 4 hari perawatan, sebagai
berikut :
1. Kebutuhan tenaga perawat
Kebutuhan tenaga keperawatan berdasarkan douglas, perawatan minimal memerlukan waktu 1-2
jam/24 jam, perawatan intermediet/partial memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam, perawatan
maksimal atau total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam dalam penelitian douglas (1975)
Bertugas
Pagi :2 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :5 orang
Jumlah tenaga perawat lepas dinas per hari
78
x 5= 1,4 ( di bulatkan menjadi 1 perawat)
278
Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 5
orang +1 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=8 orang
Bertugas
Pagi :3 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :6 orang
78
x 6= 1,6 ( di bulatkan menjadi 2 perawat)
278
Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 6
orang +2 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=10 orang
Bertugas
Pagi :3 orang
Siang :2 orang
Malam :1 orang
Total :6 orang
78
x 6= 1,6 ( di bulatkan menjadi 2 perawat)
278
Jadi jamlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di ruang Baji Ateka sebanyak 6
orang +2 orang lepas dinas + 2 orang tenaga: Kepala ruangan dan ketua Tim=10 orang
b. Perhitungan BOR ( angka penggunaan tempat tidur )
a. Hari senin, 6 Maret 2023
Rumus BOR :
Jumlah hari perawatan rumah sakit (HP)
X 100 %
Jumlah tempat tidur (TT) x jumlah dari dalam satu periode
10
= x 100 %
17 x 1
= 59%
Keterangan :
Nilai BOR pada hari senin 6, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 59% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )
Keterangan :
Nilai BOR pada hari selasa 7, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )
Keterangan :
Nilai BOR pada hari rabu 8, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )
10
= x 100 %
17 x 1
= 59%
Keterangan :
Nilai BOR pada hari kamis 9, maret 2023 tidak ideal dengan presentase 59% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 % ( Herlambang, S., Marwani, A, 2012 )
c. Perhitungan BOR dan LOS ( lama Perawat )
Rumus los : tanggal keluar- tanggal masuk
a. Hari selasa 7/maret/2023
Dalam manajemen keperawatan dibutuhkan adanya pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung
dan penunjang terlaksaannya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan unutk pelayanan keperawatan
adalah semua bentuk alat kesehatan yang di pergunakan dalam melaksanakan tindakan untuk menunjang
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga di peroleh tujuan keperawatan yang dan efektif
Identifikasi Data Alat Dan Bahan Diruangan yang didapatkan dengan berpedoman pada
“Standar Peralatan Keperawatan Disarana Kesehatan” menurut Standar Permenkes 2014 dan
Depkes 2001
A. Alat Keperawatan Diruang Rawat Inap
Jumla
Jumlah Standar
No Nama Barang Alat h Kebutuhannya
baik Alat
Rusak
1. Tensi meter 1 1 - - 1/Ruangan
2. Stetoscop 1 1 - - 1/Ruangan
Tabung oksigen + flow -
3. 2 2 - Sesuai kebutuhan pasien
meter
- Sesuai kebutuhan petugas
4. handskoon sterill 7 7 -
kesehatan
- Sesuai kebutuhan dalam
5. Gunting verband 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
6. Bak instrumen besar 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
7. Bak instrumen sedang 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
8. Bak instrumen kecil 1 1 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
9. Blas spuit 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
10. Under pad 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
11. Bengkok 2 2 -
melakukan tindakan
- Sesuai kebutuhan dalam
12. Pispot 6 6 -
melakukan tindakan
13. Termometer 2 2 - - 1/Ruangan
14. Masker O₂ 2 2 - - Sesuai kebutuhan pasien
15. Nasal Kateter 4 4 - - Sesuai kebutuhan pasien
16. Nasal kanul 4 4 - - Sesuai kebutuhan pasien
17. Tensi meter 1 1 - - 1/Ruangan
B. Alat Dan Bahan Perawatan Pada Pasien
C. Peralatan Ambulasi
Dari hasil analisa data yang dimulai pada tanggal 6 – 9 Maret 2023 dapat di simpulkan bahwa ruang
perawatan Baji Ateka menggunakan model M A K P TIM yang terdiri dari : satu kepala ruangan
dan 1 orang penanggung jawab (KetuaTim) serta 11 perawat pelaksana.
a) Timbang Terima
Berdasarkan hasil kuesioner dan observasi di ruang perawatan Baji Ateka di dapatkan hasil bahwa
secara umum perawat memiliki pengetahuan tentang kegiatan timbang terima yang cukup baik.
Sebelum melakukan operan dinas, perawat melakukan pre conference di ruang ners station
dilanjutkan dengan operan dinas di ruang pasien dengan menggunakan komunikasi SBAR dan
post conference di ners station. Pada saat operan dinas, kepala ruangan tidak ikut serta dalam
kegiatan, namun ketua Tim memimpin jalannya operan dinas.
b) Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara beberapa perawat di dapatkan bahwa perawat di ruang Baji Ateka
dalam kegiatan ronde keperawatan hanya dilakukan ketika ada pasien yang terindikasi berdasarkan
lama hari rawat perawatan yang tidak sesuai lagi dengan ketentuan di RS yaitu lebih dari 3 hari, dan
pengetahuan perawat mengenai ronde keperawatan cukup baik
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan
kepala ruangan dan juga beberapa perawat pelaksanan didapatkan bahwa Pre dan Post conference di
ruangan sudah berjalan, namun tidak setiap hari dilakukan dan ada beberapa perawat yang tidak ikut
dalam pre dan post conference di ruangan, dan kadang post conference tidak dilakukan
d) Sentralisasi Obat
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa seluruh perawat diberikan wewenang mengenai
sentralisasi, hasil observasi juga menunjukkan sudah ada terpasang daftar nama obat dan fungsi nya
di dekat troli obat dan lemari obat.
e) Supervise
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan bahwa kegiatan supervisi
dilaksanakan
f) Dokemntasi Askep
Pendokumentasian di ruang perawatan Baji Ateka sudah berjalan dengan baik dimana perawat
mengetahui dan tahu tentang pendokumentasian keperawatan seperti buku laporan KetuaTim
evaluasi SOAP, dan sensus per hari
Proses manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan sistem terbuka, dimana masing-
masing komponen saling berhubungan, berinteraksi diri dan dipengaruhi oleh lingkungan terdiri
dari :
a. Input
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan dan fasilitas.
b. Proses
Proses adalah kelompok manajer atau dari tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke
perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan dalam pelayanan keperawatan.
c. Output
Dari proses manajemen keperawatan adalah asuhan keperawatan pengembangan
staf dan riset.
Untuk mengetahui semua masalah manajemen dalam proses keperawatan, tahap awal yang
dilakukan adalah melakukan pengkajian. Pada praktek manajemen keperawatan saat ini dilakukan
pengkajian yang berfokus pada fungsi manajemen keperawatan.
Pada prsoes pengkajian manajemen keperawatan di ruang perawatan lantai 3 Baji Ateka RS
Labuang Baji Makassar mengacu pada metode kuesioner yang divalidasi dengan observasi dan
wawancara serta melibatkan kepala ruangan, perawat primer dan perawat asiciate serta pasien dan
keluarga yang ada di ruang perawatan pada tanggal 06-09 Maret 2023.
Analisa dilaksanakan dengan metode distribusi frekuensi data primer yang diperoleh dari
kuesioner serta observasi. Untuk mendukung kesimpulan, dilakukan pembagian kuesioner yang
divalidasi dengan observasi langsung dan wawancara dengan kepala ruangan.
1. Output `
1. Kepuasan kerja perawat
Kepuasan kerja perawatan sangat dibutuhkan bagi perawat untuk meningkatakan pelayanan
kesehatan. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau positif yang
dihasilkan penilaian pekerjaan dari seseorang atau pengalaman kerja.
Wawancara :
- Kepala ruangan mengatakan selama ini belum ada insentif untuk para ketua perawat
primer (PP) sehingga perlu adanya insentif karena beban kerja perawat primer (PP)
melebihi perawat assosiative (PA).
- Perawat primer (PP) mengatakan tidak ada perbedaan insentif antara perawat primer (PP)
dan perawat assosiative (PA).
- perawat assosiative (PA) mengatakan selama ini tidak ada kompensasi ataupun jenjang
karir yang pasti.
- Perawat assosiative (PA) juga mengatakan tidak mampu mengungkapkan pendapat
tentang keutusan yang dikeluarkan oleh atasan
Kuesioner :
- Gaji yang diterima sesuai pekerjaan dari 12 perawat ( 100%) mengatakan tidak setuju;
- Gaji yang diterima sesuai harapan dari 12 perawat (100%) mengatakan tidak setuju;
- Gaji yang diterima dapat memenuhi kebutuhan hidup dari 12 perawat (100%)
mengatakan setuju
- Puas dengan gaji yang diperoleh dari 11 perawat (100%) mengatakan tidak setuju
- Kuesioner pengembangan karir yang diperoleh dari 12 perawat (100 %) mengatakan tidak
adanya pengembangan karir yang jelas di rumah sakit ini
- Kuesioner komunikasi yang diperoleh dari 12 perawat (100 %) mengatakan tidak ada
wadah pengaduan untuk menyampaikan keluhan kepada atasan
2. Input
a. Fasilitas
Wawancara : Sarana dan prasarana di ruang Perawatan baji ateka masih belum cukup
memadai, meskipun menurut kepala ruangan sudah membuat perencanaan fasilitas dan sarana
dalam menunjang pelayanan keperawatan
Observasi:
- Ruangan Baji ateka memiliki jumlah kamar perawatan yaitu sebanyak 10 kamar dengan
jumlah bad sebanyak 17 buah.
- Berdasarkan hasil perhitungan BOR pada tanggal 6-9 Maret 2023, BOR tidak ideal dengan
persentase 59-64% dengan acuan nilai BOR ideal yaitu 75-85 % (Herlambang,S. Marwani,
A,2012), sehingga dapat disimpulkan bahwa BOR di ruangan Baji ateka belum cukup
ideal.
Masalah : Sarana dan prasarana di ruang Perawatan baji ateka belum cukup memadai.
b. Informasi
Observasi : Dari hasil observasi tanggal 6-9 Maret 2023 menunjukkan pelaksanaan universal
precaution tergolong optimal pada saat penerimaan pasien baru, keluarga pasien dan pasien
diorientasi tentang pencegahan infeksi atau universal precaution tentang cuci tangan untuk
mencegah infeksi nasokomial baik dari pasien ke penjenguk atau penjenguk ke pasien.
Masalah : Telah optimal komunikasi efektif tentang pencegahan infeksi pada saat penerimaan
pasien baru.
2. Proses
a. Fungsi perencanaan
Perencaan merupakan langkah awal dalam manajemen keperawatan dimana dengan
perencanaan yang baik dan tetap sasaran dapat tercapai sesuai tujuan yang diharapakan
adapun permasalahan utama yang ditemukan pada fungsi perencanaan diruang rawat inap
LT.3 Baji ateka RSUD Labuang Baji.
1) Visi dan misi organisasi
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan tidak ada Visi dan Misi Ruangan namun yang
ada yaitu visi dan misi Rumah Sakit Labuang Baji, yang mana visi dan misi ruangan Baji
ateka mengacu pada visi dan misi rumah sakit.
Observasi : Hasil pengamatan diruang Baji ateka terpajang visi dan misi RS Labuang
Baji.
Masalah : Tidak ada masalah
2) Perencanaan SDM
Kuesioner : Kepala ruangan telah melakukan perencanaan SDM tiap tahun.
Observasi : Kepala ruangan menjalankan tugas mengelola tenaga perawat diruang
perawatan dengan mengatur jadwal dinas sesuai dengan jumlah kuota pasien.
Masalah : Jumlah perawat masih belum sesuai dengan kebutuhan tenaga perawat di
ruangan. Sesuai data pengkajian yang kami dapatkan yaitu terjadi peningkatan pasien
sebanyak 20 pasien pada tanggal 6-9 Maret 2023. Berdasarkan perhitungan tenaga
perawat menggunakan rumus Douglas di dapatkan kurangnya tenaga perawat atau tenaga
perawat tidak sesuai
b. Fungsi perorganisasian
Fungsi pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua. Pengorganisasian adalah
rangkaian untuk mewujudkan proses kerja yang berfungsi sebagai total system agar bergerak
kearah tujuan yang sama adapun fungsi manajemen pengorganisasian diruang Perawatan baji
ateka yaitu:
1) Struktur organisasi
3) Uraian tugas
Wawancara : Kepala ruangan mengatakan bahwa uraian tugas yang diberikan sudah
sesuai batas wewenang dan tanggung jawab yang cukup jelas dan job deskripsinya
masing-masing.
Observasi : di ruangan belum terdapat tugas dan fungsi atau uraian tugas secara tertulis
Kuesioner : Pembuatan jadwal dinas melibatkan semua staf perawat.
Masalah : Uraian tugas masih dalam bentuk penyampaian atau lisan bukan dalam bentuk
tulisan
c. Fungsi ketenagaan
Ketengaan adalah aktivitas yang diambil untuk menarik, mempekerjakan dan menggaji
personil atau karyawan dukungan efektif dalam penjualan dalam organisasi. Dalam
keperawatan ketenagaan adalah pemilihan, pelatihan. memotivasi, dan mempertahankan
personil dalam organisasi.
2. Kebutuhan tenaga
Wawancara: Kepala ruangan mengatakan kebutuhan tenaga kerja di ruangan Baji ateka
belum tercukupi dikarenakan ketika ada perawat yang cuti atau sakit tidak ada tenaga
perawat lain yang bisa menggantikan.
Observasi : Menurut hasil perhitungan tenaga kerja dengan menggunakan rumus
Douglas didapatkan hasil bahwa kebutuhan tenaga di ruangan Baji ateka belum cukup
terpenuhi,
Masalah : Kompetensi perawat diruangan Baji ateka belum optimal dan masih
membutuhkan pelatihan dan melanjutkan pendidikan .
d. Fungsi pengarahan
1) Memotivasi kepada perawat
Observasi : Berdasarkan hasil pengamatan pada tanggal 6-9 Maret 2023, di ruang Baji
ateka dilakukan ronde keperawatan.
1) M1-Ketenagaan (SDM)
Berdasarkan hasil kuesioner 1 kepala ruangan, 1 ketua tim dan 13
perawat pelaksana didapatkan data :
Kekuatan :
a) Perawat mengatakan pembagian tugas sesuai dengan tugasnya
b) Perawat mengatakan kepala ruangan sudah optimal dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
c) Menggunakan model asuha keperawtan tim yang di yakini lebih
efisien
d) Jumlah tenaga perawat tidak tercukupi
Kelemahan :
a) Jika pembagian tugas dalam tim tidak jelas maka tanggung jawab
tim juga tidak jelas
Ancaman :
a) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dalam hal pelayanan keperawatan
profesional
b) Kerja sama tim belum maksimal sehingga komunikasi yang tercipta
kurang efektif dan dapat berdampak pada kualitas asuhan
keperawatan yang di berikan
3) M3-Metode
Kekuatan :
a) Rumah Sakit memiliki visi dan misi sebagai acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
b) Ketua tim dan perawat pelaksana melakukan tugasnya sesuai dengan
pembagian tugas dari kepala ruangan
c) Dilakukan operan jaga
Kelemahan :
a) Pendokumentasian hanya dilakukan secara manual
b) Tidak dilakukannya prsentasi kasus setiap bulan
c) Tidak mempersentasekan kondisi klien dan tindakan yang
dilakukan saat ronde / timbang terima
Peluang :
a) Adanya kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MPKP
b) Adanya keinginan perawat untuk memperbaiki dan belajar tentang
MAKP
Ancaman :
a) Persaingan dengan rumah sakit yang semakin tinggi sehingga
mempengaruhi kualitas asuhan yang di berikan
b) Makin tinggi kesadaran masyarakat tentang pelayanan yang
berkualitas
c) Adanya tuntutan masyarakat akan pelayanan rumah sakit yang
professional
4) M4-Money
Kekuatan :
a) Sumber keuangan dalam ruangan jantung lantai 3 RSUD Labuang
Baji didukung dari keuangan RSUD Labuang Baji. Namun
dikarenakan kurangnya dana sehingga kepala ruangan berinisiatif
untuk melengkapi kekurangan dengan mengadakan sendiri.
Kekurangan :
a) Kerugian yang dirasakan dari setiap individu
b) Tidak tercapainya fasilitas / kebutuhan yang diinginkan
karena sumber dana yang tidak memadai
c) Pembagian sumber dana yang tidak merata di lingkup rumah sakit
Peluang :
a) Sumber keuangan ruangan perawatan jantung seharusnya di
dukung oleh pihak rumah sakit
b) Selain dari pihak rumah sakit sumber keuangan juga bisa dari
asuransi kesehatan, apotik, kantin, koperasi dll
Ancaman :
a) Ketidakadilan dan ketidakberhasilan dalam mengelola sumber
pendapatan akan berujung pada kemunduran status keuangan
rumah sakit
5) M5-Mutu
Kekuatan :
a) Ruangan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
keselamatan pasien
b) Perawat memberikan terapi medikasi sesuai dengan instruksi dokter
c) Perawat selalu memantau atau mengobservasi keadaan pasien
d) Perawat bersikap sopan dan ramah dalam melayani pasien
e) Perawat selalu memperhatikan dan menanggapi keluhan yang dirasakan
pasien
Kelemahan :
a) Kurangnya eduksi yang diberikan terhadap tindakan yang akan
dilakukan oleh pasien
2. M2- Material
Dari hasil pengkajian dan Sarana dan Mengusulkan
wawancara yang dilakukan kepada prasarana di ruang pengadaan bed dalam
kepala ruangan dan perawat di Perawatan baji ateka ruangan seseuai
dapatkan data bahwa hasil belum cukup kebutuhan atau
perhitungan BOR pada tanggal 6-9 memadai (BOR) perhitungan BOR
Maret 2023, BOR tidak ideal dengan
persentase 59-64% dengan acuan
nilai BOR ideal yaitu 75-85 %
(Herlambang,S. Marwani, A,2012),
sehingga dapat disimpulkan bahwa
BOR di ruangan Baji ateka belum
cukup ideal.
3. M3-Method
Dari hasil pengkajian dan Masih kurangnya Meningkatkan
wawancara yang dilakukan kepada penerapakan komunikasi dua arah
kepala ruangan dan perawat di komunikasi efektif secara efektif untuk
dapatkan data bahwa masih terapat atau terapeutik yang mengatasi masalah
masalah koordinasi hubungan dilakukan perawat penyampaian informasi
perawat dengan keluarga pasien serta lebih
serta perawat dan pasien dalam mengefienkan
melakukan asuhan keperawatan penerapan model MPKP
4. M4-Money (Keuangan)
Dari hasil pengkajian dan Gaji yang diterima Pengadaan kompensasi
wawancara yang dilakukan kepada oleh perawat tidak bagi perawat sesuai
kepala ruangan dan perawat di sesuai dengan dengan beban kerja
dapatkan data bahwa Selama ini pekerjaan dan yang di hadapi
belum ada insentif untuk para ketua harapan
perawat primer (PP) sehingga perlu
adanya insentif karena beban kerja
perawat primer (PP) melebihi
perawat assosiative (PA)
5. M5-Mutu
Dari hasil pengkajian dan Kurangnya RS Menyediakan wadah
wawancara yang dilakukan kepada pengembangan karir pengembangan karir
kepala ruangan dan perawat di bagi tenaga perawat bagi para perawat sesuai
dapatkan data bahwa Masih dirumah sakit untuk dengan kempetensi
minimnya fasilitas pengembangan menunjang keahliannya
karir bagi perawat sehingga dapat kompetensi yang
mempengaruhi penerapan skill dimilki
ataupun imu-ilmu terbaru di RS
Dari hasil pengkajian dan kurangnya wadah Ruangan dapat
wawancara yang dilakukan kepada atau tempat bagi memfasilitasi perawat
kepala ruangan dan perawat di perawat yang ingin untuk menyampaiakan
dapatkan data bahwa Tidak adanya memberikan kesan keluhan, kesan, saran
wadah pengaduan untuk ataupun saran selama bekerja.
menyampaikan keluhan kepada selama bekerja
atasan
A. Implementasi Kegiatan
Tahap implementasi merupakan kegiatan penyelesaian masalah sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.
Adapun implementasi yang telah dilakukan, yaitu:
1. Kebutuhan tenaga perawat belum tercukupi
Implementasi : Memberikan saran kepada kepala ruangan untuk penambahan perawat diruang Baji Ateka
2. Adanya prasarana atau fasilitas yang belum memadai baik yang perlu ditambah ataupun perlu perbaikan
Implementasi: Memberikan saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun yang belum ada
B. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi kegiatan dari implementasi masalah yang telah dilakukan, adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan tenaga perawat belum tercukupi
Evaluasi struktur:
Koordinasi dengan kepala ruangan untuk penambahan jumlah tenaga perawat diruang Baji Ateka
Evaluasi proses:
Mahasiswa berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala ruangan untuk penambahan jumlah tenaga perawat
Evaluasi hasil:
Telah berkoordinasi dan berdiskusi dengan kepala ruangan mengenai penambahan tenaga perawat
2. Adanya prasarana atau fasilitas yang belum memadai baik yang perlu ditambah ataupun perlu perbaikan.
Evaluasi struktur:
Koordinasi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun yang belum
ada dan peningkatan pemanfaatan tempat tidur yang lebih
Evaluasi proses:
Mahasiswa berkoordinasi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang kurang maupun
yang belum ada
Evaluasi hasil:
Mahasiswa telah melakukan diskusi dengan kepala ruangan terkait saran untuk memenuhi fasilitas yang
kurang maupun yang belum ada
C. Rencana Tindak Lanjut
1. Diharapkan perawat di ruang perawatan Baji Ateka dapat menjaga SOP pada setiap Tindakan keperawatan
yang dilakukan
2. Diharapkan perawat di ruang perawatan Baji Ateka ada penambahan jumlah tenaga perawat untuk mengurangi
beban kerja agar meningkatkan pelayanan
3. Diharapkan agar fasilitas sarana dan prasana dapat tercukupi dan peningkatan pemanfaatan sarana yang
jumlahnya lebih.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek profesi departemen manajemen keperawatan di Ruangan Baji Ateka RSUD
Labuang Baji pada tanggal 6-18 Maret 2023, disimpulkan bahwa :
1. Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan diruang Baji Ateka RSUD Labuang Baji yakni
model MPKP TIM dimana ada kepala ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
2. Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standar operasional prosedur dengan rutinitas
kegiatan antara lain timbang terima, pre dan post conference dan ronde keperawatan
3. Telah diterapkannya asuhan keperawatan spiritual namun belum maksimal di ruang Baji Ateka
4. Telah diusulkannya sarana dan prasaran dari kepala ruangan kepada pihak rumah sakit.
B. Saran
1. Pihak Rumah Sakit
a. Diharapkan perawat selalu melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai SOP yang ada
b. Kerjasama dan peningkatan kualitas dari staf keperawatan dan manajer lebih ditingkatkan lagi
demi suksesnya penerapan MPKP di ruang perawatan Baji Ateka RSUD Labuang Baji
2. Institusi
Diharapkan pihak institusi memberikan pembekalan kembali kepada mahasiswa terkait
target pencapaian yang akan dikerjakan mahasiswa sebelum mahasiswa turun di lahan, agar target
yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.
3. Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa mencari referensi tentang manajemen keperawatan sebelum masuk
praktik manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
b. Diharapkan mahasiswa lebih berperan aktif dalam praktik manajemen keperawatan.
c. Diharapkan mahasiswa lebih aktif melakukan role model MPKP sebagai contoh kepada
perawat ruangan.
Skenario Hand Over / Timbang Terima
Karu Adit) Kepada perawat ainun, perawat ayu dan perawat tami,
silahkan mengecek pasien.
Pasien 6 Ners
PP Ayu (Siang) iya ibu, untuk mengurangi rasa nyeri ibu bisa
melakukan relaksasi nafas dalam dengan cara tarik
nafas melalui hidung tahan 3 detik kemudian
hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut. Ibu
bisa melakukan cara ini sampai ibu nyeri yang ibu
rasakan berkurang. Bisa ibu lakukan cara yang sudah
saya ajarkan tadi ?
PP 1 Baiklah pak, apa ada keluhan lainnya selain dari yang disebutkan tadi?
PP 2 Begini bu, untuk menindak lanjuti masalah keperawatan yang bapak rasakan
maka saya berencana untuk mengadakan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah keperawatan yang belum
terselesaikan yang nantinya pemasalahan ini akan diberikan solusi. Tujuan
tindakan ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalahan
yang masih dirasakan ibu saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada
kelurga untuk mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon bapak
untuk mengisi formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan.
Keluarga pasien Oh, begitu ya.. terus saya harus bagaimana Suster?
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian PP menuju ke ruang perawat untuk memberikan
tugas kepada perawat pelaksana.
Di Nurse Station
PA 1 Ia ners, saya rasa memang bagus kalau Ny M yang menjadi pasien yang
akan di ronde kan.
PP 1 Maka dari itu, nanti tolong ya kepada perawat pelaksana untuk mengkaji lebih
lanjut masalah yang ada pada pasien.
PA 1 Baik ners.
Di ruang pasien
PA 1 Selamat pagi Pak? Perkenalkan saya perawat pelaksana. Disini saya yang akan
merawat ibu pada hari ini bersama teman saya. Bagaimana kabarnya hari ini
Ny “M” bu?
Iya suster, nyeri kepala dan dada yang ibu rasakan sudah berkurang .
Keluarga pasien
Oh, begitu ya pak. Baik, kami disini, akan melakukan pengkajian pada ibu,
PA 1
untuk mengetahui masalah apa yang ada pada ibu ya pak?.
PA pun melakukan pengkajian kepada pasien. Ternyata didapatkan hasil bahwa pasien mengalami
Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan dengan
adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami kelelahan dan gangguan pola tidur
berhubungan dengan kurang kontrol tidur. TD: 180/108mmHg, RR: 20x/mnt, Nadi : 114x/menit,
Suhu : 36,5oC, Spo2 : 98%. Sekarang pasien terpasang cairan infuse RL dan. Setelah mendapatkan
data yang dirasa cukup, kemudian PA melaporkan hasil pengkajiannya kepada PP.
PA 2 : Ners, pengkajian sudah kami lakukan.
PA 2 : Ternyata didapatkan hasil bahwa pasien mengalami Nyeri akut b/d agen
pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan dengan
adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami kelelahan dan
gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur. TD: 180/108mmHg,
RR: 20x/mnt, Nadi : 114x/menit, Suhu : 36,5oC, Spo2 : 98%. Sekarang pasien
terpasang cairan infuse RL.
Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke pasiennya
PP 2 :
saja ya..
PA 2 : Baik ners..
PP dan PA melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan validasi data, PP melakukan kontrak
waktu esok hari untuk ronde keperawatan.
Di ruang pasien.
PP 2 Baik, terima kasih atas kerja samanya. Kita ketemu lagi besok ya Pak,
untuk melakukan ronde keperawatan.
Keesokan harinya Jam 8.30 menit di Ruang Baji Ateka lantai 3 saat konfrence.
Karu: rekan-rekan sekalian sesuai kontrak kita hari ini kita akan mengadakan ronde keperawatan
pada Ny M pada jam 10.00. Yang akan melakukan ronde keperawatan adalah Perawat Penanggung
jawab dan Perawat pelaksana (Asosiet) . Jam 10.00 tepat di adakan ronde keperawatan di ruang
pasien kamar 306
Kegiatan ronde diikuti oleh: kepala ruangan sebagai pemimpin ronde keperawatan, PP yang akan
sebagai pemberi materi ronde keperawatan, dan Perawat pelaksana (Asosiet).
Selamat pagi semuanya... pasien dalam ronde keperawatan kita kali ini
adalah Ny M, usia 48 tahun dengan diagnose medis HT. Ternyata saat
pengkajian didapatkan hasil bahwa pasien mengalami Nyeri akut b/d
agen pencedera fisiologis (Nyeri Kepala), penurunan curah jantung dibuktikan
dengan adanya peningkatan JVV dan akral dingin serta pasien mnegalami
kelelahan dan gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur.
TD: 185/100 mmHg, RR: 20x/mnt, Nadi : 90x/menit, Suhu : 36,5 oC, Spo2 : 98%.
Sekarang pasien
terpasang cairan infuse RL.
Karu : Sampai disini ada yang mau ditambahan untuk katim dan perawat pelaksanan?
Karu : Baiklah jika tidak ada yang ingin ditambahkan, kita langsung saja menuju
ruangan pasien untuk memvalidasi data.
Tim ronde keperawatan bersama karu, katim, dan perawat pelaksana melakukan Validasi Data..
Di Ruangan Pasien…
Karu Assalamualaikum.. Selamat pagi. Gimana keadaannya ibu hari ini pak?
Karu : Baik, tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan pasien tersebut,
bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul tambahan selain yang telah
diungkapkan tadi?
PA 1 : Menurut saya, untuk nyeri akut, penurunan curah jantung dan gangguan pola
tidur intervensi yang diberikan sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI.
Karu : Baiklah sesuai hasil ronde kita hari ini saya akan menyimpulkan. Intervensi yang
dapat dilakukan pada Ny “M” adalah intervensi yang diberikan sesuai standar
SDKI, SLKI, dan SIKI. Apakah ada yang ingin menambah
kesimpulan?
Karu : Baiklah kalau tidak ada kita tutup saja ronde keperawatan hari ini.. Terima kasih
kepada katim dan perawat pelaksana . Selamat siang. Assalamalaikum
Wr. Wb...
Perawat Pelaksana:
1. Tamiyah Wulandari
2. Sitti Aulia Putri
3. Ainun Annisha
PRE CONFERENCE
Setelah operan shift pagi ke siangdi ruang perawatan melakukan pre conference dan
kepala ruangan membuka acara pre conference.
Terpasang IVFD RL
Injeksi ceftriaxone 1gr/12jam
Metronidazole i flc/8 jam/IV
Injeksi Ranitidin 1ampl/8 jam
Injeksi ketorolac 1amp/8jam
Katim B (Ina Arliana Sari) : Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi, saya akan
melaporkan jumlah pasien di pada pagi hari ini berjumlah 12 orang.
1 Ny. Mahdania 306 S HT on Treatment + Dyspepsia
A Bedrest
R THERAPHY :
Terpasang IVFD RL
ISDN 5 mg
Amlodipin 10 mg
Ranitidin 1 amp/12 jam/IV
Ketorolac 1 amp/IV
Puyer 3x1
Nursalam. 2014. Manajemen keperawatan (aplikasi dalampraktik keperawatan profesional) (4th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Nursalam. 2016. Managemen Keperawatan (aplikasi dalam praktik keperawatan profesional) (5th ed.). Jakarta:
Salemba Medika.
Notoadmodjo, S. 2010. Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatann Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 5. Jakarta:
Salemba Medika.
Suni, A. (2018). Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
LAMPPIRAN 1
Disusun Oleh :
KELOMPOK VII
WIDYASTUTI 14420221060
AMELIA HARTIKA RANI 14420221074
AINUN ANNISHA 14420221044
TAMIYA WULANDARI M 14420221035
SITTI AULIA PUTRI 14420221003
ADETYA EKA PRATAMA 14420221077
ABD.MAJID RUDIN 14420221036
LA ANDRIAWAN 14420221059
CI LAHAN CI INSTITUSI
I. Identitas
Topik : Hand Hygiene
Sub pokok bahasan : Penyuluhan Tentang Cuci Tangan
Sasaran : Keluarga pasien ganguan jiwa di ruang Wijaya Kusuma
Waktu : 10.30 WITA-selesai
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Maret 2023
Tempat : Ruang Perawatan Jantung Baji Ateka
Penyuluhan : 1. Moderator : Amelia Hartika Rani,S.Kep
2. Tamiya Wulandari,S.Kep
D A
E B
Keterangan :
A : Pemateri
E C B : Moderator
C : Fasilitator
IX. MATERI
terlampir
X. EVALUASI
A. Kriteria Pemantauan
Pemantauan
1. Input
a. Kegiatan penyuluhan dihadiri oleh 9 peserta
b. Media penyuluhan yang digunakan adalah Leaflet
c. Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
d. Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
e. Tempat penyuluhan adalah diruang tunggu Wijaya Kusuma
f. Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum kegiatan penyuluhan
2.Proses
a.Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
3. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi penyuluhan
4. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan yang lebih baik
MATERI
Jika Anda sering makan tanpa mencuci tangan maka bisa terkena infeksi bakteri
salmonella. Bakteri ini bisa menyebar secara langsung dari berbagai tempat. Potensi ini
juga bisa disebabkan karena makan sayuran mentah tanpa di cuci. Telur bakteri
salmonella akan berpindah dari makanan atau tangan ke dalam saluran pencernaan.
Bakteri ini bisa hidup dalam usus dan saluran pencernaan lain. Tanda keracunan bakteri
salmonella adalah seperti diare, sakit perut, keringat dingin, mual dan muntah. Untuk
mencegah agar tidak terlalu parah maka bisa meminta bantuan dokter.
Keracunan bakteri E. colli juga bisa terjadi jika Anda makan tanpa mencuci tangan.
Bakteri ini bisa berasal dari tempat umum seperti toilet. Misalnya jika Anda makan
setelah menggunakan toilet umum tanpa mencuci tangan, maka telur bakteri E.colli bisa
masuk ke saluran pencernaan secara langsung. Keracunan ini bisa menyebabkan diare
yang sangat berat, kram perut, nyeri perut yang parah dan jika tidak segera diobati maka
bisa menyebabkan gagal ginjal. (baca juga : bahaya gagal ginjal – gejala dan
pencegahannya)
Jika Anda memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, maka bisa
menyebabkan infeksi tenggorokan. Hal ini terjadi ketika ada banyak bakteri yang sudah
melekat ke tangan kemudian menyebar ke saluran pencernaan. Makanan yang masuk ke
saluran tenggorokan akan berhubungan langsung dengan lendir. Kemudian bakteri akan
tinggal dalam bagian lendir tersebut dan berkembang dengan pesat. Kondisi ini bisa
menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi yang lebih buruk. (baca juga : bahaya
radang tenggorokan kronis)
5.Diare
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga sangat rentan terkena penyakit
diare. Infeksi ini bisa disebabkan oleh virus atau bakteri yang sebelumnya sudah ada di
tangan. Kemudian akan masuk ke saluran pencernaan lewat makanan yang bersentuhan
langsung dengan tangan. Perkembangan bakteri atau virus dalam saluran pencernaan
bisa menyebabkan diare. Usus tidak bisa menerima bakteri tersebut sehingga membuat
reaksi diare. Untuk mencegah hal yang lebih buruk sebaiknya segera kunjungi dokter
Anda.
Bahaya tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena hepatitis B. Penyakit
hepatitis ini akan menyerang organ hati dan menyebabkan penderita sulit untuk
memiliki tubuh yang sehat. Hepatitis B termasuk jenis penyakit yang mudah menular.
Salah satu cara untuk mencegahnya adalah sering mencuci tangan. Mencuci tangan
sebelum makan bisa menurunkan resiko hepatitis B. Virus ini bisa menyebar dengan
mudah lewat udara dan makanan. Bahkan lingkungan yang buruk bisa menjadi tempat
endemi hepatitis B. (baca juga : penyebab hepatitis kronis dan jenis-jenis hepatitis yang
perlu diwaspadai)
Infeksi ini bisa menyebabkan penyakit shigellosis, yang merupakan infeksi akibat jenis
bakteri shigela. Penyakit yang dihasilkan seperti disentri. Disentri umumnya disebabkan
karena kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan. Ketika tangan Anda kotor
setelah melakukan berbagai pekerjaan maka mungkin banyak bakteri yang bersarang
dalam tangan Anda. Kontaminasi bisa terjadi lewat makanan itu sendiri atau tangan
yang kotor. Penyakit ini ditandai dengan demam, diare yang parah, diare bisa disertai
darah dan dehidrasi.
8.Resiko Infeksi Botulisme
Orang yang tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena infeksi penyakit
botulisme. Penyakit ini menular secara langsung lewat makanan dan tangan yang kotor.
Ini termasuk jenis infeksi yang sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian.
Infeksi juga membutuhkan perawatan yang segera untuk mengurangi potensi bahaya
yang lebih buruk. Beberapa tanda infeksi ini adalah seperti diare, sakit perut, mual,
muntah, demam, pandangan kabur dan hilang kesadaran.
Resiko infeksi amoebiasis adalah jenis penyakit yang bisa disebabkan karena tidak
mencuci tangan sebelum makan. Penyakit ini akan menyebabkan penderita mengalami
disentri. Jenis amuba penyebab infeksi ini termasuk dalam kelas Entamoeba histolitica.
Infeksi ini tidak hanya menyerang pada saluran pencernaan namun juga berbagai organ
lain. Karena itu infeksi ini cepat berkembang dalam tubuh dan membutuhkan perawatan
darurat. Mencuci tangan sebelum makan bisa mencegah kondisi yang lebih berbahaya.
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk,
flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang
dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
membuat penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja
berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar
dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.
11. Resiko Radang Pernafasan
Orang yang memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan juga bisa terkena
penyakit radang saluran pernafasan. Penyakit ini bisa menyebabkan sesak nafas, batuk,
flu dan radang tenggorokan. Penyakit ini bisa menyebar lewat bakteri atau virus yang
masuk ke tubuh lewat makanan. Ketika bakteri atau sumber penyebab infeksi
bersentuhan dengan lendir dalam tenggorokan, maka sumber infeksi akan berkembang
dalam tempat itu. Kemudian akan menyebabkan penurunan sistem kekebalan tubuh dan
membuat penderita mudah sakit. Sumber penyebab penyakit seperti bakteri atau virus
mungkin memang tidak terlihat oleh mata secara langsung. Sumber infeksi bisa saja
berasal dari makanan, lingkungan atau tangan yang kotor ketika makan. Untuk
mengatasi berbagai bahaya tersebut maka biasakan untuk selalu mencuci tangan
sebelum makan. Anda bisa mencoba untuk melakukan cara mencuci tangan yang benar
dan steril agar benar-benar bersih dan tidak terkena resiko penyakit.
1. Menurut Handayani , dkk (2020) waktu pelaksanaan cuci tangan adalah sebagai berikut:
c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah memegang
bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.
g. Sebelum dan setelah memegang orang sakit atau orang yang terluka.
j. Setelah menggunakan fasilitas umum (mis. toilet, warnet, wartel, dan lain – lain).
5
9
DAFTAR PUSTAKA
6
0
LAMPIRAN 2
A. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan : Adetya Eka Pratama
2. Katim : Ainun Annisha
3. PP : Widyastuti
4. PP : Amelia Hartika Rani Putri
5. PP : Abdul Majid Rudin
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu nyeri akut, penurunan curah
jantung dan gangguan pola tidur. Yang jika tidak diatasi dengan segera akan
menyebabkan masalah pasien tidak teratasi
2. Tujuan khusus
6
1
Laporan Pendahuluan
HIPERTENSI
Di susun oleh:
KELOMPOK VII
WIDYASTUTI 14420221060
AMELIA HARTIKA RANI 14420221074
AINUN ANNISHA 14420221044
TAMIYA WULANDARI M 14420221035
SITTI AULIA PUTRI 14420221003
ADETYA EKA PRATAMA 14420221077
ABD. MAJID RUDIN 14420221036
LA ANDRIAWAN 14420221059
CI LAHAN CI INSTITUSI
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
6
3
3. Klasifikasi
4. Patofisiologi
6
4
mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan streoid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yanng mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal, mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin 1 yang kemudian diubah menjadi
angiotensin 2,saat vasokonstriktor kuat,yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air ditubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mengakibatkan keadaan
hipertensi (Kirsti & Sax, 2018)
6
5
Pathway
HIPERTENSI
Kerusakan vaskuler
pembuluh darah Respon RAA Merangsang aldosteron
Retensi Na
Blood Flow↓
Perubahan struktur
Edema
Vasokontriksi
Penyumbatan
pembubuluh darah Hipervolemia
Pembuluh darah
ginjal
Suplai O2 ke otak↓
Vasokontriksi Gangguan sirkulasi
Afterload↑ Fatigue
Retensi pembuluh
darah otak↓
Gangguan Pola
Nyeri akut
Peningkatan kerja Tidur
jantung
Infark miokard
Gangguan
Perfusi
Nyeri dada
6
6
5. Manifestasi Klinik
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak Nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epitaksis (mimisan)
h. Kesadaran menurun
6. Komplikasi
a. Penyakit jantung
b. Ginjal
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
8. Penatalaksanaan
6
8
menciptakan keadaan rileks, mengurangi stress dan menurunkan
kecemasan. Terapi nonfarmakologi diberikan untuk semua pasien
hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan
mengendalikan faktor resiko serta penyakit lainnya.
b. Terapi farmakologi
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengkajian Umum
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggua ktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Pernafasan
2) Nutrisi
3) Eliminasi
4) Aktivitas
5) Istirahat tidur
6) Personal Hygiene
8) Komunikasi
9) Spiritual
10) Pengetahuan
3) Keadaan fisik
Menurut (Beshay et al., 2021) diagnosis yang biasa muncul pada penderita
hipertensi sebagai berikut:
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokontriksi, hipertrofi ventrikuler,iskemia miokard
b. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral dan iskemia.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
7
1
3. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosis Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi(SIKI,2018) Rasional
1. Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
jantung berhubungan intervensi keperawatan
1) Monitor aritmia. 1) Mengetahui irama jantung.
dengan peningkatan 3x24 jam diharapkan
2) Monitor elektrolit yang 2) Mengetahui penyebab
afterload, vasokontriksi, curah jantung normal
dapat meningkatkan risiko risiko aritmia
hipertrofi ventrikuler, dengan criteria hasil:
aritmia. meningkat
iskemiamiokard 1) Tekanan darah
3) MonitorsaturasiO2. 3) Mengetahui suplai
menurun
Terapeutik: oksigen.
2) Nadi menurun
1) Pertahankan tirahbaring Terapeutik:
3) Tidak mengeluh lelah
minimal 12jam. 1) Meningkatkan istirahat dan
4) Dyspnea menurun 2) Pasang akses intravena. ketenangan.
2) Untuk pemberian cairan dan
3) Berikan terapi relaksasi
elektrolit.
untuk mengurangi stress
3) Memberikan ketenangan
dan cemas.
dan kenyamanan klien.
Edukasi:
Edukasi:
1)Anjurkan segera melaporkan
1)Mengetahui kualitas nyeri
nyeri dada.
yang dirasakan klien.
Kolaborasi:
Kolaborasi:
72
1) Kolaborasi pemberian 1) Membantu mengencerkan
anti platelet,jika darah.
perlu. 2) Penunjang dalam
2) Kolaborasi pemeriksaanX- menetapkan diagnosis dan
Ray dada, jika perlu. intervensi.
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Observasi: Observasi:
dengan peningkatan intervensi keperawatan
1) Identifikasi lokasi, 1) Mengetahui nyeri dan
tekanan vaskuler serebral 3x24 jam diharapkan
karakteristik, durasi, membantu perencanaan
dan iskemia nyeri akut berkurang
frekuensi, kualitas tindakan keperawatan
dengan criteria hasil:
dan intensitas nyeri. yang tepat.
1) Klien tidak mengeluh
2) Identifikasi skala nyeri. 2) Mengetahui skala nyeri.
nyeri
3) Identifikasi factor yang 3) Mengetahui factor yang
2) Klien tidak
memperberat dan mempengaruhi nyeri.
menunjukkan ekspresi
memperingan nyeri. Terapeutik:
nyeri
Terapeutik:
3) Skala nyeri berkurang 1) Membantu meredakan
1) Berikan teknik non nyeri.
4) Tekanan darah
farmakologis untuk 2) Membantu menjaga kualitas
menurun
mengurangi rasanyeri.
5) Nadi menurun tidur
2) Fasilitasi istirahat dan tidur.
73
Edukasi: Edukasi:
74
3)Tekanan darah Edukasi: Edukasi:
menurun
1) Anjurkan tirah baring. 1) Memulihkan energy klien.
75
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang di harapkan (Syafawani,2020).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah penilaian dengan cara
membandingkan perubahan keadaan klien (hasil yang diamati) dengan
tujuan dan criteria hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan.Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah
tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum untuk memudahkan
mengevaluasi atau memantau klien digunakan komponen SOAP
(Syafawani,2020).
76
DAFTAR PUSTAKA
American Hearth Assosiation (2017) Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Clinical Practice Guidelines. J
Am Coll Cardiol 2018;71:e127-e248
Beshay, S., Guha, A., & Sahay, S. (2021). Evaluation , Diagnosis , and Classification of
Pulmonary Hypertension. 17(2), 86–91. https://doi.org/10.1183/13993003.01913-2018.
County, B. (2019). Risk factors for hypertension among young adults (18-35) years attending in
Tenwek Mission Hospital, Bomet County, Kenya in 2018. 8688, 1–8.
https://doi.org/10.11604/pamj.2019.33.210.18407
Kirsti, U., & Sax, M. (2018). Awareness of hypertension and depressive symptoms : a cross-
sectional study in a primary care population. 36(3), 323–328.
https://doi.org/10.1080/02813432.2018.1499588
Lee, J., Kim, K., & Cho, M. (2019). Current status and therapeutic considerations of
hypertension in the elderly. 687–695.
Yin, R., Yin, L., Li, L., Silva-nash, J., Tan, J., Pan, Z., Zeng, J., & Yan, L. L. (2021).
Hypertension in China : burdens , guidelines and policy responses : a state-of-the-art
review. July. https://doi.org/10.1038/s41371-021-00570-z
77
Lampiran 6
78
DOKUMENTASI EDUKASI HAND HYGIENE
79