You are on page 1of 10

METODE GEOLISTRIK

Prinsip dasar yang dipakai pada pendugaan geolistrik adalah dengan cara mengalirkan
arus listrik ke dalam bumi sehingga muncul medan listrik (electric field) di sekitar kedua
elektroda arus A dan B. Penyelidikan geolistrik ini meliputi pendeteksian besarnya medan
potensial, medan elektromagnetik dan arus listrik yang mengalir di dalam bumi baik secara
alamiah (metoda pasif) maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi (metoda aktif) dari
permukaan.
Apabila kondisi di permukaan bumi merupakan batuan yang homogen, isotropis, maka
akan timbul tegangan yang sama di semua tempat, namun karena kondisi di bawah permukaan
bumi pada kenyataanya tidak homogen maka tegangan yang timbul berbeda di setiap tempat.
Perbedaan tegangan atau potensial ini diukur di permukaan tanah melalui dua buah elektroda
potensial M dan N, ke dua elektroda ini dihubungkan dengan alat percatat (receiver).
Pada metoda geolistrik tahanan jenis ini, arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus. Kemudian beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis
masing-masing lapisan dibawah titik ukur (sounding point).

Gb. 1 Konfigurasi pengukuran geolistrik tahanan jenis

Dalam melakukan eksplorasi tahanan jenis (resistivitas) diperlukan pengetahuan


rencana perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik
tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur. Besaran koreksi terhadap
perbedaan letak titik pengamatan tersebut dinamakan faktor geometri. Faktor geometri
diturunkan dari beda potensial yang terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh
injeksi arus pada elektroda arus AB, yaitu :
Faktor geometri K, merupakan unsur penting dalam pendugaan geolistrik baik
pendugaan vertikal maupun horizontal, karena faktor geometri akan tetap untuk posisi AB dan
MN yang tetap.

A M N B

Gambar 2. Susunan Elektroda Arus dan Potensial

ΔV =VM −VN =
Iρ 1
)(

[(
1
2 π AM BM

1

1
AN BN )]
[ AM BM ) ( AN BN )]
−1

ρ=2 π (
1 1 1 1 ΔV
− − −
I
ΔV
ρ=K
I
Dengan

[( )]
−1
K=2 π
1

1
AM BM

1

1
AN BN )(

Dengan satu pendekatan melalui metoda Schlumberger, susunan


elektroda pada saat pengambilan data seperti terlihat pada gambar 3. dengan menggunakan
faktor geometri :
K = π (L2 – l2)/2l
A M I N B
L

Gambar 3. Susunan Elektroda Metoda Schlumberger


Keuntungan dan keterbatasan metoda Schlumberger :
- Tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral setempat, sehingga metoda ini
dianjurkan untuk penyelidikan dalam.
- Elektroda potensial tidak terlalu sering dipindahkan, sehingga mengurangi jumlah
tenaga/buruh yang dipakai.
- Perbandingan AB/MN harus di antara 2,5 < AB/MN < 50.
- Keunggulannya terdapat pada informasi data yang diperoleh secara vertikal dan
keterbatasannya terdapat pada informasi data yang diperoleh secara horizontal.
Terdapat beberapa metoda yang digunakan dalam interpretasi data tahanan jenis.
Salah satu cara yang cukup sederhana adalah metoda pencocokan kurva (curve matching).
Metoda ini dilakukan karena dari data hasil pengukuran lapangan yang kita dapatkan adalah
harga resistivitas semu sebagai fungsi dari spasi elektrodanya, ρ as= f(AB/2) atau log ρ as =
f(AB/2).
AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA

Peralatan yang digunakan adalah

1. Resistivity meter Neoresist - HJ 3454 : 1 buah


2. Kabel arus : 2 gulung
3. Kabel potensial : 2 gulung
4. Elektroda arus : 2 buah
5. Elektroda potensial : 2 buah
6. Alat tulis : 1 Set
7. Kalkulator : 1 buah
8. Tabel pengamatan : 1 buah
9. Kertas bilog : 1 buah

Prosedur Pengukuran
Pengukuran data dengan menggunakan resistivity meter naniura :
1. Meletakan alat resistivity meter ditempat yang aman dari sinar matahari langsung.
2. Memeriksa apakah sumber tegangannya baik dan baterai analognya juga baik . (Jika
baik , nilai arus atau tegangan menunjukan angka 000.0).
3. Menginjeksikan elektroda potensial dan arus pada jarak yang telah ditentukan.
4. Menghubungkan kabel penghubung elektroda potensial dan arus pada alat resistivity
meter (perhatikan tanda + dan – jangan sampai tertukar).
5. Perhatikan tanda (jarum) current pada alat resistivity meter, jika jarum penunjuk
tersebut belum berada pada daerah merah, maka salah satu elektroda arus belum
tertanam dengan baik (kurang dalam) atau pun sambungan kabel putus.
6. Melihat counter digital tegangan (volt) , aturlah kompensator high (kasar) agar nilai
tegangan mendekati nol. Jika telah mendekati nol putar kompensator low (halus)
sampai counter tegangan menunjukan harga nol.
7. Menekan tombol inject, sebelumnya pastikan tidak ada yang memegang elektroda arus
.Tekanlah tombol inject sampai diperoleh harga arus (mA) yang konstan, setelah itu
tekan tombol hold.
8. Mencatat data pengukuran I terlebih dahulu kemudian data V, karena hanya data V
saja yang disimpan pada alat.
Akuisisi Pengukuran Sounding
1) Melakukan pengukuran sounding dengan menggunakan konfigurasi Schlumberger.
2) Pada gambar (3) pengukuran pertama dilakukan dengan membuat jarak (spasi) L & I.
Dari pengukuran ini diperoleh satu titik pengukuran . Pengukuran kedua dilakukan
dengan membuat jarak (spasi) antara (A) C1 – (M) P1 dan (N) P2 – (B) C2 menjadi lebih
panjang dan diperoleh titik pengukuran berikutnya.
3) Melakukan pengukuran sebanyak 2 kali (kecuali sudah terbiasa), kemudian catat
harganya pada tabel pengamatan seperti dibawah ini :

Setelah itu hitung nilai ρa, kemudian plot harga ρa terhadap AB/2 pada kertas bilog. Jika
dalam pengeplotan terdapat data yang tidak smooth maka lakukan pengukuran ulang,
atau pengukuran overlap hal ini dilakukan control kualitas data lapangan.

4) Melakukan pengukuran sampai dengan bentangan yang telah ditentukan.


(*Catatan)
Pengolahan Data Geolistrik Metode Schlumberger Proses pengambilan data dapat
dilakukan melalui 2 (dua) tahap pekerjaan, yaitu:
a. Pekerjaan Pra- survei
Tahapan dalam pelaksanaan pra survei adalah :
1. Mencatat posisi dan ketinggian lokasi.
2. Pemetaan geologi jenis batuan dan penyebarannya (urutan stratigrafi).
3. Mendeskripsikan jenis batuan (struktur, tekstur, komposisi mineral).

b. Survei Lapangan
Tahapan dalam pelaksanaan survei lapangan adalah :
1. Mengukur kedalaman sumur-sumur gali (lubang bor) guna untuk mengamati mineral
- mineral yang khas dan penghantar listrik.
2. Mengukur resistivitas sebaiknya menghindari tiang listrik, aliran air permukaan,
rentangannya tegak lurus aliran air permukaan atau tiang listrik.
3. Mendeskripsi jenis batuan (struktur, tekstur, komposisi mineral).
Software ip2win merupakan software yang digunakan untuk mengolah data 1D. software ini
cocok digunakan untuk mengolah data schlumberger. Selain IP2win software yang lain ialah
progress. Alur pengolahan data schlumberger menggunakan IP2win sebagai berikut :

 Buka IP2win klik new kemudian masukan nilai AB/2 dan MN. Data yang diperoleh dari
lapangan ialah AB/2, MN/2 dan rho karena IP2win meminta masukan MN maka nilai
MN/2 dilapangan dikalikan 2.semua data dimasukan kemudian save text untuk backup
data dan klik oke

 Langkah ke 2 ialah memilih konfigurasi MN yang digunakan karena menggunakan MN/2


maka gunakan nilai MN 2. Kurva warna hitam merupakan data lapangan sedangkan
kurva warna biru merupakan kurva marge atau penyatuan. Kemudian klik oke

 Langkah ketiga Menentukan nilai rho dan ketebalan masing masing layer. Gambar
dibawah ini merupakan tampilan pengolahan data lapanagn dengan kurva pendekatan
secara komputasi. Gariswarna biru merupakan nilai rho dari komputasi, kurva warna
merah merupakan kurva sintesis dan warna hitam merupakan data lapangan. Kolom
sebelah kanan merupakan nilai rho (), ketebalan (h) dan kedalaman (d) dan (alt)
kedalaman namun nilainya negatif. Langkah ini merupakan langkah yang penting dalam
menentukan ketebalan dan nilai rho. Jika pengeolahan dilakuakn dengan baik maka
akan menghasilkan nilai error yang kecil.

 IP2win menyediakan ikon untuk menghitung lapisan batuan secara otomatis dengan
meng klik ikon berwarna hijau seperti panah. Setelah diperoleh nilai error yang kecil
kemudian klik inversion dan save.

 Langkah selanjunya menampilkan penampang dua dimensi. Langkah ini memerlukan


data VES (satu dimensi) lebih dari satu. Caranya klik file- add file-pilih data ves yang
digunakan-open save.

 Setelah menyimpan datanya kemudian akan muncul informasi mengenai profil data
yang akan ditampilkan. Neme merupakan nama dari titik sounding. X merupakan jarak
anatar titik, Z merupakan elevasi dari titik sounding. Setelah mengatur semuanya
kemudian klik oke
 Gambar dibawah merupakan hasil dari penggabungan dua profil cross section. Warna
pada gamabr tersebut menunjukan nilai rho, sumbu verikan menunjukan nilai
kedalaman dan sumbu horizontal menunjukan nilai jarak antar titik. Untuk melihat profil
pseudo-section maka pilih section-pseudo section. Jika ingin menampilkan cross
section dan pseudo section maka pilih both section.

 Selanjutnya mengatur nilai kedalaman, skala warna rho, dan kedalaman maksimum
maka klik section-option. Akan muncul section option untuk mengatur skala dan
kedalaman.
 Skala warna dan kedalaman dapat diubah sesui dengan kembutuhan. Disusahakan
menggunakan warna yang menarik perhatian. Setelah itu kemudian klik oke maka skala
warna rho akan berubah.

You might also like