You are on page 1of 12

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) DESA BINTANG MAS POSKO 2

Peran Usaha Mikro di Desa Bintang Mas dalam Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Kuliah Kerja lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung
dalam masyarakat yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus sebagai proses
pembelajaran mahasiswa yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan
permasalahan yang dihadapi. KKL dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dan kuliah kerja lapangan tersebut
mempersatukan mahasiswa dari berbagai jurusan maupun bidang yang berbeda dengan masing
masing ilmu dan keahlian yang dimiliki. Kuliah kerja lapangan berlangsung selama 40 hari yang
mengharuskan kami mahasiswa harus menetap disana dan berbaur dengan masyarakat
Peran usaha mikro adalah sangat penting dalam perekonomian nasional. Usaha mikro adalah
kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dengan sifat tradisional dan informal. Usaha mikro dapat
memberikan manfaat seperti:
- Memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada
masyarakat.
- Mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan peningkatan pendapatan masyarakat.
- Mewujudkan stabilitas nasional dengan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial.
- Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan kemandirian masyarakat.
Usaha mikro memiliki kriteria seperti memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 50 juta (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dan omset maksimal Rp 300 juta per tahun. Usaha
mikro juga memiliki ciri-ciri seperti jenis barang atau komoditi yang tidak selalu tetap, tempat
usaha yang tidak selalu menetap, belum memiliki administrasi yang sederhana, belum memiliki
jiwa wirausaha yang memadai, dan memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah.
Desa Bintang Mas merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Rasau Jaya,
Kabupaten Kubu Raya. Desa Bintang Mas memiliki luas daratan seekitar 22,93 km persegi dan
wilayah perairan 0,24 km persegi jumlah penduduk Desa Bintang Mas berjumlah 1.546 jiwa.
Sebagian besar mata pencairan penduduk Desa Bintang Mas adalah Petani berjumlah 273 orang,
PNS 20 orang, TNI 1, Pedagang 54 orang, buruh 38 orang
Pada hari Kamis tanggl 20 Juli kami berkumpul di rumah ara untuk Bersama-sama berangkat ke
desa Bintang Mas yaitu tempat kami melaksanakan kegiatan KKL, pada jam 08:00 kami pun
berangkat menuju lokasi, perjalanan memakan waktu kurang lebih 1 setengah jam. Tiba di desa
kami langsung menuju lokasi kantor desa sekaligus mengkonfirmasi bahwasanya kami telah
datang guna untuk mengabdikan diri kami di desa Bintang mas, setelah mengkonfirmasikan
tempat dan lain sebagianya kami semua di sambut dengan baik oleh kepala desa, tokoh
masyarakat dan masyarakat sekitar setelah selesai kami segera menuju posko di mana tempat
kami huni selama 40 hari kedepan, tempat yang kami huni berada di deapan masjid Nurul Amal
kami berkemas dan bergotong royong untuk membersihkan posko kami yang akan di tinggali
karena tempat yang kami tinggali ini seperti sudah lama tidak di gunakan sehingga lumayan
kotor dan perlu di bersihkan, dan gotong royong ini memakana waktu sekitar 2 jam lebih, dan
saat telah tiba waktu ashar kami pun sholat Bersama sama lagi, setelah sholat kami memasak
makanan secara bersama setelah memamasak kami berkunjung kerumah warga desa Bintang
mas dan malamnya kami melakukan kegiatan membaca yasin bersama
Pada hari ini kami hanya melakukan kegiatan gotong royong membersihkan posko, dan
berkunjung kerumah tokoh bintang mas dan setelah itu kami mempersiapkan kegiatan yang akan
di kerjakan selama 40 hari kedepan. Pada hari kedua kami berkeliling desa untuk mengetahui
rute jalan di desa Bintang mas serta menyapa para penduduk desa agar saling mengetahui
keberadaan masing masing setelah itu kami mengunjungi siswa siswa yang sedang berlatih
paskibraka untuk acara kemerdekaan 17 agustus kegiatan ini dilakukan untuk bersilahturahmi
dan sosialisasi agar lebih akrab malamnya kami melakukan kegiatan evaluasi untuk
mepersiapkan kegiatan besoknya .
Seperti biasanya kami di hari hari berikutnya Kembali beraktivitas menjalan kan prokja
kelompok yang sudah di tetapkan seperti membantu kader posyandu melakukan pemeriksaan
Kesehatan lansia dan balita, melaksanakan prokja yang lain lain
Keesokan harinya, kami semua pergi ke kebun jagung, kacang panjang timun dan lain lain
yang ada di Desa Bintang Mas bersama teman-teman untuk bertemu dengan warga sekitar.
Tujuan utama kami adalah untuk mempererat hubungan dan menjalin silaturahmi dengan warga
setempat. Kebun ini menjadi tempat yang ideal untuk berkumpul, berbagi cerita, dan saling
mengenal lebih dekat di tengah alam yang indah.
Kami tiba di kebun dengan penuh semangat, sambutan hangat dari warga sekitar langsung
dirasakan begitu kami tiba. Suasana kebersamaan dan persahabatan terasa begitu akrab di antara
kami. Kami duduk bersama dibawah terpal hijau sambil berbincang-bincang tentang berbagai
hal, mulai dari kegiatan sehari-hari hingga mimpi-mimpi masa depan
Sambil menikmati keindahan alam sekitar, kami pun mendengarkan kisah-kisah unik dan
pengalaman hidup mereka. Setiap cerita memiliki nilai dan hikmahnya sendiri, mengajarkan
kami tentang nilai-nilai hidup, ketekunan, dan arti pentingnya menjaga hubungan sosial.
Selama berada di kebun, kami juga mendiskusikan potensi-potensi usaha mikro baru yang
dapat dikembangkan bersama untuk mendukung perekonomian desa. Beberapa ide kreatif
muncul, termasuk produk-produk kerajinan tangan berbahan alami dari lingkungan sekitar,
seperti anyaman dari daun kering atau minuman herbal dari tumbuhan lokal.
Pada akhir kunjungan kami, kami merasa terinspirasi oleh semangat warga setempat dan
keindahan alam di sekitar kami. Pertemuan ini tidak hanya membantu memperkuat hubungan
antara kami sebagai kelompok, tetapi juga meningkatkan rasa persatuan dalam komunitas. Kami
meninggalkan kebun dengan hati yang hangat dan penuh harapan akan masa depan yang cerah
bagi Desa Bintang Mas dan kami sebelum pulang juga di beri sayuran yang sangat segar untuk di
bawa pulang ke posko seperi kacang panjang, sayur bayam, buah pepaya, jagung, cabe dan lain
lain dan tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih yang banyak kepada para warga Bintang
Mas telah memberi kami banyak sayur yang segar setelah pulang dai kebun kami semuanya
langsung memasak sayur yang telah kami dapat dari warga Bintang Mas. Setelah pulang dari
kebun, kami semua langsung memasak sayur-sayuran yang telah kami dapat dari warga di
Bintang Mas. Setelah itu, kami melanjutkan kegiatan dengan makan bersama untuk menikmati
hasil masakan kami.
Kami duduk bersama di lantai dan menikmati hidangan yang telah kami persiapkan. Suasana
penuh kebersamaan terasa begitu hangat di antara kami. Kami bercerita tentang pengalaman di
kebun, bagaimana kami berinteraksi dengan warga Bintang Mas, dan bagaimana kami berhasil
mendapatkan sayuran segar dari kebun tersebut. Selama makan bersama, tawa dan obrolan riang
mengisi ruangan. Kami berbagi cerita, saling tertawa, dan menjalin ikatan yang lebih erat di
antara anggota kelompok kami. Ada rasa kepuasan yang tak tergantikan ketika kita bisa
menikmati hasil kerja keras kita sendiri dan berbagi momen bahagia dengan teman-teman.
Setelah makan selesai, kami membersihkan lantai dan peralatan masak bersama-sama. Kami
juga merencanakan rencana ke depan, termasuk apa yang akan kami lakukan di desa Bintang
Mas berikutnya dan bagaimana kami bisa terus berkontribusi kepada warga Bintang Mas. Makan
bersama ini bukan hanya tentang sekedar mengisi perut, tetapi juga tentang mempererat ikatan di
antara kami sebagai kelompok. Ini adalah momen yang membuktikan bahwa kerja sama dan
persaudaraan adalah kunci dari keberhasilan apa pun yang kami lakukan.
Pada suatu hari cerah di Desa Bintang Mas, angin sepoi-sepoi melambai-lambai menghembuskan
semangat kehidupan ke seluruh sudut desa. Di tengah keramaian suasana pagi, matahari baru
saja muncul di ufuk timur, menyinari bumi dengan sinar hangatnya. Di tepi jalan utama desa,
terlihat seorang wanita dengan senyum cerah yang selalu menghiasi wajahnya. Dialah Ibu Ani,
seorang penjual warung kelontong yang memiliki peran penting dalam menghidupkan nafas
ekonomi dan pendapatan masyarakat di Desa Bintang Mas.
Dengan langkah pasti, Ibu Ani membuka warung kelontong kecilnya. Rak-rak penuh
dengan barang-barang kebutuhan sehari-hari tersusun rapi di depannya. Mulai dari beras hingga
sayuran segar, dari permen hingga alat-alat kebutuhan rumah tangga, semuanya ada di sana.
Warung Ibu Ani bukan hanya sekadar tempat untuk membeli barang, tetapi juga pusat pertemuan
bagi warga desa yang ingin berbincang dan berbagi kabar.
Ibu Ani bukan hanya sekadar pedagang, tetapi juga menjadi pendengar setia bagi
pelanggannya. Dia tahu persis preferensi dan kebutuhan masing-masing keluarga di desa ini.
Dengan hati yang tulus, Ibu Ani memberikan saran dan cerita-cerita kecil yang mampu
menghangatkan hati siapa pun yang datang ke warungnya. Lebih dari sekadar penjual, dia
menjadi bagian penting dalam jaringan sosial masyarakat desa.
Kehadiran warung kelontong Ibu Ani memberikan manfaat yang lebih besar.
Pertama-tama, ia memberikan akses mudah terhadap barang-barang yang dibutuhkan oleh
masyarakat sehari-hari tanpa harus bepergian jauh ke pasar. Kedua, Ibu Ani memberikan peluang
untuk warga desa lain yang memiliki produk-produk lokal untuk dijual di warungnya. Ini
membantu meningkatkan pendapatan para pengrajin dan petani lokal.
Tidak hanya itu, warung Ibu Ani juga menjadi tempat bagi warga desa yang ingin
memulai usaha kecil-kecilan. Misalnya, seorang ibu rumah tangga bernama Ibu Maya memulai
bisnis saayur jadi dan berhasil menjualnya di warung Ibu Ani. Ini memberinya peluang untuk
mendapatkan pendapatan tambahan dan membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.
Dengan usaha mikro yang sederhana ini, Ibu Ani telah berkontribusi pada
peningkatan pendapatan masyarakat di Desa Bintang Mas. Warung kelontongnya tidak hanya
memberikan akses terhadap barang-barang kebutuhan, tetapi juga menghidupkan semangat
gotong-royong dan solidaritas dalam komunitas. Ibu Ani telah membuktikan bahwa peran usaha
mikro tidak hanya tentang bisnis semata, tetapi juga tentang membangun hubungan, menciptakan
peluang, dan meningkatkan kesejahteraan bersama.
Seperti yang di ketahui Desa Bintang Mas, terdapat usaha mikro yang berkembang
menjadi tulang punggung ekonomi lokal. Penduduk desa menghasilkan berbagai produk unik
yang mencerminkan budaya, seni, dan kearifan lokal mereka. Barang-barang ini termasuk karya
seni kosmik yang terinspirasi oleh cahaya Bintang Mas, perhiasan alami yang terbuat dari bahan-
bahan organik, serta produk-produk pertanian dan perkebunan yang tumbuh subur.
Masyarakat Desa Bintang Mas memiliki semangat kewirausahaan yang kuat. Mereka
bekerja sama untuk mengembangkan koperasi dan asosiasi usaha mikro yang memungkinkan
mereka untuk bersatu dalam produksi, pemasaran, dan distribusi produk mereka. Dengan cara
ini, mereka dapat mengatasi kendala skala ekonomi dan memperluas jangkauan pasar. Peran
usaha mikro dalam desa ini tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi Desa Bintang Mas
memiliki karakteristik unik yang memberikan fondasi yang kuat untuk peran usaha mikro dalam
peningkatan pendapatan masyarakat. Keunikan tersebut mencakup kombinasi antara keindahan
alam, keberlanjutan, dan semangat kewirausahaan masyarakatnya. Selain itu, keberadaan sumber
daya alam yang melimpah seperti tanah subur, hutan, dan potensi sumber air juga memberikan
kontribusi penting dalam mendukung peran usaha mikro di Desa Bintang Mas.

Keberlanjutan lingkungan juga menjadi faktor kunci dalam peran usaha mikro di desa ini.
Masyarakat yang hidup di sekitar keindahan alam ini menyadari bahwa menjaga lingkungan
yang bersih dan sehat adalah penting untuk menjaga daya tarik wisata dan keberlanjutan sumber
daya alam mereka. Oleh karena itu, usaha mikro di Desa Bintang Mas cenderung
mengembangkan praktik-produksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti pertanian
organik, pengolahan limbah yang bijaksana, dan pemanfaatan energi terbarukan.
Semangat kewirausahaan juga menjadi pendorong utama dalam perkembangan usaha mikro di
desa ini. Masyarakat lokal percaya bahwa dengan bekerja sama dan memanfaatkan potensi yang
ada, mereka dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi
tingkat pengangguran. Melalui koperasi dan asosiasi usaha mikro, mereka dapat berbagi
pengetahuan, sumber daya, dan akses pasar yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan
ekonomi bersama.

Selain manfaat ekonomi, peran usaha mikro juga memiliki dampak sosial yang signifikan.
Kolaborasi dalam koperasi dan asosiasi memperkuat ikatan sosial antara anggota masyarakat. Ini
tidak hanya menciptakan solidaritas dan kebersamaan, tetapi juga membantu mempertahankan
budaya lokal dan tradisi dalam era globalisasi.
Namun, meskipun semua keuntungan ini, peran usaha mikro di Desa Bintang Mas juga
menghadapi tantangan. Beberapa di antaranya termasuk akses terbatas terhadap pendanaan yang
lebih besar, tantangan dalam mengikuti perkembangan teknologi, dan persaingan dengan pasar
yang lebih luas. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan
dukungan dalam bentuk pelatihan, pendanaan, serta akses informasi dan teknologi guna
memastikan kelangsungan dan pertumbuhan usaha mikro di Desa Bintang Mas.
Secara keseluruhan, peran usaha mikro di Desa Bintang Mas mencerminkan keterpaduan
antara keindahan alam, semangat kewirausahaan, dan keberlanjutan lingkungan. Ini tidak hanya
menghasilkan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan budaya dalam
komunitas tersebut.
Halaman 4-5: Kontribusi Usaha Mikro terhadap Peningkatan Pendapatan

Usaha mikro, yang merangkai benang merah dalam kehidupan desa, memiliki potensi besar
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Pada halaman ini, kami akan memaparkan contoh
konkret dari usaha mikro yang telah berhasil memberikan dampak positif terhadap ekonomi
rumah tangga. Dari warung kelontong usaha ini membuka peluang ekonomi baru dan
menciptakan sumber pendapatan yang lebih luas bagi warga desa.
Warung kelontong yang dikelola oleh masyarakat desa telah menjadi sumber penghasilan
penting bagi banyak keluarga. Selain menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari, warung
ini juga menjadi tempat berkumpulnya warga. Melalui warung kelontong, penduduk desa dapat
menghasilkan pendapatan yang stabil dan memenuhi kebutuhan komunitas.
Halaman 6-7: Faktor Kesuksesan Usaha Mikro

Keberhasilan usaha mikro tidak berdiri sendiri. Dalam bagian ini, kami akan menganalisis
faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan dan kesuksesan usaha mikro di Desa Bintang Mas.
Kreativitas dalam produk dan layanan, keterampilan manajerial, serta dukungan komunitas akan
diuraikan dalam konteks bagaimana faktor-faktor ini saling berinteraksi untuk mengukuhkan
peran usaha mikro dalam ekosistem ekonomi desa.

Halaman 8-9: Tantangan dan Upaya Peningkatan Usaha Mikro

Usaha mikro, seperti halnya segala bentuk usaha, tidak luput dari tantangan. Akses terhadap
modal, perubahan teknologi, dan fluktuasi pasar adalah beberapa kendala yang dihadapi oleh
para pelaku usaha mikro. Namun, pada halaman ini, kami akan menggali berbagai inisiatif dan
langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah, organisasi non-pemerintah, serta komunitas
setempat dalam mendukung pertumbuhan dan peningkatan kapasitas usaha mikro.

Halaman 10: Kesimpulan dan Implikasi

Kesimpulan diakhiri dengan menguraikan temuan-temuan utama yang dihasilkan dari penelitian
ini. Implikasi dari temuan ini akan dijabarkan dalam konteks peran usaha mikro dalam
pengentasan kemiskinan, peningkatan pendapatan, dan pembangunan ekonomi di Desa Bintang
Mas 2. Terakhir, pandangan tentang arah masa depan untuk pengembangan dan pemberdayaan
usaha mikro dalam skenario desa ini akan mengakhiri narasi ini.

Catatan: Narasi ini hanya merupakan contoh singkat dan ringkas. Anda dapat mengembangkan
setiap bagian dengan lebih rinci, menyertakan data, kutipan, studi kasus, serta analisis mendalam
untuk mendukung setiap poin yang dibahas.

You might also like