You are on page 1of 17

KARAKTERISTIK BAHAN SAMPAH DAN LIMBAH BERACUN DAN BERBAHAYA (B3)

(SOLID AND HAZARDOUS) SERTA DAUR SAMPAH (SOLID WASTE) DAN DAMPAK
LIMBAH B3 TERHADAP LINGKUNGAN

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan

Yang dibina oleh Dr. H. Sueb M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 8/Offering I-IL 2020

Arini Andrawati (200342616861)


Jihan Tangdibendon (220342614132)
Syilfia Ayu Kurnia Romadhon (200342616880)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMENT BIOLOGI

November 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KARAKTERISTIK BAHAN
SAMPAH DAN LIMBAH BERACUN DAN BERBAHAYA (B3) SERTA DAUR
SAMPAH DAN DAMPAK LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN” dapat kami selesaikan
dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang apa itu sampah B3 serta daur sampah dan dampak limbah terhadap
lingkungan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan
yang diampu oleh Bapak Dr. Sueb, M. Kes. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan
saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf.
Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Malang, 06 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
1.3 Tujuan..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 3
2.1 Definisi Bahan Sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and Hazardous). 3
2.2 Karakteristik Bahan Sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and
Hazardous) ........................................................................................................................................ 4
2.3 Daur Sampah (Solid Waste) ................................................................................................... 7
2.4 Pengelolaan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and Hazardous) .......................... 9
2.5 Dampak Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) Terhadap Lingkungan ............................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................... 12
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 12
DAFTAR RUJUKAN ......................................................................................................................... 13

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah menjadi permasalahan yang serius bagi masyarakat dan pemerintah
Indonesia. Terutama akibat adanya industri yang terus berkembang sehingga
meningkatkan perekonomian masyarakat. Beberapa peraturan terkait permasalahan ini
telat dikeluarkan. Salah satunya UU No. 32 tahun 2009 mengenai Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup terutama dalam masalah bahan dan limbah beracun dan
berbahaya (B3). Limbah B3 menjadi salah satu perhatian utama akibat dampaknya yang
besar terhadap manusia dan lingkungan apabila tidak dikelola secara baik. Sehingga
penanganan limbah B3 merupakan suatu keharusan untuk menjaga kesehatan manusia
serta lingkungan.
Sampai saat ini setiap industri menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) diantaranya logam berat, cat, pestisida, minyak, dan zat kimia berbahaya
lainnya. Tanpa pengelolaan yang memadai, limbah ini memiliki daya rusak lingkungan
yang jauh lebih berat dibandingkan dengan jenis limbah yang lain. Bahkan limbah B3
juga berpotensi mengancam kesehatan manusia. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2014 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah B3 merupakan sisa dari usaha atau
kegiatan yang mengandung B3. Sedangkan Bahan Berbahaya dan Beracun merupakan
komponen lain yang sifat, konsentrasi atau jumlahnya secara langsung atau tidak
langsung, mencemari atau merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan dan kelangsungan makhluk hidup [1].
Maka dari itu, makalah ini disusun untuk mengetahui karakteristik dari bahan
sampah dan limbah beracun dan berbahaya (B3) (solid and hazardous) sehingga dari
karakteristik tersebut bahan sampah dan limbah B3 bisa dilakukan daur sampah (solid
waste) dan pengelolaan yang yang tepat. Dalam makalah ini penulis juga mencoba
menguraikan berbagai dampak yang bisa timbul dalam bahan sampah limbah B3
terhadap lingkungan sehingga dapat menjadi perhatian bagi seluruh pihak terkait baik
masyarakat, pemerintah maupun pihak swasta.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dijadikan suatu perumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari bahan sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and
Hazardous)?
2. Bagaimana karakteristik dari bahan sampah dan limbah beracun dan berbahaya (B3)
(solid and hazardous)?
3. Bagaimana mekanisme dari daur sampah (solid waste)?
4. Bagaimana pengelolaan dari limbah beracun dan berbahaya (B3)?
5. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari limbah beracun dan berbahaya (B3) terhadap
lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan definisi dari bahan sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya
(B3) (Solid and Hazardous)
2. Mengetahui karakteristik dari bahan sampah dan limbah beracun dan berbahaya (B3)
(solid and hazardous)?
3. Mengetahui mekanisme dari daur sampah (solid waste)?
4. Mengetahui pengelolaan dari limbah beracun dan berbahaya (B3)
5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari limbah beracun dan berbahaya (B3)
terhadap lingkungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bahan Sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and
Hazardous)
Benda yang berbahaya adalah material yang menimbulkan dampak berbahaya bagi
kehidupan organisme, material, bangunan, dan lingkungan karena ledakan atau bahaya
kebakaran, korosi, keracunan bagi organisme maupun akibat yang menghancurkan [2].
Limbah berbahaya merupakan bahan berbahaya yang dipisahkan, tidak diabaikan,
dilepaskan/direncanakan menjadi bahan limbah sehingga menjadi berbahaya [3]. Limbah
padat berasal dari kehidupan, kegiatan dan usaha manusia [4]. Pembagian limbah padat di
rumah sakit terdiri dari 2 jenis yaitu, limbah non medis dan medis. Sedangkan klasifikasi
bahan berbahaya dan beracun menjadi bahan peledak, gas-gas tekanan tinggi, cairan mudah
terbakar, bahan keras mudah terbakar, bahan korosif, bahan beracun, bahan etiologik serta
bahan radioaktif [3]. Dari beberapa uraian definisi limbah tersebut, dapat disimpulkan
limbah bahan berbahaya dan beracun merupakan limbah dari kegiatan produksi yang
terkandung B3 secara langsung/tidak langsung menyebabkan kerusakan pada kesehatan serta
lingkungan.
Limbah B3 merupakan limbah yang harus diperhatikan dengan serius karena
memiliki sifat dan karakteristik yang sangat membahayakan keberlangsungan hidup manusia
dan ekosistem lingkungan lainnya. Disamping itu keberadaan limbah B3 dari tahun ketahun
terus meningkat baik dari jumlah maupun jenisnya. Limbah B3 ini dihasilkan beriringan
dengan semakin meningkatnya teknologi dan peradaban manusia. Semakin beraneka ragam
produk yang dihasilkan semakin bervariasi pula limbah B3 yang dihasilkan. Semakin
tingginya jumlah dan jenis limbah B3 yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan dan
pencemaran yang berdampak buruk terhadap kehidupan [5].
Berbagai peraturan perundang-undangan telah mengatur tentang pengelolaan
lingkungan hidup, khususnya pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. Berdasarkan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

3
Berbahaya dan Beracun yang mana setiap kegiatan perlu mengupayakan untuk melakukan
pengelolaan terhadap limbah yang dikeluarkan terutama limbah B3 [6].
2.2 Karakteristik Bahan Sampah dan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and
Hazardous)
Limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristiknya berdasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 101/2014 meliputi [1]:
1) Mudah Meledak (Explosive)
Jenis limbah jika terkena reaksi kimia ataupun reaksi fisika menghasilkan gas, suhu
serta tekanan yang tinggi secara signifikan merubah lingkungan sekitar. Buangan yang
melalui reaksi kimia menghasilkan ledakan dengan cepat dengan suhu dan tekanan tinggi
yang mampu merusak lingkungan. Berdasarkan PP No. 85 Tahun 199 Tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, limbah dengan sifat ini merupakan
limbah yang berada pada suhu dan tekanan 250°C dan 760 mmHg. Sehingga, bisa
meledak atau melalui reaksi kimia dan fisika. Limbah B3 dengan sifat mudah meledak
yang paling berbahaya adalah limbah B3 peroksida organik karena bersifat oksidator dan
tidak stabil. Senyawa ini sangat sensitif terhadap guncangan, gesekan, panas, dan bisa
terdekomposisi secara eksotermis dengan melepaskan energi panas yang sangat tinggi [6].
Contoh limbah B3 dengan sifat ini adalah asetil peroksida, benzoil peroksida, dan
jenis monomer yang berpolimerisasi secara spontan samil melepaskan gas bertekanan
tinggi seperti butadiena dan metakrilat. Simbol dan label dari limbah B3 karakteristik ini
berwarna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol berupa gambar bom
meledak berwarna hitam. Simbol ini menunjukkan bahwa suatu bahan bisa meledak dan
menimbulkan kebakaran melalui reaksi kimia atau fisika.

Gambar 1. Simbol B3 Karakteristik Mudah Meledak (Explosive)


(Mulyadi, 2017)

4
2) Mudah Terbakar (Flammable)
Limbah ini apabila berdekatan dengan api atau sumber api, percikan, dan gesekan
yang mudah menyala dalam waktu yang lama. Simbol dari limbah ini adalah berwarna
dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah dan gambar lidah api menyala pada
permukaan berwarna putih di bawah sudut atau garis ketupat bagian dalam [6]. Contoh
jenis limbah B3 ini adalah buangan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau buangan pelarut
(benzena, toluen, dan aseton).

Gambar 2. Simbol B3 Karakteristik Mudah Terbakar (Flammable)


(Mulyadi, 2017)
3) Menimbulkan Penyakit (Infeksius)
Sisa atau buangan medis padat terkontaminasi organisme patogen dalam jumlah yang
cukup dapat menularkan dan menyebarkan penyakit pada manusia. Buangan limbah ini
menimbulkan penyakit (Infectious Waste) yaitu menularkan penyakit. Limbah ini
berbahaya karena mengandung kuman penyakit seperti hepatitis dan kolera yang bisa
tertularkan ke pekerja, pembersih jalan, dan masyarakat di sekitar lokasi pembuangan
limbah. Limbah ini umumnya berupa limbah rumah sakit dan laboratorium klinik [6].

Gambar 3. Simbol B3 Karakteristik Menimbulkan Penyakit (Infeksius)


(Mulyadi, 2017)
4) Korosif (Corrosive)

5
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi dengan ditandai kemerahan dan
pembengkakan [1]. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 03
Tahun 2008 Tentang Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun,
simbol untuk B3 yang bersifat korosif berwarna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan bahwa suatu bahan memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Menyebabkan iritasi atau terbakar pada kulit
- Menyebabkan proses pengkaratan
Pada umumnya bahan korosif seperti asam kuat, basa kuat, bahan pengoksidasi, dan
bahan bersifat penarik air (dehydrating agents). Contoh lain dari senyawa korosif adalah
asam nitrat, asam klorida, hidrogen peroksida, bromine, dan soda kaustik [6].

Gambar 4. Simbol B3 Karakteristik Korosif (Corrosive)


(Mulyadi, 2017)
5) Berbahaya Bagi Lingkungan (Dangerous For Environment)
Limbah B3 tidak terbatas pada produksi kegiatan industri. Beberapa jenis sampah
tersebut juga dihasilkan oleh kegiatan domestik. Beberapa contoh limbah B3 yang
dihasilkan di rumah tangga (rumah tangga) antara lain AC, deterjen laundry, deterjen
laundry, pembersih kamar mandi, pembersih kaca/jendela, pembersih lantai, serutan kayu,
pembersih pipa, obat nyamuk, lem, sikat rambut dan baterai.
Limbah B3 ini disimbolkan dengan dasar berwarna putih dengan garis tepi tebal
berwarna hitam serta ikan berwarna putih. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Limbah ini bisa merusak atau
menyebabkan kematian pada ikan dan organisme akuatik lainnya. Selain itu, limba ini
juga berbahaya terhadap lainnya seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC =

6
Chlorofluorocarbon), persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated
Biphenyls) [6].

Gambar 5. Simbol B3 Karakteristik Berbahaya Bagi Lingkungan


(Mulyadi, 2017)
6) Beracun (Toxic)
Jenis limbah dengan jenis beracun sesuai uji karakteristik limbah beracun terlebih
dahulu. Dapat di uji dengan Uji TCLP, Toksikologi LD50 serta Sub Kronis. Buangan
beracun berkemampuan meracuni dan menjadikan cacat bahkan sampai membunuh
makhluk hidup dalam jangka panjang maupun pendek. Contohnya logam berat (Hg, Cr),
pestisida, pelarut dan halogenida. Limbah ini dapat diketahui dengan uji toksikologi.

Gambar 6. Simbol B3 Karakteristik Beracun (Toxic)


(Mulyadi, 2017)
2.3 Daur Sampah (Solid Waste)
Basis program Solid Waste Management Tools (SWMT) dapat digunakan untuk
untuk mengukur dampak global maupun lokal dengan menerpakan metode pengelolaan
Sampah Perkotaan (Municipal Solid Waste-MSW) yang bervariasi. Pengelolaan sampah
menyebabkan berbagai dampak yang mempengaruhi kondisi lingkungan. Salah satu
dampak yang dipertimbangkan dalam program ini terkait dengan polusi udara, perubahan

7
iklim, dan air limbah. Program ini juga memperkiraan polusi udara dan emisi gas rumah
kacake lingkungan berdasarkan teknologi atau metode yang diterapkan [7].
Program Solid Waste Management Tool (SWMT) memperhitungkan dampak dari
gas rumah kaca yang dihasilkan dari setiap kegiatan penanganan sampah perkotaan,
mulai pengumpulan hingga pemrosesan akhir sebagai dampak lokal maupun global.
Produksi emisi dari hasil proses dan sub-teknologi yang diterapkan antara lain [8]:
1) Proses pengangkutan sampah
2) Kegiatan pengolahan
3) Energy Recovery
4) Potensi emisi gas rumah kaca (GRK) yang dapat dihindari

Gambar 7. Teknologi Daur Sampah (Solid Waste)


(Taufiq & Yusuf, 2022)
Teknologi limbah menjadi energi (WTE-T) adalah teknologi yang sangat
menjanjikan bagi negara berkembang untuk mengubah limbah menjadi bentuk energi
yang dapat digunakan [9]. Di negara maju, WTW-T merupakan bagian dari Integrated
Waste Management System (ISWM-S) mereka untuk tidak hanya menghasilkan produk

8
sampingan lainnya tetapi juga untuk melawan pemanasan global dan perubahan iklim.
Di seluruh dunia, WTE-T memainkan peran penting dalam pengelolaan sampah
berkelanjutan dan pengurangan masalah lingkungan [10]. Teknologi ini umumnya
diklasifikasikan ke dalam teknologi pengolahan biologis (atau proses biokimia) dan
teknologi perlakuan termal (atau proses termokimia) [11].
2.4 Pengelolaan Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) (Solid and Hazardous)
Pengelolaan limbah B3 harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik,
karena memiliki potensi pencemaran terhadap lingkungan dan ancaman bagi kesehatan
manusia akibat limbah yang tidak terkelola sangat berbahaya [12]. Setiap kegiatan
pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
[13]. Berdasarkan peraturan RI No. 101 Tahun 2014, pengelolaan limbah B3 merupakan
kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan,
pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan [14].
1) Pengurangan
Pengurangan limbah B3 berupa mengurangi jumlah atau sifat bahaya atau racun dari
limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu usaha atau kegiatan. Pengurangan limbah B4
wajib dilakukan dengan cara pemilihan bahan baku yang mengandung B3 diganti dengan
yang tidak mengandung B3, modifikasi proses dengan pemilihan produksi yang lebih
efisien, dan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan.
2) Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan limbah B3 secara sementara sebelum
diserahkan ke pengumpul limbah. Penyimpanan ini harus mendapatkan izin dari pihak
yang berwenang dan mengikuti beberapa persyaratan seperti lokasi penyimpanan tidak
rawan banjir dan memiliki ventilasi serta saluran drainase yang baik.
3) Pengumpulan
Pengumpulan merupakan kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah
B3 sebelum diserahkan kepada pemanfaat limbah B3, pengolah limbah B3, dan penimbun
limbah B3. Kegiatan pengumpulan limbah B3 wajib memiliki izin dari beberapa pihak
seperti pihak menteri, gubernur, dan walikota.
4) Pengangkutan

9
Pengangkutan limbah B3 merupakan suatu kegiatan memindahkan limbah B3 dari
penghasil atau pengumpul ke pengolah dan penimbun limbah B3. Pengangkutan limbah
B3 dilakukan dengan alat khusus yang memenuhi persyaratan dengan tata cara
pengangkutan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sarana pengangkutan meliputi truk, kereta api, dan kapal. Pengangkutan dengan
mengemasi limbah B3 ke dalam kontainer dengan drum kapasitas 200 liter. Limbah cair
dalam jumlah besar diangkut menggunakan tanker, sedangkan limbah padat dalam jumlah
besar diangkut menggunakan lugger box dari baja.
5) Pemanfaatan
Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan menggunakan kembali, mendaur ulang, atau
memperoleh kembali dengan tujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi substitusi bahan
baku dan bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
6) Pengolahan
Pengolahan limbah B3 harus memperhatikan persyaratan seperti lokasi bebas banjir
serta berjarak minimum 50 meter dari fasilitas umum. Kemudian fasilitas pengolahannya
menerapkan sistem operasi yang aman dan terhindar dari kebakaran. Sebelum diolah
limbah harus diidentifikasi dan diuji analisis kandungannya guna menetapkan prosedur
yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut.
7) Penimbunan
Penimbunan limbah B3 merupakan kegiatan menempatkan limbah B3 pada fasilitas
penimbunan dengan syarat tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
hidup. Dalam penimbunan ini terdapat beberapa syarat lokasi seperti bebas banjir, bukan
daerah resapan air, dan daerah yang aman secara geologis.
2.5 Dampak Limbah Beracun dan Berbahaya (B3) Terhadap Lingkungan
Hasil limbah padat yang bersifat medis, berbahaya dan beracun secara langsung atau
tidak langsung akan berdampak pada gangguan kesehatan dan membahayakan pengunjung.
Ancaman ini ada pada saat penanganan, penampungan, pengangkutan dan pemusnahannya.
Keadaan tersebut terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:
1) Volume limbah yang dihasilkan melebihi kemampuan pembuangannya.
2) Beberapa limbah termasuk bahan berbahaya dan beracun dan berpotensi menimbulkan
bahaya jika tidak ditangani dengan baik.

10
3) Limbah tersebut menimbulkan pencemaran lingkungan apabila dibuang sembarangan dan
membahayakan/menganggu kesehatan masyarakat [15].

Gambar 8. Contoh Limbah B3


(Kurniawan, 2019)

Limbah B3 berdampak terhadap kondisi lingkungan. Beberapa yang sering terjadi


antara lain adalah sebagai berikut.

1) Dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan alam


2) Menurunkan estetika atau keindahan dari lingkungan
3) Makhluk hidup yang terkena atau terkontaminasi pencemaran limbah ini dapat mati atau
musnah

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Bahan dan limbah berbahaya dan beracun merupakan komponen lain yang sifat,
konsentrasi atau jumlahnya secara langsung atau tidak langsung, mencemari atau
merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan dan
kelangsungan makhluk hidup.
2) Limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristiknya berdasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor. 101/2014 meliputi: mudah meledak (explosive), mudah terbakar
(flammable), menimbulkan penyakit (infeksius), korosif (corrosive), berbahaya bagi
lingkungan (dangerous for environment), dan beracun (toxic).
3) Salah satu daur ulang yang menggunakan konsep energy recovery adalah program
Solid Waste Management Tool (SWMT) yang memperhitungkan dampak dari gas
rumah kaca yang dihasilkan dari setiap kegiatan penanganan sampah.
4) Pengelolaan limbah B3 merupakan kegiatan yang meliputi pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan
penimbunan.
5) Limbah B3 berdampak terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup.
Limbah B3 bisa menyebabkan kematian dan mengganggu keseimbangan alam serta
mencemari lingkungan.
3.2 Saran
Limbah B3 semakin bertambah jumlahnya sehingga diperlukan upaya minimisasi
limbah B3 secara terstruktur serta diperlukan kedisiplinan dalam mematuhi tata cara
dan persyaratan teknis pengelolaan limbah B3 dengan berpedoman pada peraturan yang
ada. Dalam penulisan makalah ini diharapkan selanjutnya, penulis lainnya
mencantumkan terkait contoh-contoh limbah B3 dengan beberapa penggolongan yang
spesifik.

12
DAFTAR RUJUKAN

[1] Aprilia, B. S. (2019). Upaya Minimisasi dan pengelolaan limbah Padat B3 (Bahan
Berbahaya dan Beracun) RSU Haji Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).

[2] Manahan, S. (1994). Environmental Chemistry. Sixth Edition. Florida: Lewis Publishers.

[3] Riyanto, P. (2013). Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Yogyakarta:
Deepublish..

[4] Sukosrono, P. D. (2007). Reduksi Limbah Padat Dengan Sistem Pembakaran Dalam
Tungku Ruang Bakar. Prosiding PPI - PDIPTN, 61. ISSN 0216 – 3128.

[5] Suyudi, Y. (2014). Rawannya Pelanggaran dalam Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3). Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi, 1, 41-46.

[6] Malayadi, A. F. (2017). Karakteristik dan Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun Laboratorium Universitas Hasanuddin Kota Makassar. Makassar:
Universitas Hasanuddin.

[7] Dashti, M. (2014). Tool User Guide: Evaluating of Climate Co-benefits for the Municipal
Waste Management Technologies by Life Cycle Assessment (LCA) Approach GHG
Emissions, Air Pollutants and Energy Implications. Sustainable Urban Futures
(SUF) Programme. United Nation University: Institute of Advanced Studies (UNU-
IAS).

[8] Sitogasa, P. S. A. (2022). Penerapan Solid Waste Management Tool (SWMT) sebagai
Analisis Gas Rumah Kaca Hasil Penanganan Sampah di Kota Kediri: Application of
Solid Waste Management Tool (SWMT) as an Analysis of Greenhouse Gases from
Waste Handling in the City of Kediri. Jurnal ilmiah Sistem Informasi dan Ilmu
Komputer, 2(2), 7-15.

[9] Taufiqur Rohman, M., & Yusuf, M. (2022). Pemanfaatan Energi Terbarukan dalam
Pengolahan Daur Ulang Limbah. Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan dan

13
Teknologi Informasi, 1(1), 46-57.

[10] F. A. Rahardja, S.-C. Chen, and U. Rahardja. (2022). Review of Behavioral


Psychology in Transition to Solar Photovoltaics for Low-Income Individuals.
Sustainability, 14(3), 1537.

[11] A. S. Bein, Y. I. Graha, and A. P. Pangestu. (2020). Pandawan Website Design


Based Content Management System As Media E-commerce Transaction. Aptisi
Trans Technopreneursh, 2(1), 87–97.

[12] Kristanti, W., Herniwanti, H., Susmeneli, H., Rahayu, E. P., & Sitohang, N. (2021).
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Medis Padat. HIGEIA
(Journal of Public Health Research and Development), 5(3).

[13] Kurniawan, B. (2019). Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) di Indonesia dan Tantangannya. Dinamika Governance: Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, 9(1).

[14] Nurhidayanti, N., & Arinih, C. (2019). Pengelolaan Limbah B3 PT YTK Indonesia.
Pelita Teknologi, 14(2), 93-102.

[15] Sani, G. P. (2013). Studi Literatur: Pengelolaan Limbah Jenis B3 Rumah Sakit.
Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.

14

You might also like