You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) EDUKASI PENDIDIKAN ANTI

KORUPSI PADA IBU BALITA

Dosen Pengampu :
Suprapti, SST., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 1 :


1. Lestiya M P17310223055 10. Luluk Q P17310223086
2. Syahrina T. P P17310223058 11. Dela A.P P17310223088
3. Melvina P17310223059 12. Sahnaz P.N P17310223090
4. Dina O P17310223061 13. Aulia Z P17310223091
5. Marazuna N P17310223067 14. Ghaitza Z.S P17310223092
6. Amanda T.S P17310223070 15. Adinda A.P P17310223097
7. Rinda M.F P17310223071 16. Aldini N.S P17310223100
8. Regita I.C P17310223084 17. Yasmin M.A P17310224105
9. Irsa L.M P17310223085 18. Fauziah A P17310224106

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Identitas SAP
Topik : Edukasi Pendidikan Anti Korupsi pada Ibu Balita
Sub Topik : Pendidikan Anti Korupsi pada Ibu Balita
Sasaran : Ibu Balita
Penyuluh : Kelompok 1
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2023
Pukul : 09.00-10.30 WIB
Waktu : 120 Menit
Tempat : Balai Desa Sitirejo

B. Identifikasi Masalah
Berbagai ungkapan tertoreh untuk melukiskan betapa maraknya kasus korupsi di
Indonesia. Pelaku tindak pidana korupsi tidak hanya dikalangan pemerintah saja,
namun masyarakat biasapun juga menjadi bagiannya. Korupsi menjadi masalah
sangat krusial yang tengah dihadapi oleh Indonesia. Saat ini tindak pidana korupsi
dimulai dari korupsi kecil seperti pemberian uang pelicin di sektor pemerintahan
untuk memperlancar proses sampai korupsi besar seperti penggelapan dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Efek yang terasa dari adanya tindak pidana
korupsi tersebut adalah terenggutnya hak-hak ekonomi dan sosial masyarakat,
merusak kesejahteraan demokrasi, serta merusak sistem hukum dan melemahkan
pembangunan. Banyak kasus korupsi yang sudah diungkap, banyak pula pelaku
tindak pidana korupsi di tangkap, namun praktik tersebut masih saja terus terjadi.
Hingga saat ini, belum ditemukan cara yang efektif dan tepat untuk memberantas
korupsi di Indonesia.
Besar harapan masyarakat terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk
memberantas korupsi pun masih sulit dilakukan jika dukungan dan partisipasi dari
masyarakat sendiri kurang begitu maksimal dan masif. Untuk itu, dalam mewujudkan
partisipasi dari masyarakat dilakukan dari kelompok terkecil yaitu keluarga. Keluarga
sebagai unit terkecil masyarakat memiliki fungsi yang sangat penting dan strategis
dalam membentuk kepribadian seseorang sebagai individu khususnya maupun
anggota masyarakat pada umumnya. Seperti yang diketahui bahwasanya dari
keluargalahm semuanya dimulai, dari komunikasi dan pendidikan formal dan non
formal. Di dalam keluarga tentunya memiliki hubungan antara anggota keluarga
seperti ayah terhadap ibu, ibu terhadap ayah, ayah terhadap anak, ibu terhadap anak,
dan anak terhadap kedua orang tuanya. Hampir seluruh anggota keluarga memiliki
peran dalam keluarga tersebut. Fungsi keluarga yaitu sebagai sarana keberlangsungan
hidup, pendidikan, perlindungan, bermasyarakat, dan tempat berhibur. Salah satu dari
lima fungsi tersebut yaitu pendidikan. Dalam keluarga inilah manusia mengenal
istilah, bahasa, cara bersosialisasi, dan lain sebagainya. Lingkungan keluarga
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan jiwa dan raga seorang
anak. Dengan demikian masing-masing anggota keluarga akan menjadi murid dan
menjadi guru begitu juga sebaliknya pada saat tertentu.

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan edukasi pendidikan anti korupsi oleh ibu, diharapkan balita
mulai mengetahui mengenai korupsi.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Menjelaskan pengertian korupsi
b. Menjelaskan pentingnya pendidikan korupsi
c. Menjelaskan pentingnya pengenalan korupsi sejak usia dini
d. Menjelaskan contoh kecil dari korupsi
e. Menjelaskan dampak dari korupsi
f. Menjelaskan peran ibu dalam memberikan edukasi pendidikan anti korupsi
kepada anak mulai dari balita

D. Materi
a. Pengertian mengenai korupsi
b. Penjelasan pentingnya pendidikan korupsi
c. Pentingnya pengenalan korupsi sejak usia dini
d. Dampak dari korupsi
e. Menjelaskan peran ibu dalam memberikan edukasi pendidikan anti korupsi
kepada anak mulai dari balita

E. Susunan Acara
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2023
Pukul : 09.00-10.30 WIB
Waktu : 120 Menit

Duras Tahapan Kegiatan


Waktu
i Penyuluhan Sasaran
Audiens
08.00 – diarahkan untuk Audiens melakukan Para ibu yang memiliki
30’
08.30 mengisi daftar registrasi balita
hadir oleh panitia
08.30 – 20’ Pendahuluan Oleh 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
08.50 MC 2. Memperkenalkan 2. Peserta
diri memperhatikan dan
3. Menjelaskan mendengarkan
maksud dan tujuan 3. Peserta
4. Memberikan Pre- mendengarkan dan
test mengerjakan Pretest
5. Apersepsi 4. Peserta
memfokuskan topik mendengarkan dan
(menayangkan memahami
gambaran prilaku 5. Peserta
anti korupsi) dan mendengarkan dan
menanyakan kepada memahami
ibu maksud gambar
dengan benar.
1. Menjelaskan
mekanisme
Penyuluhan Anti
Korupsi
2. Menyampaikan 1. Peserta
materi Anti Korupsi mendengarkan dan
kepada audien yang memperhatikan.
nantinya dapat 2. Peserta mengajukan
08.50 – Penyajian oleh diimplementasikan pertanyaan terkait
70’
10.00 Materi kepada anak audien materi yang kurang
3. Memberikan dipahami.
kesempatan peserta 3. Peserta
untuk bertanya mendengarkan dan
halhal yang belum menyimak.
dipahami
4. Menjawab
pertanyaan peserta
penyuluhan.
1. Peserta menyimak
rangkuman yang
1. Merangkum atau
dipaparkan
menyimpulkan
2. Peserta
serangkaian kegiatan
10.00 – Penutupan oleh mendengarkan dan
20’ yang telah dilakukan
10.20 MC mengerjakan
2. Memberikan Post-
Posttest
test
3. Peserta melakukan
3. Foto Bersama
kegiatan foto
bersama.
F. Metode
1. Ceramah: Penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan Anti Korupsi kepada
orangtua untuk dapat diimplementasikan kepada anak-anak terutama balita
2. Diskusi seputar permasalahan orang tua

G. Media
1. Video
2. LCD
3. Laptop

J. Setting Tempat

MODERATOR PEMATERI

AUDIENCE

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Menyiapkan media, materi, dan tempat
c. Menyiapkan daftar hadir peserta penyuluhan
d. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
e. Menyiapkan penyuluh dan peserta atau sasaran
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai pada pukul 08.00
b. Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
c. Pada awal kegiatan pemateri memperkenalkan diri dan menyampaikan
tujuan
d. Peserta datang dan mengisi daftar hadir
e. Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan
f. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
g. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, didapatkan hasil bahwa : Peserta mampu
memahami materi yang disampaikan. Peserta juga mampu menjawab
pertanyaan dari materi yang telah disampaikan (menyebutkan dan
menjelaskan) melalui test yang diberikan.

I. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab : Yasmin Marwah Aulia
Tugas :
a. Membuat satuan acara penyuluhan
b. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan mulai dari awal sampai akhir
2. Moderator : Luluk Qumairok
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan anggota
3. Demonstrator : Lestiya Muktiningtyas, Melvina
Tugas :
a. Mengarahkan peserta untuk melakukan diskusi bersama
4. Observer : Ghaitza Zahiro Shofa, Regita Ilnanda
Tugas :
a. Mengamati jalannya pelaksanaan kegiatan penyuluhan mulai dari
persiapan, pelaksanaan sampai evaluasi.
b. Membantu jalannya acara jika ada hal-hal yang diperlukan. Seperti
membantu peserta dalam pemahaman materi
5. Notulen : Amanda Tertia, Aulia Zhahrani
6. Penyaji materi : Dina oktaviana, Dela Ayu Puspitasari, Rinda Maharani
Tugas :
a. Menyajikan dan menjelaskan tentang materi kepada ibu balita tentang
pendidikan budaya anti korupsi
7. Dokumentasi : Syahrina Tazkia, Fauziah Azahir
8. Peserta : Ibu balita
Tugas :
a. Mendengarkan, memperlihatkan, mencatat dan mengajukan pertanyaan

J. Daftar Pustaka
Hasan, Muhammad. 2023. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Banten:PT Sada
Kurnia Pustaka
Jahja, Juni Sjafrien. 2012. Say No Korupsi. Jakarta:Visimedia
Sukiyat. 2020. Teori & Praktik Pendidikan Anti Korupsi. Surabaya:CV Jakad
Media Publishing

K. Lampiran Materi
Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
memberikan beberapa keuntungan yang bertentangan dengan tugas dan hak orang
lain. Perbuatan seorang pejabat atau seorang pemegang kepercayaan yang secara
bertentangan dengan hukum, secara keliru menggunakan kekuasaannya untuk men-
dapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri. atau untuk orang lain, bertentangan
dengan tugas dan hak orang lain. Secara umum, merupakan setiap perbuatan
seseorang yang bertentangan dengan tanggung jawab publiknya untuk mendapatkan
imbalan. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) menye- butkan bahwa
korupsi bermakna penyelewengan atau peng- gelapan (uang negara atau perusahaan)
untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Tindak pidana korupsi sangat merugikan
keuangan atau perekonomian negara juga menghambat pembangunan nasional,
sehingga harus diberantas dalam rangka mewujudkan amanah undang-undang Dasar
1945 yaitu masyarakat adil dan makmur.
Ketentuan Pasal 43 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menegaskan perlunya dibentuk Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang independen dengan tugas dan
wewenangnya dalam melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi yang
kemudian diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penanganan masalah korupsi di Indonesia
telah menim- bulkan dilema sosial akibat manajemen korupsi dalam biro- krasi
pemerintahan dan swasta yang menyebabkan korupsi membudaya. Pada sisi lain,
proses penegakan hukum dalam memberantas korupsi yang dilakukan oleh
pemerintah amat lamban. Kalaupun bisa sampai ke pengadilan, lebih banyak
mengecewakan masyarakat. Sehingga, pemecahan yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan guna mengatasi dilema yang menimpa masyarakat dalam memberantas
korupsi menjadi tanggung jawab bersama.
Pentingnya Pendidikan Korupsi
Penanaman nilai korupsi dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan untuk
menumbuhkan sebuah sikap yang menjadi kepribadian anak. Sebuah kepribadian
tidak muncul secara instan tetapi muncul melalui sebuah proses. Pengembangan sikap
(attitude development) yaitu behavior/perilaku, intension/intensi, attitude/sikap,
cognitive/kognis, dan affective reactions/reaksi. Kelima elemen tersebut saling terkait
dan dapat saling tukar tempat. Suatu perubahan di satu elemen dapat mendorong
perubahan yang lain. Misalnya, niat perilaku diubah dan perilaku dapat merubah
kognisi, reaksi afektif dan sikap. Tujuan dari pendidikan anti korupsi adalah untuk
membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk
membentuk posisi sipil anak dalam melawan korupsi. Secara universal ada beberapa
nilai yang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih baik, seperti: kejujuran,
kepedulian dan menghargai sesama, kerja keras, tanggung jawab, kesederhanaan,
keadilan, disiplin, kooperatif, keberanian dan daya juang/kegigihan. Dengan
mengintegrasikan nilai-nilai ini ke dalam kehidupan/proses belajar anak diharapkan
mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti
koruptif.
Pentingnya Pengenalan Korupsi Sejak Usia Dini
Usia dini menjadi periode penting dalam pendidikan karakter seseorang.
Dalam Banyak hasil penelitian para ahli menyebutkan betapa pentingnya pengalaman
masa kecil (bahkan sejak masih kandungan) terhadap kesehatan jiwa, mental, dalam
serta fisik anak yang dapat terbawa sampai usia dewasa. Kegiatan pendidikan di
mulai sejak akhir tahun pertama usia anak ketika ia mulai memahami perintah dan
larangan, mengetahui arti kemarahan dan kerelaan orang-orang sekitarnya. Oleh
karena itu, sebaiknya kepada anak diberikan perintah dan larangan, sekalipun
pemahaman, pengetahuan, dan aplikasinya waktu itu belum sempurna. Sebab sedikit
demi sedikit anak akan mulai memahaminya. Setiap kali usianya bertambah,
bertambah pula kemampuan pemahamannya tentang perintah dan bimbingan yang
diterimanya.
Penanaman pendidikan korupsi sejak usia dini perlu dilakukan karena korupsi
yang “kecil-kecil” akan menjamur dan berpotensi untuk menimbulkan kerugian
negara dalam jumlah yang lebih besar. Sasaran dalam bidang pencegahan adalah
pembentukan budaya masyarakat anti korupsi, melalui pendidikan yang professional
baik sektor formal maupun informal secara bertahap. Target pendidikan anti korupsi
ini dimulai dari usia anak anak untuk terciptanya generasi yang memahami apa itu
korupsi dan akibatnya bagi bangsa dan negara.
Dampak Korupsi
Korupsi berdampak negatif terhadap bidang kehidupan masyarakat baik pada
bidang ekonomi, sosial dan budaya. Dampak korupsi di bidang ekonomi adalah:
memperlambat tingkat pertumbuhan ekonomi, menurunkan tingkat investasi,
menambah beban dalam transaksi ekonomi dan menciptakan sistem kelembagaan
yang buruk, menye- babkan sarana dan prasarana berkualitas rendah, meningkatkan
ketimpangan pendapatan dan kemiskinan. Dampak korupsi terhadap budaya adalah
memberikan pengaruh yang buruk dalam berperilaku. Masyarakat negara korup
cenderung tidak disiplin dan tidak patuh terhadap peraturan yang berlaku. Penelitian
lainnya membuktikan bahwa korupsi juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan
masyarakat. Korupsi berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, menurunkan
tingkat investasi, menambah beban dalam transaksi ekonomi dan menciptakan sistem
kelembagaan yang buruk.
Peran Ibu Dalam Memberikan Edukasi Pendidikan Anti Korupsi Kepada Anak
Ibu merupakan guru pertama bagi anak-anaknya dan ini merupakan kewajiban
bagi ibu untuk mendidik anak-anaknya sebagai tanggung jawab orang tua pada
anaknya. Memahami perkembangan anak merupakan sesuatu yang mesti dipahami
oleh orang tua karena dengan memahami perkembangan anak maka orang tua akan
mudah melakukan tindakan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pertumbuhan dan perkembangan naak sangat pesat dan berdampak pada karakter
anak dimasa yang akan datang. Membentuk karakter anak tidak bisa terlepas dari
peran ibu karena pendidikan yang pertama didapatkan anak dari ibunya dan
mengingat 80% waktu anak berada di lingkungan keluarga oleh sebab itu ibu atau
keluarga mempunyai andil yang cukup besar dalam membentuk karakter positif bagi
anak. Salah satunya dengan memberikan edukasi pendidikan budaya anti korupsi dari
hal hal kecil.

You might also like