You are on page 1of 189

2019

SMK/MAK

jilid 1

Bahan dan Alat Tangkap


Penangkap Ikan

bidang keahlian Kemaritiman Teknika Kapal


program keahlian Pelayaran Kapal Penangkap Ikan Penangkap Ikan
Eko Prasetyo Hadi
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis
Eko Prasetyo Hadi

Pengendali Mutu
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor
Edi Priyana

Desain Sampul
Sonny Rasdianto

Layout/Editing
Ratna Murni Asih
Apfi Anna Krismonita
Rifda Ayu Satriana

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
iii
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

KATA PENGANTAR

TEKNIKA KAPAL
iv PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PRAKATA

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia salah satu negara yang kekayaannya
komplet di segala hal, salah satunya potensi melimpah penghasil komoditas perikanan
khusunya hasil laut yang terbesar di dunia. Selain potensi wisata,laut juga memiliki
potensi penghasil protein hewani yang mengandung unsur-unsur esensial,diperlukan
tubuh manusia untuk tumbuh dan berkembang. Beberapa potensi sumberdaya alam
hayati khususnya perikanan, sangat beragam jenisnya. Untuk mendapatkan komoditas
tersebut, diperlukan alat yang sesuai dengan kondisi perairan dan jenis komoditas
yang akan ditangkap.
Alat penangkap ikan yang ada selama ini dihasilkan oleh pabrik dan adapula
yang dihasilkan oleh kelompok masyarakat khususnya nelayan. Proses pembuatan
suatu alat tangkap, memerlukan suatu ilmu dan keahlian tentang bahan-bahan yang
diperlukan dalam membuat perangkat alat tangkap ikan yang diinginkan, jenis dan
ukuran alat, serta bagaimana cara membuat, memperbaiki dan merawat alat tersebut.
Pemilihan bahan yang baik diharapkan dapat menghasilkan suatu alat yang berkualitas.
Dalam rangka memberikan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kepada
peserta didika SMK, maka perlu kiranya disusun sebuah referensi buku teks tentang
Bahan dan Alat Tangkap Penangkap Ikan. Buku ini berisi tentang bahan dan alat
tangkap penangkap ikan mulai dari jenis bahan, sifat-sifat bahan, cara tali-temali, cara
menyabung tali, cara menambal jaring rusak, cara merawat dan mengawetkan alat
penangkap ikan dan lain-lain. Semoga buku ini memberikan manfaat bagi peningkatan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan bagi para peserta didik SMK.

Yogyakarta, Desember 2019

Eko Prasetyo Hadi

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
v
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR ISI

PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU
PETA KONSEP BUKU
APERSEPSI

BAB I BAHAN DAN ALAT TANGKAP


A. Bahan Alat Penangkap Ikan
B. Alat Tangkap Penangkap Ikan

BAB II BENANG, TALI DAN TALI BAJA


A. Struktur Benang, Tali dan Tali Baja
B. Sistem Penomoran

BAB III PEMBUATAN JARING


A. Perencanaan dan Persiapan Membuat Jaring (Webbing)
B. Pembuatan mata dan simpul

BAB IV PEMOTONGAN JARING DAN CUTTING RATE


A. Pemotongan Jaring
B. Cutting Rate

BAB V PENYAMBUNGAN JARING


A. Jenis-jenis penyambungan jaring
B. Teknik Penyambungan jaring

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL

BAB VI SIMPUL TALI DAN SPLICING


A. Cara Penyusunan Tali Temali
B. Jenis simpul dan sosok
C. Jenis-jenis Splicing Tali dan Wire

BAB VII PERAWATAN, PENGAWETAN DAN PERBAIKAN


A. Perawatan Alat Penangkap Ikan
B. Pengawetan dan Penyamakan
C. Perbaikan Jaring

TEKNIKA KAPAL
vi PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR ISI

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
BIODATA PENULIS

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
vii
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Sumberdaya alam melimpah sebagai bahan alat tangkap ikan
Gambar 1.2 Serat biji kapas dan serat biji kapuk
Gambar 1.3 Serat rami kering dan tanaman rami
Gambar 1.4 Serat Hennep
Gambar 1.5 Tanaman Jute Corchorus capsularis
Gambar 1.6 Serat Tanaman Jute
Gambar 1.7 Tanaman Rosella
Gambar 1.8 Serat Rosella
Gambar 1.9 Serat Ijuk yang sudah disisir
Gambar 1.10 Tanaman aren penghasil serat ijuk (tanda panah)
Gambar 1.11 Tanaman Bambu (kiri) dan Alat Penangkap Ikan “Bubu” (kanan) Sumber
: (Kiri)
Gambar 1.12 Tanaman Pisang Abaca dan Serat yang dihasilkan
Gambar 1.13 Kulit buah kelapa (kiri) dan serat buah kelapa (kanan)
Gambar 1.14 Ulat sutera dan kepompong serat sutra
Gambar 1.15 Serat wool dari hewan biri-biru
Gambar 1.16 Serat Asbes
Gambar 1.17 Serat Glass wool
Gambar 1.18 Pukat Cincin dengan Satu Kapal (One Boat Operated Purse Seines)
Gambar 1.19 Pukat Cincin dengan Dua Kapal (Two Boat Operated Purse Seine)
Gambar 1.20 Jaring Lingkar Tanpa Tali Kerut (Without Purse Lines / Lampara)
Gambar 1.21 Pukat Tarik Pantai
Gambar 1.22 Dogol (Danish seines)
Gambar 1.23 Scottish seines
Gambar 1.24 Pair seines
Gambar 1.25 Payang
Gambar 1.26 Cantrang
Gambar 1.27 Lampara Dasar
Gambar 1.28 Pukat Hela Dasar Berpalang
Gambar 1.29 Pukat Hela Dasar Berpapan (Otter Trawls)
Gambar 1.30 Pukat Hela Dasar Dua Kapal (Pair Trawls)
Gambar 1.31 Nephrops trawl (Nephrops trawls)
Gambar 1.32 Pukat udang
Gambar 1.33 Pukat ikan
Gambar 1.34 Pukat Hela Pertengahan Dua Kapal (Pair Trawls)
Gambar 1.35 Pukat Hela Pertengahan Udang (Shirmp Trawls)
Gambar 1.36 Pukat Hela Kembar Berpapan (Otter Twin Trawls)
Gambar 1.37 Pukat Dorong
Gambar 1.38 Penggaruk berkapal
Gambar 1.39 Penggaruk tanpa kapal
Gambar 1.40 Anco (Portable lift nets)
Gambar 1.41 Bagan berperahu
Gambar 1.42 Bouke ami
Gambar 1.43 Bagan Tancap (Shore Operated Statonary Lift Nets)

TEKNIKA KAPAL
viii PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.44 Jala Jatuh Berkapal (Cast Nets)


Gambar 1.45 Jala Tebar (Falling Gear Not Specified)
Gambar 1.46 Jaring Liong Bun
Gambar 1.47 Jaring gillnet oseanik
Gambar 1.48 Jaring Insang Lingkar (Encirlcling Gillnets)
Gambar 1.49 Jaring Insang Berpancang (Fixed Gillnets On Stakes)
Gambar 1.50 Jaring Insang Berlapis ( Trammel Nets )
Gambar 1.51 Combined Gillnets Trammel Nets
Gambar 1.52 Set nets
Gambar 1.53 Bubu (Pots)
Gambar 1.54 Bubu bersayap (Fyke nets)
Gambar 1.55 Pukat Labuh (Long Bag Set Net)
Gambar 1.56 Togo
Gambar 1.57 Ambai
Gambar 1.58 Jermal
Gambar 1.59 Pengerih
Gambar 1.60 Sero
Gambar 1.61 Perangkap Ikan Peloncat (Aerial traps)
Gambar 1.62 Muroami
Gambar 1.63 Seser
Gambar 1.64 Pancing ulur
Gambar 1.65 Pancing berjoran
Gambar 1.66 Huhate
Gambar 1.67 Squid angling
Gambar 1.68 Squid jigging
Gambar 1.69 Huhate mekanis
Gambar 1.70 Rawai dasar (Set long lines)
Gambar 1.71 Rawai tuna
Gambar 1.72 Rawai cucut
Gambar 1.73 Tonda (Trolling lines)
Gambar 1.74 Pancing layang-layang
Gambar 1.75 Tombak (Harpoons)
Gambar 1.76 Ladung
Gambar 1.77 Panah
Gambar 1.78 Alat Tangkap Purse Seine
Gambar 1.79 Bahan dan Alat Penangkap Ikan
Gambar 2.1 Struktur Benang, Tali dan Tali Baja
Gambar 2.2 Tali yang dipintal/twist (kiri)
Gambar 2.3 Konstruksi benang jaring yang dipintal
Gambar 2.4 Struktur tali
Gambar 2.5 Struktur benang, (1) komponen antara monofilament dengan
continuous filament berwarna putih dan (2) tali monofilament yang sudah dipintal.
Gambar 2.6 Serat monofilament,
Gambar 2.7 Webbing dari bahan monofilament

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
ix
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.8 Jenis intalan pola Z / pintal kiri dan pola S / pintal kanan
Gambar 2.9 Jenis dan tipe anyaman tali
Gambar 2.10 Struktur tali kawat/wire rope (Atas) dan model wire rope (Bawah)
Gambar 2.11 Alat Navigasi Radar
Gambar 2.12 QR Code Macam-macam konstruksi tali
Gambar 3.1 Cara membuat jaring
Gambar 3.2 Ukuran berbagai macam coban
Gambar 3.3 Seleran dari plastik
Gambar 3.4 Alat pemotong yang bisa digunakan
Gambar 3.5 Tali-tali bahan pembuat jaring
Gambar 3.6 Teknik dan simpul lewat bawah seleran
Gambar 3.7 Teknik dan simpul lewat atas seleran
Gambar 3.8 Proses Pembuatan mata jaring bagan 1 s.d 5
Gambar 3.9 Jaring bentuk segiempat
Gambar 3.10 Cara membuat jaring bentuk segitiga
Gambar 3.11 Cara penambahan mata bentuk segitiga dan jaring lempar
Gambar 3.12 Membuat tali gantungan
Gambar 3.13 Membuat ikatan awal badan jaring
Gambar 3.14. Membuat mata jaring tahap awal
Gambar 3.15 Simpul di atas lekukan (posisi simpul yang BENAR)
Gambar 3.16 Simpul di bawah lekukan, posisi yang “SALAH”
Gambar 3.17 Simpul bendera (english knot)
Gambar 3.18 Double english knot
Gambar 3.19 Simpul mati (reef knot)
Gambar 3.20 Simpul dalam satu mata
Gambar 3.21 Ukuran satu mesh
Gambar 3.22 Simpul dalam beberapa mata
Gambar 3.23 Alat Fish Finder
Gambar 3.24 QR Code membuat jala ikan
Gambar 4.1 Pemotongan jaring dan Cutting rate
Gambar 4.2 Lembaran jaring
Gambar 4.3 Ukuran 1 mesh mata jaring
Gambar 4.4 Mesh cut
Gambar 4.5 Point cut
Gambar 4.6 Bar cut
Gambar 4.7 Clean mesh
Gambar 4.8 Hasil Pemotongan all mesh
Gambar 4.9 Hasil Pemotongan all point
Gambar 4.10 Hasil Pemotongan all point
Gambar 4.11 Pemotongan Mesh Bar (m/b)
Gambar 4.12 Pemotongan Point Bar (p/b)
Gambar 4.13 Cutting Rate Point Bar
Gambar 4.14 Cutting rate Mesh Bar
Gambar 4.15 GPS (Global Positioning System)

TEKNIKA KAPAL
x PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.16 QR code Pemotongan Jaring


Gambar 5.1 Cara Penyambungan Jaring
Gambar 5.2 Cara penyambungan mesh to mesh
Gambar 5.3 Cara penyambungan point to point
Gambar 5.4 Cara penyambungan take up tipe menyisip (creasing)
Gambar 5.5 Cara penyambungan take up tipe merangkap (baiting)
Gambar 5.6 Cara penyambungan “LASHING”
Gambar 5.7 Menyiapkan lembar jaring yang akan ditambal
Gambar 5.8 Membuat ikatan awal pada simpul kaki tiga
Gambar 5.9 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring kedua dan cara menyimpulkannya
Gambar 5.10 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring pertama (atas) dan cara
menyimpulkannya
Gambar 5.11 Cara membuat simpul pada akhir penambalan
Gambar 5.12 Menyiapkan lembar jaring yang akan ditambal
Gambar 5.13 Membuat ikatan awal pada simpul kaki tiga
Gambar 5.14 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring kedua (sampingnya) dan cara
menyimpulkannya
Gambar 5.15 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring pertama (kiri) dan cara
menyimpulkannya
Gambar 5.16 Cara membuat simpul di bawahnya
Gambar 5.17 Cara membuat simpul pada akhir penambalan
Gambar 5.18 Pola penyambungan dengan cara take up “Baiting/ Merangkap”
Gambar 5.19 Bentuk penyambungan Creasing
Gambar 5.20 Cara penyimpulan gantungan pada creasing
Gambar 5.21 Cara penyambungan Lashing
Gambar 5.22 Mesin Pompa Ikan Vakum
Gambar 5.23 QR Code Penyambungan Jaring
Gambar 6.1 Beberapa bentuk simpul dan splicing
Gambar 6.2 Cara menahan dan mengikat tali pada bolder besi bentuk “Kuku Kuda/
Cleat”
Gambar 6.3 Cara menahan pada bolder besi bentuk “silang/ salip”
Gambar 6.4 Cara mengikat tali pada bolder besi bentuk “silang/ salip”
Gambar 6.5 Cara memasang tali pada bolder yang terpasang tali kepil dari kapal lain
Gambar 6.6 Cara mengikat tali pada bolder
Gambar 6.7 Sosok pangkal (Sack knot)
Gambar 6.8 Sosok pangkal ganda
Gambar 6.9 Simpul hidup (single carrick bend)
Gambar 6.10 Simpul mati (reft knot)
Gambar 6.11 Simpul delapan
Gambar 6.12 Simpul nafiri
Gambar 6.13 Teknik Pembuatan Splice Mata.
Gambar 6.14 Sosok Pintalan Mata (Eye Splice)
Gambar 6.15 Teknik Pembuatan Pintalan Lingkar (Cut Splice)
Gambar 6.16 Sosok Pintalan Lingkar (Cut Splice)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
xi
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.17 Teknik membuat Pintalan Pendek (Short Splice)


Gambar 6.18 Sosok akhir pintalan pendek (Short Splice)
Gambar 6.19 Teknik membuat Pintalan Dasar (Back Splice)
Gambar 6.20 Sosok akhir pintalan dasar (Back Splice)
Gambar 6.21 Melepas Pintalan Wire Rope
Gambar 6.22 Membuat mata splice wire rope
Gambar 6.23 Memasukkan strand 1 ke pintalan
Gambar 6.24 Memasukkan strand 2 ke pintalan
Gambar 6.25 Eye Splice Wire Rope
Gambar 6.26 Rudolf Diesel (Penemu Mesin Diesel)
Gambar 6.27 QR Code Simpul dan Splicing
Gambar 7.1 Cara memperbaiki dan merawat berbagai alat penangkap ikan
Gambar 7.2 Proses perawatan dan perbaikan alat penangkap ikan
Gambar 7.3 Proses pengawetan/ penyamakan dengan tannin
Gambar 7.4 Penentuan simpul berkaki 3
Gambar 7.5 Pembentukan pola kerusakan yang teratur dan pembersihan
Gambar 7.6 Urutan arah juraian pada perbaikan jaring
Gambar 7.7 Cara membuat simpul awal pada kaki tiga yang pertama
Gambar 7.8 Cara membuat simpul pada bar atas – kebawah kanan
Gambar 7.9 Cara membuat simpul pada point kiri – ke bawah kanan
Gambar 7.10 Cara membuat simpul point kanan – ke bawah kiri
Gambar 7.11 Cara membuat simpul pada bar bawah – ke atas kanan
Gambar 7.12 Cara membuat simpul pada bar bawah – ke atas kiri
Gambar 7.13 Bentuk jaring yang akan ditambal, tersisa kaki dua
Gambar 7.14 Bentuk dan ukuran bahan penambal yang siap untuk dipasang
Gambar 7.15 Cara menjurai jaring penambal
Gambar 7.16 Alat VMS di Kapal Perikanan
Gambar 7.17 QR Code Perawatan alat tangkap
Gambar 7.18 QR Code Memperbaiki Jaring

TEKNIKA KAPAL
xii PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Produk-produk serat buatan/sintetis


Tabel 1.2 Perbedaan serat alami dan serat buatan/sintetis
Tabel 2.1 Kesesuaian arah pintalan tali
Tabel 2.2 Perbandingan simbol pada indirect system

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
xiii
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Selalu kupanjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan pemilik
segala yang ada di muka bumi alam semesta, yang selalu memberikan kesehatan dan
petunjuk-Nya dalam menyelesaikan buku pembelajaran ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Bahan dan Alat Tangkap Penangkap Ikan Jilid 1
yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk memperkaya dan meningkatkan
penguasaan pengetahuan serta keterampilan peserta didik. Penulis beranggapan
bahwa buku ini penting bagi peserta didik TKPI. Penulis juga memberikan saran
kepada para peserta didik agar memperhatikan beberapa hal antara lain :
1. Paling awal bacalah terlebih dahulu bagian Tujuan Pembelajaran setiap bab yang
akan kalian baca; hal ini berfungsi untuk mengetahui secara singkat hal-hal yang
akan dicapai pada bab yang dipelajari. Setelah itu lihatlah bagian Peta Konsep
untuk mengetahui peta-peta materi yang akan dipelajari.
2. Bacalah buku ini dengan teliti, apabila ada yang masih kurang paham, bisa
didiskusikan dengan guru pengampu kompetensi ini.
3. Bagian Cakrawala dapat kalian baca untuk mengisi kegiatan Literasi agar dapat
menambah wawasanmu.
4. Setiap akhir bab dilengkapi tes kompetensi yang dapat digunakan sebagai
parameter penguasaan materi bagi kalian.
Setelah kalian menyelesaikan tes kompetensi atau penilaian harian, jika Anda
merasa belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka Anda dapat mengulangi
untuk mempelajari materi yang ada dalam buku ini.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:

Contoh Soal Sebagai acuan dalam cara mengerjakan soal-soal setiap


babnya.

Praktikum Berupa lembar-lembar perintah dan panduan sebagai ac-


uan dalam melakukan praktikum untuk keterampilan ka-
lian di setiap kompetensi pada bab-bab buku ini.

Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menam-
bah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sum-
ber belajar dan QR Code disediakan untuk memudahkan
kalian mengakses QR Code Scanner yang tersedia ap-
likasinya di smartphone kalian.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.

TEKNIKA KAPAL
xiv PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.

Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.

Penilaian Harian Digunakan sebagai indikator pencapaian kompetensi pe-


serta didik setelah mempelajari satu bab.

Penilaian Akhir Se- Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik


mester setelah mempelajari materi dalam satu semester.

Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun


guru di akhir kegiatan pembelajaran untuk mengevaluasi
kegiatan belajar mengajar.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
xv
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PETA KONSEP BUKU

BAB I
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
A. Bahan Alat Penangkap Ikan
B. Alat Tangkap Penangkap Ikan

BAB II
BENANG, TALI DAN TALI BAJA
A. Struktur Benang, Tali dan Tali
Baja
B. Sistem Penomoran

BAB III
BAHAN DAN PEMBUATAN JARING
ALAT A. Perencanaan dan Persiapan
TANGKAP SEMESTER Membuat Jaring (Webbing)
PENANGKAP GASAL B. Pembuatan Mata dan Simpul
IKAN
BAB IV
PEMOTONGAN JARING DAN
CUTTING RATE
A. Pemotongan Jaring
B. Cutting Rate

BAB V
PENYAMBUNGAN JARING
A. Jenis-jenis penyambungan
Jaring
B. Teknik Penyambungan Jaring

BAB VI
SIMPUL TALI DAN SPLICING
A. Cara Penyusunan Tali Temali
BAHAN DAN B. Jenis simpul dan sosok
ALAT C. Jenis-jenis Splicing Tali dan
TANGKAP SEMESTER Wire
PENANGKAP GENAP BAB VII
IKAN PERAWATAN, PENGAWETAN
DAN PERBAIKAN
A. Perawatan Alat Penangkap
Ikan
B. Pengawetan dan Penyamakan
C. Perbaikan Jaring

TEKNIKA KAPAL
xvi PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

APERSEPSI

Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kaya, menyediakan segala kebutuhan manusia
khususnya dan makhluk-makhluk lain ciptaan-Nya. Sumberdaya alam yang sudah
tersedia, terutama untuk kebutuhan pangan. Kebutuhan ini dapat dicukupi dari
beberapa sektor antara lain: pertanian, peternakan, dan perikanan. Sektor perikanan
ini masih cukup menjanjikan dan masih perlu dilakukan eksplorasi untuk kesejahteraan
dan kebutuhan manusia di muka bumi ini.
Perikanan merupakan segala hal yang berhubungan dengan dunia ikan dan produksi
ikan (kegiatan menangkap, budidaya, serta pengolahannya) untuk mencukupi sumber
bahan pangan terutama protein dan kecukupan bahan non pangan. Salah satu kegiatan
yang menjadi ujung tumpuan untuk pemenuhan kebutuhan manusia adalah bidang
penangkapan.
Kegiatan menangkap ikan merupakan cara mendapatkan ikan dari suatu perairan yang
bukan hasil budidaya, menangkap menggunakan alat atau dengan cara apapun, baik
menggunakan armada kapal atau tidak. Armada kapal tersebut dipergunakan untuk
mengangkut, memuat, menyimpan, mengawetkan serta mengolah hasil tangkapan
ikan.
Penangkapan ikan di perairan terbuka (lautan) membutuhkan beberapa alat-alat
yang cukup sesuai karakteristik ikan yang akan ditangkap sehingga diharapkan hasil
tangkapan bisa optimal. Materi yang akan dibahas pada pembelajaran kompetensi
kali ini bertujuan untuk memandu semua taruna dalam mempelajari hal-hal dunia
penangkapan ikan mulai dari bahan-bahan pembuat alat tangkap, membuat
jaring, memperbaiki, dan mengawetkan alat tangkap. Usaha mengelola perikanan
merupakan kegiatan-kegiatan yang terintegrasi dalam proses pengumpulan informasi,
menganalisis, dan merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.
Bahan dan Alat Tangkap Penangkap Ikan merupakan salah satu mata pelajaran
kejuruan pada kompetensi keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan. Mata pelajaran
tersebut dipelajari di kelas XI. Buku ini memuat materi kelas XI atau Jilid I yang terbagi
menjadi dua semester dan tujuh bab.
Pada semester gasal peserta didik akan mempelajari materi tentang bahan dan alat
tangkap, benang, tali, dan tali baja; pembuatan jaring; pemotongan jaring dan cutting
rate; dan penyambungan jaring. Sedangkan pada semester genap akan mempelajari
simpul tali, splicing, perawatan, pengawetan dan perbaikan.
Buku ini diharapkan dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk belajar
mengenai kompetensi keahliannya sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaatnya untuk diterapkan di dunia industri maupun di dunia usaha.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
xvii
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BAB
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
I

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai pembelajaran materi Bahan dan Alat Tangkap,


melalui proses berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik diharapkan
mampu mengidentifikasi berbagai bahan alat tangkap dengan benar, mampu
mengidentifikasi berbagai macam alat tangkap dengan benar mampu
menunjukkan berbagai bahan alat tangkap dengan benar, dan mampu
menunjukkan berbagai macam alat tangkap dengan benar

PETA KONSEP

BAHAN DAN ALAT TANGKAP

JENIS-JENIS ALAT TANGKAP


JENIS BAHAN
ALAT TANGKAP

10 Jenis Alat
Tangkap
Serat Alami : Serat Buatan/ Sintetis :
1. Serat dari Tumbuhan 1. Serat Polimer Alami
2. Serat dar Hewan 2. Serat Polimer Buatan/
3. Serat dari Mineral Sintetis

KATA KUNCI

Serat alami Serat buatan/sintetis Serat Tumbuhan


Serat hewan Serat mineral Polimer alami
Alat tangkap Polimer buatan/sintetis

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
1
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Sumberdaya alam melimpah sebagai bahan alat tangkap ikan
Sumber : Dokumen pribadi

Kekayaan alam yang terdapat dalam bumi ini, sangat melimpah dan diperuntukkan
sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia. Kemampuan manusia
yang lebih unggul dan mulia dibanding makhluk lain ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa,
dapat mengeksplorasi segala sumberdaya yang ada di bumi ini. Sumberdaya dari
alam berupa tumbuhan, hewan dan mineral-mineral yang terkandung di perut bumi
dimanfaatkan sepenuhnya untuk manusia untuk segala keutuhannya.
Salah satu kebutuhan manusia adalah pemenuhan kebutuhan pangan.
Sumberdaya hayati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah ikan dan seluruh
isinya yang ada dalam perairan, baik perairan tawar, payau maupun lautan. Untuk
mengeksplorasi semua sumberdaya tersebut, dibutuhkan peralatan yang spesifik
agar didapatkan hasil optimal dan peralatan tersebut dinamakan alat penangkap
ikan. Untuk membuat alat tersebut dibutuhkan bahan-bahan yang spesifik agar dapat
berfungsi dengan baik.
Bahan-bahan yang ada secara alami dan buatan untuk mengkonstruksi alat-
alat penangkap ikan, secara spesifik akan dijelaskan dalam bab ini, beserta dengan
berbagai jenis alat penangkap ikan yang ada di Indonesia.

TEKNIKA KAPAL
2 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Bahan Alat Penangkap Ikan


Pada dasarnya ada dua pengertian yang tercakup dalam kalimat “Bahan dan
Alat Penangkap Ikan” yaitu bahan-bahan yang dipergunakan untuk pembuatan
alat-alat penangkap ikan (fishing gear material) dan alat-alat tangkap untuk
penangkapan ikan (fishing gear). Dari pernyataan tersebut dapat didefinisikan
sebagai berikut :
Bahan Alat Penangkap Ikan atau dikenal dengan Fishing Gear Material adalah
berbagai macam bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan
dan proses pembentukan alat menangkap ikan menjadi satu kegiatan yang utuh.
Alat Penangkap Ikan atau Fishing Gear adalah alat yang digunakan untuk
menangkap ikan mulai dari alatnya, kapalnya dan alat-alat bantu yang digunakan
di atas kapal.
Kedua definisi dapat disimpulkan bahwa bahan dan alat penangkap ikan merupakan
segala macam bahan dan alat yang digunakan dalam proses menangkap ikan di
perairan. Bahan alat penangkap ikan ini merupakan salah satu faktor penting yang
memengaruhi keberhasilan usaha penangkapan ikan. Selain faktor konstruksi
alat tangkap ini cocok dengan keterampilan sumberdaya manusia dalam
mengoperasikan alat tangkap tersebut.
Secara umum bahan alat penangkap ikan dikelompokkan menjadi dua (2) antara
lain :
1. Bahan Teksil
2. Bahan Nontekstil
Kedua bahan tersebut dalam proses pembuatan alat tangkap ikan selalu
dioperasikan secara bersama-sama, hanya saja besar kecil perbandingan
penggunaan bahannya tergantung jenis alat tangkap yang akan dibuat. Sebagai
contoh perbandingan bahan yang dipakai pada alat tangkap purse seine, trawl dan
lain-lain, pemakaian bahan tekstil lebih banyak dibanding nontekstil. Sebaliknya
pada alat tangkap bubu pemakaikan bahan nontekstil lebih banyak dibanding
dengan bahan tekstil.
1. Bahan Tekstil
Apabila ditinjau dari asal serat-serat tekstil maka bahan tekstil dibagi
menjadi dua (2) yaitu :
a. Bahan tekstil dari serat alam
b. Bahan tekstil dari serat buatan (sintetis)
Akhir-akhir ini penggunaan serat alami sudah tergeser oleh penggunaan serat
buatan/sintetis. Hal ini terjadi karena mempertimbangkan segi daya tahan dan
efisiensi dalam proses penangkapan ikan serta dalam perawatan alat tangkap.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
3
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
a. Bahan tekstil dari serat dari alam
Berdasarkan asalnya serat alam dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu:
1) Serat alam dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman
Berdasarkan bagian-bagian dari tumbuh-tumbuhan atau tanaman
yang menghasilkan serat, maka dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu
serat biji, serat kulit batang, serat daun, dan serat buah.
a) Serat-serat biji : seperti kapas / cotton, kapuk

Gambar 1.2 Serat biji kapas dan serat biji kapuk


Sumber : http://walpaperhd99.blogspot.com/2017/06/jenis-bahan-serat-dan-karakteristik.
html diakses tanggal 22 Oktober 2019 Pukul 16:30

(1) Serat biji kapas atau cotton fibre merupakan serat dari biji
tanaman kapas (Gossypium sp). Negara penghasil kapas
adalah Amerika Serikat, Mesir, Tiongkok, Brazil, dan Jepang. Di
Indonesia sebagian besar serat biji kapas masih harus impor,
yang selanjutnya diproses untuk dipintal menjadi benang yang
disebut benang lawe. Benang lawe dipintal lagi menjadi benang
dan tali temali sebagai bahan pembuatan jaring untuk alat
tangkap cantrang, jala (Soemarto, 1983).
(2) Serat biji kapuk berasal dari biji tanaman randu (Ceiba pentandra),
serat ini memiliki sifat yang baik sebagai bahan penyekat (bahan
isolasi), daya apung yang besar dan tidak menghisap air. Sifat
yang unggul ini sering digunakan sebagai bahan pelampung
dan isolasi pada palkah ikan di kapal. Tanaman randu ini banyak
tumbuh di daerah tropis seperti Vietnam, Amerika, dan termasuk
Indonesia.
Serat kapas lebih baik untuk dipintal menjadi benang dibanding
dengan serat kapuk, karena serat kapuk lebih licin dibanding serat
kapas.
b) Serat kulit batang seperti: tanaman rami, hennep, yute, roselia, ijuk,
bambu, abaca (pisang)
TEKNIKA KAPAL
4 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

(1) Rami atau haramay (bahasa sunda) diperoleh dari kulit


batang tanaman rami (Boehmeria nivca). Negara yang banyak
menghasilkan rami adalah Tiongkok, Mesir, India, Amerika,
bahkan di Indonesia juga dapat tumbuh. Rami lebih tahan
terhadap air laut dan sinar matahari, sehingga sebelum banyak
bahan sintetis, bahan ini dahulu dipakai untuk alat tangkap
jaring antara lain : jaring klitik, jaring kambang dan jala eder.

Gambar 1.3 Serat rami kering dan tanaman rami


Sumber: http://myblogpkk.blogspot.com/2016/04/serat-batang-dan-daun.html
diakses 22 Oktober 2019 Pukul 16.33

(2) Hennep diperoleh dari kulit batang tanaman Cannabis sativa


dengan cara melakukan pembusukan batang, tanaman ini banyak
dari negara Rusia, Eropa dan Asia. Tanaman ini panjangnya
sekitar 1,5 meter, lebih dikenal dengan tanaman “Ganja” yang
menghasilkan cairan yang dilarang bernama “marijuana”.
Serat hennep ini hanya digunakan untuk tali temali terutama
tali tambang untuk kapal, namun sekarang banyak tergeser
penggunaannya oleh serat manila.

Gambar 1.4 Serat Hennep


Sumber: https://imamhamdani21.blogspot.com/2014/06/serat-benang-dan-kain.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.42

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
5
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

(3) Serat Yute berasal dari tanaman yute ( Corchorus capsularis) yang
banyak ditanam di negara India, Tiongkok, Indonesia terutama
di Sumatera dan Jawa Tengah. Tanaman ini panjangnya 3-4
meter, seratnya didapatkan dengan cara proses pembusukan.
Kebanyakan serat ini diapaki untuk pembungkus dan bahan
karung, karena sifatnya kurang tahan gesekan dan air laut.

Gambar 1.5 Tanaman Jute Corchorus capsularis


Sumber : http://weavingandsilk.blogspot.com/2015/08/jute-fiber-atau-serat-jute.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.45

Gambar 1.6 Serat Tanaman Jute


Sumber: https://www.berbagaireviews.com/2017/03/serat-bahan-pakaian tekstilserat-bahan.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.50

(4) Serat Rosella berasal dari pembusukan kulit batang tanaman


rosella. Tanaman ini banyak ditanam di Jawa Tengah dan Sumatera
sebagai bahan karung yang diperuntukkan membungkus alat-
alat perikanan. Kegunaan lain serat ini untuk mengisi sela-
sela papan pada dinding perahu dan kapal ikan. Serat rosella
panjangnya mencapai 3 meter.

TEKNIKA KAPAL
6 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.7 Tanaman Rosella


Sumber : https://www.aryanto.id/artikel/id/206/4-manfaat-bunga-rosella-merah-
untuk-kesehatan


Gambar 1.8 Serat Rosella
Sumber: https://imamhamdani21.blogspot.com/2014/06/serat-benang-dan-kain.html
diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.42

(5) Serat ijuk berasal kulit batang dari tanaman enau / aren (
Arenga pinatta ) cara mendapatkan serat ijuk ini dengan jalan
melepaskan serabut dari batangnya kemudian serabutnya disisir
untuk memisahkan yang kurang baik hasilnya. Panjang serat ini
±1 meter, memiliki sifat tahan pengaruh sinar matahari dan air
serta tahan dari pengaruh cuaca, tidak dapat busuk / lapuk. Serat
ijuk ini sering dipakai untuk mengikat tali bubu, untuk tali ris
alat tangkap dogol dan krakad.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
7
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.9 Serat Ijuk yang sudah disisir


Sumber : http://produkijuk.blogspot.com/2015/03/ijuk-kualitas-eksport.
html

Gambar 1.10 Tanaman aren penghasil serat ijuk (tAnda panah)


Sumber : https://steemit.com/esteem/@iwansunarya/bulu-ijuk-pada-tumbuhan-nira-
yang-banyak-kegunaannya-bec9ff0979d3d

(6) Serat Bambu berasal dari tanaman bambu/pring (bahasa jawa)


dengan nama latin Bambusa vulgaris Schardex JC Wendl. Tanaman
ini banyak tumbuh di Tiongkok dan Indonesia. Panjangnya bisa
mencapai 6-15 meter tergantung jenisnya. Serat bambu dalam
penangkapan ikan dipergunakan sebagai alat tangkap bubu,
joran pancing, dan kerangka bangunan bagan.

Gambar 1.11 Tanaman Bambu (kiri) dan Alat Penangkap Ikan “Bubu” (kanan) Sumber :
(Kiri) https://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/80552/dari-mana-asal-
usul-bambu (diakses tanggal 22 Oktober 2019 jam 18.50) https://www.mangyono.
com/2016/07/bubu-ikan-dari-anyaman-bambu.html diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 18.54

(7) Serat Abaca berasal dari tanaman pisang yang termasuk dari
famili Musaceae yang tumbuh bebas di Pulau Mindanao,

TEKNIKA KAPAL
8 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Philipina dan Pulau Sangihe, Indonesia. Serat ini kuat dan tahan
terhadap air, dimanfaatkan untuk industri tali temali kapal laut.
Selain itu digunakan pula sebagai bahan baku pulp kertas yaitu
bahan uang kertas, kertas dokumen, kantong teh dan lain lain.

Gambar 1.12 Tanaman Pisang Abaca (atas) dan Serat yang dihasilkan (bawah)
Sumber: http://www.jurnalasia.com/bisnis/abaka-pisang-penghasil-serat/

c) Serat Daun adalah serat yang berasal dari bagian daun tanaman dan
tanaman yang dapat diambil serat daunnya antara lain : serat manila
hennep, serat sisal/agave dan serat agel/ jenis palem.
d) Serat Buah adalah bagian yang diambil dari kulit buah kelapa

Gambar. 1.13 Kulit buah kelapa (kiri) dan serat buah kelapa (kanan)
Sumber: https://tokomesinkelapa.com/manfaat-sabut-kelapa/

2) Serat yang didapatkan dari Binatang/Hewan


Serat alam yang berasal dari binatang ini dipergunakan sebagai bahan
alat penangkap ikan dan termasuk dalam golongan tekstil, yaitu : serat
sutera dan serat wool.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
9
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

a) Serat Sutera : serat ini diperoleh dari kepompong ulat yang disebut
ulat sutera ( Bombuxmori sp.). Satu kepompong panjangnya bisa
mencapai 4000 meter, bagian luar seratnya agak kasar dan semakin
ke dalam semakin halus sehingga panjangnya hanya 600 meter. Ulat
sutera dipelihara diberi makan daun murbei. Sebelum serat sintetis
ada serat sutera banyak dirajut sebagai bahan jaring gillnet.

Gambar 1.14 Ulat sutera dan kepompong serat sutera


Sumber: http://skematis.blogspot.com/2012/04/serat-sutera.html

b) Serat Wool : serat ini diambil dari bulu domba atau biri-biri. Hewan
ini banyak dipelihara di daerah yang memiliki tipe 2 musim yaitu
musim panas dan musim dingin. Pada saat musim dingin bulu
biri-biri menjadi tebal tetapi di musim panas bulunya dicukur.
Bulu yang telah dicukur dibersihkan dan bulu yang halus dipintal
menjadi benang kemudian untuk ditenun menjadi kain. Dalam dunia
perikanan serat wool ini jarang digunakan tetapi kadang-kadang
dibuat untuk umpan tiruan bagi pancing.

Gambar 1.15 Serat wool dari hewan biri-biru


Sumber: https://fitinline.com/article/read/kain-wool/

TEKNIKA KAPAL
10 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

3) Serat dari mineral


Serat dari mineral terbentuk secara alami baik sebagai serat
maupun modifikasi dari mineral (Ardidja,2010). Serat mineral dapat
diklasifikasikan menjadi :
a) Serat Asbestos : serat mineral yang terbentuk hanya secara alami.
Jenisnya adalah Serpentine (chrysolite), Amphiboles (amosite,
crocodolite, tremolite, actinolite, dan anthophyllite).

Gambar 1.16 Serat Asbestos


Sumber: https://www.lalaukan.com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-dari-serat_27.html

b) Serat keramik (Ceramic fibres) : Glass Fibres (Glass Wool dan Quartz),
Aluminium Oxide, Silicon Carbide dan Boron Carbide

Gambar 1.17 Serat Glass wool


Sumber: https://www.nuclear-power.net/nuclear-engineering/heat-transfer/heat-
losses/insulation-materials/glass-wool/

c) Serat metal (metal fibers) : Aluminium fibres

b. Bahan tekstil dari serat buatan/sintetis


Serat-serat buatan/ sintetis merupakan serat tiruan yang diperoleh
dari hasil persenyawaan kimia yang dibuat oleh manusia sehingga serat
ini dikenal juga dengan “man made fibres”. Serat ini dihasilkan dari proses
di pabrik jadi serat sintetis adalah serat produk industri. Serat sintetis
sebenarnya adalah suatu polimer dan polimer ada dua (2) macam yaitu :
polimer alam ( natural polymer) dan polimer sintetis (syntetic polymer).
Polimer alam berasal dari bahan-bahan selulosa atau protein yaitu
jenis putih telur dari tanaman atau binatang. Polimer yang bahannya dari
selulosa berasal dari kayu atau bambu misalnya viscose, rayon dan acetate.
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
11
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
Sedangkan yang berasal dari protein tumbuh-tumbuhan antara lain :
alginate (rumput laut), vicara, ardil, silkool dan azlon. Polimer yang berasal
dari protein hewani antara lain : Lanital, Fibrolan, Casenka, Caslen, Merinova,
dan Wipolan. Serat-serat polimer hampir tidak pernah digunakan dalam
pembuatan alat tangkap ikan karena bahan ini mudah lapuk atau busuk
terutama dalam keadaan basah dan ini merupakan kekurangan sama juga
seperti kekurangan serat-serat alam lainya.
Polimer Sintetis adalah hasil proses polimerisasi yang bahan dasarnya
batu bara, minyak bumi dan lain-lain. Disebut polimer sintetis karena
polimer-polimernya belum pernah terwujud sebelum melalui proses
kimia. Polimer sintetis banyak digunakan dalam proses pembuatan alat
penangkap ikan sebagai pengganti serat-serat alam karena beberapa hal
lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan serat alam atau serat kimia
dari polimer alam terutama daya tahan terhadap pembusukan/pelapukan,
kekenyalan, dan daya lentur.
Polimer sintetis yang telah dikenal dan digunakan sebagai bahan alat
penangkap ikan seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 produk-produk dari serat buatan/ sintetis
No. Nama Polimer Produk

Nylon, Grilon, Kapron, Lilion, Delpion,


1. Polyamide/ PA Stilon, Nailon, Perlon, Relon, Silon,
Enkalon, Amilan, dan Caprolan

Terylene, Terital, TerlenkaLanon, Tetron


2. Polyester/ PES
Dacron, Tergal, dan Diolen
Woolon, Kuralon, Kanebian, Vinylon,
3. Polyvinyl Alcohol/ PVA
Cremona, dan Synthofil
Polyvinylidene chloride/
4. Saran, Harlon, Verel, Vinylon, Dynel
PVD
Teviron, Envilon, Peu, PeCe, Rhopyl,
5. Polyvinyl chloride/ PVC
Thermovyl, Vinyon
Polythene, Dellex, Hi-Zex, Kannelight,
6. Polyethylene/ PE
Etylone,Courlene, Reeven, Teflon
7. Polypropylene/ PP Danaflex, Meraklon, Ulstron
Campuran :
Kyokurin
a. Polyamide dan
Polyvinylidene
chloride Tevi-Ny
8.
b. Polyamide dan
Polyvinyl chloride
Polytex
c. Polyethylene dan
Poly vinyl chloride
9. Polyuretane Perlon-U , Fibre 32
Sumber: (Supandi, 1983)

TEKNIKA KAPAL
12 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Bahan-bahan di atas akan saling bergabung antara satu dengan beberapa


bahan lain untuk dibentuk dalam satu rangkaian alat penangkap ikan. Bahan
yang digunakan dan sangat cocok untuk pembuatan alat penangkap ikan
antara lain :
1) Polyethylene, Polyamide, Manila Hennep : Trawl
2) Polyamide, polyester, polypropylene, cotton, silk : Gillnet
3) Polyvinyl alcohol, Polyamide, Cotton : Longline
4) Copolymen, Polyamide, Manila, Cotton: Trap net
2. Bahan Non Tekstil
Bahan non tekstil ini dipergunakan sebgai bahan pelengkap dari suatu alat
penangkapan ikan seperti pelampung, pemberat, jangkar,dan lain-lain. Bahan
non tekstil terbagi menjadi dua bagian yaitu logam (besi, kuningn dan timah)
dan non logam.
Sebagai perbandingan tabel di bawah ini menunjukkan perbedaan secara
umum, perbedaan sifat-sifat antara bahan sintetis dan bahan dari serat alam :
Tabel 1.2 Perbedaan serat alami dan serat buatan/ sintetis

No. Serat-serat alam Serat-serat sintetis

1. sudah mengalami pembusukan tidak mudah membusuk

kebanyakan terdiri dari


2. susunannya staple fibres
continuous filament fibres
beberapa ada yang
tidak terpengaruh oleh sinar
3. dipengaruhi oleh sinar ultra
ultra violet / uv
violet

4. tidak seberapa kuat kebanyakan kuat

sedikit menyerap air /sama


5. mudah menyerap air
sekali tidak
mudah mencair pada
6. tidak mudah mencair
temperatur tertentu

Sumber : Ardidja (2010)

Sifat bahan yang umum menjadi perhatian dalam pembuatan alat penangkap
ikan, antara lain :
a. Memiliki Berat jenis yang sesuai dengan alat tangkap
b. Daya tahan terhadap tarikan (sebelum dan sesudah dibentuk simpul)
c. Kecepatan tenggelam alat tangkap
d. Daya tahan terhadap gesekan
e. Elastisitas/kekenyalan
f. Daya tahan terhadap pembusukan (pengaruh air laut dan sinar matahari)
g. Daya tahan terhadap pengaruh air laut (tidak mudah berkarat/ lapuk)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
13
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

B. Alat Tangkap Penangkap Ikan


Alat penangkap ikan adalah alat-alat yang digunakan dalam penangkapan
ikan. Jika dilihat dalam satu alat tangkap ikan terdapat beberapa konstruksi yang
terbuat dari beberapa bahan seperti alat tangkap jenis pukat, terdapat jaring/
webbing/ netting, tali temali dan komponen lain.
Pengelompokan beberapa alat penangkap ikan yang berkembang di
Indonesia, telah diklasifikasikan menurut Standar Nasional Indonesia. Klasifikasi
Alat Penangkap Ikan (KAPI) yang disusun oleh BBPPI Semarang pada tahun 2007
mengacu pada penggolongan ISSCFG, FAO.
Alat penangkap ikan berdasarkan Prinsip Penangkapan, Bentuk Alat dan Cara
Pengoperasiannya dikelompokkan menjadi 12 bagian yaitu :
1. Jaring Lingkar (JL) terdiri dari :
a. Jaring lingkar bertali kerut /pukat cincin/JLPC : Pukat cincin satu kapal dan
dua kapal
b. Jaring lingkar tanpa tali kerut/JLLA/dikenal dengan Lampara
2. Pukat Tarik (PT) terdiri dari :
a. Pukat Tarik Pantai (PTP)
b. Pukat Tarik berKapal/ PTK : Payang/ PTK-Py, Cantrang/ PTK-Cn, Dogol/ PTK-
Dg, Lampara Dasar (PTK-Ld)
c. Pukat Tarik Lainnya
3. Pukat Hela (PH) terdiri dari :
a. Pukat Hela Pertengahan (PHP): Pukat Hela Pertengahan Dua Kapal (PHP-2K),
Pukat Hela Pertengahan Berpapan (PHP-Pp), dan Pukat Hela Pertengahan
Lainnya (PHP-L)
b. Pukat Hela Dasar (PHD) : Hela Dasar Berpapan (PHD-Pp), Pukat Hela Dasar
Berpalang (PHD-Pl), Pukat Pukat Hela Dasar Dua Kapal (PHD-2K), Pukat Hela
Dasar Lainnya (PHD-L)
c. Pukat Hela Lainnya (PHL)
4. Pukat Dorong (PD) terdiri dari :
a. Pukat Dorong Tidak Berkapal (PDTK)
b. Pukat Dorong Berkapal (PDK) : Pukat Dorong Berkapal Dua Jaring (PDK-2J)
dan Pukat Dorong Berkapal Satu Jaring (PDK-1J)
c. Pukat Dorong Lainnya (PDL)
5. Penggaruk (PG) terdiri dari :
a. Penggaruk Tanpa Kapal (PGTK)
b. Penggaruk Berkapal (PGK)

TEKNIKA KAPAL
14 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
6. Jaring Angkat (JA) terdiri dari :
a. Jaring Angkat Menetap (JAM) : Anco Tanpa Kapal (JAM-A) dan Bagan Tancap
(JAM-BT)
b. Jaring angkat Tidak Menetap : Bagan Rakit (JATM-BR), Bagan Perahu (JATM-
BP), Anco Berkapal / Bouke Ami (JATM-BA)
c. Jaring Angkat lainnya (JAL)
7. Alat yang Dijatuhkan/ Ditebar (AJT) terdiri dari :
a. Jala Tebar (AJTT)
b. Jala Jatuh (AJTJ) : Jala Jatuh Tanpa Kapal (AJTJ-TK), Jala Jatuh Berkapal/ Cast
Net (AJTJ-K)
c. Alat Jatuh Lainnya (AJTL)
8. Jaring Insang (JI) terdiri dari :
a. Jaring insang hanyut (JIH)
b. Jaring insang tetap (JIT)
c. Jaring insang lingkar (JILR)
d. Jaring insang berlapis (JIBL)
e. Jaring insang lainnya (JIL)
9. Perangkap (PR) terdiri dari :
a. Perangkap Berpenaju / Sero,Belat (PRP)
b. Perangkap Tanpa Penaju : Gombang, Apong (PRTP-S), Perangkap Bersayap/
Pukat Labuh, Perangkap Tanpa Sayap/Ambai, Togo, Jermal, Pengerih (PRTP-
TS).
c. Bubu (PRB)
d. Perangkap Ikan Lainnya (PRL) : perangkap ikan peloncat (PRIL)
10. Pancing (PC) terdiri dari :
a. Pancing Ulur (PCu)
b. Pancing Berjalan (PCJo)
c. Rawai Tetap (PCRT)
d. Rawai Hanyut ((PCRH)
e. Tonda (PCT)
f. Pancing lainnya (PCL)
11. Alat Tangkap Penjepit dan Melukai (APM) terdiri dari :
a. Ladung (LD)
b. Panah (PN)
c. Tombak (TB)
d. Alat Penjepit dan melukai lainnya (APML)
12. Alat-alat lainnya/ AAL : Muroami (MA)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
15
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun 2010 mengeluarkan
keputusan dengan Nomor : KEP.06/ MEN/ 2010 tentang Alat Penangkap Ikan di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI. Melalui keputusannya dalam https://
ngada.org/menkp6kep-2010.htm menurut jenisnya terdapat 10 kelompok alat
tangkap yaitu :
1. Alat Penangkapan Ikan Tipe Jaring Lingkar (Surrounding Nets)
a. Pengertian
Alat penangkapan ikan berupa jaring berbentuk empat persegi panjang
yang terdiri dari badan, dilengkapi pelampung, pemberat, tali ris atas dan
bawah, memakai/tidak memakai tali kerut dan sayap, salah satu bagiannya
berfungsi sebagai kantong. Target ikan yang ditangkap dengan cara
melingkari gerombolan ikan pelagis. Standar kelompok alat tangkap ini
terdapat pada seri SNI 7277.3:2008.
b. Jenis, penyebutan, singkatan, pengkodean serta gambar :
Jenis alat penangkapan ikan jaring lingkar (Surrounding Nets): 01.0.0
1) With purse lines/Purse seine : Jaring lingkar bertali kerut, PS 01.1.0:
a) One Boat Operated Purse Seines : Pukat Cincin dengan Satu Kapal
Kode PS1,01.1.1:
(1) Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal/ Kode PS1-K,
01.1.1.1
(2) Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal/ Kode PS1-B,
01.1.1.2

Gambar 1.18 Pukat Cincin dengan Satu Kapal (One Boat Operated Purse Seines)
Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia
b) Two boat operated purse seines/Pukat cincin dengan dua kapal
Kode PS2,01.1.2:
1) Pukat cincin grup pelagis kecil, PS2-K, 01.1.2.1
2) Pukat cincin grup pelagis besar, PS2-B, 01.1.2.2

Gambar 1.19 Pukat cincin dengan dua kapal (Two boat operated purse seines)
Sumber:http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

TEKNIKA KAPAL
16 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

2) Without purse lines/Lampara : Jaring lingkar tanpa tali kerut


Kode LA 01.2.0

Gambar 1.20 Jaring lingkar tanpa tali kerut (Without purse lines/Lampara)
Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Jaring lingkar dioperasikan di perairan yang tidak terlalu dalam sekitar
50-100 meter. Dioperasikan dengan melingkari dan mengurung kumpulan
ikan jenis-jenis ikan pelagic (hidup diperairan permukaan).

2. Alat Penangkap Ikan Tipe Pukat Tarik (Seine Nets)


a. Pengertian
Kelompok jenis alat penangkapan ikan pukat tarik adalah kelompok
alat penangkapan ikan berkantong (cod-end) tanpa alat pembuka mulut
jaring pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan (schooling)
ikan dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar
atau ke darat/pantai melalui kedua bagian sayap dan tali selambar. (SNI
7277.6:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Jenis alat penangkapan ikan Pukat Tarik (Seine Nets), 02.0.0:
1) Beach seines/ Pukat tarik pantai, SB, 02.1.0

Gambar 1.21 Pukat tarik pantai


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

2) Boat or Vessel Seines/ Pukat tarik berkapal : SV, 02.2.0


a) Danish seines/ Dogol, SDN, 02.2.1

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
17
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.22 Dogol (Danish seines)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

b) Scottish seines, SSC 02.2.2

Gambar 1.23. Scottish seines


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c) Pair Seines, SPR, 02.2.3

Gambar 1.24 Pair seines


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

TEKNIKA KAPAL
18 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

d) Payang, SV-PYG, 02.2.0.1

Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

e) Cantrang, SV-CTG, 02.2.0.2

Gambar 1.26 Cantrang


Sumber : http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/
keputusan-menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-
wilayah-pengelolaan-perikanan-negara-republik-indonesia

f) Lampara dasar: SV-LDS, 02.2.0.3

Gambar 1.27 Lampara Dasar


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ini dioperasikan dengan cara menarik jaring di perairan
permukaan hingga dasar terutama ikan-ikan yang kebiasasannya

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
19
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
bergerombol. Payang biasanya menangkap ikan permukaan/pelagis,
sedangkan untuk lampara dasar dan dogol untuk menangkap ikan-ikan
dasar/ demersal. Pukat tarik pantai dapat dioperasikan di kedua perairan,
baik dasar dan permukaan.

3. Alat Penangkap Ikan Tipe Pukat Hela (Trawls)


a. Pengertian :
Alat penangkapan ikan pukat hela (trawls) adalah alat penangkapan
ikan terbuat dari jaring berkantong yang dilengkapi dengan atau tanpa
alat pembuka mulut jaring dan pengoperasiannya dengan cara dihela di
sisi atau di belakang kapal yang sedang melaju (SNI 7277.5:2008). Alat
ini memiliki mulut yang bisa dibuka berupa papan terbuat dari besi dan
disebut otter board.
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Jenis alat penangkapan ikan pukat hela, 03.0.0:
1) Bottom Trawls/Pukat hela dasar Kode : TB, 03.1.0:
a) Beam trawl /Pukat hela dasar berpalang, Kode TBB, 03.1.1

Gambar 1.28 Pukat hela dasar berpalang


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

b) Otter trawls / Pukat Hela Dasar Berpapan, Kode OTB, 03.1.2

Gambar 1.29 Pukat hela dasar berpapan (Otter trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

TEKNIKA KAPAL
20 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

c) Pair trawls / Pukat Hela Dasar Dua Kapal, Kode PTB, 03.1.3

Gambar 1.30 Pukat hela dasar dua kapal (pair trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

d) Nephrops trawl / Nephrops trawl, TBN, 03.1.4

Gambar 1.31 Nephrops trawl (Nephrops trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

e) Shrimp trawls / Pukat hela dasar udang, TBS, 03.1.5 atau Pukat
udang, TBS-PU, 03.1.5.1

Gambar 1.32 Pukat udang


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

2) Midwater trawls/Pukat hela pertengahan, TM, 03.2.0:

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
21
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

a) Otter trawls/Pukat hela pertengahan berpapan OTM, 03.2.1 Pukat


ikan, OTM-PI, 03.2.1.1

Gambar 1.33 Pukat ikan


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

b) Pair trawls /Pukat hela pertengahan dua kapal PTM, 03.2.2

Gambar 1.34 Pukat hela pertengahan dua kapal (Pair trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c) Shrimp trawls / Pukat hela pertengahan udang, TMS 03.2.3

Gambar 1.35 Pukat hela pertengahan udang (Shrimp trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-
negara-republik-indonesia

d) Otter twin trawls / Pukat hela kembar berpapan OTT, 03.3.0

TEKNIKA KAPAL
22 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.36 Pukat hela kembar berpapan (Otter twin trawls)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-
negara-republik-indonesia

3) Pukat dorong, TX-PD, 03.9.0.1

Gambar 1.37 Pukat dorong


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat ini dioperasikan dengan cara menarik jaring / menghela di sisi kapal
atau di butitan kapal (belakang) yang sedang berjalan dengan kecepatan
sekitar 2-3 knot. Umumnya digunakan untuk menangkap ikan yang hidup
di perairan demersal seperti jenis ikan dasar, udang, crustacea dan ikan-
ikan pelagis.

4. Alat Penangkap Ikan Tipe Penggaruk (Dredges)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan Penggaruk /Dredges adalah alat penangkapan
ikan berbingkai kayu/besi yang bergerigi/bergancu di bagian bawahnya,
dilengkapi atau tanpa jaring / bahan lainnya, dioperasikan dengan cara
menggaruk di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap
kekerangan dan biota menetap (sesuai SNI 7277.2:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat Tangkap Ikan Jenis Penggaruk (Dredges), 04.0.0:

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
23
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

1) Boat dredges/Penggaruk berkapal , kode DRB, 04.1.0

Gambar 1.38 Penggaruk berkapal


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-
negara-republik-indonesia

2) Hand Dredges/Penggaruk Tanpa Kapal, DRH, 04.2.0

Gambar 1.39 Penggaruk tanpa kapal


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ikan ini dioperasikan dengan cara menggaruk bagian dasar
perairan baik menggunakan kapal maupun tidak. Ikan yang menjadi sasaran
hasil tangkap adalah ikan ikan demersal atau yang hidup di dasar perairan.

5. Alat Penangkapan Ikan Tipe Jaring Angkat (Lift Nets)


a. Pengertian :
Alat penangkapan ikan tipe jaring angkat adalah kelompok alat
penangkapan ikan berbahan jaring bentuk segi empat dilengkapi
terbingkai oleh bambu atau bahan lainnya sebagai rangka, yang
dioperasikan dengan cara ditenggelamkan dalam perairan saat setting
dan diangkat ke permukaan saat hauling yang dilengkapi dengan atau
tanpa lampu pengumpul ikan digunakan untuk menangkap ikan pelagis
(SNI 7277.9:2008).

TEKNIKA KAPAL
24 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar


Jenis alat penangkapan ikan tipe jaring angkat (Lift nets), 05.0.0:
1) Portable Lift Nets / Anco, kode LNP, 05.1.0

Gambar 1.40 Anco (Portable lift nets)


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-
perikanan-negara-republik-indonesia

2) Boat Operated Lift Nets / Jaring angkat berperahu, Kode LNB, 05.2.0:
a) Bagan Berperahu,kode LNB-BP, 05.2.0.1

Gambar 1.41 Bagan berperahu


Sumber: http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/dokumen/regulasi-hukum/keputusan-
menteri/finish/14-keputusan-menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-penangkapan-
ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-negara-republik-indonesia

b) Bouke ami,kode LNB-BA, 05.2.0.2

Gambar 1.42 Bouke ami


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c) Shore Operated Stationary Lift Nets,kode LNS, 05.3.0

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
25
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.43 Bagan tancap(Shore-operated stationary lift nets)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap tipe jaring angkat ini dioperasikan dengan cara
menenggelamkan jaring saat penurunan jaring (setting) dan diangkat lagi ke
permukaan (hauling). Saat jaring diturunkan dalam air, diperluan alat bantu
berupa lampu utuk mengumpulkan ikan. Alat tangkap ini dioperasikan di
perairan yang jauh dari pantai.

6. Alat Penangkap Ikan Tipe Dijatuhkan atau Ditebarkan (Falling Gear)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan yang dijatuhkan atau ditebarkan adalah kelompok
alat penangkapan ikan yang terbuat dari jaring, besi, kayu, dan/atau bambu
yang cara pengoperasiannya dijatuhkan/ditebarkan untuk mengurung ikan
pada sasaran yang terlihat maupun tidak terlihat (SNI 7277.12:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Jenis alat penangkapan ikan yang dijatuhkan atau ditebarkan(Falling gear),
06. 0.0:
1) Cast Nets/Jala Jatuh Berkapal, kode FCN, 06.1.0

Gambar 1.44 Jala jatuh berkapal(Cast nets)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

2) Falling Gear not Specified/Jala Tebar, kode FG, 06.9.0

TEKNIKA KAPAL
26 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.45 Jala tebar(Falling gear not specified)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Cara mengoperasikan alat penangkap ikan ini dengan menjatuhkan/
menebarkan jaring pada suatu perairan tempat target sasaran tangkapan
berada. Pada alat tangkap jala jatuh berkapal pengoperasian dilanjutkan
dengan menarik tali kerut pada bagian bawah jala, sedangkan pada jala
tebar bagian bawah jala akan menguncup dengan sendirinya karena
pengaruh pemberat rantai. Jala tebar dioperasikan di sekitar pantai yang
dangkal untuk menangkap ikan-ikan kecil sedangkan jala jatuh berkapal
dioperasikan di perairan yang lebih jauh dari pantai dengan atau tanpa
alat bantu penangkapan berupa lampu umumnya menangkap ikan pelagis
bergerombol dan cumi-cumi.

7. Alat Penangkap Ikan Tipe Jaring Insang (Gillnets and Entangling Nets)
a. Pengertian
Alat tangkap tipe ini merupakan kelompok jaring yang berbentuk
segi empat lengkap dengan pelampung dan pemberat, tali ris atas dan
tali ris bawah untuk menghadang pergerakan ikan yang melawan arus,
yang diharapkan nantinya ikan yang tertangkap terjerat atau terpuntal.
Pengoperasian alat ini pada perairan bagian permukaan (surface),
pertengahan (midwater) dan dasar (bottom), alat ini dipasang secara
menetap (fix), hanyut (drift) serta melingkar (encircling) untuk tujuan
menangkap ikan pelagis dan demersal. (SNI 7277.8:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan tipe Jaring Insang, (Gillnets and entangling
nets), 07.0.0:
1) Set Gillnets/Anchored/Jaring Insang Tetap, kode GNS, 07.1.0
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
27
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
a) Jaring Liong Bun, kode GNS-LB, 07.1.0.1

Gambar 1.46 Jaring liong bun


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

2) Driftnets/Jaring Insang Hanyut, kode GND, 07.2.0


a) Jaringgillnetoseanik, kode GND-OC, 07.2.0.1

Gambar 1.47 Jaringgillnetoseanik


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

3) Encircling Gillnets/Jaring Insang Linkar, kode GNC, 07.3.0

Gambar 1.48 Jaring Insang lingkar(Encircling gillnets)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
28 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

4) Fixed Gillnets on Stakes/ Jsring Insang Berpancang/ Menetap (Fixed


gillnets (on stakes)), kode GNI, 07.4.0

Gambar 1.49 Jaring insang berpancangFixed gillnets (on stakes)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

5) Trammel Nets/Jaring Insang Berlapis, kode GTR, 07.5.0 Jaring klitik, GTR-JK,
07.5.0.1

Gambar 1.50 Jaring insang berlapis(Trammel nets)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

6) Combined gillnets-trammel nets, GTN, 07.6.0

Gambar 1.51Combined gillnets-trammel nets


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
29
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

c. Cara Mengoperasikan
Tipe jaring insang cara mengoperasikannya dengan menghadang arah
pergerakan gerombolan ikan pelagis atau demersal yang melawan arus
perairan, ikan yang menjadi sasaran tangkapan dengan cara terjerat dan
terpuntal pada jaring. Pemasangan jaring ini ada yang mentep tempatnya
dan ada yang dihanyutkan. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan
pada dasar perairan umumnya menangkap ikan demersal.

8. Alat Penangkap Ikan Tipe Perangkap (Traps)


a. Pengertian
Alat dan tipe perangkap ini terbuat dari bahan jaring, besi alat
penangkapan ikan perangkap adalah kelompok alat penangkapan ikan yang
terbuat dari jaring benang / besi, kayu, bambu, yang berbentuk silinder,
trapesium dan bentuk lainnya dioperasikan secara pasif pada dasar atau
permukaan perairan, dilengkapi atau tanpa umpan (SNI 7277.10:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan Tipe Perangkap(Traps), 08.0.0:
1) Stationary Uncovered Pound Nets, kode FPN, 08.1.0 Set Nets, kode FPN-
SN, 08.1.0.1

Keterangan: 1. Pelampung rangka, 2.Pemberat, 3.Penaju, 4.Pelampung


tali rangka 5.Kantong, 6.Pelampung rangka utama, 7.Serambi, 8.Daun
pintu, 9.Slope net
Gambar 1.52.Set nets
Sumber: https://mediapenyuluhan.blogspot.com/2014/08/seri-alat-tangkap-ikan-set-net.html

2) Pots/Bubu, Kode FPO, 08.2.0

TEKNIKA KAPAL
30 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.53. Bubu(Pots)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

3) Fyke Nets / Bubu Bersayap, kode FYK, 08.3.0

Gambar 1.54 Bubu bersayap(Fyke nets)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

4) Stow Nets, kode FSN, 08.4.0:


a) Long Bag Set Net / Pukat Labuh, kode FSN-PL, 08.4.0.1

Gambar 1.55 Pukat labuh(Long bag set net)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
31
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

b) Togo, kode FSN-TG, 08.4.0.2

Gambar 1.56 Togo


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c) Ambai, kode FSN-AB, 08.4.0.3

Gambar 1.57 Ambai


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

d) Jermal, kode FSN-JM, 08.4.0.4

Gambar 1.58 Jermal


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
32 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

a) Pengerih, kode FSN-PG, 08.4.0.5

Gambar 1.59 Pengerih


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

5) Barrier, Fences, Weirs, kode FWR, 08.5.0 Sero, kode FWR-SR, 08.5.0.1

Gambar 1.60 Sero


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

6) Aerial Traps/Perangkap Ikan Peloncat, kode FWR, 08.6.0

Gambar 1.61 Perangkap Ikan Peloncat(Aerial traps)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
33
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

7) Muro ami, kode FIX-MA, 08.9.0.1

Gambar 1.62 Muro ami


Sumber: https://purseseine.blogspot.com/2011/02/muroami.html

8) Seser, FIX-SS, 08.9.0.2

Gambar 1.63 Seser


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap tipe perangkap ini, dioperasikan secara pasif berdasarkan
tingkah laku ikan diposisikan pada suatu perairan dengan atau tanpa
umpan sehingga ikan terperangkap atau terjebak masuk dan tidak dapat
ke luar dari perangkap. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan
maupun dasar perairan umumnya menangkap ikan pelagis maupun
ikan demersal tergantung jenis perangkap. Bubu bersayap, togo, ambai,
jermal, pengerih dan sero dioperasikan di daerah pantai untuk menangkap
ikan yang beruaya dengan mamanfaatkan pasang surut perairan. Set
net dipasang di wilayah pantai secara menetap untuk menangkap ikan
pelagis maupun demersal yang bermigrasi secara regular atau musiman.
Pukat labuh dioperasikan di wilayah pantai dengan memanfaatkan arus
perairan, umumnya untuk menangkap ikan ukuran kecil di daerah pasang

TEKNIKA KAPAL
34 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

surut. Bubu dipasang di dasar perairan umumnya untuk menangkap ikan


demersal dan ikan karang. Alat penangkapan ikan peloncat ditempatkan
pada permukaan air mengikuti tingkah laku ikan yang meloncat apabila
merasa terhalang.

8. Alat Penangkapan Ikan Tipe Pancing (Hook and Lines)


a. Pengertian
Alat penangkapan ikan tipe pancing merupakan alat penangkapan
ikan yang terdiri dari tali dan mata pancing dan atau sejenisnya Dilengkapi
dengan umpan alami, umpan buatan atau tanpa umpan. (SNI 7277.4:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan tipe Pancing(Hooks and Lines), 09.0.0:
1) Handlines and pole-lines/hand operated, kode LHP, 09.1.0:
a) Pancing ulur, kode LHP-PU, 09.1.0.1

Gambar 1.64 Pancing ulur


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Pancing berjoran, kode LHP-PJ, 09.1.0.2

Gambar 1.65 Pancing berjoran


Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-YpHih2RNNo/UA6HQgaw6jI/AAAAAAAABpg/B1zu_
yUYXpI/s230/tanduk2.jpg

c) Huhate, kode LHP-PH, 09.1.0.3

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
35
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.66 Huhate


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=KuuyQLjrDoM

d) Squid angling, LHP-SA, 09.1.0.4

Gambar 1.67Squid angling


Sumber: https://ilovefishing.com.au/2015/11/03/squid/

2) Handlines and pole-lines/mechanized, kode LHM, 09.2.0:


a) Squid jigging; kode LHM-PC, 09.2.0.1

Gambar 1.68Squid jigging


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

b) Huhate mekanis, kode LHM-HM, 09.2.0.2

TEKNIKA KAPAL
36 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar1.69. Huhate mekanis


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c) Set Long Lines/Rawai Dasar, kode LLS, 09.3.0

Gambar 1.70 “Set long lines” Rawai Dasar


Sumber: http://fishlongline.blogspot.com/

4) Drifting Long Lines/Rawai Hanyut, kode LLD, 09.4.0:


a) Rawai Tuna, kode LLD-RT, 09.4.0.1

Gambar 1.71 Rawai tuna


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
37
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
b) Rawai Cucut, kode LLD-RC, 09.4.0.2

Gambar 1.72 Rawai cucut


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

5) Trolling Lines/Tonda, kode LTL, 09.6.0

Gambar 1.73 Tonda(Trolling lines)


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

6) Pancing layang-layang, kode LX-LY, 09.9.0.1

Gambar 1.74 Pancing layang-layang


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat tangkap ikan tipe pancing ini, dioperasikan dengan cara
menurunkan tali dan mata pancing dan atau sejenisnya, menggunakan
atau tanpa joran yang dilengkapi dengan umpan alami, umpan buatan

TEKNIKA KAPAL
38 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

atau tanpa umpan. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,


kolom maupun dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan pelagis
maupun ikan demersal tergantung jenis pancing. Huhate dioperasikan
di permukaan perairan umumnya menangkap gerombolan ikan pelagis
perenang cepat (tongkol dan cakalang). Tonda dan pancing layang-
layang dioperasikan di permukaan perairan dengan cara ditarik secara
horizontal dengan menggunakan kapal umumnya menangkap ikan
pelagis. Squid jigging dioperasikan pada kolom perairan umumnya untuk
menangkap cumi-cumi. Rawai hanyut (termasuk rawai tuna dan rawai
cucut) dioperasikan di kolom perairan sampai dasar perairan umumnya
menangkap ikan pelagis dan demersal. Pancing ulur, pancing berjoran
dan rawai dasar dioperasikan di kolom perairan sampai dasar perairan
umumnya menangkap ikan pelagis dan demersal.

9. Alat Penangkapan Ikan Tipe Penjepit dan Melukai (Grappling and Wounding)
a. Pengertian
Alat tangkap ikan tipe penjepit dan melukai ini merupakan alat
penangkapan ikan yang terbuat dari batang kayu, besi atau bahan
lainnya yang mempunyai satu atau lebih bagian runcing/tajam, yang
pengoperasiannya dengan cara mencengkeram, mengait/menjepit,
melukai dan/atau membunuh sasaran tangkap (SNI 7277.11:2008).
b. Jenis, sebutan, singkatan, pengkodean dan gambar
Alat penangkapan ikan Tipe Penjepit dan Melukai (Grappling and
Wounding), 10.0.0:
1) Harpoons/ Tombak, kode HAR, 10.1.0

Gambar 1.75 Tombak(Harpoons)


Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2017/10/senjata-tradisional-maluku/

2) Ladung, kode HAR-LD, 10.0.0.1

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
39
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.76 Ladung


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

3) Panah, kode HAR-PN, 10.0.0.2

Gambar 1.77 Panah


Sumber: https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm

c. Cara Mengoperasikan
Alat penangkapan ikan tipe penjepit dan melukai ini, dioperasikan
dengan cara mencengkeram, mengait/menjepit, melukai dan atau
membunuh sasaran tangkap. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,
kolom maupun dasar perairan umumnya untuk menangkap ikan pelagis
maupun ikan demersal tergantung jenis alatnya. Ladung dioperasikan di
daerah pantai untuk menombak ikan-ikan pantai. Tombak dioperasikan di
daerah pantai untuk menombak ikan-ikan pantai, dapat pula dioperasiakan
di laut lepas (harpoon) umumnya untuk menangkap mamalia besar. Panah
dioperasikan pada wilayah berkarang umumnya untuk menangkap ikan
yang hidup di karang.

TEKNIKA KAPAL
40 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM

BAHAN DAN ALAT PENANGKAP IKAN

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi tentang bahan dan alat penangkap ikan, peserta
didik mampu menunjukkan bahan-bahan alat tangkap dan menunjukkan
berbagai macam alat tangkap ikan dengan baik dan benar.
B. Alat dan Bahan
Alat praktik yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum ini antara lain:
1. Gunting / Cutter (pisau pemotong)
2. Penggaris
3. Nampan plastik
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum ini antara lain:
1. Benang bahan tali berbagai jenis dan ukuran
2. Kertas HVS
3. Lem
4. Korek api
C. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sebelum praktikum dimulai, ikuti dan laksanakan beberapa langkah di bawah
ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian pakailah
sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong kertas atau tali.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktik. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)
D. Prosedur Praktik
1. Ambil bahan-bahan alat penangkap ikan dalam nampan yang telah
disedikan
2. Buatlah tabel untuk mengidentifikasi dan membedakan bahan-bahan
alat penangkap ikan
3. Bentuk Tabel

Objek Jenis Serat


No. Pengamatan Keterangan
( Ditempel ) Alami Buatan

1.
2.
3. dst......

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
41
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CONTOH SOAL

1. Buatlah contoh penggunaan bahan-bahan alat penangkap ikan yang berasal


dari serat sintetis/buatan, disertai contohnya ?
Jawaban
Bahan yang sering dipakai dan dianggap cocok untuk dipergunakan dalam
pembuatan alat penangkap ikan adalah :
a. Polyamide, manila hennep, polyethylene,: Trawl
b. Polyamide, polyester, polypropylene, cotton, silk : Gillnet
c. Polyamide, cotton, polyvinyl alcohol,: Longline
d. Polyamide, cotton,copolymen, manila : Trap net
2. Apa saja perbedaan antara serat alami dan buatan ?
Jawaban

No. Serat-serat alam Serat-serat Sintetis

mudah mengalami
1. tidak mudah membusuk
pembusukan
kebanyakan terdiri dari
2. terdiri dari staple fibres
cotinuous filament fibres
beberapa ada yang
tidak dipengaruhi oleh sinar
3. dipengaruhi oleh sinar ultra
ultra violet
violet
4. tidak seberapa kuat kebanyakan kuat

sedikit menyerap air /sama


5. menyerap air
sekali tidak
mencair pada temperatur
6. tidak mencair
tertentu

TEKNIKA KAPAL
42 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CAKRAWALA

PENEMU PURSE SEINE

Gambar 1.78 Alat Tangkap Purse Seine


Sumber: https://www.afma.gov.au/sites/default/files/uploads/2014/03/Purse-seine.jpg

Salah satu alat tangkap ikan yang sekarang ini sudah sering digunakan oleh
para nelayan di Indonesia adalah Purse Seine. Efektivitas purse seine dalam
menangkap ikan dianggap lebih efektif jika dibanding alat penangkap ikan yang
lainnya. Tahukah kalian, siapa penemu pertama kali Purse seine ini ??. Seorang
laki-laki dari wilayah Bergent, Norwegia yang bernama Barent Velder tanggal 12
Maret 1858 pertama kalinya mematenkan alat tangkap Purse Seine ini.
Tahun 1960 alat ini mulai diperkenalkan secara luas ke wilayah sekitar Pantai
Atlantik Negara Amerika Serikat untuk menangkap Ikan Atlantis Menhaden
(local name di amerika)/Brovoortia Tyrannus (bahasa latin) atau Ikan Tembang
(di Indonesia). Kemudian 1870 konstruksi purse seine disosialisasikan di negara
Skandinavia seperti Norwegia, Denmark, Swedia, Irlandia, dan Finlandia. Tahun
1913 baru diperkenalkan di Jerman.
Sedangkan di Indonesia baru disosilisasikan oleh Balai Penelitian Perikanan Laut
(BPPL) di sekitar pantai utara Jawa dan diterapkan di wilayah Muncar Banyuwangi
Jawa Timur. Saat ini alat tangkap Purse Seine sangat banyak digunakan oleh
nelayan-nelayan sekitar Pelabuhan Juwana Pati Jawa Tengah.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41988/Chapter%20
II.pdf;sequence=3 diakses pukul 22.05

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
43
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah informasi / wawasan lebih jauh mengenai jenis-jenis


bahan alat penangkap ikan dan macam-macam alat tangkap penangkapan ikan,
kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian
bisa mencari lebih jauh materi tentang jenis-jenis bahan penagkapan ikan tersebut
disertai penjelasan menggunakan gambar dan video. Salah satu website yang
dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang
jenis-jenis bahan penangkap ikan adalah sebagai berikut:

Gambar 1.79 QR Code Bahan dan Alat Penangkap Ikan

1. https://mukhtar-api.blogspot.com/2008/09/mengenal-alat-penangkapan-
ikan.html
2. https://www.lalaukan.com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-serat-alami.
html

RANGKUMAN

1. Secara umum bahan alat penangkap ikan digolongkan menjadi 2, yaitu:


bahan tekstil dan bahan non tekstil
2. Bahan tekstil berdasarkan asalnya serat-serat tekstil terdiri dari 2 golongan,
yaitu bahan tekstil dari serat alam dan bahan tekstil dari serat buatan/
sintetis
3. Bahan tekstil serat alam terdiri dari 3 golongan berdasarkan asal serat alam,
yaitu: serat alam dari tumbuh-tumbuhan, serat alam dari binatang dan serat
alam dari mineral.
4. Bahan tekstil serat buatan/ sintetis terdiri atas 2 macam, yaitu: polimer alam
(natural polimer) dan polimer sintetis (syntetic polymer).
5. Bahan non tekstil dipergunakan sebagai bahan pelengkap suatau alat
penangkap ikan seperti pelampung pemberat jangkar. Bahan ini terdiri dari
bahan logam dan non logam.
6. Klasifikasi alat penangkap ikan menurut StAndart Nasional Indonesia yang

TEKNIKA KAPAL
44 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

RANGKUMAN

telah disusun oleh BPPI Semarang tahun 2007 yang mengacu penggolongan
ISSCFG, FAO, alat penangkap ikan kelompokkanmenjadi 12 berdasarkan
prinsip penangkapan dan bentuk alat serta cara pengoperasiannya.
7. Klasifikasi alat penangkap ikan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan melalui Nomor KEP.06/MEN/2010 tentang Alat Penangkap
Ikan di wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Ikdonesia, penggolongan alat
penangkap ikan menjadi 10 kelompok berdasarkan jenisnya

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang bahan dan


alat tangkap penangkap ikan, tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari
informasi tentang jenis-jenis bahan untuk membuat alat penangkap ikan dan jenis-
jenis alat penangkap ikan disertai gambar-gambar yang mendukung. Anda dapat
mengumpulkan informasi melalui buku elektronik, internet maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sesuai
dengan petunjuk dari guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas !


1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang bahan alat penangkap ikan (fishing
gear material) dan alat penangkap ikan (fishing gear) !
2. Jelaskan bahan-bahan alat penangkap ikan dari bahan tekstil yang berasal dari
serat alam tumbuhan; berikan penjelasan secara singkat beserta contohnya !
3. Jelaskan bahan-bahan alat penangkap ikan dari bahan tekstil yang berasal
dari serat alam hewan; berikan penjelasan secara singkat beserta contohnya !
4. Jelaskan bahan-bahan alat penangkap ikan dari bahan sintetis/ buatan secara
singkat disertai dengan contoh !
5. Jelaskan 10 golongan alat penangkap ikan dari Permen KEP.06/MEN/2010 !

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
45
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

REFLEKSI

Setelah selesai mempelajari bab pertama ini Anda telah memahami tentang
bahan-bahan penangkap ikan dan alat penangkap ikan, maka:
1. Bagaimanakah kesan Anda, setelah mengikuiti pembelajaran bab pertama ini.
2. Dari dua materi pada bab pertama ini, manakah yang menurut Anda paling
sulit dipahami ?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
pertama?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab pertama?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini
akan menjadi fondasi/ dasar dari materi-materi yang akan dibahas pada bab-
bab selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
46 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BAB
BENANG, TALI DAN TALI BAJA
II

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi Benang, Tali dan Tali Baja,
peserta didik dapat mengidentifikasi struktur benang, tali dan tali baja, mampu
menjelaskan sistem penomoran, mampu menujukkan perbedaan benang, tali
dan tali baja, mempu menunjukkan jenis-jenis tali untuk alat tangkap ikan dan
menunjukkan sistem penomoran.

PETA KONSEP

BENANG, TALI, DAN TALI BAJA

MENCAKUP

STRUKTUR
BENANG,TALI, DAN SISTEM PENOMORAN
TALI BAJA TERDIRI DARI

1. SERAT 1. PENOMORAN
2. ALAT PINTALAN LANGSUNG
3. TALI BAJA 2. PENOMORAN TIDAK
LANGSUNG
3. PENOMORAN NETTING
TWINE

KATA KUNCI

Benang ,Tali,Tali Baja. dan Sistem Penomoran

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
47
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 2.1 Struktur Benang, Tali dan Tali Baja


Sumber : Dokumen pribadi
Tali yang ada di pasaran memiliki banyak jenis dan ragamnya. Ada yang dibuat
dari bahan alami dan bahan sintetis/buatan. Setiap tali yang dibuat memiliki struktur
penyusun, baik mulai dari struktur benang, struktur tali dan bahkan struktur dari tali
kawat (wire rope). Beberapa tali, benang maupun tali kawat ini, dapat diproses untuk
dibuat dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai alat penangkap ikan. Bahan yang
dibutuhkan untuk membuat alat penangkap ikan ini memiliki ukuran dan penomoran
secara internasional baik penomoran secara langsung dan penomoran tidak langsung,
serta serat yang digunakan alat tangkap.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Struktur Benang Tali dan Tali Baja


Pembuatan tali pada proses pemintalan memerlukan langkah-langkah/melalui
beberapa kali tahapan, mulai dari bahan baku (serat) sampai menjadi tali yang siap
untuk digunakan. Tali yang dimaksud di sini adalah: mulai dari benang, tambang,
dadung dan lain sebagainya.
Beberapa istilah asing tentang tali yang saat ini dipergunakan dalam bidang
perikanan adalah sebagai berikut :
1. Netting twine (twine) merupakan tali/benang untuk pembuatan jaring (benang
jaring)
2. Rope merupakan tali yang memiliki ukuran besar
3. Thread merupakan tali/ benang yang memiliki ukuran kecil
Secara umum, konstruksi benang terdiri dari dua (2), yaitu benang jaring
dipintal (twisted) dan benang jaring yang dianyam (braided). Diameter beberapa
jenis benang jaring yang digunakan untuk berbagai jenis alat penangkap ikan
berkisar antara 0,2 hingga 8 mm. Benang jaring yang digunakan untuk trawl di
kawasan Eropa umumnya menggunakan sistem anyam, sedangkan untuk kawasan
Asia pada umumnya menggunaan benang yang dipintal.

TEKNIKA KAPAL
48 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar. 2.12 Tali yang dipintal / twist (kiri)


Sumber: https://montemanik.com/product/tali-suede-kepang-sulur-daun-imitasi-tlc-025/
dan Tali yang dianyam (kanan)
sumber : https://www.indonetwork.co.id/product/tali-rami-tali-kasur-tali-twist-tali-lilitan-tali-
sepiral-1690510

Struktur benang jaring yang dipintal (twisted) akan menjadi tali yang lebih besar
dan struktur tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Gambar. 2.3 Konstruksi benang jaring yang dipintal (Ardidja, 2004)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
49
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.4 Struktur tali


sumber https://www.researchgate.net/figure/Typical-two-strand-rope-structure-image-partly-adapted-
from-Leech-10_fig1_282862409
1. Serat
Serat sebagai bahan dasar utama yang akan dipintal menjadi tali, struktur
dasar dari serat buatan tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda, ada empat
struktur dasar serat buatan antara lain :
a. Continuous Filament
Serat ini panjangnya tak terbatas, secara penampakannya mirip sutra.
Serat terhalus memiliki berat 0,2 gram per 1000 meter bahkan lebih halus
daripada sutra. Serat ini biasa digunakan untuk bahan alat penangkap
ikan yang memiliki berat antara 0,6 – 2,0 gram per 1000 meter. Yarn yang
terbentuk dari sejumlah serat biasanya disebut multifilament. Yarn ini
sangat lembut dan mengkilat kecuali telah mendapatkan perlakuan lain.
b. Monofilament
Monofilament adalah seutas serat cukup kuat berfungsi sebagai yarn tanpa
memerlukan proses lanjutan dikenal juga dengan sebutan wire sehingga
muncul penamaan wire leader, steel wire. Hal ini merupakan perbedaan
yang esensial dengan serat yang dibuat dalam bentuk continuos filament
dan staple yang kedua serat tersebut tidak dapat langsung dibuat webbing.
Sedangkan monofilament dapat langsung dijurai untuk membuat selembar
webbing khususnya PA monofilament warna transparan dapat langsung
dibuat Gillnet ataupun jala lempar. Diameter monofilament paling kecil
0,1 – 1,0 mm serat monofilament umumnya dibuat bahan tali-tali besar
alat tangkap trawl pada bagian float line (tali pelampung), tros dan spring.
Serat berbahan monofilment ini lebih bersifat mengapung dalam air.

Continuous filament

Monofilament

Gambar 2.5 Struktur benang, (1) kompon antara


monofilament dengan continuous filament berwarna putih
dan (2) tali monofilament yang sudah dipintal.
Sumber : (Ardidja, 2007)

TEKNIKA KAPAL
50 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.6 Serat monofilament,


Sumber: (Ardidja, 2007)

Gambar 2.7 Webbing dari bahan monofilament


Sumber: (Ardidja, 2007)

c. Staple Fiber
Serat ini tidak panjang, cenderung putus-putus, dengan ukuran panjang
antara 40-120 mm. Spun yarn (yarn untuk serat staple fiber), dibentuk
dengan memintal serat staple, daya rekat antar serat diakibatkan oleh
tekanan yang ditimbulkan pintalan, mirip dalam pembuatan yarn yang
terbuat dari bahan cotton atau wool. Permukaan spun yarn kasar diakibatkan
oleh banyaknya ujung serat yang keluar pintalannya. Kekasaran permukaan
ini menyebabkan simpul tidak meleset (slip). Spun yarn memiliki tensile
strength lebih rendah dan ekstenbilitas yang tinggi dibandingkan serat
continuous filament yang terbuat dari material yang sama.
d. Split Fiber
Split fiber merupakan pengembangan setelah continuos filament, yang
aslinya pita plastik yang pada saat proses pembuatannya dilakukan
penarikan (stretched) dengan rasio penarikan sehingga akan membentuk
pita yang membentuk serpihan memanjang bila dipintal.
Single Yarn adalah komponen benang jaring yang langsung dipintal, secara
sederhana dari sejumlah serat , istilah lain dari yarn adalah single spun yarn,
single filament yarn. Single yarn yang terbuat dari mono filament sedangkan

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
51
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

single split fiber yarn merupakan gabungan sekumpulan serat yang dipilin
secara sederhana. Single yarn terbuat dari staple fiber memiliki tingkat
pintalan yang tinggi (keras) disebabkan kekuatan benang akan diperoleh
dengan memintal individual fiber menjadi satu.
Netting twine atau folded yarn adalah benang jaring yang terbuat dari dua
atau lebih single yarn atau monofilament dengaan hanya satu kali operasi
pemintalan. Istilah netting twine sama dengan benang jaring. Istilah lainnya
net twine, fishnet twine, fishing twine seharusnya tidak digunakan lagi.
Terdapat berbagai cara penggulungan (folding), pelapisan (plying) atau
penggandaan (doubling). Metode yang paling sederhana untuk membuat
benang jaring adalah dengan menggabungkan dua atau lebih single yarn
dalam satu kali operasi pemintalan. Ada juga benang jaring yang terdiri lebih
dari tiga monofilament yang dibuat dengan satu kali operasi pemintalan.
Cabled netting twine adalah yarn yang terdiri dari gabungan dua atau lebih
netting twine dengan seklai atau lebih operasi pemintalan. Cabled netting
twine dibuat dalam tiga tahapan yaitu :
a. Sejumlah serat digabungkan menjadi single yarn
b. Sejumlah single yarn dipintal membentuk folded yarn atau benang jaring
c. Sejumlah benang jaring bersama-sama dipintal dengan operasi
pemintalan sekunder untuk membentuk tipe cabled netting twine/ rope.
2. Arah Pintalan
Jenis pintalan pada tali yang telah dipintal dibedakan menjadi 2 jenis.
Arah pintalan yang dipergunakan dalam proses pembuatan tali yaitu arah
pintalan arah kanan (right twist) dan pintalan arah kiri (left twist). Pintalan
arah kanan sebuah tali adalah tali yang proses pemintalannya yang terakhir
(upper twist) mempunyai pintalan dari arah kiri ke kanan dari orang yang
memegang tali tersebut, begitu pula sebaliknya pitalan kiri. Tali pintalan
kanan lebih mudah dikenali dengan melihat model pintalan membetuk huruf
S atau dengan cara tali dipegang tangan kanan yang searah dengan ibu jari.
Tali pintalaan kiri lebih mudah dikenali dengan melihat arah pola pintalannya
membentuk huruf Z atau jika dipagan tangan kiri searah dengan ibu jari yang
memegang. Perbedaan pola pintalan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Jenis intalan pola Z / pintal kiri dan pola S / pintal kanan : Sumber :
http://3.bp.blogspot.com
a. Syarat-syarat pemintalan tali
Pada proses pembuatan tali, ada beberapa persyaratan terkait arah
pintalan yang harus dilaksanakan sehingga tali dapat terbentuk dengan
baik dan sesuai dengan harapan. Pada dasarnya untuk membuat tali
TEKNIKA KAPAL
52 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
dengan arah pintalan kanan (S), pintalan strand (middle twist) harus
dengan arah pitalan yang berlawanan (Z), sedangkan arah pintalan pada
lower twist bebas (boleh S/Z).
Tabel 2.1 Kesesuaian Arah Pintalan Tali

No. Lower Middle Upper

1. S S Z

2. S Z S

3. Z Z S

4. Z S Z
Sumber : Danajat (2015)
Keterangan : Lower twist boleh searah / berlawanan dengan Middle twist, namun Middle twist harus
berlawanan dengan Upper twist
Jumlah strand dalam pintalan dalam konstruksi twine/rope terdiri atas
bermacam –macm jumlah strand (2, 3 atau 4). Twine yang terdiri dari dua
(2) strand jarang terjadi pengenduran antar strand tetapi jika salah satu
strand dalam pintalan ini mengendur maka beban pada twine hanya
ditanggung oleh satu strand. Twine yang terdiri dari tiga (3) strand
kadang-kadang terjadi penindihan (rides over another) antar strand
sehinga hal ini dapat mengurangi kekuatan twine secara keseluruhan.
Penampangnya berbentuk segitiga hampir mendekati bentuk bulat jika
dibanding dua stand. Konstruksi ini merupakan konstruksi yang stabil.
Twine yang terdiri dari tiga (3) strand lebih mendekati bentuk bulat
dibanding twine tiga strand namun jika terjadi ketegangan pada twine
tersebut maka bentuknya mendekati atau mirip dengan bentuk twine
yang terdiri dari dua strand.
b. Benang Jaring Anyam
Benang jaring anyam adalah benang jaring yang dibuat dengan cara
dianyam/disilangkan. Braiding atau penganyaman adalah proses
penjalinan tiga atau lebih benang sedimikian rupa sehingga benang-
benang tersebut saling menyilang satu sama lain dalam formasi
diagonal. Produk dari proses ini disebut benang jaring anyam (braided
netting yarn).
Core atau hati merupakan istilah untuk sati single yarn, folde yarn atau
monofilament, bukan komponen anyaman tapi hanya mengisi ruangan
kosong diantara anyaman (lumen).
Jenis dan tipe anyaman tali tersebut antara lain:
1) 3 Strand Twisted : Jenis dan Tipe anyaman tali jenis ini banyak
digunakan pada hampir setiap jenis tali, seperti tali tampar/tali PE,
Tali tambang, tali Nilon, dll.
2) 8 Strand Plaited : Jenis dan tipe anyaman tali ini banyak digunakan
pada tlai kapal seperti tali PP Multi dan PP Mono, Tali Manila, dll
3) 12 Strand Plaited : Jenis dan tipe anyaman tali ini dimiliki oleh semua
jenis tali, jika dibuat manual oleh manusia ataupun dengan mesin.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
53
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
Yang artinya semua jenis tali tidak akan memiliki anyaman tipe ini
jika tidak dibuat secara manual yaitu menggabungkan beberapa tali
menjadi 12 konstruksi anyaman agar memiliki nilai breaking load
yang lebih tinggi. Anyaman tipe ini juga dapat digunakan pada wire
rope, namun tetap dibuat secara manual dengan manusia ataupun
dengan mesin.
4) 2 in 1 Double Braid : Jenis dan tipe anyaman tali ini biasa digunakan
pada tali polyester dan kevlar yang memiliki karakteristik memiliki
nilai breaking load yang tinggi. Jenis dan tipe anyaman tali seperti
ini biasa digunakan untuk tali-tali pada keperluan Climbing ataupun
rekreasi.
5) Parallel Braid Core : Jenis dan tipe anyaman tali ini terdiri dari
anyaman tali dibagian dalamnya dan ditutup dengan anyaman padat
diluarnya. Jenis dan tipe anyaman tali seperti ini biasa digunakan
untuk tali-tali pada keperluan Climbing ataupun rekreasi.
6) Parallel Fiber Core : Jenis dan tipe anyaman tali ini terdiri dari
kumpulan serat fiber dibagian dalam dan ditutup dengan anyaman
yang pada diluarnya. Jenis dan tipe anyaman tali seperti ini biasa
digunakan untuk tali-tali pada keperluan Climbing ataupun rekreasi.

Gambar 2.9 Jenis dan tipe anyaman tali


Sumber : http://3.bp.blogspot.com
3. Tali Kawat (Wire Rope)
a. Pengertian
Sebagai bahan dasar tali jenis ini adalah benang/kabel baja. Benang-
benangnya pejal dan jumlah benang untuk tiap-tiap kardil berkisar antara
19 – 61 benang. Tali kawat baja terdiri dari 6 kardil dan ditengahnya teras
(hati) sebagai pengisi rongga dan mencegah gesekan diantara kardil
kardilnya serta mencegah kerusakan bagian dalam. Teras dari kawat baja
untuk tali-tali pintalan silang digunakan di kapal sebagai tali-tali tegak
(laberang) karena lebih kuat dan kaku. Sedangkan teras dari serat yang
bermutu rendah jika meinginkan tali kawat yang lebih lemas sebagai
tali jalan maka pada teras ini dapat diberikan pelumas, sehingga dapat
memberikan pelumasan bagian dalam kardil-kardilnya untuk mencegah

TEKNIKA KAPAL
54 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

karat. Tali kawat baja dapat dipintal dengan pintalan sama/memanjang


(Longlay) maupun pintalan silang (Crosslay) sesuai dengan kebutuhan.
Jika meninginkan tali kawat baja yang lemas sebagai tali jalan misalnya
maka benangnya harus kecil (halus) dipintal memanjang dan terasnya dari
serat. Bentuk struktur tali baja berbeda dengan struktur tali/benang.

Gambar 2.10 Struktur tali kawat/wire rope (Atas) dan Model wire rope (Bawah)
sumber : www.asmarine.com

b. Perbedaan Tali dan Wire Rope


Setelah kita mengetahui sedikit tentang pengertian tali dan wire rope dan
juga sebagian penjelasan tentang perbedaan tali dan wire rope secara
umum, maka kali ini kami akan langsung membahas perbedaan tali dan
wire rope yang lebih khusus/spesifik.
Hal ini dapat kami simpulkan dengan mengumpulkan poin-poin
karakteristik dari tali dan juga wire rope sehingga akan menjadi beberapa
poin yang membedakan antara tali dan wire rope sebab setiap alat angkat
baik itu tali, wire rope, rantai maupun webbing sling, sama-sama memiliki
karakteristik. Akan tetapi tali dan wire rope mempunyai karakteristik yang
dapat membedakan mereka masing-masing.
Keunggulan tali dibanding wire rope antara lain :
a. Tali lebih lentur.
b. Tali lebih bersahabat dengan permukaan benda yang diangkatnya.
c. Tali dengan ukuran yang lebih kecil, dapat dibawa kemana-mana
karena lebih ringan.
d. Tidak dapat berkarat.
e. Tidak mudah tertekuk ( kink ).
Keunggulan penggunaan wire rope oleh masyarakat antara lain :
a. Lebih kaku.
b. Breaking load lebih tinggi.
c. Tahan terhadap panas.
d. Lebih tahan terhadap gesekan.

B. Sistem Penomoran
Indonesia mengenal dua sistem ukuran, yaitu berbasis metris (milimeter)
dan inchi, namun beberapa daerah mengenal “bau” (ukuran luas lahan), ada depa,
tonggak, hasta, kaki (ukuran panjang) dan ons, kati (ukuran berat). Sehingga ada
beberapa desain alat penangkap ikan di buku-buku ajar, menyatakan ukuran
alat penangkap ikan dengan meter, ukuran mata jaring memakai inchi, ukuran

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
55
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
benangnya memakai 210d/12 dan berat jaring menggunakan gram atau kilogram.
Yang dimaksud dengan sistem penomoran adalah suatu sistem untuk
menentukan ukuran-ukuran yarn/twine. Pada dasarnya sistem penomoran yarn/
twine dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Sistem Penomoran Langsung yang mengambil dasar penomoran dari berat per
satuan panjang tertentu, dibedakan menjadi:
a. Denier (D/Td) : satuan dan simbol dalam sistem ini adalah D (denier) yang
disingkat “Den” atau “d” atau “Td”. Denier satuan ukuran berat prancis,
apabial dikonversikan dalam ukuran gram (g) / kilogram (kg) adalah :
1 Denier = beratnya 0,05 gram = panjang 450 meter
Selain satuan berat yang ditentukan 1 (den) dalam cara penomoran
ditentukan pula stAndar satuan panjangnya 450 meter. Artinya apabila kita
membuat yang panjangnya 450 meter dengan bahan baku seberat 1 Den,
maka yarn tersebut mempunyai nomor 1.D. (Td). Tetapi apabila kita akan
membuat yang panjangnya 450 meter dengan bahan baku 100 denier (5
gram), maka nomer yarn 100 D (Td.100). Semakin banyak (berat) bahan baku
yang diperlukan dalam pembuatan yarn sepanjang 450 meter maka nomor
benang (yarn) tersebut semakin besar (tinggi) pula.
b. Tex : sistem penomoran ini telah ditetapkan satuan berat dan panjang dalam
satuan metrix dengan simbol “TEX”. Simbol tex ini menggunakan satuan
berat dalam gram (1 gram) sedangkan stAndar satuan ukuran panjangnya
adalah kilometer (1000 m atau 1 km).
1 Tex = berat 1 gram single yarn panjang 1000 meter
R tex = berat 1 gram produk akhir 1000 meter
2. Sistem Penomoran Tidak Langsung (Indirect System) yang mengambil dasar
penomoran dari panjang per satuan berat tertentu. Ada beberapa simbol yang
dipergunakan dalam sistem ini diantaranya Ne (S), Nel , Nm , Nt dan sebagainya.
Simbol Ne (S) untuk penomoran benang lawe (cotton) biasanya dipergunakan
simbol Ne atau S, simbol ini mengambil ketentuan satuan ukuran berat dalam
pound (1 Lb). Ukuran panjangnya ditentukan dalam yard (840 yard) untuk setiap
gelindung (hank).
Contoh : Benang yarn nomor 20.S (Ne.20) artinya dalam berat (setiap berat)
fibres 1 pound, dibuat yarn yang banyaknya 20 gelindung (hank) dan masing-
masing hank panjangnya 840 yard (maka total panjangnya 20 x 840 yard =
16.800 yard). Semakin banyak hank/gelindung yang dibuat dalam setiap pound,
atau semakin panjang benang yang akan dibuat setiap pound maka benangnya
akan semakin halus.
Tabel 2.2 Perbandingan Simbol pada Indirect System

No. Kode Simbol Panjang Berat

1. Ne (S) 840 yard (1 hank) 1 pound


2. Ne L 300 yard 1 pound
3. Nm 1 meter 1 gram
4. Nt 1 meter 1 kg
Sumber: Danajat (2015)

TEKNIKA KAPAL
56 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

3. Penomoran Netting Twine, sistem penomoran dengan cara mengukur diameter


dari tali tersebut (cara ini dipakai untuk menentukan nomor dari tali yang
berukuran besar, misalnya dadung)
Dalam penomoran ini, nomor dasar yang diambil adalah nomor yarn yang
membentuk twine tersebut dengan menambahkan jumlah yarn dalam dalam
setiap strand dan jumlah strand yang membentuk twine tersebut, kadang-kadang
juga disertai keterangan arah pintalannya (ply).
Contoh :
a. Twine  Nomor : Ne 20 / 12 atau 20/4/3 atau 20x4x3
Ini berarti bahwa twine tersebut dari yarn yang bernomor Ne.20 terdiri dari 3
stand, masing-masing strang terdiri dari 4 yarn.
b. Twine  Nomor : Tex.23 x 5Z x 3S atau 23 x 5 x 3 Z-S
Ini berarti bahwa twine tersebut dari yarn yang mempunyai nomor Tex.23
terdiri dari 3 strand pintal S (kanan) yang masing-masing strand terdiri dari 5
yarn pintalan Z (kiri).

LEMBAR PRAKTIKUM

BENANG, TALI DAN TALI BAJA


A. Tujuan
Setelah mempelajari materi tentang benang, tali dan tali baja, peserta didik
mampu menunjukkan struktur benang,tali dan tali baja serta menunjukkan
sistem penomoran dengan baik dan benar.
B. Bahan dan Alat
Alat yang diperlukan dalam kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Penggaris
2. Net Gauge
3. Gunting
4. Nampan
Bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik ini antara lain:
1. Berbagai jenis benang: jenis PA,PE,PP (monofilament, multifilament )
2. Kertas HVS
C. Keselamatan dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai, ikuti dan laksanakan beberapa langkah di
bawah ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian
pakailah sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong kertas atau tali.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktuk. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)
D. Prosedur Praktik
1. Ambil bahan benang dan tali berbagai jenis dan ukuran dalam nampan
yang telah disedikan
2. Identifikasi potongan bahan untuk melihat struktur benang, tali kemudian
buat tabel dan ditempel dikertas HVS diberi nama bagian-bagiannya
3. Ukur ukuran benang, dan buat tabel sistem penomorannya

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
57
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CONTOH SOAL

1. Jelaskan keunggulan tali jika dibanding dengan tali kawat ?


Jawaban
a. Tali lebih lentur.
b. Tali lebih bersahabat dengan permukaan benda yang diangkatnya.
c. Tali dengan ukuran yang lebih kecil, dapat dibawa kemana-mana karena
lebih ringan.
d. Tidak dapat berkarat.
e. Tidak mudah tertekuk ( kink ).
2. Jelaskan kelebihan tali baja dibanding tali yang lain?
Jawaban
a. Lebih kaku.
b. Breaking load lebih tinggi.
c. Tahan terhadap panas.
d. Lebih tahan terhadap gesekan.

CAKRAWALA

RADAR
(Radio Detection and Ranging)

Gambar 2.11 Alat Navigasi RADAR


Sumber: https://www.bagi-in.com/alat-komunikasi-
tradisional/
Radar merupakan salah satu alat navigasi wajib yang ada di kapal dan
pesawat. Secara khusus, radar ini sebagai pengganti mata kita, terutama di malam
hari karena keterbatasan jarak pAndang mata kita. Radar ini difungsikan untuk
mendeteksi benda-benda di sekitar kita, dengan mengetahui jarak (range) dan
arah (baringan) dari kapal atau pesawat kita. Radar digunakan untuk mencegah
adanya tubrukan di laut atau tabrakan di udara. Selain itu radar dapat digunakan
sebagai alat pertahanan militer, guna mendeteksi keberadaan usuh di sekitar kita.
Sumber: https://www.bagi-in.com/alat-komunikasi-tradisional/

TEKNIKA KAPAL
58 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai benang, tali dan tali baja,
kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Melalui internet
kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang struktur benang, tali, dan tali baja
serta sistem penomoran disertai penjelasan yang menggunakan gambar dan
video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan
dan pemahaman kalian tentang benang, tali dan tali baja sebagai berikut:
https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-konstruksi-tali-yang.
html

Gambar 2.12 QR Code Macam-macam konstruksi tali


Sumber :
https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-konstruksi-tali-yang.html

RANGKUMAN

1. Struktur konstruksi benang terdiri dari dua, yaitu benang jaring dipintal
(twisted) dan benang jaring yang dianyam (braided)
2. Struktur tali terdiri dari fibers (serat), yarns, strands
3. Serat (fibers) sebagai bahan dasar utama yan akan dipintal menjadi tali, terdiri
4 struktur dasar antara lain: continuos filament, monofilament, staple fiber,
dan split fiber
4. Single Yarn adalah komponen benang jaring yang langsung dipintal, secara
sederhana dari sejumlah serat , istilah lain dari yarn adalahsingle spun yarn,
single filament yarn.
5. Netting twine atau folded yarn adalah benang jaring yang terbuat dari dua
atau lebih single yarn atau monofilament dengaan hanya satu kali operasi
pemintalan. Istilah netting twine sama dengan benang jaring.
6. Cabled netting twine adalah yarn yang terdiri dari gabungan dua atau lebih
netting twine dengan seklai atau lebih operasi pemintalan.
7. Proses pembuatan tali, dilakukan 2 jenis pintalan yaitu arah pintalan arah
kanan (right twist) dan pintalan arah kiri (left twist).
8. Struktur tali baja/wire rope terdiri dari 4, yaitu core, wire, center wire strand
9. Sistem penomoran tali/benang terdiri dari 3 macam, yaitu sistem penomoran
langsung (direct system), sistem penomoran tidak langsung (indirect system)
dan sytem penomoran netting twine
10. Sistem penomoran langsung (direct system) terdiri dari Denier (D/Td) dan Tex,
sitem penomoran tidak langsung (indirect system) terdiri dari Ne (S), Nel, Nm,
dan Nt.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
59
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang benang, tali


dan tali baja, tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari informasi tentang
struktur benang, tali, tali baja dan sistem penomoran. Anda dapat mengumpulkan
informasi melalui buku elektronik, internet maupun dari sumber belajar lainnya.
Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sesuai dengan
petunjuk dari guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Jelaskan 3 macam sistem penomoran untuk benang dan tali?
2. Jelaskan sistem penomoran langsung?
3. Jelaskan struktur dasar serat buatan pada tali?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Netting twine
b. Rope
c. Thread
5. Jelaskan kesesuaian arah pintalan tali mulai dari lower hingga upper?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kedua ini, Anda telah memahami tentang benang,tali
dan tali baja, maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuiti pembelajaran bab kedua ini.
2. Dari dua materi pada bab kedua ini, manakah yang menurut Anda paling sulit
dipahami ?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
kedua?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab kedua ?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena materi ini
akan menjadi fondasi/ dasar dari materi-materi yang akan dibahas di bab-
bab selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
60 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BAB
PEMBUATAN JARING III

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi pembuatan jaring,


peserta didik dapat mengidentifikasi pembuatan jaring, mampu mengidentifikasi
ukuran mata jaring, mampu mengidentifikasi simpul pembuatan mata jaring,
dapat menyiapkan alat dan bahan pembuatan jaring, mampu membuat simpul
mata jaring, dan melaksanakan praktik pembuatan jaring dengan baik dan benar.

PETA KONSEP

PEMBUATAN JARING

MENCAKUP

PERENCANAAN,
PERSIAPAN MEM- PEMBUATAN MATA JAR-
BUANG JARING ING DAN SIMPUL

KATA KUNCI

Coban, Seleran, Benang, Simpul, Mata Jaring, dan Jaring

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
61
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 3.1 Cara Membuat Jaring


Sumber : Dokumen pribadi

Untuk membuat sebuah alat penangkap ikan bahan utama yang digunakan
adalah badan jaring (webbing). Membuat selembar badan jaring perlu persiapan baik
alat maupun bahan yang akan digunakan. Bahan yang digunakan tergantung dari
tujuan alat penangkap ikan yang akan dibuat. Baik ukuran benang, jenisnya, maupun
panjangnya. Sebelum membuat jaring harus dipahami terlebih dahulu cara membuat
simpul-simpul pada mata jaring yang akan dijurai. Dengan membuat simpul yang
tepat dan kuat maka mata jaring yang dihasilkan tidak akan mudah lepas. Ukuran mata
jaring dapat bervariasi sesuai ukuran seleran yang ada. Dengan kualitas badan jaring
(webbing) yang baik maka alat tangkap yang dihasilkan akan berkualitas pula.
Pada bab ini akan disajikan perencanaan sebelum melakukan kegiatan menjurai
(pembuatan jaring), alat-alat yang diperlukan, bahan-bahan yang akan digunakan,
serta simpul-simpul mata jaring yang akan diterapkan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Perencanaan dan Persiapan Membuat Jaring


Yang dimaksud dengan membuat jaring pada umumnya adalah membuat
“net webbing”. Cara membuat jaring dengan tangan ini disebut “menjurai/ hand
wove” sedangkan membuat jaring dengan mesin disebut machine wove. Sebelum
membuat jaring (menjurai) terlebih dahulu dipersiapkan peralatan yang akan
dipergunakan untuk membuat jaring, tersebut antara lain :
1. Coban
Coban suatu alat yang berbentuk seperti jarum, yang fungsinya sebagai tempat
untuk menggulung benang yang akan digunakan untuk pembuatan jaring. Bahan

TEKNIKA KAPAL
62 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

yang digunakan untuk coban berupa kayu, bambu, plastik, logam. Sedangkan
bentuk coban ada beberapa model, namun ukurannya berbeda-beda tergantung
dan disesuaikan dengan penggunaannya, baik ukuran besar kecilnya benang
yang akan dipakai, maupun besar kecilnya mata jaring. Ukuran coban bervariasi,
semakin besar nomor coban maka ukuran cobannya akan semakin kecil.

Gambar 3.2 Ukuran berbagai macam coban


Sumber: Dokumen pribadi

2. Seleran
Seleran adalah salah satu alat yang fungsinya untuk menentukan besar kecilnya
mata jaring yang akan dibuat. Besar kecilnya seleran adalah setengah dari
ukuran besarnya mata jaring yang akan dibuat.
Contoh : Kita akan membuat mata jaring ukuran 6 cm, maka ukuran lebar seleran
sebesar 6 cm x ½ = 3 cm. Untuk membuat seleran, dapat menggunakan bahan
dari kayu, bambu, plastik dan logam. Bahkan untuk latihan di tingkat sekolah
juga bisa menggunakan penggaris. Bentuk penampang seleran yang mudah
untuk digunakan adalah bentuk persegi empat, oval pipih, dengan panjang
sekitar 10-15 cm.

Gambar 3.3 Seleran dari plastik


Sumber: Dokumen pribadi
3. Alat Pemotong
Alat ini fungsinya untuk memotong benang atau tali yang dipakai menjurai, bisa
menggunakan alat gunting, pisau atau cutter.

Gambar 3.4 Alat pemotong yang bisa digunakan


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
63
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

4. Tali
Tali ini dipergunakan untuk tali gantungan dalam menjurai, ukuran talinya harus
lebih besar dari benang yang akan dipakai untuk menjurai.

Gambar 3.5 Tali-tali bahan pembuat jaring


Sumber: Dokumen pribadi

Setelah alat-alat dipersiapkan, dilanjutkan dengan menggulung bahan benang,


dalam coban yang sudah disiapkan, coban hendaknya disesuaikan dengan ukuran
mata jaring yang akan dibuat. Beberapa cara menjurai yang terdapat di daerah
nelayan pada dasarnya ada dua yaitu :
a. Menjurai dengan cara memasukkan coban melalui bagian atas dari seleran

Gambar 3.6 Teknik dan simpul lewat bawah seleran


Sumber: Sadhori,1984

b. Menjurai dengan cara memasukkan coban melalui bagian bawah seleran

TEKNIKA KAPAL
64 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.7 Teknik dan simpul lewat atas seleran


Sumber (Sadhori,1984)

Sebelum mulai menjurai perlu dipersiapkan atau dibuat terlebih dahulu tali
gantungan (frame) yang fungsinya untuk menggantung jaring tersebut. Tali
gantungan boleh berupa tali ukuran agak besar dari benang juraian, ataupun dapat
melakukan kombinasi dengan wire. Setelah dihitung kebutuhan mata ke samping
yang diperlukan, maka seleran dapat dilepas. Simpul-simpul yang terdapat pada
tali gantungan dikumpulkan merapat, dan mata jaring yang baru dibuat dibalik
(bagia kanan /B) diletakkan di sebelah kiri dan pembuatan mata dapat dimulai lagi
dari B ke A.

Bagian 1

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
65
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian 2

Bagian 3

Bagian 4
TEKNIKA KAPAL
66 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian 5
Gambar 3.8 Proses Pembuatan mata jaring bagan 1 s/d bagan 5
Sumber (Sadhori,1984)

Dalam teknik menjurai dikenal beberapa bentuk jaring yang dapat dibuat.
Pembuatan bentuk jaring ini ada yang dilakukan dengan cara memotong-motong
lembaran jaring yang sudah jaadi ada pula yang waktu pembuatannya sudah dijurai
dan membentuk pola tertentu sesuai dengaan bentuk yang diinginkan. Bentuk-
bentuk jaring yang dijurai antara lain
1. Bentuk empat persegi panjang merata : bentuk ini sudah umum dipakai untuk
alat penangkapan ikan yang umum digunkan oleh nelayan seperti alat tangkap
gillnet, trawl, purse seine dan lain-lain.

Gambar 3.9 Jaring bentuk segiempat


Sumber: Danajat (2015)

2. Bentuk Segitiga
Bentuk ini dapat dilakukan dengan menambah atau membuat selipan
setengah mata atau lebih pada waktu menjurai dengan bentuk serta jumlah/
besarnya segitiga tersebut yang diperlukan.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
67
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.10 Cara membuat jaring bentuk segitiga


Sumber: Danajat (2015)

Bentuk jala lempar sebenarnya merupakan penggabungan dari dua bentuk


segitiga seperti tersebut di atas. Cara ini memerlukan dua coban yang masing-
masing terisi, yang secara teoritis coban yang satu akan jalan ke kiri dan yang
satunya akan jalan ke arah kanan.

Gambar 3.11 Cara penambahan mata bentuk segitiga dan jaring lempar
Sumber: Danajat (2015)

B. Pembuatan Mata dan Simpul


Untuk membuat sebuah mata jaring, pastikanlah coban sudah terisi benang
secukupnya sesuai ukuran jaring yang akan dibuat menjadi alat tangkap. Selanjutnya
untuk membuat tali gantungan dapat mempergunakan tali kawat (wire rope), kayu,
tali tampar (polyethylene) bahkan bisa mengkombinasikan keduanya.

TEKNIKA KAPAL
68 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.12 Membuat tali gantungan


Sumber (Sadhori,1984)

Tahap selanjutnya adalah membuat simpul (dasar) pangkal dengan menggunakan


benang yang diikatkan pada tali gantungan seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.13 Membuat ikatan awal badan jaring


Sumber (Sadhori,1984)

Buatlah secara berulang-ulang dengan bantuan seleran sesuai ukuran mata jaring
yang akan dibuat. Jumlah awal mata yang dibuat disesuaikan dengan jumlah mata
yang dibutuhkan secara horizontal (ke samping). Mata yang terbuat pertama kali
ukurannya hanya setengah mata sebagai bantuan untuk membuat satu mata jaring
penuh. Setelah selesai membuat mata jaring sesuai jumlah yang dikehendaki
dilanjutkan dengan melepas seleran dari juraian benang. Simpul yang sudah dibuat
dikumpulkan menjadi satu untuk memudahkan membuat setengah mata yang di
bawah selanjutnya. Urutan pembuatan mata bisa dilihat pada gambar-gambar di
bawah ini :

Gambar 3.14. Membuat mata jaring tahap awal


Sumber (Sadhori,1984)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
69
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Setelah selesai hasil menjurai lapis pertama dibalik untuk memudahkan membuat
mata yang ada di bawahnya dan pola simpulnya bisa sama dengan sebelumnya.
Menjurai dihentikan jika seluruh mata yang dikehendaki telah terwujud. Setiap
membuat simpul mata jaring, harus dipastikan sudah benar dan kuat tarikannya
sehingga jaring bisa kuat tidak bergeser simpulnya seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3.15 Simpul di atas lekukan (posisi simpul yang BENAR)


Sumber: Dokumen pribadi

Posisi simpul pada mata jaring yang tepat berbentuk simpul bendera di atas
lekukan tali. Dengan demikian kekuatan simpul menjadi lebih kuat dan ikatannya
tidak akan bergeser. Apabila kedudukan simpul berada di bawah lekukan/tidak
tepat posisinya maka dapat mengakibatkan ikatan simpul akan mudah bergeser
dan mata jaring dapat berubah bentuknya.

Gambar 3.16 Simpul di bawah lekukan, posisi yang “SALAH”


Sumber: Dokumen pribadi

Simpul yang digunakan pada pembuatan mata jaring terdiri dari tiga (3) macam/
bentuk. Adapun bentuk/model simpul mata jaring antara lain :
1. Simpul Bendera (English knot)

Gambar 3.17 Simpul bendera (english knot)


Sumber: dokumen pribadi

TEKNIKA KAPAL
70 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Simpul Bendera Ganda (Double English knot)

Gambar 3.18 Double english knot


Sumber: dokumen pribadi

3. Simpul Mati (Reef knot)

Gambar 3.19 Simpul mati (reef knot)


Sumber (Sadhori,1984)

Perlu dipahami bentuk simpul-simpul yang ada pada lembaran jaring (webbing)
yang telah dibuat. Setiap simpul memiliki nama antara lain :
1. Simpul clean mesh/simpul mesh : simpul mata bagian atas/bawah jaring
apabila bagian atas/bawah terpotong salah satunya maka tidak akan ada
tersisa tali sisa potongannya sehingga bentuk mata jaring utuh atau bersih
dari sisa potongan.
2. Simpul point/simpul kaki dua : simpul mata jaring yang terbentuk akibat
pemotongan dua kaki pada jaring secara vertikal sehingga terbentuk sisa
potongannya 2 kaki. Sisa kaki pada tali bekas potongan tidak bisa dilepas dan
jika dipaksa dilepas maka simpulnya akan lepas, tidak membentuk mata jaring
utuh.
3. Simpul bar/simpul kaki tiga : simpul mata jaring yang terbentuk akibat
pemotongan satu kaki secara diagonal sehingga terbentuk sisa potongannya
1 kaki. Simpul kaki tiga ini sebagai titik awal dan titik akhir dalam kegiatan
memperbaiki/menambal jaring yang rusak (robek).
4. Simpul kaki empat : simpul mata utuh berada diantara simpul mata yang lain
dan tidak mengalami pemotongan.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
71
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.20 Simpul dalam satu mata


Sumber (Sadhori,1984)

Gambar 3.21 Ukuran satu mesh


Sumber (Sadhori,1984)

Gambar 3.22 Simpul dalam beberapa mata


Sumber (Sadhori,1984)

TEKNIKA KAPAL
72 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM

PEMBUATAN JARING
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi pembuatan jaring peserta didik mampu
persiapan sebelum membuat jaring, mampu membuat simpul mata jaring
dan mampu membuat jaring dengan baik dan cepat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik kali ini adalah :
1. Penggaris/ Seleran
2. Net Gauge
3. Gunting / Cutter
4. Coban
5. Nampan
Bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik ini, antara lain:
1. Berbagai jenis benang: jenis PA,PE,PP (monofilament, multifilament )
2. Tali untuk gantungan
C. Keselamatan dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai ikuti dan laksanakan beberapa langkah di
bawah ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian
pakailah sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong tali dan benang.
3. Setelah selesai praktikum mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktik. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)
D. Prosedur Praktik
1. Ambil bahan dan alat yang akan dibutuhkan seperti coban, seleran /
penggaring, benang dan tali berbagai jenis dan ukuran dalam nampan
yang telah disedikan
2. Pasang/gulung benang pada coban sesuai kebutuhan (jangan terlalu
banyak)
3. Buatlah tali gantungan untuk membuat mata jaring tahap awal (pertama/
atas) sebanyak 20 mata kesamping
4. Jika tahap pertama sudah selesai dilanjutkan ke bagian bawahnya
dengan membuat hingga 30 mata secara horizontal
5. Setelah selesai, laporkan kepada guru pengampu.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
73
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CONTOH SOAL

1. Sebelum melakukan penjuraian peralatan apa saja yang perlu dipersiapkan ?


Jawaban
a. Coban
b. Seleran
c. Gunting/ Cutter (alat pemotong)
d. Tali untuk gantungan
2. Sebutkan simpul-simpul pada mata jaring yang dapat digunakan?
Jawaban
a. Simpul bendera (english knot)
b. Simpul Bendera Ganda (Double english knot)
c. Simpul mati (Reef knot)

CAKRAWALA

FISH FINDER

Gambar 3.23 Alat Fish Finder


Sumber: https://taninelayanku.blogspot.com/2011/04/fish-finder.html
Salah satu teknologi yang sudah sering digunakan para nelayan, terutama
nelayan di Indonesia, adalah alat bantu penangkapan yang disebut Fish Finder.
Secara umum Fish Finder ini dipergunakan untuk keperluan mendeteksi
keberadaan gerombolan ikan dan kedalaman perairan. Pendeteksian ini
didasarkan pada perbedaan warna dalam layar fish finder yang berbeda-beda
warnanya sesuai suhu yang terdeteksi. Selain itu, dibeberapa negara, juga
dimanfaatkan untuk mengintai keberadaan musuh pada kedalaman tertentu,
dengan cara mendeteksi benda-benda dalam laut seperti kapal selam.
https://taninelayanku.blogspot.com/2011/04/fish-finder.html

TEKNIKA KAPAL
74 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

JELAJAH INTERNET

Untuk memperluas pengetahuan tentang pembuatan jaring kalian dapat


mempelajari secara mandiri melalui dunia maya. Di dunia maya kalian bisa mencari
lebih jauh materi tentang perencanaan, persiapan membuat jaring, pembuatan
mata dan simpul di jaring disertai penjelasan menggunakan gambar dan video.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang pembuatan jaring adalah:
https://www.youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ

Gambar 3.24 QR Code membuat jala ikan


Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ

RANGKUMAN

1. Tahap perencanaan dan persiapan membuat jaring (webbing) adalah


mempersiapkan alat-alat dan bahan seperti coban, seleran, tali, dan alat
pemotong.
2. Terdapat 2 cara menjurai di kalangan nelayan yaitu menjurai dengan
memasukkan coban melalui bagian atas seleran dan melalui bagian bawah
seleran.
3. Bentuk-bentuk jaring yang dapat dijurai adalah bentuk persegi panjang
merata dan segitiga
4. Simpul yang digunakan pada pembuatan mata jaring terdiri dari tiga macam/
model yaitu simpul bendera (english knot), simpul bendera ganda (double
english knot), dan simpul mati (reef knot).
5. Ada 4 jenis simpul dalam satu mata jaring, yaitu simpul clean mesh (simpul
mesh), simpul point (simpul kaki dua), simpul bar (simpul kaki tiga) dan
simpul kaki empat)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
75
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang pembuatan jaring


tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari informasi tentang persiapa
dan perencanaan membuat jaring, simpul-simpul pada mata jaring. Anda dapat
mengumpulkan informasi melalui buku elektronik, internet maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang
sesuai dengan petunjuk dari guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar !


1. Jelaskan 4 simpul yang dapat terdapat dalam satu mata jaring?
2. Gambarkan 3 simpul yang dapat digunakan dalam membuat simpul ?
3. Jelaskan alat-alat yang digunakan dalam membuat jaring?
4. Jelaskan 2 cara menjurai yang ada di kalangan nelayan?
5. Dalam menjurai bentuk-bentuk jaring (webbing) apa saja yang dapat dibuat?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab ketiga ini Anda telah memahami pembuatan jaring,
maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuiti pembelajaran bab ketiga ini?
2. Dari dua materi pada bab ketiga ini, manakah yang menurut Anda paling
sulit dipahami?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
ketiga?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab ketiga?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman dan guru Anda karena materi ini akan
menjadi fondasi/ dasar dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab
selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
76 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BAB
PEMOTONGAN JARING DAN CUTTING RATE IV

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi pemotongan jaring


dan cutting rate peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis jaring, mampu
mengidentifikasi rumus pemotongan jaring, mampu melakukan pemotongan
jaring, dapat dapat menghitung cutting rate dengan baik dan benar.

PETA KONSEP

Pemotongan Jaring dan Cutting rate

Jenis-jenis Pemotongan
Jaring Mengitung Cutiing Rate

KATA KUNCI

Jaring Mesh Bar Point Cutting rate Kaki dua Kaki tiga Kaki empat

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
77
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 4.1 Pemotongan Jaring dan Cutting Rate


Sumber: dokumen pribadi

Alat penangkap ikan jarang sekali dijual secara bebas di pasaran. Kebutuhan
alat penangkap ikan sesuai ukuran, jenis dan besar kecilnya mata jaring harus
dicukupi dan mengkonstruksi sendiri sesuai desain yang dibutuhkan kapal yang akan
mengoperasikannya. Salah satu kebutuhan bahan adalah lembaran jaring (webbing)
yang telah dibuat secara pabrikan. Dari lembaran jaring perlu dilakukan pemotongan
sesuai dengan bagian-bagian alat tangkap yang akan dibuat.
Dalam bab ini akan disajikan teknik pemotongan jaring, macam-macam simpul
pada mata jaring, bentuk-bentuk jaring, serta cara membuat (menjurai jaring).

TEKNIKA KAPAL
78 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pemotongan Jaring
Untuk membuat alat penangkap ikan seluruh badan jaring tidak akan
digunakan secara keseluruhan (utuh) tetapi diperlukan sejumlah mata vertikal
(ke atas) maupun horizontal (ke samping/mendatar) sesuai dengan kebutuhan alat
yang akan dibentuk. Pengurangan sejumlah mata yang tidak diperlukan dinamakan
pemotongan jaring pada kaki-kakinya. Sebelum melakukan pemotongan jaring
yang sempurna, terlebih dahulu harus dipahami nama bagian-bagian jaring agar
tidak terjadi kekeliruan dalam tahap pemotongan.

Gambar 4.2 Lembaran jaring


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 4.3 Ukuran 1 mesh mata jaring


Sumber: Sadhori (1983)

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam teknik pemotongan jaring antara
lain:
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
79
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

1. Mesh cut : pola pemotongan dua bar yang sejajar dengan arah juraian.
Pemotongan ini dengan cara memotong kedua kaki bar secara horizontal
(kesamping).

Gambar 4.4 Mesh cut


Sumber: Sadhori (1984)

2. Point cut : pola pemotongan dua bar yang tegak dengan arah juraian. Pemotongan
ini dengan cara memotong kedua kaki bar secara vertikal (ke atas/ke bawah) pada
sisi yang sama

Gambar 4.5 Point cut


Sumber: Sadhori (1984)

3. Bar cut : memotong sebuah atau beberapa bar/memotong kaki-kaki jaring secara
diagonal/miring. Potongan ini membentuk kaki tiga, sebagai awalan dan akhiran
dalam memperbaiki jaring jika mengalami kerusakan atau sobek.

TEKNIKA KAPAL
80 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.6 Bar cut


Sumber: Sadhori (1984)

4. Clean mesh : simpul pada mata jaring yang dapat dibersihkan sisa kaki pemotongan
secara horizontal (ke samping/mendatar) tetapi simpulnya tidak terbuka.

Gambar 4.7 Clean mesh


Sumber: Sadhori (1984)

Ada dua bentuk cara pemotongan badan jaring (webbing), yaitu :


1. Pemotongan lurus : teknik pemotongan jaring dengan cara memotong
jaring yang hasil potongannya akan merupakan garis lurus. Garis lurus hasil
pemotongan ini terdiri dari jenis :
a. All mesh : hasil pemotongan jaring secara lurus horizontal / mendatar. Bentuk
potongannya akan membentuk clean mesh

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
81
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.8 Hasil pemotongan all mesh


Sumber: Bintoro (1989)

b. All point : hasil pemotongan jaring secara lurus vertical / kebawah. Bentuknya
potongannya akan membentuk simpul point cut

Gambar 4.9 Hasil pemotongan all point


Sumber: Bintoro (1989)

c. All bar : hasil pemotongan jaring secara lurus diagonal / silang. Bentuk
potongannya akan membentuk simpul bar cut

TEKNIKA KAPAL
82 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.10 Hasil pemotongan all point


Sumber: Bintoro (1989)

2. Pemotongan Campuran/Kombinasi : suatu teknik pemotongan yang akan


menghasilkan bentuk potongan yang zig zag. Pemotongan ini menggunakan
rumus dan perhitugan secara detail yang dinamakan cutting rate. Ada dua
macam/cara pemotongan campuran, yaitu :
a. Pemotongan Mesh dan Bar ( m / b) : pemotongan dengan melakukan
pemotongan pada mesh cut dan bar cut.

Gambar 4.11 Pemotongan Mesh Bar (m/b)


Sumber: Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
83
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

b. Pemotongan Point dan Bar ( p / b) : pemotongan dengan melakukan


pemotongan pada point cut dan bar cut

Gambar 4.12 Pemotongan Point Bar (p/b)


Sumber: Sadhori (1984)

B. Cutting Rate
Cutting Rate merupakan istilah yang dikenal dalam pemotongan jaring. Istilah ini
merupakan perbandingan antara mesh dan bar atau point dan bar pada bagian
yang terpotong. Pemotongan campuran pada jaring, agar mendapatkan pola yang
dibutuhkan, maka harus menggunakan perbandingan yang didapat dari rumus.
Adapun rumus dalam pemotongan jaring sebagai berikut:
1. Jika jumlah mata kesamping (L) lebih kecil dibanding jumlah mata ke dalam (B)
atau bisa diartikan L < B maka rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :
p=B–L p = jumlah point yang akanterpotong
b = 2L b = jumlah bar yang terpotong
L = jumlah kearah samping (panjang)
B = jumlah kearah dalam

TEKNIKA KAPAL
84 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. ika jumlah mata kesamping (L) lebih kecil dibanding jumlah mata ke dalam (B)
atau bisa diartikan L > B maka rumus yang digunakan adalah:

m=L–B Keterangan :
m = jumlah mesh yang akan terpotong
b = 2B b = jumlah bar yang terpotong
L = jumlah kearah samping (panjang)
B = jumlah kearah dalam

Contoh Perhitungan Cutting Rate :


1. Jika L < B
Selembar webbing berukuran L = 10; B = 20. Sesuai gambar yang akan dipotong
sebagai berikut:

Gambar 4.13 Cutting Rate Point Bar


Sumber: Sadhori (1984)

Rumusnya: p=B–L  p = 20 – 10, maka p = 10 ( 10p )


b = 2L  b = 2 x 10 , maka b – 20 ( 20b )
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
85
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Selanjutnya hasil perhitungan dikombinasikan dan disederhanakan :


Pemotongannya Point dan Bar, maka 10p ; 20 b disederhanakan dibagi masing-
masing 10, maka Cutting ratenya 1P ; 2 B sesuai gambar di bawah ini.
2. Jika L > B
Selembar jaring berukuran L = 20; B = 10, sesuai gamabr yang kan dipotong
sebagai berikut :

Rumusnya: m=L–B  m = 20 – 10, maka m = 10 ( 10m )


b = 2B b = 2 x 10 , maka b = 20 ( 20b )
Selanjutnya hasil perhitungan dikombinasikan dan disederhanakan :
Pemotongannya Point dan Bar, maka 10m ; 20b disederhanakan dibagi
masing-masing 10, maka Cutting ratenya 1m ; 2b , hasil pemotongan sesuai
gambar di bawah ini.

Gambar 4.14 Cutting rate Mesh Bar


Sumber: Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
86 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Contoh Soal :
1. Bila dalam satu pemotongan webbbing, jumlah mata jaring kesamping
(L) ada = 20; jumlah mata kedalam (B) = 30 mata, maka cutting ratenya
berapa?
Jawaban:
Rumus L < B maka p = B – L  p = 30 – 20
p = 10 (10p)
b = 2L  b = 2 x 20
b = 40 (40b)

Maka cutting rate = 10p ; 40b disederhanakan 1p,4b

2. Bila dalam satu pemotongan webbing, jumlah mata ke samping (L) = 30


mata; jumlah mata kedalam (B) = 20 mata, maka cutiing ratenya berapa?
Jawaban :
Rumus L > B maka m = B – L  m = 30 – 20
m = 10 (10m)
b = 2B  b = 2 x 20
b = 40 (40b)

Maka cutting rate = 10m ; 40b disederhanakan 1m,4b

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
87
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM

PEMOTONGAN JARING DAN CUTTING RATE


A. Tujuan
Setelah mempelajari materi pemotongan jaring dan cutting rate, peserta didik
mampu melakukan berbagai teknik pemotongan jaring, mampu menghitung
rumus pemotogan jaring (cutting rate) dengan baik dan cepat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Gunting / Cutter
2. Coban
3. Seleran
4. Nampan
5. Balpoint
Bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Berbagai jenis jaring: jenis PA,PE,PP (monofilament, multifilament )
2. Kertas putih HVS
C. Keselamatan dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai ikuti dan laksanakan beberapa langkah di bawah
ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian pakailah
sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong jaring dan benang.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktik. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)
D. Prosedur Praktik
1. Ambil bahan jaring potong 20 mata kekanan (horizontal) dan 30 mata
vertikal
2. Potong model mesh, bar dan point
3. Hitung rumus sesuai gambar:

4. Buatlah model pemotongan jaring 20 mata horizontal dan 30 mata


vertikal dengan rumus 2m2b, 1p3b
5. Setelah selesai, laporkan kepada guru pengampu.
TEKNIKA KAPAL
88 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CONTOH SOAL

1. Gambarkan bentuk mesh cut pada simpul mata jaring ?


Jawaban

2. Sebutkan jenis-jenis pemotongan lurus pada jaring ?


Jawaban
a. Potongan all mesh
b. Potongan all point
c. Potongan all bar

JELAJAH INTERNET

Untuk mendapatkan informasi lebih detail/ komplet mengenai


pemotongan jaring dan cutting rate kalian juga dapat belajar secara mandiri
melalui dunia maya/ internet. Selama mejelajahi internet kalian bisa mencari
lebih banyak lagi materi tentang pemotongan jaring dan cutting rate disertai
penjelasan berupa video ataupun gambar. Salah satu website yang dapat kalian
kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang pembuatan
jaring sebagai berikut:

Gambar 4.16 QR Code Pemotongan Jaring


Sumber: https://www.academia.edu/17518947/PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH_BAHAN_
DAN_RANCANG_BANGUN_ALAT_PENANGKAPAN_IKAN_

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
89
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

RANGKUMAN

1. Ada 4 teknik pemotongan jaring, antara lain: mesh cut, point cut, bar cut,
clean mesh.
2. Cara pemotongan badan jaring (webbing) terdiri 2 cara, yaitu pemotongan
lurus (all mesh, all point, all bar) dan pemtongan campuran (mesh bar dan
point bar)
3. Rumus dalam pemotongan jaring sebagai berikut:
a. Jika jumlah mata kesamping (L) lebih kecil dibanding jumlah mata ke
dalam (B) atau bisa diartikan L < B maka rumus yang digunakan adalah:

Keterangan :
p=B–L p = jumlah point yang akanterpotong
b = 2L b = jumlah bar yang terpotong
L = jumlah kearah samping (panjang)
B = jumlah kearah dalam

b. Jika jumlah mata kesamping (L) lebih kecil dibanding jumlah mata ke
dalam (B) atau bisa diartikan L > B maka rumus yang digunakan adalah:

m=L–B
b = 2B

Keterangan :

m = jumlah mesh yang akan terpotong

b = jumlah bar yang terpotong

L = jumlah kearah samping (panjang)

B = jumlah kearah dalam

TEKNIKA KAPAL
90 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang Pemotongan


Jaring dan Cutting rate tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari informasi
tentang teknik pemotongan jaring dan rumus pemotongannya (cuttingrate).
Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku elektronik, internet maupun
dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan
format yang sesuai dengan petunjuk dari guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan 2 cara pemotongan jaring secara singkat dan jelas?


2. Jelaskan 4 istilah dalam teknik pemotongan jaring ?
3. Jelaskan arti dari 1m 4b dan 2p 3b ?
4. Jelaskan yang dimaksud cutting rate beserta rumus dan keterangannya ?
5. Gambarkan model simpul pada bar cut?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab keempat ini Anda telah memahami pemotongan


jaring dan cutting rate maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab keempat ini?
2. Dari dua materi pada bab keempat ini, manakah yang menurut Anda paling sulit
dipahami?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
keempat?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab keempat ?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman dan guru Anda karena materi ini akan
menjadi fondasi/ dasar dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab
selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
91
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BAB
V PENYAMBUNGAN JARING

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi penyambungan


jaring, peserta didik dapat mengidentifikasi jenis-jenis penyambungan jaring
dan teknik penyambungan jaring dengan tepat.

PETA KONSEP

Penyambungan Jaring

Jenis-jenis Penyambungan Teknik Penyambungan


Jaring Jaring

KATA KUNCI

Jaring Mesh Bar Point Cutting rate Kaki dua Kaki tiga Kaki empat

TEKNIKA KAPAL
92 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 5.1 Cara Penyambungan Jaring


Sumber : Dokumen pribadi

Setiap bagian lembaran jaring yang akan digabungkan menjadi suatu alat
penangkap ikan yang utuh sempurna, perlu penggabungan bagian-bagian alat
penangkap ikan tersebut yang disebut penyambungan jaring. Dalam penyambungan
jaring ini ada beberapa jenis dan cara. Teknik penyambunganpun akan disajikan dalam
bab ini. Untuk mendapatkan sambungan jaring yang kuat dan rapi, harus menguasai
teknik, jenis dan cara penyambungan.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
93
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Jenis-Jenis Penyambungan
Menyambung jaring adalah merangkaikan dua atau beberapa lembar jaring sehingga
mempunyai bentuk tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Penyambungan
jaring menurut Bintoro (1989), dapat dilakukan dengan dua cara/ jenis yaitu:
1. Penyambungan dengan menambah setengah mata
Penyambungan setengah mata ini dibedakan menjadi 2 cara yaitu:
a. Penyambungan mata dengan mata, pada penyambungan ini dengan cara
menyambung dua sisi jaring yang ukuran dan jumlah matanya sama.
Penyambungan dengan cara ini terbagi lagi atas penyambungan “mesh
to mesh” dan penyambungan “point to point”. Penyambungan mesh to
mesh adalah penyambungan yang searah dengan arah juraian sedangkan
penyambungan point to point adalah penyambungan yang arahnya tegak
lurus.

Gambar 5.2 Cara penyambungan mesh to mesh


Sumber: Bintoro (1989)

TEKNIKA KAPAL
94 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.3 Cara penyambungan point to point


Sumber: Bintoro (1989)

b. Penyambungan Take Up, pada penyambungan ini dilakukan dua sisi jaring,
yaitu jaring yang ukuran dan jumlah matanya tidak sama. Penyambungan
ini dilakukan dengan 2 cara yaitu: cara menyisipkan (baiting) dan cara
merangkap (creasing). Sebelum dilakukan penyambungan harus dihitung/
diketahui terlebih dahulu jumlah mata dari kedua bagian/ sisi jaring
yang akan disambung. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan “take
up”nya, yaitu perbandingan jumlah mata antara kedua sisi jaring yang
akan disambung. Dengan demikian penyisipan atau perangkapan dapat
dilakukan secara merata atau dengan kata lain semua mata jaring dapat
tersambung.
Contoh perhitungan, jaring A ada 150 mata akan disambungkan dengan
jaring B ada 200 mata, maka perbandingan jumlah mata antara keduanya
150 : 200 = 3 : 4. Hal ini berarti bahwa ada tiga mata jaring A akan
disambungkan empat mata pada jaring B. Untuk mencarikan pasangan
mata yang berlebih, maka akan dibuatkan mata tambahan (palsu/ anakan/
gantungan) pada sisi yang matanya sedikit. Mata tambahan itu dipasang
pada simpul-simpul berkaki empat yang telah ditentukan. Pada cara
merangkap (baiting) tidak perlu dibuatkan mata tambahan.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
95
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.4 Cara penyambungan take up tipe menyisip (creasing)


Sumber: Bintoro (1989)

Gambar 5.5 Cara penyambungan take up tipe merangkap (baiting)


Sumber: Bintoro (1989)

2. Penyambungan tanpa menambah setengah mata


Penyambungan jaring dengan cara ini dikenal dengan istilah “lashing”, yaitu
menyambung dua sisi yang sama atau berbeda-beda jumlah matanya; dilakukan
seperti menjahit kain dengan tangan. Penyambungan cara ini termasuk cepat
namun hasillnya tidak rapih dan biasanya digunakan untuk menyambung
bagian-bagian jaring yang cukup panjang seperti purse seine, trawl dan lain-
lain.

TEKNIKA KAPAL
96 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.6 Cara penyambungan “LASHING”


Sumber: Bintoro (1989)

B. Teknik Penyambungan Jaring


Setelah dijelaskan macam-macam penyambungan jaring, kita lanjutkan untuk
mempelajari teknik penyambungan jaring. Dalam Sadhori (1984) ada 5 teknik
penyambungan jaring antara lain:
1. Penyambungan mesh to mesh langsung
Syarat penyambungan tipe ini adalah besaran mata jaring dari kedua lembar
jaring yang akan disambung harus sama besar. Dimulai dari kaki tiga pada sisi
jaring pertama (atas), dan diakhiri kaki tiga yang pada sisi jaring yang sama
(jaring atas). Simpul awal dan akhir menggunakan simpul ganda. Adapun teknik
penyambungannya sebagai berikut:
a. Siapkan badan jaring yang akan disambung, menentukan titik kaki tiga
untuk mengawali dan mengakhiri juraian hasil tambalan, sesuai gambar di
bawah ini:

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
97
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.7 Menyiapkan lembar jaring yang akan ditambal


Sumber: Sadhori (1984)

b. Buatlah simpul ganda menggunakan benang yang sudah diisikan dicoban,


pada simpul jaring berkaki tiga, sebagai titik awal mulai menyambung
jaring

Gambar 5.8 Membuat ikatan awal pada simpul kaki tiga


Sumber: Sadhori (1984)

c. Sambungkan benang dicoban ke mata di bawahnya dengan jarak dua bar


(dua kaki) dan simpulkan dengan simpul bendera biasa.

TEKNIKA KAPAL
98 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.9 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring kedua dan cara menyimpulkannya Sumber:
Sadhori (1984)

d. Sangkutkan kembali benang dicoban menuju simpul mesh pada jaring yang
pertama (atas) dengan jarak satu bar dan buat simpul tunggal. Jika sudah
selesai, ulangi lagi langkah ini sampai menuju titik akhir penyambungan.

Gambar 5.10 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring pertama (atas) dan cara menyimpulkannya
Sumber: Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
99
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Buatlah simpul ganda pada titik simpul jaring berkaki tiga untuk mengakhiri
penyambungan jaring.

Gambar 5.11 Cara membuat simpul pada akhir penambalan


Sumber: Sadhori (1984)

2. Penyambungan point to point langsung


Syarat penyambungan tipe ini adalah besaran mata jaring dari kedua lembar
jaring yang akan disambung harus sama besar. Dimulai dari kaki tiga pada sisi
jaring pertama (kiri), dan diakhiri kaki tiga yang pada sisi jaring yang kedua
(kanan). Simpul awal dan akhir menggunakan simpul ganda. Adapun teknik
penyambungannya sebagai berikut:
a. Siapkan badan jaring yang akan disambung, menentukan titik kaki tiga untuk
mengawali (jaring pertama/ kiri) dan mengakhiri juraian hasil tambalan di
titik kaki tiga (jaring kedua/ kanan), sesuai gambar di bawah ini:

Gambar 5.12 Menyiapkan lembar jaring yang akan ditambal


Sumber: Sadhori (1984)

b. Buatlah simpul ganda menggunakan benang yang sudah diisikan dicoban


pada simpul jaring berkaki tiga, sebagai titik awal mulai menyambung jaring
(jaring pertama)

TEKNIKA KAPAL
100 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.13 Membuat ikatan awal pada simpul kaki tiga


Sumber: Sadhori (1984)

c. Sambungkan benang dicoban ke mata di bawahnya dengan jarak dua bar


(dua kaki miring) dan simpulkan dengan simpul bendera biasa.

Gambar 5.14 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring kedua (sampingnya) dan cara menyimpulkannya
Sumber: Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
101
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

d. Sangkutkan tali sambungan pertama yang telah dibuat pada kawat


penggantung untuk memudahkan pekerjaan menambal (jika diperlukan).
Sangkutkan kembali benang coban menuju simpul point pada jaring yang
pertama (kiri) dengan jarak satu bar dan buatlah simpul tunggal. Jika sudah
selesai, ulangi lagi langkah ini sampai menuju titik akhir penyambungan.

Gambar 5.15 Cara menyangkutkan coban ke mata jaring pertama (kiri) dan cara menyimpulkannya Sumber:
Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
102 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Dilanjutkan dengan membuat simpul mata jaring selanjutnya seperti pada


langkah huruf d.

Gambar 5.16 Cara membuat simpul di bawahnya


Sumber: Sadhori (1984)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
103
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

f. Buatlah simpul ganda pada titik simpul jaring berkaki tiga untuk mengakhiri
penyambungan jaring.

Gambar 5.17 Cara membuat simpul pada akhir penambalan


Sumber: Sadhori (1984)

3. Penyambungan take up baiting (merangkap)


Teknik penyambungan jaring metode take up “baiting/ merangkap” dapat
dilakukan apabila dua lembar jaring yang akan digabungkan memiliki jumlah
mata yang tidak sama, ukurannya mata (mesh size) berbeda, dan panjangnya
berbeda.
Berikut ini cara-cara penyambungan tipe take up “Baiting”, antara lain:
a. Penyambungan dimulai dari simpul kaki tiga jaring yang ukurannya besar
(atas) dengan menggunakan simpul bendera ganda.
b. Ukur panjang tali yang sudah disimpulkan sekitar 2 bar, kemudian
mengkaitkan 2 mesh jaring yang kecil (bawah), tanpa diikat.
c. Dilanjutkan membuat simpul bendera pada simpul mesh jaring yang besar
(atas) dengan jarak 1 bar.
d. Jika simpul selesai dibuat, dilanjutkan mengkaitkan 2 mesh pada jaring
kecil tanpa diikatkan. Ulangi kegiatan c dan d hingga mata jaring kecil habis
TEKNIKA KAPAL
104 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

e. Buatlah kaki tiga pada simpul terakhir pada jaring besar (atas) dan jenis
simpul yang digunakan adalah simpul bendera ganda.

Gambar 5.18 Pola penyambungan dengan cara take up “Baiting/ Merangkap” Sumber : Sadhori
(1983)

4. Penyambungan take up creasing (menyisipkan)


Teknik penyambungan jaring metode take up “creasing/ menyisipkan” dapat
dilakukan apabila dua lembar jaring yang akan digabungkan memiliki jumlah
mata yang tidak sama, ukurannya mata (mesh size) berbeda, dan panjangnya
berbeda. Hampir sama dengan cara baiting, namun pada cara ini banyak simpul
yang harus dibuat sehingga hasilnya lebih rapi jika dibandingkan dengan
baiting.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
105
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.19 Bentuk penyambungan Creasing


Sumber : Sadhori (1983)

Langkah-langkah penyambungan “Creasing” sebagai berikut:


a. Membuat simpul di awal penyambungan pada simpul kaki tiga jaring besar
(atas)
b. Membuat simpul selanjutnya pada simpul mesh jaring kecil (bawah)
dengan jarak 2 bar.
c. Membuat gantungan pada kaki tiga simpul awal tadi, kemudian dilanjutkan
membuat simpul gantungan sesuai gambar 5.20 di bawah ini.

Gambar 5.20 Cara penyimpulan gantungan pada creasing


Sumber: Sadhori (1983)

d. Membuat simpul mesh pada jaring kecil (bawah) dengan jarak 1 bar
menggunakan simpul bendera.
e. Membuat simpul mesh pada jaring besar (atas) dengan ± 1,5 Bar menggunakan
simpul bendera.

TEKNIKA KAPAL
106 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

f. Selanjutnya diulangi tahap b, c, d, dan e hingga mendekati akhir titik simpul


kaki tiga
g. Membuat simpul terakhir pada simpul kaki tiga di jaring kecil (bawah),
dengan bentuk simpul bendera ganda.
5. Penyambungan lashing
Menyambung jaring dengan lashing (Bintoro: 1989) dapat dilakukan secara
mendatar (mesh to mesh) atau secara vertikal (point to point). Adapun cara
kerjanya adalah sebagai berikut:
a. Coban diisi benang, bila ukuran/diameter benang kecil, maka dirangkap.
b. Kedua lembar ditarik/direntangkan pada dua buah tiang, sisi-sisi yang akan
disambung berada di atas.
c. Simpul pertama dimulai dari salah satu ujungnya diambil dua atau tiga mata
kemudian dililitkan dan pada jarak tertentu disimpulkan mati kemudian
dilanjutkan lagi. Cara penyambungan dapat diamati pada gambar 5.21 di
bawah ini.

Gambar 5.21 Cara penyambungan Lashing


Sumber: Bintoro (1989)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
107
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM

PENYAMBUNGAN JARING
A. Tujuan
Setelah mempelajari materi penyambungan jaring peserta didik mampu
menentukan jenis penyambungan dan cara penyambungan jaring, serta
mampu melakukan kegiatan penyambungan jaring dengan berbagai teknik
dengan baik dan cepat.
B. Alat dan Bahan
Alat- yang dibutuhkan pada kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Gunting / Cutter
2. Coban
3. Seleran
4. Nampan
5. Balpoint
Bahan yang dibutuhkan pada kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Berbagai jenis jaring: jenis PA,PE,PP (Monofilament, Multifilament )
2. Berbagai jenis benang:jenis PA,PE,PP (Monofilament, Multifilament )
3. Kertas putih HVS
C. Keselamatan dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai ikuti dan laksanakan beberapa langkah di
bawah ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing kemudian
pakailah sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong jaring dan benang.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktik. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)

D. Prosedur Praktik
Ambil bahan jaring kemudian lakukan pemotongan dengan aturan:
1. Enam mata ke kanan (horizontal) dan 4 mata vertikal mesh size 5 cm
beri tAnda A
2. Enam mata horizontal (mendatar) dan 4 mata ke bawah (vertical) mesh
size 5 cm beri tAnda B
3. Dua belas mata ke kanan (horizontal) dan 8 mata vertikal mesh size 2,5
cm beri tAnda C
4. Delapan mata horizontal (mendatar) dan 12 mata ke bawah (vertical)

TEKNIKA KAPAL
108 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM

mesh size 5 cm beri tAnda D


5. Pada potongan A lakukan pemtongan mesh, lalu lakukan penyambungan
mesh to mesh
6. Pada potongan B lakukan pemtongan point, lalu lakukan penyambungan
point to point
7. Pada potongan C lakukan penyambungan dengan potongan hasil
praktik A menggunakan teknik take up cara creasing/baiting.
8. Pada potongan D lakukan penyambungan dengan potongan hasil
praktik B menggunakan teknik lashing point.

CONTOH SOAL

1. Sebutkan 2 cara / jenis penyambungan pada lembaran jaring ?


Jawaban
a. penyambungan dengan setengah mata
b. penyambungan tanpa menambah setengah mata

2. Sebutkan 2 cara penyambungan dengan menambah setengah mata ?


Jawaban
a. penyambungan mata dengan mata
b. penyambungan take up

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
109
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CAKRAWALA

FISH PUMP VACUUM

Gambar 5.22 Mesin Pompa Ikan Vakum


Sumber: http://www.smithberger.com/marco_products.html diakses tanggal 30 November 2019 Pukul 01.30 wib

Pompa ikan/Fish Pump adalah alat untuk memindahkan ikan yang tertangkap
dari jaring ke kapal atau bisa juga dari kapal ke dermaga. Pemindahan ikan dari
bagian bawah jaring purse seine yang kering ke dalam penampung ikan selama
berpuluh-puluh tahun merupakan tugas yang sulit dan memakan waktu yang
agak lama. Pompa ikan ini digunakan untuk menggantikan brailers tradisional.
Permasalahannya waktu terutama dalam ukuran yang lebih besar dan sedang. Hal
ini dibenarkan dengan tangkapan kapasitas besar sehingga pompa ikan dipasang
di beberapa pelaut kecil kelas 18 m hingga 24 m.
Pompa ikan modern ini hadir dalam berbagai ukuran dan kapasitas dari yang
terbesar yang mampu mengantarkan 1.000 – 1.300 ton/jam, campuran air-ikan
menggunakan sekitar 75 HP output mesin.Biasanya ikan-ikan didorong dari sistem
hidrolik kapal yang ada. Beberapa pompa dapat diturunkan hingga kedalaman
15 m fitur penting ketika ikan yang ditangkap berbunyi atau 'tenggelam' dan
tenggelam ke dasar jaring.
Beberapa pompa ikan modern ini menciptakan tekanan air positif untuk
mendorong ikan-ikan dan menyirami ikan yang telah naik ke atas kapal dengan
selang . Ini memungkinkan penggunaan selang fleksibel ringan yang mudah
ditangani dan digulung untuk disimpan saat tidak digunakan lagi.
Sumber: http://www.fao.org/fishery/equipment/fishpump/en diakses tanggal 30
November 2019 Pukul 01.32 wib.

TEKNIKA KAPAL
110 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai penyambungan jaring
kalian dapat mempelajari juga secara mandiri melalui internet. Di internet
kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang penyambungan jaring dan teknik
penyambungannya disertai penjelasan menggunakan gambar dan video.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang penyambungan jaring seperti di bawah ini:

Gambar 5.23 QR Code Penyambungan Jaring


http://www.fao.org/3/ah827o/ah827id03.htm

RANGKUMAN
1. Dua jenis penyambungan jaring yang dapat dipelajari yaitu penyambungan
dengan menambah setengah mata dan penyambungan tanpa menambah
setengah mata.
2. Penyambungan dengan menambah setengah mata dibedakan menjadi 2
cara yaitu penyambungan mata dengan mata (mesh to mesh, point to point)
dan penyambungan take up (baiting/menyisipkan dan creasing/merangkap).
3. Penyambungan dengan tidak menambah setengah mata dikenal pula
dengan istilah lashing yaitu penyambungan jaring dua sisi yang sama atau
berbeda jumlah matanya.
4. Ada 5 teknik penyambungan jaring yaitu penyambungan mesh to mesh
langsung, penyambungan point to point langsung, penyambungan take up
baiting (merangkap), penyambungan take up creasing (menyisipkan), dan
penyambungan lashing.

TUGAS MANDIRI
Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang
penyambungan jaring tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari
informasi tentang jenis dan cara penyambungan jaring dan melakukan teknik-
teknik penyambungan jaring. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui
buku elektronik, internet maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan
dalam bentuk laporan dengan format yang sesuai dengan petunjuk dari guru
pengampu.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
111
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan 2 jenis penyambungan jaring secara singkat dan jelas?


2. Dari jenis penyambungan dengan menambah setengah mata, jelaskan 4
cara penyambungan jaring tersebut?
3. Jelaskan teknik penyambungan sesuai gambar di bawah ini :

4. Apa yang kita lakukan apabila jaring yang akan kita sambung memiliki
ukuran mata (mesh size) yang berbeda ?
5. Gambarkan model penyambungan dengan teknik :
a. Mesh to mesh
b. Baiting

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kelima ini Anda telah memahami penyambungan


jaring maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuiti pembelajaran bab kelima ini?
2. Dari dua materi pada bab kelima ini, manakah yang menurut Anda paling
sulit dipahami?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
kelima?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab kelima
?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman dan guru Anda karena materi ini
akan menjadi fondasi/ dasar dari materi-materi yang akan dibahas di bab-
bab selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
112 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar, tuliskan huruf kapitalnya saja pada
lembar jawaban yang tersedia.
1. Serat buatan untuk bahan jaring, di pasaran dikenal dengan nama dagang serat
PE adalah serat sintetis jenis ….
a. Polyamide
b. Polyester
c. Polyuretane
d. Polyethilen
2. Silk merupakan serat yang berasal dari jenis ....
a. tumbuhan
b. hewan
c. mineral
d. minyak bumi
3. Yute merupakan serat yang berasal dari jenis ....
a. tumbuhan
b. hewan
c. mineral
d. minyak bumi
4. Di bawah ini yang tidak termasuk golongan serat tumbuhan, adalah ....
a. cotton fibre
b. rami
c. yute
d. asbestos
5. Gambar serat di bawah ini dinamakan serat ....

a. rami
b. yute
c. ijuk
d. wool
6. Yang bukan termasuk nama polimer dari Polyaminde (PA) adalah....
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
113
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
a. Vinylon
b. Nylon
c. Ekalon
d. Silon
7. Kuralon merupakan produk yang dihasilkan dari polimer jenis....
a. Polyamide (PA)
b. Polyester (PES)
c. Polyvinly Alcohol (PVA)
d. Polyvinly Chloride (PVC)
8. Gambar di bawah ini termasuk alat penangkap ikan jenis .....

a. trawl
b. purse seine
c. longline
d. dogol
9.
Gambar di bawah ini termasuk alat penangkap ikan jenis ....

a. trawl
b. purse seine
c. longline
d. dogol
10. Gambar di bawah ini termasuk alat penangkap ikan jenis ....

TEKNIKA KAPAL
114 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

a. bagan berperahu
b. anco
c. bagan tancap
d. bouke ami
11. Gambar di bawah ini, alat tangkap jenis Gillnet yang disebut ....

a. trammel nets
b. encirling gillnets
c. fix gillnets
d. drift gillnets
12. Nama alat tangkap di bawah ini adalah .....

a. huhate
b. trawl
c. ladung
d. long line

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
115
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
13. Di bawah ini yang tidak termasuk struktur tali adalah ....
a. rope
b. strands
c. yarns
d. fibres
14. Di bawah ini yang tidak termasuk struktur tali baja adalah ....
a. core
b. wire
c. strand
d. yarns
15. Yang tidak termaasuk dari struktur dasar serat buatan adalah....
a. Continuos Filament
b. Monofilament
c. Sprite Fibres
d. Staple Fibers
16. Yang bukan merupakan salah satu kelebihan serat sintetis dibanding serat
alami adalah....
a. menyerap air
b. tidak membusuk
c. tahan gesekan
d. tensile strength lebih besar
17. Gambar di bawah ini merupakan salah satu alat yang diperlukan dalam
membuat dan memperbaiki jaring, disebut....

a. seleran
b. soban
c. coban
d. jarum jurai
18. Ukuran lebar dari seleran yang digunakan untuk menjurai adalah....
a. sama seperti mata jaring yang akan kita buat
b. setengah dari ukuran mata jarng yang akan kita buat
c. dua kali ukuran mata jaring yang akan dibuat

TEKNIKA KAPAL
116 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
d. satu setengah kali ukuran mata jaring yang akan dibuat
19. Dalam membuat jaring (proses menjurai) diperlukan sebuah simpul pada
setiap mata jaring nama simpul sesuai gambar di bawah ini adalah....

a. English knot
b. Spanyol knot
c. Reef knot
d. Double english knot
20. Simpul mata jaring yang apabila dilakukan pemotongan pada kaki-kaki jaring
maka simpulnya dapat utuh bersih, disebut simpul....
a. mesh
b. bar
c. point
d. hidup
21. Simpul mata jaring yang apabila dipotong pada kaki-kaki jaring maka simpulnya
tersisa kaki 3 disebut simpul....
a. mesh
b. bar
c. point
d. hidup
22. Potongan simpul di bawah ini dinamanakan ....

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
117
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

a. Mesh cut
b. Bar cut
c. Point cut
d. Straight cut
23. Gambar di bawah ini merupakan salah satu pola pemotongan jaring yang
disebut ....

a. All bar
b. All mesh
c. All point
d. All combination
24. Gambar di bawah ini merupakan salah satu pola pemotongan jaring yang
disebut ....

TEKNIKA KAPAL
118 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

a. All bar
b. All mesh
c. All point
d. All combination
25. Gambar di bawah ini merupakan salah satu pola pemotongan jaring yang
disebut ....

a. All bar
b. All mesh
c. All point
d. All combination
26. Cutting rate pada gambar jaring di bawah ini dinamakan ....

a. 1m 2p
b. 1b 2p
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
119
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
c. 1m 2b
d. 1p 2b
27. Cutting rate pada gambar jaring di bawah ini dinamakan ....

a. 1m 2p
b. 1b 2p
c. 1m 2b
d. 1p 2b
28. Jika dilakukan pemotongan jaring dengan jumlah mata kesamping 30 mata
dan jumlah mata ke dalam 20 mata maka mata cutting ratenya adalah ....
a. 3m 2b
b. 1m 4b
c. 1p 4b
d. 2m 3b
29. Jika dilakukan pemotongan jaring dengan mata ke samping 20 mata, jumlah
mata ke dalam 30 mata maka mata cutting ratenya adalah ....
a. 3m 2b
b. 1m 4b
c. 1p 4b
d. 2m 3b
30. Jika dalam pemotongan jaring jumlah mata kesamping lebih besar dibanding
jumlah mata ke dalam (bawah) maka rumus pemotongan jaringnya adalah ....
a. Mesh Bar

TEKNIKA KAPAL
120 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

SIMPUL TALI DABN SPLICING


BAB
VI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi simpul tali dan splicing,


peserta didik dapat mengetahui cara penyusunan tali temali, memahami bentuk-
bentuk simpul dan sosok, mengetahui macam-macam splicing tali dan wire, mampu
membuat berbagai sosok dan simpul serta mampu mempraktikkan pembuatan
berbagai splicing tali dan wire dengan baik dan benar.

PETA KONSEP

Simle a=tali dan splicing

Cara Penyusunan Tali Jenis Simpul dan Co-


cok

Jenis-jenis splicing tali


dan wire

KATA KUNCI

Splice Simpul Sosok Eye Splice


Cut Splice Back Splice Tali Pangkal
Short splice Wire rope Pintalan Strand

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
121
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 6.1 Beberapa bentuk simpul dan splicing


Sumber : Dokumen pribadi

Alat tangkap yang digunakan dalam opeasi penangkapan khususnya di laut


ada bermacam jenisnya. Semua alat tangkap yang dioperasikan, menggunakan tali
yang beberapa bagian memanfaatkan simpul-simpul dan anyaman (splicing). Begitu
banyak macam simpul dan rangkaian splicing yang bisa digunakan dalam pembuatan
alat penangkap ikan. Setiap simpul dan splicing memiliki manfaat dan fungsinya
masing-masing. Dalam bab ini akan kita pelajari macam-macam dan teknik membuat
simpul dan splicing yang sering digunakan dalam dunia penangkapan ikan.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Cara Penyusunan Tali


Ada beberapa cara dalam menyusun tali temali di atas kapal maupun sewaktu
sandar di pelabuhan. Pengaturan cara tali temali ini bertujuan untuk memudahkan
dalam melepas dan menali (penggunaan selanjutnya). Adapun cara mengikat dan
menahan tali dalam Haryono dan Amirul (2019) adalah sebagai berikut:
1. Pada bolder bentuk Kuku Kuda (Cleat)
a. Cara menahan tali: dalam hal ini harus ingat bahwa tali tersebut masih harus
bisa di area (dikendurkan) lagi tanpa harus mengurangi ketegangannya.
Apabila daya tariknya kuat sehingga dengan 1 kali lingkar tidak cukup kuat
untuk menahannya dapat ditambah satu belitan lag tetapi harus dijaga agar
tidak tertindih pada tali sebelumnya.

TEKNIKA KAPAL
122 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

b. Cara mengikat tali: dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa tali harus cukup
kuat menahan tarikan yang ada dan mudah untuk dilepas bila diperlukan.

Gambar 6.2 Cara menahan dan mengikat tali pada bolder besi bentuk “Kuku Kuda/ Cleat” Sumber: Haryono
dan Amirul (2019)

2. Pada bolder bentuk Silang (Salip)


a. Cara menahan tali: caranya hampir sama pada bolder kuku kuda, banyaknya
belitan yang dibuat bergatung pada kuatnya tarikan. Semakin kuat daya
tariknya semakin banyak belitannya. Dengan catatan harus dijaga tali-tali
tersebut supaya tidak sampai tertidih

Gambar 6.3 Cara menahan pada bolder besi bentuk “silang/ salip”
Sumber: Haryono dan Amirul (2019)

b. Cara mengikat tali: prinsip sistem ini dapat menahan tarikan yang kuat dan
dapat dilepaskan dengan mudah dan cepat

Gambar 6.4 Cara mengikat tali pada bolder besi bentuk “silang/ salip”
Sumber: Haryono dan Amirul (2019)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
123
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

3. Pada bolder yang terpasang tali kepil kapal lain


Cara ini perlu kita diperhatikan sebab jika kapal yang tali kepilnya sudah
terpasang akan berlayar dan tidak akan mengalami kesulitan melepas talinya.

Gambar 6.5 Cara memasang tali pada bolder yang terpasang tali kepil dari kapal lain. Sumber: Haryono dan
Amirul (2019)

4. Pada bolder bentuk Bitts (tiang ganda)


Cara mengikat pada bolder ini dengan melilitkan tali sehingga membentuk
angka delapan. Apabila tali terbuat dari kawat baja maka setelah selesai diikat
akan seperti gambar 6.6 di bawah ini, diikat dengan rantai kecil yang biasanya
tersedia pada bolder untuk menjaga agar kawar tersebut tidak terlepas.

Gambar 6.6 Cara mengikat tali pada bolder


Sumber: Haryono dan Amirul (2019)

B. Jenis Simpul dan Sosok


Dalam tali temali simpul merupakan sebuah ikatan tali sedangkan sosok
adalah sebuah bentuk tali. Menutut Asrofi dalam bukunya Pembuatan Alat-Alat
Penangkapan Ikan (2018) beberapa simpul dan sosok yang sering digunakan dalam
penangkapan ikan diantaranya:
1. Sosok Pangkal (Sack knot) dan Sosok Pangkal Ganda (Double sack knot)
Sosok pangkal dalam tali temali umumnya digunakan untuk mengikat tali
pada sebuah tonggak atau tiang. Cukup kuat bila ditarik lurus tetapi bila ditarik
menyamping dapat bergeser. Dalam pembuatan alat penangkap ikan, sosok
pangkal dan pangkal ganda dipakai dalam pemasangan tali ris dengan tali kolor
atau tali ris dengan tali pelampung. Selain itu sosok pangkal digunakan sebagai
tali menjurai pada mesh atas.

TEKNIKA KAPAL
124 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.7 Sosok pangkal (Sack knot)


(Dokumen pribadi)

Gambar 6.8 Sosok pangkal ganda


(Dokumen pribadi)

2. Simpul hidup (single carrick bend)


Simpul ini berguna untuk menyambung ujung dari dua buah tali yang
sama besarnya dan daya tarik sambungannya kuat. Keuntungan simpul ini
dibandingkan dengan simpul mati adalah lebih mudah membukanya

Gambar 6.9 Simpul hidup (single carrick bend)


(Dokumen pribadi)

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
125
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

3. Simpul mati (relf knot)


Simpul mati terjadi karena dua simpul tangan yang dibuat berurutan dan
dipakai untuk menyambung dua buah tali yang hampir sama besar dan daya
tarik sambungan tidak terlau kuat.

Gambar 6.10 Simpul mati (reft knot)


(Dokumen pribadi)

4. Simpul delapan (figure of eight knot)


Simpul delapan berguna untuk mencegah sebuah tali agar tidak masuk ke
sebuah mata atau sebuah blok.

Gambar 6.11 Simpul delapan


Sumber: Dokumen pribadi

5. Simpul nafiri (sheep shank)


Simpul nafiri ini berguna untuk memendekkan sebuah tali tanpa memotong
tali tersebut misalnya ketika sedang menunda setelah kapal akan memasuki
perairan ramai tali tundanya harus dipendekkan. Tujuannya dapat dipenuhi
tanpa memotong tali tundanya.
TEKNIKA KAPAL
126 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.12 Simpul nafiri


(Dokumen pribadi)

C. Jenis-Jenis Splicing Tali dan Wire


Dalam penerapannya tali temali di kapal penangkap ikan banyak berhubungan
dengan splicing tali/ wire. Beberapa hal jenis splicing yang sering digunakan di
kapal antara lain:
1. Anyaman/Pintalan Mata (Eye Splice) : anyaman ini berguna untuk membuat
mata tali pada ujung tali secara tetap (permanen) misalnya saat kita memesan
sebuah tali yang akan digunakan untuk tali kepil atau menambatkan kapal.

Gambar 6.13 Teknik Pembuatan Splice Mata.


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 6.14 Sosok Pintalan Mata (Eye Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
127
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Pintalan Lingkar (Cut Splice)


Pintalan Lingkar berguna untuk membuat sosok puncak tetap pada tiang kapal
atau tiang layar. Kedua talinya digunakan sebagai temberang lambung kanan
dan lambung kiri. Cara membuatnya:
a. Letakkan ujung kedua tali yang akan dibuat secara berdekatan
b. Kemudian pada masing-masing ujung tali buatlah anyaman seperti
membuat pintalan sosok eye splice
c. Setelah dilakukan penganyaman beberapa kali potong ujungnya dan
bungkus dengan kain.

Gambar 6.15 Teknik Pembuatan Pintalan Lingkar (Cut Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 6.16 Sosok Pintalan Lingkar (Cut Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

3. Pintalan Pendek (Short Splice)


Pintalan Pendek berguna untuk menyambung dua buah tali secara tetap,
misalnya pada saat membuat sling dari tali. Tidak bisa digunakan pada tali
yang melalui kerek (blok) saat menyambung pintalan pendek karena dengan
sambungan ini tali dapat menjadi besar dan tidak masuk ke dalam kerek (blok).

TEKNIKA KAPAL
128 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.17 Teknik membuat Pintalan Pendek (Short Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 6.18 Sosok akhir pintalan pendek (Short Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

4. Pintalan Dasar Barut Jeras tali Spanyol (Back Splice)


Pintalan ini berguna untuk mematikan atau membarut ujung tali tersebut
agar tidak mudah terurai. Adapun cara pembuatannya:
a. Strand pada pintalan tali dilepaskan satu per satu dari pintalan.
b. Jika strand ada 3 maka strand 1 masuk sela-sela strand 2 dan 3, kemudian
strand 2 masuk ke sela-sela strand 3 dan strand satu, terakhir strand 3
masuk ke lobang starnd 1 yang telah terkunci di strand 2 (lihat gambar
paling kiri)
c. Kemudian masing-masing strand ditarik rapat untuk mengunci lihat
gambar kedua
d. Masukkan tiap strand ke pintalan di bawahnya dan lakukan berulang-
ulang minimal strand masuk 3 kali pada pintalan di bawahnya secara
bergantian antar strand.
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
129
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.19 Teknik membuat Pintalan Dasar (Back Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

Gambar 6.20 Sosok akhir pintalan dasar (Back Splice)


Sumber: Dokumen pribadi

5. Pintalan Eye Splice Tali Baja ( Wire Splicing)


Sosok pintalan eye splice tali baja (wire splicing) berguna untuk membuat
mata pada ujung kawat baja secara permanen biasanya dibuat tali pengangkut
muatan pada crane/katrol. Cara membuatnya anatara lain:
a. Lepaskan strand yang ada pada wire rope, pisahkan menjadi 2, dengan
jumlah masing-masing strand sama.

Gambar 6.21 Melepas Pintalan Wire Rope


Sumber: Dokumen pribadi

b. Kedua strand yang dipisah digabungkan membentuk lingkaran dan


menata dengan rapi hingga membentuk mata penuh.

TEKNIKA KAPAL
130 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.22 Membuat mata splice wire rope


Sumber: Dokumen pribadi

c. Strand 1 masuk ke pintalan 1 memasukkannya dari bawah kemudian


marlin spike diputar searah pintalan 360, strand 1 dimasukkan lagi dari
bawah marlin spike diputar lagi 3600 lagi, strand satu dimasukkan lagi
dari bawah.

Gambar 6.23 Memasukkan strand 1 ke pintalan


Sumber: Dokumen pribadi

d. Strand 2 masuk ke pintalan 2 memasukkannya dari bawah, kemudian


marlin spike diputar searah pintalan 3600, strand 2 dimasukkan lagi dari
bawah marlin spike diputar lagi 3600 lagi, strand 2 dimasukkan lagi dari
bawah.

Gambar 6.24 Memasukkan strand 2 ke pintalan


Sumber: Dokumen pribadi

e. Strand 3 mengikuti langkah pintalan strand 2 hanya pada pintalan ke 3.


Selanjutnya strand 4,5,6 dan dilakukan pemintalan seperti strand 1,2,3,
namun posisi wire rope dibalik terlebih dahulu. Pintalan berhenti jika
semua strand masuk ke pintalan 3 kali.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
131
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.25 Eye Splice Wire Rope


Sumber: Dokumen pribadi

LEMBAR PRAKTIKUM

SIMPUL TALI DAN SPLICING

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi tentang simpul tali dan splicing peserta didik
mampu menyusun tali temali, mampu membuat berbagai macam simpul/
sosok, dan mampu membuat berbagai macam bentuk splicing tali dan wire
rope dengan baik dan cepat.
B. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan pada kegiatan praktiksaat ini adalah:
1. Gunting / Cutter
2. Coban
3. Marlin Spike
4. Meteran
5. Nampan
Bahan yang diperlukan pada kegiatan praktik saat ini adalah :
1. Berbagai jenis tali berbagai ukuran dan strand
2. Lakban / isolasi
3. Korek Api
C. Keselamatan Dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai ikuti dan laksanakan beberapa langkah di bawah
ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian pakailah
sarung tangan terlebih dahulu.
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong jaring dan benang.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktikum. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)

D. Prosedur Praktik
1. Ambil bahan tali berbagai ukuran, jenis dan jumlah strand, masing-masing

TEKNIKA KAPAL
132 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM
30 cm sebanyak 4 potongan kemudian lakukan splice:
a. Eye splice
b. Short splice
c. Cut splice
d. Back splice
2. Potong wire sepanjang 1 meter buatlah splice mata
3. Ambilah 10 meter tali lakukan penyusunan tali di atas kapal dan beberapa
penyusunan tali di border di pelabuhan

CAKRAWALA

MESIN DIESEL

Gambar 6.26 Rudolf Diesel (penemu Mesin Diesel)


Sumber: https://blogpenemu.blogspot.com/2014/02/Penemu-Mesin-Diesel-Rudolf-Diesel.html diakses tanggal 03
Desember 2019 pukul 02.30 wib

Penemu Mesin Diesel yang tidak asing ditelinga kita, adalah Rudolf
Christian Karl Diesel warga negara Jerman yang terlahir di Perancis pada 18
Maret 1858. Sayangnya Rudolf meninggal dunia tanggal 30 September 1913
secara misterius saat berlayar menuju Inggris menggunakan kapal ferry pada usia
55 tahun. Pada 10 tahun terakhir abad ke-19 Rudolf membuat mesin pemicu
kompresi dan dipatenkan pada 23 Februari 1893. Mesin diesel dalam sejarahnya
dinamakan mesin minyak. Namun untuk menghormati jasanya akhirnya digantilah
nama mesin minyak dengan nama Mesin Diesel.
https://blogpenemu.blogspot.com/2014/02/Penemu-Mesin-Diesel-Rudolf-Diesel.
html diakses tanggal 03 Desember 2019 pukul 02.30 wib

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
133
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CONTOH SOAL

1. Sebutkan bentuk-bentuk bolder yang terdapat di pelabuhan?


Jawaban
a. Bolder bentuk kuku kuda (cleat)
b. Bolder bentuk silang (salip)
c. Bolder bentuk tiang tunggal
d. Bolder bentuk tiang ganda (Bitts)
2. Sebutkan 6 sosok / simpul yang sering dipergunakan untuk alat-alat
penangkap ikan ?
Jawaban
a. Simpul Pangkal
b. Simpul Pangkal Ganda
c. Simpul Nafiri (sheep shank)
d. Simpul Delapan
e. Simpul Hidup (single carrick bend)
f. Simpul mati (reef knot)

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai simpul tali dan splicing
kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet kalian
bisa mencari lebih jauh materi cara penyusunan tali, jenis simpul/sosok dan
teknik splicing tali dan wire disertai penjelasan menggunakan gambar dan video.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang simpul tali dan splicing diantaranya seperti tertera di
bawah ini:

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=jvpxWiDd7sI
https://obatrindu.com/macam-macam-simpul-dan-ikatan-tali-temali-pramuka/

Gambar 6.27 QR Code Simpul dan Splicing Tali

TEKNIKA KAPAL
134 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

RANGKUMAN

1. Bolder sebagai tempat untuk mengikatkan tali-tali kapal yang sedang


bersandar, adapun bentuk bolder yang ada dipelabuhan antara lain bolder
bentuk kuku kuda (cleat), bolder bentuk silang (salip), bolder bentuk tiang
tunggal, bolder bentuk tiang ganda (Bitts)
2. Bentuk sosok dan simpul yang sering digunakan pada alat penangkap ikan
antara lain: sosok pangkal (sack knot), sosok pangkal ganda (double sack knot),
simpul hidup (single carrick bend), simpul mati (relf knot), simpul delapan,
simpul nafiri (sheep shank).
3. Bentuk-bentuk splicing yang sering digunakan di atas kapal adalah pintalan
mata (eye splice), pintalan lingkar (cut splice), pintalan pendek (short splice)
dan pintalan dasar (back splice).

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran tentang simpul tali


dan splicing tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari informasi tentang
cara-cara penyusunan tali temali, membuat simpul dan sosok, membuat berbagai
macam splice tali dan wire rope. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui
buku elektronik, internet maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan
dalam bentuk laporan dengan format yang sesuai dengan petunjuk dari guru
pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB


1. Jelaskan secara singkat dan jelas apa nama simpul di bawah ini dan apa
fungsinya?

2. Jelaskan secara singkat dan jelas apa nama simpul di bawah ini dan apa
fungsinya?

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
135
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR BAB

3. Jelaskan secara singkat dan jelas apa nama simpul di bawah ini dan apa
fungsinya?

4. Jelaskan secara singkat dan jelas, apa nama simpul di bawah ini dan apa
fungsinya?

5. Jelaskan secara singkat dan jelas apa nama pintalan/splice di bawah ini dan
apa fungsinya?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab keenam ini Anda telah memahami tentang simpul tali
dan splicing maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuti pembelajaran bab keenam ini?
2. Dari tiga materi pada bab keenam ini manakah yang menurut Anda paling
sulit dipahami ?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
keenam?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab keenam ?

Coba diskusikanlah dengan teman dan guru Anda karena materi ini akan menjadi
fondasi/dasar dari materi-materi yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya.

TEKNIKA KAPAL
136 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PERAWATAN, PENGAWETAN, DAN PERBAIKAN


BAB
VII

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah selesai mempelajari pembelajaran materi perawatan,


pengawetan dan perbaikan, peserta didik dapat memahami bahan pengawet
alat penangkap ikan, melakukan teknik pengawetan alat penangkap ikan, dapat
melakukan perawatan alat tangkap ikan dengan berbagai metode serta dapat
melakukan perbaikan alat penangkap ikan yang mengalami kerusakan dengan
baik dan benar.

PETA KONSEP

Perawatan, Pengawetan dan Perbaikan

Perawatan Alat Pen- Perbaikan Jaring


angkapan Ikan

Pengawetan dan
Penyamakan

KATA KUNCI

Jaring Pengawetan Bahan Pengawet Rusak


Cutting rate Awet Alami Perawatan
Perbaikan Menambal Menjurai

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
137
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENDAHULUAN

Gambar 7.1 Cara memperbaiki dan merawat berbagai alat penangkap ikan
Sumber: Dokumen pribadi

Melakukan perawatan secara rutin terhadap suatu alat tangkap dapat


mencegah kerusakan alat penangkapan ikan. Tindakan perawatan yang dilakukan
pada alat tangkap berbahan webbing harus disesuaikan dengan karakteristik bahan
alat penangkap ikan. Secara umum perawatan alat dilakukan setiap trip penangkapan.
Pasca operasi penangkapan, jaring dibersihkan dari kotoran-kotoran yang tersangkut
di jaring kemudian disimpan dan ditata kembali. Perawatan yang meliputi penjemuran
jaring dilakukan apabila kapal akan doking atau akan diperbaiki. Jaring yang akan
dijemur di letakkan di lantai sekaligus disiram dengan air tawar. Tindakan perawatan
dapat mencegah pelapukan webing terutama bahan yang berasal dari serat alami.
Dengan melakukan perawatan dan perbaikan yang tepat dan cepat maka alat
penangkap ikan akan memiliki umur pemakaian lebih panjang dibanding alat yang
tidak pernah dirawat. Pada bab ini akan dibahas metode perawatan , pengawetan dan
perbaikan alat penangkap ikan.

TEKNIKA KAPAL
138 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. Perawatan Alat Penangkap Ikan


Cara perawatan alat penangkap ikan yang utama dalam Soemarto (1982)
adalah mencuci alat-alat dengan air tawar. Setelah alat dipergunakan harus
bersih dari lumpur dan sisa-sisa binatang yang menempel sebab lumpur akan
menyebabkan lebih rusak dan mempercepat proses pembusukan. Sisa ikan atau
benda-benda lainnya yang melekat pada bagian-bagian alat terutama pada simpul
jaring akan mengundang serangan tikus dan hama lainnya yang akan merusak alat
tersebut. Selain organisme yang hidup bahan organik yang banyak terdapat dalam
air kotor yang berasal dari pembuangan pabrik dan kapal besar tidak boleh melekat
pada jaring setelah dipergunakan. Harus diketahui cara merawat, memelihara, dan
memperbaiki alat penangkapan ikan yang meliputi:
1. Cara pencucian
2. Pengawetan dan penyamakan
3. Penjemuran
4. Penyimpanan
5. Perbaikan
Di perairan daerah berhawa panas atau tropis seperti Indonesia, kerusakan
alat penangkapan ikan lebih cepat terjadi dari pada kerusakan di daerah dingin
atau yang beriklim sedang. Hal ini disebabkan proses pembusukan yang cepat
terjadi dan lebih banyak serangan hama dan bakteri, sebab bakteri pembusuk
di daerah tropis cepat berkembang biaknya. Kerusakan pada alat penangkapan
disebabkan oleh berbagai pengaruh luar. Tiap jenis bahan alat penangkapan ikan
memiliki sifat yang khusus yang berbeda-beda ketahanannya terhadap pengaruh
dari luar seperti: pengaruh penyinaran matahari, perendaman dalam air, bahan
kimia dan cuaca dalam atmosfer.
Faktor yang mempengaruhi hawa yang terdapat dalam atmosfir digolongkan
menjadi 2 (dua) golongan, yaitu:
1. Pengaruh suhu, cuaca, penyinaran matahari dan air akan berpengaruh
terhadap bahan alat penangkapan ikan berupa kekuatan dan kelenturan
benangnya
2. Pengaruh biologis oleh mikroorganisme baik dalam operasi maupun dalam
penyimpanan terutama terhadap bahan alami.

Gambar 7.2 Proses perawatan dan perbaikan alat penangkap ikan


Sumber: https://oktovamalaputra-oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-pengawetan-alat-
tangkap.html

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
139
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Merawat alat tangkap ikan menurut Velasco (2016) http://velascoindonesia.


com/merawat-alat-tangkap-ikan/ (diakses tanggal 28 Oktober 2019 pukul 13.10
) sangat penting bagi para nelayan. Setiap alat penangkap ikan yang digunakan
dalam usaha penangkapan ikan akan mengalami penyusutan alat tangkap,
sehingga akan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai kekuatannya dan dalam
jangka waktu tertentu akan rusak sama sekali sehingga tidak dapat dipergunakan
lagi.
Faktor-faktor penyebab kerusakan alat penangkap ikan antara lain :
1. Pengaruh secara Mekanis :
a. Gesekan аntаrа alat dеngаn benda-benda lаіn misalnya: badan kapal
b. Tersangkut оlеh benda-benda lаіn (karang, tonggak dan sebagainya).
c. Digigit atau karena sirip ikan atau gerakan ikan уаng аkаn melepaskan dіrі.
d. Sengaja dirobek оlеh nelayan karena terjadi kekusutan
2. Perubahan sifat-sifat bahan karena reaksi kimia : bahan jenis tertentu khususnya
sintetis yang akan sering terkena air garam, biasanya setelah selesai tidak
dicuci terlebih dahulu dengan air tawar
3. Pengerusakan oleh jasad renik : alat tangkap yang masih kotor dan lembab,
menimbulakn tumbuhnya jasad renik di alat tangkap yang nantinya dapat
menguraikan alat tangkap sehingga mudah putus
4. Pengaruh alam : terjadinya rob air atau pasang sehingga alat tangkap banyak
kotoran atau bahkan terhanyut.
Sebab-sebab kerusakan bahan yang diakibatkan oleh hal tersebut di atas dapat
dicegah (sebab proses itu terus dan ada selama alat tangkap itu digunakan). Oleh
karena itu diperlukan pengetahuan mengenai merawat alat tangkap ikan. Cara
perawatan alat tangkap ikan atau pemeliharaan alat penangkap ikan secara umum
sebenarnya sangat sulit untuk dibedakan sebab keduanya saling berhubungan
erat. Memelihara suatu alat sebenarnya sudah termasuk perawatan sedangkan
perawatan adalah merupakan salah satu cara pemeliharaan.
Pemeliharaan/perawatan alat-alat penangkapan ikan dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
1. Simpanlah alat tangkap dalam tempat yang aman
Berbagai penyebab kerusakan alat dapat terjadi seperti jaring dimakan tikus
atau hewan-hewan lain atau jaring terbakar sehingga perlu memperhatikan
penyimpanan dalam tempat yang aman seperti gudang penyimpanan. Oleh
karena itu pada waktu alat-alat penangkapan ikan tidak digunakan tempatkan
dan simpanlah dalam gudang yang baik dan bersih serta jauh dari risiko potensi
bahaya kebakaran.
2. Hindari hal-hal yang menyebabkan kerusakan
Hal-hal yang memungkinkan dapat menimbulkan kerusakan seperti sinar
matahari langsung terutama pada saat panas terik, kerusakan dari bekas-
bekas minyak dan kotoran lainnya. Pada umumnya alat penangkap ikan yang
telah selesai digunakan harus dijemur tetapi perlu diperhatikan bahwa alat-
alat penangkap ikan yang bahannya terbuat dari serat-serat sintetis (buatan)
hendaknya jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung sebab akan
membuat alat penangkap ikan mudah lapuk (mudah putus) dan sebaiknya
dijemur di tempat yang telindung dari sinar matahari langsung (diangin
anginkan). Sebelum diangin-anginkan hendaknya alat penangkap ikan dicuci
terlebih dahulu dengan air tawar dan diangin-anginkan hingga kering kemudian
diangkat dan disimpan dalam gudang yang bersih dan kering.

TEKNIKA KAPAL
140 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
3. Gunakan alat penangkap ikan dengan hati-hati
Semua benda apapun yang digunakan bila pemakaiannnya secara hati-hati, baik
dan benar, pastilah alat tersebut akan lebih awet. Tetapi bila dipakai dengan
seenaknya saja (secara sembarangan) tidak memakai aturan benda tersebut akan
cepat rusak. Sebagai contoh bila kita hendak memasang atau mengoperasikan
alat tangkap dalam suatu perairan tertentu terlebih dahulu harus yakin benar
bahwa daerah penangkapan tersebut merupakan daerah penangkapan (fishing
ground) yang baik, bebas karang dan tonggak/patok. Permukaan dasar perairan
yang tidak rata akan menyebabkan jaring atau alat lainnya tersangkut.
4. Segera perbaiki jika ada kerusakan-kerusakan kecil.
Alat penangkap ikan yang selesai digunakan dalam operasi penangkapan
ikan pasti terdapat kerusakan kecil dan besar oleh sebab itu jika melihat ada
kerusakanpada alat tangkap maka segera diperbaiki. Biasanya perbaikan
langsung artinya saat operasi penangkapan berlangsung atau perbaikan
dilakukan saat tidak melakukan operasi penangkapan. Kerusakan umumnya
disebabkan oleh “gesekan” antara alat dengan benda-benda lain (badan kapal
misalnya), “tersangkut” oleh benda-benda lain (karang, tonggak/patok), “digigit
dan robek” karena sirip ikan atau gerakan ikan yang akan meloloskan diri dari
jaring, “sengaja dirobek” oleh nelayan karena kekusutan.
Peralatan deck merupakan peralatan peralatan kapal yang diperlukan sebagai
penunjang operasi penangkapan ikan. Dengan peralatan deck maka operasi
penangkapan ikan dapat berjalan lancar. Setiap kapal penangkapan ikan terdapat
perbedaan jenis peralatan deck yang digunakan tergantung jenis dan macam alat
tangkapnya. Sebagai contoh pada alat penangkap ikan lingline dengan jaring
lingkar (purse seine) salah satu peralatan deck untuk kapal longline adalah line
hauler sedangkan kapal purse seine adalah power block. Tentu ada peralatan deck
lainnya yang juga mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya adalah winch
dan kapstan. Pada umumnya perawatan peralatan deck harus dilakukan secara
rutin dan berkala karena alat tersebut sangat penting. Jika tidak dioperasikan maka
akan menghambat kegiatan operasi penangkapan.

B. Pengawetan dan Penyamakan


Pengawetan dan penyamakan menurut Soemarto (1982) diutamakan
untuk alat-alat yang terbuat dari serat alam terutama nabati sedangkan serat
sintetis dan serat hewani lebih tahan terhadap lembab atau basah karena daya
absorbsi terhadap air kecil sekali. Bahan serat nabati (tumbuh-tumbuhan) banyak
menyerap air karena terdiri dari selulosa yang mudah diserang oleh bakteri.
Beberapa faktor yang menyebabkan cepat tidaknya terjadi pembusukan selulosa
pada serat nabati adalah:
1. Jenis serat
2. Suhu air
3. Daya pembusukan dari air
4. Lamanya terendam dalam air
Pada umumnya serat nabati dinyatakan tidak tahan terhadap pembusukan
bakteri yang menyerang selulosa hidupnya sangat tergantung keadaan air
terutama oleh suhunya. Oleh karena itu jaring dari serat nabati di perairan daerah
dingin lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan jaring di daerah tropis.
Air payau dan air laut di pantai memiliki daya pembusukan yang besar. Jaring
akan terhindar dari pembusukan apabila jaring itu bersih dan kering seluruhnya
sampai pada bagian simpul-simpulnya.
Selanjutnya Soemarto (1982) menjelaskan pengawetan jaring merupakan
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
141
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN
penjagaan agar jaring awet dan tahan lama sehingga dapat lama digunakan.
Caranya adalah mencelupkan jaring dalam larutan penyamak yang dapat
membunuh bakteri atau hama yang merusak jaring. Berbagai cara telah ditemukan
untuk membuat jaring lebih tahan terhadap pembusukan. Bahan penyamak yang
digunakan bermacam-macam antara lain:
1. Penyamak Nabati dari tumbuh-tumbuhan
2. Penyamak Hewani dari hewan
3. Penyamak Sintetis dari bahan kimia
Bahan penyamak dari tumbuh-tumbuhan digunakan untuk jaring bahan
serat alami, bahan penyamak yang dipakai “tingi/tungu” dari kulit bakau ( Ceriop
condolena Ain ) yang ditumbuk halus kemudian direbus. Larutan ini dinamakan
“catechu/ tanning” yang berwarna coklat tua. Biasanya nelayan melakukan
penyamakan sekitar 25 – 30 hari sekali. Adapun cara penyamakan sebagai berikut:
1. Rebus tingi dengan air tawar dengan perbandingan 1:5 atau 1:10
2. Setelah mendidih masukkan jaring sampai terendam
3. Rendam jaring dalam tingi selama semalam
4. Angkat jaring keesokan harinya kemudian dijemur/diangin-angikan
5. Jaring berwarna coklat kehitaman
Selain penyamakan dari nabati dan kulit pohon turi penyamakan tali
pancing dan bahan alat penangkapan ikan biasa mengunakan dari serat alam.
Caranya dengan menggosok tali dengan kulit pohon turi yang masih basah dan
biasanya dibentangkan lalu diangin-angikan.
Bahan penyamak dari hewani ini ada 2 cara yaitu menggunakan darah hewan
dan putih telur. Darah hewan yang dipakai adalah darah hewan sapi atau kerbau
yang mudah didapat. Cara penyamakannya sederhana dengan cara mencelupkan
jaring atau tali temali ke dalam larutan darah yang sudah disediakan dalam
paso (drum) diaduk merata,setelah itu diangkat dan ditiriskan dengan diangin-
diangikan tidak di bawah terik matahari langsung. Putih telur juga dapat digunakan
untuk menyamak benang yang akan dibuat jaring/ jala agar kaku apabila dijurai.
Cara penyamakan menggunakan putih telur:
1. Sepuluh butir telur dilarutkan dalam 2 liter air
2. Rendam atau sikat benang dengan putih telur
3. Benang dikukus 10-15 menit
4. Jemur benang atau diangin- anginkan
Bahan penyamak dari bahan kimia yang dipakai adalah “Ter” yang digunakan
untuk serat sintetis atau serat alam, terutama untuk mengawetkan tali-temali atau
jaring yang kasar. Cara mengerjakannya lebih sulit dari cara-cara yang terdahulu.
Ter merupakan hasil tambang batu bara yang didestilasi destruksi pada suhu 119
̊ C – 141 ̊ C. Keuntungan penggunaan ter tahan terhadap bakteri pembusuk, tahan
terhadap pengikisan/ bakteri dan mencegah meresapnya air terlalu banyak. Cara
penyamakan menggunakan ter adalah:
1. Larutkan ter dengan gasolin
2. Panaskan sampai mencair
3. Celupkan alat tangkap kedalam larutan yang panas
4. Jangan terlalu tebal lalu angkat tiriskan
5. Rendam air tawar 12 jam setelah itu keringkan
Selain menggunakan ter dapat pula menggunakan bahan kimia Coffer dan
Napthenase. Cara kerja larutan ini menurut Oktavamalaputra (2010) adalah:
1. Larutkan 18 liter Cu dengan 54 liter parafin
2. Celupkan alat tangkap kedalam larutan tersebut selama 2 jam
3. Angkatlah dan angin-anginkan sampai kering
TEKNIKA KAPAL
142 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Metode pengawetan menggunakan bahan kimia yang lain yang menunjukkan


efektivitas tinggi adalah: metode testalin dan metode tannin plus potassium
bichromate (Klust, 1973).
1. Metoda Testalin
Menurut Klust (1973) jaring yang terbuat dari serat alami direbus selama
30 menit dalam larutan yang terdiri dari agent tannin (2%) yang ditambah
cuprous oxide (1%). Setelah jaring dikeringkan, perlakuan diulangi lagi
dengan menambahkan 2% tannintanpa testalin. Ada juga setelah perlakuan
kedua selagi webbing masih basah dicelup dengan carbolineum.
2. Metode tannin plus potassium bichromate
Metoda tannin plus potassium bichromate (terbaik untuk bahan alat
penangkap ikan), dilakukan dengan cara : Webbing yang terbuat dari serat
alami direbus selama 30 menit dalam larutan yang terdiri dari agent tannin
(2%). Setelah webbing dikeringkan, direndam selama satu jam dalam larutan
potassium bichromate (3%), kemudian dicuci dengan air dan dikeringkan.
Proses ini diulangi dengan menambahkan tannin (2%). Selanjutnya webbing
dicelup dalam larutan carbolineum. Kedua metode ini menyebabkan seluruh
permukaan serat terbungkus oleh anti bakteri, merembes ke kulit ari (cuticle)
dan dinding-dinding cell.

Gambar 7.3 Proses pengawetan/ penyamakan dengan tannin


Sumber: https://oktovamalaputra-oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-pengawetan-alat-
tangkap.html diakses tanggal 30 Oktober 2019 pukul 11.08

Metode pengawetan (preservation) untuk serat alami secara umum dapat


digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu teknik membunuh bakteri-bakteri pembusuk
yang sudah ada dan hidup di dalam alat (diantara serat). Metode ini dapat
dilakukan dengan cara merebus bahan di media air pada suhu di bawah titik
leleh bahan dan dapat pula dilakukan dengan cara menjemurnya di bawah
sinar matahari langsung. Kedua cara ini tidak menggunakan bahan pengawet.
2. Proteksi
Proteksi adalah suatu metode melindungi bahan dari pengaruh dan aktifvitas
bakteri-bakteri pembusuk. Proteksi ini salah satunya dapat dilakukan dengan
cara melapisi bahan dengan suatu lapisan tipis (film) dari larutan tembaga
sulfat, larutan produk minyak, atau larutan nabati.
TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
143
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

3. Gabungan sterilisasi dan proteksi


Metode pengawetan ini adalah menggabungkan metode pengawetan
sterilisasi dan metode pengawetan proteksi. Metode ini dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu mensterilkan bahan kemudian memproteksinya.
Menurut Oktovalamaputra (2010) dalam https://oktovamalaputra-
oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-pengawetan-alat-
tangkap.html diakses tanggal 30 Oktober 2019 pukul 11.08 bahwa cara pengawetan
alat penangkapan memiliki 2 tujuan yaitu:
1. Umum agar alat penangkap ikan tahan lama, penghematan biaya dan
tenaga, memperlancar operasional
2. Khusus agar terdapat perlindungan dari kerusakan mekanis, perlindungan dari
proses kimia (oksigen), perlindungan dari micro organisme/jasad-jasad renik,
perlindungan dari pengaruh alam terutama sinar matahari

C. Perbaikan Jaring
Sebuah alat penangkap ikan (jaring) yang sudah pernah dioperasikan di
perairan, biasanya akan mengalami robek/ kerusakan pada bagian tertentu dari
badan jaringnya (webbing). Menurut Bintoro (1989), kerusakan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa hal, seperti tersangkut karang, benang putus akibat
gerakan ikan yang tertangkap (ingin meloloskan diri dari jeratan jaring). Jaring
yang rusak dapat diperbaiki kembali dengan 2 cara, yaitu:
1. Menjurai/ menjahit pada bagian yang rusak
2. Menambal dengan jaring baru
Memperbaiki jaring dengan cara menjurai dapat dilakukan apabila
kerusakan (robek) tidak terlalu lebar/ besar dan untuk itu harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan dua buah simpul berkaki tiga, satu pada bagian atas dari
kerusakan sebagai tempat memulai perbaikan, dan kaki tiga yang lain berada
dibagian bawah sebagai akhir perbaikan.

Gambar 7.4 Penentuan simpul berkaki 3


Sumber: Bintoro (1989)

TEKNIKA KAPAL
144 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

2. Simpul-simpul yang lain dipotong menjadi simpul berkaki dua, lalu


dibersihkan. Mesh harus terpotong dan dibersihkan sedangkan point hanya
dipendekkan.

Gambar 7.5 Pembentukan pola kerusakan yang teratur dan pembersihan kaki dua, Sumber: Bintoro (1989)

3. Selanjutnya dilakukan perbaikan dengan cara menjurai mulai pada bagian


atas seterusnya disesuaikan pola dan ukuran mata jaring secara teratur
sampai berakhir pada bagian bawah kerusakan.

Gambar 7.6 Urutan arah juraian pada perbaikan jaring


Sumber: Bintoro (1989)

Cara membuat simpul di titik-titik mata jaring dapat dilihat pada gambar-
gambar di bawah ini:

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
145
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.7 Cara membuat simpul awal pada kaki tiga yang pertama
Sumber: Bintoro (1989)

Gambar 7.8 Cara membuat simpul pada bar atas – kebawah kanan
Sumber: Bintoro (1989)

Gambar 7.9 Cara membuat simpul pada point kiri – kebawah kanan
Sumber: Bintoro (1989)
TEKNIKA KAPAL
146 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.10 Cara membuat simpul point kanan – kebawah kiri


Sumber: Bintoro (1989)

Gambar 7.11 Cara membuat simpul pada bar bawah – keatas kanan
Sumber: Bintoro (1989)

Gambar 7.12 Cara membuat simpul pada bar bawah – keatas kiri
Sumber: Bintoro (1989)

Menambal jaring dilakukan apabila kerusakannya terlalu luas/ lebar atau besar.
Bahan penambal sebaiknya diusahakan terbuat dari bahan dan ukuran matanya
(mesh size) serta benang yang sama dengan jaring yang akan ditambal. Langkah-

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
147
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

langkah kerja untuk proses penambalan adalah sebagai berikut:


1. Bagian yang rusak dibuat menjadi bentuk empat persegi panjang dengan
semua simpul pada tepinya berkaki dua.

Gambar 7.13 Bentuk jaring yang akan ditambal, tersisa kaki dua
Sumber: Bintoro (1989)

2. Menghitung jumlah mata ke samping (mesh) dan mata kebawah (point)


3. Memotong jaring penambal yang telah disiapkan dengan ukuran lebih kecil
satu mata dari jaring yang akan ditambal, baik kearah samping jaring maupun
kearah bawah

Gambar 7.14 Bentuk dan ukuran bahan penambal yang siap untuk dipasang, Sumber: Bintoro (1989)

4. Penambalan jaring, jaring penambal dan jaring yang rusak dihubungkan


dengan cara menjurai menggunakan benang tambahan yang berawal dan
berakhir pada satu titik yang sama.

TEKNIKA KAPAL
148 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.15 Cara menjurai jaring penambal

LEMBAR PRAKTIKUM

PERAWATAN, PENGAWETAN DAN PERBAIKAN

A. Tujuan
Setelah mempelajari materi tentang perawatan, pengawetan dan
perbaikan, peserta didik mampu melakukan perawatan alat penangkap ikan,
dapat melakukan pengawetan dan penyamakan alat tangkap ikan serta dapat
melakukan perbaikan alat tangkap ikan dengan baik dan benar.
B. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik saat ini antara lain:
1. Gunting / Cutter
2. Coban
3. Seleran
4. Nampan
5. Balpoint
6. Ember / drum plastik
Bahan yang dibutuhkan dalam kegaiatan praktik saat ini antara lain:
1. Berbagai jenis alat penangkap ikan
2. Berbagai bahan pengawet
3. Kertas putih HVS
4. Bambu
5. Air
C. Keselamatan Dan Kesehatan
Sebelum praktikum dimulai ikuti dan laksanakan beberapa langkah di bawah
ini:
1. Pakailah baju praktik (wearpack) Anda masing-masing, kemudian pakailah
sarung tangan terlebih dahulu.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
149
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

LEMBAR PRAKTIKUM
2. Cek ketajaman gunting dan alat pemotong lain, yang akan Anda gunakan,
apakah berkarat dan tajam dengan cara memotong jaring dan benang.
3. Setelah selesai praktikum, mohon memperhatikan kebersihan tempat
praktik. Petugas piket membersihkan ruangan laboratorium alat tangkap
(fishing gear)

D. Prosedur Praktik
1. Ambil satu alat penangkap ikan yang sudah mengalami kerusakan,
identifikasi kerusakan yang terjadi, tabulasi dalam bentuk tabel.
2. Lakukan perbaikan alat penangkap ikan pada bagian yang mengalami
kerusakan
3. Setelah selesai diperbaiki lakukan perawatan dan pengawetan alat
tangkap sesuai metode yang telah diajarkan.
4. Setelah selesai buatlah laporan tiap kelompok dikumpulkan ke guru
pengampu.

CONTOH SOAL

1. Jelaskan pengaruh mekanis yang menyebabkan kerusakan alat penangkap


ikan?
Jawaban
a. Gesekan аntаrа alat dеngаn benda-benda lаіn (badan kapal misalnya)
b. Tersangkut оlеh benda-benda lаіn (karang, tonggak dan sebagainya)
c. Digigit atau karena sirip ikan atau gerakan ikan уаng аkаn melepaskan dіrі
d. Sengaja dirobek оlеh nelayan karena terjadi kekusutan
2. Sebutkan 2 metode pengawetan yang Anda ketahui ?
Jawaban
a. Metode Testalin
b. Metode tannin plus potassium bichromate

TEKNIKA KAPAL
150 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

CAKRAWALA

VESSEL MONITORING SYSTEM


(VMS)

Gambar 7.16 Alat VMS di Kapal Perikanan


Sumber: http://balebetenajuku.blogspot.com/2015/05/vms-vessel-monitoring-system.html diakses tanggal 30
November 2019 Pukul 07.26 wib

Sistem pemantauan dan pengawasan kapal perikanan yang lazim digunakan di


beberapa Negara di dunia biasanya menggunakan instrumen Vessel Monitoring
System (VMS) yaitu sebagai salah satu strategi dalam konsep Monitoring, Control
and Surveillance (MCS) pengelolaan perikanan.
VMS merupakan sistem pemantauan yang efektif untuk memantau aktivitas
kapal perikanan yang dapat memberikan informasi posisi kapal secara akurat,
mengenai aktivitas maupun pergerakan kapal setiap saat yang bermanfaat dalam
manajemen pengelolaan perikanan di Indonesia.
Teknologi VMS ini menggunakan komunikasi data berbasis satelit yang
memberikan informasi posisi/ letak kapal secara otomatis dan real time dengan
frekuensi pengiriman tertentu sesuai dengan kebutuhan regulator.
Kapal ikan yang telah dipasang transmiter VMS ini dapat selalu dipantau dengan
cakupan global dan terhubung dengan pusat pemantauan yang dibangun oleh
regulator (Pemerintah).
Sumber: https://kumparan.com/saiful-umam1527864839130/mengenal-vms-sistem-pemantauan-kapal-
perikanan-di-indonesia-1rvVNQReare

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
151
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai perawatan, pengawetan


dan perbaikan jaring, kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang perawatan alat
penangkap ikan, pengawetan dan penyamakan, serta perbaikan alat penangkap
ikan yang mengalami kerusakan disertai penjelasan menggunakan gambar dan
video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan
dan pemahaman kalian tentang perawatan, pengawetan dan perbaikan jaring
adalah:

Gambar 7.17 QR Code Gambar 7.18 QR Code


Perawatan alat tangkap Memperbaiki Jaring

https://oktovamalaputra- https://perikanan38.
oktovamalaputra. blogspot.com/2016/07/cara-
blogspot.com/2010/12/ memperbaiki-jaring-ikan.html
perawatan-dan-
pengawetan-alat-tangkap.
html

TEKNIKA KAPAL
152 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

RANGKUMAN

1. Cara perawatan, pemeliharaan serta memperbaiki alat penangkap ikan


meliputi cara pencucian, pengawetan dan penyamakan, penjemuran,
penyimpanan dan perbaikan.
2. Ada 4 faktor yang menyebabkan kerusakan alat penangkap ikan antara lain
pengaruh mekanis, perubahan sifat bahan karena reaksi kimia, pengerusakan
oleh jasad renik, pengaruh alam.
3. Metode pengawetan alat penangkap ikan dengan media bahan kimia
menggunakan metode testalin dan metode tannin plus potassium bichromate
4. Metode pengawetan alat penangkap ikan secara alami antara lain
menggunakan metode strerilisasi, proteksi, gabungan sterilisasi dan proteksi
5. Tindakan perbaikan jaring terbagi dalam 2 hal yaitu menjurai (menjahit)
bagian yang rusak dan menambal dengan jaring baru

TUGAS MANDIRI

Untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajara tentang perawatan,


pengawetan dan perbaikan jaring tugas Anda sebagai peserta didik adalah mencari
informasi tentang pengawetan, perawatan dan perbaikan alat penangkap ikan
khususnya jaring. Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku elektronik,
internet maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk
laporan dengan format yang sesuai dengan petunjuk dari guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

1. Jelaskan 2 tujuan pengawetan alat penangkap ikan secara singkat dan jelas?
2. Apa yang Anda ketahui tentang :
a. Sterilisasi
b. Proteksi
3. Gambarkan pola perbaikan (menjurai) pada gambar jaring yang mengalami
kerusakan di bawah ini (dengan pola garis putus-putus) :

4. Bagaimanakah metode penyamakan alat penangkap ikan dengan menggunakan


Ter ?
5. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan pengawetan metode testalin dan metode
tanning plus potasium bichromate?

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
153
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab ketujuh ini Anda telah memahami tentang perawatan,
pengawetan dan perbaikan jaring maka:
1. Bagaimana kesan Anda setelah mengikuiti pembelajaran bab tujuh ini?
2. Dari tiga materi pada bab ketujuh ini manakah yang menurut Anda paling sulit
dipahami?
3. Manfaat apa yang Anda peroleh setelah menyelesaikan pembelajaran bab
ketujuh?
4. Apa yang Anda lakukan setelah menyelesaikan pembelajaran bab ketujuh ?
5. Coba Anda diskusikan dengan teman dan guru Anda karena materi ini terakhir
dalam pembelajaran kompetensi bahan dan alat tangkap penangkap ikan, dari
kesemua bab yang terdapat pada buku ini apa saja kendala yang Anda hadapi
selama belajar?

TEKNIKA KAPAL
154 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. Soal Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar tuliskan huruf kapitalnya saja pada
lembar jawaban yang tersedia.
1. Yang bukan merupakan teknik penyambungan jaring pada pernyataan di
bawah ini adalah....
A. mesh to mesh
B. point to point
C. baiting
D. lashing
2. Gambar di bawah ini merupakan teknik penyambungan dengan cara....

A. mesh to mesh
B. creasing
C. baiting
D. lashing

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
155
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

3. Gambar di bawah ini merupakan teknik penyambungan jaring dengan cara....

A. mesh to mesh
B. creasing
C. baiting
D. lashing
4. Gambar di bawah ini merupakan teknik penyambungan jaring dengan cara ....

A. mesh to mesh
B. creasing
C. baiting
D. lashing

TEKNIKA KAPAL
156 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

5. Gambar di bawah ini merupakan teknik penyambungan jaring dengan cara....

A. mesh to mesh
B. creasing
C. baiting
D. lashing
6. Perbaikan sebuah jaring akan dimulai dari .....
A. kaki 1
B. kaki 2
C. kaki 3
D. kaki 4
7. Gambar di bawah ini cara mengikatkan tali kapal ke bolder, bentuk bolder
tersebut jenis ....

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
157
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. kuku kuda
B. salib
C. bitts
D. pion catur
8. Gambar di bawah ini cara mengikatkan tali kapal ke bolder, bentuk bolder
tersebut jenis ....

A. kuku kuda
B. salib
C. bitts
D. pion catur
9. Gambar sosok simpul di bawah ini dinamakan ....

A. simpul pangkal
B. simpul hidup
C. simpul mati
D. simpul pangkal ganda

TEKNIKA KAPAL
158 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

10. Gambar sosok simpul di bawah ini dinamakan ....

A. simpul pangkal
B. simpul hidup
C. simpul mati
D. simpul pangkal ganda
11. Gambar sosok simpul di bawah ini dinamakan ....

A. simpul pangkal
B. simpul hidup
C. simpul mati

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
159
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

D. simpul pangkal ganda


12. Gambar sosok simpul di bawah ini dinamakan ....

A. simpul pangkal
B. simpul hidup
C. simpul mati
D. simpul pangkal ganda
13. Teknik splicing pada tali ada bermacam-macam, pada gambar di bawah ini
menunjukkan jenis splice ....

A. cut splice
B. eye splice
C. short splice
D. back splice
14. Teknik splicing pada tali ada bermacam-macam, pada gambar di bawah ini
menunjukkan jenis splice ....

TEKNIKA KAPAL
160 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

A. cut splice
B. eye splice
C. short splice
D. back splice
15. Teknik splicing pada tali ada bermacam-macam, pada gambar di bawah ini
menunjukkan jenis splice ....

A. cut splice
B. eye splice
C. short splice
D. back splice
16. Teknik splicing pada tali ada bermacam-macam, pada gambar di bawah ini
menunjukkan jenis splice ....

A. cut splice
B. eye splice
C. short splice

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
161
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

D. back splice
17. Yang bukan faktor yang mempengaruhi hawa yang terdapat di atmosfer
adalah ....
A. kimia
B. biologis
C. suhu
D. sinar matahari
18. Faktor-faktor penyebab kerusakan alat penangkap ikan salah satunya adalah
pengaruh mekanis, yang tidak termasuk pengaruh mekanis adalah ....
A. gesekan dengan benda lain (badan kapal)
B. digigit tikus
C. tersangkut karang
D. terkena sirip dan gerakan ikan
19. Yang tidak menjadi bagian dari penyebab keruskan alat penangkap ikan adalah
....
A. perubahan karena reaksi kimia
B. pengaruh manusi
C. pengaruh alam
D. pengaruh jasad renik
20. Yang bukan merupakan cara-cara yang dilakukan dalam pemeliharaan alat-alat
penangkap ikan adalah ....
A. Menyimpan alat tangkap di tempat yang aman
B. Menghindari hal-hal yng menyebabkan kerusakan
C. Mengganti alat penangkap ikan secara berkala
D. Menggunakan alat penangkap ikan dengan hati-hati
21. Yang bukan merupakan faktor yang menyebabkan cepat tidaknya terjadi
pembusukan selulosa pada serat nabati adalah....
A. jenis air yang dipakai
B. suhu air
C. daya pembusukn air
D. lamanya terendam air
22. Yang bukan merupakan bahan penyamak alat penangkap ikan adalah ....
A. penyamak sintetis bahan kimia
B. penyamak polimer bahan kimia
C. penyamak nabati

TEKNIKA KAPAL
162 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
D. penyamak hewani
23. Yang tidak termasuk contoh bahan-bahan penyamak untuk alat-alat penangkap
ikan adalah ....
A. darah hewan dan telur
B. tingi atau tungu dari kulit pohon bakau
C. cairan kimia ter
D. gasoline
24. Salah satu metode pengawetan bahan kimia untuk pengawetan alat penangkap
ikan adalah ....
A. Metode tannin plus potasiun
B. Metode testalin
C. Metode titanium
D. Metode gasoline plus
25. Jaring yang mengalami kerusakan, perlu mengalami perbaikan. Salah satu yang
tidak termasuk dalam perbaikan jaring adalah ....
A. Menambal dengan lembaran jaring yang baru
B. Menjurai bagian lembar yang rusak
C. Mengganti dengan jaring yang baru
D. Menjahit bagian lembar jaring yang rusak
26. Sebuah twine yang terbuat dari yarn yang mempunyai nomer Tex 23, terdiri
dari 3 strand yang masing –masing punya 5 yarn, pilinan stand pola S dan
pilinan yarn pola Z, maka penulisan nomer Twine tersebut adalah ....
A. Tex 23 x 3Z x 5S
B. Tex 23 x 3S x 5Z
C. Tex 23 x 2S x 3Z
D. Tex 35 x 2S x 3Z
27. Sistem penomoran benang terdiri dari dari 2, penomoran langsung dan tidak
langsung. Simbol dari penomoran benang secara langsung adalah ....
A. D/Td
B. Nm
C. Ne (S)
D. Ne L
28. Bahan logam yang digunakan untuk komponen pemberat pada alat penangkap
ikan adalah ....
A. Zn
B. Fe
C. Cu

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
163
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

D. Pb
29. Untuk menyambung rope satu dengan rope yang lain, dapat digunakan ....
A. Eye splivce
B. Short splice
C. Cut splice
D. Back splice
30. Salah satu metode pengawetan alat penangkap ikan dengan metode
melindungi bahan dari pengaruh dan aktifitas bakteri-bakteri pembusuk.
Metode ini dengan cara melapisi bahan dengan suatu lapisan tipis (film) dari
larutan tembaga sulfat, larutan produk minyak atau larutan nabati. Metode ini
dinamakan ....
A. Sterilisasi
B. Pemfilman
C. Proteksi
D. Minyak dan sulfat
B. Uraian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara singkat dan jelas!
1. Jelaskan pengaruh mekanis yang menyebabkan kerusakan alat penangkap
ikan?
2. Jelaskan 2 jenis penyambungan jaring secara singkat dan jelas?
3. Dari jenis penyambungan dengan menambah setengah mata jelaskan 4 cara
penyambungan jaring tersebut ?
4. Apa yang kita lakukan apabila jaring yang akan kita sambung memiliki ukuran
mata (mesh size) yang berbeda?

TEKNIKA KAPAL
164 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jakarta: STP Press.


Bintoro, G. 1989. Bahan dan Alat Perikanan (Fishing Gear and Material). Bogor:Penerbit
Institut Pertanian Bogor
Danajat, I. 2015. Teknologi Alat Penangkap Ikan. Jakarta: Penerbit EGC Djangkar
Maritim
Haryono, S. 2018. Kecakapan Bahari. Jakarta: Penerbit EGC Djangkar Maritim
Krisdiana D, dan Ijat D. 2010. Membuat Jaring, Simpul dan Splice. Jawa Barat: Baruna
Ilmu Indonesia.
. 2010. Bahan Alat Penangkap Ikan. Jawa Barat: Baruna Ilmu Indonesia.
Sadhori, N. 1983. Bahan Alat Penangkapan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna.
.1984. Cara Memebuat dan Memperbaiki Jaring. Bandung: Penerbit Angkasa
Soemarto. 1983. Teknik Penangkapan Ikan 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Press
Supandi, 1983. Bahan Alat Penangkap Ikan. Singaraja Bali: Penerbit Balai Keterampilan
Penangkapan Ikan.
Hartono, Juni. 2017. Jenis Bahan Serat dan Karakteristik Serta Contoh Bahan Serat
(Serat dari Biji, Batang, Daun, Buah, Stapel, dan Filamen), http://walpaperhd99.
blogspot.com/2017/06/jenis-bahan-serat-dan-karakteristik.html diakses tanggal 22
Oktober 2019 Pukul 16:30
Anonim. 2016. Ilmu Tekstill Serat Alam Batang dan Daun. http://myblogpkk.blogspot.
com/2016/04/serat-batang-dan-daun.html diakses 22 Oktober 2019 Pukul 16.33
Hamdani, Imam. 2016. Serat, Benang dan Kain. https://imamhamdani21.blogspot.
com/2014/06/serat-benang-dan-kain.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
16.42
Handri, Irvan. 2015. Jute Fiber atau Serat Fiber. http://weavingandsilk.blogspot.
com/2015/08/jute-fiber-atau-serat-jute.html diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 16.45
Anonim. 2015. Ijuk Kualitas Eksport. http://produkijuk.blogspot.com/2015/03/ijuk-
kualitas-eksport.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.44
Iwansunarya. 2018. Bulu ijuk pada tumbuhan nira yang banyak kegunaannya. https://
steemit.com/esteem/@iwansunarya/bulu-ijuk-pada-tumbuhan-nira-yang-banyak-
kegunaannya-bec9ff0979d3d diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 18.48
Fian. 2019. Banyak sekali Manfaat Sabut Kelapa Bagi Manusia. https://tokomesinkelapa.
com/manfaat-sabut-kelapa/ diakses tanggal 18 Oktober 2019 pukul 20.04
Anggasa, Brisna. 2012. Serat Sutera. http://skematis.blogspot.com/2012/04/serat-
sutera.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 19.00
Fitinline. 2013. Kain Wool. https://fitinline.com/article/read/kain-wool/ diakses
tanggal 18 Oktober 2019 pukul 18.10
Yusrizal. 2015. Bahan Alat Penangkap Ikan dari Serat. https://www.lalaukan.
com/2015/04/bahan-alat-penangkap-ikan-dari-serat_27.html diakses pada tanggal
6 Februari 2020 pukul 13.27
Anonim. 2014. Purse Seine. https://www.afma.gov.au/sites/default/files/
uploads/2014/03/Purse-seine.jpg diakses 21 Oktober 2019 Pukul 21.45
Boyfirmansyah. 2017. https://www.berbagaireviews.com/2017/03/serat-bahan-

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
165
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR PUSTAKA

pakaian-tekstilserat-bahan.html diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul 16.50


Anonim. 2017. Apa itu GPS?. https://www.garmin.co.id/about-gps/ diakses tanggal 30
November 2019 pukul 01.00 wib
Anonim. 2017. GPS. https://www.kapaldigital.com/product-tag/gps/ diakses tanggal
30 November 2019 pukul 01.00 wib
Supriatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali Yang Digunkaan Pada Usaha
Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-konstruksi-
tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55 WIB
Marcel. 2017. Dari Mana Asal Usul Bambu? https://www.netralnews.com/news/
singkapsejarah/read/80552/dari-mana-asal-usul-bambu (diakses tanggal 22 Oktober
2019 jam 18.50)
Karyono, Yono. 2016. Bubu Ikan Dari Anyaman Bambu. https://www.mangyono.
com/2016/07/bubu-ikan-dari-anyaman-bambu.html diakses tanggal 22 Oktober
2019 pukul 18.54
Anonim. 2019. Glass Wool. https://www.nuclear-power.net/nuclear-engineering/
heat-transfer/heat-losses/insulation-materials/glass-wool/ diakses tanggal 20
Oktober 2019 pukul 19.16
https://www.tokoamazing.com/blog/rosella/ diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
17.00
Anonim. 2018. Huhate. https://www.youtube.com/watch?v=KuuyQLjrDoM diakses
tanggal 26 Oktober 2019 pukul 18.45
Nuriyanto. 2018. Dasar-dasar cara buat jala ikan : cara buat jala ikan. https://www.
youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.00
WIB
Prado, J dan Dremiere. 1991. Petunjuk Praktis Bagi Nelayan : Bahan dan Alat. http://
www.fao.org/3/ah827o/ah827id03.htm diakses tanggal 30 November 2019 Pukul
02.30 wib.
Marco. 2019. Fish Pump. http://www.fao.org/fishery/equipment/fishpump/en diakses
tanggal 30 November 2019 Pukul 01.32 wib.
Anonim. 2014. Abaka Pisang Penghasil Serat. http://www.jurnalasia.com/bisnis/
abaka-pisang-penghasil-serat/ diakses tanggal 21 Oktober 2019 pukul 22.30
Muhammad, Fadel. 2010. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah
Pengelolaan Perikanan Negara
Republik Indonesia. http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id/index.php/
dokumen/regulasi-hukum/keputusan-menteri/358-kepmen-no-06-tahun-2010-alat-
penangkapan-ikan-di-wilayah-pengelolaan-perikanan-negara-republik-indonesia
diakses 22 Oktober 2019 Pukul 04:48
Anonim. 2010. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
KEP.06/MEN/2010 Tentang: Alat Penangkap Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan
Negara Republik Indonesia. https://ngada.org/menkp6kep-2010.htm diakses tanggal
21 Oktober 2019 pukul 22.03
Anonim. 2017. Marco Products Commercial Fishing Machinery and Deck Equipment.
http://www.smithberger.com/marco_products.html diakses tanggal 30 November

TEKNIKA KAPAL
166 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR PUSTAKA

2019 Pukul 01.30 wib


Anonim. 2015. Tali Suede Kepang Sulur Daun Imitasi TLC 025. https://montemanik.
com/product/tali-suede-kepang-sulur-daun-imitasi-tlc-025/ diakses 22 Oktober
2019 Pukul 18.01 wib
Anonim. 2016. Tali Rami, Tali Kasur, Tali Twist, Tali Lilitan, Tali Sepiral. https://
www.indonetwork.co.id/product/tali-rami-tali-kasur-tali-twist-tali-lilitan-tali-
sepiral-1690510 diakses 22 Oktober 2019 Pukul 18.09
Ciesielska, Izabela. 2016. Typical two strand rope structure image partly adapted from
Leech-10. https://www.researchgate.net/figure/Typical-two-strand-rope-structure-
image-partly-adapted-from-Leech-10_fig1_282862409 diakses tanggal 5 Maret
2020 Pukul 08.10 WIB
Anonim, 2019. Arah Kepangan Pembuatan Tali. https://3.bp.blogspot.com/-
VOrAVKPu6c0/WYq5NO8y09I/AAAAAAAAAyA/1ZGUxuQXnUIfNSu_Wm8Qs_
geHtpaa8hVgCLcBGAs/s1600/arah-kepangan-pembuatan-tali.jpg diakses pada
tanggal 21 Oktober 2019 Pukul 23.00 WIB
Anonim, 2019. Jenis dan Tipe Anyaman Tali. https://3.bp.blogspot.com/-XyderrEoxRQ/
WYrTv0hs15I/AAAAAAAAAyQ/-sHw9uGlki8BrAelIH6l3j17oSmHOBN1ACLcBGAs/
s1600/Jenis-dan-Tipe-Anyaman-Tali.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019 pukul
00.20 WIB
Anonim, 2017. Perbedaan tali compound rope dan wire. https://seoasmarines.files.
wordpress.com/2017/08/perbedaan-tali-compound-rope-dan-wire-rope.jpg diakses
tanggal 22 Oktober 2019 pukul 00.30.WIB
Anonim, 2017. Perbedaan Tali dan Wire Rope2. https://seoasmarines.files.wordpress.
com/2017/08/perbedaan-tali-dan-wire-rope2.jpg diakses tanggal 22 Oktober 2019
pukul 00.30 WIB
Noviyanti, 2017. Alat Komunikasi Tradisional. https://www.bagi-in.com/alat-
komunikasi-tradisional/ diakses tanggal 29 November 2019 Pukul 10.42
Supriyatna, Aan. 2014. Macam-macam Konstruksi Tali yang Digunakan Pada Usaha
Penangkapan Ikan. https://www.lalaukan.com/2014/04/macam-macam-konstruksi-
tali-yang.html diakses tanggal 29 November 2019 pukul 12.55 WIB
Anonim. 2011. Fish Finder. https://taninelayanku.blogspot.com/2011/04/fish-finder.
html diakses tanggal 29 November 2019 Pukul 23.14 WIB
Nuriyanto, 2016. Cara Buat Jala. https://www.youtube.com/watch?v=xJO_KLje2eQ
diakses tanggal 29 November 2019 pukul 14.00 WIB
Karman, Amirul. 2016. Kuliah Bahan Rancang bangun Alat Penangkap Ikan. https://
www.academia.edu/17518947/PERLAKUAN_PADA_BAHAN_MATA_KULIAH_BAHAN_
DAN_RANCANG_BANGUN_ALAT_PENANGKAPAN_IKAN diakses tanggal 29 November
2019 pukul 14.15 WIB
Nurdin, MF. 1994. Penemu Mesin Diesel Rudolf Diesel. https://blogpenemu.
blogspot.com/2014/02/Penemu-Mesin-Diesel-Rudolf-Diesel.html diakses tanggal
03 Desember 2019 pukul 02.30 WIB
Oktovamalaputra. 2010. Perawatan dan Perbaikan Alat Tangkap Ikan. https://
oktovamalaputra-oktovamalaputra.blogspot.com/2010/12/perawatan-dan-
pengawetan-alat-tangkap.html diakses tanggal 30 Oktober 2019 pukul 11.08 WIB

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
167
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

DAFTAR PUSTAKA

Velasco. 2015. Merawat Alat Tangkap Ikan. http://velascoindonesia.com/merawat-


alat-tangkap-ikan/ (diakses tanggal 28 Oktober 2019 pukul 13.10 WIB
Tamrin, Ahmad Madong. 2015, VMS- Vessel Monitoring System. http://balebetenajuku.
blogspot.com/2015/05/vms-vessel-monitoring-system.html diakses tanggal 30
November 2019 Pukul 07.26 WIB
Umam, Saiful. 2019. Mengenal VMS Sistem Pemantauan Kapal Perikanan di
Indonesia. https://kumparan.com/saiful-umam1527864839130/mengenal-vms-
sistem-pemantauan-kapal-perikanan-di-indonesia-1rvVNQReare diakses tanggal 30
November 2019 Pukul 07.30 WIB
Rediana, Ana. 2016. 4 Manfaat Bunga Rosela Merah Untuk Kesehatan. https://www.
aryanto.id/artikel/id/206/4-manfaat-bunga-rosella-merah-untuk-kesehatan diakses
tanggal 5 Maret 2020 Pukul 10.18 WIB

TEKNIKA KAPAL
168 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

GLOSARIUM

Continuous filament : Serat dengan panjang tak terbatas


Entangle net : Jaring puntal
Gill net : Jaring insang
Long line : Jenis pancing rawai yang biasanya ikan tangkapannya ikan tuna
Main line : Tali utama pada rangkaian alat tangkap long line
Monofilament : Terdiri dari serat tunggal
Multifilament : Terdiri dari banyak serat
Pancin: Jenis alat penangkap ikan yang terbuat dari tali dan pancing
Pelampung: Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk
mendapatkan gaya ke permukaan air
Pemberat: Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk
mendapatkan gaya tenggelam di dalam air.
Purse seine: Jaring lingkar atau jaring kerut
Rope: Tali yang ukurannya relatif besar
Serat alami:Serat yang berasal dari bahan alami, dapat dari tumbuhan, hewan dan
mineral
Serat Sintetis: Serat buatan hasil dari suatu proses kimia kompleks yang disebut
polimerisasi
Simpul: Sebuah ikatan tali
Sosok: Sebuah bentuk dari tali
Staple fibr: Serat dengan ukuran pendek
Tali : Anyaman atau pilinan dari serat
Thread: Benang
Trawl : jenis alat penangkap ikan berupa jaring yang pengoperasiannya ditarik
Twine : Tali
Webbin: Rajutan benang untuk bahan jaring
Yarn: Tali hasil pintalan dari serat
Wire rope: Tali baja
Continuous filament : Serat dengan panjang tak terbatas
Entangle net : Jaring puntal
Gill net : Jaring insang
Long line : Jenis pancing rawai yang biasanya ikan tangkapannya ikan tuna
Main line : Tali utama pada rangkaian alat tangkap long line
Monofilament : Terdiri dari serat tunggal
Multifilament : Terdiri dari banyak serat
Pancin : Jenis alat penangkap ikan yang terbuat dari tali dan pancing
Pelampung : Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk
mendapatkan gaya ke permukaan air
Pemberat : Benda atau komponen alat penangkap ikan yang berfungsi untuk
mendapatkan gaya tenggelam di dalam air.
Purse seine : Jaring lingkar atau jaring kerut
Rope : Tali yang ukurannya relatif besar
Serat alami : Serat yang berasal dari bahan alami, dapat dari tumbuhan, hewan dan
mineral

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
169
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

GLOSARIUM

Serat Sintetis : Serat buatan hasil dari suatu proses kimia kompleks yang disebut
polimerisasi
Simpul : Sebuah ikatan tali
Sosok : Sebuah bentuk dari tali
Staple fibr : Serat dengan ukuran pendek
Tali : Anyaman atau pilinan dari serat
Thread : Benang
Trawl : jenis alat penangkap ikan berupa jaring yang pengoperasiannya ditarik
Twine : Tali
Webbin : Rajutan benang untuk bahan jaring
Yarn : Tali hasil pintalan dari serat
Wire rope : Tali baja

TEKNIKA KAPAL
170 PENANGKAP IKAN
BAHAN DAN ALAT TANGKAP
PENANGKAP IKAN

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : EKO PRASETYO HADI, S.Pi., M.Si


Telepon /HP/WA : 08564-5848-165
Email : eko.smkn1sanden@gmail.com
Akun Facebook : pras.thpfish98@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 1 Sanden
Jl. Samas KM 11. Srigading
Sanden Bantul
Kompetensi Keahlian :Teknika Kapal Penangkap
Ikan (TKPI)

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun terakhir)


1. Guru SMKN 1 Sanden-Bantul (Tahun 2004 s.d. sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Perikanan – Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Univ. Brawijaya Malang
(Lulus 2003)
2. Akta IV, Univ. PGRI Yogyakarta (Lulus Tahun 2006)
3. S2 Magister Manajemen Perkebunan, INSTIPER Jogjakarta (Lulus 2015)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun terakhir)


-

Informasi Lain dari Penulis :


Tinggal di Dusun Gempolan Kulon, Klembon RT. 003 Desa Trirenggo Kec. Bantul. Lahir
di Kab.Kediri , 28 Februari 1980. Sekolah Dasar di lalui di SD N IV Purwoasri Kediri
dan SMP Negeri 1 Papar Kediri dan SMU N 2 Pare di Kabupaten Kediri. Tahun 1998
kuliah di Univ Brawijaya Malang Fakultas Perikanan, lulus tahun 2003. Tahun 2012
melanjutkan Pendidikan Magister di Institur Pertanian Jogjakarta , lulus tahun 2015.
Menjadi guru di SMKN 1 Sanden Bantul mulai tahun 2004 sampai sekarang.

TEKNIKA KAPAL
PENANGKAP IKAN
171

You might also like