Professional Documents
Culture Documents
Sap Hipertensi Keluarga Jatimulyo (1) - 1
Sap Hipertensi Keluarga Jatimulyo (1) - 1
KEPERAWATAN KELUARGA
“HIPERTENSI”
KELOMPOK 1:
FAKULTAS KESEHATAN
2023
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Hipertensi
Topik : Hipertensi
Hari/tanggal : Sabtu, 15
Juli2023
Waktu :30menit(15.30–16.00WIB)
Sasaran : KeluargaTn.M
Tempat : DesaJatimulyo
A. TujuanPenyuluhan
1. Tujuanumum
Setelah dilakukan tindakan Asuhan Keperawatan diharapkan:
A. Tn.M Mampu mengenal masalah Hipertensi
B. Metode
1. Ceramah
2. Tanyajawab
C. MediaPenyuluhan
1. Lembarbalik
D. KegiatanPenyuluhan
1. Materi :Hipertensi
A) DefinisiHipertensi
B) GejalaHipertensi
C) Cara MengatasiHipertensi
D) MencegahHipertensi
E. Langkah-langkahKegiatan
G. SettingTempat
H. Evaluasi
Evaluasi : TesLisan
Tim mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada keluarga tentang
materi penyuluhan yang telah diberikan. Bila keluarga dapat menjawab 50% dari
pertanyaan yang diajukan, maka penyuluhan dikatakan berhasil.
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud denganHipertensi?
2. Apa saja gejalaHipertensi?
3. Bagaimana cara mengatasiHipertensi?
4. Bagaimana pencegahanhipertensi?
Kriteria Evaluasi
1. Sruktur:
a. Menyiapkan materi danmedia
b. Kontrak waktu dengan sasaran tepatwaktu
c. Menyiapkan tempat dan settingan
d. Menyiapkanpertanyaan
2. Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu dan strategi pelaksaan
denganlingkungan yangnyaman
b. Sasaran antusias terhadap materipenyuluhan
c. Sasaran mengikuti jalannya penyuluhan sampaiselesai
d. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama
penyuluhanberlangsung
e. Sasaran tidak meninggalkan tempat saat penyuluhanberlangsung
3. Hasil
a. Dapat Menyebutkan pengertian Hipertensi
b. Dapat Menyebutkan gejalaHipertensi
c. Dapat Menyebutkan cara mengatasiHipertensi
d. Dapat menyebutkan cara pencegahanHipertensi
Lampiran
HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan
tekanan darah dengan jangka waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan
pada ginjal, jantung dan otak apabila tidak dilakukan pengobatan secara dini
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Menurut data World Health Organization (WHO) ada peningkatan jumlah
penderita hipertensi dari 549 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar di tahun
2015. Wilayah Afrika memiliki prevalensi tertinggi di dunia yaitu 27% dan
terendah berada di wilayah Amerika dengan prevalensi 18% sedangkan di Asia
Tenggara memiliki prevalensi yaitu 25% (WHO, 2019).
Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8% dengan
orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis sedangkan 2/3 tidak
terdiagnosis dan 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi dengan
memiliki kebiasaan meminum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi (
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg (Elizabeth dalam
Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan
pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011), Hipertensi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-
menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik
yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan, maupun yang
bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
Menurut American Heart Association atau AHA dalam Kemenkes (2018),
hipertensi merupakan silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada
setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah
sakit kepala atau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan.
B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M.,
2012) :
1) Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90% tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a. Genetik
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b. Jenis kelamin dan usia
Lelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah menopause berisiko tinggi
mengalami penyakit hipertensi.
c. Diit konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.
Konsumsi garam yang tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan
lemak yang tinggi secara langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit
hipertensi.
d. Berat badan obesitas
Berat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsi alcohol
Merokok dan konsumsi alkohol sering dikaitkan dengan berkembangnya
hipertensi karena reaksi bahan atau zat yang terkandung dalam keduanya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada
aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan penyakit
utama penyebab hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler berhubungan
dengan penyempitan
c. Satu atau lebih arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.
Sekitar 90% lesi arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh
aterosklerosis atau fibrous dyplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous).
Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan
struktur serta fungsi ginjal.
d. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi secara oral
yang memiliki kandungan esterogen dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
melalui mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expantion. Pada
hipertensi ini, tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan
penghentian oral kontrasepsi.
e. Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat
menyebabkan hipertensi sekunder. Adrenalmediate hypertension disebabkan
kelebihan primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
f. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
g. Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
h. Kehamilan
i. Luka bakar
j. Peningkatan tekanan vaskuler
k. Merokok.
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut jantung
serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan kenaikan
tekanan darah.
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H.,
2016) :
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar dari 160
mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg. Penyebab
hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016):
3. Elastisitas dinding aorta menurun
4. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
5. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya
6. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
7. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
D. Diet Hipertensi
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk
menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah
serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau
infark jantung. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik
dan makanan kering yang asin).
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang).
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
E. Komplikasi hipertensi
Hipertensi bila tidak dikontrol dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain :
1) Kerusakan ginjal.
Suplai darah suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.
2) Pandangan mata kabur.
penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol dapat mengakibatkan
retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.
3) Pendarahan otak/ stroke.
jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O 2 berkurang bisa menyebabkan pusing. Jika
penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya pembuluh darah pada
otak (stroke).
4) Pembesaran jantung/ payah jantung.
jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat menyebabkan sakit lemah
pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan kematian yang mendadak.
5) Penyempitan pembuluh darah koroner/ serangan jantung.