You are on page 1of 4

Khutbah I

، ‫ َو ِهّٰلِل اْل َح ْم ُد‬،‫ ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬،‫ ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬،‫ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬
،‫ َو َن ْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهّٰللا‬، ‫ َو ُسْب َح اَن ِهّٰللا َو ِبَح ْم ِدِه ُبْك َر ًة َو َأِص ياًل‬،‫ َو اْل َح ْم ُد ِهّٰلِل َك ِثيًر ا‬،‫ُهّٰللا َأْك َب ُر َك ِبيًر ا‬
‫ َص َّلى ُهّٰللا َو َس َّلَم‬،‫ َو َر ْح َم ُتُه اْلُمْهَداُة‬،‫ َو َن ْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد َن ا َو َن ِبَّي َن ا ُم َح َّم ًد ا َر ُسوُل ِهّٰللا‬،‫َو اَل َن ْع ُبُد ِإاَّل ِإَّياُه‬
‫ َفُأوِص ْي ُك ْم َو َن ْف ِس ي‬، ‫ َأَّما َب ْع ُد‬. ‫ َو َع َلى ٰا ِلِه َو َأْص َح اِبِه الَّط ِّي ِبْي َن الَّط اِه ِر ْي َن‬،‫َو َب اَر َك َع َلى َس ِّيِد َن ا ُم َح َّمٍد‬
‫ ُقْل ِبَفْض ِل ِهّٰللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبٰذ ِلَك َفْلَي ْف َر ُحوا ُه َو‬: ‫ الَق اِئِل ِفي ِك َت اِبِه الَك ِر ْي ِم‬، ‫ِبَت ْق َو ى ِهّٰللا الَع ِلِّي الَع ِظ ْي ِم‬
)٥٨ :‫َخ ْيٌر ِمَّما َي ْج َم ُعوَن (سورة يونس‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pagi ini, kita berkumpul di


tempat yang penuh berkah ini menyambut datangnya bulan Syawal.
Kita telah melepas kepergian Ramadhan. Bulan yang mulia, bulan
kebaikan, bulan yang penuh berkah, bulan taubat dan bulan berbagai
macam ketaatan dan amal shalih itu telah pergi meninggalkan kita.
Setelah berpisah dengan bulan taubat, marilah kita tetap bertaubat.
Setelah berpisah dengan bulan ketaatan, marilah kita tetap istiqamah
berbuat taat.
‫ َو ِهّٰلِل اْل َح ْم ُد‬،‫ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬

Ma’asyirol mukminin
Hari ini adalah hari yang agung, hari raya yang mulia. Kegembiraan dan
kebahagiaan kaum Muslimin di dunia adalah ketika mampu
menyempurnakan ketaatan kepada Allah. Mereka berharap pahala dari
Allah karena yakin bahwa dengan karunia dan rahmat-Nya, Allah akan
menganugerahkan pahala kepada mereka. Allah ta’ala berfirman:
٥٨ :‫ُقْل ِبَفْض ِل ِهّٰللا َو ِبَر ْح َمِتِه َفِبَذ ِلَك َفْلَي ْف َر ُحوا ُه َو َخ ْيٌر ِمَّما َي ْج َم ُعوَن (سورة يونس‬

Maknanya: “Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya,


hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-
Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS Yunus:
‫ َو ِهّٰلِل اْل َح ْم ُد‬،‫ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬
Hadirin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah, Di antara perilaku yang
ditekankan oleh syariat untuk kita lakukan pada momen bahagia seperti
hari raya adalah silaturahim. Menyambung silaturahim dengan kerabat
adalah termasuk salah satu kewajiban. Sebaliknya memutus silaturahim
adalah termasuk salah satu dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: )‫ َال َي ْد ُخ ُل اْل َج َّنَة َقاِط ٌع (رواه البخاري‬Maknanya: “Tidak
akan masuk surga (bersama orang-orang yang lebih awal masuk surga)
orang yang memutus silaturahim” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Silaturahim dapat dilakukan dengan berbagai cara di musim pandemi
seperti saat ini. Tidak harus memaksakan diri mudik untuk
bersilaturahim dengan keluarga karena hal itu bisa sangat
membahayakan diri dan orang lain di masa pandemi. Saling menelepon
atau berkirim pesan misalkan adalah cara silaturahim yang paling aman
di saat-saat seperti ini. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
)‫َلْي َس اْلَو اِص ُل ِباْلُم َك اِفِئ َو ٰل ِكَّن اْلَو اِص َل َم ْن َو َص َل َر ِحَم ُه ِإَذ ا َقَط َع ْت (رواه البخاري‬
Maknanya: “Orang yang sempurna silaturahimnya bukanlah orang yang
membalas silaturahim dengan silaturahim, akan tetapi orang yang
sempurna silaturahimnya adalah orang yang menyambung silaturahim
terhadap kerabatnya yang memutus silaturahim dengannya” (HR al-
Bukhari). Hadits ini menyatakan bahwa silaturahim seseorang terhadap
kerabat yang memutus silaturahim dengannya lebih utama daripada
silaturahim terhadap kerabat yang menyambung shilaturahim
dengannya. setia” (QS Fushshilat: 34).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kami juga mengingatkan kita
semua pada momen bahagia di hari raya ini di daerah-daerah tertentu
yang tidak ada larangan, untuk saling mengunjungi antar tetangga dan
teman serta saling berbagi dan memberi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: ‫َم ِن اْس َت َط اَع ِم ْنُك ْم َأْن‬
)‫ َفْلَي ْف َع ْل (رواه مسلم‬،‫َي ْس َت ِتَر ِمَن الَّن اِر َو َلْو ِبِش ِّق َت ْم َر ٍة‬

Maknanya: “Barang siapa yang dapat melindungi dirinya dari neraka


walaupun dengan bersedekah dengan separuh dari buah kurma,
hendaklah ia lakukan” (HR Muslim).
Di masa-masa sulit seperti saat ini, ketika banyak orang kehilangan
pekerjaan, banyak orang sulit mencari pekerjaan, banyak orang jatuh
miskin, banyak orang membutuhkan bantuan, maka jangan lupakan
sedekah. Kita mulai bersedekah dan membantu kerabat kita yang
membutuhkan. Karena bersedekah kepada kerabat tercatat dua pahala,
pahala silaturahim dan pahala sedekah. Lalu kita bersedekah dan
membantu tetangga-tetangga kita yang membutuhkan. Dan jika kita
mampu, setelah itu kita bersedekah dan membantu setiap orang yang
membutuhkan bantuan. Dengan sedekah, bisa jadi kita akan
dihindarkan dari wabah dan berbagai penyakit dan keburukan. Bahkan
dengan sedekah, bisa jadi kita akan dihindarkan dan dijauhkan dari api
neraka serta dimasukkan langsung ke dalam surga. ،‫ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر ُهّٰللا َأْك َب ُر‬
‫ َو ِهّٰلِل اْلَح ْم ُد‬Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Kami juga mengingatkan
hadirin sekalian untuk berpuasa sunnah enam hari di bulan Syawal.
Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
)‫َم ْن َص اَم َر َمَض اَن وَأْت َبَع ُه ِس ًّت ا ِم ْن َش َّو اٍل َك اَن َك ِص َي اِم الَّدْه ِر (رواه مسلم‬
Maknanya: “Barang siapa berpuasa Ramadhan dan mengikutinya
dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka hal itu menyerupai
puasa setahun penuh” (HR. Muslim) Janganlah kita lewatkan kebaikan
yang sangat agung ini, apalagi kita sudah terbiasa berpuasa sebulan
penuh selama Ramadhan. Karena pahala besar seperti ini belum tentu
akan kita dapat dalam amalan sunnah yang lain.

You might also like