Professional Documents
Culture Documents
Alkil Halida, Kimia Oragnik
Alkil Halida, Kimia Oragnik
KELOMPOK 2
1. ALFINA SULANINGSI (22520001)
JURUSAN : TEKNIK
Banyak senyawa organohalogen bersifat racun (toxic) dan harus digunakan dengan hati-
hati. Misalnya, pelarut-pelarutkarbon tetraklorida (CCl ₄) dan chloroform (CHCl ₃)
mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insektisida yang mengandung halogen-
halogen (seperti DDT) digunakan secara meluas dalam pertanian, namun penggunaan itu
merosot akhir-akhir ini karena efek merusak lingkungan. Dipihak lain beberapa senyawa halogen
tampaknya sangat aman dan beberapa digunakan sebagai pematirasa hirupan. Contoh anestetika
ini adalah halotana (CF₃CHBrCl) dan metoksi flurana (CH ₃OCF ₂CHCl ₂). Senyawa yang
mengandung hanya karbon, hydrogen, dan suatu atom halogen dapat dibagi dalam tiga kategori:
alkil halida, aril halide (dalam mana sebuah halogen terikat pada sebuah karbon dari suatu cincin
aromatic), dan halida vinilik (dalam mana sebuah halogen terikat pada seluruh karbon berikatan
rangkap
Senyawa halogen sangat penting karena berbagai sebab. Alkil dan aril halide sederhana,
terutama klorida dan bromide adalah cikal bakal sintesis kimia organic. Melalui reaksi subtitusi,
yang akan didapatkan dalam bab ini, halogen dapat digantikan dengan gugus fungsi lain.
Halida-halida organik juga dapat dirubah menjadi senyawa-senyawa jenis eliminasi. Akhirnya
banyak senyawa- senyawa organic mempunyai kegunaan praktis, sebagai ansektisida, herbisida,
pencegah api, cairan pembersih dan refrigerant, dan sebagainya.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian alkil halida.
2. Untuk mengetahui struktur alkil halida.
3. Untuk mengetahui peggolongan alkil halida.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan
halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada
senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti. Senyawa terfluorinasi sempurna
yang dikenal sebagai fluorokarbon, cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi dalam organisme air laut
daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti CHCl 3, CCl4, CBr4, CH3I, dan
CH3Cl adalah unsur pokok alga Hawai Aspagopsi taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida
yang diisolasi dari organisme laut yang memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik. Sebagai
contoh adalah plocamen B, suatu turunan triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah
Plocamium violaceum, berpotensi seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya melawan larva
nyamuk.
Dalam haloalkana primer (1°), karbon yang terikat pada atom halogen hanya terikat pada satu
gugus alkil lainnya. Beberapa contoh alkil halida primer antara lain senyawa di bawah ini.
Perhatikan bahwa tidak peduli betapa rumitnya gugus alkil yang terikat. Dalam setiap kasus
hanya ada satu ikatan dengan gugus alkil dari gugus CH2 yang memegang halogen. Ada
pengecualian untuk hal ini: CH 3 Br dan metil halida lainnya sering dihitung sebagai alkil halida
primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada karbon dengan halogen di dalamnya.
Dalam haloalkana sekunder (2°), karbon yang terikat dengan atom halogen bergabung langsung
dengan dua gugus alkil lain yang bisa sama atau berbeda. Beberapa contoh alkil halida sekunder
antara lain senyawa di bawah ini.
Dalam halogenalkana tersier (3°), atom karbon yang mengikat halogen terikat langsung pada tiga
gugus alkil, yang dapat berupa kombinasi yang sama atau berbeda. Beberapa contoh alkil halida
tersier antara lain senyawa di bawah ini.