You are on page 1of 4

Alkil Halida

Ria Koamala ST,MT

KELOMPOK 2
1. ALFINA SULANINGSI (22520001)

PRODI : TEKNIK KIMIA

JURUSAN : TEKNIK

UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG


TAHUN 2023/2024
BAB I PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Senyawa organohalogen digunakan secara meluas dalam masyarakat modern. Sebagai
pelarut, insektisida dan bahan-bahan dalam sintesis senyawa organik.
Kebanyakansenyawaorganohalogenadalahsintetik.Senyawa organohalogen agak jarang dijumpai
dialam. Trikosina (thyroxine), suatu penyusun darihormone tiroid triglobulin,adalah suatu
senyawa iod yang terdapat di alam. Senyawa halogen agak lebih lazimdalam organisme laut,
seperti ganggang dan rumput laut. Zat warna ungu tirius adalah suatu senyawa bromyang
diperoleh dalam jumlah kecil dari jenis langka siput di pulau Kreta. Ungu tirius digunakan
sebagai zat warna oleh keluarga raja Pheonix dan sesudah itu bangsa Romawi (di negeri barat
dikenal ungkapan: “ungu kerajaan” atau “ keturunan ungu”)

Banyak senyawa organohalogen bersifat racun (toxic) dan harus digunakan dengan hati-
hati. Misalnya, pelarut-pelarutkarbon tetraklorida (CCl ₄) dan chloroform (CHCl ₃)
mengakibatkan kerusakan hati bila dihirup berlebihan. Insektisida yang mengandung halogen-
halogen (seperti DDT) digunakan secara meluas dalam pertanian, namun penggunaan itu
merosot akhir-akhir ini karena efek merusak lingkungan. Dipihak lain beberapa senyawa halogen
tampaknya sangat aman dan beberapa digunakan sebagai pematirasa hirupan. Contoh anestetika
ini adalah halotana (CF₃CHBrCl) dan metoksi flurana (CH ₃OCF ₂CHCl ₂). Senyawa yang
mengandung hanya karbon, hydrogen, dan suatu atom halogen dapat dibagi dalam tiga kategori:
alkil halida, aril halide (dalam mana sebuah halogen terikat pada sebuah karbon dari suatu cincin
aromatic), dan halida vinilik (dalam mana sebuah halogen terikat pada seluruh karbon berikatan
rangkap
Senyawa halogen sangat penting karena berbagai sebab. Alkil dan aril halide sederhana,
terutama klorida dan bromide adalah cikal bakal sintesis kimia organic. Melalui reaksi subtitusi,
yang akan didapatkan dalam bab ini, halogen dapat digantikan dengan gugus fungsi lain.
Halida-halida organik juga dapat dirubah menjadi senyawa-senyawa jenis eliminasi. Akhirnya
banyak senyawa- senyawa organic mempunyai kegunaan praktis, sebagai ansektisida, herbisida,
pencegah api, cairan pembersih dan refrigerant, dan sebagainya.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian alkil halida?


2. Struktur akil halida?
3. Penggolongan alkil halida?

C.TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian alkil halida.
2. Untuk mengetahui struktur alkil halida.
3. Untuk mengetahui peggolongan alkil halida.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN

Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya diganti dengan
halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan dengan halogen, bahkan ada
senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti. Senyawa terfluorinasi sempurna
yang dikenal sebagai fluorokarbon, cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi dalam organisme air laut
daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti CHCl 3, CCl4, CBr4, CH3I, dan
CH3Cl adalah unsur pokok alga Hawai Aspagopsi taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida
yang diisolasi dari organisme laut yang memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik. Sebagai
contoh adalah plocamen B, suatu turunan triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah
Plocamium violaceum, berpotensi seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya melawan larva
nyamuk.

1.2 Stuktur Alkil Halida


1.2 Penggolongan Kelompok Alkil Halida

 Alkil halida primer

Dalam haloalkana primer (1°), karbon yang terikat pada atom halogen hanya terikat pada satu
gugus alkil lainnya. Beberapa contoh alkil halida primer antara lain senyawa di bawah ini.

Perhatikan bahwa tidak peduli betapa rumitnya gugus alkil yang terikat. Dalam setiap kasus
hanya ada satu ikatan dengan gugus alkil dari gugus CH2 yang memegang halogen. Ada
pengecualian untuk hal ini: CH 3 Br dan metil halida lainnya sering dihitung sebagai alkil halida
primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada karbon dengan halogen di dalamnya.

 Alkil halida sekunder

Dalam haloalkana sekunder (2°), karbon yang terikat dengan atom halogen bergabung langsung
dengan dua gugus alkil lain yang bisa sama atau berbeda. Beberapa contoh alkil halida sekunder
antara lain senyawa di bawah ini.

 Alkil halida tersier

Dalam halogenalkana tersier (3°), atom karbon yang mengikat halogen terikat langsung pada tiga
gugus alkil, yang dapat berupa kombinasi yang sama atau berbeda. Beberapa contoh alkil halida
tersier antara lain senyawa di bawah ini.

You might also like