You are on page 1of 11

MAKALAH

PERSYARATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN INFEKSI DALAM


PENGAMBILAN DARAH DAN SAMPEL BIOLOGI

Disusun oleh:

JEFFERSON

FEBRIAN

LISAPALY

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-NYA sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “persyaratan dan
pengendalian ineksi dalam pengambilan sampel darah dan biologi” dengan tepat waktu.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tjie anita payapo, S.Kp., M.Kes
selaku dosen mata kuliah Fleotomi dan semua pihak yang telah Membantu Proses
penyusunan makalah ini. Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas
Flebotomi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Ambon, 06 februari 2022

Kelompok III

ii
DAFTA ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
2
A. Laboratorium Medik ....................................................................................................... 2
B. Definisi Flebotomi .......................................................................................................... 2
C. Persyaratan Pasien .......................................................................................................... 3
D. Pencegahan Infeksi dalam pengambilan sampel............................................................. 5
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................
7
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 7
B. Saran ............................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................
8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan
pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra analitik: persi
apan pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan
kertas kerja, tahap analitik: persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi
hasil, tahap pasca analitik: pencatatan hasil dan pelaporan. ( Hardjono, dkk. 2003).

Pencegahan infeksi merupakan salah satu bagian terpenting dalam setiap pembedahan dan
dimulai sebelum melakukan tindakan operasi (pra-operasi). WHO melaporkan prevalensi
infeksi nosokomial bervariasi antara 3% - 21%, dan infeksi daerah operasi (IDO) mencakup
5% - 31% dari total angka infeksi nosokomial. Sekitar 44.000 – 98.000 orang dilaporkan
meninggal dunia dan menghabiskan biaya 17 – 29 juta dollar setiap tahunnya akibat infeksi
paska pembedahan di Amerika. Terjadinya kejadian infeksi post operasi atau IDO membuat
para ahli bedah memperhatikan prosedur aseptik yang baik sebelum, selama dan sesudah
operasi (Koes, 2006). Berbagai standar cuci tangan pra operasi telah banyak ditentukan,
seperti larutan antiseptik yang dipilih untuk cuci tangan dan prosedur cuci tangan yang benar.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan laboratorium medik
2. Apa yang dimaksud dengan flebotomi
3. Apa saja syarat-syara pasien untuk mengirim sampel ke laboratorium
4. Apa saja pencegahan infeksi saat proses pengambilan sampel

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu laboratorium medik
2. Mengetahui apa itu flebotomi
3. Mengetahui syarat-syarat pasien untuk mengirim sampel ke laboratorium
4. Mengetahui cara pencegahan infeksi saat proses pengambilan sampel

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laboratorium Medik
Menurut Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium Klinik adalah
laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya
diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh Seyoum (2006:14): laboratorium
adalah tempat yang dilengkapi dengan berbagai instrumen, peralatan dan bahan
kimia (reagen), untuk melakukan karya eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur
pemeriksaan. Laboratorium medik merupakan salah satu bagian laboratorium yang
dilengkapi dengan berbagai instrumen biomedis, peralatan, bahan dan reagen (bahan kim
ia) untuk melakukan berbagai kegiatan pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan spesimen biologis (whole blood, serum, plasma, urine, tinja, dll).
Bila melihat kedua definisi di atas baik menurut Permenkes RI No.
411/Menkes/Per/III/2010 maupun menurut Seyoum, dapat dikatakan bahwa laboratorium
klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat instrumen, peralatan, serta bahan
dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan spesimen
biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan pemulihan kesehatan.

2
B. Definisi Flebotomi
Flebotomi atau fungsi vena adalah tindakan memasukkan jarum ke dalam vena yang
umumnya dilakukan untuk mengambil darah yang akan dipakai dalam analisis hematologi,
biokimia, atau mikrobiologi. Tindakan in membutuhkan keterampilan dan keakuratan agar
dapat memperoleh sampel darah yang berkualitas tanpa menimbulkan ketidaknyamanan
pada pasien.
Indikasi flebotomi meliputi pengambilan sampel darah, administrasi obat, dan infus
jangka pendek. Tindakan ini juga dapat dilakukan untuk analisis gas darah vena apabila
pungsi arteri tidak dapat dilakukan. Selain itu, flebotomi dapat berfungsi sebagai tindakan
terapeutik seperti pada polisitemia vera. Teknik pengambilan darah dengan flebotomi perlu
lakukan secara benar untuk menghindari kontaminasi dan hemolisis yang dapat terjadi saat
pengambilan sampel.
Flebotomi dapat dilakukan dengan menggunakan jarum suntik, sistem tabung evakuasi, atau
winged needle. Prosedur flebotomi meliputi identifikasi lokasi pungsi vena,
pemasangan torniket, tindakan asepsis pada area pungsi, fiksasi vena dengan traksi kulit,
insersi jarum, pengambilan sampel darah, pelepasan torniket sebelum jarum dikeluarkan,
dan penekanan lembut pada area pungsi dengan kapas.
Tindakan ini biasanya dilakukan pada fossa antecubiti, tetapi jika ada kontraindikasi
seperti phlebitis, hematoma, atau sudah terpasangnya akses intravena, pungsi dapat
dilakukan pada lokasi lain. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari prosedur ini adalah
hematoma, ekstravasasi, phlebitis, sinkop, edema, dan trombus.

3
C. Persyaratan Pasien
Dalam proses pengiriman sampel ke laboratorium luar memerlukan beberapa proses
sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) diantaranya yaitu:
1. Identifikasi Spesimen
a. Semua spesimen harus diberi label/etiket yang jelas pada tabung/tempat
pengirimannya danharus disertai dengan formulir/surat pengantar.
b. Label/etiket pada tabung harus memuat : jenis spesimen, tanggal pengambilan
spesimen, identitas hewan/spesies hewan, dan bahan pengawetnya kalau ada.
c. Semua informasi tentang spesimen yang bersangkutan harus ditulis dalam surat
pengantarnya.
d. Bila spesimen yang dikirim lebih dari satu macam, maka masing-masing harus
diberi label tersendiri. Jangan menyimpan lebih dari satu macam spesimen dalam
satu tempat/tube/container, kecuali untuk pemeriksaan histopatologi.
2. Penyiapan Spesimen
Dalam pengiriman spesimen ke laboratorium hendaknya diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tempat spesimen dan alat-alat gelas haruslah dibersihkan.
b. Spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi dan virologi harus diambil secara
aseptis dan disimpan pada tempat yang steril dalam suhu dingin (misalnya
menaruh tabung dalam termos yang berisi pendingin).
c. Spesimen yang diduga mengandung bibit penyakit yang berbahaya harus diberi
etiket dengan tanda tertentu dan disimpan dalam keadaan baik dan diusahakan
agar tidak bocor dari tempat penyimpanannya.
d. Preparat ulas darah harus dibuat pada obyek glass yang telah bersih dan bebas
lemak serta dibungkus dengan kertas setelah dikeringkan atau difiksasi.
e. Jaringan otak hendaknya disertakan pada semua kejadian penyakit yang
memperlihatkan gangguan susunan syaraf pusat dan hendaknya diambil dan
disimpan serta diperlakukan seperti perlakuan terhadap spesimen yang diduga
rabies.
f. Spesimen yang perlu disimpan dalam keadaan dingin, seperti serum darah,
spesimen untuk pemeriksaan bakteriologi atau virologi, harus segera disimpan
dalam refrigerator atau dalam kontainer yang berisi es batu atau es kering (dry
ice). Spesimen yang perlu difiksasi, seperti potongan jaringan untuk pemeriksaan
histopatologi, harus difiksasi secara tepat segera setelah pengambilan.

4
3. Pengawetan Spesimen
Pengambilan spesimen untuk tujuan isolasi dan identifikasi agen penyakit harus
dapat diterima di laboratorium dalam waktu singkat dan dalam keadaan baik. Apabila
jarak antara pengirim spesimen dan laboratorium diagnostik cukup jauh, sehingga
spesimen tidak dapat diterima dalam keadaan segar maka perlu dilakukan
pengawetan.
Bila jumlah spesimen sedikit, dapat digunakan thermos es yang diisi dengan
pendingin. Bila dipakai es kering, spesimen ditaruh dalam tabung yang tertutup rapat
utnuk mencegah kemungkinan matinya mikroorganisme oleh uap CO2 yang berasal
dari es kering. Jangan mengisi thermos es dengan es kering. Usahakan agar spesimen
tetap dalam keadaan dingin sampai dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selain itu
spesimen dapat diawetkan dengan larutan penyangga atau media transpor.

4. Pengemasan dan Pengiriman Sampel


Sebelum dikemas, botol-botol yang telah diisi bahan penyakit dan dalam
keadaan tertutup rapat, dicelupkan kedalam desinfektan. Khusus untuk tujuan
pemeriksaan penyakit PMK digunakan desinfektan NaOH 1-2% atau formalin 0,5%.
Pengemasan harus dilakukan dengan baik dan kuat. Usahakan agar tidak terbuka atau
pecah pada waktu pengiriman. Surat pengantar spesimen yang memuat informasi
tentang spesimen dikirimkan secara terpisah, sedangkan satu tindasan
dikirim bersama dengan spesimen dan dibungkus dalam kantong plastik agar tidak
basah dan kotor. Material untuk pemeriksaan laboratorium harus segera dikirim
melalui sarana yang tercepat.

5
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
laboratorium klinik adalah sebuah tempat di mana di dalamnya terdapat instrumen,
peralatan, serta bahan dan reagen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium dengan
menggunakan spesimen biologis sebagai penunjang diagnosis penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Flebotomi atau fungsi vena adalah tindakan memasukkan jarum ke dalam vena yang
umumnya dilakukan untuk mengambil darah yang akan dipakai dalam analisis hematologi,
biokimia, atau mikrobiologi. Tindakan in membutuhkan keterampilan dan keakuratan agar
dapat memperoleh sampel darah yang berkualitas tanpa menimbulkan ketidaknyamanan
pada pasien.
Dalam proses pengiriman sampel ke laboratorium luar memerlukan beberapa tahap
seperti tahap indikasi pasien, persiapan sampel, pengawetan spesimen, pengemasan dan
pengiriman spesimen dalam tiap tahap di dasari dengan SOP.
Pencegahan infeksi pada saat proses pengambilan sampel diantaranya adalah pastikan
wadah penampung sampel steril, Tutup wadah penampung sampel agar tidak
terkontaminasi, Membersihkan tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien atau
sampel, Menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan, Mengelola limbah dengan benar.

B. Saran
Pada saat melakukan pemeriksaan yang memerlukan kontak langsung dengan pasien
wajib menggunakan alat pelindung diri agar mencegah terjadinya infeksi. pada saat
melakukan pemeriksaan harus pengikuti standar operasional prosedur dengan baik dan benar
agar hasil pemeriksaan yang dilakukan benar.

6
DAFTA PUSTAKA

Susilowati. A.T. 2021. Buku Ajar Flebotomi Untuk Mahasiswa D4 Analis Kesehatan (Ahli
Teknologi Laboratorium Medik/ATLM). Bekerjasama Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Academia
Publication. Semarang.
World Health Organization. 2008. Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Untuk
Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Infeksi Saluran Pernapasan
Akut yang Cenderung menjadi Epidemi dan Pandemi. Pedoman Acuan Ringkas.
Infection Control Strategies : Epidemic-prone and Pandemic-Prone Acute
Respiratory Diseases. A Quick Reference Guide to Spesific Procedures. WHO.
Jenewa.
http://bavetsmg.disnakkeswan.jatengprov.go.id/berita/24 -pedoman-umum-
dalam- pengambilan-sampel (Download tanggal 7 Pebruari 2022)
https://www.honestdocs.id/hal-yang-perlu-diketahui-saat-uji-feses (Download tanggal
7
Pebruari 2022)
https://bblkmakassar.com/info-terbaru/berita-bblk/item/36-bagaimana-pengambilan-
sampel- urin-lengkap-yang-benar (Download tanggal 7 Pebruari 2022)

7
8

You might also like