You are on page 1of 10

ISIM-ISIM YANG DIRAFA’KAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Al-Qira’ah (Aghradh al-Khassah)

Dosen Pengampu:

Drs. Puli Taslim Nst, MA

Disusun Oleh:

1. Nur Asisah NIM: 220100


2. Riski Rahmadani NIM: 22010009
3. Siti Rukiah NIM: 22010023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT yang


telah memberi rahmat serta karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini yang berupa makalah dengan tepat waktu.
Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen
yang telah memberikan amanah ini dengan judul ISIM-ISIM YANG
DIRAFA’KAN.

Barangkali ada kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,


kami minta maaf juga masukan untuk memperbaiki makalah kami
kedepannya. Semoga makalah kami ini terutama pembahasannya
dapat menjadi ilmu yang diberkahi oleh Allah SWT. Aamiin

Panyabungan, September 2023

Kelompok 01
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah


b. Rumusan Masalah
c. Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

a. Isim-isim yang dirafa’kan

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara hukum Islam dengan pengetahuan


bahasa Arab merupakan hubungan yang sangat erat dan tidak
bisa dipisahkan. Alasannya sangat jelas, karena sumber pokok
dari hukum Islam itu adalah Al-Qur’an dan Hadits yang
memakai atau menggunakan bahasa Arab standar sesuai
dengan kaidah-kaidah yang ditentukan. Bahasa arab adalah
bahasa al-qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud
menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam,
tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber
asalnya, yaitu Qur’an dan sunnah Rasulullah saw.
Di dalam bahasa Arab, keberadaan nominal menjadi
sangat mutlak karena keberadaan bahasa arab, kita senantiasa
menggunakannya. Adapun contoh dari nominal yang sering
kali di gunakan adalah Ilmu Nahwu yang sangat berperan
penting dalam bahasa arab, maka kita harus paham betul
kedudukan kalimat yang terkandung dalam teks-teks yang
berbahasa arab. Salah satu pembahasan dalam ilmu nahwu
adalah isim-isim yang dirafa’kan.

b. Rumusan Masalah

1. Jelaskan pembagian isim-isim yang dirafa’kan!

c. Tujuan Masalah

1. Mengetahui macam-macam dan contoh isim-isim yang


dirafa’kan.

BAB II

PEMBAHASAN
a. Isim-isim yang dirafa’kan
Rafa’ adalah baris dhammah dan juga yang
menggantikannya. Isim-isim yang dirafa’kan ada 7 macam,
yaitu: Fa’il, naibul fa’il, mubtada, khabar, isim kaana dan
saudara-saudaranya, khabar inna dan saudara-saudaranya,
yang mengikuti bagi yang dirafa’kan terbagi empat, yaitu
na’at, athaf, taukid, badal.1
1. Fa’il (Subjek), contohnya:
- ‫“قام الرجل‬Lelaki itu telah berdiri” (kata “‫ ”الرجل‬berperan
sebagai fa’il dan dirafa’kan dengan harkat dhammah).
- ‫“ترافع المحاميان‬Kedua peguam itu bersama-sama melapor
kepada hakim” (kata “‫ ”المحاميان‬berperan sebagai fa’il
dan dirafa’kan dengan huruf alif karena bentuknya
mutsanna).
- ‫لون‬PP‫ل المناض‬PP‫“قات‬Para pejuang saling membunuh” (“
‫ ”المناضلون‬berperan sebagai fa’il dan dirafa’kan dengan
huruf waw karena bentuknya jama’ mudzakkar salim).
- ‫ان‬PPPP‫ة االمتح‬PPPP‫رراعالن نتج‬PPPP‫“تق‬Pengumuman itu telah
menetapkan hasil pemeriksaan” (kata “‫ ”اعالن‬berperan
sebagai fail dan dirafa’kan dengan harkat dhammah
karena bentuknya jama’ taksir).
2. Naibul fa’il yaitu isim marfu’ yang terletak selepas fi’il
yang dibina majhul dan menempati posisi fa’il yang telah
dibuang. Fa’il itu dibuang dapat karena sudah diketahui
atau belum diketahui, takut atau menakutkan. Contoh: ‫هزم‬
‫“العدو‬Musuh itu telah diserang”. (Kata ‘‫ ”العدو‬adalah naibul
fa’il di rafa’kan dengan harkat dhammah).
Kalimat diatas pada asalnya adalah ‫“ هزم خيسنا العدو‬Pasukan
kami telah menyerang musuh itu”. Ketika fa’ilnya “‫”جيسنا‬
dibuang karena sudah dimaklumi, maka fi’ilnya dibentuk
menjadi mabni li al-majhul dan maf’ulubih-nya menempati
posisi fa’il yang kemudian disebut dengan naibul fa’il.
3. Mubtada (Subjek), contohnya:
- ‫دن‬PP‫دهب مع‬PP‫“ال‬Emas itu meleleh”. (kata “‫دهب‬PP‫ ”ال‬adalah
mubtada dirafa’kan dengan harkat dhammah).
- ‫دل‬PP‫ان بالع‬PP‫يان يحكم‬PP‫“القاض‬Kedua hakim itu memutuskan
perkara dengan adil”. (Kata”‫يان‬PP‫ ”القاض‬adalah mubtada
tanda rafa’nya adalah huruf alif karena bentuk
mutsanna (dual/muannas)).

1
Imam Shonhaji, al-Jurmiah, Medan:Sumber Ilmu Jaya, hlm. 9
- ‫ون‬PP‫ون متنافس‬PP‫“ الالعب‬Para pemain itu saling berlomba”.
(Kata “‫ون‬PPP‫ ”الالعب‬adalah mubtada dirafa’kan dengan
huruf waw karena bentuknya jamak mudzakkar salim).
4. Khabar (kata yang melengkapi makna mubtada),
contohnya:
- ‫ر‬P‫“المدرس حاض‬Guru itu datang”. (Kata “‫ر‬P‫ ’حاض‬adalah
khabar yang dirafa’kan dengan dhammah).
- ‫“العينان مبصرتان‬Kedua mata melihat”. (Kata “‫”المبضرتان‬
adalah khabar yang dirafa’kan dengan alif karena
bentuknya mutsanna).
- ‫“الفالحون مجدون‬Para petani itu adalah orang-orang yang
kuat/rajin”. (Kata “‫دون‬PPPP‫ ”مج‬adalah khabar yang
dirafa’kan dengan huruf waw karena bentuknya jamak
mudzakkar salim).
- ‫رات‬P‫ات مح‬P‫“ المحندس‬Para arsitek itu adalah orang-orang
yang pintar:. (Kata “‫اهراة‬PPP‫ ”م‬adalah khabar yang
dirafa’kan dengan harkat dhammah karena bentuknya
jamak muannats salim).
5. Isim kaana dan saudara-saudaranya, yaitu setiap mubtada
yang dimasuki oleh ‫ كان‬atau saudara-saudaranya. Saudara-
saudara kaana adalah sebagai berikut:
- Menunjukkan waktu, yaitu ‫ات‬PP‫ ب‬,‫ى‬PP‫ امس‬,‫ل‬PP‫ ظ‬,‫ اضحى‬,‫اصبح‬
contohnya: ‫رة‬PP‫“اصبحت الشجرة مثم‬Diwaktu subuh pokok
itu berbuah”.‫رة‬PP‫ماء مط‬PP‫ت الس‬PP‫“ امس‬Di petang hari turun
hujan”.
- Menunjukkan makna perubahan, yaitu:‫ صار‬contohnya:
‫“ صار القطن نسيخا‬Kapas itu telah menjadi tekstil”.
- Menunjukkan makna nagasi (tidak), yaitu:‫ليس‬
contohnya: ‫هال‬PP‫اح س‬PP‫“ ليس النج‬Memperoleh kejayaan itu
tidaklah mudah”.
- Menunjukkan makna berterusan, yaitu:,‫ابرح‬PPP‫ م‬,‫ازال‬PPP‫م‬
‫ مافتئ‬,‫ ماانفك‬contohnya:‫ا‬P‫“ مازال السالم اءمالمحب‬Keselamatan
masih merupakan harapan keinginan”.‫ا‬PP‫ل نائم‬PP‫ماانفكالطف‬
“Bayi itu masih tidur”.
- Menunjukkan masa (tentang, waktu), yaitu ‫ادام‬PPP‫م‬
contohnya: ‫راء‬PP‫ارة حم‬PP‫ادامت االءش‬PP‫ارع م‬PP‫بر الش‬PP‫“ التع‬Jangan
melintas jalan raya selagi lampu merah masih
menyala”.
6. Khabar inna dan saudara-saudaranya2

2
Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Ajurumiyyah, Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2017, hlm. 120.
Khabar inna adalah setiap khabar mubtada yang
dimasuki oleh inna atau saudar-saudaranya. Khabar inna
selalu dalam keadaan marfu’. Contohnya:
- ‫“ان زيدا قائم‬Sesungguhnya si Zaid berdiri”. (Kata “‫”قائم‬
adalah khabar inna dirafa’kan dengan dhammah).
- ‫دون الى وطنهم‬PPPPPP‫ئين عائ‬PPPPPP‫“ان الالج‬Sesungguhnya para
pengungsi itu kembali ke tanah airnya”. (Kata “‫”عائدون‬
adalah khabar inna dirafa’kan dengan huruf waw
karena bentuknya jamak mudzakkar salim).

Saudara-saudara inna adalah sebagai berikut:


- ‫ان‬Untuk penguat pernyataan, contohnya: ‫ان المجد ناجح‬
“Sesungguhnya orang rajinlah yang Berjaya”.
- ‫كان‬Untuk menyerupakan, contohnya: ‫“كان محمدا اسد‬Si
Muhammad seperti singa”.
- ‫لكن‬Untuk klarifikasi (mengklarifikasikan pernyataan
selepasnya yang berbeza dengan pernyataan
sebelumnya. Oleh karena itu, harus ada kalimat yang
mendahului kata “‫”لكن‬, contohnya: ‫د‬PP‫ه مفي‬PP‫الكتب صغير لكن‬
“Buku itu memang kecil, tetapi sangat berguna”.
- ‫ل‬PP‫ لع‬Bermakna berharap untuk memperoleh sesuatu,
contohnya:‫ “ لعل الجومعتدل‬Semoga cuaca normal”.
- ‫ ليت‬Bermakna berangan-angan untuk mendapatkan
sesuatu, contohnya: ‫ادم‬PP‫“ليت المسفير ق‬Sekiranya musafir
itu datang”.
- ‫ال‬Bermakna tidak, contohnya:‫“ السرور دئم‬Kebahagianan
itu tidak selalu ada”.
7. Yang mengikut bagi yan dirafa’kan ada empat, yaitu:
- Na’at adalah kata yang mengikut dan menjelaskan sifat
kata yang diikuti. Contohnya: ‫ل‬PP‫ل الفاض‬PP‫“ جاء الرج‬Telah
tiba lelaki yang mulia itu”. (Kata ‘‫ ”الفاضل‬adalah na’at
bagi kata “‫’الرجل‬. Dia dirafa’kan karena mengikuti kata
yang ber-i’rab rafa’).
- Athaf adalah mengikut, yang mana antara athaf dan
yang diikutinya ada salah satu huruf athaf. Contohnya:
‫“ سعاد واختها نجحت‬Si Su’ad dan saudaranya (perempuan)
telah berjaya” (Kata “‫ ”اخت‬diharkati dengan harkat
dhammah karena yang diikutinya adalah kata “‫عاد‬PP‫”س‬
yang berharkat dhammah sebagai fa’il.
- Taukid adalah mengikut, dia disebut dalam kalimat
untuk menghilangkan keraguan bagi pendengar.
Contohnya: ‫“ حضر القائد نفسه‬Komandan itu sendiri yang
telah datang”. (Kata “‫ ”نفسه‬adalah taukid (penguat) dan
dirafa’kan dengan harkat dhammah karena dia
mengikuti kata yang marfu’).
- Badal adalah mengikut, yang menjelaskan tentang jenis
yang diikutinya atau bahagian dari yang diikutinya.
Contohnya; ‫اء‬PPP‫د العلم‬PPP‫ارون الرش‬PPP‫ة ه‬PPP‫رم الخليف‬PPP‫“ ك‬Seorang
khalifah yaitu Harun al-Rasyid memuliakan para
ulama”. (Kata “‫يد‬PP‫ارون الرش‬PP‫ ”ه‬adalah badal (penjelas)
bagi kata “‫ ”الخليفت‬dan dia dirafa’kan karena mengikuti
kata yang ber-i’rab rafa’.3

3
DR. Fuad Ni’mah, Kaedah Bahasa Arab, Medan: Publishing, 2011, hlm. 71
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Rafa’ adalah baris dhammah atau yang menggantikannya.


Isim-isim yang dirafa’kan ada tujuh macam, yaitu: fa’il, naibul
fa’il, mubtada, khabar, Isim kaana dan saudara-saudaranya,
khabar inna dan saudara-saudaranya, yang mengikuti bagi
yang dirafa’kan ada empat macam, yaitu: na’at, athaf, taukid,
badal.

b. Saran

Demikianlah isi makalah kami buat ini, semoga


bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Kami
mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas dan dimengerti dengan lugas,
karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan. Dan kami juga sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah kami
ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

DR. Fuad Ni’mah, 2011, Kaedah Bahasa Arab, Medan: Publishing

Imam Shonhaji, al-Jurmiah, Medan:Sumber Ilmu Jaya

Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, 2017, Ilmu Nahwu Terjemahan


Mutammimah Ajurumiyyah, Bandung:Sinar Baru Algensindo

You might also like