You are on page 1of 5

1.

TUJUAN

Tujuan penentuan kadar abu total :

1.Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan

2.Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan


3.Sebagai parameter nilai bahan pada makanan

2. TEORI

Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu
bahan makanan olahan. Bahan pangan terdiri dari 96% bahan organic dan air, sedangkan sisa nya
merupakan unsur-unsur mineral, unsur-unsur tersebut juga dikenal sebagai zat organic atau kadar
abu.
BAB III

PROSEDUR KKERJA

3. Cara Kerja

a. Alat-Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas laboratorium, blender,
neraca listrik, lemari pengering, rotary evaporator, desikator, oven listrik, tanur, spuit 1 cc, oral
sonde, spektrofotometer, plethysmometer, pipet leukosit, kamar hitung improved Neubaur,
cover glass, cotton pellet dan alat bedah.

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pagoda. Bahan kimia yang digunakan
yaitu: air suling, etanol, toluena, kloroform, asam klorida, amil alkohol, isopropanol, natrium
sulfat anhidrat, pereaksi Mayer, Pereaksi Bouchardat, pereaksi Dragendorff, pereaksi
Liebermann-Burchard, pereaksi Molish, larutan Fehling A dan B, n-heksan, pereaksi besi (III)
klorida, asam sulfat pekat, DPPH, Na CMC, karagenan, larutan turk, giemza, buffer fosfat, EDTA,
dan Asetosal.

c. Penetapan Kadar Abu Total

Penetapan kadar abu total Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama
dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus
dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600oC selama 3 jam
kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung
terhadap bahan yang telah dikeringkan (Depkes., 1980; Depkes., 2000). Kadar abu total
dihitung dengan rumus:

Kadar Abu Total = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 100%

d. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut dalam Asam

Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu
dididihkan dalam 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam
asam dikumpulkan, disaring melalui kertas saring, dipijarkan, kemudian didinginkan dan
ditimbang sampai bobot tetap. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap
bahan yang telah dikeringkan (Depkes., 1980; Depkes., 2000). Kadar abu tak larut asam
dihitung dengan rumus:

Kadar Abu Tak Larut Asam = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑏𝑢 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 100%
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil karakterisasi simplisia dari daun pagoda (Clerodendrum paniculatum L.) dapat dilihat
pada Tabel

NO Pemeriksaan Karakteristik Simplisia Kadar (%) Ekstrak Etanol Kadar


1 Abu Total 9,30 7,91
2 Abu Tidak Larut Dalam Asam 0,51 0,13

Penetapan kadar abu pada simplisia daun pagoda menunjukkan kadar abu total yang
diperoleh sebesar 9,3% dan kadar abu tak larut asam sebesar 0,51%. Penetapan kadar abu
dimaksudkan untuk mengetahui kandungan mineral internal (abu fisiologis) yang berasal dari
jaringan tanaman itu sendiri, dan eksternal (abu non-fisiologis) yang merupakan residu dari luar
seperti pasir dan tanah yang terdapat didalam sampel (Depkes., 2000; WHO., 1998). Kadar abu
tidak larut asam untuk menentukan jumlah silika, khususnya pasir yang ada pada simplisia
dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida (WHO., 1998).
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa
hal yaitu:

a. Karakter simplisia dari daun pagoda dengan beberapa parameter yaitu kadar abu total 9,30%
dan kadar abu tidak larut asam sebesar 0,51%.

You might also like