Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu:
disusun Oleh:
KELOMPOK 2 :
Kelas : C
FAKULTAS FARMASI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan khadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan hidayahNya makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, yang merupakan salah satu tugas dari mata kuliah
PENGANTAR PKPA RUMAH SAKIT maka penyusun mempersembahkan makalah yang berjudul
“DIARE”
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan selama
proses pembuatan makalah ini.Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah PENGANTAR PKPA RUMAH SAKIT yang telah memberikan petunjuk nya dalam penyusunan
makalah ini.Akhir kata, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
sebagaimana yang kita harapkan.Oleh Karena itu, penyusun mohon maaf yang sebesar-besar nya jika
terdapat kesalahan, kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan maupun penyampaian materi.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penyusun harapkan untuk menunjang
perbaikan dimasa mendatang.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya, terimakasih.
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi
cair)disertai peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3kali/hari) disertai perubahan,
dengan atau tanpa darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare
akut dan juga diare kronik ( Suraatmaja, 2007 ).
Diare merupakan gejala umum dari infeksi saluran cerna yang disebabkan oleh berbagai
macam patogen, termasuk bakteri, virus dan protozoa. Diare lebih umum terjadi di negara
berkembang karena kurangnya air minum yang aman, sanitasi dan kebersihan, serta status gizi
yang lebih buruk. Menurut angka terbaru yang tersedia, diperkirakan 2,5 miliar orang
kekurangan fasilitas sanitasi yang layak, dan hampir satu miliar orang tidak memiliki akses ke air
minum yang aman. Lingkungan yang tidak sehat ini memungkinkan patogen penyebab diare
menyebar lebih mudah (Cairo et al., 2020).
Diare merupakan pembunuh utama anak-anak, terhitung sekitar 8 persen dari semua
kematian di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Sebagian besar kematian
akibat diare terjadi di antara anakanak di bawah usia 5 tahun yang tinggal di Asia Selatan dan
Afrika sub-Sahara (UNICEF, 2018). Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) dalam profil
kesehatan menunjukan bahwa penyakit diare merupaka penyebab kematian nomor satu pada bayi
(31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab
kematian yang ke empat (13,2%).
1. Memberikan informasi lebih lanjut terhadap pencegahan penyakit diare yang banyak dialami
masyarakat
2.2 Klasifikasi
Klaifikasi diare berdasarkan waktu diare
a. Diare akut
Diare akut yaitu bab dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lembek
atau cair dan datang secara mendadak, serta berlansung dalam waktu < 2 minggu. diare
akut terjadi adanya parasite-protozoa seperti entamoeba histolytical, microsporidium,
giardia lambli, dan cryptosporidium parvum, diare akut juga disebabkan beberapa agen
non infeksi termasuk obat dan toksin, kelebihan dosis lksatif dan intoleransi makan.
b. Diare persisten
Yaitu diare yang terjadi dengan durasi 14-30 hari tanpa di sertai darah Jika terdapat
dehidrasi sedang atau berat, diare persisten di klasifikasikan sebagai berat.
c. Diare kronik
Diare yang terjadi > 30 hari disebabkan karena adanya ganguan fungsional atau
inflammatory bowel diases, gangguan endokrin, sindrom malabsorbsi dan obat-obatan
termasuk penyalagunaan laktasif.
Penyakit diare virus akut sering terjadi pada pusat penitipan anak dan panti jompo. Karena
kontak orang ke orang adalah mekanisme penyebaran penyakit virus, teknik isolasi harus
dimulai.
Untuk infeksi bakteri, parasit, dan protozoa, penanganan makanan yang ketat, sanitasi, air,
dan praktik kebersihan lingkungan lainnya dapat mencegah penularan. Jika diare merupakan
penyakit sekunder akibat penyakit lain, maka diperlukan pengendalian kondisi primer.
Antibiotik dan bismut subsalisilat dianjurkan untuk mencegah diare, dalam hubungannya
dengan pengobatan air minum dan hati-hati dengan konsumsi sayuran segar.
2.4 Patofisiologi
Diare adalah ketidakseimbangan dalam penyerapan dan sekresi air dan elektrolit.
Ini mungkin terkait dengan penyakit tertentu pada saluran gastrointestinal (GI) atau
dengan penyakit di luar saluran GI. Empat mekanisme patofisiologi umum mengganggu
keseimbangan air dan elektrolit, menyebabkan diare yaitu :
(1) Perubahan transpor ion aktif baik dengan penurunan penyerapan natrium atau
peningkatan sekresi klorida
(2) Perubahan motilitas usus
(3) Peningkatan osmolaritas luminal
(4) Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan.
Mekanisme ini telah dikaitkan dengan empat kelompok diare klinis yang luas:
sekretorik, osmotik, eksudatif, dan transit usus yang berubah. Diare sekretorik terjadi bila
zat perangsang (misalnya, peptida usus vasoaktif [VIP], pencahar, atau toksin bakteri)
meningkatkan sekresi atau menurunkan absorpsi air dan elektrolit dalam jumlah besar.
Penyakit radang saluran cerna dapat menyebabkan diare eksudatif dengan keluarnya
mukus, protein, atau darah ke dalam usus. Dengan perubahan transit usus, motilitas usus
diubah oleh berkurangnya waktu kontak di usus kecil, pengosongan usus besar sebelum
waktunya, atau pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tinja bisa secara makroskopis, mikroskopis maupun kimia.
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) PH dan kadar gula dalam ginjal
3) Biakan dan resistensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa
c. Pemeriksaan kadar Ureum dan kreatinin untuk mengetahun faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium, dan Posfat.
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan Pengobatan adalah untuk mengatur diet, mencegah gangguan air, elektrolit,
dan asam basa yang berlebihan; memberikan bantuan gejala; mengobati penyebab diare
yang dapat disembuhkan; dan mengelola gangguan sekunder yang menyebabkan diare.
Diare, seperti batuk, mungkin merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk
membersihkan diri dari zat berbahaya atau patogen. Respon terapeutik yang benar tidak
serta merta menghentikan diare dengan cara apa pun. Jika diare merupakan penyakit
sekunder akibat penyakit lain, maka diperlukan pengendalian kondisi primer.
Obat-obat antibiotik untuk diare terdapat pada table 23-2.
Diare
Kemungkinan
I Pengobatan simtomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi pada dewasa dengan
diare akut,
KI Hipersensitif, diare bercampur darah, diare disertai demam tinggi, diare disertai infeksi,
seodomembrannous colitis, pada pasien dimana konstipasi harus dihindari, nyeri perut
tanpa diare, usia < 2 tahun.
P Hentikan kegunaan bila diare tidak membaik dalam 48 jam. Hentikan bila terjadi
konstipasi, nyeri perut, distensi abdomen, ileus.
ES Kembung, nyeri perut, konstipasi,noursea, pusing, lemas, mulut kering, erupbullos, ruam,
flatus.
D Dewasa : dosis awal 4 mg, dilanjukan 2 mg setia BAB. Dosis maksimal 16 mg/hari.
Hentikan penggunaan obat tidak ada perbaikan dalam waktu 48 jam.
2. Adsorbent
Attapulgite
KI Hipersensitivitas obstruksi usus, demam tinggi (diare disertai infeksi, disentri, darah pada
feses.
P Jangan gunakan > 2 hari minum 2-3 jam sebelum atau setelah mengkonsumsi obat lain.
ES Kosntipasi.
D Dewasa dan anak > 12 tahu : 2 tablet setelah setiap buah air besar, maksimal 12
tablet/hari.
Anak 6-12 tahun : 1 tablet setelah setiap buang air besar, maksimal 6 tablet/hari.
KI Obstruksi usus.
P Diare yang tidak membaik setelah 48 jam, diare disertai rasa panas dan mengandung
darah.
ES Kosntipasi.
D Dewasa dan anak > 12 tahun : 3 ml, maksimum 180 ml per hari.
Anak 6-12 tahun : 15 ml, maksimum 90 ml per hari.
Pemberian setiap kali sesudah buang air besar.
Probiotik
diare.
Zinc
Zinc merupakan salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan
anak. Selama diare, tubuh akan kehilangan zinc. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama
diare, anak dapat diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar
anak tetap sehat. penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga
dapat mencegah risiko terulangnya diare selama 2-3 bulan setelah anak sembuh dari diare.
Zinc Sulfate
ES Penggunaan dosis tinggi (dosis >150 mg/hari) pada jangka waktu lama dapat
menyebabkan penurunan absorbs tembaga. Mual, muntah, dan rasa pahi pada lidah.
IO Zat besi dapat menurunkan penyerapan zinc. Jika diberikan bersamaan dengan zat besi
direkomendasikan untuk memberikan zinc terlebih dahulu yaitu beberapa jam sebelum
memberikan zat besi.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2011, Pharmacotherapy
Handbook, Eighth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2011, Pharmacotherapy
Handbook, Seventh Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2005, Pharmacotherapy
Handbook, Sixth Edit., McGraw-Hill Education Companies, Inggris.
Putra, I G.N.S., Suraatmaja, S. And Aryasa, I K.N., 2007, Effect of Probiotics Supplementation
on Acute Diarrhea in Infants: A Randomized Double Blind Clinical Trial. Paediatrica
Indonesia 47(4):172-178.
Kasus DIARE :
Soal :
Seorang anak perempuan bernama ani 2 Tahun berat badan 12 kg, BAB 10x dengan konsistesi
cair, tidak berdarah, tidak berlendir, haus, keadaan umum sakit sedang, suhu 37,5 oC , nafas
30x/menit, nadi 80x/menit, air mata (-) , kelopak mata cekung, perut lemas , turgor kurang,
peristaltik usus 15x/menit,ekstremitas tidak dingin, feses lab : makroskopik, cair, darah (-),
mikroskopik bakteri (-)
Jawaban :
SOAP
S : - Nama : Ani
- umur : 2 tahun
- Berat badan : 12 kg
-
O : - konsistensi feses cair, tidak berdarah, tidak berlendir, haus , keadaan umum sakit sedang,
suhu 37,5oC, nafas 30x/menit , nadi 80x/menit, air mata (-), kelopak mata cekung, perut lemas,
turgor kurang, peristaltik usus 15x/menit, ekstremitas tidak dingin, feses lab : makroskopik, cair,
tidak berdarah , mikroskopik.
= 75x12 = 900 ml
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
- Untuk bayi < 6 bulan yang tidak menyusu , beri juga 100- 200 ml air matang selama
periode ini.
- Untuk anak > 6 bulan , tunda memberikan makan kecuali ASI dan Oralit.
- Berikan oralit sedikit-sedikit tapi sering dari gelas
- Bila muntah , tunggu 10 menit lalu dilanjutkan sedikit demi sedikit.
- Berikan zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti dengan dosis 3mg /
hari , diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan terlebih dahulu
- Berikan lacto-b 3x1 sachet
- Beri makanan untuk mencegah kekurangan gizi
NO Check Rekomendasi
Drug Therapy Problem
List (Sertai Dengan Sumber Literature)
1. Terapi Obat Yang Tidak Diperlukan Tidak ada obat yang tidak diperlukan
Tidak ada terapi yang tanpa indikasi medis. Semua
Terdapat terapi tanpa indikasi medis
obat termasuk dalam indikasi
Tidak ada terapi tambahan yang diberikan kepada
Pasien mendapatkan terapi tambahan yang
pasien
tidak di perlukan
Terdapat obat lain yang efektif Tidak ada , obat yang diberikan sudah efektif untuk bayi
Durasi penggunaan tidak tepat Durasi penggunaan sudah tepay utnuk anak 2 tahun
Penyimpanan tidak tepat Penyimpanan pengobatan sudah tepat
4. Reaksi Yang Tidak Diinginkan
Obat tidak aman untuk pasien Obat yang diberikan sudah aman untuk pasien
Terjadi interaksi obat Tidak ada interaksi antara obat yang diberikan
Dosis obat dinaikan atau diturunkan terlalu cepat Dosis obat tidak dinaikkan dan diturunkan terlalu cepat
Tidak muncul efek yang diinginkan karena pemberian obat
Muncul efek yang tidak diinginkan
yang relatif aman
Obat yang diebrikan memberikan efek yang efektif dan
Administrasi obat yang tidak tepat
juga obat termasuk relatif murah
5. Ketidaksesuaian Kepatuhan Pasien
Obat tidak tersedia Obat tersedia tersebar di seluruh apotek
Pasien mampu menyediakan obat karena obat dapat
Pasien tidak mampu menyediakan obat
ditemukan dimana saja
Obat yang diberikan sesuai dengan kondisi dan umur
Pasien tidak bisa menelan obat atau
paisen dan dapat diberikan dengan dilatukan terlebih
menggunakan dahulu
Pasien tidak mengerti instruksi penggunanan
Pasien didampingi keluarga pasien dalam meminum obat
obat
Pasien tidak patuh atau memilih untuk tidak Pasien patuh meminum obat karena ada pantauan dari
menggunakan obat kedua orang tua
6. Pasien Membutuhkan Terapi Tambahan
Semua kondisi sudah diterapi dengan pemberian obat yang
Terdapat kondisi yang tidak diterapi
baik
Pasien membutuhkan obat lain yang sinergis Pasien sudah diberikan obat yang sinergis
Terapi profilaksis yang diberikan yaitu dengan banyak
Pasien membutuhkan terapi profilaksis
minum, dan makan- makanan yang bergizi.