You are on page 1of 17

PELATIHAN SUMBER DAYA GURU DAN KARYAWAN

DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan Yang Di Ampu Oleh :
Bapak Dani Hoerudin M.Pd

Disusun Oleh :
Andini Latifah 202103002
Indri Nurul Fadillah 202103006

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MANGGALA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, bimbingan dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah “Pelatihan
Sumber Daya Guru Dan Karyawan Dalam organisasi pendidikan”
Makalah ini merupakan hasil kerja yang maksimal sesuai dengan tenaga dan
kemampuan yang saya miliki, namun saya menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandung, Mei 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian dari pelatihan ........................................................................... 3

B. Tujuan dari pelatihan ................................................................................. 4

C. Manfaat dari pelatihan ............................................................................... 5

D. Jenis jenis pelatihan .................................................................................. 6

E. Metode pelatihan untuk meningkatkan kualitas pengajaran guru ............. 8

F. Kendala kendala pelatihan ........................................................................ 9

G. Dampak positif adanya pelatihan terhadap guru ....................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

B. Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang
Dunia pengajaran seorang guru di sekolah tidak bisa hanya
mengandalkan kemampuan yang sudah diraih ketika kuliah atau sebagian
dari pengalaman saja. Hal yang paling besar dalam tombak pendidikan
adalah kemampuan guru yang harus segera merespons dengan cepat
perubahan yang terjadi. Namun, tentunya guru tidak bisa berubah dengan
sendirinya. Tidak sedikit guru yang tidak mampu merespons perubahan
dikarenakan tidak ada dukungan dari piyhak sekolah dalam melakukan
pengajaran yang intensif. Seperti penyediaan peralatan praktikum siswa
yang memadai, pelatihan yang mampu mengembangkan ilmu yang
didapatkan di kelas dari gurunya, atau fasilitas kenyamanan bagi siswa dan
guru untuk bisa explor dunia luar dengan mudah.
Nyatanya bukan hanya siswa saja yang membutuhkan tenaga
pendidik untuk terus bisa belajar dengan baik, melainkan guru juga masih
membutuhkan tenaga pengajar untuk mampu mendapatkan ilmu baru dan
tidak pasif dengan ilmu yang didapatkannya. Pengajaran guru dengan murid
tentu berbeda sistem. Jika siswa hanya membutuhkan beberapa jalan
pengetahuan dan sumber-sumber valid, guru justru harus mampu
mengetahui bagaimana cara menyediakan apa yang dibutuhkan sebelum
siswa itu menanyakan dengan penuh penasaran.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari pelatihan ?
2. Apa tujuan dari pelatihan ?
3. Apa manfaat dari pelatihan ?
4. Apa saja jenis jenis pelatihan ?
5. Apa saja Metode Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran
Guru ?
1
2

6. Apa saja Kendala kendala pelatihan ?


7. Apa dampak positif adanya pelatihan terhadap guru ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui Apa pengertian dari pelatihan ?
2. Untuk mengetahui Apa tujuan dari pelatihan ?
3. Untuk mengetahui Apa manfaat dari pelatihan ?
4. Untuk mengetahui Apa saja jenis jenis pelatihan ?
5. Untuk mengetahui Apa saja Metode Pelatihan untuk Meningkatkan
Kualitas Pengajaran Guru ?
6. Untuk mengetahui Apa saja Kendala kendala pelatihan ?
7. Untuk mengetahui Apa dampak positif adanya pelatihan terhadap guru
?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian pelatihan
Dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan para sumber daya
manusia yang menjadi penggerak dari berbagai macam pekerjaan yang akan
dikerjakan oleh karyawan. Karyawan mempunyai tingkat pekerjaan yang
berbeda-beda dalam melaksanakan pekerjaan mereka, namun terkadang
karyawan malah tidak tahu apa yang harus dikerjakan terkait banyaknya
pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Untuk itu sangat diperlukan
pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia agar para karyawan
bisa paham dan mengerti atas pekerjaan mereka sehingga apa yang menjadi
tujuan perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan mencapai target yang
diharapkan.
Kata pelatihan menurut Poerwadarminta (1986) dalam (Nadeak,
2019, hlm. 17) berasal dari kata “latih” ditambah berawalan pe, dan akhiran
an yang artinya telah biasa, keadaan telah biasa diperoleh seseorang setelah
melalui proses belajar atau diajar. Latihan berarti pelajaran untuk
membiasakan diri atau memperoleh kecakapan tertentu. Pelatih adalah
orang-orang yang memberikan latihan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003 pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa lembaga pelatihan merupakan
satuan pendidikan non formal, disamping satuan pendidikan lainnya seperti
kursus, majelis ta’lim, kelompok belajar, kelompok bermain, taman
penitipan anak, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan satuan
pendidikan lainnya yang sejenis.
Pelatihan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur pembinaan dan
pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Hamalik (2000) dalam
(Nadeak, 2019, hlm. 17) mengatakan bahwa pelatihan adalah suatu proses
yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan
sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang
3
4

dilakukan oleh tenaga professional ke pelatihan dalam satuan waktu yang


bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang
pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam
suatu organisasi. Sejalan juga dengan yang dikatakan Rivai Veithzal (2014)
dalam (Nadeak, 2019, hlm. 22) pelatihan
Menurut Rivai dan Sagala (2011:212), pelatihan adalah proses
secara sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai
untuk melaksanakan pekerjaan saat ini.
Dari beberapa pengertian diatas, pelatihan adalah sebuah proses
untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan dapat melatih kemampuan,
keterampilan, keahilan dan pengetahuan karyawan guna melaksanakan
pekerjaan secara efektifvitas dan efisien untuk mencapai tujuan di suatu
perusahaan.

B. Tujuan Pelatihan
Menurut Carrel dalam Salinding (2011:15) mengemukakan delapan
tujuan utama program pelatihan antara lain:
1. Memperbaiki kinerja
2. Meningkatkan keterampilan karyawan
3. Menghindari keusangan manajerial
4. Memecahkan permasalahan
5. Orientasi karyawan baru
6. Persiapan promosi dan keberhasilan manajerial
7. Memperbaiki kepuasan untuk kebutuhan pengembangan personel
Menurut Widodo (2015:84), mengemukakan bahwa tujuan pelatihan
yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas,
meningkatkan kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan
moral anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung,
meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah kedaluarsa
5

kemampuan dan pengetahuan personel, meningkatkan perkembangan


kemampuan dan keahlian personel.
Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan penguasaan teori dan
keterampilan memutusakan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kegiatan mencapai tujuan.

C. Manfaat Pelatihan
Menurut Rivai dan Sagala (2011:217), adapun maanfaat pelatihan
yang dibagikan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Manfaat untuk guru dan karyawan
a. Membantu guru dan karyawan dalam membuat keputusan
dan pemecahan masalah yang lebih efektif.
b. Membatu mendorong dan mencapai pengembangan diri dan
rasa percaya diri.
c. Membantu guru dan karyawan mengatasi stress, tekanan,
frustasi, dan konflik.
d. Memberikan informasi tentang meningkatnya pengetahuan
kepemimpinan, keterampilan komunikasi dan sikap.
e. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.
f. Membantu guru dan karyawan mendekati tujuan pribadi
sementara meningkatkan keterampilan interaksi.
g. Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatihan.
h. Memberikan nasehat dan jalan untuk pertumbuhan masa
depan
i. Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan
j. Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara
dan menulis dengan latihan .
k. Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas
baru.

2. Manfaat untuk lembaga organisasi/perusahaan


6

a. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap


yang lebih positif terhadap orientasi profit.
b. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua
level perusahaan
c. Memperbaiki sumber daya manusia
d. Membantu menciptakan image lembaga
organisasi/perusahaan yang lebih baik.
e. Meningkatkan hubungan antara atasan dan bawahan
f. Membantu pengembangan perusahaan
g. Membantu mempersiapkan dan melaksanakan kebijaksaan
perusahaan.
h. Membantu pengembangan promosi dari dalam
n. Membantu pengembangan keterampilan kepemimpinan
motivasi, kesetiaan, sikap dan aspek yang biasanya
diperlihatkan pekerjaan.
o. Menigkatkan rasa tanggung jawab terhadap kompetensi dan
pengetahuan
p. Membantu menangani konflik sehingga terhindar dari stress
dan tekanan kerja

D. Jenis-jenis Pelatihan
Setiap pendidikan dan pelatihan yang akan diadakan harus selalu
memperhatikan sejauh mana pola pendidikan dan pelatihan yang
diselenggarkan dapat menjamin proses belajar yang efektif. Menurut
Widodo (2015:86), jenis-jenis pelatihan yang biasa dilakukan dalam
organisasi antara lain:
a. Pelatihan dalam kerja (on the job training)
adalah metode pelatihan yang dikhususkan dan ditujukan
untuk karyawan agar memahami pekerjaan yang akan dilakukan
secara lebih spesifik. On the job training biasanya berisi pengajaran
skill, pengetahuan dan kompetensi sesuai yang dibutuhkan.
7

Karyawan yang melaksanakan on the job training dibimbing


langsung oleh supervisor maupun manajer yang terkait.
Setelah training selesai, karyawan akan langsung terjun ke dalam
lingkungan kerja dengan mempraktikkan pengetahuan dan
kemampuan yang telah didapat sebelumnya.
b. Magang ( apprenticeship )
Apprenticeship adalah program yang bertujuan
mempersiapkan kamu untuk bekerja di tipe pekerjaan tertentu
sekaligus memenuhi kebutuhan perusahaan akan karyawan
berkinerja tinggi.
Peserta apprenticeship tidak hanya untuk mahasiswa atau fresh
graduate, tapi juga karyawan baru juga mereka yang sudah bekerja
dan ingin meningkatkan kemampuannya.
c. Pelatihan di luar kerja (of-the-job training)
Off The Job Training adalah jenis pelatihan yang dilakukan
di luar lingkungan kantor. Pelatihan di luar kantor mengacu pada
semua jenis pelatihan yang dapat diterima karyawan di luar tempat
kerja, seperti melalui kursus online atau pengalaman belajar
langsung.
Jenis pelatihan ini biasanya dirancang untuk membekali
karyawan dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
melakukan pekerjaan mereka. Off The Job Training dapat menjadi
salah satu cara yang efektif bagi perusahaan untuk melatih karyawan
baru dan juga dapat membantu karyawan belajar lebih banyak
tentang pekerjaan mereka dan mengembangkan keterampilan
mereka.
d. Pelatihan di tempat mirip sesungguhnya ( vestibule training )
Metode vestibule adalah metode yang menggunakan sebuah
tempat terpisah atau ruangan isolasi yang digunakan sebagai tempat
pelatihan bagi pegawai baru/ calon pekerja yang akan menduduki
suatu pekerjaan.
8

Supaya pelatihan/ training tidak mengganggu operasional


rutin yang ada dalam perusahaan. Sehingga tempat yang digunakan
untuk pelatihan metode vestibule training dibuat terpisah dengan
kegiatan operasional namun menggunakan peralatan yang sama
seperti yang digunakan dalam pekerjaan operasional. Dengan
metode inilah dapat memungkinkan adanya transfer, repitisi dan
partisipasi serta material perusahaan bermakna dan umpan balik.
e. Simulasi kerja ( job simulation ), Simulasi pekerjaan adalah jenis tes
rekrutmen di mana karyawan diminta untuk melakukan jenis
pekerjaan yang harus mereka lakukan setiap hari di tempat kerja.

E. Metode Pelatihan untuk Meningkatkan Kualitas Pengajaran Guru


1. Pelatihan Berbasis Workshop Pelatihan berbasis workshop
merupakan salah satu metode pelatihan yang umum digunakan
dalam organisasi pendidikan. Workshop ini melibatkan sesi
interaktif di mana guru dapat terlibat dalam diskusi, kegiatan praktik,
dan refleksi. Guru akan belajar melalui presentasi, pemecahan
masalah bersama, simulasi, dan penugasan tugas. Pelatihan berbasis
workshop memberikan kesempatan bagi guru untuk belajar dari ahli
dan berkolaborasi dengan rekan sejawat.
2. Pelatihan Berbasis Coaching Pelatihan berbasis coaching
melibatkan pendampingan langsung oleh seorang coach atau mentor
yang berpengalaman dalam bidang pendidikan. Coach akan bekerja
satu-satu dengan guru untuk membantu mereka mengidentifikasi
area pengembangan dan memberikan umpan balik yang terarah.
Pelatihan berbasis coaching fokus pada pengembangan keterampilan
individu, pemecahan masalah konkret, dan penggunaan strategi yang
relevan dalam konteks pengajaran sehari-hari.
3. Pelatihan Berbasis Observasi Mengajar Pelatihan berbasis observasi
mengajar melibatkan observasi langsung terhadap pengajaran guru
di kelas. Guru akan diamati oleh seorang ahli atau pengawas
9

pendidikan yang akan memberikan umpan balik konstruktif tentang


kekuatan dan area yang perlu diperbaiki dalam pengajaran mereka.
Observasi mengajar dapat dilakukan secara terjadwal atau tak
terjadwal, dan dilakukan baik oleh internal maupun eksternal
terhadap organisasi pendidikan.
4. Pelatihan Berbasis Teknologi Pelatihan berbasis teknologi bertujuan
untuk meningkatkan penguasaan guru terhadap penggunaan
teknologi pendidikan yang relevan dalam pengajaran. Pelatihan ini
dapat mencakup pengenalan terhadap perangkat keras dan perangkat
lunak pendidikan, penggunaan platform pembelajaran online,
integrasi teknologi dalam desain pembelajaran, dan pengelolaan
sumber daya digital. Pelatihan berbasis teknologi membantu guru
mengembangkan kompetensi digital yang diperlukan dalam
pendidikan modern.
5. Pelatihan Berbasis Kolaborasi Profesional Pelatihan berbasis
kolaborasi profesional melibatkan kolaborasi antara guru-guru
dalam bentuk tim kerja atau komunitas pembelajaran profesional.
Guru akan bekerja sama dalam memecahkan masalah, merancang
dan menerapkan strategi pembelajaran, serta berbagi sumber daya
dan praktik terbaik. Pelatihan berbasis kolaborasi profesional
memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar guru,
menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan mendukung
pertumbuhan profesional.

F. Kendala kendala pelatihan


1. Selalu menggunakan Trainer / pelatih yang sama
yang tidak disadari adalah, banyak perusahaan yang cenderung
menggunakan trainer yang sama, dengan metode pembelajaran yang
juga sama. Mungkin selintas tidak masalah, namun justru hal tersebut,
membuat pengetahuan para karyawan hanya seputar itu-itu saja, dan
tidak ada peningkatan, terutama antar perusahaan.
10

Untuk mengatasi masalah seperti ini, tidak masalah jika kamu


menggunakan trainer yang sama, hanya saja metode pelatihan yang
berbeda, dan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi oleh
pihak karyawan itu sendiri. Secara tidak langsung hal-hal seperti ini
yang akan memberikan keuntungan dan meningkatkan kemampuan dari
para karyawan dibanding perusahaan lainnya.
2. Program pelatihan yang sukar dimengerti
Kesalahan lain yang juga sering dilakukan dalam program
pelatihan dan pengembangan sdm adalah, gaya bahasa, dan program
pelatihan yang sukar dimengerti. Dalam hal ini adalah pihak pelatih.
Banyak dari para pelatih yang memberikan materi terbilang
kaku, dengan gaya penyampaian yang tidak mudah dimengerti. Tentu
saja hal tersebut, membuat proses belajar atau program latihan jadi
kurang maksimal.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebaiknya cari pihak trainer
yang mampu memberikan materi secara baik dan menarik. Sehingga
membuat para peserta paham akan aneka materi yang disampaikan.
3. Program pelatihan saja tidak cukup
Program pelatihan, tidak ubahnya sebuah pelajaran yang akan
diberikan pada seseorang. Jadi sudah seharusnya dilakukan secara
menarik, agar siapapun yang belajar, jadi tertarik, dan mau belajar
secara lebih menyenangkan.
Adapun cakupan pelatihan dan pengembangan sdm yang ada
saat ini memang cukup beragam, namun terkadang kolot dan cenderung
membosankan, sekaligus melelahkan. Kondisi seperti ini yang membuat
para karyawan tidak benar-benar terstimulasi dalam program pelatihan
tersebut, yang membuat program tersebut, jadi terkesan dipaksakan,
bagi siapa saja yang mengikutinya.
Adapun solusi untuk mengatasi masalah seperti ini tidak lain
adalah memilih trainer dan program latihan yang menarik, dan pastinya
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh para karyawan itu sendiri. Hasilnya
11

para karyawan mau mengikuti program pelatihan tersebut, dan pastinya


mampu memberikan hasil, dalam hal ini, kinerja yang baik, berkat
pelatihan yang didapat.
4. Program pelatihan tidak sesuai kebutuhan
Adapun kesalahan lain dalam proses pelatihan dan
pengembangan karyawan yang juga umum dilakukan adalah,
memberikan program pelatihan diluar kemampuan atau apa yang
dibutuhkan oleh para karyawan itu sendiri.
Hal-hal seperti ini, tentu saja akan memberikan dampak buruk
bagi para karyawan itu sendiri. Karena pastinya para karyawan tersebut
tidak akan mengerti dan materi yang diberikan pun hasilnya jadi tidak
maksimal. Walau tujuannya untuk memperkaya pengetahuan dari pihak
karyawan, tapi tentu saja hal seperti ini hasilnya tidak maksimal.
Solusinya adalah, pihak organisasi, atau pihak perusahaan,
seharusnya memberikan program pelatihan yang tepat, pada masing-
masing peserta sesuai dengan kemampuan dan jenis pekerjaan yang
memang digeluti. Program pelatihan yang diberikan, sebaiknya 1 level
di atas pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan itu sendiri.
Dari ulasan di atas, tentunya dapat disimpulkan, bahwa untuk
mengatasi permasalahan dalam pelatihan dan pengembangan sdm ini
sebenarnya mudah saja. Asalkan kamu mau memeriksa aneka
kebutuhan pelatihan dan pengembangan sdm yang ada pada masing-
masing karyawan, dan memberikan pelatihan dan program
pengembangan sesuai dengan yang dibutuhkan, maka hal-hal kesalahan
dan permasalahan dalam program yang dimaksud, dapat diminimalkan.

G. Dampak Positif Pelatihan terhadap Guru


1. Peningkatan Keterampilan Pengajaran Pelatihan yang efektif
membantu guru mengembangkan keterampilan pengajaran yang
relevan dan mutakhir. Dengan pelatihan pedagogis dan pelatihan subjek
yang tepat, guru dapat memperluas pemahaman mereka tentang metode
12

pengajaran yang efektif dan konten mata pelajaran yang mereka ajar.
Hal ini mengarah pada peningkatan kemampuan mereka dalam
merancang pembelajaran yang menarik, memfasilitasi interaksi siswa,
dan menyajikan materi secara komprehensif.
2. Peningkatan Penggunaan Teknologi Pendidikan Pelatihan berbasis
teknologi membantu guru memanfaatkan alat-alat dan sumber daya
teknologi dalam proses pengajaran. Dengan pemahaman yang lebih
baik tentang teknologi pendidikan, guru dapat menggunakan perangkat
lunak pembelajaran, aplikasi, dan platform online untuk meningkatkan
kualitas pengajaran mereka. Hal ini membuka peluang baru untuk
interaktif dan pengalaman pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa.
3. Peningkatan Manajemen Kelas Pelatihan manajemen kelas membantu
guru dalam mengelola kelas dengan efektif. Guru yang menerima
pelatihan ini dapat mengembangkan keterampilan dalam mengelola
perilaku siswa, membangun hubungan yang positif, dan menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif. Dengan manajemen kelas
yang baik, guru dapat menciptakan suasana yang aman, inklusif, dan
mendukung bagi siswa untuk belajar secara optimal.
4. Peningkatan Motivasi dan Kepuasan Guru Pelatihan yang diberikan
kepada guru juga dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja
mereka. Dengan meningkatnya keterampilan, pengetahuan, dan
kepercayaan diri dalam mengajar, guru merasa lebih termotivasi untuk
mencapai hasil yang baik. Pelatihan juga dapat memberikan pengakuan
terhadap upaya dan prestasi guru, yang pada gilirannya meningkatkan
kepuasan kerja mereka.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelatihan guru dan karyawan dalam organisasi pendidikan memiliki
peran penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran dan hasil belajar
siswa. Dalam bab sebelumnya, telah diuraikan tentang jenis-jenis pelatihan
yang efektif bagi guru dalam organisasi pendidikan, metode pelatihan yang
dapat digunakan, serta dampak positif yang ditimbulkannya baik bagi guru
maupun hasil belajar siswa.
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan yang
baik dan terarah mampu meningkatkan kompetensi, keterampilan, dan
pemahaman guru dalam mengajar. Pelatihan pedagogis, pelatihan subjek,
pelatihan manajemen kelas, pelatihan berbasis teknologi, dan pelatihan
kolaboratif semuanya berperan penting dalam mengembangkan guru yang
berkualitas dan profesional.

B. Saran
Sumber daya manusia menentukan berhasil atau tidaknya suatu
organisasi atau perusahaan, jadi organisasi atau perusahaan itu harus
memperhatikan pelatihan guru atau karyawan dalam suatu organisasi
pendidikan atau perusahaan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.polsri.ac.id/3004/3/BAB%20II.pdf
https://dailysocial.id/post/on-the-job-training-
ojt#:~:text=On%20the%20job%20training%20atau,dan%20kompetensi%20
sesuai%20yang%20dibutuhkan.
https://glints.com/id/lowongan/program-apprenticeship-adalah/
https://kantor.co.id/6-permasalahan-dalam-pelatihan-dan-pengembangan-sdm-
yang-mungkin-tidak-disadari/
diakses pada, 29 mei 2023

14

You might also like