Professional Documents
Culture Documents
Sejarah-Tuhan Bagian 9
Sejarah-Tuhan Bagian 9
Pencerahan
Pada akhir abad keenam belas, Barat telah memulai proses
teknikalisasi yang akan menghasilkan suatu bentuk masyarakat
yang sangat berbeda dengan cita-cita kemanusiaan baru. Tak
pelak lagi hal ini kemudian mempengaruhi persepsi Barat tentang
peranan dan hakikat Tuhan. Prestasi peradaban industrial Barat
yang efektif ini juga telah mengubah jalan sejarah dunia. Negara-
negara Oikumene lainnya merasa semakin sulit untuk
mengabaikan dunia Barat, tidak seperti di masa lalu ketika Barat
masih tertinggal di belakang peradaban-peradaban besar lainnya.
Hingga abad kedelapan belas, misalnya, Islam merupakan
kekuatan dunia yang mendominasi Afrika, Timur Tengah, dan
kawasan Laut Tengah. Sekalipun Renaisans Barat abad kelima
belas telah menempatkan Kristen Barat menjadi kekuatan yang
relatif lebih unggul dibanding Islam dalam beberapa aspek, namun
kaum Muslim masih mampu mengatasi tantangan itu dengan
mudah. Turki Usmani terus merangsek ke benua Eropa, dan kaum
Muslim mampu mempertahankan apa yang telah mereka raih dari
serbuan penjelajah Portugis dan kaum pedagang yang datang
sesudahnya. Namun pada akhir abad kedelapan belas, Eropa
mulai mendominasi dunia, dan bentuk kemajuan yang telah
dicapainya mustahil bisa dikejar oleh bagian dunia yang lain.
lnggris juga telah berhasil menguasai India, dan Eropa bersiap
untuk menjajah sebanyak mungkin negara-negara di dunia.
Proses pembaratan pun dimulai, dan di dalamnya terdapat kultus
sekularisme yang mengklaim keterlepasan dari Tuhan.
Api
Pada bagian paling akhir dari Paradise Lost, Adam dan Hawa
menempuh jalan mereka masing-masing keluar dari surga dan
menuju dunia. Di Barat juga, kaum Kristen berada di ambang era
yang lebih sekular, meski mereka masih setia terhadap iman
kepada Tuhan. Agama rasional yang baru disebut sebagai
Deisme. Agama ini tak memberi tempat bagi disiplin mistisisme
dan mitologi yang imajinatif. Deisme berpaling dari mitos wahyu
dan "misteri-misteri" tradisional semacam Trinitas, yang telah sejak
lama membelenggu manusia di dalam takhayul. Sebagai gantinya,
Deisme menyatakan kesetiaan terhadap "Deus" impersonal yang
bisa ditemukan oleh manusia melalui usahanya sendiri. Francois-
Marie de Voltaire, tokoh yang dipandang sebagai perwujudan
gerakan yang kemudian dikenal sebagai Pencerahan,
mendefinisikan agama ideal ini dalam bukunya Philosophical
Dictionary ( 1764). Agama itu, pertama-tama, haruslah
sesederhana mungkin.
Para Sabbatarian lain tidak bersikap sejauh ini, tetapi tetap setia
kepada Mesias mereka dan kepada sinagoga. Jumlah
Sabbatarian-rahasia iru lebih banyak dari yang pernah
diperkirakan. Selama abad kesembilan belas, banyak orang
Yahudi yang berasimilasi dengan, atau menganut, bentuk
Yudaisme yang lebih liberal merasa malu memiliki leluhur beraliran
Sabbatarian. Namun, tampaknya banyak rabi terkemuka abad
kedelapan belas percaya bahwa Shabbetai adalah seorang
Mesias. Scholem berpendapat bahwa meskipun Mesianisme tidak
pernah menjadi gerakan massa dalam Yudaisme, jumlahnya tidak
bisa dianggap remeh. Aliran itu memiliki daya tarik istimewa bagi
kaum Marranos, yang pernah dipaksa Spanyol untuk menganut
Kristen namun akhirnya kembali ke Yudaisme. Penjelasan tentang
kemurtadan sebagai sebuah misteri telah berhasil meredakan rasa
bersalah dan sedih mereka. Sabbatarian berkembang di
komunitas Sephardik di Maroko, Balkan, Italia, dan Lithuania.
Beberapa di antaranya, seperti Benjamin Kohn dari Reggio dan
Abraham Rorigo dari Modena, terkenal sebagai Kabbalis yang
tetap menjaga hubungan dengan gerakan rahasia. Di Balkan,
sekte Mesianik menyebar ke orang Yahudi Ashkenazik di
Polandia, yang dilemahkan dan ditindas oleh gerakan
antiSemitisme yang menyala di Eropa Timur. Pada tahun 1759,
para murid seorang nabi asing dan malang, Jacob Frank,
meneladani Mesias mereka dan secara massal beralih memeluk
Kristen, sambil tetap bersetia kepada Yudaisme secara diam-
diam.
Dalam sabda terakhir ini, dapat kita rasakan hubungan antara visi
gelap Frank dengan Pencerahan rasionalis. Orang Yahudi
Polandia yang telah mengadopsi ajarannya dengan jelas
menyadari bahwa agama mereka sudah tidak lagi membuat
mereka mampu menyikapi lingkungan mereka yang mengerikan di
dalam dunia yang tak lagi aman bagi kaum Yahudi. Setelah
kematian Frank, Frankisme kehilangan banyak pandangan
anarkisnya, hanya menyisakan kepercayaan bahwa Frank adalah
inkarnasi Tuhan dan apa yang oleh Scholem disebut "rasa
keselamatan diri yang melimpah dan bersinar". 53 Mereka
memandang Revolusi Prancis sebagai tanda kekuasaan Tuhan
atas nama mereka: mereka meninggalkan antinomianisme demi
politik, mengimpikan sebuah revolusi yang akan membangun
dunia kembali. Dengan cara yang sama, Donmeh yang beralih
menganut Islam sering adalah seorang aktivis Turki Muda pada
tahunt-ahun awal abad kedua puluh, dan banyak yang berasimilasi
sepenuhnya ke dalam Turki sekular Kemal Ataturk. Permusuhan
yang dirasakan oleh semua Sabbatarian terhadap kesalehan
lahiriah dalam pengertian tertentu merupakan pemberontakan
terhadap kondisi ghetto. Sabbatarianisme, yang pernah melihat
agama yang terbelakang dan obskurantis seperti itu, telah
membantu mereka untuk memerdekakan diri dari adat lama dan
membuat mereka terbuka terhadap ide-ide baru. Sabbatarian
moderat, yang secara lahiriah tetap setia kepada Yudaisme, sering
menjadi pelopor dalam Pencerahan Yahudi (Haskalah); mereka
juga aktif dalam mewujudkan Reformasi Yudaisme selama abad
kesembilan belas. Maskilim yang melakukan reformasi ini acap
memiliki gagasan yang merupakan campuran yang lama dan yang
baru. Joseph Wehte dari Praha, misalnya, yang menulis sekitar
tahun 1800, berkata bahwa pahlawan-pahlawannya adalah Moses
Mendelssohn, Immanuel Kant, Shabbetai Zevi, dan Isaac Luria.
Tidak semua orang meniti jalan menuju modernitas melalui jalur
sains dan filsafat yang pelik: kredo mistikal dari Yahudi dan Kristen
radikal yang menancap ke dalam hati memampukan mereka
menghadapi sekularisme yang pernah mereka anggap
menjijikkan. Beberapa di antara mereka mengadopsi gagasan
baru tentang Tuhan-gagasan yang pada akhirnya memampukan
keturunan mereka mencampakkan Tuhan sama sekali.