You are on page 1of 80

KOTAK PENERIMA PAKET BERBASIS IoT

MENGGUNAKAN MODUL ESP32-CAM


Skripsi

Oleh
Yusuf Fauzan
NIM: 11160910000018

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DANTEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2020 M
LEMBAR PERSETUJUAN

i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Yusuf Fauzan
NIM : 1116091000018
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul:

KOTAK PENERIMA PAKET BERBASIS IOT MENGGUNAKAN


MODUL WIFI ESP32-CAM

Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 16 Desember 2020

Yang menyatakan

(Yusuf Fauzan)

iv
Penulis : Yusuf Fauzan (1116091000018)
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : KOTAK PENERIMA PAKET BERBASIS IOT
MENGGUNAKAN MODUL WIFI ESP32-CAM

ABSTRAK

Seiring dengan meningkatnya pengguna jasa pengiriman, tidak lepas dari masalah
yang terjadi dalam proses pengiriman barang. Salah satu permasalahannya adalah
dengan tidak adanya penerima paket dirumah. Pada kasus ini biasanya ada beberapa
tindakan alternatif seperti paket dititipkan ke tetangga terdekat atau paket bisa
diantar pada hari selanjutnya. Maka dari itu, dalam penelitian ini akan dibuat sistem
monitoring kotak penerima paket berbasis IoT menggunakan modul wifi Esp32-
cam sebagai komponen utama yang dapat menghubungkan sistem dengan aplikasi
telegram. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah metode
prototyping. Sistem ini mampu mengirimkan notifikasi dan mengambil foto
menggunakan kamera yang kemudian akan dikirim ke pengguna melalui aplikasi
Telegram. Pengguna juga dapat mengontrol sistem melalui command yang dikirim
dari aplikasi telegram untuk menggerakan motor servo yang menjadi penggerak
untuk membuka dan menutup pintu kotak penerima paket yang agar paket dapat
disimpan didalamnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuji, modul Esp32-
cam dapat terkoneksi dengan jaringan internet pada jarak hingga 5 meter hingga 30
meter. Waktu yang butuhkan untuk terkoneksi sekitar 182 ms hingga 220 ms.
Jumlah skor kesesuaian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 27. Pengujian
tingkat pengguna yang dilakukan telah sesuai dengan fungsi dengan nilai 100%.

Kata Kunci :IoT, jasa pengiriman barang, Esp32-cam, ultrasonic, servo,


button, LED, Telegram, command, prototyping
Daftar Pustaka :.3 buku, 19 jurnal
Jumlah Halaman : 68 halaman + x halaman

v
Penulis : Yusuf Fauzan (1116091000018)
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : KOTAK PENERIMA PAKET BERBASIS IOT
MENGGUNAKAN MODUL WIFI ESP32-CAM

ABSTRACT

Along with the increasing number of shipping service users, it cannot be separated
from the problems that occur in the process of shipping goods. One of the problems
is the absence of package recipients at home. In this case, there are usually several
alternative actions such as the package being sent to the nearest neighbor or the
package being delivered the next day. Therefore, in this study, an IoT-based packet
receiver box monitoring system will be built using the Esp32-cam wifi module as
the main component that can connect the system with the telegram application. The
method used in the development of this system is the prototyping method. This
system is capable of sending notifications and taking photos using the camera which
will then be sent to the user via the Telegram application. Users can also control the
system via commands sent from the telegram application to drive the servo motor
which is the driving force to open and close the door to the package receiving box
so that the package can be stored in it. Based on the results of research that has been
tested, the Esp32-cam module can be connected to the internet at a distance of up
to 5 meters to 30 meters. The time needed to connect is around 182 ms to 220 ms.
The number of conformity scores obtained in this study was 27. The user level
testing carried out was in accordance with the function with a value of 100%.

Keywords: IoT, shipping service, Esp32-cam, ultrasonic, servo, button, LED,


Telegram, command, prototyping

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan
kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini mengambil tema dengan judul:
KOTAK PENERIMA PAKET BERBASIS IoT MENGGUNAKAN MODUL
ESP32-CAM
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun bahan
penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil penelitian, pengembangan aplikasi,
kuesioner, wawancara dan beberapa sumber literatur.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang
didapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr, Lily Suraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains dan
Teknologi.
2. Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Ibu Nenny Anggraini, MT. dan Ibu Luh Kesuma Wardhani, MT. selaku Dosen
Pembimbing I dan II yang senantiasa meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan, bantuan, semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Orang Tua tercinta, Bapak Slamet dan Ibu Sumaryati yang senantiasa memberikan
dukungan moril dan materil sepanjang hidup penulis. Tiada tutur kata selain terima
kasih kepada kalian. Terima kasih, Alhamdulillah.
5. Saudara kandung penulis, yaitu Annisa Maya dan Salsabilla yang selalu siap
membantu selama proses penyusunan skripsi.

vii
6. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta, khususnya Fakultas Sains dan Teknologi yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga.
7. Seluruh sahabat-sahabat terbaik dari Teknik Informatika angkatan 2016, teman-
teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMTI), semua
anak kelas TI A, dan teman-teman asisten lab.
8. Sahabat penulis khususnya Tuanku Muhammad Raihan yang sudah meluangkan
waktunya untuk menjadi mentor penulis dan banyak membantu dalam penyusunan
skripsi
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata, semoga
laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2020
Penulis

Yusuf Fauzan
1116091000018

viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI .................................. iv
ABSTRAK .............................................................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Metodologi Penelitian .............................................................................. 4
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................... 4
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ......................................................... 5
1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 5
BAB II LADASAN TEORI .................................................................................... 7
2.1 Pengertian Sistem ..................................................................................... 7
2.2 Monitoring ................................................................................................ 7
2.3 Jasa Pengiriman Barang ........................................................................... 7
2.3.1 Permasalahan Dalam Pengiriman Barang ......................................... 8
2.4 Internet of things (IoT) ............................................................................. 9
2.5 Android ................................................................................................... 10
2.6 Telegram ................................................................................................. 10
2.6.1 Bot Telegram................................................................................... 12
2.7 Mikrokontroler Arduino Uno ................................................................. 13
2.8 Modul Esp-32 Cam................................................................................. 13
2.9 Motor Servo ............................................................................................ 15
2.9.1 Motor Servo SG90 .......................................................................... 15

ix
2.10 Ultrasonik ............................................................................................... 16
2.11 LED ........................................................................................................ 18
2.12 Prototipe ................................................................................................. 18
2.12.1 Karakteristik Metode Prototyping................................................... 20
2.12.2 Jenis-Jenis Prototyping ................................................................... 20
2.12.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping .......................... 20
2.13 Structured Analysis for Real Time system .............................................. 21
2.14 Black-Box Testing .................................................................................. 21
2.15 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 22
2.15.1 Studi Pustaka ................................................................................... 22
2.15.2 Observasi ......................................................................................... 22
2.15.3 Wawancara ...................................................................................... 23
BAB III METODELOGI PENELITIAN .............................................................. 24
3.1 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 24
3.1.1 Data primer...................................................................................... 24
3.1.2 Data Sekunder ................................................................................. 28
3.2 Metode Pengembangan Sistem............................................................... 28
3.2.1 Tahap Komunikasi .......................................................................... 28
3.2.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan ..................................................... 29
3.2.3 Tahap Membangun Sistem.............................................................. 29
3.2.4 Tahap Mengkodekan Sistem ........................................................... 30
3.2.5 Tahap Menguji Sistem .................................................................... 30
3.3 Alur Penelitian ........................................................................................ 30
BAB IV ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN SISTEM.......................................................................................... 32
4.1 Tahap Komunikasi.................................................................................. 32
4.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan............................................................. 33
4.2.1 Ruang Lingkup ................................................................................ 33
4.2.2 Analisis Kebutuhan Hardware........................................................ 33
4.2.3 Analisis Sistem Berjalan ................................................................. 34
4.2.4 Analisis Sistem Usulan ................................................................... 34
4.2.5 Analisa Kebutuhan Software dan Tools .......................................... 36
4.2.6 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem .......................................... 36
4.3 Tahap Membangun Sistem ..................................................................... 37

x
4.3.1 Skematik Sistem Arduino dengan Modul wifi Esp32-Cam ............ 39
4.3.2 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Button ................................. 40
4.3.3 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Sensor Ultrasonik................ 41
4.3.4 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan LED..................................... 42
4.3.5 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Motor Servo ........................ 43
4.3.6 Skematik Pembangunan Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket
43
4.3.7 Perancangan Tampilan Aplikasi Telegram ..................................... 46
4.4 Tahap Pengkodean Sistem...................................................................... 48
4.4.1 Pengkodean Library dan Konfigurasi Pin pada Esp32-Cam........... 48
4.4.2 Pengkodean Esp32-Cam dengan Jaringan Wifi dan Telegram ....... 49
4.4.3 Pengkodean Esp32-Cam dengan Button ......................................... 50
4.4.4 Pengkodean Esp32-Cam dengan LED ............................................ 51
4.4.5 Pengkodean Esp32-Cam dengan Ultrasonik dan Mengambil gambar
51
4.4.6 Pengkodean Esp32-Cam dengan Motor Servo ............................... 52
4.5 Tahap Pengujian Sistem ......................................................................... 53
4.5.1 User Acceptance Test...................................................................... 53
4.5.2 Performance Testing ....................................................................... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 59
5.1 Kotak Penerima Paket ............................................................................ 59
5.1.1 Penggunaan Modul Wifi Esp32-Cam ............................................. 59
5.2 Hasil Pengujian Performance ................................................................. 60
5.3 Hasil Pengujian Tingkat User ................................................................. 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 62
6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 62
6.2 Saran ....................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN .......................................................................................................... 65

xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jasa Pengiriman Barang ...................................................................... 8
Gambar 2.2 Konsep IoT .......................................................................................... 9
Gambar 2.3 Android.............................................................................................. 10
Gambar 2.4 Telegram............................................................................................ 11
Gambar 2.5 Arduino UNO .................................................................................... 13
Gambar 2.6 Esp32-CAM ...................................................................................... 14
Gambar 2.7 Motor Servo sg90 .............................................................................. 16
Gambar 2.8 Sensor Ultrasonik .............................................................................. 17
Gambar 2.9 LED ................................................................................................... 18
Gambar 3.1Kerangka Berpikir .............................................................................. 31
Gambar 4.1Sistem Berjalan .................................................................................. 34
Gambar 4.2 Sistem Usulan.................................................................................... 35
Gambar 4.3 DFD Level 0 ...................................................................................... 37
Gambar 4.4 DFD Level 1 ...................................................................................... 37
Gambar 4.5 Blok Diagram .................................................................................... 38
Gambar 4.6 Skema Arduino dengan Esp32-cam .................................................. 40
Gambar 4.7 Skema Esp32-cam dengan Button..................................................... 41
Gambar 4.8 Skema Esp32-cam dengan Ultrasonik............................................... 42
Gambar 4.9 Skema Esp32-cam dengan LED ........................................................ 42
Gambar 4.10 Skema Esp32-cam dengan Servo .................................................... 43
Gambar 4.11 Skema dari Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket ................... 44
Gambar 4.12 Bentuk Packaging Kotak Penerima Paket ....................................... 45
Gambar 4.13 Gabungan dari Kotak dan Komponen sistem .................................. 46
Gambar 4.14 Tampilan Bot Telegram .................................................................. 47
Gambar 4.15 Inisiasi Library dan Konfigurasi Pin ............................................... 49
Gambar 4.16 Proses Terhubung dengan Wifi ....................................................... 49
Gambar 4.17 Proses menghubungkan dengan Telegram dan Inisiasi fungsi dari
command Telegram ............................................................................................... 50
Gambar 4.18 Inisiasi fungsi Button ...................................................................... 50
Gambar 4.19 Inisiasi Fungsi LED....................................................................... 51
Gambar 4.20 Inisiasi Fungsi Kamera pada Esp32-cam ........................................ 51
Gambar 4.21 Implementasi Pengambilan Foto ..................................................... 52
Gambar 4.22 Inisiasi Fungsi Servo ....................................................................... 53
Gambar 5.1 Pengaruh jarak terhadap waktu konektifitas Wifi ............................. 60

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi Ultrasonik ........................................................................... 17
Tabel 3.1Studi Literatur Sejenis............................................................................ 26
Tabel 3.2 Perbedaan Penelitian ............................................................................. 27
Tabel 4.1Analisa Kebutuhan Hardware ................................................................ 33
Tabel 4.2 Analisa Kebutuhan Software ................................................................ 36
Tabel 4.3 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Arduino........................................ 40
Tabel 4.4 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Button .......................................... 41
Tabel 4.5 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Ultrasonik .................................... 42
Tabel 4.6 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan LED ............................................. 43
Tabel 4.7 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Servo............................................ 43
Tabel 4.8 Konfigurasi pin dari semua komponen pada sistem monitoring kotak
penerima paket ...................................................................................................... 44
Tabel 4.9 UAT-01A .............................................................................................. 54
Tabel 4.10 UAT-01B ............................................................................................ 54
Tabel 4.11 UAT-02A ............................................................................................ 55
Tabel 4.12 UAT-02B ............................................................................................ 56
Tabel 4.13 UAT-03A ............................................................................................ 56
Tabel 4.14 UAT-03B ............................................................................................ 57
Tabel 4.15 Uji konektifitas Wifi Esp32-cam ........................................................ 58
Tabel 5.1 Hasil User Acceptance Test (UAT) ...................................................... 61

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Saat ini perkembangan industri jasa pengiriman mengalami peningkatan
yang cukup pesat. Era globalisasi menuntut manusia untuk memiliki mobilitas yang
tinggi. Salah satu industri jasa yang juga mengalami dinamika dalam
pengembangannya adalah jasa pengiriman barang. Perusahaan Jasa Pengiriman
merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bisang pelayanan pengiriman,
yang dalam hal ini adalah pengiriman barang. Jasa pengiriman barang menjadi satu
layanan yang sangat dibutuhkan, terlebih di jaman yang serba canggih ini (Nurul,
2018).
Peningkatan penggunaan jasa pengiriman barang juga di pengaruhi dengan
meningkatnya jasa jual beli online yang didukung dengan adanya e-commerce.
Seiring dengan meningkatnya pengguna jasa pengiriman, tidak lepas dari masalah
masalah yang terjadi selama pengiriman berlangsung. Masalah dalam jasa
pengiriman barang biasanya disebabkan oleh pihak pengirim itu sendiri.
Masalahnya yang biasa terjadi seperti rusak atau hilangnya barang yang dikirim,
mahalnya tarif pengiriman, waktu pengiriman yang tidak menentu dan masih
banyak lagi (Musyafah et al., 2018).
Dari beberapa masalah dalam jasa pengiriman barang yang telah
disebutkan, terdapat pula masalah yang disebabkan oleh pihak penerima barang.
Masalah yang biasanya terjadi adalah ketika pihak penerima sedang tidak ada di
rumah atau tempat yang alamatnya menjadi alamat tujuan barang yang dikirim. Hal
tersebut tentu saja dapat merugikan kedua pihak yakni pengirim (kurir) dan juga
penerima. Berdasarkan informasi dari website pluginongkoskirim.com, apabila
penerima paket sedang tidak ada di rumah (alamat tujuan) atau tidak ada orang di
rumah untuk menerima paket, maka dapat menghubungi call center JNE untuk
dilakukan pengantaran ulang atau janjian dengan kurir untuk mengirim barang
ketika penerima sedang ada di rumah.(Fadhil, 2018)
Pada tanggal 16 Maret 2020, website suara.com mengirimkan sebuah berita
yang berisikan tentang pengalaman seorang wanita yang menceritakan

1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2

pengalamannya ketika barang pesanan yang dikirim ke rumahnya ditaruh di


ventilasi rumah oleh kurir. Hal itu terjadi karena wanita tersebut sedang tidak ada
di rumah. Kejadian itu sebenernya sangat berbahaya jika barang tersebut adalah
barang berharga karena sangat beresiko untuk diambil oleh orang lain.
Pada penelitian ini penulis melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai permasalahan yang ada di
lapangan. Wawancara dilakukan kepada Ibu Neny yang sering melakukan transaksi
jual beli online. Katanya, apabila ada paket yang akan dikirim ke alamat rumahnya
namun tidak ada orang dirumahnya, maka paket tersebut akan dititipkan ke
tetangganya. Namun, jika tetangganya juga sedang tidak ada dirumah, maka hanya
ada dua pilihan yakni paket diantar esok hari atau dilempar dari luar kedalam pagar
yang beresiko dapat merusak isi paket. Dari beberapa faktor tersebut maka
dibutuhkan sebuah alat yang dapat memonitoring, dan mengirim notifikasi apabila
ada kurir yang datang kerumah, serta dapat menjadi tempat penyimpanan paket
sementara apabila pemilik rumah sedang pergi keluar.
Dalam era globalisasi ini, sudah banyak diciptakan alat yang dapat
memantau dan mengontrol dari jarak jauh menggunakan internet dan smartphone.
Internet of Things merupakan konsep dan metode untuk kontrol jarak jauh,
monitoring, pengiriman data, dan berbagai tugas lainnya. IoT terhubung dengan
suatu jaringan sehingga dapat di akses di mana saja yang dapat mempermudah
berbagai hal (Wijaya & Rivai, 2018). IoT terhubung dengan suatu jaringan sehingga
dapat di akses di mana saja yang dapat mempermudah berbagai hal. IoT mampu
menghubungkan benda-benda dengan koneksi internet sehingga dapat dilakukan
pemantauan(monitoring), dan pengontrolan jarak jauh melalui jaringan internet
(Setiadi & Muhaemin, 2018).
Terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan pembuatan alat untuk
sistem monitoring berbasis IoT, seperti pada penelitian(Handarly & Lianda, 2018),
dihasilkan sebuah sistem yang dapat memonitoring penggunaan daya listrik secara
real time yang dapat diakses dari jaringan internet menggunakan Ubidot.
Selanjutnya pada penelitian(Wicaksana, 2018), menghasilkan sistem yang dapat
memantau suhu ruangan menggunakan sensor LM35 yang kemudian data suhu
dapat dikirimkan secara nirkabel menggunakan ESP8266 menuju internet.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


3

Ada banyak cara untuk membuat sistem monitoring berbasis IoT, biasanya
merupakan gabungan antara Arduino uno dan modul wifi ESP8266. Arduino uno
dipakai sebagai mikrokontroller yang menjadi pusat dari sebuat sistem, dan wifi
ESP8266 berperan sebagai penghubung antara sistem dengan internet (Wicaksana,
2018).
Dari hasil analisis, studi pustaka/literatur, dan wawancara maka usulan
solusi berdasarkan masalah yang ada penulis membuat sesuatu sistem atau alat yang
dapat memonitoring, mengontrol, dan memberikan pemberitahuaan apabila ada
kurir yang ingin mengirim barang atau paket ke rumah ketika pemilik rumah sedang
pergi. Dengan demikian penulis melakukan penelitian berjudul “Kotak Penerima
Paket Berbasis IoT Menggunakan Modul ESP32- Cam”.

2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan
permasalahan dalam skripsi ini yaitu “Bagaimana membuat kotak penerima paket
berbasis IoT menggunakan modul Esp32-cam?”.

2.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang sudah didapat, maka penulis
membatasi penulisan skripsi ini antara lain pada:
1. Memonitoring serta mendeteksi apabila ada kurir yang akan mengirim
barang/paket kerumah.
2. Memberikan pemberitahuan atau notifikasi ke handphone pemilik rumah
menggunakan aplikasi.
3. Kotak penerima paket dapat dikontrol jarak jauh melalui handphone pemilik
rumah.
4. Sistem dibuat untuk orang atau pelanggan yang sering membeli barang secara
online tapi sering tidak ada di rumah

2.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penulisan skripsi ini adalah:

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


4

1. membuat sistem yang dapat memonitoring, dan mengirim notifikasi


apabila ada kurir yang datang kerumah yang kemudian dapat dikontrol
secara jarak jauh oleh pemilik rumah,serta dapat menjadi tempat
penyimpanan paket sementara agar paket tersimpan dengan aman.
2. Memudahkan pengguna yang sering membeli barang secara online
tetapi jarang ada di rumah.
3. Memudahkan pengguna untuk menerima paket ketika sedang tidak
ada di rumah.

2.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
Dapat mengetahui cara kerja sistem alat tersebut dan mengetahui interaksi
antara perangkat keras (hardware).
2. Bagi Universitas
Mengukur tingkat kemampuan dalam menerapkan ilmu akademis maupun
non-akademis di lingkungan masyarakat dan Lembaga.
3. Bagi Pengguna
Diharapkan bisa memberikan keamanan dan mengurangi resiko barang/
paket rusak ketika pengguna sedang tidak ada di rumah.

2.6 Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan penulis dalam penulisan dan penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
Berikut penjelasan edua metode tersebut:

2.6.1 Metode Pengumpulan Data


Dalam melakukan analisis data dan penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan 3 metode pengumpulan data, yaitu:
1. Studi Literatur
2. Wawancara
3. Observasi

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


5

2.6.2 Metode Pengembangan Sistem


Pada penelitian ini penulis menggunakan Prototyping (prototype). Adapun
enam tahap siklus pengembangan Prototype adalah sebagai berikut:
(Pressman, 2014)
1. Komunikasi.
2. Pengumpulan Kebutuhan.
3. Membangun Sistem.
4. Tahap Mengkodekan Sistem
5. Pengujian Sistem.

2.7 Sistematika Penulisan


Dalam sistematika laporan ini penulis akan melakukan pembahasan dengan
membagi kedalam 5 bab, yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, batasan
masalah, tujuan, dan manfaat serta sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan dibahas mengenai berbagai teori yang mendasari
analisis permasalahan dan berhubungan dengan topik yang dibahas.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang akan
digunakan dalam merancang dan membangun prototipe sistem.
BAB IV: ANALISIS, DESAIN, IMPLEMENTASI, DAN PENGUJIAN
SISTEM
Pada bab ini membahas mengenai hasil dari analisis, perancangan,
implementasi sesuai dengan metode yang dilakukan pada alat yang
dibuat serta hasil dari pengujian.
BAB V: HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dari pembahasan yang didapat dari penelitian.
BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


6

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah


dilakukan dan saran yang diusulkan untuk pengembangan lebih
lanjut agar tercapai hasil yang lebih baik.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


BAB II
LADASAN TEORI

3.1 Pengertian Sistem


Sistem adalah kumpulan dari sub-sub system abstrak maupun fisik yang
saling terintegrasi dan berkolabirasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Fadli,
2017). Jika dilihat dari sudut pandang sistem informasi yang berorientasi objek,
sistem merupakan sekumpulan komponen yang mengimplementasikan model dan
fungsionalitas yang dibutuhkan, komponen tersebut saling berinteraksi di dalam
sistem guna mentransformasikan input yang diberikan kepada sistem tersebut
menjadi output yang berguna dan bernilai bagi aktor-nya (Handarly & Lianda,
2018). Salah satu klasifikasi sistem jika dipandang dari pelakunya, adalah sistem
manusia dan sistem mesin. Pada zaman yang semaik global dan semuanya serba
maju ini tidak semua sistem dikerjakan oleh manusia tapi beberapa sistem
dikerjakan oleh tergantung dari kebutuhannya (Fadli, 2017).

3.2 Monitoring
Monitoring berhubungan dengan siklus kegiatan yang mencakup
pengumpulan, peninjauan ulang, pelaporan, dan tindakan atas informasi suatu
proses yang sedang diimplementasikan, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi
untuk penyempurnaan kegiatan itu selanjutnya (Wijaya & Rivai, 2018).
Dalam pengertian lain, monitoring merupakan pemantauan yang dapat
dijelaskan sebagai kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui,
pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran
melalui waktu yang menunjukan pergerakan kearah tujuan atau menjauh dari itu.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa
pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,
pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu (Zaida & Sunardi, 2019).

3.3 Jasa Pengiriman Barang


Jasa pengiriman barang merupakan suatu bentuk pelayanan publik yang
menawarkan kemudahan dalam proses mengirim suatu barang dari satu kota ke kota

7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8

lainnya dengan aman dan dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak jasa tersebut.
Pengiriman barang dapat berupa dokumen, logistik, produk elektronik dan lainlain.
Alat transportasi yang digunakan untuk mengirim barang dapat melalui jalur darat,
laut maupun udara. Jarak
menjadi bagian penting untuk menentukan alat transportasi apa yang akan
digunakan untuk mengangkut barang-barang kiriman tersebut (Nurul, 2018).

Gambar 3.1 Jasa Pengiriman Barang


(Sumber https://pluginongkoskirim.com/)

3.3.1 Permasalahan Dalam Pengiriman Barang


Berikut adalah beberapa masalah yang sering terjadi saat pengiriman
barang:

1. Nomor resi tidak bisa ditemukan, hal ini dikarenakan pihak jasa ekspedisi butuh
waktu untuk menginput data dari setiap resi dan mengunggahnya di websitenya.
2. Criss Cross, adalah suatu keadaan dimana nama dan alamat yang tertera pada
nomor kiriman ternyata tidak sama dengan nama dan alamat yang tertera pada
paket. Hal ini menyebabkan paket kemungkinan tertukar.
3. Miss Route, adalah keadaan dimana paket nyasar dikarenakan kelalaian petugas
dari pihak ekspedisi.
4. Redelivery / Reschedule, adalah keadaan dimana paket yang sudah diantar ke
tempat tujuan tapi tidak ada orang yang bisa menerima paket. Pihak penerima
dapatt menghubungi call center dari pihak ekspedisi untuk melakukan janjian
dengan kurir, agar dapat mengirim paket saat penerima sedang ada dirumah.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


9

5. Paket rusak saat sampai di tempat, untuk meminimalisir hal tersebut, dianjurkan
bagi pengirim untuk memakai kemasan yang lebih sesuai dengan isi paket.(Fadhil,
2018)

3.4 Internet of things (IoT)


Internet of Things adalah jaringan global computer, sensor, dan actuator
terhubung melalui protocol internet. Contoh yang paling mendasar adalah PC yang
berkomunikasi melalui internet dengan perangkat kecil, dimana perangkat memiliki
sensor yang terpasang (Kelvin, 2019).
Menurtut IEEE(Institute of Electrical and Electronics Engineers) IoT
didefinisikan sebagai sebuah jaringan dengan masing-masing benda yang tertanam
dengan sensor yang terhubung ke dalam jaringan internet (Setiadi & Muhaemin,
2018)
.

Gambar 3.2 Konsep IoT


(Sumber :Setiadi & Muhaemin, 2018)

Konsep Internet of Things mencangkup 3 elemen utama yaitu : benda fisik


atau nyata yang telah diintegrasikan pada modul sensor, koneksi internet, dan pusat
data ataupun informasi dari aplikasi. Penggunaan benda yang terkoneksi ke internet
akan menghimpun data yang kemudian terkumpul menjadi “big data” untuk
kemudian diolah, dianalisa baik oleh instansi, perusahaan terkait, maupun instansi
lain kemudian dimaanfaatkan bagi kepentingan masing masing (Setiadi &
Muhaemin, 2018).

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


10

Internet of Things mengacu pada perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk menyimpan, mengambil, data dan komunikasi teknologi, proses
yang meliputi sistem elektronik yang digunakan untuk komunikasi antara individu
atau kelompok. Konvergensi teknologi informasi dan komunikasi berlangsung di
tiga lapisan inovasi teknologi yaitu: the cloud, data and communication networks
and device (Kurniawan, 2018).

3.5 Android
Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler yang berbasis Linux.
Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang buat menciptakan
aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.
Awalnya, Google Inc. membeli Android Inc, pendatang baru yang membuat peranti
lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open
Handset Alliance, konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak, dan
telekomunikasi, termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile,
dan Nvidia. Android adalah sistem operasi berbasis linux yang digunakan untuk
ponsel (telepon seluler) mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi. (Astra
& Mardiana, 2018)

Gambar 3.3 Android


(Sumber : https://www.android.com)

3.6 Telegram
Telegram adalah aplikasi layanan pengiriman pesan dengan fokus pada
kecepatan dan keamanan. Kita dapat menggunakan telegram di semua perangkat
kerja pada saat bersamaan, pesan kita dapat tersinkronisasi di sejumlah ponsel,
tablet ataupun computer (windows, mac, linux).(Efendi & Chandra, 2019)

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


11

Dengan menggunakan aplikasi telegram, pengguna dapat mengirim pesan


dalam bentuk apapun seperti foto, video, dokumen dalam jenis apapun (zip, jpd,
mp3 dan lain-lain). Pengguna telegram juga dapat membuat grup dengan jumlah
anggota mencapai 10.000 orang atau saluran untuk disiarkan ke member tak
terbatas. Pengguna dapat menulis kontak telpon dan menemukan orang dengan
nama pengguna mereka. Sebagai hasilnya, telegram seperti gabungan sms dan
email, dan dapat mengurus semua kebutuhan pribadi atau bisnis. (Efendi &
Chandra, 2019)

Gambar 3.4 Telegram


(Sumber : Yuliza, 2018)
Aplikasi Telegram Messenger mempunyai banyak keunggulan dibanding
aplikasi messenger lainnya, adapun kelebihan dibanding aplikasi messenger lain :
1. Gratis. Statement dari pihak telegram bilang aplikasi ini akan terus gratis tanpa
adanya iklan yang mengganggu.
2. Kirim pesan lebih cepat. Ini dikarenakan telegram berbasis cloud
3. Ringan. Ukuran grafis aplikasi ini sangat kecil sehingga dapat dijalankan dengan
ringan.
4. Dapat diakses dari berbagai perangkat secara bersama-sama. Berbeda dengan
whatsapp yang ketika menggunakan fitur web dari laptop/pc hp tetap harus online,
di telegram hp tidak perlu online sehingga lebih hemat batre dan data.
5. Berbagi file banyak jenis dengan ukuran yang besar. Telegram memperbolehkan
kita untuk membagikan foto, video, dokumen (doc, pdf, mp3, zip) maksimal per-
file bisa mencapai ukuran 1,5 GB. Di whatsapp kita hanya bisa mengirim foto dan
video dengan batasan per-file 16 MB.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


12

6. Grup mencapai 100 orang untuk standart dan upgrade ke supergoups bisa mencapai
1000 orang.
7. Ada fitur channel pada telegram. Broadcasting dilakukan dengan menggunakan
channel dan dapat menampung anggota hingga tak terbatas. • Stickers pada
telegram gratis dan cepat terkirim dengan menggunakan format webP. Dan juga
pengguna dapat membuat sticker dengan mudah.
8. Fitur Bot. Adalah akun yang dijalankan oleh aplikasi (bukan) orang. Bot ini
dilengkapi fitur AI (Artificial Intellegence – kecerdasan buatan). Bot ini dapat
melakukan apa saja seperti game, broadcasting dan apa saja aktivitas di internet.
9. Keamanan yang Baik. Telegram lebih aman dibandingkan dengan Whatsapp.
Telegram fitur memiliki secret chat yang lebih aman.(Yuliza, 2018)

3.6.1 Bot Telegram


Bot merupakan kependekan daripada robot. Salah satu fungsi utama adanya
bot adalah untuk memudahkan tugas manusia. Telegram merupakan salah satu
aplikasi yang mendukung adanya bot ini. Dengan adanya bot ini memudahkan kita
membuat semacam aplikasi chattingan khusus dan juga menggantikan tugas
moderasi di dalam sebuah grup.
Adapun cara untuk membuat account Bot pada telegram cukup mudah,
yaitu search BotFather pada telegram dan ditemukan account BotFather. Kirimkan
pesan pada BotFather : /start, /newbot, (Nama Bot), (Nama Bot)_bot, maka account
bot pada telegram akan tersedia dengan nama account yang sudah diatur pada awal
memulai bot.
Untuk dapat mengintegrasikan fitur Bot pada mikrokontroller maupun
mikroprosessor, diharuskan terlebih dahulu mengusai bahasa pemograman seperti
Python, Java, PHP dan lainnya. Hal itu disebabkan karena bot dengan kata lain
robot bisa dijalankan atas dasar perintah, perintah itu dengan kata lain dibuat
melalui bahasa pemograman, apabila bot diberi perintah akan berjalan sesuai
bahasa pemograman yang sudah dibuat sesuai perintah yang ingin kita
jalankan.(Yuliza, 2018)

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


13

3.7 Mikrokontroler Arduino Uno


Arduino merupakan papan rangkaian sistem minimum mikrokontroler yang
memang dirancang untuk bisa digunakan dengan mudah oleh para seniman dan
desainer (yang memang bukan orang teknik). Dengan demikian, tanpa mengetahui
bahasa pemrograman, Arduino bisa digunakan untuk menghasilkan karya yang
canggih. Menggunakan Arduino sangatlah membantu dalam mebuat suatu
prototyping ataupun untuk melakukan pembuatan proyek. Arduino memberikan
I/O yang sudah tersedia dan bisa digunakan dengan mudah. Arduino dapat
digabungkan dengan modul elektro yang lain sehingga proses perakitan jauh lebih
e_sien. Para desainer hanya tinggal membuat software untuk mendayagunakan
rancangan H/D yang ada. Software jauh lebih mudah untuk dimodi_kasi tanpa
memindahkan kabel (Umam, 2019).

Gambar 3.5 Arduino UNO


(Sumber : Anggraini, 2020)

Arduino adalah suatu mikrokontroler kecil yang berisi semua komponen


computer dan memiliki kekuatan yang tidak begitu besar. Tapi dengan Arduino
yang murah tersebut, kita dapat membuat alat-alat yang sangat menarik. Arduino
merupakan chip berwarna hitam yang mempunyai 28 kaki yang disebut
ATmega168. Agar mikrokontroler Arduino dapat berkerja dengan baik dan dapat
berkomunikasi dengan computer, seluruh komponen-komponen yang dibutuhkan
harus diletakkan pada tempatnya(Anggraini et al., 2018).

3.8 Modul Esp-32 Cam


ESP32-CAM adalah papan pengembangan mode ganda WIFI + bluetooth
yang menggunakan antena dan inti papan PCB berbasis chip ESP32. Modul ini

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


14

dapat bekerja secara independen sebagai sistem minimum. Modul ini merupakan
sebuah modul WiFi yang sudah dilengkapi dengan kamera ov2640. Dari modul ini
kita bisa digunakan untuk berbagai keperluan, contoh untuk CCTV, mengambil
gambar dan sebagainya. Fitur lain yaitu kita bisa mendeteksi wajah (face detection)
dan pengenalan wajah (face recognition)(Adjie, 2020). Maka dengan demikian,
modul Esp-32 Cam ini dapat digunakan untuk megambil gambar, dan juga dapat
digunakan sebagai modul wifi untuk mengirim data.(Wicaksono, 2020)

Gambar 3.6 Esp32-CAM


(Sumber : www.indomaker.com)

Fitur dari modul Esp-32 Cam adalah:


• Modul Ultra-small 802.11b / g / n Wifi + BT / BLE SoC
• Daya rendah dual-core 32-bit CPU untuk prosesor aplikasi
• Hingga 240MHz, hingga 600 DMIPS
• Built-in 520 KB SRAM, eksternal 4M PSRAM
• Mendukung antarmuka seperti UART / SPI / I2C/PWM / ADC / DAC
• Mendukung kamera OV2640 dan OV7670 dengan flash built-in
• Dukungan untuk upload gambar WiFI
• Dukungan kartu TF
• Mendukung beberapa mode tidur
• Tertanam Lwip dan FreeRTOS

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


15

• Mendukung mode kerja STA / AP / STA + AP


• Dukungan Smart Config / AirKiss Jaringan distribusi sekali klik
• Dukungan untuk peningkatan lokal serial dan peningkatan firmware jarak jauh
(FOTA)
• Mendukung pengembangan sekunder.

3.9 Motor Servo


Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem umpan balik tertutup
dimana posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang
ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, serangkaian gear,
potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan
batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur
berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor(Alam,
2019). Motor servo memiliki 3 kabel yang memiliki warna yang berbeda, ada
merah, jingga dan coklat. Fungsi dari kabel merah adalah vcc, kabel coklat sebagai
ground dan kabel jingga sebagai kabel input penerima sinyal. (Wicaksono &
Prasetyo, 2018)
Secara umum terdapat 2 jenis motor servo. Yaitu motor servo standard dan
motor servo Continous. Servo motor tipe standar hanya mampu berputar 180
derajat. Motor servo standard sering dipakai pada sistim robotika misalnya untuk
membuat " Robot Arm" ( Robot Lengan ). sedangkan Servo motor continuous dapat
berputar sebesar 360 derajat. motor servo Continous sering dipakai untuk Mobile
Robot. Pada badan servo tertulis tipe servo yang bersangkutan. Motor servo standar
yang kali ini dipakai memiliki 3 buah kabel yaitu, power, ground dan signal(Alam,
2019).

3.9.1 Motor Servo SG90


Motor servo sg90 merupakan servo yang sering digunakan. Berikut adalah
spesifikasi dari motor servo sg90:
1. Dimensi panjang 22 mm x lebar 11,5 mm x tinggi 27 mm
2. Berat bersih 9 gram
3. Torsi maksimum 1,2 kg

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


16

4. Rentang sudut 180 derajat


5. Memiliki catu daya operasional 4 volt – sampai 7,2 volt
6. Kecepatan 4,8 volt DC tanpa beban 0,12 detik per 60 derajat
7. Panjang kabel 248 mm.(Wicaksono & Prasetyo, 2018)

Gambar 3.7 Motor Servo sg90


Sumber (www.ecadio.com)

3.10 Ultrasonik
Sensor Ultrasonik adalah sensor yang bekerja berdasarkan prinsip pantulan
gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi suatu objek tertentu di
depannya, frekuensi kerjanya pada daerah diatas suara gelombang dari 40 kHz
hingga 400 kHz. Sensor ultrasonik terdiri dari 2 unit, yaitu unit pemancar dan unit
penerima. Struktur unit pemancar dan penerima sangatlah sederhana, sebuah kristal
piezoelektrik dihubungkan dengan mekanik jangkar dan hanya dihubungkan
dengan diafragma penggetar.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


17

Gambar 3.8 Sensor Ultrasonik


(Sumber : www.indomaker.com)

Sensor ultrasonic dapat mendeteksi jarak objek dengan cara memancarkan


gelombang ultrasonik sebesar 40kHz selama tBURST (200 πs) yang diistilahkan
sebagai chirp, kemudian mendeteksi pantulannya. Sensor ultrasonic memancarkan
gelombang ultrasonik sesuai dengan kontrol dari mikrokontroler pengendali (pulsa
trigger dengan tOUT minimal 2 πs). Gelombang ultrasonik ini membuat dalam
medium udara dengan kecepatan 344 m/s, mengenai objek dan memantul kembali
ke sensor (Nadiya, 2016).

Tabel 3.1 Spesifikasi Ultrasonik


Parameter Nilai
Tegangan 5V (DC)
Arus Kerja 15 mA
Frekuensi Kerja 40 kHz
Jarak Minimum 2 cm
Jarak Maksimum 4m
Sudut Pengukuran 15 derajat
Sinyal Input Triger 10 us pulsa TTL
Sinyal output Echo TTL level signal, proporsional terhadap jarak
Dimensi 1-13/16” x 13/16” x 5/8
Koneksi 4 pin (vcc, gnd, echo, trigger)

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


18

3.11 LED
LED adalah salah satu komponen semikonduktor yang termasuk dalam jenis
diode. Sama-sama memiliki kutub positif dan kutub negative, hanya saja LED
memancarkan cahaya Ketika diberikan tegangan dari anoda ke katoda. Hal yang
perlu diperhatikan adalah cara mengetahui polaritas dari LED, berikut ini akan
dijelaskan bagaimana mengetahuinya perhatikan kedua kaki LED, dimana kaki
yang lebih Panjang menunjukkan kutub positif (anoda) dan yang pendek adalah
kutub negative (katoda).(Junaidi & Dwi prabowo, 2018)

Gambar 3.9 LED


(Sumber : www.indomaker.com)

Selain itu, untuk melihat polaritasnya perhatikan lead frame kaki positif
lebih kecil dibandingkan lead fream kaki negative, dan ciri lainnya adalah kaki
negatif terletak pada badan LED yang flat. ada beberapa jenis warna LED,
diantaranya adalah merah, kuning, hijau, biru dan putih. Perbedaan warna tersebut
terjadi karena perbedaan bahan semikonduktor yang digunakan. Saat ini teknologi
LED memiliki banyak kelebihan seperti hemat listrik, tidak menimbulkan panas,
lebih tahan lama dan bentuknya yang kecil memudahkan dalam berbagai
penggunaa.(Turesna, 2017)

3.12 Prototipe
Menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?”
terbitan USA: Apple Computer.Inc Prototyping merupakan salah satu metode
pengembangan perangkat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode
Prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses
pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefiinisikan secara
umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


19

yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan(Pressman,


2014b).
Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara pelanggan dan pengembang, maka
dibutuhkan kerjasama yang baik diantara keduanya sehingga pengembang akan
mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses
dalam menyelesaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan
menghasilkan sistem yang sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah
ditentukan(Pressman, 2014b).
Prototyping merupakan pendekatan iteratif dalam pengembangan sistem
yang dibuat. Secara umum tujuan pengembangan sistem informasi adalah untuk
memberikan kemudahan dalam penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan
menghemat waktu, meningkatkan pengedalian, mendorong pertumbuhan,
meningkatkan produktifitas serta profitabilitas organisasi. Dalam beberapa tahun
terakhir ini, peningkatan produktifitas organisasi ini dibantu dengan
berkembangnya teknologi komputer baik hardware maupun software-
nya(Pressman, 2014).
Istilah prototyping dalam hubungannya dengan pengembangan software
sistem informasi lebih merupakan suatu proses bukan prototipe sebagai suatu
produk (Anggraini et al., 2015).

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


20

3.12.1 Karakteristik Metode Prototyping


Empat langkah yang menjadi karakteristik metode prototyping masih
menurut Houde dan Hill dalam bukunya “What do Prototypes Prototypes?” terbitan
USA : Apple Computer,Inc yaitu :
1. Pemilahan Fungsi harus mengacu pada fungsi yang ditampilkan oleh prototyping.
Pemilahan dilakukan berdasarkan pada tugas-tugas yang relevan yang sesuai
dengan contoh kasus yang akan diperagakan.
2. Penyusunan Sistem Informasi bertujuan untuk memenuhi permintaan akan
tersedianya prototipe.
3. Evaluasi
4. Penggunaan Selanjutnya

3.12.2 Jenis-Jenis Prototyping


Berikut adalah jenis-jenis dari Prototyping (Houde dan Hill, 2014) :
1. Feasibility prototyping – digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang
akan digunakan untuk sistem informasi yang akan disusun.
2. Requirement prototyping – digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis
user.
3. Desain prototyping – digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi
yang akan digunakan.
4. Implementation prototyping – merupakan lanjutan dari rancangan protipe, dimana
prototipe ini langsung disusun sebagai suatu sistem informasi yang akan digunakan.

3.12.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Prototyping


Segala sesuatu memiliki keunggulan dan kelemahan, begitu pula dengan
metode prototyping yang memiliki keunggulan dan kelemahan, berikut
penjelasannya (Houde & Hill, 2014).
A. Keunggulan
1.End user dapat berpartisipasi aktif.
2.Penentuan kebutuhan lebih mudah diwujudkan.
3.Mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi.
B. Kelemahan

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


21

1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.


2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
3. Kurang fleksible dalam menghadapi perubahan.
Prototipe yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.

3.13 Structured Analysis for Real Time system


Structured Analysis for Real Time system (SA-RT) atau yang diterjemahkan
menjadi Analisis Tersetruktur untuk sistem waktu nyata merupakan bentuk desain
grafis yang berfokus pada analisis kebutuhan fungsional dan alur informasi dalam
sebuah sistem. Dari berbagai metode berbentuk grafis yang ada, metode yang paling
banyak digunakan dalam industry adalah SA-RT. Model ini representasi dari
susunan diagram yang didalamnya sudah termasuk alur dati dan transformasi
kontrol. Transformasi kontrol dalam metode SA-RT digambarkan lebih spesifik
dalam sebuah diagram tersendiri yaitu State Transition Diagram (STD), sedangkan
perintah kontrol digambarkan melalui Control Flow(Umam, 2019)
SART adalah salah satu metode desain yang paling sering digunakan dalam
aplikasi berorientasi teknis dan real-time yang diadopsi oleh berbagai Case-Tools.
Dan terbagi dalam 4 modul :
• Context Diagram (CD)
• Data Flows Diagram (DFD)
• Control Flows Diagram (CFD)
• State Transition Diagram (STD)

3.14 Black-Box Testing


Pengujian black-box, juga disebut pengujian perilaku atau behavioral
testing, berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian black-box
berusaha untuk menemukan kesalahan pada beberapa kategori berikut: (1) fungsi-
fungsi yang salah atau hilang, (2) kesalahan interface, (3) kesalahan dalam struktur
data atau akses database eksternal, (4) kesalahan pada performa atau behavior, dan
(5) kesalahan pada inisialisasi dan terminasi (Pressman, 2014b).
Keuntungan dari penggunaan metode Blackbox Testing adalah:
1. Penguji tidak perlu memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman tertentu

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


22

2. Programer dan tester keduanya saling bergantung satu sama lain


3. Pengujian dilakukan dari sudut pandang pengguna, ini membantu untuk
mengungkapkan ambiguitas atau inkonsistensi dalam spesifikasi persyaratan.
Kekurangan dari metode Blackbox testing adalah:
1. Kemungkinan memiliki pengulangan tes yang sudah dilakukan oleh programmer
2. Beberapa bagian back end tidak diuji sama sekali.

3.15 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Fadli, 2017).

3.15.1 Studi Pustaka


Studi pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada
saat ini. Studi pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung
keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisis. Identifikasi kekuatan dan
kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut,
metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan
penelitian atau publikasi lainnya (Fadli, 2017).

3.15.2 Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Obyek dari penelitian
adalah perilaku, tindakan manusia, fenomena, dan proses kerja (Fadli, 2017).
Menurut Cartwright, CA & Cartwright, GP, dalam bukunya Developing
Observation Skill. Mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat,
mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu. Sedangkan tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan
perilaku objek serta memahaminya atau bisa juga hanya ingin mengetahui frekuensi
suatu kejadian. Dari sini bisa difahami bahwa inti dari observasi adalah adanya
perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak
dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat
dihitung, dan dapat diukur.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


23

3.15.3 Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara digunakan bila ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden
sedikit. Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap
muka secara individu. Adakalanya pula, wawancara dilakukan secara kelompok
kalau memang tujuannya menghimpun data dari kelompok seperti wawancara
dengan suatau keluarga, pengurus yayasan, pembina pramuka, dan lain sebagainya
(Rijali, 2019).

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

Pembahasan pada Bab 3 ini, penulis melakukan pengumpulan data – data


dan informasi sebagai bahan yang akan mendukung materi yang telah diuraikan
dalam pembahasan. Selain itu untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam
sebuah perancangan sistem, maka diperlukan beberapa langkah yang harus
dilakukan. Dalam bab ini, penulis menjelaskan mengenai tempat dan waktu
penelitian, bahan dan alat yang akan dibuat sesuai latar belakang yang ada, serta
metodologi penelitian yang digunakan dalam pengembangan system. bahan dan
alat yang akan dibuat sesuai latar belakang yang ada, serta metodologi penelitian
yang digunakan dalam pengembangan system.

4.1 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dimaksudkan untuk mencari dan mengumpulkan data
yang terkait dengan penelitian ini seperti dasar teori, metodelogi penulisan,
metodelogi proses, dan acuan penelitian sejenis. Dalam penelitian ini metode
pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, kuisoner, studi
Pustaka, studi literatur.

4.1.1 Data primer


3.1.1.1 Studi Lapangan
a. Observasi
Pada observasi ini diamati proses penerimaan paket di rumah Ibu Nenny
Anggraini, Villa Pamulang Mas, Blok C3, No. 1, mengamati proses penerimaan
paket apabila ada orang di rumah dan observasi juga dilakukan pada proses
penerimaan paket apabila beliau sedang tidak ada di rumah.
Hal ini sangat dibutuhka untuk membuat suatu alat otomatis yang sesuai
dengan kebutuhan penerima paket yang sering keluar rumah dikarnakan sibuk
berkerja agar dapat memonitoring paket yang sampai di rumah. Adapun
pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal 20-24 April 2020 di rumah Ibu
Nenny Anggraini.

24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
25

b. Wawancara
Dilakukan wawancara langsung dengan Ibu Neny yang sering memesan
memesan barang via online, beliau juga jarang sekali di rumah dikarnakan harus
berkerja. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kelengkapan dalam pembuatan
alat ini. Secara detail, hasil wawancara dapat dilihat pada lampiran.

c. Studi Literatur
Dalam melakukan penelitian, dapat digunakan perbandingan skripsi dan
juga sebuah produk. Berikut adalah hasil dari perbandingan kedua literatur tersebu

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


Tabel 4.1Studi Literatur Sejenis

No Nama
Judul Penelitian Kekurangan Kelebihan
. Peneliti/Tahun
1. Mohammad Implementasi Internet of Things Belum dapat mengontrol lebih banyak Sistem mampu menjalankan fungsi
Yusuf Efendi Pada Sistem Kendali Lampu lagi seperti stop kontak dan alat sesuai dengan hasil analisis kebutuhan.
dan Joni Eka Menggunakan Telegram Messenger elektronik lainya
Chandra, 2019 Bot Dan Nodemcu Esp 8266

2. Yuliza, 2018 Detektor Keamanan Rumah Sistem belum dilengkapi dengan Sensor PIR dapat mendeteksi dan
Melalui Telegram Messeger kamera sehingga belum bisa mengirim mengirimkan pesan ke telegram
gambar/foto. mesengger
3. M F Wicaksono Implementasi Arduino dan ESP32 Menggunakan aplikasi line untuk Implementasi Arduino dan ESP32 CAM
M D Rahmatya, CAM untuk Smart Home menerima pemberitahuan keamanan dan untuk smart home ini sudah berjalan
2020 mengontrol sistem melalui website. dengan baik. Sistem mampu mengirim
foto dan notifikasi ke aplikasi line.

4 Yusuf Fauzan, Sistem Monitoring Kotak Penerima


2020 Paker Berbasis IoT menggunakan
Esp32-cam

26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Perbedaan Penelitian

No Nama Penulis Judul Penelitian Modul Wifi Ultrasonik LED Button Servo Telegram
1. Mohammad Implementasi Internet of Things Pada Nodemcu Esp
Yusuf Efendi dan Sistem Kendali Lampu Rumah 8266
- √ - - √
Joni Eka Menggunakan Telegram Messenger Bot
Chandra, 2019 Dan Nodemcu Esp 8266

2. Yuliza, 2018 Detektor Keamanan Rumah Melalui Wifi yang


Telegram Messeger tersedia di - - - - √
Raspberry pi 3
3. M F Wicaksono Implementasi Arduino dan ESP32 CAM Esp32-cam
M D Rahmatya, untuk Smart Home - - - -
2020
4. Yusuf Fauzan, Sistem Monitoring Kotak Penerima Esp32-cam
2020 Paker Berbasis IoT menggunakan √ √ √ √ √
Esp32-cam

27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.2 Data Sekunder

3.1.2.1 Studi Pustaka dan Literatur


Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi Pustaka, dicari referensi-
referensi yang relavan dengan objek yang akan diteliti. Pencarian referensi
dilakukan di perpustakaan, toko buku, maupun secara online melalui internet.
setelah mendapatkan mendapatkan referensi-referensi yang relavan tersebut,
kemudian dipilih berbagai informaasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Adapun informasi yang dapat digunakan dalam penyusunan landasan teori,
metodelogi penelitian serta pengembangan sistem secara langsung. Referensi yang
dijadikan acuan dapat dilihat di daftar pustaka yang terdiri dari 20 referensi.
Studi literatur sejenis merupakan kegiatan mencari literatur yang
mempunyai persamaan atau keterkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Literatur sejenis yang didapatkan berupa penulisan skripsi dan juga produk yang
kemudian ditelaan dan dibuat perbandingan sehingga penelitian ini dapat menjadi
pelengkap atau penyempurnaan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya.

4.2 Metode Pengembangan Sistem


Dalam pengembangan sistem ini, digunakan metodelogi pengembangan
sistem dengan metode Prototyping. Ada 5 tahapan prototyping yang digunakan
dalam metode prototyping (Pressman, 2014) yaitu:
1) Tahap Komunikasi
2) Tahap Pengumpulan Kebutuhan
3) Tahap Membangun Sistem
4) Tahap Mengkodekan Sistem
5) Tahap Menguji Sistem

4.2.1 Tahap Komunikasi


Paradigma prototyping dimulai dengan adanya komunikasi antar aktor yang
akan menggunakan sistem tersebut untuk menentukan sasaran hasil keseluruhan

28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29

dari perangkat lunak/sistem, mengidentifikasi kebutuhan dan lingkungan dimana


sistem tersebut akan digunakan.
Pada tahapan ini komunikasi yang dilakukan adalah dengan mencari
informasi terkait, melalui referensi buku dan jurnal tentang masalah dalam proses
pengiriman paket dan kebiasaan orang dalam menerima paket apabila sedang diluar
rumah kemudian mendiskusikannya dengan pakar atau ahli dibidang penelitian
penulis (diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing skripsi) untuk menganalisis
masalah lebih lanjut dan menyimpulkan sebuah solusi yang telah teruji serta
manfaat penelitian kedepannya.

4.2.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan


Prototyping dimulai dengan pengumpulan persyaratan perancangan seperti
bertemu pengguna (penerima paket) untuk menentukan tujuan keseluruhan dari
system dan alat, mengidentifikasi persyaratan apaoun yang diketahui serta
menentukan area garis besar yang mana definisi lanjut itu diharuskan.
Pada tahapan pengumpulan kebutuhan ini, dilakukan pengumpulan data
dengan cara observasi dan wawancara terhadap pihak terkait, studi pustaka dan
literatur. Dari hasil pengumpulan data tersebut, penulis mendapatkan mengenai
proses penerimaan paket, komponen, tools, teori yang akan digunakan, data
mengenai desain dan proses pembuatan alat dan system. Tahap pengumpulan
kebutuhan ini akan terus berjalan selama masih membangun prototipe sampai tahap
pengujian alatnya.

4.2.3 Tahap Membangun Sistem


Dalam tahap membangun sistem, difokuskan kepada pembuatan Structured
aAnalysis for Real Time system (SA-RT) untuk sistem alat pendeteksi objek, yang kemudian
Structured Analysis for Real Time system (SA-RT) dibagi lebih spesifik lagi terhadap
fungsi-fungsi yang dapat digunakan dalam system, secara garis besar dimulai dari Arduino
yang mengotrol webcam, kemudian memberikan notifikasi kepada pengguna
menggunakan jaringan internet, lalu mengontrol motor servo sebagai output.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


30

4.2.4 Tahap Mengkodekan Sistem


Pada tahap ini, dibuat kode program di Arduino menggunakan Bahasa
permrograman C kemudian dikombinasikan dengan aplikasi di Android sehingga
pengguna dapan memonitoring dan mengontrol kotak penerima paket
menggunakan smartphone android.

4.2.5 Tahap Menguji Sistem


Pada tahap ini dilakukan pengujian dengan cara black box testing yang
bertujuan untuk mengetahui fungsionalitas sistem maupun alat, dilakukan
pengujian masing-masing modul berikut integrasi keseluruhan unit program guna
mengetahui apakah modul-modul tersebut berkerja sesuai dengan tugasnya.
Selanjunya tahap menggunakan alat, ini merupakan tahap pembuktian atau
impelementasi langsung di rumah pengguna (penerima paket), guna mengetahui
tercapainya tujuan utama pembuatan sistem.

4.3 Alur Penelitian


Permbuatan kotak paket berbasis iot disusun melalui beberapa tahapan yang
harus dilakukan dengan tujuan memudahkan dalam melakukan penelitian. Adapun
alur atau kerangka penelitian yang dilakukan, dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


31

Gambar 4.1Kerangka Berpikir

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


BAB IV
ANALISIS, PERANCANGAN SISTEM, IMPLEMENTASI DAN
PENGUJIAN SISTEM

Bab ini akan membahas secara detail dan terperinci mengenai analisis dan
perancangan sistem, implement tasi dan juga pengujian alat monitoring pada kotak
penerima paket berbasis IoT menggunakan modul Esp32-cam.
Metode pengembangan sistem yang digunalan dalam penelitian ini adalah
metode prototipe yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Isi dari bab ini yaitu
menguraikan tahap pengembangan alat prototipe di antaranya adalah:
1. Tahap Komunikasi
2. Tahap Pengumpulan Kebutuhan
3. Tahap Membangun Sistem
4. Tahap Mengkodekan Sistem
5. Tahap Menguji Sistem
Berikut penjelasan detail tahap pengembangan pada penelitian ini

5.1 Tahap Komunikasi


Pada tahap komunikasi ini, penulis melakukan pengumpulan data,
pengumpulan data yang dimaksud adalah proses mencari dan mengumpulkan data
yang dibutuhkan terkait dengan penelitian. Pada tahapan ini penulis juga melakukan
studi kepustakaan dan pencarian jurnal-jurnal yang terkait, hal ini sangat
dibutuhkan agar penulis mendapatkan informasi-informasi terkini tentang
permasalahan yang ada pada proses penerimaan barang yang dikirim oleh jasa
pengiriman barang.
Pada tahapan ini. Dilakukan diskusi langsung dengan dosen pembimbing
serta pengguna jasa pengiriman barang untuk mengetahui gambaran sistem yang
diperlukan untuk selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam membangun
sistem yang dibutuhkan.

32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
33

5.2 Tahap Pengumpulan Kebutuhan


Pada tahap ini, dijelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan sistem, yang
meliputi mendefinisikan ruang lingkup, analisis kebutuhan software maupun
hardware, dan juga analisis sistem berjalan dan usulan.

5.2.1 Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu pengguna jasa pengiriman barang
(logistic). Sistem monitoring yang diusulkan adalah kotak penerima paket yang
menyediakan fitur yang mampu memberikan pemberitahuan (notifikasi) dan
mengirim foto berupa gambar resi pengiriman kepada pengguna. Pengguna juga
dapat mengendalikan kotak penerima paket menggunakan aplikasi telegram untuk
membuka kotak agar paket bisa disimpan dalam kotak tersebut. Pengembangan
dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan melibatkan narasumber.

5.2.2 Analisis Kebutuhan Hardware


Dalam pembuatan sistem monitoring kotak penerima paket, dibutuhkan
beberapa perangkat keras atau hardware baik berupa mikrokomputer dan
komponen elektronik lainnya. Pemilihan spesifikasi hardware menjadi sangat
penting agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Tabel 4.1 menerangkan daftar komponen yang dibutuhkan:
Tabel 5.1Analisa Kebutuhan Hardware
No. Komponen Jumlah Kegunaan
Sebagai otak dari sistem yang dapat
1. Arduino Uno 1 mengolah data dan melakukan
seluruh proses pada sistem.
Menangkap sinyal internet dan
2. Esp32-cam 1
menangkap gambar
3. Motor Servo 1 Penggerak pintu kotak
4. Sensor Ultra Sonic 1 Mendeteksi jarak
Memungkinkan Esp32-Cam untuk
5. Wifi Router 1
dapat terkoneksi dengan internet.
6. Button 1 Mengirim notifikasi pada pengguna

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


34

Mengirim tanda kepada kurir


7. LED 1 apabila pesan sudah dibaca oleh
penerima paket

5.2.3 Analisis Sistem Berjalan


Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur yang dilakukan, dapat
dilihat sistem berjalan pada gambar 4.1.

Gambar 5.1Sistem Berjalan

Pada gambar 4.1 kurir akan mengantar paket ke rumah berlamat tujuan dari
paket. Kemudian apabila rumah tujuan sedang kosong atau tidak ada yang dapat
menerima paket, maka biasanya kurir akan menaruh disekitar rumah atau dititipkan
pada tetangga. Hal tersebut beresiko akan terjadinya paket rusak atau lebih
parahnya paket bisa hilang.

5.2.4 Analisis Sistem Usulan


Pada penelitian ini kemudian disimpulkan bahwa belum ada nya sistem
yang dapat memonitoring dan menjadi tempat penyimpanan paket untuk sementara
apabila penghuni rumah (pemilik paket) sedang tidak ada di rumah. Dari
permasalahan tersebut, maka diusulkan sebuah sistem dari kotak penerima paket
dengan menggunakan modul esp 32 cam yang dapat dijadikan tempat penyimpanan
sementara. Ukuran kotak penerima paket yang dibuat adalah 20 cm x 20 cm x 25
cm. Berikut adalah sistem usulan dapat dilihat pada gambar 4.2

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


35

Gambar 5.2 Sistem Usulan

Pada gambar 4.2 merupakan sebuah aktifitas pengiriman paket yang


dilakukan kurir. Apabila rumah tujuan paket sedang sedang kosong, maka kurir
dapat meletakan paket tersebut di dalam kotak penerima paket yang diletakkan di
atas pagar rumah dengan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Kurir menekan tombol button yang tersedia untuk mengirim notifikasi telegram ke
pemilik rumah
2. Ketika notifikasi sudah masuk, pemilik rumah menyalakan lampu LED yang ada
pada kotak penerima paket dengan menulis command “/on” sebagai tanda apabila
pemilik rumah sudah membaca notifikasi yang dikirim
3. Kemudian kurir mengarahkan paket ke kamera dengan jarak sekitar kurang dari
10cm untuk pengambilan foto
4. Apabila foto sudah dikirim maka LED akan berkedip sebanyak 3 kali
5. Pemilik rumah sudah menerima notifikasi dan foto dari paket, maka selanjutnya
pemilik rumah dapat mengontrol secara jarak jauh dengan mengetik command
“/buka” untuk membuka kotak paket.
6. Apabila kotak penerima paket sudah terbuka maka kurir dapat memasukan paket
tersebut kedalamnya.
7. Selanjutnya kurir menekan tombol button kembali untuk mengirim pesan apabila
paket sudah dimasukan kedalam kotak.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


36

8. Langkah terakhir, pemilik rumah dapat menutup kotak penerima paket dengan
mengetik command “/tutup” dan paket sudah tersimpan didalam kotak penerima
paket

5.2.5 Analisa Kebutuhan Software dan Tools


Selain Hardware yang sudah disebutkan sebelumnya, dibutuhkan juga
Software dan Tools untuk mendukung hardware agar berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Berikut software yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem monitoring
kotak penerima paket ini agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 5.2 Analisa Kebutuhan Software


No. Nama Kegunaan
Software/Tools
1. Arduino IDE Digunakan untuk menulis kode program yang
berisi perintah yang diperlukan untuk diunggah
pada mikrokontroler Arduino Uno dan Esp32-
Cam
2. Fritzing Digunakan untuk membuat skema dari sistem
kotak penerima paket.
3. Microsoft Visio Digunakan untuk membuat diagram jalur data dan
diagram jalur kontrol dari sistem kotak penerima
paket.
4. Adobe Photoshop Digunakan sebagai Desain berbentuk 2D jalur
CC 2019 sistem yang berjalan serta usulan.

5.2.6 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem


Tahap ini berisi analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan fungsional dari
sistem. Kebutuhan fungsi utama sistem autentikasi sekunder ini disajikan dalam
Data Flow Diagram (DFD) dan Control Diagram Flow (CFD).

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


37

Gambar 5.3 DFD Level 0

Pada gambar menunjukan data melalui eksternal yang masuk ke dalam


proses sistem Arduino Uno, data berasal dari dua input eksternal yaitu button dan
sensor ultrasonic. Setelah sistem menerimanya, data tersebut diolah hingga
menghasilkan data output menuju LED dan motor servo.

Gambar 5.4 DFD Level 1

Pada gambar menampilkan DFD level 1 dari sistem monitoring kotak


penerima paket. Proses pengolahan data akan dilakukan setelah inputan sudah
masuk, dalam sistem inputan akan melalui beberapa proses hingga akhirnya
menghasilkan keluaran berupa nyala LED dan gerakan servo.

5.3 Tahap Membangun Sistem


Dalam metode prototipe merupakan perancangan sementara sistem yang
dibuat sebagai tahap awal sebelum melangkah ke tahap implementasi bentuk kode

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


38

yaitu tahap membangun sistem akan dijelaskan perancangan sementara. Pada tahap
ini akan dibuat skenario arsitektur rancangan sistem yang menjadikan perangkat
keras digunakan sebagai sebuah kesatuan sistem sehingga rangkaian tersebut dapat
dirangkai dan deprogram pada tahap selanjutnya.

Gambar 5.5 Blok Diagram

Penjelasan dari blok diagram antar komponen pada gambar 4.5 adalah
sebagai berikut:
1. Power supply sebagai sumper daya untuk menjalankan proses mikrokontroler
Arduino UNO dan Esp32-Cam.
2. Arduino UNO merupakan mikrokontroler yang berfungsi untuk mengupload kode
program Arduino Ide ke modul wifi Esp32-cam
3. Esp32-Cam merupakan modul wifi yang menjadi pusat untuk semua perangkat
keras seperti button, motor servo, sensor ultrasonic, dan led. Modul ini juga
digunakan untuk komunikasi jarak dekat atau jauh antara sistem kotak penerima
paket dan smartphone pengguna melalui pesan singkat aplikasi telegram yang berisi
pesan notifikasi, foto, dan juga pesan perintah. Modul ini digunakan karna dapat

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


39

menjadi modul wifi dan kamera secara bersamaan. Kamera yang terdapat pada
modul Esp32-Cam ini digunakan untuk pengambilan foto resi paket yang dikirim
ke pengguna melalui aplikasi telegram.
4. Button berfungsi sebagai tombol untuk mengirim pemberitahuan (notifikasi)
pengguna, Ketika button ditekan oleh kurir maka pesan pemberitahuan akan
terkirim ke hp pengguna bahwa ada paket yang akan dikirim kerumah.
5. Sensor ultrasonic berfungsi untuk mendeteksi jarak dari paket. Apabila pada jarak
tertentu yang dimana resi dapat difoto secara jelas maka kamera pada modul
Esp32-Cam akan mengambil foto dari resi yang kemudian dikirim ke pengguna.
6. Led berfungsi sebagai output dari perintah yang dikirim melalui aplikasi telegram.
Apabila led dinyalakan, maka led tersebut menandakan jika pesan notifikasi sudah
dibaca oleh pengguna dan sebagai tanda agar kurir bisa mengambil foto resi.
7. Motor servo berfungsi sebagai output dari perintah yang dikirim oleh pengguna
melalui aplikasi telegram. Servo dapat membuka pintuk kotak penerima paket dan
mentutupnya sesuai perintah yg diberikan oleh pengguna.
8. Smartphone berfungsi sebagai media penerima notifikasi dan foto yang dikirim
melalui aplikasi telegram. Dari aplikasi telegram, pengguna juga dapat memberikan
perintah untuk menyalakan led dan menggerakan motor servo menggunakan pesan
perintah.

5.3.1 Skematik Sistem Arduino dengan Modul wifi Esp32-Cam


Dalam skematik penelitian ini akan menjelaskan bagaimana Arduino UNO
terhubung dengan modul Esp32-Cam. Peran dari Arduino ini adalah sebagai
perantara untuk mengupload kode program yang sudah dibuat di software Arduino
Ide ke dalam modul Esp32-Cam.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


40

Gambar 5.6 Skema Arduino dengan Esp32-cam

Tabel 5.3 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Arduino


No. Esp32-Cam Wire

1. VCC Arduino 5v

2. GND Arduino pin GND


3. TX Arduino TX
4. RX Arduino RX

5.3.2 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Button


Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaimana modul wifi Esp32-cam akan
terhubung dengan button. Fungsi button adalah memberikan input kepada modul
Esp32-cam untuk memberikan notifikasi ke smartphone pengguna melalui aplikasi
telegram. Berikut bentuk skematik dari modul Esp32-Cam dengan button

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


41

Gambar 5.7 Skema Esp32-cam dengan Button

Tabel 5.4 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Button


No. Button Wire

1. VCC Esp32 pin VCC

2. GND Esp32 pin GND


3. INT Esp32 pin 02

5.3.3 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Sensor Ultrasonik


Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaimana modul wifi Esp32-cam akan
terhubung dengan sensor ultrasonik. Sensor ultrasonic berfungsi sebagai pembaca
jarak yang sesuai sebelum pengambilan foto yang dilakukan oleh modul wifi
Esp32-Cam. Berikut adalah gambar skematik dari Esp32-Cam dan sensor
ultrasonic.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


42

Gambar 5.8 Skema Esp32-cam dengan Ultrasonik

Tabel 5.5 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Ultrasonik


No. Ultrasonik Wire

1. VCC Esp32 pin VCC

2. GND Esp32 pin GND


3. Echo Esp32 pin 13
4. Trig Esp32 pin 12

5.3.4 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan LED


Dalam skematik ini akan dijelaskan bagaimana modul wifi Esp32-cam akan
terhubung dengan lampu LED sebagai notifikasi bila pengguna sudah membaca
pemberitahuan sebelumnya. LED juga berfungsi sebagai tanda siap untuk
pengambilan foto. Berikut skematik sistem Esp32-Cam dengam LED.

Gambar 5.9 Skema Esp32-cam dengan LED

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


43

Tabel 5.6 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan LED


No. Button Wire

1. INT Esp32 pin 15

2. GND Esp32 pin GND

5.3.5 Skematik Sistem Esp32-Cam dengan Motor Servo


Dalam skematik penelitian ini akan menjelaskan bagaimana modul wifi
Esp32-Cam terhubung dengan motor servo untuk menjadi penggerak dari pintu
kotak penerima paket. Servo merupakan output dari perintah yang dikirim oleh
pengguna melalui aplikasi telegram. Berikut adalah bentuk skematik dari Esp32-
Cam dan motor servo.

Gambar 5.10 Skema Esp32-cam dengan Servo

Tabel 5.7 Konfigurasi pin Esp32-cam dengan Servo


No. Servo Wire

1. VCC Esp32 pin VCC

2. GND Esp32 pin GND


3. INT Esp32 pin 14

5.3.6 Skematik Pembangunan Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket


Dalam tahap membangun sistem ini yaitu pada fokus pada pembuatan kotak
penerima paket yang mampu memonitoring dan menjadi tempat penyimpanan
sementara. Kemudian dalam penyusunan komponen dan modul perangkat keras
sesuai dengan skematik yang telah dibuat. Integrasi antar modul juga dilakukan

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


44

dengan mengacu pada konfigurasi pin yang telah ditentukan pada tahapan skematik
pembangunan kotak penerima paket.

Gambar 5.11 Skema dari Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket

Gambar 4.11 menunjukan komponen yang disususn minimalis untuk


menghasilkan bentuk pada alat yang akan diletakkan pada tongkat. Komponen
tersebut saling di integrasikan satu sama lain sesuai dengan skema yang telah dibuat
pada tahapan desain. Berikut konfigurasi pin yang digunakan untuk
mengintegrasikan seluruh komponen.

Tabel 5.8 Konfigurasi pin dari semua komponen pada sistem monitoring kotak penerima
paket
No. Pin Modul Wire
1. Esp32-Cam VCC Arduino 5v
2. Esp32-Cam GND Arduino GND
3. Esp32-Cam RX Arduino pin RX
4. Esp32-Cam TX Arduino pin TX
5. VCC Button
6. VCC Servo 5V(+) Esp32-Cam

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


45

7. VCC Ultrasonik
8. GND Button
9. GND Servo GND Esp32-Cam
10. GND Ultrasonik
11. GND LED
12. Echo Ultrasonik Pin 13 Esp32-Cam
13. Trig Ultrasonik Pin 12 Esp32-Cam
14. Int Button Pin 02 Esp32-cam
15. Int Servo Pin 14 Esp32-Cam
16. Int LED Pin 15 Esp32-Cam

Gambar 5.12 Bentuk Packaging Kotak Penerima Paket

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


46

Gambar 5.13 Gabungan dari Kotak dan Komponen sistem

5.3.7 Perancangan Tampilan Aplikasi Telegram


Dalam penelitian ini, aplikasi yang digunakan agar sistem dapat mengirim
notifikasi dan foto adalah bot yang ada pada aplikasi telegram. Melalui bot
telegram, sistem juga dapat dikontrol dari jarak jauh menggunakan command yang
diinput oleh pengguna. Berikut ini adalah perintah pada tampilan aplikasi telegram
yang terdiri dari tiga kode perintah berupa command, untuk memenuhi kebutuhan
yang terdapat pada tahap analisis.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


47

Gambar 5.14 Tampilan Bot Telegram

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


48

Gambar merupakan tampilan dari aplikasi telegram yang berisi command


(perintah) dari pengguna kepada alat yang telah dirancang pada kotak penerima
paket, terdapat beberapa perintah yang akan berkerja pada sistem yaitu:
1. /on : Berfungsi untuk menyalakan lampu LED yang menjadi tanda apabila
pesan notifikasi telah dibaca oleh pengguna(pemilik rumah).
2. /buka : Berfungsi untuk menggerakan motor servo yang membuka pintu dari kotak
penerima paket dengan balasan “pintu dibuka”.
3. /tutup : Berfungsi untuk menggerakan motor servo yang menutup pintu dari kotak
penerima paket dengan balasan “pintu ditutup”

5.4 Tahap Pengkodean Sistem


Tahapan selanjutnya adalah tahap pengekodean sistem, yang merupakan
tahap menerjemahkan dari desain sistem yang telah dijabarkan sebelumnya menjadi
sebuah Bahasa pemrograman. Mengacu pada analisis sistem usulan, yang
menggunakan beberapa fungsi hardware dan juga library dari Esp32-cam yang
harus deprogram dan dihubungkan dengan modul dan sensor yang dubutuhkan agar
dapat berjalan sebagaimana fungsinya. Berikut ini ada lah beberapa tahapan pada
pemrograman sistem.

5.4.1 Pengkodean Library dan Konfigurasi Pin pada Esp32-Cam


Berikut merupakan potongan kode untuk Library dan konfigurasi pin yang
dibutuhkan oleh beberapa modul yang digunakan dalam sistem yang telah dianalis
sebelumnya seperti servo, button, sensor ultrasonic dan juga LED.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


49

Gambar 5.15 Inisiasi Library dan Konfigurasi Pin

5.4.2 Pengkodean Esp32-Cam dengan Jaringan Wifi dan Telegram


Berikut merupakan potongan kode untuk Esp32-cam agar dapat terkoneksi
dengan jaringan wif. Apabila sudah terkoneksi dengan jaringan wifi maka akan ada
tanda kedipan dari LED sebanyak dua kali.

Gambar 5.16 Proses Terhubung dengan Wifi

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


50

Kemudian Esp32-cam juga dihubungkan dengan aplikasi telegram dengan


cara memasukan token dari akun bot telegram. Dan juga terdapat potongan kode
untuk inisiasi dari perintah (command) yang akan dipakai untuk mengontrol seperti
command “/buka”, “/tutup”, dan “/on”.

Gambar 5.17 Proses menghubungkan dengan Telegram dan Inisiasi fungsi dari command
Telegram

5.4.3 Pengkodean Esp32-Cam dengan Button


Berikut ini merupakan potongan kode untuk menjalankan fungsi button
sebagai yang mengirim pesan ke aplikasi telegram ketika ditekan.

Gambar 5.18 Inisiasi fungsi Button

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


51

5.4.4 Pengkodean Esp32-Cam dengan LED


Berikut merupakan potongan kode untuk mengakses LED melalui
command dari aplikasi telegram beserta keterangan fungsi dari kode program

Gambar 5.19 Inisiasi Fungsi LED

5.4.5 Pengkodean Esp32-Cam dengan Ultrasonik dan Mengambil gambar


Berikut merupakan potongan kode untuk mengakses kamera pada modul
Esp32-cam yang terdiri dari konfigurasi pin dan pengaturan resolusi kamera.

Gambar 5.20 Inisiasi Fungsi Kamera pada Esp32-cam

Berikut merupakan potongan kode untuk penggunaan sensor ultrasonic


yang berfungsi untuk membaca jarak sebelum pengambilan foto.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


52

Gambar 5.21 Implementasi Pengambilan Foto

5.4.6 Pengkodean Esp32-Cam dengan Motor Servo


Berikut ini merupakan potongan kode untuk mengakses atau mengontrol
motor servo yang digunakan untuk membuka dan menutup pintu, melalui command
yang dikirim melalui aplikasi telegram.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


53

Gambar 5.22 Inisiasi Fungsi Servo

5.5 Tahap Pengujian Sistem


Setelah melakukan tahap perancangan dan pengkodean dari sistem, peneliti
melakukan pengujian terhadap tahap akhir yaitu pengujian pada hasil implementasi
sistem. Pengujian ini dilakukan pada dua tingkatan, yaitu tingkat sistem dengan
aspek pengujian performance dan tingkat pengguna dengan aspek pengujian
functionality. Metode yang digunakan dalam pengujian adalah black box testing,
dimana hasil pengujian diperoleh dari hasil observasi.

5.5.1 User Acceptance Test


Uji fungsionalitas dilakukan dengan user acceptance testing. Parameter
yang disusun berdasarkan fungsi-fungsi pokok yang dibutuhkan stakeholder.
Pengujian dilakukan oleh target dari penelitian ini yaitu 3 pengantar paket (kurir)
dan 3 penerima paket.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


54

Tabel 5.9 UAT-01A


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-01A
Topik Pengujian Mengirim pemberitahuan (notifikasi) ke penerima paket
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Sukadi

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
Mengirim pemberitahuan apabila ada paket dengan
1. menekan tombol button yang tersedia di kotak 1
penerima paket
Mengirim foto menggunakan kamera yang tersedia
2. 1
di kotak penerima paket
3. Memasukan paket kedalam kotak penerima paket 1
Mengirim pemberitahuan apabila paket sudah
4. dimasukan ke dalam kotak dengan menekan tombol 1
button
Jumlah 4 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (kurir) terhadap


fitur yang terdapat pada kotak penerima paket seperti mengirimkan pemberitahuan
(notifikasi) dan foto. Hasilnya empat kasus pengujian sesuai dengan harapan
pengguna.

Tabel 5.10 UAT-01B


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-01B
Menerima pemberitahuan dan membuka kotak penerima
Topik Pengujian
paket dengan aplikasi telegram
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Salsabilla

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
1. Membuka Telegram BOT 1
Menerima pesan berupa pemberitahuan dan foto
2. 1
yang dikirim dari kotak penerima paket
Membuka kotak penerima paket dengan aplikasi
3. 1
telegram

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


55

Menerima pesan berupa pemberitahuan apabila


4. paket telah dimasukan ke dalam kotak penerima 1
paket
Menutup kotak penerima paket menggunakan
5. 1
aplikasi telegram
Jumlah 5 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (penerima paket)


terhadap fitur terdapat pada kotak penerima paket seperti menerima pesan dan dapat
mengontrol servo untuk membuka dan menutup kotak penerima paket melalui
aplikasi telegram. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan harapan pengguna.

Tabel 5.11 UAT-02A


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-02A
Topik Pengujian Mengirim pemberitahuan (notifikasi) ke penerima paket
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Yudianto

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
Mengirim pemberitahuan apabila ada paket dengan
1. menekan tombol button yang tersedia di kotak 1
penerima paket
Mengirim foto menggunakan kamera yang tersedia
2. 1
di kotak penerima paket
3. Memasukan paket kedalam kotak penerima paket 1
Mengirim pemberitahuan apabila paket sudah
4. dimasukan ke dalam kotak dengan menekan tombol 1
button
Jumlah 4 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (kurir) terhadap


fitur yang terdapat pada kotak penerima paket seperti mengirimkan pemberitahuan
(notifikasi) dan foto. Hasilnya empat kasus pengujuan sesuai dengan harapan
pengguna.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


56

Tabel 5.12 UAT-02B


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-02B
Menerima pemberitahuan dan membuka kotak penerima
Topik Pengujian
paket dengan aplikasi telegram
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Annisa

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
1. Membuka Telegram BOT 1
Menerima pesan berupa pemberitahuan dan foto
2. 1
yang dikirim dari kotak penerima paket
Membuka kotak penerima paket dengan aplikasi
3. 1
telegram
Menerima pesan berupa pemberitahuan apabila
4. paket telah dimasukan ke dalam kotak penerima 1
paket
Menutup kotak penerima paket menggunakan
5. 1
aplikasi telegram
Jumlah 5 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (penerima paket)


terhadap fitur terdapat pada kotak penerima paket seperti menerima pesan dan dapat
mengontrol servo untuk membuka dan menutup kotak penerima paket melalui
aplikasi telegram. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan harapan pengguna.

Tabel 5.13 UAT-03A


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-03A
Topik Pengujian Mengirim pemberitahuan (notifikasi) ke penerima paket
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Raihan

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
Mengirim pemberitahuan apabila ada paket dengan
1. menekan tombol button yang tersedia di kotak 1
penerima paket

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


57

Mengirim foto menggunakan kamera yang tersedia


2. 1
di kotak penerima paket
3. Memasukan paket kedalam kotak penerima paket 1
Mengirim pemberitahuan apabila paket sudah
4. dimasukan ke dalam kotak dengan menekan tombol 1
button
Jumlah 4 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (kurir) terhadap


fitur yang terdapat pada kotak penerima paket seperti mengirimkan pemberitahuan
(notifikasi) dan foto. Hasilnya empat kasus pengujian sesuai dengan harapan
pengguna.

Tabel 5.14 UAT-03B


User Aceptance Test
Sistem Monitoring Kotak Penerima Paket Berbasis IoT
Nama Sistem
Menggunakan Modul Esp32-Cam
Nomor Pengujian UAT-03B
Menerima pemberitahuan dan membuka kotak penerima
Topik Pengujian
paket dengan aplikasi telegram
Tanggal Pengujian Rabu, 4 November 2020
Penguji Fikri

Sesuai
No. Fungsi Pokok
Ya Tidak
1. Membuka Telegram BOT 1
Menerima pesan berupa pemberitahuan dan foto
2. 1
yang dikirim dari kotak penerima paket
Membuka kotak penerima paket dengan aplikasi
3. 1
telegram
Menerima pesan berupa pemberitahuan apabila
4. paket telah dimasukan ke dalam kotak penerima 1
paket
Menutup kotak penerima paket menggunakan
5. 1
aplikasi telegram
Jumlah 5 0

Tabel merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna (penerima paket)


terhadap fitur terdapat pada kotak penerima paket seperti menerima pesan dan dapat
mengontrol servo untuk membuka dan menutup kotak penerima paket melalui
aplikasi telegram. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan harapan pengguna.

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


58

5.5.2 Performance Testing


Untuk mendapatkan hasil performance dari tongkat tunanetra peneliti
membuat scenario pengujian dengan parameter sebagai berikut:

4.5.2.1 Pengaruh jarak terhadap Waktu Respon Komunikasi antara


Esp32-Cam dan Wifi
Uji coba waktu respon menggunakan parameter jarak pada Wifi. Uji coba
ini dilakukan karena semua fitur yang digunakan membutuhkan konektifitas wifi
sebagai sarana komunikasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk Esp32-cam dapat terhubung dengan koneksi wifi
dalam jarak tertentu. Pada pengujian ini dibagi menjadi 2 skenario, yaitu dengan
kondisi tanpa adanya penghalang dan dengan kondisi adanya penghalang.
Penghalang yang disebutkan bisa berupa dinding rumah, hal tersebut dikarnakan
modem yang menjadi sumber internet biasanya diletakkan di dalam rumah
sedangkan kotak penerima paket diletakkan di luar rumah. Kemudian jarak yang
ditentukan dalam pengujian maksimal 30 meter. Hasil waktu respon juga dihitung
dalam satuan milisekon (ms). Berikut adalah tabel hasil dari pengujian tersebut.

Tabel 5.15 Uji konektifitas Wifi Esp32-cam


Pengaruh Jarak terhadap Waktu Tehubung dengan Wifi

Waktu (ms)
Jarak Tanpa Dengan
Penghalang Penghalang
1m 182 192
5m 184 191
10 m 187 198
15 m 203 203
20 m 209 210
25 m 215 217
30 m 220 242

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Kotak Penerima Paket


Berdasarkan materi yang sudah disampaikan pada landasan teori tentang
sistem monitoring kotak penerima paket, sistem ini memungkinkan pengguna untuk
memonitoring paket yang diantar oleh kurir ke rumah pengguna. Ketika kurir
sampai dirumah, maka kurir dapat mengirim notifikasi ke pengguna dengan
menekan button yang tersedia pada kotak penerima paket, kemudian notifikasi akan
dikirimkan melalui aplikasi telegram. Pengguna juga dapat melihat foto paket yang
dikirimkan oleh kurir dengan cara kurir mendekatkan paket dengan jarak tertentu
untuk mengambil foto resi kemudian foto akan dikirimkan melalui aplikasi
telegram. Dengan telegram, pengguna juga dapat mengendalikan motor servo untuk
membuka ataupun menutup kotak penerima paket secara otomatis. Setelah melalui
beberapa tahap dalam proses penelitian akhirnya dapat disimpulkan bahwa sistem
ini berhasil melakukan kegiatan monitoring dan dapat dikontrol secara jarak jauh
menggunakan internet melalui aplikasi telegram.
Selama penelitian berlangsung terdapat beberapa masalah yang ditemukan
oleh peneliti mengenai sistem monitoring kotak penerima paket berbasis IoT
menggunakan modul wifi Esp32-cam ini. Temuan tersebut selanjutnya kan dibahas
dalam sub bab berikut.

6.1.1 Penggunaan Modul Wifi Esp32-Cam


Penggunaan modul Esp32-cam digunakan sebagai modul wifi dan kamera
secara bersamaan. Modul Esp32-cam ini merupakan pengembangan dari modul
Esp32 sebelumnya. Modul ini dapat digunakan untuk mengambil gambar dan
sebagai modul wifi yang dapat terkoneksi internet sehingga dapat digunakan untuk
mingirim data. Karena dapat dikatakan sebagai modul yang baru dirilis, penulis
sedikit kesulitan untuk mencari jurnal tentang penggunaan modul Esp32-cam ini.
Informasi serta source code pada Esp32-cam ini juga masih terbatas, sehingga
penulis belum mampu menjelaskan secara rinci mengenai modul Esp32-cam ini.

59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
60

Dalam penggunaan modul Esp32-cam juga harus disertai dengan koneksi internet
yang stabil. Apabila koneksi internet tidak stabil, maka sering terjadi eror pada
modul ini. Karna masih minim informasi yang diketahui penulis, maka solusi yang
lakukan adalah dengan cara me-restart modul Esp32-cam tersebut untuk
melakukan reconnecting.

6.2 Hasil Pengujian Performance


Berdasarkan hasi pengujian performance pada kotak penerima paket maka
diperoleh sebagai berikut

Pengaruh Jarak terhadap Waktu Terhubung dengan


Wifi
300

250

200
Waktu (ms)

150

100

50

0
1m 5m 10 m 15 m 20 m 25 m 30 m
Tanpa Penghalang 182 184 187 203 209 215 220
Dengan Penghalang 192 191 198 203 210 217 242

Gambar 6.1 Pengaruh jarak terhadap waktu konektifitas Wifi

Gambar 5.1 menampilkan grafik dari data hasil pengujian waktu respon
sistem jika dipengaruhi oleh jarak konektivitas wifi. Terlihat pada grafik pengujian
kondisi Esp32-Cam tanpa adanya penghalang yang diwakilkan oleh garis berwarna
biru menunjukan perubahan waktu untuk terkoneksi dengan jaringan wifi terlihat
stabil antara 182 ms hingga 220 ms. Data perubahan waktu tersebut tidak jauh
dengan kondisi dari Esp32-Cam dengan adanya penghalang yang diwakilkan
dengan garis jingga yang menjunjukan perubahan waktu untuk terkoneksi dengan
wifi sekitar 192 ms hingga 242 ms. Berdasarkan penjelaskan tersebut dapat
disimpulkan jika jarak kurang dari 30 meter maka tidak terlalu berpengaruh secara

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


61

signifikan kepada waktu untuk terhubungnya antara Esp32-Cam dengan jaringan


wifi.

6.3 Hasil Pengujian Tingkat User


Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh pengguna seperti kurir dan
pihak penerima paket melalui user acceptance test pada sistem mengirim
pemberitahuan (notifikasi) dan mengontrol pintu dari kotak penerima paket, data
hasil pengujian fungsionalitas disederhanakan pada tabel berikut:

Tabel 6.1 Hasil User Acceptance Test (UAT)


Jumlah Sesuai
No. Uji Fitur
Ya Tidak
UAT-01A Mengirim Notifikasi 4 0
UAT-01B Mengontrol Kotak Penerima Paket 5 0
UAT-02A Mengirim Notifikasi 4 0
UAT-02B Mengontrol Kotak Penerima Paket 5 0
UAT-03A Mengirim Notifikasi 4 0
UAT-03B Mengontrol Kotak Penerima Paket 5 0

Berdasarkan table 5.1 jumlah skor kesesuaian yang diperoleh dalam


penelitian ini adalah 27 Sedangkan tingkat kesesuaian yang diharapkan dalam user
acceptace test ini adalah jumlah skor sesuai ditambah dengan skor tidak sesuai dari
hasil pengujian, yaitu 27 + 0 = 27. Maka presentase tingkat kesesuaian aplikasi
dengan pengguna adalah 100% dengan perhitungan sebagai berikut:
∑𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖
Tingkat kesesuaian = ∑(𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 + 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖) 𝑥 100
27
Tingkat kesesuaian = 27+0 𝑥 100

Tingkat kesesuaian = 100 %

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kotak penerima paket berbasis IoT dapat dibuat menggunakan
modul Esp32-cam, Arduino Uno, sensor ultrasonic, servo, dan button yang
terhubung pada aplikasi telegram untuk memudahkan pengguna dalam menerima
pesan notifikasi dan mengendalikan pintu dari kotak penerima paket dengan cara
mengirim pesan command dari aplikasi telegram untuk menggerakan servo pada
pintu kotak penerima paket.
Sistem ini memiliki tingkat kesesuaian fungsi sebesar 100% sesuai dengan
fungsi yang diinginkan oleh peneliti. Selama penelitian berlangsung terdapat
kekurangan respon pada sistem penerima paket yang terjadi apabila jaringan
internet kurang stabil sehingga modul Esp32-cam akan melakukan reconnecting
apabila jaringan internet kurang stabil.

7.2 Saran
Setelah dilakukan pembuatan sistem monitoring kotak penerima paket
berbasis IoT menggunakan modul Esp32-cam. Terdapat beberapa saran untuk
pembaca dan pengembang selanjutnya. Berikut adalah saran dari penulis:
1. Dalam pengembangan selanjutnya dapat menggunakan Raspberry pi sebagai pusat
dari sistem yang dimana kelebihan dari Raspberry pi tersebut seperti sudah
dilengkapi dengan sensor wifi, dan dapat digunakan untuk menyimpan data
kedatangan paket dan lain sebagainya
2. Disarankan menggunakan jaringan internet yang lebih stabil
3. Dalam pengembangan selanjutnya bisa menambahkan fitur kamera tambahan
didalam kotak penerima paket agar penerima dapat memastikan bila paket sudah
benar-benar dimasukan.

62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA

Adjie. (2020). Menangani Esp32-Cam Module Kamera Arduino.


Http://Indomaker.Com/Index.Php/2020/03/23/Menangani-Esp32-Cam-
Module-Kamera-Arduino/
Alam, S. (2019). Rancang Bangun Sistem Jemuran Otomatis Berbasis Arduino
Uno. January.
Anggraini, N. (2020). Belajar Membuat Proyek - Proyek Dengan Arduino Dan
Nodemcu Untuk Pemula.
Anggraini, N., Fahrianto, F., & Yudhaniristo. (2015). Prototipe Alat Monitoring
Radioaktivitas Lingkungan, Cuaca Dan Kualitas Udara Secara Online Dan
Periodik Berbasis Arduino (Studi Kasus: Batan Puspiptek Serpong).
Anggraini, N., Ummi, S., & Mirza, A. (2018). Sistem Otomasi Ruangan Dengan
Raspberry Pi Berbasis Mobile Web Studi Kasus: (Lembaga Kursus Cody App
Academy). Iranian Journal Of Rehabilitation Research, 1(4), 1–10.
Http://Ijrn.Ir
Astra, O. A., & Mardiana, Y. (2018). Rancang Bangun Dan Analisa Pengendali
Cctv Berbasis Arduino Menggunakan Smartphone Android. Jurnal Media
Infotama, Vol.14 No.(1), 39–50. Https://Doi.Org/10.1016/J.Ecss.2008.01.008
Efendi, M. Y., & Chandra, J. E. (2019). Implementasi Internet Of Things Pada
Sistem Kendali Lampu Rumah Menggunakan Telegram Messenger Bot Dan
Nodemcu Esp 8266. Global Journal Of Computer Science And Technology,
19(1).
Fadhil, Guntur. (2018). Tips Mengatasi Masalah Pengiriman Jne Dan J&T
Express. Https://Pluginongkoskirim.Com/Tips-Mengatasi-Masalah-
Pengiriman-Jne-Dan-Jt/
Fadli, D. (2017). Sistem Monitoring Pakan Kucing Otomatis Berbasis Mobile. 99.
Handarly, D., & Lianda, J. (2018). Sistem Monitoring Daya Listrik Berbasis Iot
(Internet Of Thing). Jeecae (Journal Of Electrical, Electronics, Control, And
Automotive Engineering), 3(2), 205–208.
Https://Doi.Org/10.32486/Jeecae.V3i2.241
Junaidi, & Dwi Prabowo, Y. (2018). Project Sistem Kendali Elektronik Berbasis
Arduino. In Cv Anugrah Utama Raharja.
Kelvin. (2019). Sistem Pemungutan Suara Elektronik (E-Voting) Menggunakan
Google Cloud Speech Api Berbasis Raspberry Pi.
Kurniawan, M. I., Sunarya, U., & Tulloh, R. (2018). Internet Of Things : Sistem
Keamanan Rumah Berbasis Raspberry Pi Dan Telegram Messenger.
Elkomika: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik
Elektronika, 6(1), 1. Https://Doi.Org/10.26760/Elkomika.V6i1.1
Musyafah, A. A., Khasna, H. W., & Turisno, B. E. (2018). Perlindungan Konsumen
Jasa Pengiriman Barang Dalam Hal Terjadi Keterlambatan Pengiriman
Barang. Law Reform, 14(2), 151. Https://Doi.Org/10.14710/Lr.V14i2.20863
Nadiya, S. (2016). Pemanfaatan Sensor Ultrasonik Dalam Pengukuran Debit Air
Pada Saluran Irigasi Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 Menggunakan
Media Penyimpanan Sd Card.
Nurul, H. (2018). Analisis Kepuasan Konsumen Jasa Pengiriman Barang Nurul

63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
64

Hidayah Dibimbing Oleh : Universitas Nusantara Pgri Kediri Surat


Pernyataan Artikel Skripsi Tahun 2018. 13.
Pressman, R. S. (2014a). Software Quality Engineering: A Practitioner’s
Approach. In Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach.
Pressman, R. S. (2014b). Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach.
In Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach (Vol.
9781118592). Https://Doi.Org/10.1002/9781118830208
Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,
17(33), 81. Https://Doi.Org/10.18592/Alhadharah.V17i33.2374
Setiadi, D., & Muhaemin, M. N. A. (2018). Penerapan Internet Of Things (Iot) Pada
Sistem Monitoring Irigasi (Smart Irigasi). Jurnal Infotronik, 3(2), 95–102.
Turesna, G., Zulkarnain, Z., & Hermawan, H. (2017). Pengendali Intensitas Lampu
Ruangan Berbasis Arduino Uno Menggunakan Metode Fuzzy Logic. Jurnal
Otomasi Kontrol Dan Instrumentasi, 7(2), 73.
Https://Doi.Org/10.5614/Joki.2015.7.2.2
Umam, K. (2019). Tongkat Deteksi Jarak Benturan Benda Dan Monitoring Lokasi
Untuk Penyandang Tunanetra Dengan Komunikasi Telegram Messenger.
Wicaksana, S. (2018). Perancangan Sistem Monitoring Suhu Gudang. September,
503–511.
Wicaksono, M. F. (2020). Implementasi Arduino Dan Esp32 Cam Untuk Smart
Home. 10, 40–51. Https://Doi.Org/10.34010/Jati.V10i1
Wicaksono, & Prasetyo, B. (2018). Internet Of Things Pengusir Hama Burung
Pemakan Padi Dengan Kendali Raspberry Pi. 45. Eprints.Umpo.Ac.Id
Wijaya, A., & Rivai, M. (2018). Monitoring Dan Kontrol Sistem Irigasi Berbasis
Iot Menggunakan Banana Pi. Jurnal Teknik Its, 7(2).
Https://Doi.Org/10.12962/J23373539.V7i2.31113
Yuliza. (2018). Detektor Keamanan Rumah Melalui Telegram Messeger. Jurnal
Teknologi Elektro, 9(1), 27–33.
Zaida, G., & Sunardi, S. (2019). Perancangan Sistem Monitoring Hujan Berbasis
Arduino Uno Dan. April. Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.36361.29286

UIN Syarif Hidyatullah Jakarta


LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil wawancara


Wawancara Pra Penelitian ini dibuat untuk mengetahui data terkait
permasalahan dalam penerimaan paket yang dating ke rumah ketika sedang
tidak ada orang di rumah.
Narasumber : Ibu Neny, selaku dosen dan ibu rumah tangga
Pertanyaan untuk wawancara.
1. Apakah ibu sering membeli barang secara online?
Jawaban : Cukup sering.
2. Berapa kali dalam seminggu?
Jawaban : Sekitar 3-4 kali dalam seminggu.
3. Jam berapa rata-rata paket sampai di rumah?
Jawaban : Biasanya paket sampai rumah antara siang atau sore.
4. Apakah kurir paket sering datang ketika rumah sedang kosong?
Jawaban.: Sering karena saya saya dan suami berkerja, anak anak saya juga masih
sekolah.
5. Bagaimana tindakan ibu / alternatif yang dilakukan apabila ada pengirim paket
dating ke rumah dan rumah sedang dalam keadaan kosong?
Jawaban ; Biasanya saya minta tolong untuk menitipkan paket ke tetangga saya,
terkadang paket dilempar dari luar pagar kalua paket tersebut tidak rawan rusak,
dan pilihan terakhir paket dikirim di esok harinya.
6. Pada penelitian saya, saya membuat sistem monitoring kotak penerima paket
berbasis IoT, yang mana nantinya dapat mengirim notifikasi, dikontrol dari jarak
jauh dan sebagai tempat penyimpanan paket. Bagaimana pendapat anda?
Jawaban: Bagus, saya akan sangat merasa terbantu dikarnakan paket bisa tersimpan
sementara dengan aman.

65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 1. Hasil wawancara
Wawancara Pra Penelitian ini dibuat untuk mengetahui data terkait
permasalahan dalam penerimaan paket yang dating ke rumah ketika sedang
tidak ada orang di rumah.
Narasumber : Ibu Annisa
Pertanyaan untuk wawancara.
1. Apakah ibu sering membeli barang secara online?
Jawaban : ya lumayan.
2. Berapa kali dalam seminggu?
Jawaban : Sekitar 2-3 kali dalam seminggu.
3. Jam berapa rata-rata paket sampai di rumah?
Jawaban : Biasanya paket sering sampai rumah sekitar waktu sore.
4. Apakah kurir paket sering datang ketika rumah sedang kosong?
Jawaban.: Sering karena saya saya dan suami berkerja,
5. Bagaimana tindakan ibu / alternatif yang dilakukan apabila ada pengirim paket
dating ke rumah dan rumah sedang dalam keadaan kosong?
Jawaban ; Biasanya saya paket dilempar dari luar pagar jika paket tersebut tidak
rawan rusak, dan pilihan terakhir paket dikirim di esok harinya.
6. Pada penelitian saya, saya membuat sistem monitoring kotak penerima paket
berbasis IoT, yang mana nantinya dapat mengirim notifikasi, dikontrol dari jarak
jauh dan sebagai tempat penyimpanan paket. Bagaimana pendapat anda?
Jawaban: Bagus, saya akan sangat merasa terbantu dikarnakan paket bisa tersimpan
sementara dengan aman, Ketika saya sedang tidak ada di rumah.

66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

You might also like