You are on page 1of 14

“PENGERTIAN ILMU TAUHID”

Dosen Pengampu :

FIKRI, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok I

MIRNA
NIM :

LILIA APRIANINGSH
NIM :

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM
NUSANTARA BATANG HARI
2023
KATA PENGANTAR

‫ِبْس ــــــــــــــــِم اِﷲالَّر ْح َم ِن الَّر ِحيم‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan


semesta alam yang senantiasa memberikan kemudahan kelancaran
beserta limpahan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada terhingga.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW
yang telah memberikan suri tauladan bagi kita semua.

Alhamdulillah berkat Rahmat dan ridha-Nya penulis dapat


menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “PENGERTIAN ILMU
TAUHID”. makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok tahun akademik 2023

Dalam penyusunan makalah ini Penulis mendapatkan bantuan


serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis. Begitu pula makalah ini tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
sarannya yang bersifat membangun.

Muara Bulian, 02 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1


B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ilmu tauhid..........................................................................3


B. Faedah ilmu tauhid...............................................................................4
C. Hukum mendalami ilmu tauhid.............................................................6
D. Macam-macam tauhid..........................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................12
B. Saran..................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembahasan Tauhid merupakan hal yang paling penting dalam
islam, karena tauhid dalam hal ini mengambil posisi penting menjadi inti
pondasi dari sebuah ‘Aqidah Islam. Seiring berkembangnya
masyarakat, tauhid dalam posisinya yang sangat penting ini cenderung
sedikit demi sedikit dilupakan oleh umat islam sendiri. Tentunya
beragam faktor yang telah mengancam lunturnya tauhid ini. Urusan-
urusan duniawi mungkin adalah faktor yang sangat dominan dalam hal
ini. Tak heran, kerap kita temukan banyaknya penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita.
Padahal, seperti yang kita ketahui bersama bahwa islam sebagai
rahmatan lil ‘alamin telah mengatur kehidupan ini tidak hanya ukhrawi
saja, namun kehidupan duniawi pun juga diatur. Permasalahannya
adalah, kita sebagai seorang muslim secara tidak sadar telah
melupakan sendi-sendi pokok ajaran islam. Tauhid sebagai salah satu
unsurnya yang menjadi pilar pokok dalam kehidupan justru semakin
luntur akan perkembangan zaman.1
Ilmu Allah SWT Maha luas, tak terjangkau, dan tak terbayangkan
oleh akal pikiran, tiada terbatas. Dia mengetahui apa yang sudah dan
akan terjadi serta yang mengaturnya. Manusia, malaikat, dan makhluk
manapun tak akan bisa menyelami lautan ilmu Allah swt. Bahkan untuk
mengetahui ciptaan Allah saja manusia tidak akan mampu. Tentang
tubuhnya sendiri saja, tidak semuanya terjangkau oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai manusia. Semakin
didalami semakin jauh pula yang harus dijangkau, semakin banyak

1
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I.Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.Hal. 80

1
2

misteri yang harus dipecahkan, seperti jaringan kerja otak manusia


masih merupakan hal yang teramat rumit untuk dikaji.
Melalui makalah ini, penyusun berusaha mengingatkan kembali
bagaimana esensi sebenarnya tauhid, sehingga diharapkan pembaca
menjadi paham akan pentingnya tauhid ini. Tidak hanya sekedar
paham akan maknanya saja, tetapi bagaimana kemudian kita sebagai
seorang muslim mampu mengaplikasikannya kedalam kehidupan
sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian ilmu tauhid menurut bahasa dan istilah?
2. Apakah faedah ilmu tauhid?
3. Bagaimanakah hukum mendalami ilmu tauhid?
4. Apa saja macam-macam tauhid?
C. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun tujuan pembuatan makalah yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu tauhid menurut bahasa dan istilah
2. Untuk mengetahui faedah ilmu tauhid
3. Untuk mengetahui hukum mendalami ilmu tauhid
4. Untuk mengetahui macam macam tauhid (Rububiyyah, Uluhiyyah,
Mulkiyah)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Tauhid


Menurut bahasa Tauhid dari segi bahasa adalah bahasa arab,
yaitu bentuk masdar (sifat atau keadaaan) dari kata yuhid/ wahid yang
artinya “menyatukan” atau “meng-esa kan”. Sebagai bentuk masdar
(sifat dan keadaan), kata “ Tauhdi” artinya adalah “penyatuan” atau
“pengesaan”.
Menurut istilah Dari segi istilah islam, perkataan Tauhid adalah
berarti esa atau satu, yang merupakan asma Allah yang menunjukkan
sifat ke-Maha Esaan dan ke-Maha Tunggalannya. Seperti dijelaskan
dalam beberapa ayat Al-Quran.2

‫ُقْل ُه َو ُهَّللا َأَح ٌد‬


Artinya : Katakanlah : Dia-allah yang Maha Esa ( Surat Al-Ikhlas
ayat 1)”
          
Artinya : “Dan Tuhannmu adalah Tuhan yang Maha Esa: tidak ada
Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
(Surat Al-Baqarah ayat 163)
           
  
Artinya : allah berfirman janganlah kamu menyembah Dua
Tuhan :. Sesungguhnya Dialah Tuhan yang Maha Esa, Maka
Hendaklah kepadaku saja kamu Takut. (Surat An-nahl ayat 51)”
Ayat-ayat tersebut dengan tegas menjelaskan bahwa Allah SWT
adalah zat yang Maha Esa (Tunggal). Oleh karena itu, inti ajaran tauhid
islam menyimpulkan dalam sebuah kalimat : Tiada Tuhan Selain Allah.
Kalimat ini bermakna penolakan terhadap segala sesuatu untuk

2
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al- Tarbawiy.

3
4

dijadikan Tuhan (tiada tuhan) dan penetapan hanya satu yang harus
dieperuntukkan yaitu Allah SWT (kecualiAlah). Perkataan Tuhan
(Ilahun) artinya adalah segala sesuatu yang mendominasi pikiran dan
perasaan manusia sedemikian rupa, deikian kuatnya dominasi itu
sehingga manusia terperdaya sehingga bertindak dan berperilaku lebih
dominan karenanya.
Dengan demikian, Tauhid menurut istilah Islam adalah mengakui
keesaan Allah, mengesakan Allah. (Depdikbud RI,1989: 907), dengan
cara menyatukan unsur pikiran, perasaan, lisan dan perbuatan. Jadi
Tauhid, dalam konteks agama islam adalah proses pernyatuan aspek
ilmu (kognitif), penghayatan (afektif) dan tindakan (psikomotorik) dala
mengesakan Allah SWT. Atau dengan kata lain Tauhid adalah
penyatuan pengetahuan (knowledge), komitmen dan aktualitas dalam
mengesakan Allah SWT.
B. Faedah Ilmu Tauhid
1) Tidak kekal ke dalam neraka
Orang islam yang banyak melakukan dosa besar maupun dosa
kecil tetapi tetap bertauhidkan Allah SWT, dijamin tidak akan kekal
berada di dalam neraka. Segala dosa akan dibalas Allah SWT
dengan siksa yang setimpal tetapi akhirnya diri orang itu akan
dimasukkan juga ke surga. Iktikad yang salah akan merusakkan
ketulenan kepercayaan kepada Allah SWT. Ini akan membawa
kepada syirik. Syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampunkan
Allah SWT selama-lamanya. Belajar ilmu tauhid akan menjauhkan
diri dari syirik. Orang yang tidak syirik tidak akan kekal di dalam
neraka.3
2) Tidak akan sesat
Bila belajar ilmu tauhid kita akan kenal siapa Allah SWT dengan
sebenarnya. Apabila kenal diri Allah SWT maka kita akan selamat
dari disesatkan setan dan iblis

3
5

3) Menjadi taat kepada perintah Allah SWT


Apabila sudah mengenal Allah SWT, kita akan taat segala
perintah yang diberi. Kita tidak akan durhaka kepada-Nya. Dari kenal
akan timbul rasa cinta. Hati tidak ingat kepada yang lain kecuali Allah
SWT. Tidak akan minta kepada yang lain kecuali Allah SWT. Rasa
cinta kepada Allah SWT akan membuat hati senang untuk membuat
amal ibadah serta berkorban semata-mata karena Allah SWT
4) Terpelihara iman
Hati orang yang ada ilmu tauhid akan sentiasa tenang. Orang
yang iktikad (iman-Nya) terganggu akan menjadi tidak siuman atau
kufur. Jika ada rasa gangguan pada iktikad kita, bacalah "aamantu
billah", artinya "aku beriman kepada Allah SWT"
5) Mendapat ketenangan hati
Karena adanya ilmu tauhid, hati akan yakin bahwa segala yang
berlaku adalah dengan ketentuan Allah semata-mata. Dengan
keyakinan itu hati akan tenang dalam menghadapi segala cobaan
hidup
6) Faedah setelah mati
Ketika hendak mati kita perlu kepada tauhid supaya kematian
kita adalah kematian dalam beriman dan tidak terkeluar dari Islam.
Ketika didalam kubur kita perlu kepada tauhid karena akan
menghadapi persoalan-persoalan kubur yang merupakan soalan
ilmu tauhid. Ketika di padang mahsyar kita perlu kepada tauhid
karena disana adalah tempat bertemu Allah SWT. Hanya mereka
yang mempunyai ilmu tauhid saja yang akan dapat bertemu dengan-
Nya.

C. Hukum Mendalami Ilmu Tauhid


Hukum mendalami ilmu tauhid adalah fardu ’ain atau wajib bagi
setiap mukallaf (orang yang akil dan baliqh), laki laki dan perempuan.
6

Jadi mempelajari ilmu tauhid adalah wajib atau satu keharusan bagi
setiap orang baik laki laki atau perempuan yang memiliki akal sehat dan
telah memasuki umur dewasa sebelum ia mempelajari ilmu ilmu agama
lainnya.
Karena ilmu ini bersangkutan dengan keimanan dan keberadaan
Allah dan para rasul rasul-Nya. Jelasnya mempelajari ilmu tauhid
adalah wajib bagi setiap mukallaf dan muslim, karena hal ini bisa
membawanya untuk mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat
kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah dan mempercayai akan
sifat wajib Allah yang dua puluh dan harus diketahui juga sifat mustahil
bagi Allah
D. Macam-Macam Tauhid.4
a) Rububiyyah
Rububiyah berasal dari kata Rabb, dari sisi bahasa berarti tuan
dan pemilik. Dikatakan Rabb ad-Dar berarti tuan rumah Secara
etimologi yaitu menumbuhkan, mengembangkan, sedangkan secara
terminology berarti keyakinan bahwa Allah swt. Adalah Tuhan
Pencipta semua makhluk dan alam semesta
‫َح َّد َث َن ا َأْح َم ُد ْب ُن ُمَح َّم ِد ْب ِن ُم وَس ى َأْخ َبَر َن ا َع ْب ُد ِهَّللا ْب ُن اْل ُمَب اَر ِك َأْخ َبَر َن ا َلْي ُث ْب ُن َس ْع ٍد َو اْب ُن َلِه يَع َة َع ْن‬
‫َقْي ِس ْب ِن اْل َح َّج اِج َقاَل ح و َح َّد َث َن ا َع ْب ُد ِهَّللا ْب ُن َع ْب ِد الَّر ْح َم ِن َأْخ َبَر َن ا َأُبو اْلَو ِليِد َح َّد َث َن ا َلْي ُث ْب ُن َس ْع ٍد‬
‫َح َّد َث ِني َقْيُس ْب ُن اْلَح َّج اِج اْلَمْع َن ى َو اِحٌد َع ْن َح َن ٍش الَّص ْن َع اِنِّي َع ْن اْب ِن َع َّب اٍس َقاَل ُكْن ُت َخ ْل َف َر ُس وِل‬
‫ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َيْو ًم ا َفَقاَل َي ا ُغاَل ُم ِإِّن ي ُأَع ِّلُم َك َك ِلَم اٍت اْح َفْظ َهَّللا َيْح َفْظ َك اْح َفْظ َهَّللا َت ِجْد ُه‬
‫ُتَج اَه َك ِإَذ ا َس َأْلَت َفاْس َأْل َهَّللا َو ِإَذ ا اْس َت َع ْن َت َفاْس َت ِعْن ِباِهَّلل َو اْع َلْم َأَّن اُأْلَّم َة َلْو اْج َت َمَع ْت َع َلى َأْن َي ْن َفُع وَك‬
‫َي ْن َفُعوَك ِإاَّل ِبَش ْي ٍء َقْد َكَت َب ُه ُهَّللا َلَك َو َلْو اْج َت َمُع وا َع َلى َأْن َيُضُّر وَك ِبَش ْي ٍء َلْم َيُضُّر وَك ِإاَّل‬ ‫ِبَش ْي ٍء َلْم‬
‫َكَت َب ُه ُهَّللا َع َلْي َك ُر ِفَع ْت اَأْلْقاَل ُم َو َج َّفْت الُّصُحُف‬ ‫ِبَش ْي ٍء َقْد‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin
Muhammad bin Musa telah mengkhabarkan kepada kami Abdullah
bin Al Mubarak telah mengkhabarkan kepada kami Laits bin Sa’ad
dan Ibnu Lahi’ah dari Qais bin Al Hajjaj berkata, dan telah

4
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I.Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia.hal. 89
7

menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah


mengkhabarkan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan
kepada kami Laits bin Sa’ad telah menceritakan kepadaku Qais bin
Al Hajjaj -artinya sama- dari Hanasy Ash Shan’ani dari Ibnu Abbas
berkata: Aku pernah berada di belakang Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Salam pada suatu hari, beliau bersabda: “Hai ‘nak,
sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah
Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-
Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila
kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah
sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu
manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang
telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu
untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu
sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena
telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya
takdir telah ditetapkan).”
b) Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyah artinya mengesakan Allah sebagai satu-
satunya Tuhan yang wajib disembah dan tidak ada tuhan lain selain
Dia. Pengakuan dan keyakinan bahwa Allah swt adalah satu-satunya
Dzat yang berhak disembah yang direalisasikan dalam bentuk
ibadah
‫َح َّد َث ِني ُز َه ْيُر ْب ُن َح ْر ٍب َح َّد َث َن ا ِإْس َم ِعيُل ْب ُن ِإْبَر اِهيَم َأْخ َبَر َن ا َر ْو ُح ْب ُن اْلَقاِس ِم َع ْن اْلَع اَل ِء ْب ِن َع ْب ِد‬
‫الَّر ْح َم ِن ْب ِن َيْع ُقوَب َع ْن َأِبيِه َع ْن َأِبي ُه َر ْيَر َة َقاَل َقاَل َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم َقاَل ُهَّللا َت َب اَر َك‬
‫َو َت َع اَلى َأَن ا َأْغ َن ى الُّش َر َك اِء َع ْن الِّش ْر ِك َم ْن َع ِم َل َع َم اًل َأْش َر َك ِفيِه َم ِعي َغ ْي ِر ي َت َر ْك ُتُه َو ِش ْر َك ُه‬

Artinya: “Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah


menceritakan kepada kami Isma’il bin Ibrahim telah menceritakan
kepada kami Rauh bin Al Qasim dari Al Ala` bin Abdurrahman bin
Ya’qub dari ayahnya dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah
8

Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala


berfirman: ‘Aku adalah sekutu yang paling tidak memerlukan sekutu,
barangsiapa melakukan suatu amalan dengan menyekutukanKu
dengan selainKu, Aku meninggalkannya dan sekutunya.
c) Mulkiyah
Banyak orang mempertanyakan apakah tauhid mulkiyah itu
ada. Tauhid mulkiyah itu sebenarnya ada, namun oleh sebagian
orang disalah-artikan maksudnya. Sehingga sebagian lainnya
menolak adanya tauhid mulkiyah.5 Hal ini terjadi karena mereka
memunculkan tauhid mulkiyah dengan dalil yang benar namun
diartikan dengan cara yang salah. Adapun dalil adanya tauhid
mulkiyah terdapat pada surat pertama dan terakhir dalam Al-Quran.
Allah berfirman :
         
      
Artinya : “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan” (QS. Al-Fatihah : 2-5)
Serta firman Allah :
          
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara
dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. (An-
Nas : 1-3)
Kedua ayat di atas dengan jelas menyebutkan rububiyah,
mulkiyah dan uluhiyah Allah. Sedangkan pada surat pertama disebut
pula asma dan sifat-Nya.
Tauhid mulkiyah adalah meng-esa-kan Allah dalam segala
perbuatan-Nya di akhirat kelak. Atau dengan kata lain tauhid

5
Nata, Abuddin. 2008. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al- Tarbawiy. Jakarta :
PT. Rajawali Press.hal. 74
9

mulkiyah adalah menetapkan keesaan Allah dalam kekuasaan-Nya


di akhirat, terutama kekuasaan-Nya dalam menegakkan hari akhir,
menyelesaikan segala urusan, menegakkan keadilan dan membalas
semua perbuatan. Selama ini kita telah mengenal tauhid rububiyah
yaitu meng-esa-kan Allah dalam segala perbuatan-Nya. Namun pada
kenyataannya penjabaran tauhid rububiyah ini lebih kepada
perbuatan Allah di dunia seperti mencipta, menguasai dan mengatur
seluruh alam semesta. Sedangkan perbuatan Allah lainnya jarang
sekali disebutkan terutama segala perbuatan-Nya di akhirat kelak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu tauhid secara bahasa, berasal dari bahasa arab yang artinya
adalah menyatukan ataukah mengesahkan. Sedangkang tauhid
menurut istilah Islam adalah mengakui keesaan Allah, mengesakan
Allah, dengan cara menyatukan unsur pikiran, perasaan, lisan dan
perbuatan.
Ilmu tauhid merupakan ilmu pengetahuan yang paling tinggi
derajatnya dalam agama Islam karena ilmu tauhid merupakan
induk(pokok). Ilmu tauhid tidak bisa di pisahkan dengan iman.dengan
demikian membahas ilmu tauhid bearti juga menerangkan segala
sesuatu tentang keimanan serta rukun-rukunya sebab yang di isaratkan
dengan tauhid ialah Al-iman.
Keutamaan ilmu tauhid adalah dihapuskan dosa-dosanya,
dihilangkan kesedihan dan kesusahannya di dunia maupun di akhirat.
Allah SWT akan menghias hatinya, mendapatkan ridha Allah SWT,
akan dimasukkan ke dalam surga dsb. Ilmu tauhid adalah fardu ’ain
atau wajib bagi setiap mukallaf (orang yang akil dan baliqh), laki laki
dan perempuan
Tauhid terbagi menjadi tiga bagian : Tauhid Rububiyyah, Tauhid
Uluhiyyah, Tauhid Mulkiyah

10
11

DAFTAR PUSTAKA

Al kaaf abdul Zakiy dan Maman Abdul Djaliel Mutiara Ilmu Tauhid
(bandung Cv pu pustaka setia 1999)
Drs Zuhri H.Moh Buku Himpunan Kutbah Jum’at Hari Raya Dan Gerhana,
(Pustaka Amin Jakarta 1998)
Hawwa said Buku Allah Jaila lalaalahu ( sholahuddin Press Jakarta 2003
M)
Hamid Syarasul Rijal Buku Ontar Agama Islam. Bogor Cahaya Salam
2009.
Abidin, Ibnu Rusn.1998. Pemikiran Al-Ghazali tentang Pendidikan.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Nata, Abuddin. 2008. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al-
Tarbawiy. Jakarta : PT. Rajawali Press
Tobroni. 2008. Pendidikan Islam dan Paradigma Teologis. Malang : UMM
Press
Nata, Abuddin. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan dan Ayat-ayat Al- Tarbawiy.
Fauzan, Shalih. 2001. Kitab Tauhid I.Yogyakarta : Universitas Islam
Indonesia.

You might also like