You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM MINGGUAN

ZOOLOGI INVERTEBRATA

ACARA II
CNIDARIA

DISUSUN OLEH:

NAMA : RESTA AULIA LESTARI


NIM : E1A022127
KELAS : E/III

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
ACARA II
CNIDARIA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum : a. Mempunyai pengalaman dalam
menggunakan kunci identifikasi
hewan.
b. Mengenal minimal 5 (lima) jenis
karang Scleractinia berdasarkan
kerangkanya.
c. Mendeskripsikan morfologi dari
kerangka kerang.
2. Hari, Tanggal Praktikum : Jum’at, 29 September 2023
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Biologi II FKIP,
Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Ordo Scleractinia merupakan sekelompok populasi karang yang
termasuk dalam filum Cnidaria yang merupakan populasi utama pembentuk
ekosistem terumbu karang. Karang keras ordo Scleractinia merupakan fauna
yang mampu menyimpan kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk
kerangka batu kapur atau kerangka hewan karang ini. Polip karang
mempunyai 3 (tiga) lapisan jaringan tubuh yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Cnidarian merupakan filum yang mempunyai sel penyengat pada
jaringan tubuh selain kulit, disebut cnidae. Sel cnid ini dapat melepaskan
batang dan/atau filamen beracun dari cangkang dan tubuh karang untuk
menyerang mangsa atau predator di lingkungan sekitarnya. Cnidae berada
dalam sel knidosit, yang terdiri dari sel nematoda, sel ptikosit, dan sel
spirochete. Sel nematoda adalah sel penyengat yang menangkap makanan
dan mempertahankan diri. Sel nematoda merupakan sel yang termasuk
dalam filum Cnidaria, terletak pada lapisan ektoderm tubuh dan
mengandung zat beracun (Sagrang, dkk., 2021:8).
Semua Cnidaria memiliki simetri tubuh radial simetri dan hanya
memiliki dua lapisan jaringan hidup atau diploblastik yang terdiri
atas jaringan epidermis dan gastrodermis. Tubuhnya memiliki
lapisan agar-agar (lapisan mesoglea), yang terletak di antara epidermis dan
gastrodermis. Dalam mesoglea terdapat sel-sel hidup yang berasal dari
ektoderm embrionik. Cnidaria juga memiliki tentakel yang mengelilingi
mulut dan hanya memiliki satu lubang pada sistem pencernaan sebagai
lubang masuk makanan dan keluar sisa makanan yang tidak tercerna
(Budiantoro, 2021:27).
Karang keras (Cnidaria : Anthozoa : Sceractinian) yang terdapat
lebih dari 1.500 spesies yang masih ada, memiliki kepentingan ekologis dan
ekonomi yang besar dan dapat ditemukan di perairan dangkal hingga sangat
dalam di seluruh lautan di dunia. Meskipun telah dilakukan penelitian
selama berabad-abad mengenai sistematika Scleractinia, dan bahkan dengan
penelitian terbaru mengenai filogeni molekuler, taksonomi dan filogeni
kelompok ini sebagian besar masih belum terselesaikan, terutama pada
tingkat spesies. Karang yang kuat dan didukung dengan baik masih sulit
dicapai karena sejumlah alasan, termasuk pengambilan sampel spesies yang
tidak memadai dan kurangnya penanda molekuler dan morfologi yang
informatif (Quek, dkk., 2019:807-808).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat
a. Alat tulis.
b. Buku kunci identifikasi karang.
c. Istilah teknis yang digunakan dalam kunci identifikasi.
d. Kamera HP.
e. Lup.
2. Bahan
a. Spesimen karang Scleractinia.

D. LANGKAH KERJA
Adapun langkah kerja dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
1. Meletakkan koloni karang yang akan diamati dan diletakkan didalam
meja laboratorium.
2. Mengidentifikasi jenis karang hingga ke tingkat genus dengan
menggunakan dokumen kunci identifikasi karang Scleractinia.
3. Mencatat proses identifikasi kedalam tabel pengamatan.

E. HASIL PENGAMATAN
Gambar Hasil Pengamatan
Kunci
Kode Foto Nama
Identifikasi

1A, 2B,
10A,
K109 Goniastrea
11B,14A,
15A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2A, 3B,


K010 Hydnophora
4B, 7A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)


1B, 35A,
K036 Fungia
36A, 37A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

K026 1A, 2A, 3A Acropora

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2A 3B,
K020 Seriatopora
4B, 6B, 7A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2A, 3B,


K004 Hydnophora
4B, 6B, 7A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)


1A, 2B,
K106 10B, 21B, Pachyseris
30B, 33A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2B,
K022 10A, 11A, Porites
12A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2B,
K99 10B, 21A, Pocillopora
22B, 23B

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2B,
K043 10B, 21A, Hydropora
22B, 23A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)


1A, 2B,
K038 10B, 21B, Merulina
30A, 31A

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

1A, 2A, 3B,


K039 Pocillopora
4A, 5B, 6B

(Dokumentasi Pribadi, 2023)

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum acara II Zoologi Invertebrata berjudul Cnidaria
yang bertujuan untuk mempunyai pengalaman dalam menggunakan kunci
identifikasi hewan, mengenal minimal 5 (lima) jenis karang Scleractinia
berdasarkan kerangkanya dan mendeskripsikan morfologi dari kerangka
kerang. Cnidaria merupakan kelompok hewan yang paling menarik di dalam
ekosistem laut. Karang adalah kelompok hewan dari ordo Scleractinia yang
membentuk dan mendominasi ekosistem terumbu karang. Pentingnya peran
karang di dalam ekosistem terumbu karang melebihi pentingnya peran
pepohonan di dalam ekosistem hutan. Cara mengidentifikasi nama karang
adalah dengan melihat dan membandingan ciri-ciri karang dengan buku
kunci identifikasi karang.
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan yaitu sebanyak 12
karang yang akan diidentifikasi. Adapun karang-karang tersebut, yang
pertama dengan kode K (109) yaitu genus Goniastrea dengan ciri-ciri
koloninya menempel disubstrat dasar yang keras, koloni karang berbentuk
masif, ukuran koralit >1 mm, Dinding koralit menjadi satu dengan
tetangganya. dan koralit tipe cerioid (6-15 mm), ada tonjolan pali. Kedua,
kode (K010) yaitu genus Hydnophora dengan ciri-ciri koloninya menempel
di substrat dasar yang keras (hidup sesil), koloni karang bercabang atau
berbentuk pilar, tidak memiliki koralit aksial, koralit lebih besar (>2 mm),
dan dinding koralit menyatu dan membentuk tonjolan bukit yang naik turun
tidak bersambungan (montikula).
Morfologi kerangka karang adalah struktur fisik yang membentuk
kerangka karang, biasanya ditemukan pada koral batu (scleractinian coral).
Adapun morfologinya sebagai yang pertama, Corallite: Corallite adalah
struktur dasar yang membentuk polip koral. Polip ini memiliki dinding yang
keras dan berfungsi sebagai rumah atau tempat tinggal bagi polip itu sendiri.
Kedua, Oral disc: Oral disc adalah bagian tengah dari corallite, tempat mulut
polip koral terletak. Ini adalah area di mana polip memakan plankton dan
organisme kecil lainnya. Ketiga, Septa: Septa adalah dinding-lapisan yang
membentuk corallite. Mereka berjalan radial keluar dari tengah corallite dan
berfungsi untuk memberikan dukungan struktural dan perlindungan.
Keempat, Wall: Wall adalah bagian dinding luar corallite yang membentuk
batas antara satu corallite dengan yang lainnya. Ini juga berfungsi sebagai
pelindung terhadap predator.
Kelima, Costae: Costae adalah struktur di permukaan corallite
yang mirip dengan duri atau tonjolan. Mereka dapat digunakan untuk
membantu polip koral menahan diri saat menghadapi arus laut. Keenam,
Paliform lobes: Paliform lobes adalah ekstensi berbentuk lobe yang dapat
muncul di atas oral disc polip koral. Mereka berperan dalam perlindungan
dan makanan yang dikumpulkan oleh polip. Dan ketujuh, Mouth: Mouth
adalah bagian mulut dari polip koral yang terletak di tengah-tengah oral disc.
Dengan mulut ini, polip dapat menangkap plankton dan partikel makanan
kecil lainnya. Semua komponen ini bersama-sama membentuk struktur yang
kompleks dan kuat yang dikenal sebagai kerangka karang.
G. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, landasan teori, hasil pengamatan dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Dibutuhkan buku kunci identifikasi untuk menentukan ke-12 karang
yang kami amati termasuk kedalam genus apa.
b. Ada 10 jenis genus yang ditemukan diantara ada Goniastrea,
Hydnophora, Fungia, Acropora, Seriatopora, Hydnophora,
Pachyseris, Porites, Pocillopora, dan Merulina.
c. Adapun morfologi dari kerangka karang ditemukan dan 7 yaitu,
Corallite, Oral disc, Septa, Wall, Costae, Paliform lobes, dan Mouth.

2. Saran
Untuk praktikan disarankan untuk tetap kondusif jangan gaduh dan
jangan berisik saat praktikum sedang berlangsung karena satu saja
kelompok yang tidak kondusif maka kelompok lain akan terganggu. Dan
untuk kakak co-asst disarankan untuk mengunjungi kelompok satu-
persatu untuk memberitahu dan membantu kami jika ada kesalahan
dalam melakukan pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiantoro. A. (2021). Sistematika Avertebrata. Yogyakarta: CV. Bintang


Semesta Media. ISBN: 978 623 190 006 7

Sagrang, A. M., Paruntu, C. P., Wagey, B. T., Roeroe, K. A., Ompi, M., &
Wantasen, A. (2021). Komposisi nematosit karang fungia, cycloseris
vaugani dari terumbu karang pantai malalayang, manado. Jurnal Pesisir
Dan Laut Tropis, 9(3), 7–13. doi:
https://doi.org/10.35800/jplt.9.3.2021.36068.

Quek, R. Z. B., Jain, S. S., Neo. M. L., Rouse, G. W., Huang, D. (2019).
Transcriptome-based target-enrichment baits for stony corals (Cnidaria:
Anthozoa : Scleractinia). Molekuler Ecology Resources, 20(3), 07-818.
doi: 10.1111/1755-0998.13150.

You might also like