Professional Documents
Culture Documents
BAHAN AJAR - Rencana Aksi 1
BAHAN AJAR - Rencana Aksi 1
Alat musik ialah segala benda yang bisa digunakan untuk menciptakan
nada dan irama, tentunya agar nada dan irama terdengar indah maka
alat musik dibuat dengan pengaturan-pengaturan tertentu.
Perbedaan setiap alat musik tradisional tersebut juga dapat dilihat dari
penggunaan bahan utamanya yang berbeda-beda pula. Masyarakat di
daerah Jawa Barat cenderung memiliki alat musik tradisional yang
terbuat dari bahan utama bambu.
Beberapa bahan alat musik diambil dari sumber daya yang tersedia di
sekitar mereka. Pada masyarakat NTT menggunakan daun lontar untuk
membuat sasando, alat musik tifa di Papua yang bagian membrannya
terbuat dari kulit binatang, juga masyarakat suku Minangkabau yang
membuat alat musik Pupuik Tanduak dari tanduk kerbau
1. Sarana Komunikasi
Pada masyarakat tradisional Indonesia, beberapa alat musik dimainkan
sebagai media untuk berkomunikasi secara massal. Bunyi yang dihasilkan
dari alat musik memberikan pertanda khusus yang oleh masyarakat
pendengarnya dapat dipahami sebagai sebuah pesan atau isyarat
tertentu. Khususnya di lingkungan masyarakat pedesaan, fungsi ini
tampaknya masih relevan di era sekarang.
Contohnya saat waktu sore hari bedug dibunyikan dengan ritme tertentu
untuk memberikan tanda waktu shalat maghrib telah tiba. Begitu juga
saat warga memukul kentongan dengan irama yang keras, menandakan
sedang ada bencana atau pengumuman penting.
2. Sarana Hiburan
Kemampuan alat musik tradisional untuk menghasilkan bunyi yang
harmonis akan memberikan kenyamanan bagi pendengarnya. Dalam
konteks masyarakat tradisional maupun modern, musik sering kali jadi
pilihan hiburan untuk menghilangkan penat. Dalam sejumlah penelitian,
bermain alat musik dapat melatih fokus dan kerja otak sehingga dapat
merangsang kemampuan kognitif seseorang.
Selain itu, sebagai sarana hiburan alat musik tradisional bukan hanya
dimainkan sebagai instrumen tunggal. Biasanya alat musik dipakai untuk
mengiringi tarian, pesta atau acara tertentu yang merupakan sumber
hiburan bagi masyarakat.
3. Sarana Berekspresi
Fungsi ini terutama dilakukan oleh para seniman untuk
mengaktualisasikan diri dan gagasan mereka lewat permainan alat musik
yang mereka mainkan. Bagi seniman, kemampuan untuk menyampaikan
pesan lewat karya seni terutama permainan alat musik adalah tujuan
yang paling penting.
Bukan hanya itu, beberapa fungsi lain dari alat musik tradisional dalam
kaitannya dengan aktivitas budaya bisa juga sebagai pengiring dalam
acara pernikahan, pesta rakyat dan kenegaraan atau juga festival budaya
di era modern seperti sekarang. Contohnya pada instrumen gamelan yang
biasanya dimainkan dalam beberapa acara pemerintahan di Keraton
Yogyakarta.
6. Sarana Ekonomi
Alat musik juga memberikan dampak yang signifikan bagi beberapa
kelompok masyarakat dalam hal pendapatan ekonomi. Menjadi pegiat
alat musik tradisional bukan hanya dipandang sebagai aksi heroik untuk
melestarikan kebudayaan, melainkan sekaligus menjadi ladang mata
pencaharian lewat pentas-pentas seni. Terlebih di tengah gempuran
beragam alat musik modern, memiliki kemampuan pada alat musik
tradisional merupakan keunikan yang tidak banyak dimiliki orang lain.
a. Idiofon
Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian badan atau
bagian utama dari alat musik. Karena itu, kebanyakan alat musik ini
dimainkan dengan cara dipukul atau digoyangkan. Contohnya kolintang
dari Sulawesi Utara dan angklung dari Jawa Barat.
b. Aerofon
Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari getaran udara
yang ditiupkan ke dalam bagian tabung alat musik, dan memainkannya
dengan cara ditiup. Contoh jenis ini yaitu seruling yang bisa ditemui di
hampir semua suku di Indonesia.
c. Membranofon
Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari bagian selaput
yang menjadi bagian pentingnya, dan biasanya terbuat dari kulit
hewan. Contohnya kendang dari suku Jawa dan tifa dari Papua.
d. Chordofon
Sumber suara dari alat musik jenis ini dihasilkan dari tali senar atau
dawai yang membentang pada bagian badan alat. Umumnya, jenis ini
dimainkan dengan cara dipetik. Contohnya sasando milik masyarakat
pulau Rote.
2. Alat Musik Tradisional Berdasarkan Cara Memainkannya
a. Ditiup
Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki rongga berbentuk
tabung dan terdapat beberapa lubang pada bagian badan untuk mengatur
hasilan nadanya. Pemain akan meniupkan udara untuk menghasilkan
suara. Contoh jenis ini adalah seruling.
b. Digesek
Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai, dan bagian
atasnya terdapat semacam tuner pada gitar untuk mengatur nada yang
dihasilkan. Memainkannya dengan cara menggesekkan busur dengan
senar. Contohnya alat musik arbab dari Aceh dan tarawangsa yang
merupakan khas masyarakat sunda.
c. Dipukul
Alat musik tradisional jenis ini biasanya merupakan jenis alat musik
membranofon dan idiofon. Memainkannya dengan cara menabuh pada
bagian badan alat atau bagian selaput kulit hewan jika jenisnya
membranofon. Contohnya talempong yang merupakan alat musik khas
suku Minangkabau.
d. Dipetik
Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki dawai pada bagian
badannya, dan dimainkan dengan cara memetik dawai-dawai tersebut.
Contohnya siter yang merupakan salah satu bagian dalam instrumen
gamelan masyarakat Jawa.
e. Disentuh
Alat musik tradisional jenis ini biasanya memiliki bagian tuts atau tombol-
tombol yang jika disentuh atau ditekan dapat mengatur nada yang
dihasilkan. Sangat jarang alat musik tradisional Indonesia yang
dimainkan dengan cara ini.
Namun dalam beberapa literatur, alat musik akordeon yang berkembang
di Sumatera Selatan di abad ke-19 sampai 20-an, termasuk dalam salah
satu jejak budaya pada instrumen musik ansambel masyarakat Melayu.
Meski begitu, tidak sedikit juga alat musik tradisional yang mulai
kesulitan menghadapi perubahan zaman, beberapa diantaranya mulai
ditinggalkan. Kondisi inilah yang banyak dikhawatirkan, pasalnya
beberapa alat musik tradisional seperti yang ada di Indonesia mulai
menghadapi usia senja dan terancam punah. Jika kekhawatiran
tersebut benar-benar terjadi, maka ancaman tergerusnya warisan
budaya Indonesia yang sangat kaya ini akan semakin nyata.
1. Oli
Alat musik khas masyarakat di Sangihe Sulawesi Utara ini dimainkan
dengan cara ditiup. Oli terbuat dari bambu dan cara memainkannya
sangat mirip dengan seruling. Di masyarakat Sangihe, oli dimainkan
dalam upacara adat khusus tahunan sebagai ucapan rasa syukur
kepada Tuhan.
2. Tarawangsa
Alat musik ini mirip dengan alat musik cello yang dimainkan dengan
cara digesek. Bedanya tarawangsa biasanya hanya memiliki dua
hingga tiga dawai. Tarawangsa merupakan alat musik khas
masyarakat suku Sunda yang biasanya dimainkan dalam acara pesta
hasil panen. Ini sesuai namanya, ta-ra-wangsa yang artinya ‘kisah
kehidupan bangsa matahari’.
3. Celempung
Satu lagi alat musik khas dari Jawa Barat yang terancam punah, yaitu
Celempung. Ini merupakan jenis alat musik khas masyarakat Sunda
yang dibuat dari bahan utama bambu dan dimainkan dengan cara
dipukul. Biasanya celempung dimainkan dalam panggung hiburan
khusus yang dikenal sebagai ‘Celempungan’.
4. Sato
Alat musik ini dimainkan dengan cara digesek, hampir mirip dengan
biola. Bedanya, sato dibuat dari bagian utama buah maja sebagai
bagian badannya. Masyarakat desa Waturaka di dekat Taman Nasional
Danau Kelimutu di Flores, NTT sedang berjuang melestarikan alat
musik ini.
5. Saluang
Alat musik ini merupakan salah satu warisan budaya masyarakat
Minangkabau di wilayah Sumatera Barat. Saluang mirip dengan
seruling, dimainkan dengan cara ditiup.
Alat musik saluang kini mulai susah ditemui, bahkan jenis ‘saluang
sirompak’ hanya bisa ditemukan di wilayah Kecamatan Payakumbuh
Kabupaten Limapuluh Kota dan yang bisa memainkannya pun hanya
beberapa orang saja.