You are on page 1of 9
AAA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN TINGGI JAWA TIMUR KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO all Sultan Agung No. 96 Sidearjo 61222 Telp, (031) 8921 168 Pax. {031} 8021168 warw Kejari-sidoario go id KEPUTUSAN KEPALA KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO NOMOR : KEP- 1141/M.5.19/Cp.3/02/2020 TENTANG PEDOMAN PENANGANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR PELANGGARAN Menimbang : Mengingat b, HUKUM. DI KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO KEPALA KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO. Bahwa upaya meningkatkan kepercayaan publik terhadap kinerja Kejaksaan Negeri Sidoarjo merupaksan salah satu tuntutan Relwrmasi Birokrasi khususaya didalam area _penguatan pengawasan perlu memberikan perlindungan bagi Pegawai Kejaksaan Negeri Sidoarjo yang melaporkan terjadinya pelanggaran dan tindak pidana di lingktungan Kejaksaan Negeri Sidoarjo; Bahwa untuk mengaksclesari pencapaian hasil sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu secara kongkret menyusun Pedoman Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum dalam Upaya pemenuhan program Reformasi Birokrasi Pembangunan Zona Integritas (@i) Satuan kerja Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM); Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perl diterbitkan Keputusan Kepala Kejaksaan Negeri Sidoarjo tentang Pedoman Penanganan dan Perlincungan terhadap Petapor Pelanggaran Hukum di Kejakesaan Negeri Sidoarjo; Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara -yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindale Pidana Korupsi yang telah diubah dan ditambah dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 ‘Tahun 1999 tentang Pemberantasan ‘Tindak Pidana Korupsi. |. Undang-Undang Nomor 16 Tabun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia; Instruksi Presiden Nomor 5 ‘Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; Instruksi Presiden Nomor 9 ‘Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; Pernturan Jaksa Agung Nomor: PER-004/A/J.A/03/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kejaksaan Republik: Indonesia Tahun 2015-2019; Peratuiran Jaksa Agung Nomor: PER-006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan R. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER- 026/A/JA/10/2013 tanggal 3 Oktober 2013 tentang Penanganan dan Perlindungan ‘Terhadap Pelapor Pelanggeran Hukum Di Lingleungan Kejaksaan Republik Indonesia; Menetapkan : KESATU KEDUA Tembusan 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refromasi Birokrasi Nomor 49 ‘Tahun 2011 tentang Pedoman Pakta Integritas di Lingkungan Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Dacrah. 10.Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokeasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN KEPALA KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PEDOMAN PENANGANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR PELANGGARAN HUKUM DI KEJAKSAAN NEGERI SIDOARJO; Pedoman Penanganan dan Perlindungan terhaclap Pelapor Pelanggaran Hukum di Kejaksaan Negeri Sidoarjo sebagaimana Lampiran | surat keputusan ini; Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa segala sesuatunya akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan Ditetapkan di: Sidoarjo 17. Februari 2020 N NEGERI SIDOARJO. NO. SH.M.Hum fip. 19740107.199303.1.002 Yth. Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; Yth. Wakil Kepala Kejaksaan Ting! Jawa Timur; Yth, Asisten Pembinaan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; Yth, Asisten Intelijen Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; Yth, Asisten Pidana Umum Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; 6. Yth. Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; 9_Arsip. Yth, Asisten Datun Kejaksaan Tinggi Jawa Timur; Yth. Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur A Lampiran Keputusan Nomor Nomor: KEP - 921/M.5.19/Cp.1/02/2020 tanggal 11 Februari 2020 Tentang Pedoman Penanganan Dan Perlindungan —Terhatlap —_Pelapor Pelanggaran Hukum Di Kejaksaan Negeri Sidoarjo, BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, kolusi, dan nepotisme dengan membangun zona integritas menuju wilayah bebas kerupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani khususnya perubahan pada area Pengauatan Pengawasan, perlu upaya untuk mendorong terwujudnya integritas pengelola dan penyelenggara negara. Dengan demikian untuk mewujudkan integritas pengelola dan penyelenggara negara di Kejaksaan Negeri Sidoarjo peru diatur Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Palanggaran Hukum di Kejaksaan Negeri Sidoaxjo. Penanganan dan Perlindungan ‘Terhadap Pelapor Palanggaran Hukum ini perlu dilakukan, mengingat peran pelapor pelanggaran hukum di Kejaksaan Negeri Sidoarjo sangat penting untuk memastikan kegiatan pelayanan publik Kejaksaan Negeri Sidoarjo tanpa adanya pelanggaran hukum Khususnya tindak pidana korupsi yang dapat memperburul: persepsi pelayanan publik Kejaksaan Negeri Sidoarjo dimata masyarakat, Dasar Hukum 1, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kohusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korapsi yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubshan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang, Pemberantasan Tineak Pidana Korupsl. 3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia; 4, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 5, Instruksi Presiden Nomor © Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi; 6. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-O04/A/J.A/03/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kejaksaan Republik Indonesia Tahun 2015- 2019; 7. Peraturan Jaksa Agung Nomor: PER-006/A/JA/07/2017 tanggal 20 Juli 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Rl; 8. Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: PER-026/A/JA/ 10/2013 tanggal 3 Oktober 2013 tentang Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum Di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia; 9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refromasi Birokrast Nomor 49 Tahun 2011 tentang Pedoman Pakta Integritas di Lingkungan Kementrian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. 10, Peraturan Menteri Pendayagunean Aparatar Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubshan Alas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 ‘Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah C. Maksud dan Tujuan 1. Sebagai Pedoman untuk memberikan perlindungen dari tindakan yang merugikan Pelapor Pelanggaran Hukum termasuk memberikan jaminan atas kerahasiaan identitas pelapor dan untuk memberikan rasa aman bagi Pegawai sehingga berani melaporkan pelanggaran hukum di Kejaksaan Negeri Sidoarjo. 2. Mewujudkan pembangunan zona integritas Kejaksaan Negeri Sidoarjo menuju wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan metayani. BABI DEFINISI DAN ISTILAH A. Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum di lingkungan Kejaksaan Negeri Sidoarjo adalah mekanisme pelaporan pelanggaran yang memungkinkan setiap Pegawai untuk melaporkan adanya dugaan pelanggaran hukum, perilaku dan etika serta pelanggaran lainnya yang dilakukan olch pegawai Kejaksaan Negeri Sidoarjo. B, Pegawai adalah Jaksa dan Tata Usaha pada Kejaksaan Negeri Sidoarjo, termasuk seseorang yang diberikan upah dari DIPA Kejaksaan Negeri Sidoarjo. C. Pelapor Pelanggaran yang selanjutnya disebut Pelapor (Whistleblower) adalah Pegawai yang melaporkan adanya pelanggaran hukum di lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia D. Laporan Pelanggaran adalah Pengaduan yang disampaikan oleh Pegawai terkait dengan adanya dugaan pelanggaran hukum dilingkungan Kejaksaan Republik Indonesia. E, Pelanggaran Hukum adalah perbuatan Pegawai yang melanggar Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Kode Perilaku Jaksa, kode etik Pegawai Negeri Sipil dan peraturan perundang-undangan lainnya. hukum F. Perlindungan adalah suatu bentuk perlindungan fisik, psil dan/atau administrasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang untuk memberikan rasa aman terhadap pelapor dari kemungkinan ancaman yang membahayakan diri, a dan/atau harta benda. G. Ancaman adalah segala bentuk perbuatan baik langsung maupun tidak Jangsung yang dapat menimbulkan rasa tertekan, khawatir, takut dari keamanan, keselamatan jiwa dan harta pelapor maupun keluarganya. Keluarga adalah orang yang mempunyai hubungan darah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah dan garis menyamping sampai derajat ketiga, mempunyai hubungan perkawinan, atau orang yang menjadi tangeung jawab pelapor. 1. Unit Perlindungan Pelapor yang selanjutnya disingkat UPP adalah Unit yang berwenang untuk menerima laporan, menentukan apakah suatu laporan dapat ditindaklanjuti atau tidak, membuat laporan telaahan, serta menentukan perlindungan terhadap pelapor. BAB III KETENTUAN UMUM PENANGANAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP PELAPOR PELANGGARAN HUKUM. A. PENANGANAN PELAPORAN Sctiap Pegawai Kejaksaan Negeri Sidearjo yang melihat atau mengetahui terjadinya pelanggaran hukum, perilalu dan etika serta pelanggaran lainnya vang dilakukan olch pegawai Kejaksaan Negeri Sidoarjo dapat melaporkan kepada UPP Kejaksaan Negeri Sidoarjo. Laporan Pelanggaran setidaknya harus memuat > a. identitas lengkap pelapor; b, tempat dan waktu peristiwa yang diduga suatu pelanggaran; c. pihak yang terlibat; dan a. kronologis kejadian. ©: dilengkapi dengan bukti pendukung. Apabila tidak memungkin untuk membuat Laporan Pelanggaran Hukum, pelapor dapat melaporkan Pelanggaran Hukum secara lisan kepada UPP dengan disertai bukti pendulung, UPP menyusun laporan hasil telaahan dalam jangka waktu paling lama 7 (hujuh) hari kerja sejak diterimanya Laporan Pelanggaran dan apabila diperlakan dapat diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari kerja. Laporan hasil telaahan berupa : a, dugaan Pelanggaran Hukum; atau b, bukan dugaan Pelanggatan Hukum, Dalam hal laporan hasil telahaan bukan merupakan dugasn Pelanggaran Hukum, maka Laporan Pelanggaran tidak ditindaklanjuti, Terhadap laporan pelanggaran yang tidak dilanjutkan dibuat laporannya kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur secara berjenjang dengan menyebut alasannya, Dalam hal laporan hasil telahasn merupakan dugaan Pelanggaran Hukum, maka laporan tersebut disampaikan kepada bidang Pengawasan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan. B. PEMBERIAN PERLINDUNGAN UPP wajib memberikan Perlincdungan kepada Pelapor. Perlindungan dapat diberikan sejak diterimanya Laporan Pelanggaran. Perlindungan sebagaimana dimaksud berupa @, merahasiakan dan menyamarkan identitas Pelapor; b. Perlindungan dari perlakuan diskriminatif dalam segala bentuknya; dan/atau ©. Perlidungan atas catatan yang merugikan dalam arsip data kepegawaian, Terhadap pemberian Perlindungan kepada Pelapor, UPP dapat bekerjasama dengan instansi terkait untuk menyediakan Perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dalam bentuk : a, Perlindungan atas kKeamanan pribadi, dan/atau keluarga Pelapor dari ancaman fisik dan /atau psikis; b, Perlindungan terhadap harta Pelapor; dan/atau c. pemberian Keterangan tanpa bertatap muka dengan terlapor, pada tingkat pemeriksaan fungsional. Pemberian Perlindungan oleh UPP dihentikan fila: a, berdasarkan penilaian UPP Perlindungan tidak diperlukan lagi; atau b. atas permohonan Pelapor. Pemberhentian Perlindungan diberitahukan secara tertulis kepada Pelapor dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum Perlindungan dihentikan. BAB IV UNIT PERLINDUNGAN PELAPOR A. Pengelola Pelaporan Gratifikasi 1, Kejaksaan Negeri Sidoarjo membentuk Unit Perlindungan Pelapor yang bertanggung jawab kepada Kepala Kejaksaan Negeri untuk melakukan peneriiaan pelaporan serta memberikan petlindungan kepada pelapor, dengan susunan Ketua _—: Kepala Sub Bagian Pembianaan Anggota + Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negara, Sekretaris : Kepala Urusan Kepegawaian ‘Tugas dan tanggung jawab Unit Perlindungan Pelapar Kejaksaan Negeri Sidoarja antara lain: 1. Menerima laporan dari pegawai yang melihat atau mengetahui terjadinya dugann Pelanggaran Huleum; 2. Mengumpulkan informasi mengenai kebenaran laperan; 3. Mengumpulkan data atau keterangan lain yang relevan dengan Pelapor dan laporannya: 4. Menilai potensi ancaman atau gangguan yang dapat terjadi pada pelapor beserta keluarganya: 5. Menentukan bentule perlindungan yang dapat diberikan, waktu dinulai dan berakhirnya perlincungan kepada pelapor, 6. Melakukan telaahan dan menyusun laporan hasil telaahan; Mckanisma Pelaksanaan Unit Perlindungen Pelapor Kejakasaan Negeri Sidoarjo dilakukan dengan cara: = Menerima laporan terjacinya pelanggaran hukum, perilaku dan etika serta pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh pegawai Kejaksaan Negeri Sidoarjo. = Melakukan penelahaan terhadap laporan dugaan terjadinya penggaran terjadinya pelanggaran hukum, perilaku dan etika serta pelanggaran lainnya yang dilakukan oleh pegawai Kejaksaan Negeri Sidearjo sclambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal penerimaan tersebut oleh Pelapor dan dapat diperpanjang selama jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh). - Apabila didalam telaaban laporan yang tidak terbukti merupakan suatu pelanggaran bukum, perilaku dan etika maka Ketua UPP melaporkan kegiatan kepada Kepala Kejaksaan Negeri Sidoarjo. - Terhadap telashan laporan yang terbukti merupakan suatu pelanggaran hukum, perilaku dan etika maka Ketua UPP melaporkan kegiatan tersebut kepada Kepala Kejaksaan Negeri Sidoarjo dan dilaporkan secara berjenjang kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur melalui Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. - UPP Kejaksaan Negeri Sidoarjo hanya berhak melakukan penanganan Japoran pelanggaran hukum, perilaku dan etika yang dilakukan olch pegawai selain Kepata Kejaksaan Negeri - Terhadap pelaporan pelanggaran hukum, perilaku dan etika apabila dilakukan oleh Kepala Kejaksaan Negeri maka Ketua UPP wajib mengarahkan pelapor untuk melaporkan pelanggaran hukum, perilaku dan etika tersebut ike UPP Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, - Penanganan dan Perlindungan terhadap laporan pelanggaran hukum, perilaku dan etika yang dilakukan oleh Ketua UPP dilakukan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Sidoarjo dengan dibantu Pejabat Struktural yang ditunjuk untuk menghindari benturan kepentingan. - Tethadap angeota UPP yang melakukan pelanggaran hulum, perilaku dan etika wajib dilakukan penggantian keanggaataan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Sidioarjo, + UPP wajils menjamin keamanan pelapor maupun keluarganya dalam bentuk perlindungan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. UPP berhak untuk melakukan koordinasi dengan UPP Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dalam rangka memberikan perlindungan terhadap _pelapor pelanggaran hukum di Kejaksaan Negeri Sidoarjo. B, Administrasi Pelaporan Administrasi telaahan dan bentuk surat pelaporan terhadap Penanganan dan Perlindungan Terhadap Pelapor Pelanggaran Hukum disesuaikan dengan bentuk telaahan yang berlaku di Kejaksaan Negeri Sidoarjo dan dilaporkan menggunakan format laporan surat rahasia sedlerhana, C. Sanksi Pelanggaran Hukum, Perilaku Dan Etika ‘Terhadap pelanggaran hukum, perilaku dan etika yang dilakukan oleh pegawai di Kejaksaan Negeri Sidaarjo dikenakan sanksi yang telah diatur didalam berbagai ketentuan perundang-undangan serta ketentuan intern Kejaksaan Republik Indonesia yang berlaku, Penjatuhan sanksi dilakukan oleh Bidang Pengawasan Kejaksaan sebagaimana diatur didalam ketentuan inter terkait Penjatuhan Sanksi Pegawai Kejaksaan Republik Indonesia. Pedoman ini berlaku mulai sejak tanggal ditetapkan apabila terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya, NEGERI SIDOARJO LYONO, SH.M.Hum lip. 19740107.199303, 1.002

You might also like