You are on page 1of 7

`

Initiating dan Planning Process Sistem Informasi E-Tilang dengan


Mengintegrasikan Automatic Number Plate Recognition Dalam Rangka
Mendukung Smart City Kota Depok Menggunakan Kerangka Kerja Projek
Management Body of Knowledge (PMBOK)
Tofan Hermawan
Keamanan Jaringan Informasi, Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik - Universitas Indonesia
tofan.hermawan@ui.ac.id
Dosen : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

ABSTRAK
Smart City merupakan program yang diajukan Kota Depok sejak tahun 2014. Dalam rangka mendukung
smart city khususnya smart governance dapat diajukan pengembangan sistem informasi e-tilang yang diintegrasikan
dengan automatic number plate recognition (ANPR). Sistem informasi tersebut dapat membantu Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, dan Masyarakat sesuai kebutuhan stakeholder masing-masing. Teknologi automatic number
plate recognition merupakan kamera khusus untuk mendeteksi plat yang akan dipasang pada 12 titik ruas Kota Depok.
Dengan menerapkan teknologi tersebut diharapkan permasalahan kemacetan yang diakibatkan pengendara yang tidak
patuh pada lalu lintas dapat diminimalisir, sehingga diharapkan program tersebut dapat mendukung terwujudnya Kota
Depok menjadi kota Smart City. Dalam pengembangan Sistem Informasi E-Tilang yang terintegrasi dengan ANPR
agar tepat waktu, kualitas, biaya diperlukan tahap initiating dan planning sebelum mengeksekusi proyek tersebut.

Kata Kunci: Initiating dan planning, E- Tilang, ANPR, Smart City

1. PENDAHULUAN

Pada era siber saat ini, teknologi informasi menjadi


bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
dan organisasi. Saat ini dengan adanya teknologi
terdapat beberapa sektor yang semula dikerjakan oleh
manusia dewasa ini digantikan oleh teknologi.
Teknologi dapat pula meminimalisir permasalahan
perkotaan yang terjadi sebagai contoh kemacetan,
banjir, dan lainnya. (Patel & Padhya, 2014).

Pemerintah Kota Depok merupakan salah satu kota Gambar 1. Master Plan Smart City Kota Depok
yang sedang mengimplementasikan teknologi untuk 2014
memecahkan permasalahan yang ada di Kota Depok.
Berdasarkan road map Kota Depok 2014, Depok sudah Salah satu teknologi yang sudah
berencana mewujudkan Kota Depok menjadi kota diimplementasikan oleh Kota Depok adalah
pintar (Smart City). pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) yang
saat ini digunakan untuk membantu dalam pelaporan
kondisi lalu lintas di Kota Depok. Padahal pemasangan
CCTV tersebut dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lain
yaitu pencatatan pelanggaran lalu lintas berupa
larangan berhenti, parkir di tempat-tempat tertentu,
menerobos lampu merah yang dilakukan oleh pemakai
jalan raya. Pelanggaran tersebut berpotensi
mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan kemacetan

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |1


`

lalu lintas yang semakin meningkat. Berdasarkan penunjang keberhasilan bagi setiap organisasi (dalam
catatan Satuan Lalu Lintas Polresta Depok terdapat 213 pencapaian tujuan). Sistem informasi merupakan
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Depok sistem, yang berisi jaringan SPD (sistem pengolahan
dari Januari s.d.19 Desember 2018. data), yang dilengkapi dengan jalur komunikasi yang
digunakan dalam sistem organisasi data. Elemen proses
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada lalu lintas dari sistem informasi antara lain mengumpulkan data
khususnya seperti pengendara yang tidak patuh lalu (data gathering), mengelola data yang tersimpan,
lintas dikaitkan dengan teknologi yang sudah dimiliki menyebarkan informasi, menurut Witarto (2004:19),
kota Depok seperti CCTV yang terintegrasi ke dalam dikutip dalam (Setyawan, Purnama, & Sukandi, 2012).
Command Center Kota Depok, Kota Depok dapat Menurut Leman (1998), dikutip dalam (Nursahid,
menambahkan sistem berbasis teknologi dalam Riasti, & Purnama, 2012). Komponen sistem informasi
penindakan pengendara kendaraan bermotor yang terdiri dari :
melanggar lalu lintas Kota Depok. Teknologi tersebut
adalah Sistem Informasi E-Tilang yang terintegrasi 1. Hardware (perangkat keras), terdiri dari komputer,
dengan Automatic Number Plate Recognition (ANPR). printer dan jaringan.
2. Software, kumpulan perintah yang ditulis dengan
Dengan adanya E-tilang diharapkan seluruh proses aturan untuk memerintah komputer melaksanakan
tilang akan lebih efisien dan efektif, serta membantu tugas tertentu.
pihak Kepoloisian dalam menegakan lalu lintas. 3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi
Manfaat disisi masyarakat bermanfaat memberikan yang akan diproses lebih lanjut untuk
kemudahan dalam membayar denda melalui bank dan menghasilkan informasi.
meminimalisisr pungutan liar yang dilakukan oleh 4. Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia
oknum polisi, serta terdapat transparasi jenis seperti operator dan pimpinan.
pelanggaran dan waktu pelanggaran. 5. Prosedur, dokumentasi proses sistem buku
Sedangkan ANPR merupakan teknologi yang penuntun operasional (aplikasi) dan teknis.
mampu membaca plat kendaraan otomatis (Kranthi
dkk, 2011). Negara yang sudah menerapkan teknologi 2.2 Elektronik-Tilang (E-Tilang)
tersebut yaitu Hungaria dan Jerman (Hornung dan
Penerapan E-Tilang memiliki landasan hukum
Schnabel, 2009) dan England (Blythe, 2005).
yang kuat yakni UU Nomor 11 Tahun 2008 pasal 5,
Dengan menerapkan teknologi tersebut diharapkan tentang transaksi elektronik dan UU Nomor 22 Tahun
permasalahan kemacetan yang diakibatkan pengendara 2009 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan Tilang
yang tidak patuh akan lalu lintas dapat diminimalisir, adalah suatu sistem yang diharapkan dapat menangani
sehingga diharapkan program tersebut dapat permasalahan lalu lintas (Maher, 2014). Sistem tilang
mendukung terwujudnya Kota Depok menjadi kota diberikan kepada pengguna lalu lintas yang melanggar
Smart City. Berdasarkan uraian di atas maka penulis aturan lalu lintas. Pelanggar tersebut akan dikenakan
bermaksud untuk melakukan tulisan mengenai denda sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.
initiating dan planning process mengenai Sistem Sedangkan E-Tilang merupakan bentuk digitalisasi dari
Informasi E-Tilang yang terintegrasi dengan ANPR. Sistem Tilang yang sedang berlangsung.

2. LANDASAN TEORI Dengan adanya E-Tilang manfaat yang dapat


dirasakan yaitu:
2.1 Sistem Informasi
a) Pencatatan pelanggaran secara elektronik
Menurut Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan sehingga dapat mengurangi durasi penilangan;
(2008, 5), dalam (Mustikowati, Purnama, & Sukadi, b) Menuju go green karena mengurangi penggunaan
2012) mengatakan bahwa sistem informasi merupakan kertas;
serangkaian komponen berupa manusia, prosedur, data, c) Menyediakan ketersediaan data kepada seluruh
dan teknologi (seperti komputer) yang digunakan untuk kalangan;
melakukan proses dalam pengambilan keputusan guna

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |2


`

d) Memberikan kemudahan dalam pembayaran Proses terakhir adalah mencocokkan setiap


tilang; dan karakter dengan kode algoritma yang telah
e) Meminimalisis pungutan liar oleh oknum, karena tersusun dalam sistem. Sistem akan mengenali
adanya transparasi anggaran. setiap karakter dan melakukan input karakter
tersebut sesuai dengan kode algoritma yang
2.3 Automatic Number Plate Recognition mampu dibaca oleh sistem komputer. Proses
tersebut dilakukan secara berulang-ulang
Sistem Automatic Number Plate Recognition sehingga seluruh karakter dalam plat nomor
(ANPR) pertama kali ditemukan di London pada tahun kendaraan bermotor dapat dibaca dan
1976 yang digunakan oleh polisi untuk menegakan dikonfersikan menjadi karakter yang bisa oleh
peraturan lalu lintas dalam pendeteksian kejahatan lalu sistem komputer.
lintas. Sistem ANPR terdiri dari 2 modul diantaranya
kamera dan software (Raskar, 2015). Kamera 2.4 Smart City
digunakan untuk mendeteksi kendaraan yang melalui Smart city adalah peran infrastrukur
jalan raya. Software digunakan untuk mendeteksi plat komunikasi dalam pembangunan kota (caragliu,
nomor dan menyimpannya di database. 2009). Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh
Nam dan Pardo terdapat komponen-komponen
yang dianggap menjadi faktor inti pada smart city
diantaranya yaitu faktor teknologi (infrastruktur
fisik, teknologi cerdas, teknologi perangkat
bergerak), faktor manusia (infrastruktur dan modal
social), dan faktor kelembagaan (tata kelola,
Gambar 2.1 Sistem ANPR kebijakan, dan regulasi). Dari komponen-
komponen tersebut dapat menghasilkan 6 karakter
Gambar 2.1 menjelaskan proses kerja teknologi
diantaranya adalah smart economy, smart people,
ANPR secara umum terdiri dari 4 tahapan utama
smart governance, smart mobility, smart
diantaranya (Iqbal, 2016):
environment, dan smart living.
1. Image Acquisition Pada penelitian ini, konteks smart city yang
Penangkapan objek gambar dengan kamera digunakan adalah membangun smart governance
beresolusi tinggi untuk plat nomor kendaraan pada sistem penegakan lalu lintas di Kota Depok.
bermotor. Kemudian mengonversikannya ke
dalam bentuk warna skala abu-abu serta 2.5 Manajemen Proyek
mengurangi adanya gangguan yang mampu Manajemen proyek adalah penerapan dari
menghambat sistem dalam mendeteksi plat nomor pengetahuan, keahlian, alat dan teknik pada suatu
kendaraan bermotor. aktifitas proyek untuk mendapatkan / memenuhi
2. Number palte extraction kebutuhan dan harapan dari pihak yang terkait dari
Selanjutnya sistem secara langsung akan suatu proyek. Proses manajamen proyek terdiri dari
mengenali dan mengidentifikasi karakter, 5 kelompok sebagai berikut:
alfabetik dan numerik, yang terdapat dalam
kombinasi penyusunan plat kendaraan bermotor 1. Initiating Process
secara keseluruhan. 2. Planning Process
3. Number Plate Segmentation 3. Executing Process
Setelah sistem mengidentifikasi kombinasi 4. Monitoring and Controlling Process
5. Closing Process
karakter dalam plat nomor kendaraan bermotor,
sistem kemudian melakukan pemisahan Adapun elemen elemen manajemen proyek:
kombinasi karakter tersebut secara terpisah yang
terbagi dalam satu kareakter. 1. Project Scope Management
4. Character Recognition 2. Project Time Management
3. Project Cost Management
4. Project Human Resource Management

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |3


`

5. Project Risk Management sistem informasi e-tilang dengan mengintegrasikan


6. Project Quality Management automatic number plate recognition di Kota
7. Project Procurement Management Depok.
8. Project Integration Management Tabel 4.1 Project Charter
1.0 Identifikasi Proyek
Pada tulisan ini akan dibahas initiating dan Nama Pengembangan Sistem Informasi E-Tilang
dengan Mengintegrasikan Automatic
planning proces. Dimana planning dan initiating Number Plate Recognition
mengacu buku PMBOK Guide. Adapun elemen- Deskripsi Bahwa Pengembangan Sistem Informasi E-
Tilang dengan Mengintegrasikan
elemen manajemen proyek yang diakitkan dengan
Automatic Number Plate Recognition
tahapan manajemen proyek sebagai berikut seperti merupakan bentuk digitalisasi proses tilang
gambar 2.2. saat ini yang berlangsung di Kota Depok
dan bentuk optimalisasi peralatan yang
sudah terpasang di kota Depok. Dengan
adanya pengembangan sistem tersebut
maka linear dengan misi kota Depok
sebagai kota yang menuju Kota Pintar
(Smart City).
2.0 Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai oleh penulis dalam
proyek Sistem Informasi E-Tilang dengan
mengintegrasikan Automatic Number Plate Recognition
diharapkan dapat membantu pihak berwajib dalam hal ini
kepolisian untuk meningkatkan kepatuhan pengendara
kendaraan bermotor.
3.0 Manfaat
1. Mempercepat proses tilang
2. Pencatatan data tilang lebih mudah
3. Menghidari pungutan liar
4. Transparansi pembayaran
4.0 Ruang Lingkup
Gambar 2.2 Manajemen Proyek Mengingat adanya keterbatasan waktu dalam proyek
perubahan Sistem Informasi E-Tilang dengan
3. METODOLOGI PENELITIAN Mengintegrasikan Automatic Number Plate Recognition (
4 bulan) dan untuk menghindari adanya multi tapsir dalam
penulisan ini, maka ruang lingkup penulisan ini penulis
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah batasi hanya pada terwujudnya sistem informasi yang
metode pengumpulan data dengan melakukan studi terintegrasi dengan sistem informasi automatic number
plate recognition dengan mengoptimalkan peralatan yang
literatur dari berbagai sumber, kemudian penulis sudah dipasang pada Jalan Kota Depok.
melakukan analisis sebagai dasar dalam perencanaan 5.0 Pentahapan
Tahap Utama Lama
sistem informasi e-tilang dengan mengintegrasikan
1. Project Management 1 hari
automatic number plate recognition dalam rangka 2. Delivery dan Instalasi 50 hari
mendukung smart city Kota Depok dengan 3. Software Development 50 hari
4. Test Commisioning 35 hari
memperhatikan proses-proses pada manajemen proyek. 5. Tahap Serah Terima 1 hari
6.0 Sumber Anggaran APBD Wali Kota
4. PEMBAHASAN Depok
7.0 Identifikasi Stakeholder 1. Kepolisian
2. Kejaksaan
Pengembangan sistem informasi e-tilang dengan 3. Pengadilan
mengintegrasikan automatic number plate recognition 4. BUMN (BANK)
dalam rangka mendukung smart city Kota Depok 5. Masyarakat
8.0 Kriteria Keberhasilan Proyek
diperlukan initiating dan planning process yang baik. Kriteria keberhasilan proyek dalam 4 bulan adalah:
1. Terdeteksi plat nomer pengendara yang melanggar;
4.1 Initiating Process 2. Sistem informasi dapat menampilkan informasi
sesuai kebutuhan stakeholder.
Pada tahapan ini dilakukan pembuatan project Tanggal :
charter yang menjadi dokumen resmi acuan suatu Sponsor Proyek
proyek. Project charter disetujui antara
pengembang proyek dan seluruh stakeholder pada Walikota Depok
saat acara rapat pertama kali atau kick off meeting. NIP. 19801226 198901 1 001
Berikut adalah waktu proyek pengembangan

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |4


`

Pada tahap inisiasi dilakukan pula identifikasi, tim pengembang yang berbeda. Dimana
dalam mewujudkan sistem informasi e-tilang proyek ditandai dengan kick off meeting pada
dengan mengintegrasikan automatic number plate minggu pertama Januari 2020 dan diakhiri
recognition pada Kota Depok diperlukan dengan serah terima pekerjaan yang ditandai
dukungan penuh pimpinan dalam hal ini Walikota dengan penandatanganan BAST proyek
Depok. Stakeholder yang sangat berperan adalah pada minggu keempat bulan April 2020.
Polres Depok karena nantinya sistem tersebut
dioperasionalkan oleh Polres Depok untuk
menegakan lalu lintas Kota Depok. Stakeholder
lain yang akan menggunakan sistem tersebut yaitu
Pengadilan, Kejaksaan, Perbankan, dan
Masyarakat akan tetapi stakeholder tersebut tidak
begitu berpengaruh terhadap keberlangsungan
proyek.

Gambar 4.3 Schedule Proyek

4.2.3 Plan Cost Management


Biaya yang dibutuhkan dalam
pengembangan proyek ini berjumlah
Rp.626.975.800.-, dengan rincian
Gambar 4.1. Identifikasi Stakeholder sebagaimana gambar 4.3 yang disesuaikan
` dengan E-Katalog LKPP dan tidak melebihi
4.2 Planning Process Standar Biaya Masukan Kementerian
4.2.1 Project Scope Mangement Keuangan. Pada proyek ini diasumsikan
Work Breakdown Structure merupakan sudah terbentuk command center (roadmad
tahap yang sangat penting dalam smart city kota Depok, 2014) dan server
perencanaan proyek. Dalam proyek yang memadai sehingga anggaran untuk
pengembangan sistem informasi e-tilang kedua hal tersebut tidak dimasukan kedalam
dengan mengintegrasikan automatic number perencanaan biaya. Sebagaimana berita yang
plate recognition di Kota Depok terdapat 5 diunggah pada halaman jabar.pojoksatu.id
proyek utama yang terdiri dari project tanggal 4 Maret 2019 terdapat 12 titik yang
management, pengiriman dan instalasi, telah dimonitoring menggunakan CCTV.
pengembangan software, testing dan Berdasarkan hal tersebut penganggaran pada
pelatihan, dan serah terima pekerjaan. proyek kali ini berjumlah 12 alat ANPR yang
diharapkan dapat diintegrasikan pada server
kota Depok.

Gambar 4.2 Work Breakdown Structure

4.2.2 Plan Schedule Management


Dalam proses penjadwalan proyek
direncanakan dilaksanakan selama 4 bulan
dengan proses pengerjaan secara pararel oleh
Gambar 4.4. Estimasi Cost Proyek

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |5


`

4.2.4 Plan Quality Management


Dalam memenuhi standar kualitas 5. KESIMPULAN
proyek yang telah disepakati antara Walikota
Depok dengan pihak pelaksana pekerjaan Berdasarkan dapat disimpulkan bahwa:
pada project charter poin 8.0 perlu adanya
a. Pengembangan sistem informasi e-tilang
teknik kesepakatan penentuan spresifikasi
dengan mengintegrasikan automatic number
teknis peralatan yang harus dipenuhi agar
plate recognition pada Kota Depok bertujuan
dapat dianggap bahwa proyek yang telah
untuk mempermudah Polres Depok dalam
dilaksanakan telah selesai dan sesuai dengan
menegakan lalu lintas;
spresifikasi proyek.
b. Diharapkan dengan adanya teknologi dalam
penegakan lalu lintas dapat meminimalisir
4.2.5 Plan Communication Management
permasalahan kemacetan yang timbul di kota
Dalam rangka mencapai tujuan
Depok (Smart City);
proyek pengembangan sistem informasi e-
c. Dalam pengembangan sistem informasi e-
tilang dengan mengintegrasikan automatic
tilang dengan mengintegrasikan automatic
number plate recognition pada Kota Depok,
number plate recognition pada Kota Depok
Project Manajer membuat rencana
tersebut perlu dilakukan inisasi dan
pelaksanaan komunikasi antara sponsor,
perencanaan proyek yang baik agar kualitas,
pengembang (pihak eksternal) dan seluruh
biaya, dan waktu dalam pengembangan
tim selama pelaksanaan proyek dilakukan.
proyek tersebut dapat terlaksana sesuai
Komunikasi yang dilakukan bisa dalam
harapan.
bentuk rapat formal seperti rapat kick off
meeting, rapat pelaporan perkembangan
6. DAFTAR PUSTAKA
proyek secara rutin, dan rapat serah terah
terima proyek. Pihak pengembang juga akan Patel, P. R., & Padhya, H. J. (2014). Review paper
melaporkan secara formal setiap for Smart City, 1–6.
perkembangan proyek setiap bulannya yang
disampaikan melalui surat yang ditujukan Master Plan Kota Depok 2014.
kepada Pimpinan Proyek. https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/19
/21462631/ada-ratusan-kasus-kecelakaan-
4.2.6 Plan Risk Management kendaraan-bermotor-di-depok-selama-2018
Penilaian risiko yang dilakukan pada diakses pada tanggal 25/11/2019 pukul 19.19
proyek pengembangan sistem informasi e-
tilang dengan mengintegrasikan automatic Kranthi, Pranathi, Srisaila. 2011. Automatic
number plate recognition pada Kota Depok Number Plate Recognition. International Journal
adalah mengidentifikasikan dan menentukan of Advancements in Technology. Juli 2011
level risiko yang tertuang seperti gambar 4.5. Junef Muhar. 2014. Perilaku Masyarakat
Terhadap Operasi Bukti Pelanggaran (Tilang)
Dalam Berlalu Lintas,E-Journal WIDYA Yustisia
52 Volume 1 Nomor 1 Juni 2014, hal. 58
UU Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
Rajvanshi, P. 2016. Automatic Number Plate
Recognition-Approach for detecting the vehicle
number plate on the go. International Journal
Adwavanced Network Application (IJANA).
Natioanal Conference on Current Research
Trends in Cloud Computoing and Big Data, 83-39
Gambar 4.5 Identifikasi resiko

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |6


`

Raskar, R. R., dan P.R.G Dabhade. 2015.


Automatic Number Plate Recognition (ANPR).
International Journal of Emerging Technlogy and
Advanced Engineering, Volume 5 (3 March 2015),
547-550
Firdaus, Iqbal. 2016. Rancangan Sistem Inforamsi
Tilang Elektronik terintergrasi berbasis automatic
number plate recognition. UI: Jakarta.
Carigliu, A., Del Bo, C., Nijkamp, P. (2008).
Smart cities in Eropa. In Proceedings of the 3rd
Central European Conference in Regional
Science. Kosice, Slovak Republic, 7-9 Oktober)
Project Management Institute. 2008. A Guide to
the Project Management Body of Knowledge.
(Fourth edition.) Newtown Square, PA: Project
Management Institute, Inc
Juliadi. 2018. Pelaksanaan Tilang ELektronik
terhadap pelanggar lalu lintas. Universitas
Mataram, NTB.
https://jabar.pojoksatu.id/depok/2019/03/04/wuju
dkan-smart-city-12-apill-di-kota-depok-
dilengkapi-cctv/ diakses pada tanggal 30/11/2019
jam 16.37

Tugas Akhir Manajemen dan Keekonomian Proyek Teknik H a l |7

You might also like