Professional Documents
Culture Documents
Initiating Dan Planning Process Sistem I
Initiating Dan Planning Process Sistem I
ABSTRAK
Smart City merupakan program yang diajukan Kota Depok sejak tahun 2014. Dalam rangka mendukung
smart city khususnya smart governance dapat diajukan pengembangan sistem informasi e-tilang yang diintegrasikan
dengan automatic number plate recognition (ANPR). Sistem informasi tersebut dapat membantu Kepolisian,
Kejaksaan, Pengadilan, dan Masyarakat sesuai kebutuhan stakeholder masing-masing. Teknologi automatic number
plate recognition merupakan kamera khusus untuk mendeteksi plat yang akan dipasang pada 12 titik ruas Kota Depok.
Dengan menerapkan teknologi tersebut diharapkan permasalahan kemacetan yang diakibatkan pengendara yang tidak
patuh pada lalu lintas dapat diminimalisir, sehingga diharapkan program tersebut dapat mendukung terwujudnya Kota
Depok menjadi kota Smart City. Dalam pengembangan Sistem Informasi E-Tilang yang terintegrasi dengan ANPR
agar tepat waktu, kualitas, biaya diperlukan tahap initiating dan planning sebelum mengeksekusi proyek tersebut.
1. PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Depok merupakan salah satu kota Gambar 1. Master Plan Smart City Kota Depok
yang sedang mengimplementasikan teknologi untuk 2014
memecahkan permasalahan yang ada di Kota Depok.
Berdasarkan road map Kota Depok 2014, Depok sudah Salah satu teknologi yang sudah
berencana mewujudkan Kota Depok menjadi kota diimplementasikan oleh Kota Depok adalah
pintar (Smart City). pemasangan Closed Circuit Television (CCTV) yang
saat ini digunakan untuk membantu dalam pelaporan
kondisi lalu lintas di Kota Depok. Padahal pemasangan
CCTV tersebut dapat dimanfaatkan untuk aktivitas lain
yaitu pencatatan pelanggaran lalu lintas berupa
larangan berhenti, parkir di tempat-tempat tertentu,
menerobos lampu merah yang dilakukan oleh pemakai
jalan raya. Pelanggaran tersebut berpotensi
mengakibatkan timbulnya kecelakaan dan kemacetan
lalu lintas yang semakin meningkat. Berdasarkan penunjang keberhasilan bagi setiap organisasi (dalam
catatan Satuan Lalu Lintas Polresta Depok terdapat 213 pencapaian tujuan). Sistem informasi merupakan
kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kota Depok sistem, yang berisi jaringan SPD (sistem pengolahan
dari Januari s.d.19 Desember 2018. data), yang dilengkapi dengan jalur komunikasi yang
digunakan dalam sistem organisasi data. Elemen proses
Berdasarkan fenomena yang terjadi pada lalu lintas dari sistem informasi antara lain mengumpulkan data
khususnya seperti pengendara yang tidak patuh lalu (data gathering), mengelola data yang tersimpan,
lintas dikaitkan dengan teknologi yang sudah dimiliki menyebarkan informasi, menurut Witarto (2004:19),
kota Depok seperti CCTV yang terintegrasi ke dalam dikutip dalam (Setyawan, Purnama, & Sukandi, 2012).
Command Center Kota Depok, Kota Depok dapat Menurut Leman (1998), dikutip dalam (Nursahid,
menambahkan sistem berbasis teknologi dalam Riasti, & Purnama, 2012). Komponen sistem informasi
penindakan pengendara kendaraan bermotor yang terdiri dari :
melanggar lalu lintas Kota Depok. Teknologi tersebut
adalah Sistem Informasi E-Tilang yang terintegrasi 1. Hardware (perangkat keras), terdiri dari komputer,
dengan Automatic Number Plate Recognition (ANPR). printer dan jaringan.
2. Software, kumpulan perintah yang ditulis dengan
Dengan adanya E-tilang diharapkan seluruh proses aturan untuk memerintah komputer melaksanakan
tilang akan lebih efisien dan efektif, serta membantu tugas tertentu.
pihak Kepoloisian dalam menegakan lalu lintas. 3. Data, merupakan komponen dasar dari informasi
Manfaat disisi masyarakat bermanfaat memberikan yang akan diproses lebih lanjut untuk
kemudahan dalam membayar denda melalui bank dan menghasilkan informasi.
meminimalisisr pungutan liar yang dilakukan oleh 4. Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia
oknum polisi, serta terdapat transparasi jenis seperti operator dan pimpinan.
pelanggaran dan waktu pelanggaran. 5. Prosedur, dokumentasi proses sistem buku
Sedangkan ANPR merupakan teknologi yang penuntun operasional (aplikasi) dan teknis.
mampu membaca plat kendaraan otomatis (Kranthi
dkk, 2011). Negara yang sudah menerapkan teknologi 2.2 Elektronik-Tilang (E-Tilang)
tersebut yaitu Hungaria dan Jerman (Hornung dan
Penerapan E-Tilang memiliki landasan hukum
Schnabel, 2009) dan England (Blythe, 2005).
yang kuat yakni UU Nomor 11 Tahun 2008 pasal 5,
Dengan menerapkan teknologi tersebut diharapkan tentang transaksi elektronik dan UU Nomor 22 Tahun
permasalahan kemacetan yang diakibatkan pengendara 2009 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan Tilang
yang tidak patuh akan lalu lintas dapat diminimalisir, adalah suatu sistem yang diharapkan dapat menangani
sehingga diharapkan program tersebut dapat permasalahan lalu lintas (Maher, 2014). Sistem tilang
mendukung terwujudnya Kota Depok menjadi kota diberikan kepada pengguna lalu lintas yang melanggar
Smart City. Berdasarkan uraian di atas maka penulis aturan lalu lintas. Pelanggar tersebut akan dikenakan
bermaksud untuk melakukan tulisan mengenai denda sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.
initiating dan planning process mengenai Sistem Sedangkan E-Tilang merupakan bentuk digitalisasi dari
Informasi E-Tilang yang terintegrasi dengan ANPR. Sistem Tilang yang sedang berlangsung.
Pada tahap inisiasi dilakukan pula identifikasi, tim pengembang yang berbeda. Dimana
dalam mewujudkan sistem informasi e-tilang proyek ditandai dengan kick off meeting pada
dengan mengintegrasikan automatic number plate minggu pertama Januari 2020 dan diakhiri
recognition pada Kota Depok diperlukan dengan serah terima pekerjaan yang ditandai
dukungan penuh pimpinan dalam hal ini Walikota dengan penandatanganan BAST proyek
Depok. Stakeholder yang sangat berperan adalah pada minggu keempat bulan April 2020.
Polres Depok karena nantinya sistem tersebut
dioperasionalkan oleh Polres Depok untuk
menegakan lalu lintas Kota Depok. Stakeholder
lain yang akan menggunakan sistem tersebut yaitu
Pengadilan, Kejaksaan, Perbankan, dan
Masyarakat akan tetapi stakeholder tersebut tidak
begitu berpengaruh terhadap keberlangsungan
proyek.