You are on page 1of 6

UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No.

3, September 2019

SINTESIS GARAM GLUTAMAT DARI AMPAS TAHU SECARA ENZIMATIS


SYNTHESIS GLUTAMATE SALT FROM TOFU DREGS BY ENZYMATIC

Nova Setyawati dan Nuniek Herdyastuti*


Departement of Chemistry, Faculty of Matematics and Natural Sciences
State University of Surabaya
Jl. Ketintang Surabaya (60231), telp 031-8298761
*Corresponding author, email : nuniekherdyastuti@unesa.ac.id

Abstrak. Proses produksi tahu menghasilkan hasil samping berupa limbah cair maupun limbah padat
yang disebut dengan ampas tahu. Ampas tahu umumnya hanya dibuang begitu saja, sehingga
menimbulkan pencemaran lingkungan di sekitarnya. Permasalahan tersebut mulai diatasi dengan
memanfaatkan ampas tahu sebagai hidrolisat protein karena kandungan proteinnya yang cukup tinggi.
Hidrolisat protein berguna pada berbagai industri pangan salah satunya sebagai garam glutamat. Asam
glutamat yang terbentuk dari proses hidrolisis dengan menggunakan enzim bromelin direaksikan
dengan NaOH untuk membentuk garam glutamat. Asam glutamat yang terbentuk memiliki kadar
sebesar 522,94 ppm pada konsentrasi enzim 50% dan menunjukkan puncak yang sama dengan asam
glutamat standar. Hasil identifikasi asam glutamat menunjukkan puncak yang sama pada panjang
gelombang 570 nm dan KLT pada Rf 0,33. Sintesis garam glutamat diperoleh suatu serbuk berwarna
putih dengan pH 9,1 dan titik leleh 285 oC.
Kata Kunci : Ampas tahu, enzim bromelin, KLT, garam glutamat

Abstract. The process production of tofu result waste in the form of liquid and solid called tofu dregs.
Tofu dregs is generally just thrown away, so that cause pollution of the surrounding environment.
These problems began to be overcome by use tofu dregs as a protein hydrolyzate because of its high
protein content. Hydrolysate protein is useful in various food industries, one of which is glutamate
salt. Glutamic acid formed from the hydrolysis process use the bromelin enzyme is reacted with
NaOH to form glutamate salts. Glutamic acid formed has a concentration of 522.94 ppm at 50%
enzyme concentration and shows the same peak as standard glutamic acid. The results of
identification of glutamic acid showed the same peak at a wavelength of 570 nm and TLC at Rf 0.33.
The synthesis of glutamate salt was obtained by a white powder with a pH of 9.1 and a melting point
of 285 oC.
Keywords : Tofu dregs, bromelin enzymes, TLC, glutamate salt

PENDAHULUAN
Tahu adalah makanan yang dibuat dari gembus (menjes), diolah sebagai tepung,
kacang kedelai yang difermentasikan dan dan berpotensi untuk dijadikan sebagai
diambil sarinya [1]. Produksi tahu oleh hidrolisat protein [3]. Hidrolisat protein
beberapa industri baik secara tradisional berguna pada industri pangan, antara lain
mapun modern akan menghasilkan hasil untuk fortifikasi ke dalam formulasi pangan
samping berupa limbah cair maupun limbah non alergenik untuk bayi dan suplemen
yang biasanya disebut sebagai ampas tahu makanan diet, serta sebagai bahan
[2]. Ampas tahu umumnya hanya dibuang pengemulsi [4]. Hidrolisat protein kedelai
begitu saja, sehingga menimbulkan juga dapat digunakan sebagai penyedap rasa
pencemaran lingkungan di sekitarnya. seperti Monosodium Glutamate (MSG) yang
Berdasarkan penelitian yang telah sering digunakan dan dijual bebas dipasaran
dilakukan, ampas tahu ampas tahu masih [5].
mengandung protein kasar cukup tinggi Penyedap rasa dapat disintesis melalui
yaitu 27,55% sehingga mulai dimanfaatkan tiga tahap yakni hidrolisis, pemisahan asam
sebagai pakan ternak, pembuatan tempe glutamat dan pembentukan garam. Melalui

98
UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No. 3, September 2019

teknik hidrolisis, protein dari suatu bahan PROSEDUR PENELITIAN


dapat diubah menjadi senyawa asam amino 1. Hidrolisis
dan berbagai ragam peptida. Bahan-bahan Preparasi bubur ampas tahu sama dengan
tersebut dipakai untuk menimbulkan umami yang dilakukan oleh Machin [7]. Isolasi
(rasa gurih) pada makanan [5]. Proses enzim bromelin dengan cara ekstraksi
hidrolisis dapat dilakukan secara kimiawi menggunakan buffer fosfat yang mengacu
maupun enzimatis. Proses hidrolisis pada penelitian Herdyastuti [8]. Filtrat yang
kimiawi, yaitu dengan penambahan zat berisi ekstrak kasar enzim bromelin
kimia yang dapat memperpendek waktu, diperoleh dengan cara sentrifuge pada
mempermudah dan mengurangi biaya kecepatan 3500 rpm pada temperatur 4oC.
pembuatan. Kelemahan teknik ini, penyedap Proses hidrolisis bubur ampas tahu
rasa yang dihasilkan kurang baik dan dilakukan dengan menambahkan bubur
keamanan bagi kesehatan kurang terjamin ampas tahu dengan enzim bromelin dan
[6]. Hidrolisis secara enzimatis merupakan dihidrolisis selama 2 jam pada temperatur
pilihan metode paling aman. Hidrolisis 55 oC [7]. Inaktifasi enzim dilakukan
secara enzimatis lebih menguntungkan dengan cara pendidihan selama 10 menit
dibandingkan secara kimiawi, karena dapat dan filtrat diperoleh dengan cara
menghasilkan asam-asam amino bebas dan penyaringan.
peptida dengan rantai pendek yang 2. Pemisahan Asam Glutamat dengan KLT
bervariasi. Hal ini akan lebih Asam glutamat dipisahkan dengan KLT
menguntungkan karena memungkinkan menggunakan eluen n-butanol:asam asetat
untuk memproduksi hidrolisat dengan cita glasial:air dengan perbandingan 4:1:1
rasa yang berbeda [5]. selama 2 jam. Asam glutamat diidentifikasi
Tahap pemisahan asam glutamat dari dengan reagen ninhidrin dan diukur
hidrolisat dilakukan menggunakan metode menggunakan Spektrofotometer UV-Vis
KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Asam pada panjang gelombang 570 nm.
glutamat hasil pemisahan kemudian 3. Sintesis dan Karakterisasi Garam
direaksikan dengan natrium dari senyawa Glutamat
NaOH untuk menghasilkan garam glutamat. Sintetis garam glutamat dilakukan
Garam glutamat dikarakterisasi untuk dengan cara mereaksikan asam glutamat
mengetahui kelayakan pangan ketika dengan NaOH mengacu pada Dove [9].
dikonsumsi oleh manusia. Indikator Identifikasi garam glutamat yang terbentuk
kelayakan pangan yang umum digunakan meliputi warna, bentuk, pH dan titik leleh.
adalah warna, bentuk, pH dan titik leleh.
Diharapkan garam glutamat dari ampas tahu HASIL DAN PEMBAHASAN
dapat digunakan sebagai penyedap rasa 1. Tahap Hidrolisis
untuk mengatasi limbah industri tahu Bubur ampas tahu yang diperoleh dengan
menuju zero waste. blender seperti pada Gambar 1, yang
bertekstur lembut dan masih mengandung
METODE PENELITIAN air. Pada proses pembuatan bubur,
Alat dan Bahan dilakukan pemanasan dengan cara
Alat yang digunakan pada meliputi mengukus, hal tersebut bertujuan untuk
sentrifuge dingin (Eppendorf 5810 R), pH mendenaturasi protein (mengubah struktur
meter digital (ATC), Spektrofotometer UV- sekunder, tersier dan kuartener pada protein
Vis (Shimadzu UV-1800), dan Fisher Johns tanpa mengubah struktur primernya/tanpa
Melting Point. Bahan yang digunakan memotong ikatan peptida) sehingga
meliputi ampas tahu, asam glutamat p.a, memudahkan kerja enzim pada proses
batang nanas, Na2HPO4.2H2O p.a (Merck), hidrolisis, selain itu untuk membunuh
NaH2PO4.2H2O p.a (Merck), NaOH p.a mikroorganisme yang dapat menimbulkan
(Merck), ninhidrin p.a (Merck), etanol 96% kontaminan sehingga berbahaya ketika
p.a (Merck), n-butanol p.a (Merck), asam dikonsumsi oleh manusia. Proses pembuatan
asetat glasial p.a (Merck) dan plat KLT bubur juga dilakukan penambahan air yang
silika gel (Merck). bertujuan untuk melarutkan asam amino
yang bersifat polar, selain itu penambahan
air juga berperan penting dalam penguraian

99
UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No. 3, September 2019

kompleks enzim-substrat pada tahap


hidrolisis untuk menghasilkan produk
(Gambar 2).

Gambar 3. Kurva standar asam glutamat

Grafik yang diperoleh antara konsentrasi


Gambar 1. Bubur ampas tahu asam glutamat dengan absorbansi
menunjukkan garis linear dengan persamaan
Hidrolisis dilakukan secara enzimatis y = 0,0171x + 0,1371. Hasil penentuan
menggunakan enzim bromelin yang telah pengaruh penambahan enzim bromelin
diekstrak dari batang nanas (12-24 bulan). terhadap konsentrasi asam glutamat yang
Ekstraksi enzim bromelin dari batang nanas dihasilkan seperti yang ditunjukkan pada
dilakukan menggunakan metode Tabel . Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan
homogenisasi. Metode ini memiliki bahwa penambahan enzim bromelin 50%
beberapa kelebihan diantaranya mudah menghasilkan asam glutamat tertinggi yaitu
untuk dikerjakan dan prosesnya cepat. 522,94 ppm. Konsentrasi asam glutamat
Hasil ekstraksi ditambahkan ke dalam terendah terletak pada perlakukan tanpa
bubur ampas tahu dan diinkubasi selama 2 penambahan enzim yakni sebesar 205,79
jam pada suhu 55 oC serta pH 7 agar terjadi ppm. Konsentrasi ini menghasilkan nilai
proses hidrolisis (Gambar 2). konsentrasi asam glutamat yang paling
rendah, karena tidak ada enzim yang bekerja
R R NH2 memecah protein menjadi asam amino,
Enzim
sehingga konsentrasi yang muncul karena
Enzim SH + C O S C O + R'
pengaruh hidrolisis oleh mikroorganisme
N H H2O yang juga memiliki enzim protease.
Konsentrasi asam glutamat yang dihasilkan
R' R
semakin meningkat seiring dengan
Enzim Substrat Enzim SH + C O penambahan enzim bromelin berkonsentrasi
OH
lebih tinggi, hal tersebut membuktikan
Gambar 2. Mekanisme enzimatik hidrolisis bahwa semakin banyak konsentrasi enzim
ikatan peptida [10] yang ditambahkan akan semakin banyak
pula asam amino yang dihasilkan.
Bubur ampas tahu yang dihidrolisis
menggunakan enzim bromelin Tabel 1. Konsentrasi asam glutamat hasil
menghasilkan filtrat berwarna putih dan hidrolisis
diduga mengandung asam-asam amino dan Konsentrasi enzim Konsentrasi
oligopeptida. Hasil hidrolisis yang bromelin yang asam glutamat
mengandung asam glutamat diidentifikasi ditambahkan (%) (ppm)
secara kuantitatif menggunakan Kontrol 205,79
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang 16,67 335,81
gelombang 570 nm. Penentuan konsentrasi 33,33 366,41
asam glutamat dilakukan melalui kurva 50,00 522,94
standar asam glutamat dengan konsentrasi 6, 66,67 375,38
8, 10, 12, dan 14 ppm seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.

100
UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No. 3, September 2019

2. Pemisahan Asam Glutamat Hasil Hidrolisis dalam hal nilai absorbansi, dimana nilai
Ampas Tahu absorbansi kurva A lebih rendah
Bubur ampas tahu hasil hidrolisis diduga dibandingkan kurva B. Hal ini menunjukkan
masih mengandung asam-asam amino selain jika konsentrasi asam glutamat hasil
asam glutamat sehingga perlu dilakukan pemisahan dengan KLT lebih tinggi
pemisahan . Salah satu cara pemisahan yaitu dibandingkan dengan asam glutamat yang
dengan menggunakan KLT (Kromatografi digunakan (Tabel 3).
Lapis Tipis) dengan eluen n-butanol:asam
asetat:air. Pemilihan eluen tersebut Tabel 2. Hasil identifikasi Rf asam amino
didasarkan karena asam glutamat Kode Nilai Asam Amino
merupakan salah satu asam amino yang Sampel Rf yang diduga
bersifat polar sehingga membutuhkan eluen
yang bersifat sama yakni polar agar bisa A (standar) 0,33 Asam glutamat
dipisahkan.
B 0,11 Lisin
(konsentrasi
enzim 0,22 Asam aspartat
50,00%)
0,33 Asam glutamat

C 0,11 Lisin

(konsentrasi 0,22 Asam aspartat


C enzim
16,67%) 0,33 Asam glutamat
B

A
asam glutamat
B hasil pemisahan
KLT
Gambar 4. Hasil pemisahan asam glutamat

Berdasarkan noda yang dihasilkan pada asam glutamat


plat KLT diduga terdapat 3 jenis asam A
standar
amino yang berbeda yaitu lisin (A), asam
aspartate (B) dan asam glutamat (C).
Perbedaan asam amino tersebut disimpulkan
berdasarkan nilai Rf dan warna ungu-kuning
yang dihasilkan. Hasil identifikasi asam
Gambar 5. Hasil identifikasi asam glutamat
amino yang terpisah dengan KLT seperti
pada Tabel 2.
Tabel 3. Panjang gelombang asam glutamat
Proses pemisahan asam-asam amino
menggunakan KLT didasarkan pada prinsip Nama Senyawa λ Konsentrasi
adsorbsi-partisi dimana sampel bergerak (nm)
naik ke atas dengan jarak tertentu sesuai Asam Glutamat 570,00 10,00 ppm
dengan tingkat kepolaran dan dipengaruhi Standar
oleh fasa gerak dan diam [11].
Asam glutamat yang telah dipisahkan Asam Glutamat 570,00 19,53 ppm
menggunakan KLT selanjutnya Hasil Pemisahan
diidentifikasi dengan mereaksikan asam KLT
glutamat dan ninhidrin sehingga dihasilkan
warna ungu yang diukur menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang C. Sintesis dan Hasil Identifikasi Garam
gelombang 570 nm. Hasil yang diperoleh Glutamat
Asam glutamat yang telah berhasil
ditunjukkan pada Gambar 5. Kurva A dan B
dipisahkan dari asam-asam amino
menghasilkan pola yang sama tetapi berbeda

101
UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No. 3, September 2019

direaksikan dengan NaOH untuk aspartat diduga sebagai kontaminan terbesar


mendapatkan garam glutamat. Pembentukan dalam isolasi asam glutamat karena
garam glutamat didasarkan pada prinsip kemiripan struktur diantara keduanya seperti
penetralan dimana ketika senyawa yang yang terlihat pada Gambar 8.
bersifat asam direaksikan dengan senyawa
lain yang bersifat basa maka akan dihasilkan COOH COOH
suatu garam [12].
H2N CH2 H 2N CH2
Asam glutamat akan mengalami zwiter
ion ketika dilarutkan di dalam air, sehingga CH2 CH2
dapat berperan sebagai suatu asam (donor
proton) atau sebagai basa (akseptor proton) CH2 COOH
[13]. Berdasarkan sifat tersebut maka reaksi
COOH
antara asam glutamat dengan NaOH dapat
diduga seperti pada Gambar 6. Asam glutamat Asam aspartat
Gambar 8. Struktur asam glutamat dengan
COO- COO- COO-
COOH COO-
+H N
asam aspartat
+H N CH2 +H N CH2
H2N CH2 3 CH2 3 3 H2N CH2
-H+ + -H2O
CH2 CH2
CH2 + Na OH -Na CH2 + OH- CH2 +
(aq) (aq)
CH2 CH2 CH2
CH2 CH2
COO- (aq) COO- (aq)
SIMPULAN
COOH (aq) COOH (aq) COO- (aq)

Asam glutamat Isoelektrik 3,22 pKa 4,25 pKa 9,67


Berdasarkan data yang telah dihasilkan,
dapat disimpulkan bahwa:
+Na+
1. Konsentrasi enzim bromelin terbaik untuk
COOH COO- COO- menghasilkan asam glutamat yakni 50,00%,
H2N CH2 H2N CH2 H2N CH2 dengan kadar sebesar 522,94 ppm.
+H+
CH2 CH2 CH2 2. Hasil pemisahan asam amino hasil hirolisis
CH2 CH2 CH2 dengan KLT diduga terdiri dari lisin, asam
COONa (aq) COONa (aq) COO- (aq) aspartat dan asam glutamat.
Garam glutamat target 3. Hasil sintesis asam glutamat dengan NaOH
diperoleh serbuk berwarna putih dengan pH
Gambar 6. Dugaan reaksi asam glutamat 9,1 dan titik leleh 285 oC.
dengan NaOH untuk membentuk
garam glutamat
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmawati, F. 2013. Teknologi Proses
Larutan asam glutam at yang diperoleh
Pengolahan Tahu Dan Pemanfaatan
dari hasil isolasi direaksikan dengan NaOH
Limbahnya. Yogyakarta : Jurusan
menghasilkan serbuk berwarna putih dengan
Pendidikan Teknik Boga dan Busana,
pH 9,10 dan titik leleh 285 oC seperti yang
Fakultas Teknik, Universitas Negeri
ditunjukkan pada Gambar 7.
Yogyakarta.
2. Coniwanti, P.; Herlanto, A.; dan Anggraini,
I. 2009. Pembuatan Biogas dari Ampas
Tahu. Jurnal Teknik Kimia, No. 1, Vol. 16.
3. Nuraini; Latif S. A. dan Sabrina. 2009.
Potensi Monascus purpureus untuk mem
produksi pakan kaya monakolin dan
aplikasinya untuk menghasilkan telur
rendah kolesterol. Padang : Laporan HB
Strategis Nasional Lembaga Penelitian
Gambar 7. Garam glutamat hasil sintesis Universitas Andalas.
4. Nurhayati, T.; Salamah, E. dan Hidayat, T.
Sintesis belum murni karena terjadi 2007. Karakteristik Hidrolisat Protein Ikan
perbedaan hasil titik leleh garam glutamat Selar (Caranx Leptolepis) Yang Diproses
hasil sintesis dengan garam glutamat standar Secara Enzimatis. Buletin Teknologi Hasil
[14]. Hal ini diduga karena pengaruh asam Perikanan, Vol X Nomor 1.
amino yang lain seperti pada Tabel 2. Asam

102
UNESA Journal of Chemistry Vol. 8, No. 3, September 2019

5. Witono, Y.; Aulanni’am; Subagio, A. dan Bromelin dari Sari Bonggol Nanas dalam
Widjanarko, S. B. 2007. Karakterisasi Pembuatan Minyak Kelapa. Indonesian
Hidrolisat Protein Kedelai Hasil Hidrolisis Journal of Chemical Science, 1(1), 1-6.
Menggunakan Protease Dari Tanaman 11. Alen, Y.; Fitria, L. A. dan Yori, Y. 2017.
Biduri (Calotropis Gigantean). Fakultas Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Teknologi Pertanian Universitas Jember, 13 dan Aktivitas Anti hiperurisemia Ekstrak
: (7-13). Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz
6. Anonim. 2000. Hidrolisis Enzimatis Protein (Kurz) pada Mencit Putih Jantan. Jurnal
pada Pembuatan Flavor Hewani Alami. Sains Farmasi & Klinis, Vol. 03 No. 02.
Jember : Laporan Penelitian. FTP Unej dan 12. Thadaka, Kalyan Chakravarthy. 2013.
PT Sentrafood Indonusa Corporation. Acids-Bases Theory. International Journal
7. Machin, A. 2012. Potensi Hidrolisat Tempe of Mathematics and Physical Sciences
sebagai Penyedap Rasa melalui Research. Vol. 1, Issue 1, pp: (18-24).
Pemanfaatan Ekstrak Buah Nanas. 13. Lehninger, A. L. 1982. Dasar-dasar
Biosantifika, 4: 2. Biokimia. Alih bahasa, Maggi Thenawijaya.
8. Herdyastuti, N. 2006. Isolasi dan Erlangga : Jakarta.
karakterisasi ekstrak kasar enzim bromelin 14. Nimse, P. 2015. Monosodium Glutamate in
dari batang Nanas (Ananas comusus FOOD. , India : Huntsman Corporation.
L.merr). Berkala Penelitian Hayati, 12: 75–
77.
9. Dove, W. F. 1948. Flavor and Acceptability
of Monosodium Glutamat. Chicago : The
Quartermaster Food and Container Institute.
10. Effendi, A. M., Winarni dan Sumarni, W.
2012. Optimalisasi Penggunaan Enzim

103

You might also like