You are on page 1of 66

REFERAT

AIRWAY MANAGEMENT

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh

Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Anestesi

di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus

Diajukan kepada :
Pembimbing : dr. Noor Hadi, Sp.An

Disusun oleh :
Anika Intan Nur Aliyah H3A021004
Elmo Krisnawan H3A021009
Mohammad Hafiz Abimata H3A021020

Departemen Ilmu Anestesi


Fakultas Kedokteran – Universitas Muhammadiyah Semarang
Rumah Sakit Aisyiyah Kudus
2023
AIRWAY
MANAGEMENT
Pembimbing :
dr. Noor Hadi, Sp.An
Anika Intan Nur Aliyah
Elmo Krisnawan
M. Hafiz

Airway Management
Anatomy
The term “airway” refers to the upper airway consisting of

01 02 03
Nasal and oral Pharynx Larynx
cavities

04 05
Trachea Principle bronchi

Illustration by Smart-Servier Medical Art


Illustration by Smart-Servier Medical Art
Pasien Trauma/Non Trauma
LIFE SUPPORT
Resusitasi
Stabilisasi

Terapi
Definitif/Spesialistik

Illustration by Smart-Servier Medical Art


5
Life support
A ─B─ C─ D ─ E
Quick Diagnosis – Quick Treatment

A= Airway, bebaskan jalan nafas, Lindungi C-spine


B= Breathing, beri bantuan nafas, tambah oksigen
C= Circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D= Disability/SSP, cegah TIK ↑
E= Exposure, buka semua baju, cegah hipotermi

Pasien obstruksi (A) atau apneu (B) akan mati dalam 3-5 menit
Pasien shock berat (C) akan mati dalam 1-2 jam
Pasien coma (D) akan mati dalam 1 minggu
01
Teknik
Illustration by Smart-Servier Medical Art
Triple Manuever
14

C. Combitube
Airway
Menilai jalan nafas

Kesadaran (“ the talking patient”)


Look, Listen and Feel

Look
•Agitasi (hipoksia)/ hiperkarbia
•Sianosis
•Retraksi
•Accessory respiratory muscle
Listen
•Snoring
•Gurgling
•Stridor
•Hoarness

Feel
•Trachea location
Patients talks clearly ?
Airway is adequate
Management: observation and selective intubation
Special consideration in :
•Maxillofacial injury
•Soft-tissue injury of the neck
•Facial or neck burns
Patient is hoarse ?
Laryngeal injury
Larngeal/ tracheal burn
Management: Evaluate and perform (if necessary):
•Intubation
•Surgical airway

Patient cannot respond ?


•GCS ≤ 8
•Obstruction due to: Tongue
Aspiration
Foreign body
Maxillofacial injury
Neck Injury
•Cyanosis
•Rocking respirations
•Decreased or no air exchange
•Face or neck crepitus
•Neck hematoma or swelling

Management :
Simple management manuevers:
•Suction
•Chin lift
•Jaw thrust
Intubation

Caution !! Protect C-Spine During


Airway Management
20

C-spine protection during airway management


Airway Definitive 21

Pipa dalam trakea dengan balon (cuff) yang dikembangkan.


3 macam:
•Orotrakeal (Intubasi Oral)
•Nasotrakeal (Intubasi Nasal)
•Surgical airway (Krikotiroidotomi/ trakeostomi)
Airway
DEFINITIVE
SURGICAL : Krikotiroidotomy
: Trakeostomy

NON SURGICAL : Oral Intubation


: Nasal Intubation

NON DEFINITIVE
OROPHARYNGEAL AIRWAY
NASOPHARNGEAL AIRWAY
23
OBJECTIVE
▪ Clear and protected airway

▪ Oxygenation

▪ Positive pressure ventilation


Basic Airway Manuever

•Tidak boleh akibatkan hiperekstensi


leher.
•Aman untuk C-spine pada korban
trauma
2. Jaw Thrust 26

•Pegang pada angulus


mandibulae, dorong mandibula
ke depan (ventral ).
•Aman untuk C-spine pada
korban trauma
3. Head tilt – Chin lift 28

•Gabungan antara manuver Head tilt


dan Chin lift.
•Head tilt: meletakkan telapak tangan di
dahi, kepala diekstensikan.
•Pada pasien trauma: hati-hati cedera
pada C-spine.

•Pada pasien multipel trauma dengan suspek cedera cervical,


manuver yang paling aman : Jaw Thrust.
•Bila dengan Jaw Thrust tidak bisa buka airway: lakukan Head
Tilt – Chin Lift dengan ekstensi kepala minimal.
•Airway tetap merupakan prioritas, meski terdapat cedera C-
spine.
30

Jangan Lakukan !!
Airway Dasar 31

•Menahan lidah tidak jatuh ke


belakang .
•Fasilitas suction.
•Mencegah lidah/ ETT tergigit

•Merangsang muntah pada pasien


sadar/ setengah sadar.

•Hati – hati pada anak dapat lukai


jaringan lunak.
32
Oropharyngeal Airway/Guedel

NO: 0 1 2 3 4 5 6
How to measure the right size of
Oropharyngeal Airway

Komplikasi
▪ Obstruksi total
▪ Laringospasme
▪ Muntah
34
Dimasukkan mulut dg lengkungan menghadap palatum.
Setelah masuk separuh panjangnya, putar 180° hingga
lengkungan menempel pada lengkungan lidah.

1.
2.

3.
Jalan nafas buatan dengan ujung di belakang lidah.
Hati hati pada fraktur basis cranii.
Indikasi:
Pasien setengah sadar dengan nafas spontan.
Lebih dapat ditoleransi pasien daripada OPA, kecil kemungkinan
rangsang muntah.
Nasopharyngeal Airway

Komplikasi
▪Kerusakan mukosa nasal
▪Laryngospasme
Cara Pemasangan Nasopharyngeal Airway
Cara pemasangan: beri jelly pelicin, didorong memasuki
lubang hidung hingga ujung pipa terletak di orofaring. Arah ujungnya
datar menyusur dasar rongga hidung, arah menuju anak telinga
(tragus).

1.

2.

3.
3. Advanced Airway

▪Menjaga jalan nafas terbuka


▪Mengurangi risiko aspirasi
▪Sebagai fasilitas ‘suction’ trakea
▪Sebagai fasilitas pemberian oksigen
konsentrasi tinggi
41

Endotrakeal Tube Insertion (ETT)


Komplikasi
⚫Hipoksia
⚫Trauma
⚫Muntah-aspirasi isi
lambung
⚫Hipertensi
⚫Disritmia jantung
⚫Intubasi satu paru
⚫Intubasi esofagus
1. Alat:
A. Laryngoscope
Terdiri dari : Blade (bilah) dan Handle (gagang).
Pilih ukuran blade yg sesuai.
Dewasa : no 3 atau 4
Anak : no 2
Bayi : no 1
Pasang blade dengan handle
Cek lampu harus
Laryngoscope 43
Menyiapkan Laryngoscope
44
1. 2.

3. 4.
Memegang Laryngoscope
45
Memegang laryngoscope
selalu dengan tangan kiri

Posisi tangan yang betul


adalah memegang pada
handle, bukan pada
pertemuan blade dan handle
Melepas Laryngoscope 46

Memasang dan melepas


laryngoscope selalu dengan
sudut 45°
B. Endotrakeal Tube (ET)

Pilih ukuran yang sesuai: (ID: Internal Diameter)


Dewasa : ID 6.5 , 7 atau 7.5 Atau ± sebesar
kelingking kiri pasien
Anak : ID = 4 + (Umur : 4)

Bayi : Prematur : ID 2.5


Aterm : 3.0 – 3.5
Selalu menyiapkan satu ukuran dibawah dan diatas.
Pilih ET yang High Volume Low Pressure (ETT putih/ fortex)
Bila memakai yg re-useable, cek cuff dan patensi lubang ET.
.
2. Obat Emergency
- Sulfas Atropin (SA) dalam spuit
- Adrenaline dalam spuit.

3. Pasien
Informed consent mengenai tujuan dan resiko tindakan.

Ingat resiko/komplikasi intubasi bisa berakibat


fatal !!!
Persiapan Intubasi Endotrakeal
Harus dilakukan sebelum intubasi.
Dada harus mengembang selama ventilasi diberikan.
Oksigenasi dengan oksigen 100% (10 L/menit).
Bila intubasi gagal (waktu >30 detik), lakukan ventilasi dan
oksigenasi ulang,
Posisi Tangan Saat Ventilasi Tekanan Positif
53

Ibu jari dan jari telunjuk


menekan face mask ke bawah
sambil mempertahankan sekat
yg tidak bocor antara face
mask dan penderita.

Jari tengah, jari manis dan


kelingking pada ramus
mandibula, mendorong ke atas
sambil membuka airway.
INTUBASI TRAKEA
LIDAH
ELEVASI LARINGOSKOP
Gunakan kekuatan tangan untuk mengangkat. Jangan diungkit dg
menggunakan gigi seri atas sebagai titik tumpu (awas patah!!).

Arah elevasi laringoskop


INTUBASI TRAKEA
INTUBASI TRAKEA
BURP MANUEVER
▪ Menekan kartilago krikoid ke bawah, atas, kanan
● (Back, Up, Right Pressure= BURP)
▪ Membantu visualisasi plika vokalis
▪ Dilakukan oleh asisten yg membantu intubator

BURP
G.

Cara cegah intubasi endobronkhial:


Masukkan ETT hanya sampai ujung distal cuff lewati plica
vocalis
TEKNIK INTUBASI TRAKEA
⚫Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan
mandibula, jari telunjuk menekan maksila)
⚫Pegang laringoskop dg tangan kiri, masukkan melalui sisi sebelah kanan
mulut, singkirkan lidah ke samping kiri
⚫Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula (pertemuan
epiglotis dan pangkal lidah)
⚫Angkat epiglotis dg elevasi laringoskop ke atas (jangan menggunakan gigi
seri atas sbg tumpuan !!!) untuk melihat plika vokalis
⚫Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten utk lakukan BURP manuver (Back,
Up, Right Pressure) pada kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis
⚫Masukkan ETT, bimbing ujungnya masuk trakea sampai cuff ETT melewati
plika vokalis
⚫Kembangkan cuff ETT secukupnya (sampai tidak ada kebocoran udara)
⚫Pasang OPA
⚫Sambungkan konektor ETT dg ambu bag. Beri ventilasi buatan. Cek suara
paru kanan = kiri, Awas intubasi endobronkial !!
⚫Fiksasi ETT dengan plester
Teknik Oral
62

2
3
4
5
1 2
3

4
5
MENCEGAH KOMPLIKASI
INTUBASI TRAKEA
▪Dilakukan oleh tenaga terlatih
▪Alat-alat intubasi lengkap : laryngoskop & pipa
trakea berbagai ukuran
▪Intubasi dilakukan < 30 detik
▪Dilakukan penekanan pada kartilago krikoid
(BURP Manuever)
▪Pilih pipa trakea ‘high volume low pressure
cuff’
RJP DENGAN PASIEN
TERPASANG ETT

Pasien dengan
intubasi trakhea,
bantuan ventilasi
tidak perlu sinkron
dengan kompresi
dada pada saat RJP
Laryngeal Mask Airway
Terima Kasih
Mohon arahan dan bimbingannya dokter

Illustration by Smart-Servier Medical Art

You might also like