Professional Documents
Culture Documents
Nyamuk Aedes Aegypti adalah Vektor penular DBD yang berkembang biak pada tempat
penampungan air berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau bejana di dalam atau
di sekitar rumah atau tempat-tempat umum. Keberadaan Aedes Aegypti pengaruhi oleh faktor
manusia dan lingkungan. Faktor lingkungan yang terkait dengan keberadaan Aedes Aegypti.
antara lain, jenis tempat penampungan air (TPA), curah hujan, suhu udara, kelembaban udara,
ketinggian tempat, pengaruh angin, keberadaan tanaman, dan variasi musim. Sedangkan faktor
manusia yang terkait dengan keberadaan Aedes Aegypti yaitu, kepadatan penduduk, mobilitas
penduduk, jarak antar rumah, intensitas cahaya dan perilaku PSN DBD
Kedudukan taksonomi Aedes aegypti L. dalam tatanama atau sistematika (taksonomi) hewan adalah
sebagai berikut (Borror, dkk., 1996) :
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
Familia : Culicidae
Subfamilia : Culicinae
Genus : Aedes
Spesies : Aedes aegypti L
d. Dewasa.
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki tubuh yang kecil terdiri dari 3 bagian, yaitu kepala
(caput), dada (thorax), dan perut (abdoman). Nyamuk jantan pada umumnya memiliki
ukuran lebih kecil dibanding dengan nyamuk betina dan terdapat rambut-rambut tebal pada
antena nyamuk jantan, tubuh berwarna dominan hitam kecoklatan dengan bercak putih di
bagian badan dan kaki. Kedua ciri ini dapat diamati doleh mata telanjang. Umur nyamuk
jantan kurang lebih 1 minggu, dan umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. Nyamuk
Aedes aegypti lebih suka hinggap di tempat yang gelap dan pakaian yang tergantung, Pada
saat hinggap, posisi abdomen dan kepala tidak dapat satu sumbu. dan biasa
menggigit/menghisap darah pada siang dan sore hari sebelum gelap. Nyamuk Aedes aegypti
lebih suka menggigit manusia dan hewan lain (anthropophilik) dan memilki jarak terbang
nyamuk (flight range) kurang lebih 100 meter (
Nyamuk Aedes aegypti mempunyai siklus hidup sempurna yaitu mengalami metamorphosis
sempurna (holometabola) yang terdiri dari 4 (empat) stadium yaitu telur, larva, pupa, nyamuk
dewasa. Nyamuk betina meletakkan telurnya diatas permukaan air dalam keadaan menempel pada
dinding tempat perindukannya. Stadium telur, larva dan pupa hidup di air. Pada umumnya, telur akan
menetas menjadi larva dalam waktu ± 2 hari setelah telur terendam air. Stadium larva biasanya
berlangsung antara 2-4 hari. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamukdewasa mencapai 9-10 hari.
Suatu penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu yang diperlukan dalam stadium larva pada
suhu 270 C adalah 6,4 hari dan pada suhu 23-260 C adalah 7 hari. Stadium pupa yang berlangsung 2
hari pada suhu 25-270 C, kemudian selanjutnya menjadi nyamuk dewasa. Dalam suasana yang
optimal perkembangan dari telur menjadi dewasa memerlukan waktu sedikitnya 9 hari. Umur
nyamuk betina diperkirakan mencapai 2-3 bulan (Pahlevi, 2017
Aedes aegypti menghisap darah manusia pada siang hari yang dilakukan pada siang hari yang
dilakukan didalam rumah maupun di dalam rumah. Untuk menjadi kenyang nyamuk betina akan
menghinggap dan menghisap darah 2-3 kali hingga kenyang, penghisapan darah dilakukan dari pagi
sampai petang dengan dua puncak waktu yaitu setelah matahari terbit (jam 8.00-12.00) dan sebelum
matahari terbenam (jam 15.00-1700).
Peran positif
Ada di gambar
Daftar pustaka
Akram W., Hafeez F., Ullah PBB, Kim YK, Hussain A., Lee J.-J. Distribusi musiman dan komposisi
spesies nyamuk yang menggigit di siang hari. Penelitian Entomologi. 2009; 39 (2):107–113
Wanti, Oktovianus Sila, Irfan, E. S. (2016) 'Transovarial Transmiion and Dengue Virus Serotypes In
Aedes Aegypti In Kupang', Jurnal Kesehatan Masyarakat, 12(1), pp. 131–8.
Biu, F. M. and Hassan, M. S. (2012) 'Waktu Aktifitas Menghisap Darah Nyamuk Aedes Aegypti Dan
Aedes Albopictus di Desa Pa ' Lanassang Kelurahan Barombong Makassar Sulawesi Selatan', Jurnal
Ekologi Kesehatan, 11(4), pp. 306–14.
Dr. Isna Hikmawa, S.KM.,M.Kes (Epid) Sjamsul Huda, S.Si, 2021. Buku Peran Nyamuk Sebagai Vektor
Demam Berdarah Dengue (Dbd) Melalui Transovarial. Banyumas ; Satria Publisher.
Fauziyah, N. F. 2012. Karakteristik Sumur Gali dan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (KEMAS), 8 (1): 81-87.
A. P., Sukendra, D. M. 2016. Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan
Kepadatan Penduduk. Unnes Journal of Public Health, 5 (1): 48-56.