Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
SITI RAHAYU
SHALOM MOREINO BOANERGES
DISUSUN OLEH :
SITI RAHAYU
SHALOM MOREINO BOANERGES
Oleh : Industri
Menyetujui
Pembimbing Lapangan
Mengetahui
Apoteker Penanggungjawab
ii
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
DI PUSKESMAS PANCASAN BOGOR
DISUSUN OLEH :
SITI RAHAYU
SHALOM MOREINO BOANERGES
Oleh : Sekolah
Menyetujui,
Pembimbing Sekolah
Diketahui Oleh :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas PRAKERIN di
Puskesmas Pancasan Bogor. Pelaksanaan PRAKERIN dimulai dari tanggal 16
januari 2022 s.d 11 februari 2022. Dengan dilaksanakan PRAKERIN ini kami dapat
mengetahui secara langsung tentang kegiatan pelayanan di puskesmas khususnya
dibagian Farmasi dan mendapat pengetahuan tentang kefarmasian secara luas serta
kami dapat meningkatkan keahlian dalam pekerjaan Kefarmasian di Puskesmas.
Dalam penyusunan ini selain dorongan dari diri pribadi, kami juga mendapat
dukungan dan bimbingan dari berbagai macam pihak, untuk itu mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Apt. Yusi Virlania S.Si, selaku kepala sekolah SMK Tunas Mandiri Bogor
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan
PKL.
2. Apt. Vivi Puspita,S.Si selaku Kepala Program Keahlian Farmasi di SMK
Tunas Mandiri Bogor
3. Apt. Anisa Nurlaeni, S.Farm, selaku pembimbing sekolah
4. Dr. Dessy Yuliarty selaku Kepala Puskesmas Pancasan Bogor
5. Apt. Santi Reinaningtyas , selaku pembimbing lapangan Puskesmas dan
Penanggung Jawab Instalasi Farmasi Puskesmas Pancasan Bogor
6. Segenap staff dan karyawan/karyawati di Puskesmas Pancasan Bogor yang
telah menerima kami untuk melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik pembaca yang
bersifat membangun agar laporan ini menjadi sempurna,
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak untuk
menambah pengetahuan tentang Instalasi Farmasi di Puskesmas Pancasan Bogor.
khususnya bagi calon Asisten Tenaga kerja kefarmasian / Tenaga Teknis
Kefarmasian, sehingga dapat menjadikan bekal dalam memasuki dunia kerja.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
v
3.2.2 Pelayanan Farmasi Klinis ................................................................... 20
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 23
LAMPIRAN GAMBAR...................................................................................... 27
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Farmasi SMK Tunas Mandiri setelah melaksanakan PRAKERIN di salah satu
tempat pelayanan Kesehatan tertentu. Pelaksanaan Kerja Praktek ini
diwajibkan bagi seluruh peserta didik jurusan farmasi sebagai sarana pelatihan
sebelum masuk ke dalam dunia kerja pada saat lulus di kemudian hari.
Kami menjadikan Puskesmas Pancasan Bogor sebagai objek menulis laporan
kerja praktek selama lebih kurang 1 bulan masa kerja. Penulisan laporan ini
menitikberatkan pada tiga aspek utana, yaitu pembahasan profil Puskesmas,
Pengelolaan sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Puskesmas, serta Pelayanan Kefarmasian yang kami hadapi selama menjalani
kegiatan PRAKERIN.
1.2 Maksud
Pembuatan Laporan PRAKERIN ini dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran situasi dan kondisi serta pelaksanaan pelayanan kesehatan dan kinerja
Puskesmas Pancasan.
1.3 Tujuan
Tujuan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PRAKERIN), yaitu:
1. Menyajikan hasil-hasil pengalaman dan pengamatan selama
melaksanakan kegiatan PRAKERIN di Puskesmas.
2. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang didapat selama pembelajaran
disekolah ke dalam dunia kerja.
3. Membangun mentalitas peserta didik dalam menggali dan melakukan
Pelayanan Kefarmasian di luar lingkungan sekolah.
4. Memberi bekal peserta didik dalam menggali, meneliti dan menganalisis
berbagai aspek yang ada pada bidang Kesehatan khususnya bidang
Farmasi.
5. Memberi ruang kepada peserta didik untuk berjejaring (networking)
dengan lembaga, masyarakat dan institusi yang relevan.
2
5. Memahami manajemen kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi di Puskesmas.
6. Memahami dan mampu melakukan/merealisasikan pelayanan
kefarmasian dengan pendekatan Pharmaceutical Care sebagai
Asisten Tenaga Teknis Kefarmasian
1.4 Manfaat
Manfaat Laporan Kegiatan Prakerin antara lain, sebagai berikut :
1. Bagi penulis,
dapat memahami lebih dalam tentang dunia industri dengan segala
permasalahan yang dihadapi, dapat menganalisa sistematika kerja
Puskesmas dalam menangani setiap Pelayanan Kefarmasian, serta menjadi
bekal yang baik ketika penulis akan terjun ke dunia kerja.
2. Bagi SMK Tunas Mandiri,
agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dan
siap kerja serta sebagai media dalam menjalin hubungan kerja sama dengan
Puskesmas Pancasan dalam rangka pengembangan pendidikan,
3. Bagi Puskesmas Pancasan,
Laporan Kerja Praktek ini diharapkan dapat menjadi masukan yang
berarti untuk memperbaiki kinerja Puskesmas dan menguraikan sejumlah
permasalahaan yang belum diketahui selama ini.
4. Bagi Pembaca,
agar Laporan PRAKERIN ini dapat dijadikan sebagai acuan yang berarti
serta sumber inspirasi yang bermanfaat di kemudian hari.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
3. Pelayana kefarmasian
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan
Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk
meningkatkan mutu kehidupan pasien.
4. Sediaan Farmasi
Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetika.
5. Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi,
untuk manusia.
7. Apoteker
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
4
2.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
merupakan salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yang efesien, efektif, dan rasional,
meningkatkan kompotensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan
sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu
pelayanan.
Kepala Ruang Farmasi di Puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab
untuk menjamin terlaksananya pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP).
Kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) meliputi :
A. Perencanaan kebutuhan
Perencanaan kebutuhan adalah proses kegiatan seleksi Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan
jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan
Puskesmas.
Tujuan perencanaan kebutuhan adalah untuk mendapatkan :
1. Perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan BMHP yang
mendekati kebutuhan.
2. Meningkatkan penggunaan Obat secara rasional.
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan kebutuhan untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan
oleh Ruang Farmasi di Puskesmas. Data mutasi obat yang dihasilkan
oleh Puskesmas merupakan salah satu faktor utama dalam
mempertimbangkan perencanaan kebutuhan obat tahunan. Dalam
proses perencanaan kebutuhan obat per tahun, Puskesmas diminta
menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan LPLPO
fungsinya yaitu Analisis Penggunaan, Perencanaan Kebutuhan,
Pengendalian Persediaan Dan Pembuatan Laporan Pengelolaan Obat.
B. Permintaan
Tujuan permintaan Sediaan Farmasi dan BMHP adalah memenuhi
kebutuhan Sediaan Farmasi dan BMHP di Puskesmas, seusuai dengan
perencanaan kebutuhan yang telah dibuat. Permintaan diajukan Kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat.
Untuk pengadaan, pada awalnya dibuat surat pesanan oleh Asisten
Apoteker atau Apoteker berupa LPLPO, yang kemudian ditanda tangani
oleh kepala Puskesmas yang bersangkutan. LPLPO dibuat sebanyak 3
rangkap, 1 lembar untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat, 1
lembar untuk Gudang Farmasi dan 1 lembar sebagai Arsip. LPLPO
dikirimkan pada setiap akhir bulan dan permintaan barang akan diterima
pada setiap awal bulan.
5
C. Penerimaan
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan BMHP dari
Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan Puskesmas
secara mandiri sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan, keamanan,
khasiat, dan mutu.
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan
Farmasi dan BMHP yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti,
jenis dan jumlah Sediaan Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai denga
nisi dokumen Laporan Pengeluaran & Laporan Penerimaan Obat
(LPLPO), ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh
Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi syarat, maka Tenaga
Kefarmasian dapat mengajukan keberatan.
D. Penyimpanan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan BMHP adalah suatu kegiatan
pengamanan terhadap obat – obatan yang diterima agar aman, terhindar
dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin. Tujuan
penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan
mutunya dapat dipertahankan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan
Sediaan Farmasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan
kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan tempat penyimpanan
Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
E. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran obat dan penyerahan obat
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit
pelayanan kesehatan seperti kamar obat, laboratorium, pustu, pusling,
dan posyandu
Tujuan distribusi adalah memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan
kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu,
jumlah, dan tepat waktu.
Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain :
1. Sub unit pelayanan Kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Puskesmas Keliling
4. Posyandu
5. Polindes
6
F. Pengendalian
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat di unit pelayanan
kesehatan dasar.
Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat
di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri
dari:
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan; dan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
G. Administrasi
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas
atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai telah dilakukan;
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian;
dan
3. Sumber data untuk pembuatan laporan.
A. Pengkajian R/ (skrinning)
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap
maupun rawat jalan. Persyaratan administrasi meliputi:
7
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
2. Nama, dan paraf dokter.
3. Tanggal resep.
4. Ruangan/unit asal resep.
Persyaratan klinis meliputi:
1. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan Obat.
2. Duplikasi pengobatan.
3. Alergi, interaksi dan efek samping Obat.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
B. Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpana
menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
b. Peracikan obat.
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam/oral dan etiket warna
biru untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada
sediaan obat dalam bentuk larutan.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk
obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang
salah.
C. Penyerahan Obat
Pemberian obat kepada pasien merupakan proses kegiatan dimulai dari
penyiapan obat dengan tepat,pengecekan kembali terhadap jenis obat dan
dosis sesuai resep dokter sampai dengan penyerahan obat yang telah diberi
etiket/label disertai informasi tentang obat yang diterima. Tujuannya agar
BPJS adalah badan hukum yang beroperasi sejak 2014 serta memiliki
wewenang untuk memberikan jaminan sosial berbentuk kesehatan dan
8
ketenagakerjaan. Kedua aspek ini merupakan hal penting bagi masyarakat
umum dan pekerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraannya.
Biasanya, benefit yang akan didapatkan masyarakat adalah asuransi
kesehatan serta pesangon pensiun bagi para pegawai swasta. Pada kesempatan
kali ini kami akan membahas mengenai pengertian, jenis-jenis BPJS, dan
kepesertaan BPJS, dan cara mendaftar BPJS di puskesmas
a. BPJS Kesehatan
9
➢ Pemeriksaan untuk gagal ginjal, kanker, hingga bedah
jantung.
➢ Skrining kesehatan menurut risiko penyakit atau dampak
lanjutan.
b. BPJS Ketenagakerjaan
10
BAB III
PELAKSAAN KEGIATAN
3.1.1 Sejarah
Puskesmas Pancasan terletak di Jl. R. Aria Surialaga No.12 Kelurahan
Pasir Jaya Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor Kode Pos
16169. Puskesmas Pancasan berdiri sejak Tahun 2002 dengan Kepala
Puskesmas sebagai berikut :
1. Tahun 2002 – 2004 : dr. Indryati Pardewi
2. Tahun 2004 – 2005 : drg. Istarini
3. Tahun 2005 – 2010 : dr. Deviera Minelly Noor
4. Tahun 2010 – 2012 : dr. Oky Kurniawan
5. Tahun 2012 – 2020 : dr. M. Yasbudaya
6. Tahun 2020 – Sekarang : dr. Dessy Yuliarty
3.1.2 Wilayah
Secara geografis, wilayah administratif Puskesmas Pancasan terdiri dari
2 Kelurahan yaitu Kelurahan Pasir Jaya dan Kelurahan Pasir Kuda, dengan
batas-batas sebagai berikut :
11
c. Aktif dan responsif dalam menanggulangi masalah
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
d. Meningkatkan kerjasama dengan sumber daya yang ada
diwilayah kerja dalam upaya mewujudkan tercapainya
derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
1. PROFESIONALISME
Bekerja efektif dan efisien sesuai kebijakan dan Standar Operasional
(SOP) yang berlaku.
2. KOMITMEN
Melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.
3. PELAYNAN PRIMA
A. Menunjukan sikap ramah, tanggap dan informatif kepada setiap
pelanggan.
B. Mendengarkan dengan sepenuh hati dalam menghadapi keluhan
pelanggan serta siap menerima kritik untuk perbaikan pelayanan.
4. DISIPLIN
Disiplin terhadap waktu dalam setiap pelaksanaan tugas dan pekerjaan.
12
Pelayanan konseling Puskesmas Pancasan meliputi :
1. GIzi
2. Penyakit Tidak Menular (PTM)
3. Kesehatan Jiwa
4. Berhenti Merokok
5. AUSREM
6. Surveilans
Jadwal Pelayanan
Jenis Pelayanan
Hari Jam
Senin – Kamis 07.30 - 11.00
Loket Pendaftaran
Jum'at – Sabtu 07.30 - 10.30
Senin – Kamis 08.00 - 13.30
Poli Umum
Jum'at - Sabtu 08.00 - 12.30
Poli KIA
Pemeriksaan Hamil Senin – Selasa 08.00 - 13.30
KB Rabu – Kamis 08.00 - 13.30
Imunisasi Jum'at 08.00 - 12.30
IVA Sabtu 08.00 - 12.30
Persalinan Senin – Sabtu 08.00 - 14.00
Senin – Kamis 08.00 - 13.30
Farmasi
Jum'at – Sabtu 08.00 - 12.30
Senin – Kamis 08.00 - 13.30
Laboratorium
Jum'at - Sabtu 08.00 - 12.30
P2M
Konseling TB Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
Terapi Suntik TB Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
VCT Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
Catin Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
Konseling Gizi Rabu 08.00 - 13.30
Konseling PTM Senin – Sabtu 08.00 -13.30
Konseling Sanitasi Selasa & Kamis 08.00 - 13.30
Konseling Berhenti Merokok Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
Konseling Kesehatan Jiwa Senin – Sabtu 08.00 - 13.30
Tabel 3.1 Jadwal Pelayanan Puskesmas Pancasan
13
3.1.6. Struktur Organisasi Ruang Farmasi
Berikut merupakan Struktur Organisasi dari Puskesmas Pancasan
A. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan Kebutuhan adalah pembuatan usulan kebutuhan
sediaan farmasi & BMHP kepada Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk
disediakan dan diadakan guna pelayanan di puskesmas (untuk obat
dropping). Perencanaan harus dilaporkan tiap bulannya ke DINKES
14
Kota Bogor menggunakan Laporan Pengeluaran dan Permintaan Obat
(LPLPO). LPLPO harus berisikan jelas tentang pengeluaran,
penerimaan, stok awal, stok akhir, stok obat yang ada. LPLPO akan
menjadi bukti transaksi sediaan farmasi yang dilaporkan ke DINKES
Kota Bogor. Tujuan perencanaan adalah :
• Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan.
• Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
• Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Perencanaan di lakukan dengan cara :
1. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk pembuatan
usulan yaitu :
a. Data pemakaian periode sebelumnya.
b. Data sisa persediaan yang ada.
2. Membuat daftar usulan kebutuhan sediaan farmasi dan alat
kesehatan tersebut diatas.
3. Mengajukan data usulan kebutuhan sediaan farmasi dan alat
kesehatan ke DINKES Kota Bogor.
B. Permintaan
Permintaan adalah suatu proses pengusulan dalam rangka
menyediakan sediaan farmasi & BMHP untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan di puskesmas, di Puskesmas Pancasan
Permintaan dilakukan 3 bulan sekali untuk memenuhi kebutuhan 3
bulan berikutnya sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
DINKES Kota Bogor, permintaan bagi menjadi dua yaitu :
1. Dropping
Dropping adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah direncanakan dan
disetujui oleh kepala puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kota
Bogor. Tujuan dari dropping adalah untuk mendapatkan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan di puskesmas.
Dropping dilakukan dengan cara :
15
➢ Setelah obat datang, obat masuk dalam gudang dan ditulis
dalam kartu stok gudang obat.
2. Non dropping
Non dropping adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
sediaan farmasi dan alat kesehatan di Puskesmas Pancasan di luar
dari Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Tujuan dari nondropping adalah untuk melengkapi kebutuhan
obat-obatan dan alat kesehatan di Puskesmas Pancasan terutama
untuk bahan obat yang stoknya sudah habis di pasarkan.
Non dropping di lakukan dengan cara :
➢ Mencatat persediaan obat dan alat kesehatan yang akan
dipesan.
➢ Membuat surat pesanan berdasarkan kebutuhan dan sesuai
dengan standar obat yang berlaku di Puskesmas Pansacan.
➢ Menghubungi distributor untuk menyediakan dan
mengirimkan pesanan yang di minta.
➢ Menghubungi distributor lain apabila ada kekosongan
barang pada distributor sebelumnya.
Untuk kebutuhan obat non dropping, Pukesmas Pancasan
melakukan order obat melalui Pabrik Besar Farmasi (PBF),
Apotek, atau Puskesmas lain.
C. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan menerima barang / dropping dari
distributor atau DINKES Kota Bogor. Penerimaan barang dari
DINKES Kota Bogor dilakukan selama 3 bulan sekali untuk
kebutuhan 3 bulan ke depan, setelah DINKES kota Bogor selesai
mengecek dan menyediakan barang yang dibutuhkan sesuai LPLPO
yang dilaporkan oleh Puskesmas Pancasan, Dinkes Kota Bogor akan
menghubungi pihak Puskesmas Pancasan untuk mengambil barang-
barang (Sediaan Farmasi & BMHP) di DINKES Kota Bogor, lalu
Apoteker penanggung jawab akan diberikan Laporan Serah Terima
Barang yang berisikan data jumlah Sediaan Farmasi & BMHP yang
diberikan oleh DINKES Kota Bogor untuk kebutuhan 3 bulan
kedepan.
Surat Serah Terima Barang ditanda tangani oleh Apoteker
Penanggung jawab dan petugas yang menyerahkan barang dari
DINKES Kota Bogor.
Untuk Penerimaan Obat yang dibeli sendiri oleh Puskesmas kepada
distributor, setelah distributor menerima SP (Surat Permintaan) dari
Puskesmas, distributor akan memberikan barang (Sediaan Farmasi &
BMHP) sesuai dengan SP yang diberikan oleh pihak Puskesmas, lalu
distributor akan memberikan faktur kepada Puskesmas sebagai bentuk
bukti transaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Faktur akan
disimpan oleh pihak Puskesmas sebagai arsip.
16
D. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dangan cara menempatkan obat – obatan yang diterima pada tempat
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
merusak mutu obat.
Tujuan dari penyimpanan adalah untuk mengatur dan menertibkan
penyimpanan Sediaan Farmasi dan BMHP sesuai dengan kondisi yang
tepat sesuai dengan syarat – syarat yang telah di tentukan.
Peyimpanan Sediaan Farmasi & BMHP di Puskesmas Pancasan
dilakukan sebaik mungkin dalam Gudang Obat & Ruang Farmasi
sehingga dalam penyimpanan dalam kurun waktu tertentu tidak terjadi
perubahan stabilitas, kualitas, dan fungsi dari Sediaan Farmasi dan
BMHP.
Untuk sediaan yang berbentuk suppositoria disimpan dalam lemari
pendingin untuk menjaga bentuk sediaan supaya tidak meleleh,
sedangkan untuk sediaan yang berbentuk tablet, kapsul, sirup dan
injeksi disimpan dalam gudang obat & di lemari obat ruang farmasi.
E. Distribusi
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi dan
BMHP di unit-unit pelayanan kesehatan dan kepada pasien.
17
Tujuan dari distribusi diantaranya:
• Untuk menunjang kelancaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan kepada unit – unit pelayanan.
• Terlaksana pengiriman obat secara merata dan teratur.
• Terjamin kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat.
• Terlaksana pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan
pelayanan dan program kesehatan
Distribusi ditujukan ke :
• Ruang Farmasi (Dari Gudang Obat)
• Unit-Unit Pelayanan (Dari R. Farmasi)
• Pelayanan di luar Puskesmas ,
Meliputi Posyandu, Posbindu
• Pelayanan di dalam puskesmas
Meliputi, LAB, KIA, POLI ANAK, POLI UMUM, POLI
LANSIA, POLI GIGI, TB PARU
• Pelayanan Pasien (Dari R. Farmasi)
• Pelayanan Pasien rawat jalan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
➢ Dokter menulis resep sesuai kebutuhan terapi pada lembar
resep.
➢ Menyerahkan resep kepada pasien.
➢ Pasien meletakan resep pada tempat resep yang telah
disediakan diapotek.
➢ Petugas mengambil resep membaca resep dengan cermat
dan teliti.
➢ Petugas menyiapkan, meracik obat, dan memberi etiket.
➢ Petugas menyerahkan obat kepada pasien disertai dengan
pemberian informasi tentang obat yang diberikan.
➢ Petugas mencatat resep ke dalam buku harian resep.
F. Pengendalian
Pengendalian obat merupakan salah satu tugas dari kepala instalasi
farmasi. Kepala instalasi farmasi wajib melaksanakan pengawasan
obat-obatan baik yang diterima, disimpan maupun yang di
distribusikan.
Tujuan dari pengendalian obat adalah untuk mencegah terjadinya
kerusakan, kesalahan dan ketidaksesuaian antara obat yang diterima,
disimpan dan dikeluarkan oleh puskesmas. Ruang lingkup
pengendalian obat di Puskesmas Pancasan meliputi :
18
dengan penyakit kronis) untuk mengendalikan pemakaian obat
pada pasien agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat
kepada pasien, karena untuk pasien yang mempunyai penyakit
kronis pasien diberikan obat untuk waktu pemakaian sebulan
dan dicatat dalam kartu kuning.
➢ SO (stok opname)
SO dilakukan setiap bulan untuk mengetahui tanggal
kadaluarsa dan sisa jumlah keseluruhan Sediaan Farmasi &
BMHP di dalam ruang lingkup Pelayanan Kefarmasian
➢ Pemberian tanda kadaluarsa obat
Penandaan pada kotak obat yang diketahui waktu
kadaluarnya sebentar lagi dilakukan dengan penempelan stiker
warna sesuai dengan jarak waktu kadaluarsa obat tersebut.
Warna siker sebagai patokan penandaan waktu kadaluarsa
obat sebagai berikut :
o Merah (obat 3 bulan lagi exp)
o Kuning (obat 6 bulan lagi exp)
o Hijau (obat 9 bulan lagi exp)
o Biru (obat 12 bulan / 1 tahun lagi exp)
G. Administrasi
Administrasi adalah rangkaian aktifitas pencatatan, pelaporan,
pengarsipan dalam rangka penatalaksanaan pelayanan kefarmasian
yang tertib dan baik untuk Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai (BMHP) maupun pengelolaan resep supaya lebih mudah
dimonitor dan di evaluasi.
Administrasi obat di Puskesmas Pancasan merupakan tanggung
jawab apoteker di bantu tenaga teknis kefarmasian dan pembantu
umum dalam pembukuan dan pelaporan. Berikut merupakan
pembukuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan yang ada di
Puskesmas Pancasan :
19
o Buku Rekap Obat Bulanan
Buku ini mencatat jumlah pengeluaran obat dalam satu bulan.
o Buku Jumlah Pasien Rawat Jalan
Buku ini mencatat jumlah pasien rawat jalan setiap harinya
yang dikelompokkan berdasarkan pendaftaran pelayanan pasien
yang meliputi jkn/umum/gr (BPJS, tunai, gratis)
o Buku Pengeluaran Obat Narkotik dan Psikotropik
Buku ini mencatat jumlah pengeluaran obat narkotika atau
psikotropika, nama pasien, jenis dan jumlah obat yang
dikeluarkan setiap harinya.
o Buku Amprah (Buku Pemasukan Sediaan Farmasi &BMHP)
Buku ini mencatat jumlah Sediaan Farmasi atau BMHP yang
dibutuhkan untuk memenuhi pelayanan kefarmsian di ruang
farmasi.
o Buku Pengeluaran Sediaan Farmasi & BMHP ke unit pelayanan
yang lain (BP, BP Gigi, IGD, KIA, PONED, Laboratorium).
Buku ini mencatat jumlah obat atau alkes yang dikeluarkan dari
ruang farmasi ke unit pelayanan yang lain (BP/POLI UMUM,
POLI ANAK, POLI LANSIA, POLI GIGI, TB PARU, KIA,
LAB), Posyandu. Posbindu)
o Arsip Resep Narkotika/Psikotropika
Resep-resep Narkotik/psikotropik diarsipkan agar lebih
memudahkan saat melakukan pelaporan penggunaan sediaan
narkotika/psikotropika
o Arsip Faktur dan Laporan Serah Terima Barang
Faktur dari distributor dan Laporan serah terima barang dari
DINKES Kota Bogor diarsipkan agar data pengadaan Sediaan
Farmasi & BMHP di Puskesmas tidak hilang.
o Pelaporan Penggunaan Obat Narkotika/Psikotropika
Pelaporan penggunaan obat narkotika/psikoktropika dilakukan
by sistem melalui SIPNAP (Sistem Pelaporan
Narokotka/Psikotropika), pelaporan dilakukan satu bulan sekali
paling lambat pada tanggal 10 disetiap bulannya
20
B. Peracikan Obat
Setelah memeriksa resep, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Pengambilan obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
menggunakan alat, dengan memperhatikan nama obat, tanggal
kadaluwarsa dan keadaan fisik obat
b. Peracikan obat
c. Pemberian etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru
untuk obat luar, serta menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan
obat dalam bentuk larutan.
d. Memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai dan terpisah untuk obat
yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan penggunaan yang salah
C. Penyerahan Obat
Setelah peracikan obat, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Sebelum obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan
serta jenis dan jumlah obat
b. Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang
baik dan sopan, mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat yang
memungkinkan emosinya menjadi kurang stabil.
c. Memanggil nama dan alamat rumah pasien lalu memastikan bahwa
yang menerima obat adalah pasien atau keluarganya.
d. Memberikan informasi cara penggunaan obat dan hal-hal lain yang
terkait dengan obat tersebut, antara lain manfaat obat, makanan dan
minuman yang harus dihindari, kemungkinan efek samping, cara
penyimpanan obat, dll
21
3.3 Pelayanan BPJS di Puskesmas Pancasan
Tidak ada pembedaan antara pasien umum, BPJS, dan gratis, karena
puskesmas tidak diperbolehkan menjual obat. Perbedaan pendaftaran resep
hanya untuk rekapan dan arsip, pelayanannya tetap dianggap sama dan setara.
BPJS berdasarkan landasan teori dan pelaksanaan kegiatan lapangan terlihat
berbeda. Jika berdasarkan landasan teori banyak sekali tatacara dan aturan yang
berlaku sedangkan berdasarkan pelaksanaan kegiatan di lapangan tidak banyak
tata cara dan aturan bahkan terlihat lebih sederhana.
22
BAB IV
PEMBAHASAN
23
membuat LPLPO yang telah disetujui dan di tandatangani oleh Kepala Puskesmas
Pancasan Bogor. LPLPO dikirim ke DINKES Kota Bogor oleh Apoteker
penanggung jawab ruang farmasi. Obat dikirim ke puskesmas dalam waktu kurang
lebih 1 minggu. Setiap bulan puskesmas harus melaporkan penggunaan obat
narkotika & psikotropika setiap 1 bulan melalui SIPNAP, pelaporan paling lambat
dilaporkan sebelum tanggal 10 setiap bulannya.
Pendistribusian sediaan Farmasi & BMHP didistribusikan kepada pasien melalui
resep dokter, pelayanan Kesehatan di dalam Puskesmas yang meliputi LAB, KIA,
POLI ANAK, POLI UMUM, POLI LANSIA, POLI GIGI, TB PARU, dan
pelayanan yang dilakukan diluar Puskesmas seperti Posyandu dan Posbindu.
Pendistribusian ke tiap unit harus dituliskan di dalam buku pengeluaran sediaan
Farmasi & BMHP ruang Farmasi yang akan dijadikan sebagai arsip.
Penyimpanan obat berdasarkan bentuk sediaan, yang disusun secara alphabetis.
Untuk obat – obat yang memerlukan suhu rendah di simpan dalam lemari pendingin
yang berada di ruang farmasi. Pengelolaan gudang obat di Puskesmas Pancasan
Bogor dikelola oleh Apoteker penanggung jawab ruang farmasi.
Pelayanan resep di Puskesmas Pancasan Bogor berupa resep obat generik, setiap
resep yang akan di racik/disediakan obatnya resep akan diskrining terlebih dahulu
dan akan dicek dosis obatnya oleh apoteker, untuk Resep yang berisikan obat
narkotika harus digarisbawahi dengan garis merah dan diarsipkan ke dalam map
Resep narkotik. Sebelum obat diberikan kepada pasien, obat akan dicek Kembali
oleh Apoteker agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian dosis dan waktu
pemakakian obat, setelah selesai pemeriksaan Kembali resep baru resep akan
diserahkan kepada pasien yang bersangkutan dan dilakukan PIO (Pemberian
Informasi Obat) kepada pasien, lalu obat akan diberikan kepada pasien.
Untuk pelayanan BPJS tidak ada yang berbeda dari pelayanan pendaftaran resep
umum dan gratis karena Puskesmas tidak diperbolehkan menjual barang. Rata-rata
jumlah Resep yang masuk setiap harinya mencapai kurang lebih 110 Resep, cukup
banyak sehingga persediaan bahan obat pun cukup lengkap dan peralatan yang
digunakan juga cukup memadai.
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Di Puskesmas Pancasan
Bogor, yang dimulai pada tanggal 16 Januari 2023 sampai dengan 11 Februari
2023, kami mendapatkan banyak ilmu tentang bagaimana cara memberikan
pelayanan – pelayanan kefarmasian dengan pendekatan Pharmaceutical Care
yang dilaksanakan di Puskesmas Puskesmas Pancasan yang meliputi :
B. Saran
Selama Melaksanakan PRAKERIN di Puskesmas Pancasan, kami menyadari
adanya kekurangan dalam pelayanan kefarmasian di Pukesmas Pancasan. Kami
memiliki beberapa saran yang mungkin dapat membantu Puskesmas Pancasan
untuk mengevaluasi beberapa hal dalam pelayanan kefarmasian untuk
kedepannya. Saran dari kami antara lain, sebagai berikut:
1. Penggunaan kartu stok perlu di tulis di setiap keluarnya obat dan harus di
cek kembali supaya tidak terjadi kekeliruan.
2. Perlu adanya penambahan alat kesehatan yang lebih mamadai untuk
menunjuang berlangsungnya pelayanan kesehatan di Puskesmas Pancasan.
3. Disarankan kepada dokter penulis resep di Puskesmas Pancasan Bogor agar
menulis resep dengan jelas dan lengkap supaya pasien mendapat pelayanan
obat secepat mungkin dan dapat terhindar dari kesalahan membaca resep
oleh farmasis.
25
DAFTAR PUSAKA
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114629/permenkes-no-74-tahun-2016
https://nakita.grid.id/read/023444677/cara-daftar-bpjs-kesehatan-di-puskesmas-
terbaru-2022-cek-syarat-dan-daftar-biaya-di-sini?page=all
https://pkmpancasan.kotabogor.go.id/welcome/profil
26
LAMPIRAN GAMBAR
gambar 9 Tempat
Penyimpanan Berkas
gambar 8 Kotak Obat
27
gambar 12 Lemari Obat Narkotika&Psikotropika
gambar 15 Lampiran
Stok Opname
28
29