You are on page 1of 18

BAB I

Pembagian kata dalam bahasa arab

A) Kata benda (isim)


Kata “isim” berati nama, maka segala sesuatu yang dapat dinamakan atau dinamai
disebut isim, contoh: sesuatu yang digunakan untuk menulis dinamakan pulpen,
seseorang yang belajar dinamakan pelajar, seseorang yang banyak bersantai dinamakan
pemalas, sesuatu yang diminati diminai hobi atau selera. Kesemuanya menunjukan atas
penamaan dan itulah yang disebut dalam bahasa arab dengan isim. Termasuk
didalamnya kata benda, nama orang, kata sifat, profesi dan kata petunjuk. Untuk
mempermudah penyebutanya maka isim diidentikan dengan kata benda dalam Bahasa
Indonesia. Isim terbagi menjadi mudzakkar (laki laki) dan muannats (perempuan).
Tanda umum isim sebagai muannats adalah ber-Ta marbuthah pada akhir kata. Jika
isim itu kosong/tanpa ber Ta marbuthah pada akhir kata, maka ia termasuk muzzakar.

Isim terangkai dengan huruf alif dan lam( ْ‫ ) َ ا ل‬pada awal kata, guna menunjukan atas
sesuatu yang sudah diketahui ataupun jelas keberadaanya. Contoh kata buku( ‫) كِتَاٌب‬.
Pada kata ini tidak terangkai denga huruf alif dan lam diawal kata, menunujukan atas
kata buku yang belum jelas keberadaannya dan masih menimbulkan tanda tanya, buku
‫) َ ا لْ كِت ب‬,
yang mana?. Namun jika kata ini ditambahkan alif dan lam menjadi al-kitaab ( ٌَ‫ا‬
maka kata buku ini berati suatu buku yang telah jelas keberadaanya dan dapat diartikan
dengan “buku ini”, atau “buku itu”.

Tanda tanda isim (kata benda) :

1) Didahului oleh ْ‫( َ ا ل‬alif lam)


- Kata kerja (fi’il) tidak dapat didahului atau dimasuki oleh Alif Lam
- Alif Lam dan tanwin tidak mungkin ditemukan bersamaan dalam satu isim, sehinnga ketika
suatu isim dimasuki alif lam (ْ‫ )َ ا ل‬maka tanwinya harus dilepaskan, dan demikian pula sebaiknya.
Contohnya :
1. ‫ لَْ اَْ كلُِب‬- masjid
2 ‫ لَاب لْت اَُب‬- uztadz
3 َ‫ لَْ بِ بُ لَْا‬- corona
4. ُ ‫ َْ ش‬- matahari
‫ّ لَ ب‬

2) Tanwin dihuruf akhir ًًٌ


- Adapun fi’il tidak memiliki tanda tanwin diakhir hurufnya
Contohnya :
1. ‫ اَْ كلُِب‬- masjid
2. ُ‫ ُ ب لْت اَ ذ‬- uztadz
3. َ‫ بَ اح شَُد‬- Muhammad
4. ُ
‫ َ لاَ ب‬- Matahari

3) Harakat kasrah dihuruf akhir


- Isim yang memiliki tanda kasrah tanwin dihuruf akhir memiliki dua tanda isim sekaligus,
yaitu tanda tanwin dan kasrah,
- Terkadang satu isim(kata benda) tandanya lebih dari satu seperti kata
Contohnya :
1. ‫ – اَْ كلِ كُ ُبَاٍَذ‬masjid quba
ّ ْ‫ لَْ بِ لُ ك‬- kursi
2. ‫ِ ك‬
3. ُ‫ – بَ اح شَ ذ‬Muhammad

4) Didahului huruf jar Huruf jar adalah huruf yang jika dipasangkan sebelum isim
maka menjadikan isim berakhiran kasrah.
1. min=dari (ْ‫)َ ل‬
‫ك‬ 6. Ka = seperti/bagaikan ( ‫) َا‬
2. ila =ke ( َْ‫ا‬
‫)َ ا‬ 7. Li=kepunyaan/ milik ( ْ‫) ك‬
3. ‘An=dari/tentang (ْ‫َ ل‬
‫) ا‬ 8. Rubba= Terkadang ( ‫) برٌش‬
4. ‘ala=diatas/atas ( َ‫ل‬ ‫) اَ ا‬ 9. Hatta = hingga ( َ‫) احتش‬
5. fi=di/didalam ( ِ‫) كِ ل‬ 10. baa’( ٌ
‫ = ك‬dengan)
Contohnya :
1. ُ‫ لَْ اَْ كلُِ = ِك لِ لَْ اَْ كلِ ك‬+ ِ‫ِك ل‬
2. ُ‫ ُاَ ذاُ = اَ لْ ُاَ ذا‬+ ْ‫َ ل‬
‫ا‬
‫ َْْ لسِْ= كِْاَ َْْ لسْ ك‬+ َ‫كِْا‬
3. ِ

Bentuk- bentuk isim didalam bahasa arab dilihat dari segi jumlah terdiri dari tiga
bentuk, yaitu bentuk tunggal( ‫) بَ لْ اٌُب‬, bentuk dua ( َ‫ ) بَثاّش‬dan bentuk jamak ( ٌ‫) اَ لَ ب‬. Untuk
merubah bentuk tunggal menjadi dua yaitu dengan menambahkan huruf alif dan
nun( ‫ ) َن‬pada akhir bentuk tunggal dan diberi harkat fathah pada huruf sebelumnya.
Contoh kata ‫( َاْلٌب‬baytun) diubah menjadi ‫اَن‬
‫( َا لْت ك‬baytaani).
Adapun bentuk jamak dan macam-macam jamak dapat dilihat dibawah ini:

- Jamak taksir ( ُ‫ ) اَ لَ بٌ َْت لِ كْْل‬yaitu jamak yang tidak beraturan. Didalam bahasa indonesia tidak
ada bilangan kata benda, kalau kita menyebutnya seperti satu kursi, dua kursi, lima kursi dan
seterusnya. Maka kata “kursi” tidak berubah bentuknya. Tetapi dalam bahasa arab, bentuk kata
benda berubah sesuai dengan bilanganya contoh :

ُ‫اَ لَ بٌ َْت لِ كْْل‬ َ‫بَثاّش‬ ٌُ‫بَ لْ ا‬


‫َبْ لبْت‬ ‫اَن‬
‫َا لْت ك‬ ‫َاْلٌب‬
‫بِتبٌب‬ ‫كِتاَا ك‬
‫َن‬ ‫كِتاٌَب‬
‫َُِْكْلذ‬ ‫ُ ا لْت اَُا ك‬
‫َن‬ ‫ُاْتَُب‬

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa untuk menunjukan atas dua (َ‫ ) بَثاّش‬yaitu dengan
menambahkan alif dan nun (‫ )َن‬pada akhir bentuk tunggal (‫) بَ لْ اٌُب‬. Sedangkan jamak
taksir, karena tidak beraturan maka sebaiknya jamak jamak ini dihafalkan.

‫ ) اَ لَ بٌ لَْ بَذا شُِ َْ ا‬yaitu jamak yang khusus untuk laki-laki (mudzakar).
- Jamak mudzakkar saalim (‫َْ كْم‬
Jamak ini termasuk yang beraturan tanda dan cirinya adalah penambahan huruf wau dan nun
( ‫ ) ْن‬pada akhir bentuk tunggalnya. Contoh:
‫اَ لَ بٌ لَْ بَذا شُِ َْ ا‬
‫َْ كْم‬ ٌُ‫بَ لْ ا‬
‫بَ لْ كل بَ لْنا‬ ‫بَ لْ كل بم‬
‫ْ لْنا‬
‫بَُا ك ّر ب‬ ٌ
‫بَُا ك ّر ب‬
‫بَ وْ كَّب لْنا‬ ْ‫بَ وْ كَ ب‬

‫ ) اَ لٌَ لَْ بَ َْ شن َْ ا‬yaitu jamak yang beraturan untuk perempuan


- Jamak muannats saalim (‫َْ كْم‬
(muannats) tanda dan cirinya yaitu dengan menambahakan huruf alif dan ta (‫ ) َت‬pada
akhir bentuk tunggalnya, contoh
‫اَ لَ بٌ لَْ بَذا شُِ َْ ا‬
‫َْ كْم‬ ٌُ‫بَ لْ ا‬
‫ا‬
‫ََ كَْاَتب‬ ‫ََ كَْاٌب‬
‫ا‬
‫ت‬
‫َْ ك‬
‫بَُا ك ّر ا‬ ‫ٌْب‬
‫بَُا ك ّر ا‬
‫شَرتب‬
‫ْْ ا‬‫ا‬ ‫ْْ اشٌُ ب‬
‫ا‬

B) Kata kerja ( Fi’il)


Kata kerja adalah kata yang menunjukan atas perbuatan/pekerjaan yang terikat dengan
salah satu waktu dari tiga bentuk waktu (masa lampau, masa yang akan datang dan
masa sekarang ).

Tanda tanda fi’il (kata kerja)

1) Bisa didahului qad (‫) ُاُل‬


- Kata- kata yang didahului qad adalah fi’il, adapun isim tidak akan didahului qad
- Jika kata qad masuk ke fi’il madhi maka maknanya menjadi bermakna sungguh
- Jika kata qad masuk ke fi’il mudhori’ makananya terkadang atau seringkali.
Contohnya : ٌ‫ُُ َُ ٌَ َ ْال‬
Karna terdapat kata qad sebelum kata ٌَ َُ , maka bisa dipastikan bahwa ٌَ َُ adalah
fi’il

2) Bisa didahului saufa (‫)ْْف‬


- yang sangat lama
- isim tidak dapat dimasuki atau didahului oleh ‫ْْف‬
contohnya : ‫ = ْْف ِعلَْن‬kelak kalian akan mengetahui
kata ‫ ِعلَْن‬merupakan fi’il karena didahului oleh kata ‫ْْف‬

3) Bisa didahului sa (ٌ)


- Kata- kata yang didahului oleh ٌ adalah fi’il
- Maknanya adalah “akan” (nanti). Berbeda dengan ‫ ْْف‬,jika fi’il didahului ٌ maka akan
menunjukan “akan terjadi segera”, dan jarak waktunya pendek
- Sebagaimana ‫ ْْف‬tidak bisa masuk kepada isim, maka ٌ juga tidak bisa dimasuki isim
Contohnya: ‫ = ْتعلَْن‬kalian akan segera mengetahui
Kata ‫ ِعلَْن‬merupakan fi’il karena didahului oleh kata ٌ

4) Huruf ‘Ta’ sukun yang menunjukan ta’nits/muannats ( ‫َْ ا كِّاٌا‬ ‫) ِ اَ بٍَْتشََك لْ ك‬


‫ِ َْ ش‬
‫ ل‬diakhir fi’il yang menunjukan tanda
- Singkatnya ‘Ta’ ta’ nits adalah Ta sukun (‫)ت‬
muannats(wanita)
‫ ل‬disebabkan karena fi’il disandarkan kepada fi’il muannats (pelaku
- Fi’il dimasuki Ta ta’ nits (‫)ت‬
perempuan)
- Adapun jika fi’il disandarkan kepada fi’il mudzakar(pelaku laki laki) maka tidak perlu
ditambahkan Ta ta’ nits. Contoh kalimat ‫َُام بَ شحُب‬. Kata ‫ َُام‬tidak perlu ditambah Ta ta’nits. Karena
fa’ilnya bukan muannats (perempuan)
Contohnya : ‫ٌ َِ ا كَ اٌَب‬
‫ = َُ ا اَ ل‬telah berdiri fatimah
‫ل‬
Kata ‫ َُم‬diketahui sebagai fi’il karena diakhir kata terdapat Ta ta; nits (‫)ت‬

Bentuk fi’il
1. Fiil maadhi
Yaitu kata kerja yang menunjukan suatu pekerjaan atau peristiwa yang berlangsung
pada masa sebelum waktu penuturan atau lebih disederhanakan dengan “kata kerja
bentuk lampau”misalnya ‫( اِتاَلٌب‬saya telah menulis)
2. Fiil mudhari’
Yaitu kata kerja yang menunjukan pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada saat
‫( َ ا لَُ ب‬saya sedang/akan
dituturkan(sekarang) atau sesudahnya( akan datang ). Contoh ٌ‫ا‬
pergi)
3. Fiil amar
Yaitu kata kerja yang menunjukan tuntutan tercapainya pekerjaan tersebut setelah
masa pengungkapan atau lebih disederhanakan dengan kata perintah.
contoh ‫ ( َ ا لِتبٌل‬tulislah!)

C) Huruf (HARF)
Huruf adalah jenis kata yang berfungsi sebagai kata bantu, yaitu kata yang
mengandung makna yang tidak dapat berdiri sendiri. Maknanya hanya dapat diketahui
apabila bersandingan dengan kata lain, baik isim atau fiil . kata yang termasuk dalam
jenis huruf ini terbagi kedalam beberapa macam sesuai dengan fungsinya yang
mempengaruhi status kata yang dimasukinya. Sesuai dengan fungsi maknanya, terbagi
menjadi tiga macam, yaitu:
- Huruf yang dapat masuk ke isim maupun fiil, dan huruf tersebut tidak mempunyai
kedudukan apa-apa didalam i’rab contoh: kata hal ‫ َڶ‬dan ‫ ٲ‬serta kata lainya.
- Huruf yang dimaksudkan pada isim, dan huruf tersebut mempunyai fungsi serta
kedudukanya dalam i’rab ( merubah harakah/baris pada akhir kata).
- Huruf yang dikhusukan terhadap fiil dimana huruf-huruf tersebut mempunyai kedudukan
dan fungsi dalam i’rab. Huruf-huruf ini terbagi menjadi beberapa bagaian, diantaranya:

* Huruf nashab (ٌ ‫ف َّْش ل‬


‫ا ك‬ ‫) بح بُ لْ ب‬
Setiap kata kerja yang terletak setelah huruf-huruf ini akan dibaca fathah pada akhir
kata. terdiri atas :
1. an= untuk ( ‫) ُ ا لن‬
2. lan= sekali kali ( ْ‫) ْا ل‬
3. kay = agar (ِ‫) اِ ل‬
4. idzan= jadi ( ‫) ِكُا كن‬
5. Lam ta’lil= huruf lam brati agar atau untuk (‫) اا بم َْت ش لع كلْلل‬
contohnya :
Saya belajar agar lulus َ‫ُ ا لَ اِ ا‬ ِ‫ٌ اِ ل‬ ‫ٌُ بلر ب‬
Dia tidak akan bermain pada saat belajar ٌ‫ُاثلّاَ اٍَُْ لشر ك‬ ‫ْا لْ َا للعا ا‬
ٌ
Kamu datang untuk belajar ‫كَ ؤٌا كْتاتاعا كلّ ام‬
Saya mau belajar ‫ُ ب كر لَُب ُ ا لن ُاٌ بلر ا‬
ٌ

* Huruf jazam( ‫ْف لَْ اِ لْ كم‬


‫) بح بُ ب‬
Setiap kata kerja yang terletak setelah huruf-huruf ini, dibaca dengan sukun (dimatikan)
pada akhir kata. Terdiri dari :
1.lam = tidak/belum (‫)ْا لم‬
2.lamma = ketika ( ََ‫) ْا ش‬
3.lam al-amar = lam untuk perintah (ُ‫) ا بم َا لََ ك‬
4.la an-nahiyah = huruf laa untuk larangan ( ٌ‫) اا َّْشَ كَْا ك‬

Setiap kata kerja yang terletak setelah huruf-huruf ini, dibaca dengan sukun (dimatikan)
pada akhir kata, contoh :
Barang siapa yang belum paham maka bertanyalah َْ‫اَ لْ ْا لم َا لْ اَ لم ِا للْا لَْ ل‬
Kalau kamu belajar pasti lulus ‫ٌ ِ ا لّ اَِل‬ ‫ِك لن ِاُ بلر ل‬
jangan tulis! ‫ااِ ا لِتبٌل‬
BAB II
MUBTADA DAN KHABAR

A. MUBTADA
1. Pengertian mubtada’
Mubtada’ secara bahasa merupakan bentuk isim maf’ul dari kata ‫ َك لَتاُاُ ا‬yang
berarti “permulaan”. Hal itu sesuai dengan kondisinya yang berada diawal jumlah
ismiyah.
Secara istilah mubtada’ adalah isim yang beri’rab marfu’ yang bebas dari amil-amil
lafdhiyah.

2. Contoh mubtada’

Islam adalah agama kita ‫لك‬


َ‫َْْ الل بم كٌ لَّبّا‬
Penjaul menjual barang dagangan ‫لََْاَِك بٌ َاَك لْ بٌ لََْا ا‬
ٌ‫ََِك ا‬
Bahasa arab adalah bahasa al-Qur’an ‫َْلسَاٌب لَْعا اُ كَْشٌب ْبَاٌب لَُْب لُ ك‬
‫آن‬
Emas itu berharga ‫َْذشَ ب‬
ْ‫اٌ ث ا كَْ بل‬
Buah-buahan bagus untuk badan ‫صحشٌب كْ للَاُا كن‬
‫لَْْا اَْ كُِب ك‬
‫ل‬ ‫ل‬
Mencegah lebih baik daripada ‫َْ كُْاََاٌب اَْ بلُ كَْا َْ كع الِك‬
mengobati
Murid belajar membaca ‫َْ كت ّ لل كَ لْذب َاُ بلر ب‬
‫ٌ لَْ كُ اَُ اٌٍ ا‬

3. Macam-macam mubtada’
Ditinjau dari jenis kata, mubtada’ terbagi menjadi 2 macam, yaitu mubtada’ yang
berupa isim dzahir, dan mubtada’ yang berupa isim dhomir.
1. Mubtada’ berupa isim dzahir
Maksud dari dzahir adalah ia nampak jelas, berbanding terbalik dengan dhomir yang
mana ia adalah kata ganti yang bersifat umum.
Contoh mubtada’ berupa isim dzahir:
Kebun itu indah ‫ياْ لَ مِ يَْلٌة لَ مِ يَْلٌة‬
Masjid itu besar ٌ‫ياْ لِْ ميَ ةِ لَِمْ ةي‬
Muhammad berdiri ٌ‫ةِ لَ مِ ةِ َلا مِ ة‬
Muhammad nabi kita ‫ةِ لَ مِ ةِ َلِمْيَلا‬
Muhammad utusan Allah ‫ْ يْ ةُ م م‬
‫ل‬ ‫ةِ لَ مِ ةِ لٌ ة‬

2. Mubtada’ berupa isim dhomir


Dhomir adalah kata ganti, saya telah membahasnya panjang lebar dalam sebuah artikel
tersendiri tentang dhomir. Yang dimaksud disini adalah dhomir munfashil, yaitu kata
ganti yang terpisah, ada 12 (‫ ََن‬،‫ أَا‬،‫ أَتن‬،‫ أَِم‬،ٌ‫ أَت‬،‫ أَتِا‬،َِ‫ أ‬،‫ هن‬،‫ هي‬،ٌ‫ ه‬،‫ هِأ‬،ْ‫)ه‬.

Contoh mubtada’ berupa isim dhomir:

Dia cantik ‫مي لَ مِ يَْلٌة‬


‫ه ل‬
Saya seorang siswa ‫ألَلا ل‬
‫َاْمٌة‬
Kamu dermawan ٌ‫أ ل يَِل َ ملٌ يْ ة‬
Mereka guru ‫ةه يٌ ةِ لِ م ٌّ ة‬
‫ْ يْنل‬
Kita seorang muslim ‫َلَي نة ةِ يْ مَ ةِ يْنل‬
Kalian pekerja keras ‫أ ل يَت ة يٌ ةَِي ت ل مِِ يةْنل‬

4. Syarat-syarat mubtada’
1. pada dasarnya mubtada’ selalu berada di awal kalimat. Namun ada beberapa kondisi
yang mengubahnya dari hukum asalnya. Hal ini akan saya bahas nanti diakhir
pembahasan tentang khabar muqaddam dan mubtada’ muakhor.
2. Pada dasarnya, mubtada’ harus berupa isim makrifat, namun ada beberapa kondisi
yang membolehkan ia berupa isim nakirah, yaitu diantaranya:
1. ketika ia sebagai maushuf (yang disifati)
2. ketika ia disandarkan kepada isim nakirah
3. ketika ia didahului nafii (pengingkaran)
4. ketika ia didahului istifham (kata tanya)
B. KABAR
1. Pengertian khabar
khabar mubtada’ adalah isim yang beri’rab marfu’ yang disandarkan kepada mubtada’

2. Contoh khabar

Rumah itu bersih ‫ياِْلْيِة َ ملِْ ة‬


ٌ‫ي‬ 1
Kantor itu besar ‫ياْ لِ يَتلِلٌة لَِمْ ليٌٌ ة‬ 2
Lapangan itu luas ٌ‫ياْ لِ يْ لِانة لْا مْ ة‬ 3
Guru itu datang ٌ‫اِ ة‬ ‫ياْ ةِ لِ م ٌّ ة‬
‫ُ لَ م‬ 4
Petani itu menanam padi ّ‫اٌْ م‬
‫ُ ي‬ ‫ياْال مّ ةُ ْل يّ لٌ ة‬ 5
Zaid ada didalam rumah ‫ّل يْ ةِ مِي ياِْل يْ م‬
ِ 6
Handphone ada diatas meja ‫ٌ لََلى ياْ لِ يَت ل م‬
ٌ ‫ياْ لِاتم ة‬ 7
Masjid itu lantainya bersih ٌ‫ي‬ ‫ياْ لِْ ميَ ةِ مِ لّ ة‬
‫َُة َ ملِْ ة‬ 8

khabar disandarkan kepada mubtada’ maksudnya adalah, khabar dinisbatkan kepada


mubtada’. Sebagaimana pada contoh pertama, khabarnya adalah (ٌَِْ) yang
artinya bersih. Jadi sifat bersih pada contoh di atas dinisbatkan kepada rumah (ِِْْ‫)ا‬
yang pada contoh diatas ia sebagai mubtada’.
3. Syarat-syarat khabar
1. khabar harus sesuai dengan mubtada’ dalam hal mudzakkar muannatsnya. Artinya
keduanya harus selaras atau satu jenis. Perhatikan tabel contoh khabar di atas. Pada
contoh pertama, keduanya sama-sama berjenis mudzakkar. Dan pada contoh kedua,
keduanya sama-sama berjenis muannats.
2. khabar harus sesuai dengan mubtada’ dalam hal jumlah (mufrad, mutsanna & jamak).
Perhatikan tabel contoh khabar di atas sekali lagi. Pada contoh pertama, keduanya
sama-sama berjenis mufrad (berjumlah tunggal).

3. jika mubtada’ berupa isim jamak yang tidak berakal (bukan manusia), seperti ِِْْ
yang berarti rumah, atau ٌ‫ أشَا‬yang berarti pohon, atau ِ‫ ْْاٌا‬yang berarti mobil, maka
khabar boleh isim mufrad muannats, dan boleh juga berupa isim jamak muannats.
Contoh:
Mobil-mobil itu bagus ‫ماٌاِة لَ مِْ ليِّة‬
‫ْْ ل‬‫اْ م‬ 1
Mobil mobil itu bagus ‫ماٌاِة لَ مِ يَْلٌة‬
‫ْْ ل‬‫اْ م‬ 2

Pada contoh pertama, khabarnya berupa isim jamak muannats salim, menyesuaikan
dengan mubtada’nya yang juga berupa jamak muannats salim. Sedangkan pada contoh
kedua, khabar berupa mufrad muannats(tunggal bergender perempuan).

4. Macam-macam khabar
1. Khabar mufrad, Ia adalah khabar yang terdiri dari satu kata, contohnya:
2. Khabar ghairu mufrad, khabar ghairu mufrad adalah khabar yang terdiri dari
beberapa kata yang menyerupai kalimat. Ia ada 4 macam, yaitu jar majrur, dzaraf,
jumlah fi’liyah, jumlah ismiyah.
BAB III
MUDHAF DAN MUDHAF ILAIHI

A. Pengertian Mudhaf dan mudhaf ilaihi


Rangkaian dua Isim atau lebih, satu kata di depannya dalam keadaan Nakriah (tapi
tanpa tanwin) dinamakan Mudhaf sedang kata yang paling belakang
adalah Ma’rifah dinamakan Mudhaf Ilaih. Mudhof artinya yang
disandarkan/digabungkan, sedangkan mudhof ilaih artinya yang terkena
sandaran/tempat sandaran.
Contoh:
(rumah Zaid) Zaid = Isim ‘Alam
ٍ‫ُ زَْي د‬
‫زَ يْ ت‬
(Ma’rifah)
ِ ‫سِ يَْزاُ َ يْ س‬
‫ُ اْ تيُ زٍ رسّ س‬ (kunci rumah guru)
‫تز‬
Bila Mudhaf berupa Isim Mutsanna atau Jamak Mudzakkar Salim maka huruf Nun di
akhirnya dihilangkan. Perhatikan contoh di bawah ini:
‫س‬
‫تِ يِْ زُا ا يجزا سِ سر‬
ّ (=dua muslim Jawa)
‫س‬
‫تِ يِْ تُو ا يجزا سِ سر‬
ّ (=muslimin Jawa)

‫ِ يِْس زُا‬dari
‫ت‬
‫ِِْسُ س‬
kata ِ‫ا‬ ‫تي ز‬ (=dua orang muslim) –> Mutsanna

‫ِ يِْس تُو‬dari
‫ت‬ kata ِ‫تِ يِْس تُ يو ز‬ (=orang-orang muslim) –> Jamak Salim

B. Macam-Macam Bentuk Mudhof Ilaihi


Macam-Macam Mudhof Ilaihi
1. Mu’rob
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu’rab harus selalu majrur. Contoh:
ٌ‫لاٌ ياْ ةِ يْ مَ م‬
‫مَت ة‬
‫لاٌ ياْ ةِ يْ مَ لِْ مين‬
‫مَت ة‬
‫لاٌ ياْ ةِ يْ مَ مِْينل‬
‫مَت ة‬
‫شٌل‬ ‫لَ مِْ ة‬
‫يُ لَاِم ل‬
2. Mabni
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir
(sesuai bentuk aslinya).
Contoh:
‫مَت لاِةَل‬
َ‫مَت لاِ مة‬

C. Mudhof yang di Idhofahkan


1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:
a. Bermakna ‫( مِ ين‬dari)
Contoh: ِ‫( َلات ل ةٌ لَ مِ يْ د‬Cincin besi)
Maknanya adalah, ِ‫( َلات ل ةٌ مِ ين لَ مِ يْ د‬Cincin dari besi)
b. Bermakna ُ‫( م‬milik)
Contoh: ‫ي‬ ‫( ِلْيِة ل‬Rumah Ali)
ّ‫َ مَ د‬
Maknanya adalah, ‫ي‬ ّ‫( ِلْيِة مَْل مَ د‬Rumah milik Ali)
c. Bermakna ‫( ِمي‬di dalam)
‫َ لَ ة‬
Contoh: ٌ‫اٌ اَْلِ مي‬ ‫( ` ل‬Azab Kubur)
Maknanya adalah, ٌ‫َ لَاٌة ِمي اَْلِ مي‬
‫( ل‬Azab di dalam kubur)

2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi
berupa ya’ mutakallim, maka ya’ ditulis dengan harakat fathah.
Contoh: َ‫ا‬
‫( ْل لِ ل‬Kedua tanganku)
Asalnya adalah ‫ان‬
‫ ْل لِ م‬sebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya menjadi ‫ ْل لِا‬.
Mengingat ‫ ْل لِا‬berakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya’ mutakallim
menjadi َ‫ا‬
‫ ْل لِ ل‬.

3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya’ dan mudhof ilaihi berupa ya’
mutakallim, maka ya’ ditulis dengan fathah yang ditasdid.
Contoh: ‫ي‬
‫( ةِ لِ م ٌّ مْ م‬Para pengajarku)
Asalnya adalah: ‫ ةِ لِ م ٌّ مْْينل‬dan ya’ mutakallim
BAB IV
FI’IL, FA’IL DAN MAFULBIHI

A. Fi’il
Fi’il ialah kalimah (kata) yang menunjukkan makna mandiri dan disertai dengan
pengertian zaman. Dengan kata lain Fi’il ialah kata kerja.

B. Fa’il
Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum dan menunjukkan atas orang
yang melakukan perbuatan. Dalam bahasa Indonesia, fa’il biasa disebut subjek.
Dari pengertian di atas, kita tekankan bahwa, tidaklah disebut fa’il jika tidak terletak
setelah fi’il ma’lum dan tidaklah disebut fa’il jika tidak menunjukkan sesuatu yang
melakukan perbuatan. Sehingga suatu isim bisa dikatakan fa’il jika terpenuhi dua syarat
di atas.

Contoh fa’il :
ُ‫( َلا لُ َة يْ ة‬qoola nuuhun) =Nabi nuh berkata
Kata ُ‫ َة يْ ة‬marfu dengan dhommah karena isim mufrod, sebagai fa’il karena setelah fi’il
ma’lum.

‫( مِ لَا لَا لََل اْ ةَِلا مَِةْنل‬idza jaa akal munaafiquuna)=Ketika para munafik datang kepadamu.
Kata ‫ اْ ةَِلا مَِةْنل‬marfu’ dengan tanda wau karena ia isim jama’ mudzakkar salim, sebagai
fa’il karena didahului fi’il ma’lum.

Bentuk fa’il dalam kalimat terbagi dua, yakni


1. Bisa berupa isim dzhohir (bukan dhomir)
Contoh :
‫( لِ لَ لُ ياْ لََمٌل لٌ ةَ ةُ ِمي َةِلا د‬dakholal jannata rojulun fii dzubaabin)
ٌ
Seorang laki-laki masuk surga disebabkan seekor lalat
Kata ُ‫ لٌ ةَ ة‬isim dhzohir marfu dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod,
sebagai fa’il karena terletak setelah fi’il ma’lum.

2. Bisa berupa dhomir


Contoh :
‫( لْلة لََلَل ةَ يٌ لْ لِا ت ل يَ لَِة يْنل‬wallahu kholaqokum wa maa ta’maluun)
Dan Allah, dialah yang telah menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat.

Dari kalimat di atas, lafadz jalalah ‫ لة‬bukanlah merupakan fa’il, karena terletak sebelum
fi’il ma’lum, namun pada kata ‫ لََلَل‬terdapat fa’il yang berupa dhomir ْ‫ ه‬yang merupakan
kata ganti dari lafadz jalalah ‫( لة‬cek kembali tashrif fi’il madhi), sehingga dhomir ْ‫ه‬
adalah fa'ilnya. I’rob dari dhomir, mabni atas fathah sebagai fa’il.

Ketentuan-ketentuan fa’il
1. Fa’il selalu marfu’ dan terletak setelah fi’il ma’lum, baik secara langsung atau
dipisahkan dengan isim yang lain.
Contoh :
ِ‫( لٌ لَ لٌ اْ ةِ يْ مَ ةِْنل مِنل ياْ لِْ ميَ م‬roja’a almuslimuuna minal masjidi)=para muslimin kembali dari
masjid
Kata ‫ اْ ةِ يْ مَ ةِْنل‬merupakan isim jama’ mudzakkar salim, marfu dengan tanda wau, sebagai
fa’il karena terletak setelah fi’il ma’lum.

2. Jika fa’il berupa isim mufrod, mutsanna atau jamak, maka fi’il ma’lumnya tetap
dalam keadaan mufrod.
Contoh :
ُ‫( لَاَ لٌ ةَ ة‬jaa a rojulun)= satu orang laki-laki datang
‫( لَا لَ لٌ ةَّل من‬jaa a rojulaani)=dua orang laki-laki datang
ُ‫( لَا لَ مٌ لَا ة‬jaa a rijaalun)=para laki-laki datang

3. Jika fa’il berupa isim muannats atau mudzakkar, maka fi’ilnya juga harus muannats
atau mudzakkar.
Contoh :
‫ِ مِ يِ لٌألٌ ة‬
‫( لَا لَ ي‬jaa at imroatun)=seorang perempuan datang
‫( ت ل لَ يبه ة‬tadzhabu maryamu)= maryam pergi
ٌ‫لٌ يب لِ يٌْل ة‬
‫شٌة‬ ‫( َلاْل ي‬qoolat ‘aisyatu)=aisyah berkata
‫ِ لَاِم ل‬

4. Fi’il wajib muannast jika


- Fa’il berupa isim dhohir yang merupakan muannast haqiqi yang datang langsung
setelah fi’il
Contoh :
‫ِ لَ مِ يْ لٌَة‬
‫( َلاْل ي‬qoolat khodiijatu)=khodijah berkata
ِ‫ُ مه يَ ة‬
‫( تلَي مَ ة‬tajlisu hindun)= hindun duduk

- Fa’il berupa dhomir yang kembali kepada isim muannast


Contoh :
‫ْ لِا ةَ ا يَال ل‬
‫َ لٌ ي‬
ِ ‫( مِ لَا اْ م‬idza assamaa unfathorot)= ketika langit terbelah
Dalam kata ِ ‫ ا يَال ل‬terdapat dhomir ‫ هي‬yang merupakan kata ganti dari َ‫ْ لِا ة‬
‫َ لٌ ي‬ ‫اْ م‬.

5. Fi’il boleh muannast atau mudzakkar jika


- Fa’il berupa isim muannast haqiqi yang terpisah dari fi’ilnya atau diselingi oleh isim
yang lain.
Contoh :
‫( مِ لَا لَا لَ ةَ يٌ اْ ةِْي مَِلاِة‬idza jaa akum almuminaatu)= ketika para wanita mu’min datang
kepadamu
- Fa’il berupa muannats majazi
Contoh :
ُ ‫ََلَل م‬
‫ِ اْ م‬
‫ش يِ ة‬ ‫ ل‬/ُ ‫ََل لٌ اْ م‬
‫ش يِ ة‬ ‫( ل‬thola’as syamsu / thola’atis syamsu)=matahari telah terbit
- Fa’il berupa jama’ taksir
Contoh :
ُ‫ْ ة‬
‫اٌْ ة‬
‫ِ ي‬ ‫ لَا لَ ي‬/ ُ‫ْ ة‬
‫اٌْ ة‬
‫( لَا لَ ي‬jaa arrusulu/jaa atirrusulu)= para rosul datang. Maf’ul bih
C. Maf’ul bih
adalah isim manshub yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan. Pengertian
mudahnya adalah objek yang dikenai pekerjaan.

Contoh Maf’ul bih:


ٌ‫ْ يْْةُة أ ل يِ رٌا[ الَّا‬ ‫ِم لَا َل ل‬
‫ِى لة لْ لٌ ة‬
"Apabila Allah dan rosulnya telah menetapkan suatu perkara"
kata ‫ أ ل يِ رٌا‬isim manshub dengan fathah karena merupakan isim mufrod, sebagai maf’ul
bih. Kita bisa tahu kata‫ أ ل يِ رٌا‬merupakan maf’ul bih dengan melihat harokat akhirnya dan
dari artinya, kata tersebut merupakan objek kalimat.

‫َل لٌأي يبِة مَ مبت لاِلْ مين‬


"Aku membaca 2 kitab
Kata ‫ مَ مبت لاِلْ مين‬isim manshub dengan ya karena merupakan isim mutsanna, sebagai maf’ul
bih.
‫ى َ يلَ مِْينل‬
‫ٌ لَ مَ ى‬
‫ِ لٌ ل‬
‫ل‬
"Ali memukuli anjing-anjing"
Kata ‫ َ يلَِمْينل‬isim manshub dengan ya karena merupakan isim jamak mudakkar salim,
sebagai maf’ul bih.

Jenis-jenis Maf’ul bih


Maf’ul bih ada yang mabni dan ada yang mu’rob. Untuk Maf'ul bih yang mu’rob
sebagaimana yang telah kami contohkan di atas, sedangkan yang mabni dapat dilihat
dari contoh berikut:
‫لَّل اُة لة‬
"Semoga Allah membalasnya"
Dhomir ‫ ُة‬merupakan isim mabni dengan fathah, sebagai maf’ul bih
‫لِْمَل ةَ ةٌ لة‬
"Semoga Allah memberi taufik kepada kalian"
Dhomir ٌَ merupakan maf’ul bih

You might also like