You are on page 1of 7

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN.

2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
PENYULUHAN STRUKTUR KALIMAT BAHASA SASAK: KE ARAH PENYUSUNAN
BAHASA SASAK STANDAR PADA KELOMPOK KERJA GURU
DI KECAMATAN MASBAGIK

Khairul Paridi*, I Nyoman Sudika, Syamsinas Jafar, Yuniar Nuri Nizar


Program Studi PBSI FKIP, Universitas Mataram
*Email: khairulparidi@unram.ac.id

Abstrak - Studi terhadap hasil penelitian dan buku pelajaran bahasa Sasak yang sudah dilakukan, diperoleh
gambaran bahwa belum ada kajian yang secara rinci mengungkap struktur kalimat bahasa Sasak. Selain itu,
dialek yang diteliti dan dibahas terbatas pada satu dialek, sehingga data bahasa Sasak yang disajikan masih
terbatas pada dialek tertentu saja dan masih diwarnai struktur kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan latar
belakang tersebut pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan Struktur Kalimat Bahasa Sasak dari variasi
dialek umum yang sudah dikenal oleh masyarakat. Pendekatan yang digunakan dalam pengabdian ini adalah
pendekatan andragogi dan untuk melaksanakan pendekatan tersebut, metode yang diterapkan adalah metode
diskusi, metode latihan dan metode seminar. Hasilnya adalah guru lebih mengenal Struktur Kalimat Bahasa
Sasak serta variasi dialektal tentang Struktur kalimat dasar, Struktur kalimat tunggal dan Struktur kalimat
kompleks. Hasil tersebut, selanjutnya dijadikan sebagai acuan penyusunan bahan ajar pembelajaran kalimat
bahasa Sasak yang standar.

Kata kunci: struktur kalimat, bahasa Sasak standar

LATAR BELAKANG Sasak. menurun. Mereka kesulitan memahami


Dari hasil kajian terhadap hasil materi yang disampaikan oleh guru.
penelitian yang relevan dan hasil kajian Dari uraian di atas, dapat diakatakan
terhadap beberapa buku pelajaran bahasa bahwa permasalahan yang dihadapi baik oleh
Sasak yang digunakan di sekolah-sekolah guru dan siswa adalah belum tersedianya
ditemukan bahwa buku-buku pelajaran muatan buku/materi pembelajaran yang dapat
lokal bahasa Sasak belum secara rinci membantu siswa memahami materi secara
mengungkap struktur kalimat bahasa Sasak mudah. Hal ini disebabkan materi pelajaran
secara memadai. Selain karena dialek yang bahasa Sasak sebagai muatan lokal belum
dibahas dan dijadikan contoh dan latihan secara rinci mengungkap bahasa Sasak secara
masih terbatas pada dialek tertentu; kalimat lebih memadai.
bahasa Sasak yang disajikan masih diwarnai Menurut Ramlan (1981) kalimat adalah
struktur kalimat bahasa Indonesia (Paridi et satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda
al., 2013). Salah satu buku yang dikaji adalah panjang yang disertai nada akhir atau naik.
buku Reramputan Bahasa Sasak yang ditulis Sedangkan, Mustakim (1992) berpendapat
oleh Lalu Azhar. Jika dicermati, buku ajar bahwa kalimat merupakan bagian tuturan
tersebut, dapat dikatakan bahwa pembahasan yang diawali dengan huruf kapital, dan
tentang struktur bahasa Sasak belum secara diakhiri dengan tanda baca final. Dari kedua
komprehensif membahas berbagai aspek pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
tentang kalimat bahasa Sasak (Paridi et al., kalimat itu adalah satuan gramatik yang
2013). Hal ini berdampak pada kemampuan ditandai adanya jeda yang diakhiri dengan
dan keterampilan siswa menyusun kalimat intonasi final dan dari segi bentuknya, kalimat
masih kurang. Akibat selanjutnya adalah adalah suatu struktur yang minimal terdiri atas
pembelajaran bahasa Sasak menjadi kurang sebuah klausa.
menarik minat siswa mempelajari bahasa

32
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
Alwi et al., (2003) menyatakan bahwa tugas mengajarkan bahasa Sasak terbantu
kalimat dasar adalah klimat yang (1) terdiri untuk menyusun dan mengembangkan bahan
atas satu klausa, (2) unsur-unsurnya lengkap ajar secara lebih baik sehingga lebih mudah
(S-P), (3) susunan unsur-unsurnya menurut dipahami oleh siswa.
urutan yang laizim, yaitu S-P, bukan P-S, (4)
tidak mengandung pernyataan atau METODE PELAKSANAAN
pengingkaran. Pendekatan yang digunakan dalam
Berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya, pengabdian ini adalah pendekatan andragogi
pola kaimat dasar bahasa Indonesia dapat yakni pendekatan pembelajaran diterapkan
dibedakan menjadi delapan tipe, yakni: 1) bagi orang dewasa. Pendekaatan ini dipandang
kalimat dasar berpola S-P (P: Verba), 2) lebih sesuai karena sasaran atau objek
kalimat dasar berpola S-P (P: Nomina), 3 pengabdian ini adalah para guru yang sudah
kalimat dasar berpola S-P (P: Adjektiva), 4) memiliki pengalaman mendidik dan mengajar
kalimat dasar berpola S-P-O, 5) 5 kalimat di sekolah. Dengan pendekatan ini diyakini
dasar berpola S-P-Pel, 6) kalimat dasar berpola hasil pengabdian akan lebih optimal.
S-P-K, 7 kalimat dasar berpola S-P-O-K, 8) Untuk merealisasikan pendekatan
kalimat dasar berpola S-P-O-Pel (Sugono, tersebut metode yang diterapkan dalam
dalam Sirulhaq, 2018). pengabdian masyarakat ini adalah metode
Berdasarkan uraian yang sudah diskusi, metode latihan dan seminar
dikemukakan di atas, solusi yang bisa (Samsuddin, 1987).
ditawarkan untuk menjawab persolan itu Metode diskusi digunakan untuk
adalah kegiatan pengabdian yang mengungkap mendiskusikan contoh-contoh yang disajikan
struktur kalimat bahasa yang standar. Materi oleh tim pengabdian; metode inkuiri
struktur kalimat ini diharapkan dapat digunakan untuk menggali dan menemukan
dikembangkan menjadi bagian materi bahan contoh-contoh baru selain contoh yang
ajar bahasa Sasak standar. disajikan anggota tim. Metode latihan untuk
Mengingat pentingnya materi ini, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
sangatlah perlu disosialisasikan melalui para peserta mengkreasi contoh kalimat bahasa
kegiatan pengabdian pada masyarakat Sasak.
terutama pada kelompok guru sekolah dasar Kegiatan pengabdian ini berlangsung
yang tergabung dalam kelompok kerja guru dari bulan April-bulan Agustus 2019. Kegiatan
(KKG). Kelompok kerja guru yang menjadi dipusatkan pada KKG (Kelompok Kerja Guru)
Sasaran adalah Gugus 1 yang berlokasi di khususnya di Gugus 1 Masbagik Utara Baru,
Masbagik Utara Baru, Kecamatan Masbagik. Kecamatan Masbagik. Pelaksanaan kegiatan
Manfaat kegiatan ini adalah ini berlansung dua hari 11-12 Agustus 2019.
meningkatnya pengetahuan peserta memahami Kegiatan ini melibatkan para guru dan kepala
struktur kalimat dasar, struktur kalimat tunggal sekolah di bawah gugus 1 Masbagik Utara
dan struktur kalimat majemuk beberapa dialek yang menjadi salah satu desa binaan
dalam bahasa Sasak; meningkatnya Universitas Mataram.
keterampilan peserta menyusun struktur
kalimat dasar, struktur kalimat tunggal dan HASIL DAN PEMBAHASAN
struktur kalimat majemuk dari beberapa dialek Materi pengabdian masyarakat ini
dalam bahasa Sasak. Dengan begitu, khalayak dikembangkan dari hasil penelitian “Struktur
sasaran yakni para guru yang khusus diberikan Kalimat dalam Bahasa Sasak: Ke Arah

33
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
Penyusunan Bahasa Sasak Standar”. Hasil kalimat. Misalnya, verba mbeng ‘memberikan’
penelitian ini berupa deskripsi Stuktur Kalimat dalam bahasa Sasak dapat menghadirkan dua
Bahasa. Bahasa Sasak diwarnai variasi objek dalam kalimat. Kalimat dengan verba
dialektal, variasi ini belum dibahas dalam yang menuntut dua objek ini dalam literatur
kegiatan pengabdian kepada masyarakat di linguistik disebut double object atau disebut
sekolah-sekolah. Struktur kalimat yang cukup juga kalimat benefaktif. Cermati kalimat
bervariasi ini perlu didesiminasi kepada para tunggal dalam tiga dialek bahasa Sasak di
guru di sekolah khusunya kepada guru yang bawah ini.
mengajar Bahasa Sasak. Deskripsi materi a) Wah mbeng ku ia kepeng no ngoneq.(Selaparang)
tersebut kami kemas sehingga dapat dijadikan Asp P S O O Det. K
acuan menyusun bahan Pembelajaran Bahasa ‘sudah beri saya dia uang itu tadi’
Sasak Standar di sekolah-sekolah yang ada di b) Wah kə beng nia kepeng no oneq.(Pejanggik)
Asp S P O Pel Det K
Pulau Lombok. ‘Sudah saya beri dia uang itu tadi.
c) Wah kə beng ’n kepeng no oneq.(Pujut)
1. Pola Kalimat Tunggal Asp S P O Pel Det K
Dari data yang berhasil dikumpulkan Arti bebas → ‘Sudah saya berikan dia uang itu tadi.
ditemukan variasi pola kalimat tunggal dalam Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa
bahasa Sasak dalam tiga dialek utama, yaitu unsur aspek wah ‘sudah’ mendahului subjek
Dialek Selaparang, Dialek Pejanggik, dan klitik ku, ke, k yang selanjutnya diikuti verba
Dialek Pujut, meskipun dalam masing-masing mbeng, beng ‘beri’. Pada urutan berikut adalah
dialek ada sub-sub dialek. objek pronominal ie, nie ‘dia’. Dalam dialek
Dalam kalimat dan struktur klausa Pujut objek tersebut ditandai dengan klitik n
tunggal terdapat variasi pola urutan unsur ‘dia’. Perlu diketahui bahwa, unsur klitik
kalimat seperti subyek-predikat, predikat dalam bahasa Sasak dapat berfungsi sebagai
objek-subjek serta variasi bentuk klitik subjek atau objek dalam kalimat tunggal.
pronomina, aspek, dan modalitas. Walaupun Kemudian yang menjadi keterangan dalam
secara maknawi perbedaan pola ini tidak kalimat di atas adalah kata oneq ‘tadi”.
mengganggu komunikasi antar-penutur ketiga Seperti halnya unsur Aspek, unsur
dialek. Modal seperti mele ‘mau’, tao ‘bisa’ bisa
Data berikut memperlihatkan data mendahului verba dalam bahasa Sasak.
kalimat bahasa Sasak yang berasal dari dua Cermatilah posisi unsur modalitas pada contoh
dua dialek yang dominan yakni Dialek kalimat tunggal yang berpola SPO pada uraian
Selaparang dan Dialak Pejanggik, sedangkan berikut ini.
dialek Pujut sangat jarang digunakan khusunya
• Pola Kalimat Tunggal SPO
di Kota Mataram. Karena itu, boleh dikatakan
Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak
bahwa sebenarnya Dialek Pujut merupakan
dapat pula berpola SPO. Kalimat ini biasanya
turunan dari subdialek Pejanggik. Perbedaan
menggunakan verba transitif yang
pola dasar subyek-predikat pada kedua dialek
menghadirkan satu objek. Dalam bahasa
tersebut dapat dilihat pada uraian dan contoh
Sasak, misalnya verba ngaken, kaken ‘makan’.
kalimat di bawah ini.
Kalimat seperti ini disebut kalimat aktif
• Kalimat Tunggal Pola PSOK transitif. Cermati kalimat tunggal bahasa Sasak
Pola kalimat tunggal dapat bervariasi dalam tiga dialek yang memiliki unsur
disebabkan jenis verba yang digunakan dalam modalitas di bawah ini.

34
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
a) Mele aku ngaken apel masi. biasanya menggunakan verba intransitif yang
Mod S P O tidak membolehkan objek hadir dalam kalimat.
‘Mau saya makan apel juga’
Dalam bahasa Sasak, misalnya verba beketoq,
b) Meleng’k kaken apel masih.
Mod S P O ‘ke sana’. Kalimat seperti ini disebut kalimat
‘mau saya makan apel juga’ intransitif. Cermati kalimat tunggal bahasa
c) Meleng kaku kaken apel masih. Sasak dalam tiga dialek yang memiliki unsur
Mod S P O Aspek di bawah ini.
‘mau saya makan apel juga’
Arti bebas→ ‘Saya juga mau makan apel’. a) Wah aku be ketoq timpak bale-na rubin.
Asp S P K K
Pada contoh kalimat di atas tampak ‘sudah saya ke sana ke rumahnya kemarin’
bahwa unsur Modal mele ‘mau’, mendahului b) Wah’ k ke toq jok bale-n uwiq.
nomina. Subjek aku kaku, atau klitik k yang Asp S P K K
berarti ‘saya’, kemudian diikuti verba ngaken, ‘sudah saya ke sana rumahnya kemarin’
c) Wah ’k ketoq jok balen uwiq.
kaken ‘makan’ yang berfungsi sebagai
Asp S P K K
Predikat, kemudian diikuti kata apel yang ‘sudah saya ke sana ke rumahnya kemarin’
berfungsi sebagai Objek. Arti bebas → ‘Sudah saya ke rumahnya kemarin’.

• Pola Kalimat Tunggal SP Pada kalimat di atas tampak bahwa


Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak unsur Aspek wah ‘sudah’, berada pada posisi
dapat pula berpola SP. Kalimat ini biasanya sebelum nomina kilitik yang berfungsi sebagai
menggunakan verba intransitif yang tidak S (subjek), dan mendahului frase preposisi be
membolehkan objek hadir dalam kalimat. ketoq ‘ke sana’ yang berfungsi sebagai P
Dalam bahasa Sasak, misalnya verba bejait, (predikat) kalimat. Setelah itu, hadir frase
‘menjahit’. Kalimat seperti ini disebut kalimat preposisi aning bale, jok balek ‘ke rumah’
intransitif. Cermati kalimat tunggal bahasa yang berfungsi sebagai K (keterangan tempat),
Sasak dalam tiga dialek yang memiliki unsur dan setelah itu hadir K (keterangan waktu)
modalitas di bawah ini. uwiq ‘kemarin’.
a) Aku tao aku bejait.
S Mod Agr P • Pola Kalimat PSOKK
‘saya bisa saya menjahit’ Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak
b) Aku taong ’k bejait. bisa juga berpola PSOKK. Pola urutan kalimat
S Mod kl P seperti ini biasanya menggunakan predikat
‘Saya bisa saya menjahit’
jenis verba intransitif. Predikat kalimat yang
c) Aku taong’k bejait.
S Mod kl P diisi kategori verba diikuti dengan klitik yang
‘saya bisa saya menjahit’ berfungsi sebagai S (subjek), yang kemudian
Arti bebas → ‘Saya bisa menjahit’ dikuti O (objek), keterangan tempat dan
Pada kalimat di atas tampak bahwa keterangan waktu. Para linguis menyebut
unsur Modal tao ‘bisa’, berada pada posisi kalimat seperti ini sebagai kalimat bentuk
setelah nomina Subjek, dan mendahului klitika inversi. Perhatikan contoh kalimat di bawah
aku, k ‘saya’. Urtan berikut adalah verba bejait ini.
a) Gitaq ku side lek peken ngoneq.
‘menjahit’ yang berfungsi sebagai Predikat
P S O K K
kalimat. ‘lihat saya Anda di pasar tadi.
• Pola Kalimat S-P-K-K b) Gitaq ’k side leq peken oneq.
P S O K K
Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak
‘lihat saya Anda di pasar tadi’
dapat pula berpola SPKK. Kalimat ini

35
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
c) Siq gitaq’k side leq peken oneq. Arti bebas →Ditaruhkannya aku uang di kantongku
P S O K K
‘lihat saya anda di pasar tadi’ • Kalimat Inversi P-S-O-K
Arti bebas → Saya lihat anda di pasar tadi.
Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak
dapat pula berstruktur inverse dengan urutan
2. Struktur Kalimat Inversi
PSOK. Pola urutan kalimat seperti ini terdiri
Salah satu perbedaan yang menonjol
atas Predikat yang diisi kategori verba: Subjek
antara dialek Selaparang dan Pejanggik dan
yang diisi kategori nomina, Objek yang diisi
dialek-dialek lainnya dalam bahasa Sasak
kategori nomina dan Keterangan tempat. Hal
adalah adanya semacam ‘penanda’
ini dapat diketahui dari unsur predikat yang
pasif’(passive marker) ‘sin’ atau ‘sim’ pada
mendahului subjeknya. Perhatikan contoh
awal kalimat dalam dialek Pejanggik yang
kalimat di bawah ini.
tidak ada dalam dialek Selaparang. Maka tidak
a) Beliangna aku kopiah isiq Amaq.
heran apabila penutur dialek Selaparang, P S O K
terutama yang berada di Lombok Timur, ‘dibelikannya saya topi oleh ayah’
mendengar penutur bahasa Sasak b) Simbeliang ’kə kopiah isiq amaq.
menggunakan ‘penanda pasif’ seperti itu dia P S O K
‘dibelikannya saya topi oleh Ayah.
akan mengatakan kepadanya “Side dengan
c) Mun pebeliq’k kopiah isiq amaq.
tengaq?”. Yang berarti bahwa “dia penutur P S O K
Pejanggik”. Sebaliknya, jika penutur dari ‘dibelikan saya topi oleh Ayah
dialek Selaparang bertandang ke Lombok Arti bebas → ‘Saya dibelikan topi oleh ayah.’
Tengah atau Mataram/Lombok Barat dan
berbicara dengan mitra tuturnya dari dialek 3. Struktur Kalimat Pasif
Pejanggik, maka boleh jadi dia akan ditanya Kalimat pasif adalah kalimat yang
“Side dengan Timuq?”, yang berarti “apakah diderivasi dari kalimat aktif. Pada kalimat aktif
anda dari dialek Selaparang?” posisi subjek berada sebelum verba, posisi
objek berada setelah verba. Dalam dialek
• Pola Kalimat Inversi PSOK
Selaparang verbanya diawali dengan afik m-.
Kalimat tunggal dalam bahasa Sasak
sebaliknya dalam kalimat pasif posisi objek
dapat pula berstruktur inversi dengan urutan
berpindah ke posisi subjek dan objek
PSOK. Pola urutan kalimat seperti ini terdiri
berpindah ke posisi subjek. Perhatikan contoh
atas Predikat yang diisi kategori verba+klitik.
kalimat pasif dalam bahasa Sasak di bawah.
Subjek diisi kategori nomina, Objek yang diisi
Pel berkategori nomina dan Keterangan a) Kereng beli na leq peken rubin.
O P S K K
tempat. Hal ini dapat diketahui dari unsur
‘sarung beli dia di pasar kemarin’
predikat yang mendahului subjeknya. b) Kereng sinbeli lek peken uiq.
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini. O P S K K
Sarung --- beli di pasar kemarin.
a) Toloqang na aku kepeng leq kantongku.
c) Kereng simbeli leq peken uiq.
P kl S O K
O P S K K
‘ditaruhkannya aku uang di kantongku’
Sarung beli di pasar kemarin.
b) Toloqang ’n aku kepeng leq kantong’k.
Arti bebas →Sarung yang dia beli di pasar kemarin.
P kl S O K
‘ditaruhkannya aku uang di kantongku’
c) Tepetoloq ’k kepeng leq kantong’k. 4. Kalimat Negatif
P S O K Kalimat negatif merupakan kalimat yang
‘ditaruhkan aku uang di kantongku’ memiliki kata-kata negatif yang secara

36
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
gramatikal memang menegatifkan unsur P Selaparang dan Dilaek Pejanggik penanda
(predikat). Kata-kata negatif dalam bahasa perintah verba berakhiran -an atau -ang
Sasak contohnya adalah ndek ‘tidak’, ndeqie, sedangkan pada dialek Pujut ditandai afiks pe-
ndeqnie ‘bukan’, ndeqman ‘belum’, dan atau peN- pada verbanya.
lainnya. Pemakaian kata negatif dapat dilihat a) Baitang aku awis tono leq mudin lawang no!
pada contoh kalimat negatif di bawah ini. ‘ambilkan saya arit di sana di belakang pintu itu’
b) Baitang’k arit to leq murin lawang no!
a) Nedeq ku uah lalo. (Selaparang)
ambilkan saya arit di sana dibelakang pintu itu’
Neg S Asp P
c) Pebait’k arit no to leq murin lawang!
‘Tidak saya sudah pergi’.
ambilkan saya arit di sana dibelakang pintu itu’
b) Nedeq ke uah lalo. (Pejanggik)
Neg S Asp P
‘Tidak saya sudah pergi’. 6. Struktur Kalimat Tanya
c) Nedeq k uah lalo. (Pujut) Kalimat tanya/pertanyaan adalah kalimat
Neg S Asp P yang digunakan untuk menanyakan sesuatu,
‘Tidak saya sudah pergi’.
misalnya benda, keadaan dan lainnya. Kalimat
Arti bebas → ‘Saya tidak pernah pergi’
tanya dalam bahasa Sasak biasanya
Pada contoh kalimat di atas, tampak menggunakan kata tanya seperti sai ‘siapa’,
bahwa kata negatif ndeq ‘tidak’ mendahului ape, apa, kembeq ‘mengapa’/’kenapa’, ngumbe
(S) subjek klitik ku, ke, yang berarti ‘saya’ ‘bagaimana’, mbe ‘mana’, leq mbe ‘di mana’
baik pada dialek Selaparng, dialek Pejanggik, piran ‘bilamana’/‘kapan’, dan pire ‘berapa’.
maupun dalam dilaek Pujut, kemudian diikuti
1) Kata Tanya Apa ‘Apa’
keterangan Asp uah ‘sudah’ dan yang a) Apa raosang na ino?”
mendahului verba lalo ‘pergi’. Untuk ‘Apa yang sedang dia bicarakan itu?’
mencermati posisi kata negative dalam kalimat b) Ape sin raosang no?
bahasa Sasak. Perhatikan contoh pemakaian ‘Apa yang sedang dia bicarakan itu?’
kata negatif ndeqman berikut ini. 2) Kata Tanya Kumbeq ‘Mengapa’
a) Kumbeqna kanak sino?
a) Ndeqman ku bedait kance dengan sino.(Selaparang) ‘Kenapa dia anak itu?’
Neg S P Ket b) Ia kembeq’n kanak no?
‘belum saya berjumpa dengan orang itu’ ‘Dia kenapa anak itu?’
b) Ndeqmqn ke bedait kance dengan no. (Pejanggik)
3) Kata Tanya Sai ‘Siapa’
Neg S P Ket
a) Sai kancan da lalo bareh?
‘belum saya berjumpa dengan orang itu’
‘Siapa sama Anda pergi nanti?’
c) Ndeqman ku bedait kance dengan seto. (Pujut)
b) Sai kance m lalo bareh?
Neg S P Ket
‘Siapa sama Anda pergi nanti?’
‘belum saya berjumpa dengan orang itu’
Arti bebas → ‘Saya belum berjumpa dengan orang itu’. 4) Kata Tanya Leq mbe ‘Di mana’
a) Leq mbe taoq balenda Amaq?
‘Di mana tempat rumah nya Bapak?’
5. Struktur Kalimat Perintah b) Leq mbe taoq balem side Amaq?
Berdasarkan fungsinya dalam hubungan ‘Di mana tempat rumah nya Bapak?’
situasi, kalimat suruh mengharapkan
tanggapan yang berupa tindakan dari orang KESIMPULAN DAN SARAN
yang diajak berbicara. Berdasarkan ciri Simpulan yang dapat diambil dari
formalnya, kalimat ini memiliki pola intonasi kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan
yang berbeda dengan pola intonasi kalimat judul “Pengenalan Materi Struktur Kalimat
berita dan kalimat tanya. Pola intonasinya Bahasa Sasak : Sebagai Bahasa Sasak Standar
ialah 2 3 2 atau 2 3 2. Dalam dialek pada Kelompok Kerja Guru (KKG)

37
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 1, Februari 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
Pendidikan Dasar se-Kecamatan Masbagik bahasa Sasak pola dasar kalimat inti dan pola
Utara”, adalah sebagai berikut. dasar kalimat dasar yang telah mengalami
Kegiatan pengabdian masyarakat ini penambahan unsur intinya.
dapat dikatakan berlangsung dengan baik, Saran-saran, materi penyuluhan ini
mulai dari persiapan sampai pada sebaiknya dikembangkan dan dilestarikan;
pelaksanaannya. Respon atau sambutan para perlu kajian lebih lanjut tentang berbagai
guru dan kepala sekolah sangat positif. Hal ini aspek dalam bahasa Sasak, seperti penanda
dapat diketahui dari banyaknya tanggapan (mark) dan (unmark) sim, sin, dalam dalam
berupa pertanyaan dan saran terhadap pemateri dialek Pejanggik, dan dialek Pujut yang tidak
sesuai dengan masalah yang disampaikan. terdapat dalam dialek Selaparang yang belum
Terutama sekali pada materi diskusi tentang banyak disentuh dalam buku pembelajaran.
variasi pola kalimat, penada kalimat yang Perlu kajian yang lebih seksama tentang
bervariasi secara dialektal. Dengan materi berbagai aspek yang yang terdapat pada
pengabdian ini, pengetahuan dan keterampilan kalimat majemuk. Dengan ditemukannya
peserta (khalayak sasaran) dalam menyusun berbagai aspek kalimat secara lebih
kalimat dasar, kalimat komplek dalam bahasa komprehensif diharapkan para guru dapat
Sasak semakin meningkat. mengemas materi pembelajaran muatan lokal
Para peserta sangat antusias dalam bahasa Sasak yang standar.
mengikuti penejelasan pemateri. Rupanya para
guru, baru menyadari bahwa bahasa yang DAFTAR PUSTAKA
berkembang di masyarakat Sasak memiliki Alwi et al. 2013. Tata Bahasa Baku Bahasa
variasi baik dari segi struktur, pilihan kata, Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
sehingga pemaksaan dialek tertentu pada Pengembangan Bahasa.
peserta didik sangat menyulitkan mereka. Mustakim. 1997. Cermat Berbahasa
Dalam kegiatan diskusi, para guru tidak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
saja mendengarkan dan menerima contoh Paridi, Khairul . 2013. “Aspek Bahasa Sasak
kalimat, bahkan mereka juga menyampaikan dan Perilaku Sintaksisnya (Ke Arah
contoh kalimat yang berasal dari dialek bahasa Pembakuan Bahasa Sasak”. Lemlit.
Sasak yang berasal dari lingkungan Universitas Mataram.
masyarakat tempat mereka tinggal. Dengan Ramlan. 1981. Ilmu Bahasa Indonesia:
demikian, suasana diskusi menjadi kondusif. Sintaksis. Yogyakarta. CV. Karyono.
Kehadiran para peserta diskusi turut pula Sirrullhaq et al. 2018. “Pola Kalimat Dasar
memperkaya data kalimat yang disampaikan Bahasa Sasak”. Lemlit Universitas
oleh tim pengabdian. Mataram.
Tambahan lagi, setelah tim pengabdian Samsuddin, 1987. Dasar-dasar Penyuluhan
mengemukakan dan memperkenalkan contoh dan Modernisasi Pertanian. Bandung:
kalimat, makin terbuka lah kemungkinan Bina Cipta.
dilakukannya pengembangan materi ajar
bahasa Sasak. Dan, dari diskusi tersebut dapat
pula ditemukan variasi bunyi, variasi penanda
afiks, pola dan struktur kalimat bahasa Sasak
yang lebih jelas sehingga tampak bahwa
bahasa Sasak itu memiliki variasi yang
beragam. Hal ini dapat dicermati dari contoh

38

You might also like