You are on page 1of 4

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode


Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran

Lokasi MA Muhammadiyah Jakarta


Lingkup Pendidikan Madrasah Aliyah Kelas XI IPS
Tujuan yang ingin dicapai Melalui model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dengan pendekatan TPACK, peserta didik
diharapkan secara individu mampu menyebutkan kosakata
bahasa Jepang dari makanan-minuman dan jumlahnya,
kemudian peserta didik mampu membuat kalimat
percakapan memesan makanan dan/atau minuman dalam
bahasa Jepang dan dapat mempraktekkan percakapan
tersebut melalui skema roleplay secara berkelompok
dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur
teks, dan unsur kebahasaan yang sesuai
konteks dengan benar serta diharapkan peserta didik
mampu mengungkapkan persamaan dan perbedaan dari
makanan/minuman Jepang dan Indonesia dan
mengungkapkan pengaruh dari kedua makanan/minuman
tersebut bagi kesehatan secara tertulis maupun lisan dengan
sikap percaya diri, tanggung jawab, disiplin dan bekerja
sama secara berkelompok.
Penulis Dewi Rani Novianti, S.S
Tanggal 5 Juli 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah perlunya
Kondisi yang menjadi latar praktik ini dilakukan, antara lain:
belakang masalah, 1. Kurangnya rasa kepercayaan diri siswa untuk
mengapa praktik ini berbicara bahasa Jepang dalam kegiatan sehari-hari
penting untuk dibagikan, terutama di lingkungan sekolah.
apa yang menjadi peran Hal ini dikarenakan perbedaan gramatikal antara
dan tanggung jawab anda bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia, adanya
dalam praktik ini. partikel, perubahan kata kerja dan banyaknya
kosakata dalam bahasa Jepang yang membuat siswa
merasa kurang percaya diri untuk berbicara dalam
bahasa Jepang karena takut salah dalam
penyampaiannya.
2. Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk
mempraktekkan bahasa Jepang dalam kehidupan
sehari-hari.
Guru kurang memotivasi siswa untuk membiasakan
diri mempraktekkan berbicara bahasa Jepang dalam
pembelajaran sehari-hari sehingga siswa pun tidak
terbiasa untuk berbicara bahasa Jepang.
3. Pembelajaran yang konvensional (teacher center)
menyebabkan siswa kurang aktif dalam
pembelajaran.
Guru belum optimal dalam menerapkan model
pembelajaran yang inovatif karena keterbatasan
wawasan mengenai pembelajaran yang menarik
bagi siswa dan yang dapat merangsang keaktifan
siswa (student center) terutama yang menerapkan
4C (Critical Thinking, Creative Thinking,
Collaboration, and Communication) yakni
kemampuan untuk berpikir kritis, berpikir kreatif,
bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi
dengan baik.
4. Penggunaan media pembelajaran yang kurang
menarik.
Guru belum optimal memanfaatkan sarana dan
prasarana sekolah (smart TV) dalam menggunakan
media pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa di abad 21 (era digital) seperti
PPT yang terdapat audio untuk memudahkan siswa
mempelajari pelafalan bahasa Jepang dengan
intonasi yang baik dan benar sesuai penutur aslinya,
video pembelajaran mengenai bahasa Jepang, kartu
gambar, games dan lain-lain.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan tersebut


maka praktik ini penting untuk dibagikan karena:
1. Melalui pembelajaran inovatif dengan model PBL
(Problem Based Learning) ini dapat melatih
kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berpikir
kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan
berkomunikasi dengan baik dalam hal ini
mengungkapkan persamaan dan perbedaan makanan
Jepang dan Indonesia serta mengungkapkan
pengaruhnya bagi kesehatan.
2. Pembelajaran dengan pendekatan TPACK dengan
menggunakan media pembelajaran audio visual
seperti PPT mengenai kosakata makanan-minuman
dan jumlahnya serta contoh kalimat percakapan
memesan makanan/minuman yang terdapat audio
dan gambarnya, video pembelajaran mengenai
makanan dan minuman Jepang serta cara memesan
makanan-minuman dalam bahasa Jepang, kartu
gambar makanan-minuman dan penggunaan LKPD
dapat memudahkan guru memberikan materi
pembelajaran dan memudahkan siswa dalam
memahami materi yang diajarkan serta siswa dapat
mempraktekkan percakapan memesan makanan-
minuman dalam bahasa Jepang sesuai dengan pola
kalimat dan pelafalan yang telah dipelajari.
3. Dapat dijadikan referensi oleh sesama guru bahasa
yang memiliki permasalahan yang sama yakni
melatih kepercayaan diri siswa dalam
mempraktekkan berbicara bahasa asing dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Memotivasi guru untuk konsisten menerapkan
pembelajaran yang inovatif sehingga tercipta
pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini adalah


sebagai fasilitator yang merancang pembelajaran inovatif
dengan model PBL (Problem Based Learning) untuk
melatih nalar siswa untuk berfikir kritis, kreatif, berdiskusi
dan mengkomunikasikan hasil diskusinya dengan baik serta
menerapkan pendekatan TPACK untuk memudahkan siswa
memahami materi pembelajaran, sebagai motivator agar
siswa percaya diri dalam mengucapkan kata/kalimat dalam
bahasa Jepang dengan mempraktekkan percakapan
memesan makanan-minuman dengan roleplay, dan sebagai
evaluator yang mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa
selama pembelajaran untuk mengukur keberhasilan dari
praktik pembelajaran yang telah dilakukan.

Tantangan : Tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran ini


Apa saja yang menjadi antara lain:
tantangan untuk 1. Merancang model pembelajaran PBL (Problem
mencapai tujuan Based Learning) membutuhkan persiapan yang
tersebut? Siapa saja yang cukup lama dan matang; diantaranya mencari
terlibat, permasalahan yang relevan dengan materi
pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa dan dapat
dengan mudah dipahami oleh siswa
2. Guru maupun siswa belum terbiasa dengan model
pembelajaran ini karena terbiasa dengan metode
ceramah
3. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai
dengan sintak pada pembelajaran PBL
4. Memanfaatkan kondisi ruang belajar yang kondusif
yang disertai dengan sarana prasarana yang
menunjang penggunaan media pembelajaran
5. Koordinasi dengan pihak sekolah, siswa dan juru
kamera serta editor yakni menentukan jadwal
pelaksanaan praktik pembelajaran

Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah:


1. Kepala Madrasah (memberikan dukungan dan
pemberian izin penggunaan sarana prasarana
sekolah)
2. Siswa Kelas XI IPS (sebagai peserta didik dalam
pembelajaran Koora wa arimasu ka)
3. Alumni (yang membantu menjadi juru kamera
sekaligus editor video praktik pembelajaran)
Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi
Langkah-langkah apa tantangan tersebut yakni antara lain:
yang dilakukan untuk 1. Merancang perangkat pembelajaran yang
menghadapi tantangan meliputi pengembangan RPP, Media ajar,
tersebut/strategi apa yang Bahan ajar, LKPD dan instrumen penilaian.
digunakan/bagaimana 2.
prosesnya, siapa saja yang
terlibat /Apa saja sumber
daya atau materi yang
diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini

Refleksi Hasil dan


dampak
Bagaimana dampak dari
aksi dari Langkah-langkah
yang dilakukan? Apakah
hasilnya efektif? Atau
tidak efektif? Mengapa?
Bagaimana respon orang
lain terkait dengan
strategi yang dilakukan,
Apa yang menjadi faktor
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan?
Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses
tersebut

You might also like