Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi MA Muhammadiyah Jakarta
Lingkup Pendidikan Madrasah Aliyah Kelas XI IPS Tujuan yang ingin dicapai Melalui model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan pendekatan TPACK, peserta didik diharapkan secara individu mampu menyebutkan kosakata bahasa Jepang dari makanan-minuman dan jumlahnya, kemudian peserta didik mampu membuat kalimat percakapan memesan makanan dan/atau minuman dalam bahasa Jepang dan dapat mempraktekkan percakapan tersebut melalui skema roleplay secara berkelompok dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang sesuai konteks dengan benar serta diharapkan peserta didik mampu mengungkapkan persamaan dan perbedaan dari makanan/minuman Jepang dan Indonesia dan mengungkapkan pengaruh dari kedua makanan/minuman tersebut bagi kesehatan secara tertulis maupun lisan dengan sikap percaya diri, tanggung jawab, disiplin dan bekerja sama secara berkelompok. Penulis Dewi Rani Novianti, S.S Tanggal 5 Juli 2023 Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah perlunya Kondisi yang menjadi latar praktik ini dilakukan, antara lain: belakang masalah, 1. Kurangnya rasa kepercayaan diri siswa untuk mengapa praktik ini berbicara bahasa Jepang dalam kegiatan sehari-hari penting untuk dibagikan, terutama di lingkungan sekolah. apa yang menjadi peran Hal ini dikarenakan perbedaan gramatikal antara dan tanggung jawab anda bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia, adanya dalam praktik ini. partikel, perubahan kata kerja dan banyaknya kosakata dalam bahasa Jepang yang membuat siswa merasa kurang percaya diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang karena takut salah dalam penyampaiannya. 2. Rendahnya minat dan motivasi siswa untuk mempraktekkan bahasa Jepang dalam kehidupan sehari-hari. Guru kurang memotivasi siswa untuk membiasakan diri mempraktekkan berbicara bahasa Jepang dalam pembelajaran sehari-hari sehingga siswa pun tidak terbiasa untuk berbicara bahasa Jepang. 3. Pembelajaran yang konvensional (teacher center) menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Guru belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif karena keterbatasan wawasan mengenai pembelajaran yang menarik bagi siswa dan yang dapat merangsang keaktifan siswa (student center) terutama yang menerapkan 4C (Critical Thinking, Creative Thinking, Collaboration, and Communication) yakni kemampuan untuk berpikir kritis, berpikir kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi dengan baik. 4. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik. Guru belum optimal memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah (smart TV) dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa di abad 21 (era digital) seperti PPT yang terdapat audio untuk memudahkan siswa mempelajari pelafalan bahasa Jepang dengan intonasi yang baik dan benar sesuai penutur aslinya, video pembelajaran mengenai bahasa Jepang, kartu gambar, games dan lain-lain.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan tersebut
maka praktik ini penting untuk dibagikan karena: 1. Melalui pembelajaran inovatif dengan model PBL (Problem Based Learning) ini dapat melatih kemampuan siswa dalam berpikir kritis, berpikir kreatif, bekerja sama dengan orang lain, dan berkomunikasi dengan baik dalam hal ini mengungkapkan persamaan dan perbedaan makanan Jepang dan Indonesia serta mengungkapkan pengaruhnya bagi kesehatan. 2. Pembelajaran dengan pendekatan TPACK dengan menggunakan media pembelajaran audio visual seperti PPT mengenai kosakata makanan-minuman dan jumlahnya serta contoh kalimat percakapan memesan makanan/minuman yang terdapat audio dan gambarnya, video pembelajaran mengenai makanan dan minuman Jepang serta cara memesan makanan-minuman dalam bahasa Jepang, kartu gambar makanan-minuman dan penggunaan LKPD dapat memudahkan guru memberikan materi pembelajaran dan memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan serta siswa dapat mempraktekkan percakapan memesan makanan- minuman dalam bahasa Jepang sesuai dengan pola kalimat dan pelafalan yang telah dipelajari. 3. Dapat dijadikan referensi oleh sesama guru bahasa yang memiliki permasalahan yang sama yakni melatih kepercayaan diri siswa dalam mempraktekkan berbicara bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari. 4. Memotivasi guru untuk konsisten menerapkan pembelajaran yang inovatif sehingga tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Peran dan tanggung jawab guru dalam praktik ini adalah
sebagai fasilitator yang merancang pembelajaran inovatif dengan model PBL (Problem Based Learning) untuk melatih nalar siswa untuk berfikir kritis, kreatif, berdiskusi dan mengkomunikasikan hasil diskusinya dengan baik serta menerapkan pendekatan TPACK untuk memudahkan siswa memahami materi pembelajaran, sebagai motivator agar siswa percaya diri dalam mengucapkan kata/kalimat dalam bahasa Jepang dengan mempraktekkan percakapan memesan makanan-minuman dengan roleplay, dan sebagai evaluator yang mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa selama pembelajaran untuk mengukur keberhasilan dari praktik pembelajaran yang telah dilakukan.
Tantangan : Tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran ini
Apa saja yang menjadi antara lain: tantangan untuk 1. Merancang model pembelajaran PBL (Problem mencapai tujuan Based Learning) membutuhkan persiapan yang tersebut? Siapa saja yang cukup lama dan matang; diantaranya mencari terlibat, permasalahan yang relevan dengan materi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa 2. Guru maupun siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini karena terbiasa dengan metode ceramah 3. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang sesuai dengan sintak pada pembelajaran PBL 4. Memanfaatkan kondisi ruang belajar yang kondusif yang disertai dengan sarana prasarana yang menunjang penggunaan media pembelajaran 5. Koordinasi dengan pihak sekolah, siswa dan juru kamera serta editor yakni menentukan jadwal pelaksanaan praktik pembelajaran
Yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini adalah:
1. Kepala Madrasah (memberikan dukungan dan pemberian izin penggunaan sarana prasarana sekolah) 2. Siswa Kelas XI IPS (sebagai peserta didik dalam pembelajaran Koora wa arimasu ka) 3. Alumni (yang membantu menjadi juru kamera sekaligus editor video praktik pembelajaran) Aksi : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi Langkah-langkah apa tantangan tersebut yakni antara lain: yang dilakukan untuk 1. Merancang perangkat pembelajaran yang menghadapi tantangan meliputi pengembangan RPP, Media ajar, tersebut/strategi apa yang Bahan ajar, LKPD dan instrumen penilaian. digunakan/bagaimana 2. prosesnya, siapa saja yang terlibat /Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Refleksi Hasil dan
dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut