Professional Documents
Culture Documents
Rekayasa Ide Filsafat Pendidikan
Rekayasa Ide Filsafat Pendidikan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Filsafat Pendidikan
ini hingga selesai dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan baik dari segi kata,
bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan, dan penulis juga mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang
membangun guna kesempurnaan Rekayasa Ide ini kedepannya.
Di samping itu ucapan terimakasih juga kepada dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan, yaitu ibu Rahmilawati Ritonga, SPd., M.Pd. yang telah bersedia
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas ini berguna kedepan
dan menjadi bahan rujukan bagi penulis dalam setiap penugasan dalam Rekayasa Ide dan
semoga kedepan menjadi lebih baik lagi. Demikianlah, tugas Rekayasa Ide ini dibuat
semoga dapat memberikan manfaat kepada kita.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Pendidikan karakter bagi anak merupakan catatan penting bagi seorang guru di masa
sekarang ini apalagi sekarang semuanya dilakukan serba dengan teknologi, dimana menuntut
seorang guru harus mengikuti perkembangan zaman, seperti yang disarankan oleh Isriwal P.
A, Firman, (2019) dalam penelitiannya sebagai seorang profesional di bidangnya sangat
penting bagi seorang guru untuk mengikuti perkembangan zaman karena zaman yang
dihadapi tersebut akan terus berubah-rubah dan arus nya semakin cepat apalagi sekarang
zaman sudah memasuki era 4.0. (Harri Jumarto, 2021).
B. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi peserta didik dalam upaya memperoleh
pendidikan dan karakter
2. Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan apabila peserta didik tidak
memperoleh pendidikan dan karakter yang baik
3. Untuk menemukan solusi untuk menjadikan peserta didik menjadi generasi muda
yang berkarakter
4. Untuk memanfaatkan pendididikan dan karekter sebagai upaya menjadikan peserta
didik menjadigeneraju muda yang berpendidikan dan berkarakter
5. Mejelaskan secara detail impemlentasi pendidikan dan karakter pada peserta didik
C. Manfaat Penulisan
Adapun penulisan karya ini memberi manfaat antara lain:
A. Kondisi Terkini
Proses belajar bukanlah proses instan. Hasil belajar tidak dapat dilihat dalam sekejap mata.
Dalam prosesnya, pasti guru pintar menemukan siswa yang mengalami kendala belajar atau
siswa tidak paham pelajaran. Dalam permasalahan yang kami temukan pada saat melakukan
penelitian di sekola Yayasan perguruan santo Paulus ada beberapa siswa yang mengalami
kendala saat memahami pembelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat
dikategorikan menjadi Learning Disorder, Learning disfunction, Underachiever, Slow
Learner dan Learning Disability. Siswa yang mengalami learning disorder biasanya
terganggu belajarnya karena hilangnya respons yang bertentangan dengan karakteristik siswa.
Hal ini dapat berakibat capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki.
Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental ataupun gangguan psikologis lainnya. Sedangkan underachiever
mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong
diatas normal. Tetapi, sayangnya potensi belajar yang didapatkan tergolong rendah. Sebagai
contoh, anak yang di tes kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong
sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi belajar yang didapatkan nya biasa-
biasa saja atau malahan sangat rendah. Dan kesulitan belajar yang selanjutnya adalah Slow
Learner. Siswa yang termasuk dalam kategori ini adalah siswa yang dalam belajarnya lambat
menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
bisa memahami materi yang disampaikan.
Kesulitan terakhir adalah siswa yang memiliki Learning Disabilities atau ketidakmampuan
dalam belajar seperti siswa lainnya. Pada kategori ini, siswa mengalami ketidakmampuan
belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak dapat belajar sama sekali atau
menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya secara
intelektual.
Dalam penelitian ini, kami juga memberikan beberapa soal kuis dan ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut, karenanya siswa ini mengalami
keterlambatan dalam menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk memahami materi yang telah disampaikan sehingga jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
A. Gagasan
Kesalahan dalam mengajar adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini
menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya menerangkan
pelajaran terus menerus. Padahal dikelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran.
Solusinya kita harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya.
Setelah itu guru dapat merancang metode pembelajaran yang kreatif, yang dapat
mengcover semua gaya belajar siswa dikelas. Kita juga harus mendesain media
pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta
empati, mengidentifikasi permasalahan, melakukan uji coba (memberikan kuis), dan
jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.
Pada saat melakukan pembelajaran pasti ada beberapa murid yang merasa bosan
dengan pembelajaran yang diterangkan oleh guru, agar murid tidak terlalu bosan guru
bisa memberikan berbagai media belajar yang lebih menarik seperti, menunjukkan video
pembelajaran dengan animasi, dan mengajak siswa bermain game seru agar proses
pembelajaran tidak terlalu kaku dan juga agar siswa dapat menyukai mata pelajaran yang
diikutinya.
Kondisi emosional siswa sangt berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran.
Bagaimana perasaan siswa terhadap guru dapat menjadi salah satu sebabnya. Siswa nya
menyukai gurunya otomatis akan bersemangat dalam belajar dan tidak sungkan jika ingin
bertanya. Sebaliknya, jika siswa tidak menyukai pelajaran yang diajarkannya. Nah kita
harus dapat bersikap yang membuat siswa merasa aman dan nyaman. Terapkan 4
kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian. Buat siswa merasa dekat dan
termotivasi dalam belajar.
A. Kesimpulan
Pendidikan ialah proses pembelajaran dengan tujuan untuk dikembangkannya bakat
pada diri anak, baik itu bersifat kepribadian, kecerdasan, spiritual dan keagamaan.
Pendidikan dapat pula diartikan sebagai upaya sadar yang sistematis dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik. Secara sederhana Pendidikan merupakan pelajaran yang
berharga bagi anak yang membuatnya menjadi manusia yang lebih kritis dalam berpikir
sehingga bisa menciptakan karakter yang diinginkan oleh guru dan kedua orang tua
mereka.
Pendidikan Karakter merupakan harapan sebuah negara terhadap bangsanya, di mana
pendidikan karakter akan melahirkan peserta didik yang sangat diharapkan, dimana
peserta didik tersebut bisa mengimbangkan sikap kognitif, afektif dan psikomotoriknya
sehingga peserta didik tersebut bisa bersaing nantinya ketika mereka sudah tumbuh
dewasa. Pendidikan karakter merupakan usaha yang sadar untuk merubah dan
mengembangkan perilaku seseorang kearah yang lebih baik agar mampu hidup dalam
bermasyarakat dan bisa bergabung didalam kehidupan bermasyarakat nantinya sehingga
peserta didik tersebut tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk nantinya, sejalan dengan
itu Pendidikan sebagai suatu proses yang bergerak, dalam artian bisa merubah diri dan
berkembang ketika terjadi permasalahan di masyarakat sehingga peserta didik tersebut
bisa mengikuti perubahan zaman nantinya dan tidak tertinggal oleh perkembangan
zaman.
Kesalahan dalam mengajar adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini
menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya menerangkan
pelajaran terus menerus. Padahal dikelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran.
Solusinya kita harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya.
Setelah itu guru dapat merancang metode pembelajaran yang kreatif, yang dapat
mengcover semua gaya belajar siswa dikelas. Kita juga harus mendesain media
pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta
empati, mengidentifikasi permasalahan, melakukan uji coba (memberikan kuis), dan
jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, cet. 1 (Jakarta: Wacana Ilmu, 1997), h. 164.
Harri Jumarto Suriadi, Firman, Riska Ahmad. Analisis Problema Pembelajaran Daring
Terhadap Pendidikan Karakter Peserta Didik. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021 Halm 165-173
Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.