You are on page 1of 11

REKAYASA IDE FILSAFAT PENDIDIKAN

“PENDIDIKAN DAN KARAKTER PESERTA DIDIK MENJADI ACUAN MAJUNYA


GENERASI MUDA”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ADELIA PUTRI HALIDA (4223131060)


2. CRISMAS ANJELA MANIHURUK (4223331005)
3. DANIA RAHYL SOPHIA (4221131033)
4. TITA LINYAN PARDEDE (4223331029)

DOSEN PENGAMPU : RAHMILAWATI RITONGA, SPd., M.Pd

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Filsafat Pendidikan
ini hingga selesai dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan baik dari segi kata,
bahasa, dan juga susunan kalimat. Oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan
dalam penulisan, dan penulis juga mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang
membangun guna kesempurnaan Rekayasa Ide ini kedepannya.
Di samping itu ucapan terimakasih juga kepada dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan, yaitu ibu Rahmilawati Ritonga, SPd., M.Pd. yang telah bersedia
membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga tugas ini berguna kedepan
dan menjadi bahan rujukan bagi penulis dalam setiap penugasan dalam Rekayasa Ide dan
semoga kedepan menjadi lebih baik lagi. Demikianlah, tugas Rekayasa Ide ini dibuat
semoga dapat memberikan manfaat kepada kita.

Medan, November 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 5
C. Manfaat Penulisan .............................................................................................................. 5
BAB II PERMASALAHAN .................................................................................................... 6
A. Kondisi Terkini ................................................................................................................... 6
BAB III SOLUSI DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7
A. Gagasan .............................................................................................................................. 7
B. Solusi Yang Pernah Ditawarkan ......................................................................................... 7
C. Gagasan Baru Yang Ditawarkan ........................................................................................ 9
D. Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan ............................................................ 9
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan ialah proses pembelajaran dengan tujuan untuk dikembangkannya bakat
pada diri anak, baik itu bersifat kepribadian, kecerdasan, spiritual dan keagamaan. Pendidikan
dapat pula diartikan sebagai upaya sadar yang sistematis dalam mencapai kehidupan yang
lebih baik. Secara sederhana Pendidikan merupakan pelajaran yang berharga bagi anak yang
membuatnya menjadi manusia yang lebih kritis dalam berpikir sehingga bisa menciptakan
karakter yang diinginkan oleh guru dan kedua orang tua mereka. Sejalan dengan itu, begitu
krusialnya kedudukan karakter dalam proses pembelajaran membuat guru harus benar-benar
mampu menyentuh sampai ke akar-akarnya perihal karakter ini, yang tercakup dalam proses
pembelajaran yang sudah dicanangkan oleh guru yang sudah di canangkan oleh guru yang
bersangkutan sesuai dengan definisi Pendidikan menurut UU No 20 tahun tentang sistem
Pendidikan nasional yakni, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Pendidikan Karakter merupakan harapan sebuah negara terhadap bangsanya, di mana


pendidikan karakter akan melahirkan peserta didik yang sangat diharapkan, dimana peserta
didik tersebut bisa mengimbangkan sikap kognitif, afektif dan psikomotoriknya sehingga
peserta didik tersebut bisa bersaing nantinya ketika mereka sudah tumbuh dewasa.
Pendidikan karakter merupakan usaha yang sadar untuk merubah dan mengembangkan
perilaku seseorang kearah yang lebih baik agar mampu hidup dalam bermasyarakat dan bisa
bergabung didalam kehidupan bermasyarakat nantinya sehingga peserta didik tersebut tidak
terpengaruh oleh hal-hal yang buruk nantinya, sejalan dengan itu Pendidikan sebagai suatu
proses yang bergerak, dalam artian bisa merubah diri dan berkembang ketika terjadi
permasalahan di masyarakat sehingga peserta didik tersebut bisa mengikuti perubahan zaman
nantinya dan tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Pendidikan disekolah sebagai
tempat pendidikan diselenggarakan untuk generasi muda berkembang, sehingga peserta didik
dapat dengan aktif mengeluarkan sesuatu yang ada pada dirinya yang orang lain tidak ketahui
sama sekali.

Pendidikan karakter bagi anak merupakan catatan penting bagi seorang guru di masa
sekarang ini apalagi sekarang semuanya dilakukan serba dengan teknologi, dimana menuntut
seorang guru harus mengikuti perkembangan zaman, seperti yang disarankan oleh Isriwal P.
A, Firman, (2019) dalam penelitiannya sebagai seorang profesional di bidangnya sangat
penting bagi seorang guru untuk mengikuti perkembangan zaman karena zaman yang
dihadapi tersebut akan terus berubah-rubah dan arus nya semakin cepat apalagi sekarang
zaman sudah memasuki era 4.0. (Harri Jumarto, 2021).
B. Tujuan Penulisan
Penulisan karya ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi peserta didik dalam upaya memperoleh
pendidikan dan karakter
2. Untuk mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan apabila peserta didik tidak
memperoleh pendidikan dan karakter yang baik
3. Untuk menemukan solusi untuk menjadikan peserta didik menjadi generasi muda
yang berkarakter
4. Untuk memanfaatkan pendididikan dan karekter sebagai upaya menjadikan peserta
didik menjadigeneraju muda yang berpendidikan dan berkarakter
5. Mejelaskan secara detail impemlentasi pendidikan dan karakter pada peserta didik

C. Manfaat Penulisan
Adapun penulisan karya ini memberi manfaat antara lain:

1. Peserta didik menerima ide/gagasan yang diberikan sehingga bermanfaat untuk


mampu memperoleh pendidikan dan karakter yang diharapkan peserta didik
2. Peserta didik mengetahui permasalahan pendidikan dan karakter yang sering timbul
di sekitar
3. Peserta didik memperoleh alternatif dan solusi dari permasalahan pendidikan dan
karakter yang timbul
BAB II
PERMASALAHAN

A. Kondisi Terkini

Proses belajar bukanlah proses instan. Hasil belajar tidak dapat dilihat dalam sekejap mata.
Dalam prosesnya, pasti guru pintar menemukan siswa yang mengalami kendala belajar atau
siswa tidak paham pelajaran. Dalam permasalahan yang kami temukan pada saat melakukan
penelitian di sekola Yayasan perguruan santo Paulus ada beberapa siswa yang mengalami
kendala saat memahami pembelajaran. Kesulitan belajar yang dialami siswa dapat
dikategorikan menjadi Learning Disorder, Learning disfunction, Underachiever, Slow
Learner dan Learning Disability. Siswa yang mengalami learning disorder biasanya
terganggu belajarnya karena hilangnya respons yang bertentangan dengan karakteristik siswa.
Hal ini dapat berakibat capaian belajar siswa menjadi lebih rendah dari potensi yang dimiliki.
Learning disfunction adalah gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak
berfungsi dengan baik meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya
subnormalitas mental ataupun gangguan psikologis lainnya. Sedangkan underachiever
mengacu pada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong
diatas normal. Tetapi, sayangnya potensi belajar yang didapatkan tergolong rendah. Sebagai
contoh, anak yang di tes kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong
sangat unggul (IQ-nya 130). Namun, anehnya prestasi belajar yang didapatkan nya biasa-
biasa saja atau malahan sangat rendah. Dan kesulitan belajar yang selanjutnya adalah Slow
Learner. Siswa yang termasuk dalam kategori ini adalah siswa yang dalam belajarnya lambat
menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
bisa memahami materi yang disampaikan.

Kesulitan terakhir adalah siswa yang memiliki Learning Disabilities atau ketidakmampuan
dalam belajar seperti siswa lainnya. Pada kategori ini, siswa mengalami ketidakmampuan
belajar yang mengacu pada gejala dimana siswa tidak dapat belajar sama sekali atau
menghindari belajar. Sehingga, tidak pernah menemui hasil pembelajarannya secara
intelektual.

Dalam penelitian ini, kami juga memberikan beberapa soal kuis dan ada beberapa siswa
yang mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut, karenanya siswa ini mengalami
keterlambatan dalam menerima atau menangkap pelajaran sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk memahami materi yang telah disampaikan sehingga jawaban yang
diberikan tidak sesuai dengan materi yang telah disampaikan sebelumnya.
BAB III
SOLUSI DAN PEMBAHASAN

A. Gagasan
Kesalahan dalam mengajar adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini
menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya menerangkan
pelajaran terus menerus. Padahal dikelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran.
Solusinya kita harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya.
Setelah itu guru dapat merancang metode pembelajaran yang kreatif, yang dapat
mengcover semua gaya belajar siswa dikelas. Kita juga harus mendesain media
pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta
empati, mengidentifikasi permasalahan, melakukan uji coba (memberikan kuis), dan
jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.
Pada saat melakukan pembelajaran pasti ada beberapa murid yang merasa bosan
dengan pembelajaran yang diterangkan oleh guru, agar murid tidak terlalu bosan guru
bisa memberikan berbagai media belajar yang lebih menarik seperti, menunjukkan video
pembelajaran dengan animasi, dan mengajak siswa bermain game seru agar proses
pembelajaran tidak terlalu kaku dan juga agar siswa dapat menyukai mata pelajaran yang
diikutinya.
Kondisi emosional siswa sangt berpengaruh pada kesuksesan pembelajaran.
Bagaimana perasaan siswa terhadap guru dapat menjadi salah satu sebabnya. Siswa nya
menyukai gurunya otomatis akan bersemangat dalam belajar dan tidak sungkan jika ingin
bertanya. Sebaliknya, jika siswa tidak menyukai pelajaran yang diajarkannya. Nah kita
harus dapat bersikap yang membuat siswa merasa aman dan nyaman. Terapkan 4
kompetensi guru terutama kompetensi kepribadian. Buat siswa merasa dekat dan
termotivasi dalam belajar.

B. Solusi Yang Pernah Ditawarkan


Karakteristik anak atau siswa dalam belajar memang sangat bervariasi, misalkan saja
dalam hal kemampuan untuk memahami pelajaran. Bisa dipastikan bahwa di dalam suatu
kelas biasanya akan ditemukan karakter anak yang cepat dalam memahami pelajaran
namun ada juga anak yang lambat dalam memahami pelajaran. Kadang kesalahan yang
biasa dilakukan oleh guru adalah menerapkan metode pembelajaran yang sama terhadap
anak yang memiliki kemampuan yang cukup tinggi dalam memahami suatu pembelajaran
dengan anak yang lambat dalam memahami pelajaran.
Alhasil anak yang lambat dalam memahami pelajaran akan sulit mengimbangi
kemampuan anak yang memiliki intelegensi tinggi dan cepat dalam memahami suatu
pembelajaran. Hal tersebut bisa dilihat melalui hasil tes baik dalam bentuk tugas individu
kerja kelompok atau hasil ulangan, dimana anak yang lambat memahami pelajaran
biasanya selalu mendapat nilai rendah ketimbang anak yang memiliki kemampuan yang
cukup tinggi dalam memahami pelajaran. Guru yang kurang memahami cara
memperlakukan anak menurut tingkat intelegensinya juga kadang menyalahkan anak
yang lambat memahami pelajaran, padahal salah satu penyebab anak tersebut lambat
memahami pelajaran adalah cara guru yang kurang tepat dalam memperlakukan anak.
Akhirnya siswa yang lambat memahami pelajaran dicap sebagai anak yang bodoh
padahal jika ditangani dengan tepat bisa jadi anak tersebut mampu berprestasi. Dengan
sugesti atau mindset pikiran yang ditanamkan oleh orang sekitarnya baik itu oleh guru,
teman dan lain-lain bahwa dia anak yang bodoh dan lambang paham pelajaran, atau
akhirnya anak tersebut menjadi benar benar bodoh di kelas. Kondisi seperti ini
semestinya bisa diminimalisir oleh seorang guru, karena fungsi guru bukan hanya sekedar
mengajar siswa akan tetapi juga berperan sebagai motivator, mediator, konstruktor dan
bukan hanya itu guru juga dituntut agar bisa memposisikan diri dalam berbagai kondisi
dan keadaan dalam mendidik anak.
Cara mengatasi anak tersebut:
• Memahami Karakteristik Anak
Sebelum menerapkan suatu metode dalam mengatasi anak yang lambat dalam
memahami pelajaran, terlebih dahulu guru harus tahu bagaimana karakter anak
tersebut. Misalkan apakah Anak tersebut nakal atau malas, hiperaktif, pendiam,
penyendiri dan lain-lain.
• Menerapkan metode tertentu kepada anak yang lambat memahami
pelajaran.
Setelah mengetahui karakter anak langkah selanjutnya adalah memilikan
metode pembelajaran yang bisa mengatasi masalah anak yang lambat
memahami pelajaran, metode tersebut cukup diterapkan pada anak yang terkait.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif metode yang digunakan
dalam mengatasi anak tersebut selain itu anak yang mengalami kesulitan belajar
memang harus diperlakukan istimewa dari anak yang lain.
• Memberikan tugas tambahan
Cara yang bisa guru lakukan dalam meningkatkan pemahaman siswa yang
lambat dalam memahami pelajaran adalah dengan memberikan tugas tambahan.
Tugas tambahan tersebut bisa berupa PR dalam bentuk teks atau tugas membaca
dll. Tujuannya adalah agar anak bisa mengejar ketertinggalan dari siswa lain
yang memiliki tingkat pemahaman yang cukup baik.
• Memilikan tempat duduk yang tepat.
Langkah lainnya dalam mengatasi anak yang lambat memahami pelajaran
adalah dengan memberikan posisi atau tempat duduk yang membuatnya bisa
lebih jelas mendengar penjelasan guru, sebaiknya anak yang lambat memahami
pelajaran diberikan tempat duduk diposisi paling depan. Hal tersebut bertujuan
agar guru mudah mengontrol siswa yang terkait, dan siswa akan lebih fokus
dalam menerima pelajaran.
C. Gagasan Baru Yang Ditawarkan
Pada pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah proses
pembelajaran dengan tujuan untuk dikembangkannya bakat pada diri anak, baik itu
bersifat kepribadian, kecerdasan, spiritual dan keagamaan. Pendidikan dapat pula
diartikan sebagai upaya sadar yang sistematis dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan Karakter merupakan harapan sebuah negara terhadap bangsanya, di mana
pendidikan karakter akan melahirkan peserta didik yang sangat diharapkan, dimana
peserta didik tersebut bisa mengimbangkan sikap kognitif, afektif dan psikomotoriknya
sehingga peserta didik tersebut bisa bersaing nantinya ketika mereka sudah tumbuh
dewasa.
Karakteristik anak atau siswa dalam belajar memang sangat bervariasi, misalkan saja
dalam hal kemampuan untuk memahami pelajaran. Bisa dipastikan bahwa di dalam suatu
kelas biasanya akan ditemukan karakter anak yang cepat dalam memahami pelajaran
namun ada juga anak yang lambat dalam memahami pelajaran. Dalam mengatasi
permasalahan diatas guru bisa mengatasi nya dengan beberapa cara agar siswa bisa lebih
cepat memahami, dengan cara memahami karakteristik anak tersebut, menerapkan
metode tertentu kepada anak yang lambat memahami pembelajaran, memberikan tugas
tambahan dirumah untuk melatih kemampuan berpikir anak.

D. Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan


Dalam Perencanaan pembelajaran, guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus dengan menentukan komptensi
dasar yang akan dicapai.
Siswa merupakan kelompok individu yang berbeda, kemampuan dan bakatnya, tingkat
usia maupun perkembangan fisik dan mentalnya. Hal tersebut terjadi akibat perbedaan
latar belakang mereka. Mengenai hal ini, Zakiyah Darajat mengatakan: Sejak lahir ke
dunia anak sudah memiliki kesanggupan berfikir (cipta), kemauan (karsa), perasaan (rasa)
dan kesanggupan luhur yang dapat menghubungkan manusia dengan Tuhannya.
Kesanggupan-kesanggupan ini tidak sama bagi setiap anak. Selanjutnya dengan adanya
faktor luar seperti pengaruh keluarga, metode pembelajaran, kurikulum, alam dan
sebagainya, semakin menambah perbedaan kesanggupan murid. (Zakiyah, 1996).
Penyesuaian taraf kemampuan siswa dengan strategi pembelajaran, menurut pendapat
Abdullah Ahmad, bahwa manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami taraf pemikiran yang terus meningkat dari waktu ke waktu, berfikir secara
logis tidak dapat dicapai manusia secara ilmiah, melainkan harus ditumbuhkan melalui
serangkaian latihan secara kontinyu. Selain itu guru juga harus mengingatkan muridnya
agar dalam menuntut ilmu berusaha untuk mencari ilmu yang bermanfaat yaitu yang
membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat dan mengajarkan pelajaran yang sesuai
dengan tingkat intelektual dan daya tangkap. (Abudin Nata, 1997).
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan ialah proses pembelajaran dengan tujuan untuk dikembangkannya bakat
pada diri anak, baik itu bersifat kepribadian, kecerdasan, spiritual dan keagamaan.
Pendidikan dapat pula diartikan sebagai upaya sadar yang sistematis dalam mencapai
kehidupan yang lebih baik. Secara sederhana Pendidikan merupakan pelajaran yang
berharga bagi anak yang membuatnya menjadi manusia yang lebih kritis dalam berpikir
sehingga bisa menciptakan karakter yang diinginkan oleh guru dan kedua orang tua
mereka.
Pendidikan Karakter merupakan harapan sebuah negara terhadap bangsanya, di mana
pendidikan karakter akan melahirkan peserta didik yang sangat diharapkan, dimana
peserta didik tersebut bisa mengimbangkan sikap kognitif, afektif dan psikomotoriknya
sehingga peserta didik tersebut bisa bersaing nantinya ketika mereka sudah tumbuh
dewasa. Pendidikan karakter merupakan usaha yang sadar untuk merubah dan
mengembangkan perilaku seseorang kearah yang lebih baik agar mampu hidup dalam
bermasyarakat dan bisa bergabung didalam kehidupan bermasyarakat nantinya sehingga
peserta didik tersebut tidak terpengaruh oleh hal-hal yang buruk nantinya, sejalan dengan
itu Pendidikan sebagai suatu proses yang bergerak, dalam artian bisa merubah diri dan
berkembang ketika terjadi permasalahan di masyarakat sehingga peserta didik tersebut
bisa mengikuti perubahan zaman nantinya dan tidak tertinggal oleh perkembangan
zaman.
Kesalahan dalam mengajar adalah menyamaratakan semua siswa. Hal ini
menyebabkan guru akan menerapkan satu metode untuk semua. Misalnya menerangkan
pelajaran terus menerus. Padahal dikelas ada siswa yang memiliki gaya belajar visual dan
kinestetik. Tentu saja hal ini dapat membuat siswa mengalami kesulitan memahami
pelajaran.
Solusinya kita harus memahami karakteristik siswa termasuk juga gaya belajarnya.
Setelah itu guru dapat merancang metode pembelajaran yang kreatif, yang dapat
mengcover semua gaya belajar siswa dikelas. Kita juga harus mendesain media
pembelajaran dengan hati-hati dan penuh pertimbangan. Caranya dengan membuat peta
empati, mengidentifikasi permasalahan, melakukan uji coba (memberikan kuis), dan
jangan segan-segan untuk melakukan perbaikan.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, cet. 1 (Jakarta: Wacana Ilmu, 1997), h. 164.

Harri Jumarto Suriadi, Firman, Riska Ahmad. Analisis Problema Pembelajaran Daring
Terhadap Pendidikan Karakter Peserta Didik. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan
Volume 3 Nomor 1 Tahun 2021 Halm 165-173

Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h.

You might also like