Professional Documents
Culture Documents
Materi 7 Lhi
Materi 7 Lhi
PERTEMUAN :7
TIM DOSEN : Dra Reinita M.Pd, Atri Waldi, M.Pd, Yesi Anita, S.Pd., M.Pd
Pada mata kuliah lembaga hubungan dan organisasi international mahasiswa dapat
memahami, menghayati, menerapkan akan wawasan ilmu lembaga hubungan international
dan organisasi international untuk menumbuhkan kesadaran, partisipasi, dan tanggung
jawab sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia yang baik, memberikan
pemahaman mendasar mengenai ilmu tentang hubungan dan organisasi international,
memahami sejarah serta peran hubungan dan organisasi international dalam dinamika
keilmuan hubungan dan organisasi international, memahami perspektif utama dalam
hubungan international yang akan digunakan sebagai kerangka berfikir tioritis dalam
menganalisis hubungan international dan organisasi international, memahami institusi dan
aktor dalam hubungan international.
MATERI PERTEMUAN 7
Dalam mempelajari politik luar negeri, penegertian dasar yang harus kita ketahui yaitu
politik luar negeri itu pada dasarnya merupakan “action theory”, atau kebijakasanaan suatu
negara yang ditujukan ke negara lain untuk mencapai suatu kepentingan tertentu.
Secara umum, politik luar negeri (foreign policy) merupakan suatu perangkat formula
nilai, sikap, arah serta sasaran untuk mempertahankan, mengamankan, dan memajukan
kepentingan nasional di dalam percaturan dunia internasional. Kepentingan nasional
merupakan keseluruhan nilai yang hendak diperjuangkan atau dipertahankan di forum
internasional. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa kepentingan nasional merupakan kunci
dalam politik luar negeri.
Salah satu cara untuk memahami konsep politik luar negeri adalah dengan jalan
memisahkannya ke dalam dua komponen yaitu “politik” dan “luar negeri”. Politik (policy)
adalah seperangkat keputusan yang menjadi pedoman untuk bertindak, atau seperangkat aksi
yang bertujuan untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Agar
dapat mengetahui konsep luar negeri maka yang harus dipahami adalah konsep wilayah. Di
mana yang dikatakan luar negeri adalah luar wilayah suatu negara.Jadi politik luar negeri
(foreign policy) berarti seperangkat pedoman untuk memilih tindakan yang ditujukan ke luar
wilayah suatu negara.
Politik luar negeri menggambarkan suatu tindakan negara yang mengarah pada situasi
tertentu yang dipengaruhi oleh kondisi, ruang dan waktu, baik dipengaruhi oleh kondisi
domestik maupun kondisi internasional.
Pollitik (kebijakan) luar negeri adalah strategi yang dirumuskan oleh elit politik suatu
negara dalam hubungannya dengan negara lain untuk memperoleh, memperjuangkan, dan
mempertahankan kepentingan nasionalnya (national interest) melalui jalan (instrumen)
diplomasi ataupun perang.
Politik luar negeri suatu negara lahir ketika negara itu sudah dinyatakan sebagai suatu
negara yang berdaulat. Sejak deklarasi kemerdekaan pada 1945, Indonesia sebagai suatu
negara yang merdeka dan berdaulat serta anggota aktif masyarakat internasional telah ikut
berkiprah dalam percaturan politik internasional.
Prinsip dasar politik luar negeri Indonesia didefinisikan secara luas sebagai “partisipasi
aktif dan mandiri dari kepentingan nasional Indonesia” yang secara spesifik termanifestasi
dalam pendirian “politik non-blok”-nya. Implementasi dari prinsip-prinsip tersebut berubah
seiring berjalannya waktu, sebagian sebagai refleksi dari pergantian lingkungan eksternal dan
sebagian lagi sebagai reaksi dari pergantian kebutuhan domestik.
Dalam kaitannya dengan politik luar negeri Indonesia, setiap Presiden menghadapi
keadaan yang berbeda-beda pada saat memerintah, baik dari domestik maupun dari konstelasi
politik global. Meskipun strategi penerapan kebijakan dari masing-masing Presiden memiliki
karakteristik tersendiri, mereka tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri Indonesia
yang bebas dan aktif. Penafsiran bebas dan aktif inilah yang disesuaikan dengan keadaan
domestik dan konstelasi politik global pada saat itu.
Tujuan politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan
tersebut memuat gambaran atau keadaan negara di masa mendatang dan kondisi masa depan
yang diinginkan.
Dalam pelaksanaan politik luar negeri harus dipilih teknik atau instrument yang cocok
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kekuatan nasional.
Pemerintah dihadapkan dengan beberapa alternatif pemilihan instrumen. Instrument-
instrumen tersebut ada yang legal da nada yang illegal. Instrument yang legal bersifat
kooperatif, keabsahannya diakui dan sering digunakan, misalnya diplomasi. Sedangkan yang
illegal tidak bisa diterima oleh pihak lain dan biasanya dipergunakan dalam kondisi yang
memperlihatkan adanya oposisi, misalnya subversi. Tetapi perlu diperhatikan, sekalipun
hubungan antar negara dalam situasi konflik, sepanjang masih ada kemauan untuk mencapai
kesepakatan maka instrument yang legal masih bisa dipakai.
Salah satu instrumen politik luar negeri adalah diplomasi. Diplomasi merupakan hal yang
sangat penting dalam mengelola hubungan internasional dan memiliki teterkaitan bahkan
merupakan instrumen dari politik luar negeri. Diplomasi adalah sebuah seni bernegosiasi
antar pemerintah yang bersifat tidak memaksa satu sama lain. Dengan kata lain diplomasi
diartikan sebagai cara mengelola hubungan internasional secara damai.
Untuk suksesnya diplomasi, suatu negara harus mengetahui betul apa yang negara tersebut
inginkan, apa yang negara lain inginkan, dan dapat menjadikan kedua tujuan berbeda tersebut
kompatibel. Selain itu komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting. Diplomasi yang
dilakukan oleh AS dan sekutunya di Suriah merupakan diplomasi yang gagal, hanya karena
keserakahan terhadap minyak mereka merusak negara tersebut. Hal itu dapat dijadikan
pengalaman buruk yang keberadaannya harus diminimalisir.
Instrumen politik luar negeri yang dominan digunakan oleh masing-masing Presiden
Indonesia pada masing-masing periode adalah diplomasi. Sebab, tujun nasional Indonesia
utamanya adalah menjaga hubungan baik dengan negara-negara di dunia. Dan diplomasi
merupakan instrumen yang paling cocok digunakan dalam menjalankan strategi pelaksanaan
politik luar negeri Indonesia.
Propaganda internasional ini dapat dibedakan antara yang dijalankan dalam masa damai
dan yang dilancarkan pada masa perang. Pada masa perang yang dilancarkan adalah bentuk
propaganda agresif. Sebagai contoh pada perang dunia propaganda AS yang dijalankan antara
lain dengan menyebarkan pamflet, atau menyiarkan berita yang akan melemahkan semangat
masyarakat negara musuh mendukung pasukan mereka, pada damai propaganda yang
dijalanan adalah antara lain dengan mendirikan perpustakaan yang membuat publik luar
negeri memliki pandangan positif terhadap AS atau menyiarkan film yang membuat
masyarakat di luar negeri menganggap AS adalah model negara terbaik dunia.
Instrumen politik luar negeri dalam bidang ekonomi salah satunya yaitu instrument
perdagangan. Instrumen perdangan dalam politik luar negeri biasanya dilakukan dengan tiga
maksud, yaitu:
Selain perdagangan internasional, instrumen lain politik luar negeri dalam bidang
ekonomi adalah bantuan pembangunan. Seperti yang dilakukan oleh Jerman. Sebagian besar
dana pembangunan Jerman mengalir ke Afrika, benua yang sebelumnya tidak dianggap
menarik. Selama beberapa dekade, Jerman membatasi politiknya tentang Afrika hanya pada
soal pembangunan. Sementara itu, banyak perubahan terjadi. Dalam dua dekade terakhir,
Afrika menyaksikan fase konflik berdarah dan instabilitas yang tiada tara. Namun ekonomi
mulai tumbuh di sejumlah negara. Walau krisis global mengganggu kemajuan yang sempat
dicapai, banyak perusahan tetap tertarik pada Afrika. Ini semua tentu berdampak pada politik
Afrika yang dijalankan Jerman
Intervensi adalah bagian dari politik suatu negara terhadap negara lain dengan cara
melakukan campur tangan dalam perselisihan antar negara sebagai sarana untuk mencapai
tujuan atau meningkatkan nilai sosial di luar negeri.
Militer adalah salah satu instrument politik luar negeri dalam bidang intervensi. Biasanya
negara yang melakukan intervensi akan mengirimkan pasukan militernya ke suatu negara
yang bertikai.
Merupakan sumber yang berasal dari lingkungan internal. Sumber ini mencakup faktor
kebudayaan dan sejarah, pembangunan ekonomi, struktur sosial dan perubahan opini publik.
Kebudayaan dan sejarah mencakup nilai, norma, tradisi, dan pengalaman masa lalu yang
mendasari hubungan antara anggota masyarakat. Pembangunan ekonomi mencakup
kemampuan suatu negara untuk mencapai kesejahteraan sendiri. Hal ini dapat mendasari
kepentingan negara tersebut untuk berhubungan dengan negara lain. Struktur sosial
mencakup sumber daya manusia yang dimiliki suatu negara atau seberapa besar konflik dan
harmoni internal dalam masyarakat. Opini publik juga dapat menjadi faktor dimana penstudi
dapat melihat perubahan sentimen masyarakat terhadap dunia luar.
Merupakan sumber internal yang melihat nilai-nilai pengalaman, bakat serta kepribadian
elit politik yang mempengaruhi persepsi, kalkulasi, dan perilaku mereka terhadap kebijakan
luar negeri. Disini tercakup juga persepsi seorang elit politik tentang keadaan alamiah dari
arena internasional dan tujuan nasional yang hendak dicapai.
Selain keempat sumber kebijakan luar negeri di atas, terdapat pula hirauan akan faktor ukuran
wilayah negara dan ukuran jumlah penduduk, lokasi geografi, serta teknologi yang dapat
terletak pada sumber sistemik atau masyarakat. Dengan banyaknya faktor yang beraneka
ragam, Rosenau menyarankan untuk melakukan cluster of input, dimana penstudi kebijakan
luar negeri dapat memeilih dan menggabungkan faktor mana yang paling penting dan patut
diberi perhatian dalam menjelaskan politik luar negeri suatu negara yang diteliti.
Ringkasan