You are on page 1of 9

PERAN GENERASI MUDA UNTUK MEMPERKUATKAN

KETAHANAN NASIONAL

Nama : Muhammad Hidayatullah


NIM : 049172063
Tugas :1
Matkul : Pendidikan Kewarganegaraan
I. Pendahuluan
Dunia, memasuki abad ke-21 atau Milenium III ditandai dengan perubahan
fundamental pada berbagai sisi kehidupan manusia, terlebih kemajuan di bidang
transportasi, telekomunikasi, ilmu pengetahuan dan informasi yang membuat hubungan
antar-manusia menjadi lebih dekat.Perpindahan manusia dan barang antar-negara lebih
mudah dan lebih sering karena modatransportasi yang tumbuh dengan pesat. Pergerakan
modal juga mengalami perubahan yangcepat, saat ini setiap orang bisa menanamkan
investasi melintasi negara melalui pasar modal di berbagai negara yang terkoneksi ke
seluruh dunia. Teknologi telekomunikasi dan informasimembuat komunikasi antar-
manusia di berbagai belahan dunia dapat berjalan dengan cepat danreal time. Informasi
bergerak dengan leluasa dan tidak ada satu negara pun yang dapatmembendung informasi
dari luar. Intinya muncul kekaburan batas-batas negara (borderless) dansemakin
menyatunya dunia dengan resiko munculnya saling ketergantungan antar-
negara(interdependensi).
Keadaan ini disebut dengan globalisasi, yaitu ketika dunia menjadi sebuah desa
global (globalvillage) yang memperpendek jarak dan interaksi manusia di berbagai belahan
bumi. Namunkeadaan ini tidak selamanya menguntungkan, menurut Sosiolog Anthony
Giddens, globalisasimenjadikan masa depan yang dihadapi bersama penuh dengan
ketidakpastian, perubahan adalahsesuatu yang tak bisa dihindarkan bahkan cenderung
berkembang menjadi suatu gejala baru yang penuh dengan kontradiksi, konflik maupun
pembalikan arah, sehingga membuat hari depan akan penuh dengan kejutan . Tantangan
sebuah bangsa dan negara akan semakin rumit dan berat.Krisis moneter tahun 1997 adalah
contoh nyata bahwa sebuah negara dapat terpuruk akibat permainan mata uang, yang
dilakukan oleh pelaku pasar uang.
Belakangan, masyarakat dunia juga menghadapi berbagai krisis yang diakibatkan
oleh terkurasnya sumber energi dan sumber makanan dunia yang menggenapi krisis
ekonomi yangmakin mengglobal. Krisis pangan, krisis energi, krisis ekonomi, bahkan
krisis air menjadiancaman yang tidak boleh disepelekan. Negara-negara yang tidak
memperhatikan ketahanan pangan dan ketahanan lainnya akan mudah terpuruk menjadi
bangsa yang lemah dan tergantungdari bangsa lain.
Tidak bisa dimungkiri, memang bangsa Indonesia yang memiliki limpahan
Sumberdaya Alam(SDA). Namun, keadaan itu ternyata tidak cukup menjadikan bangsa
dan negaranya kuat.Sumberdaya Manusia (human resources atau SDM) kurang cukup
mengimbangi pembangunanekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi
(Iptek). SDA yang melimpah tetapi tidak didukung oleh SDM yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi, menjadikanketergantungan pada bangsa-negara asing. Melihat
kondisi SDA dan ancaman ketergantungan pada asing memperlihatkan bahwa peningkatan
kualitass SDM menjadi sangat vital.
Pembangunan Nasional Indonesia pada hakikatnya adalah pembangunan manusia
Indonesiaseutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan
Nasional bertujuanuntuk mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa dan tujuan nasional
dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyatdalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,
tenteram, tertib dan dinamis serta dalamlingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai. Tantangan pembanguannasional antara lain mewujudkan
kemandirian, kemajuan ekonomi yang perlu didukung oleh kemampuan mengembangkan
potensi diri. Tantangan tersebut antara lain;
[1] mengembangkan perekonomian yang didukung oleh penguasaan dan penerapan
teknologi;
[2] meningkatkan produktivitas SDM;
[3] mengembangkan kelembagaan ekonomi yang efisien denganmenerapkan praktik-
praktik terbaik dan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik; dan
[4] menjamin ketersediaan kebutuhan dasar dalam negeri.
Berbagai tantangan diatas adalah saling terkait dan saling mendukung. Salah satu
potensi yang penting dikembangkan adalah keberadaan pemuda yang merupakan SDM
muda (young humanresources) yang dimiliki oleh setiap bangsa. Jumlah pemuda yang
mencapai 80 juta orangmerupakan potensi pembangunan yang sangat besar .
Pemberdayaan pemuda sebagai upaya peningkatan kualitass SDM dilakukan melalui
dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan sehingga
mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju,mandiri, berjiwa wirausaha,
tangguh, unggul, berdaya saing, demokratis dan bertanggung jawabdalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

II. Kajian Pustaka


Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda Dalam kosakata bahasa Indonesia,
pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dankaum muda yang memiliki
terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda, digunakan istilahyoung human resources
sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka adalah generasi yangditempatkan sebagai
subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuandan
keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri
dalamketerlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna penyelesaian
masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri bahwa pemuda
sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih memerlukan bantuan, dukungan
dan pengembangan kearah pertumbuhan potensi dan kemampuan efektif ke tingkat yang
optimal untuk dapat bersikapmandiri dan melibatkan secara fungsional .
Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau pemuda berada dalam status yang
sama dalammenghadapi dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai
‘generasi yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung
jawabnya yang semakinkompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh dinamika,
berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di samping memetik
buah pengalaman generasi tua. Dalamhubungan ini, generasi tua tidak dapat mengklaim
bahwa merekalah satu-satunya penyelamatmasyarakat dan negara.
Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk
memelihara danmembangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih
berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah
memperlihatkan kiprah kaum muda selalumengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah.
Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utamadalam proses modernisasi dan perubahan.
Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik yang mempunyai
kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangatmudanya, sifat kritisnya, kematangan
logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya.Angkatan 1908 mendapat inspirasi
dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibatkemenangan Jepang terhadap
Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaransebagai bangsa. Melalui
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda berikrar untuk mengakui satu
bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi angkatan yang mendorong lahirnyanegara baru
bernama Indonesia melalui proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan1966
melakukan koreksi terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI.
Angkatan 1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan
pemerintah Orde Baruhingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan
oleh Presiden Soeharto.Lewat gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan
muncul sebagai ‘penyelamatkrisis’ bangsa.
Melihat peran pemuda tersebut, posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa
adalah sangaturgen. Krisis ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum
berakhir. Pemuda yangmenjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk
tampil, meski tantangan yangdihadapi selalu berbeda.

III. Pembahasan
A. Ketahanan Nasional dan Perlunya Pemuda Tampil
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri
atas ketangguhanserta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapisegala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan
dan gangguan baik yang datang daridalam maupun luar, secara langsung maupun yang
tidak langsung yang mengancam danmembahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangandalam mewujudkan tujuan
perjuangan nasional. Bentuk-bentuk ancaman tersebut menurut doktrin Hankamnas
(catur dharma eka karma) adalah :
[1] ancaman di dalam negeri, misalnya pemeberontakan dan subversi yang berasal
atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.
[2] ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan
kolonialis medan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh
dari luar negeri.
Melihat berbagai tantangan tersebut, seluruh elemen bangsa seperti pemerintah,
masyarakat,generasi tua, wanita, pemuda dan sebagainya, memiliki peranan vital di
masing-masing bidangnya. Namun, pemuda yang memiliki batasan produktif dalam
berkarya, memiliki posisiyang penting. Dalam konstruksi pemuda, posisi generasi
muda lebih sebagai subjek dibandingsebagai obyek dan pada tingkat tertentu berperan
secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab dan
efektif. Artinya, kalaupun masih banyak pemuda yang berposisi sebagai obyek
pembangunan, maka harus terjadi perubahan paradigma, sehingga posisimereka
sebagai obyek bisa berubah dengan pemberdayaan diri dan kesadaran
berkarya.Dengan demikian, pemuda tidak hanya memiliki tantangan terhadap dirinya
sendiri, yaitu melihat dirinya sebagai obyek pembangunan, tetapi tantangan luar yang
menghampiri seluruh bangsa. Kesadaran untuk menjadi subyek sangat perlu dihayati
bahwa solusi pengangguran dan berbagai problem pemuda lainnya, bisa diselesaikan
oleh mereka sendiri. Kemampuanmenyelesaikan problem obyektif yang ada
diharapkan mampu mengantarkan pemuda untuk tampil menghadapi tantangan yang
lebih luas lagi.
B. Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
Potensi yang dimiliki oleh generasi muda diharapkan mampu meningkatkan
peran danmemberikan kontribusi dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan
bangsa, bahkan menuju pada makin memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan
semangat bangsa, sebagaimana yangdimaksudkan Socrates sebagai discovery of the
soul . Berbagai gejala sosial dengan mudah dapatdilihat, mulai dari rapuhnya sendi-
sendi kehidupan masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial,memudarnya etika,
lemahnya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi
sebagai amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman,
mahalnyamenegakan keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus
selesaikan.Hal ini harus menjadi catatan agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas,
karena bangsa ini sesungguhnya sedang menghadapi problem multidimensi yang
serius, dan harus dituntaskansecara simultan tidak fragmentasi.
Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai dasar bangsa ke depan perlu bberapa
langkah strategis dalam mengatasi persoalan bangsa ; pertama, komitmen untuk
meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan martabat bangsa
Indonesia dimata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa. Seluruh aktivitas
pembangunan sejauhmungkin dijalankan berdasar kemampuan sendiri, misalnya
dengan menegakkan semangat berdikari. Kedua, harmonisasi kehidupan sosial dan
meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga berkembang mutual social trust yang
berawal dari komitmen seluruh komponen bangsa.Pelaksanaan hukum, sebagai
benteng formal untuk mengatasi korupsi, tidak boleh dipaksatunduk pada kemauan
pribadi pucuk pimpinan negara. Ketiga, penyelenggara negara dansegenap elemen
bangsa harus terjalin dalam satu kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segeraterwujudnya
sistem kepemimpinan nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat yangmemiliki
integritas tinggi (terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke depan)
pemimpinyang jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi
(inspiring) danmengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif, memiliki
semangat jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat
solidaritas (solidarity maker) atau conflictresolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus
mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yangmerepresentasikan aspirasi,
sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejalaketidakadilan yang terjadi
di masyarakat.
C. Strategi Pemuda dalam Memperkuat Ketahanan Nasional
Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang
berwawasankebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak
mulia adalah :
1. Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana, menyeluruh,
terpadu,terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya
wawasan generasi mudadalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan
generasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan
pemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakanrangkaian yang
berkelanjutan.
2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang bersifat
lintas bidangdan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin dari
perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan
pengawasanserta melibatkan peran sertamasyarakat.
3. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek
dan padatingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan secara
lebih aktif, produktif dalammembangun jati diri secara bertanggung jawab dan
efektif.
Dalam pelaksanaan strtategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan kewajiban
yang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai usia dewasa.
Proses gradual ini secarasosiologis meru¬pakan proses sosialisasi (penanaman) nilai dan
norma masyarakat sesuai dengantahapan usianya. Proses ini dapat dikelompokkan sesuai
usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahundan 21-35 tahun.
Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam
rangkamemperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang dewasa
sehingga ketikamereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35 tahun), diharapkan
mampu mencapaitingkat kematangan pemikiran sekaligus mampu menerapkannya dalam
lingkungannya. Namun demikian, perlu sarana kondusif untuk mencapai puncak
kematangan sebuah generasi.
Pemuda, dan masyarakat umumnya, memerlukan fasilitas untuk mencapai
kemandirian. Pertama,harus diciptakan iklim yang kondusif agar para generasi muda dapat
mengaktualisasikan segenap potensi, bakat, dan minat yang dimilikinya.
Dengan pernyataan ini maka berarti kita memiliki pandangan yang positif dan
optimis tentang para generasi muda, yaitu bahwa setiap generasimuda memiliki potensi,
bakat, dan minat masing-masing. Kedua, pemberdayaan generasi mudamembutuhkan suatu
strategi kebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Dengan strategi kebudayaan berarti kita
harus menempatkan generasi muda bukan lagi sebagai obyek, melainkan sebagaisubyek.
Para generasi muda harus diberikan otoritas untuk melakukan proses pembelajaransendiri
agar mereka menjadi lebih berdaya dan diberdayakan. Ketiga, memberikan kesempatandan
kebebasan kepada para generasi muda untuk mengorganisasikan dirinya secara bebas
danmerdeka. Ini dimaksudkan agar etos kompetisi tumbuh dan berkembang dengan
baik.Kecenderungan untuk menyeragamkan mereka dalam suatu wadah tunggal seperti
kebiasaan lama ternyata justru menumbuhkan semangat berkompetisi.
IV. Kesimpulan dan Saran
Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan bangsa,
terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dimungkiri bahwa
persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting adalah kesadaran pemuda
untuk mampu merubah dirinyadari obyek pembangunan menjadi subyek pembangunan dan
mampu tampil untuk mendukungketahanan nasional bangsa ini. Persoalan bangsa memang
tidak dapat segera diselesaikan, tetapi setidaknya, dengan membangun kesadaran bagi
pemuda, maka peroblem ketahanan nasional memiliki harapan untuk makin diperkokoh.

V. DAFTAR PUSTAKA
Anthony Giddens, Third Way and Its Critics, Illustrated Edition Postcard Book, Polity
Press,May 1 2000.
Edi Budiono, dkk (editor), Profil Pemuda Indonesia Tahun 2007, Kementerian Negara
Pemudadan Olahraga Republik Indonesia Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik,
Jakarta Desember 2007.
Erlangga Masdiana dkk, Peran Generasi Muda Dalam Ketahanan Nasional, Kementerian
negara Pemuda dan olahraga, April 2008.
Faisal H. Basri, Krisis Ekonomi di Tengah Gelombang Globalisasi : Implikasinya Bagi
Kerjasama Ekonomi di Asia Pasifik, Jakarta: Gramedia, 1999.
Keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 084/Menpora/1999
Manai Sophiaan, Nasionalisme dan Sumpah Pemuda dalam 45 Tahun Sumpah
Pemuda,Jakarta:Museum Sumpah Pemuda, Cet.2, 2006.
Seskoad, Kewiraan, Bandung: Seskoad, 1997.Sunario, Arti Sumpah Pemuda, Nasional dan
Internasional dalam 45 Tahun Sumpah Pemuda,Jakarta: Museum Sumpah Pemuda,
Cet.2. 2006
Undang Undang No. 3/2002 tentang Pertahanan Negara.
Wan Usman, Daya Tahan Bangsa. Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional,
UniversitasIndonesia, Jakarta, 2003.
Yussuf Solichien, Bayang-bayang Ekonomi Global, dalam Indonesia Baru dan
TantanganPemerintah, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1999.

You might also like